5 6210680056142889060 PDF
5 6210680056142889060 PDF
- Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 – Sebagian dari kita tentu sudah
mengetahui bahwa pada 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima.
dan tiga hari berselang bom atom juga dijatuhkan di kota Nagasaki. Kedua bom atom tersebut
mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar dan hancur nya berbagai infrastruktur sipil dan
militer Jepang, kala itu pemerintah Jepang benar-benar dalam kesulitan. Akhirnya, pada 14 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
- Berita kekalahan Jepang kepada Sekutu segera sampai pada kaum pergerakan kemerdekaan
Indonesia dan menjadi salah satu pemicu mereka untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
indonesia, untuk lebih jelasnya mengenai Peristiwa – Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, Berikut akan kita kupas tuntas mengenai peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan indonesia, Peristiwa-peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Peristiwa-peristiwa
Saat Proklamasi Kemerdekaan, peristiwa sebelum proklamasi, peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan.
Tetapi, golongan muda, seperti Sukarni dan Tan Malaka menginginkan proklamasi kemerdekaan
dilaksanakan secepat cepatnya. Para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam keadaan kekosongan kekuasaan
(vakum). Negosiasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. namun Golongan muda tidak menyetujui
rapat tersebut, mengingat PPKI merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Dan mereka lebih
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa indonesia sendiri, bukan pemberian dari Jepang.
Perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua inilah yang menjadi latar belakang
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Golongan Muda
Menanggapi sikap konservatif golongan tua, golongan muda yang diwakili oleh para anggota PETA dan
mahasiswa merasa kecewa. Mereka tidak setuju terhadap sikap golongan tua dan menganggap bahwa
PPKI merupakan bentukan Jepang. Sehingga mereka menolak seandainya proklamasi dilaksanakan
melalui mekanisme PPKI. Sebaliknya, mereka menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan
dengan kekuatan sendiri, tanpa pengaruh dari Jepang. Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang
mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sikap golongan muda secara resmi diputuskan dalam rapat yang diselenggarakan di Pegangsaan Timur
Jakarta pada 15 Agustus 1945. Hadir dalam rapat ini Djohar Nur, Chairul Saleh, Kusnandar, Subadio,
Subianto, Margono, Wikana dan Armansyah. Rapat yang diketuai Chairul Saleh ini menyepakati bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan
kepada pihak lain.
Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan Wikana pada Soekarno dan Hatta di
Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Mereka mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan segera
dikumandangkan pada 16 Agustus 1945. Jika tidak diumumkan pada tanggal tersebut, golongan
pemuda menyatakan bahwa akan terjadi pertumpahan darah. Namun, Soekarno tetap bersikap keras
pada pendiriannya bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh sebab itu, PPKI harus
segera menyelenggarakan rapat. Pro kontra yang mencapai titik puncak inilah yang telah mengantarkan
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Golongan Tua
Mereka yang dicap sebagai golongan tua adalah para anggota PPKI yang diwakili oleh Soekarno dan
Hatta. Mereka adalah kelompok konservatif yang menghendaki pelaksanaan proklamasi harus melalui
PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang pada 24 Agustus 1945. Alasan mereka adalah
meskipun Jepang telah kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga
hal-hal yang tidak diinginkan. Kembalinya Tentara Belanda ke Indonesia dianggap lebih berbahaya
daripada sekedar masalah waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.
Golongan Muda Membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus sekitar pukul 22.30 malam, utusan golongan muda yang terdiri dari Wikana,
Darwis telah menghadap Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana pun penyampaikan
tuntutan agar Bung Karno segera mengumumkan Proklamasi kemerdekaan Indonesia pad esok hari,
yakni pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno pun menolak tuntutan itu, dan lebih menginginkan
betemu dan bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) lainnya. karena bung karno menginginkan kemerdekaan Indonesia harus di capai tanap
pertumpahan darah.
Mendengar penolakan Bung Karno itu, maka Wikana pun mengancam bahwa pada esok hari akan
terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan pembunuhan secara besar-besaran. Hal tersebut pun
membuat suasana menjadi tegang antara Bung Karno dan Pemuda, yang di saksikan langsung oleh
Bung Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Dr. Buntara, dan Mr. Iwa Kusumasumantri.
