Anda di halaman 1dari 11

Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

- Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 – Sebagian dari kita tentu sudah
mengetahui bahwa pada 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima.
dan tiga hari berselang bom atom juga dijatuhkan di kota Nagasaki. Kedua bom atom tersebut
mengakibatkan korban jiwa yang sangat besar dan hancur nya berbagai infrastruktur sipil dan
militer Jepang, kala itu pemerintah Jepang benar-benar dalam kesulitan. Akhirnya, pada 14 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
- Berita kekalahan Jepang kepada Sekutu segera sampai pada kaum pergerakan kemerdekaan
Indonesia dan menjadi salah satu pemicu mereka untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
indonesia, untuk lebih jelasnya mengenai Peristiwa – Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, Berikut akan kita kupas tuntas mengenai peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan indonesia, Peristiwa-peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Peristiwa-peristiwa
Saat Proklamasi Kemerdekaan, peristiwa sebelum proklamasi, peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan.

4 PERISTIWA PENTING MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN:

1. Jepang menyerah kepada Sekutu


 Dalam Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang)
Pada Sidang Istimewa Teikoku Ginkai (Parlemen Jepang) ke-85 pada 7 September 1944 di Tokyo,
Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan untuk
merdeka kelak di kemudian hari. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh semakin terdesaknya Angkatan
Perang Jepang oleh pasukan Amerika, terlebih dengan jatuhnya Kepulauan Saipan ke tangan Amerika
Serikat.
 Pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai
Pada 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi
Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Panitia Kemerdekaan. Tindakan ini merupakan langkah
konkret pertama bagi pelaksanaan janji Koiso. Dr. Radjiman Wediodiningrat terpilih sebagai Kaico atau
ketua.
 Pembentukan Dokuritsu Junbi Linkai
Pada 7 Agustus 1945, Panglima Tentara Umum Selatan Jenderal Terauchi meresmikan pembentukan
Dokuritsu Junbi Linkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada saat ini pula,
Dokuritsu Junbi Cosakai dinyatakan bubar. dan Bung Karno terpilih sebagai ketua serta Bung Hatta
sebagai wakil ketua.
 Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima
Pada tanggal 6 Agustus 1945, tepatnya jam 08.15 pagi kota Hiroshim telah di jatuhi Bom atom oleh
tentara sekutu. Lebih dari 70.000 orang penduduk kota Hiroshima telah menjadi korban bom atom
tersebut. kemudian Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua kembali dijatuhkan oleh
Amerika Serikat di kota Nagasaki. Dan akibat ledakan tersebut lebih dairi 75.000 orang penduduk
Jepang di Nagasaki menjadi korban.
 Berita Jepang akan memberikan Kemerdekaan kepada Indonesia
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat (Vietnam) memberikan
informasi kepada tokoh pergerakan yang diundang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Radjiman Wediodiningrat bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada
Bangsa Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus
1945, Pelaksanaannya akan dilakukan oleh PPKI.
 Desakan Sutan Syahrir agar Ir. Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan
Dua hari berselang, saat Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat kembali ke
tanah air dari Dalat (Vietnam), Sutan Syahrir mendesak agar Bung Karno dapat secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat
Jepang, sebab Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu
nasionalis, antara yang pro dan kontra terhadap Jepang.
Soekarno belum merasa yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan seandainya dilakukan
proklamasi kemerdekaan saat itu, hal tersebut dapat menyebabkan pertumpahan darah yang luas, dan
dapat berakibat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno kemudian memberitahu Hatta
bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu merupakan hak PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI ialah badan buatan
Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan “hadiah” dari Jepang
 Jepang secara resmi menyerah kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
Setelah peristiwa jatuhnya Bom Atom di kota Nagasaki dan Hiroshima pada tanggal 6 dan 9 Agustus
1945 yang mengakibatkan hancurnya militer jepang, Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah secara
resmi kepada Sekutu diatas kapal USS Missouri. Saat itu tentara jepang masih menguasai Indonesia
sebab Jepang berjanji akan mengembalikan Indonesia ke tangan Sekutu.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Darwis dan Wikana mendengar kabar menyerahnya jepang kepada
sekutu melalui radio BBC. Setelah mendengar berita Jepang bertekuk lutut kepada sekutu, golongan
muda mendesak golongan tua untuk secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun
tokoh golongan tua seperti Soekarno dan Hatta tidak ingin terburu-buru mereka tetap menginginkan
proklamasi dilaksanakan sesuai mekanisme PPKI. Alasannya kekuasaan Jepang di Indonesia belum
diambil alih. hal tersebut membuat mereka khawatir akan terjadinya pertumpahan darah pada saat
proklamasi.