Di tengah suasana pro dan kontra, golongan muda memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok . Pilihan ini diambil berdasarkan kesepakatan rapat terakhir golongan pemuda pada
16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Cikini, Jakarta. Maksud dan tujuan para pemuda membawa
kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta segera mengumumkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan secepatnya serta menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari
pengaruh Jepang.
Sementara itu di Jakarta, terjadi dialog antara golongan tua yang diwakili Ahmad Subardjo dan
golongan muda yang diwakili oleh Wikana, setelah terjadi dialog dan ditemui kata sepakat agar
Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta dan diumumkan pada 17 Agustus 1945. Golongan
muda kemudian mengutus Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam
rangka menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta.
Hal tersebut berjalan mulus lantaran Ahmad Subardjo memberi jaminan pada golongan muda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00.
Dengan jaminan itu, Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA Rengasdengklok) mau melepaskan
Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.
Dan sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah kediaman Bung Karno di jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta, untuk menurunkan Ibu Fasmawati (istri Bung Karno), yang kala itu ikut di bawa ke
Rengasdengklok. Dan pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI
di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama
membahas tentang Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Kemudian berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, diperoleh rumusan
teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang berbunyi:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-
singkatnja.
Djakarta, 17-8-„05
Wakil2 bangsa Indonesia
Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan tentang siapa yang harus
menandatangani teks tersebut. Kemudian Bung Hatta berpendapat agar teks proklamasi itu
ditandatangani oleh semua yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Namun, dari golongan muda
Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir,
akan tetapi cukup oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia dan Soekarno yang
nantinya membacakan teks proklamasi tersebut.
Usul tersebut didasari bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dwitunggal yang pengaruhnya cukup
besar di mata rakyat Indonesia. Usul Sukarni kemudian diterima dan Soekarno meminta kepada Sayuti
Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut, disertai dengan perubahan-perubahan yang
sebelumnya telah disepakati bersama. Perumusan teks proklamasi sampai dengan
penandatanganannya sendiri baru ter selesaikan pada 04.00 WIB (pagi hari), pada tanggal 17 Agustus
1945
Dalam naskah yang diketik oleh Sayuti Melik Terdapat tiga perubahan pada naskah tersebut dari yang
semula berupa tulisan tangan Soekarno, Perubahan-perubahan itu adalah sebagai berikut.
1. Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
2. Konsep “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
3. Tulisan “Djakarta 17-08-‟05”, diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‟05”.
4. Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta,
dengan bunyi berikut ini.
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam
tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen „05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta
- Sistem Tata Negara / Sistem Pemerintahan memiliki tujuan untuk menjaga kestabilan suatu negara. Di dunia ini
terdapat beberapa macam sistem pemerintahan yang masing-masing mempunyai kelebihan, kekurangan,
karakteristik, serta perbedaan masing-masing. Sehingga diterapkan sesuai dengan kondisi masing-masing
negara, sistem ini dapat dibedakan menjadi :
Parlementer
Presidensial
Semipresidensial
Komunis
Liberal
Demokrasi liberal
- Sistem pemerintahan merupakan cara pemerintah dalam mengatur segala yang berhubungan dengan
pemerintahan. Secara luas sistem pemerintahan bisa diartikan sebagai sistem yang menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum minoritas dan mayoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, ekonomi, pertahanan, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan
demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan
tersebut.
- Secara sempit, Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari masyarakat. Sehingga Sistem Pemerintahan bisa diartikan sebagai sebuah
tatanan utuh yang terdiri dari bermacam macam komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan
serta memengaruhi dalam mencapaian fungsi dan tujuan pemerintahan. Sistem ini bermanfaat untuk menjaga
kestabilan pemerintahan, pertahanan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.
2. Secara Sekunder
Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau kenyataan. Terjadinya
Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa macam dari
asal mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu sebagai berikut:
A. Proklamasi
Terjadi saat penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan perlawanan
(perjuangan) sehingga dapat merebut kembali wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya
Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945.
B. Separatis (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian menyatakan
kemerdekaan / memisahkan diri. Contohnya Belgia memisahkan diri dari Belanda pada tahun 1939 dan
menyatakan kemerdekaan.
C. Anexatie (penguasaan / pencaplokan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain (diwilayah negara lain) tanpa reaksi /
perlawanan yang memadai dari penduduk setempat. Contohnya negara Israel terbentuk dengan mencaplok
daerah palestina, Suriah, Yordania, dan Mesir.
Penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian suatu negara di wilayah itu setelah 30 tahun tanpa
reaksi yang memadai dari penduduk setempat.
D. Innovation (pembentukan baru)
Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian lenyap. Contohnya
negara Columbia yang pecah dan lenyap kemudian diwilayah tersebut muncul negara baru, yaitu Venezuela
dan Columbia baru.
E. Acessie (penarikan)
Bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungai (atau daratan yang timbul dari dasar laut) dan
menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia sehingga suatu ketika telah memenuhi unsur-unsur terbentuknya
negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.
F. Cessie (penyerahan)
Terjadi saat sebuah wilayah diserahkan kepada negara lain atas suatu perjanjian tertentu. Contohnya Wilayah
Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman), karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah
perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah satu
negara yang kalah dalam Perang Dunia I.
G. Fusi (peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami sebuah wilayah, mengadakan perjanjian / kesepakatan untuk
saling melebur menjadi sebuah negara baru atau dapat dikatakan suatu penggabungan dua atau lebih Negara
menjadi Negara baru. Contohnya terbentuknya Federasi negar Jerman pada tahun 1871, yaitu Jerman Barat-
Jerman Timur.
H. Occupatie (pendudukan)
Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku
atau kelompok tertentu dan didirikan negara diwilayah itu. Contohnya Liberia adalah daerah kosong yang
dijadikan negara oleh para budak Negro yang dimerdekakan oleh Amerika. Liberia dimerdekakan pada tahun
1847.
I. Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.
Pendudukan ini terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, namun tidak berpemerintahan. Contohnya
Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin. Daerah
Australia kemudian dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari daratan Eropa. Selanjutnya
australia dimerdekakan tahun 1901.
3. Secara Teoritis
Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya suatu negara secara teoritis, yaitu sebagai berikut.
A. Teori kontrak social
Teori kontrak sosial beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian perjanjian masyarakat. Teori
ini adalah salah satu teori terpenting mengenai asal usul negara. Teori asal usul mulai negara yang
berdasarkan atas kontrak sosial ini dapat dilihat melalui pemikiran Thomas Hobbes, John Locke, dan JJ
Rousseau.
B. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap kelompok yang lemah, Negara
terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok
etnis yang lebih kuat terhadap kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.
Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
C. Teori Ketuhanan
Sesuai dengan namanya, teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan. Dan karena itulah, teori Ketuhanan
tentang terbentuknya suatu negara didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar keinginan Tuhan.
Hal ini berdasarkan atas asas kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai
kehendak Nya. Menurut teori ini, Tuhanlah yang menciptakan negara sehingga negara dianggap penjelmaan
kekuasaan Tuhan. Akibatnya timbullah paham bahwa Raja atau Penguasa adalah pilihan Tuhan untuk
memerintah sehingga Raja memiliki kekuasaan mutlak pada suatu negara atau kerajaan. Contohnya Inggris
Raya pada zaman kerajaan. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg dan Thomas
Aquinas.
D. Teori historis
Teori histori evolusionistis (gradualistic theory) merupakan teori yang mengemukakan bahwa lembaga-lembaga
sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
E. Teori Organis
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme, selayaknya makhluk hidup.
Individu yang menjadi komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel makhluk hidup itu. Kehidupan corporal dari
Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar)
sebagai kepala dan para individu sebagai daging makhluk itu.
F. Teori Hukum Alam
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan
lembaga alamiah yang dibutuhkan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini
adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
G. Teori kedaulatan hokum
Istilah “daulat” berasal dari bahasa arab “daulah” yang berarti kekuasan tertinggi. Dengan demikian kedaulatan
dapat didefinisikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Teori kedaulatan hukum (Rechts
souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H.
Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.
1. Ir. Soekarno
- Sukarno / Soekarno / Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966.
Sukarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang
terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda.
- Selain sebagai tokoh proklamator dan Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno juga dikenal sebagai
pencetus dasar Negara Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara
Indonesia itu dan Soekarno pula yang menamainya Pancasila. Tidak hanya itu saja, dia juga adalah seorang
orator yang handal dan politikus cerdas yang menguasai delapan bahasa. Tokoh bangsa yang dikenal dengan
sapaan Bung Karno ini selalu bisa menggetarkan hati para pendengarnya saat berpidato.
- Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Ia meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69
tahun. Sebelum meninggal Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani
perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas
Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, namun Soekarno menolaknya dan lebih memilih
pengobatan tradisional
2. Mohammad Hatta
- Mohammad Hatta / Bung Hatta merupakan salah seorang proklamator. Sejak muda, pria kelahiran Bukittinggi,
12 Agustus 1902 dan lulusan Belanda ini sudah dikenal sebagai aktivis dan organisatoris, hingga jadi seorang
negarawan yang sering mendampingi Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
- Bung Hatta bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat
sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Kemudian Ia mundur dari jabatan wakil
presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Selama menjabat sebagai wakil
presiden, Hatta aktif menulis dan berbagi ilmu mengenai koperasi. Perannya tersebut membuat beliau dijuluki
sebagai Bapak Koperasi.
- Mohammad Hatta / Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Ia meninggal di Jakarta,
14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Setelah wafat, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Proklamator
kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986 bersama dengan mendiang Bung Karno. Pada 7 November 2012,
Bung Hatta secara resmi bersama dengan Bung Karno ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Pahlawan Nasional.
3. Soedirman
- Soedirman / Panglima tentara pertama Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan
Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Saat usia
Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal.
- Soedirman diangkat sebagai panglima besar pada 18 Desember 1948. Pada 19 Desember 1948, Belanda
melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan
dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Beliau mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta,
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
- Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Soedirman lahir di Bodas Karangjati,
Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada
umur 34 tahun.
4. Diponegoro
- Diponegoro / Pangeran Diponegoro dikenal karena memimpin Perang Diponegoro di Jawa pada kurun waktu
1825-1830, yang tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak dalam sejarah Indonesia. Selama lima
tahun, perang terbuka terjadi di sejumlah daerah utam di hampir seluruh Pulau Jawa. Belanda pun sempat
kesulitan menaklukkan Pangeran Diponegoro, dimana ribuan serdadu mereka menjadi korban dan
menyebabkan kerugian 20 juta gulden.
- Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan
Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang selir
bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri selir) yang berasal dari Pacitan. Semasa
kecilnya, Pangeran Diponegoro bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Pangeran Diponegoro meninggal di
Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.
5. Hasyim Asy’ari
- Hasyim Asyari / Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’arie adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang
merupakan pendiri NU / Nahdlatul Ulama, dimana organisasi ini merupakan organisasi massa Islam yang
terbesar di Indonesia. Di kalangan ulama pesantren dan Nahdliyin ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh
yang berarti maha guru.
- K.H. Hasjim Asy’ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin
Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, ia berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren,
antara lain Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di
Tuban, Pesantren Siwalan di Sidoarjo dan Pesantren Kademangan di Bangkalan.
- Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy’ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh Muhammad
Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab,
Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad
As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.
- Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kelak
menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Pada tahun 1926, KH Hasyim Asyari menjadi
salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama. Hasyim Asyari
sendiri lahir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 10 April 1875. Ia meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli
1947 pada umur 72 tahun dan dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang.
6. Ahmad Dahlan
- Muhammad Darwis / Ahmad Dahlan / Kyai Haji Ahmad Dahlan merupakan salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H Abu Bakar
sendiri adalah seorang ulama & khatib tersohor di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu
dari K.H. Ahmad Dahlan merupakan puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat pada kala itu.
- Pada umur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi haji dan tinggal di Mekah selama 5 tahun. Pada periode ini, Ahmad
Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran dan gagasan pembaharu dalam Islam, seperti Al-Afghani,
Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah dan Rasyid Ridha. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia
berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Selanjutnya Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan tinggal
selama 2 tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari KH. Hasyim
Asyari, pendiri NU.
- Pada 18 Nopember 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah di kampung Kauman,
Yogyakarta. Hal tersebut untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan
ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal sesuai tuntunan agama Islam. la ingin
mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Sejak awal
Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan
bergerak di bidang pendidikan.
- Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, dari keluarga serta
dari masyarakat sekitarnya. Bermacam tuduhan, fitnahan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Ahmad
Dahlan dituduh hendak mendirikan agama baru yang melanggar agama Islam. Ada yang mengecapnya
sebagai kyai palsu karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, dan
bermacam-macam tuduhan lain. Karena saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah
OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Ahmad Dahlan sendiri
lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. Ia meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun.
7. Ki Hajar Dewantara
- Raden Mas Soewardi Soerjaningrat sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, adalah aktivis pergerakan
kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman
penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi
maupun orang-orang Belanda.
- Sehingga nama Ki Hajar Dewantara identik dengan dunia pendidikan Indonesia. Bahkan, hari kelahiran Ki
Hadjar Dewantara pada tanggal 2 Mei pun diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Sampai saat ini
bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional
Indonesia.
- Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Ia meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69
tahun. Setelah meninggal Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno,
pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959).
8. Bung Tomo
- Sutomo / Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat
rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA yang berakhir dengan pertempuran
10 November 1945. Pada pertempuran tersebut Pejuang sekaligus tokoh jurnalis asal Surabaya ini berhasil
mengobarkan semangat juang rakyat Indonesia dengan semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran
besar melawan pasukan penjajah di Surabaya. Dimana peristiwa tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari
Pahlawan.
- Sutomo lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. ia meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada
umur 61 tahun, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para
jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan
dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di
Surabaya.
9. Pattimura
- Thomas Matulessy / Pattimura / Kapitan Pattimura merupakan panglima perang dalam perjuangan rakyat
Maluku melawan VOC Belanda. Di bawah komando Pattimura, sejumlah kerajaan Nusantara seperti Ternate
dan Tidore bersatu menghadapi penjajah pada tahun 1817.
- Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para raja maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan
melawan Belanda ia menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Sulawesi, Bali
dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar
dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk melawan
Pattimura.
- Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di laut dan di darat dikoordinir
Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Anthoni Rebhok, Melchior Kesaulya,
Ulupaha dan Philip Latumahina. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat salah satunya
seperti perebutan benteng Belanda Duurstede dan pertempuran di pantai Waisisil. Perang Pattimura hanya
dapat dihentikan dengan tipu muslihat dan politik adu domba belanda. Pattimura dan para tokoh pejuang
akhirnya tertangkap dan digantung di Ambon pada 16 Desember 1817.
- Thomas Matulessy / Pattimura lahir di pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783. Ia meninggal di Ambon, Maluku, 16
Desember 1817 pada umur 34 tahun. Kini namanya pun dikenang sebagai pahlawan nasional, dan dijadikan
nama jalan, stadion dan universitas
11. Kartini
- Raden Adjeng Kartini / Raden Ayu Kartini merupakan Salah seorang pahlawan nasional perempuan ini telah
menghabiskan sebagian hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan hak kaumnya dan dikenal sebagai
pelopor kebangkitan perempuan pribumi. meskipun RA Kartini sendiri merupakan seorang perempuan ningrat
namun memiliki pemikiran moderat
- Beliau sempat mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya, namun
ayahnya pada saat itu memutuskan agar Kartini harus menikah dengan R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat,
Bupati Rembang kala ituyang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November
1903. Sejak itu, Kartini harus hijrah dari Jepara ke Rembang mengikuti suaminya. Suaminya mengerti
keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu
gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung
Pramuka.
- Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912,
dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut
adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
- Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan
R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan,
Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya “Dari
Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak
lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
- Raden Adjeng Kartini / Raden Ayu Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Ia meninggal di
Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun. untuk mengenang perjuangannya, tanggal
lahirnya pada 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.