Tetapi, golongan muda, seperti Sukarni dan Tan Malaka menginginkan proklamasi kemerdekaan
dilaksanakan secepat cepatnya. Para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam keadaan kekosongan kekuasaan
(vakum). Negosiasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. namun Golongan muda tidak menyetujui
rapat tersebut, mengingat PPKI merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Dan mereka lebih
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa indonesia sendiri, bukan pemberian dari Jepang.
Perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua inilah yang menjadi latar belakang
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
 Golongan Muda
Menanggapi sikap konservatif golongan tua, golongan muda yang diwakili oleh para anggota PETA dan
mahasiswa merasa kecewa. Mereka tidak setuju terhadap sikap golongan tua dan menganggap bahwa
PPKI merupakan bentukan Jepang. Sehingga mereka menolak seandainya proklamasi dilaksanakan
melalui mekanisme PPKI. Sebaliknya, mereka menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan
dengan kekuatan sendiri, tanpa pengaruh dari Jepang. Sutan Syahrir termasuk tokoh pertama yang
mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sikap golongan muda secara resmi diputuskan dalam rapat yang diselenggarakan di Pegangsaan Timur
Jakarta pada 15 Agustus 1945. Hadir dalam rapat ini Djohar Nur, Chairul Saleh, Kusnandar, Subadio,
Subianto, Margono, Wikana dan Armansyah. Rapat yang diketuai Chairul Saleh ini menyepakati bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan
kepada pihak lain.
Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan Wikana pada Soekarno dan Hatta di
Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Mereka mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan segera
dikumandangkan pada 16 Agustus 1945. Jika tidak diumumkan pada tanggal tersebut, golongan
pemuda menyatakan bahwa akan terjadi pertumpahan darah. Namun, Soekarno tetap bersikap keras
pada pendiriannya bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh sebab itu, PPKI harus
segera menyelenggarakan rapat. Pro kontra yang mencapai titik puncak inilah yang telah mengantarkan
terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
 Golongan Tua
Mereka yang dicap sebagai golongan tua adalah para anggota PPKI yang diwakili oleh Soekarno dan
Hatta. Mereka adalah kelompok konservatif yang menghendaki pelaksanaan proklamasi harus melalui
PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang pada 24 Agustus 1945. Alasan mereka adalah
meskipun Jepang telah kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi menjaga
hal-hal yang tidak diinginkan. Kembalinya Tentara Belanda ke Indonesia dianggap lebih berbahaya
daripada sekedar masalah waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.
 Golongan Muda Membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus sekitar pukul 22.30 malam, utusan golongan muda yang terdiri dari Wikana,
Darwis telah menghadap Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana pun penyampaikan
tuntutan agar Bung Karno segera mengumumkan Proklamasi kemerdekaan Indonesia pad esok hari,
yakni pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno pun menolak tuntutan itu, dan lebih menginginkan
betemu dan bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) lainnya. karena bung karno menginginkan kemerdekaan Indonesia harus di capai tanap
pertumpahan darah.
Mendengar penolakan Bung Karno itu, maka Wikana pun mengancam bahwa pada esok hari akan
terjadi pertumpahan darah yang dahsyat dan pembunuhan secara besar-besaran. Hal tersebut pun
membuat suasana menjadi tegang antara Bung Karno dan Pemuda, yang di saksikan langsung oleh
Bung Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Dr. Buntara, dan Mr. Iwa Kusumasumantri.
Di tengah suasana pro dan kontra, golongan muda memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok . Pilihan ini diambil berdasarkan kesepakatan rapat terakhir golongan pemuda pada
16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Cikini, Jakarta. Maksud dan tujuan para pemuda membawa
kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta segera mengumumkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dengan secepatnya serta menjauhkan Bung Karno dan Bung Hatta dari
pengaruh Jepang.
Sementara itu di Jakarta, terjadi dialog antara golongan tua yang diwakili Ahmad Subardjo dan
golongan muda yang diwakili oleh Wikana, setelah terjadi dialog dan ditemui kata sepakat agar
Proklamasi Kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta dan diumumkan pada 17 Agustus 1945. Golongan
muda kemudian mengutus Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam
rangka menjemput kembali Bung Karno dan Bung Hatta.
Hal tersebut berjalan mulus lantaran Ahmad Subardjo memberi jaminan pada golongan muda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00.
Dengan jaminan itu, Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA Rengasdengklok) mau melepaskan
Soekarno dan Hatta untuk kembali ke Jakarta dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.
Dan sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah kediaman Bung Karno di jalan Pegangsaan Timur
No. 56 Jakarta, untuk menurunkan Ibu Fasmawati (istri Bung Karno), yang kala itu ikut di bawa ke
Rengasdengklok. Dan pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI
di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama
membahas tentang Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

3. Perumusan Teks Proklamasi


Peristiwa Rengasdengklok telah mengubah jalan pikiran Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka telah
menyetujui bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus segera dikumandangkan. Kemudian diadakanlah
rapat yang membahas Persiapan Proklamasi Kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda, dipilihnya
rumah Laksamana Maeda karena tempat tersebut dianggap tempat yang aman dari ancaman tindakan
militer Jepang karena Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut Jepang dan Maeda juga
merupakan kawan baik Mr. Ahmad Subardjo.
Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun. Hadir dalam pertemuan itu Sukarni,
Mbah Diro, dan B.M.Diah dari golongan muda yang menyaksikan perumusan teks proklamasi. Semula
golongan muda menyodorkan teks proklamasi yang keras nadanya dan karena itu rapat tidak
menyetujui.

Kemudian berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, diperoleh rumusan
teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno yang berbunyi:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-
singkatnja.
Djakarta, 17-8-„05
Wakil2 bangsa Indonesia

Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan tentang siapa yang harus
menandatangani teks tersebut. Kemudian Bung Hatta berpendapat agar teks proklamasi itu
ditandatangani oleh semua yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Namun, dari golongan muda
Sukarni mengajukan usul bahwa teks proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir,
akan tetapi cukup oleh Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia dan Soekarno yang
nantinya membacakan teks proklamasi tersebut.
Usul tersebut didasari bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dwitunggal yang pengaruhnya cukup
besar di mata rakyat Indonesia. Usul Sukarni kemudian diterima dan Soekarno meminta kepada Sayuti
Melik untuk mengetik naskah proklamasi tersebut, disertai dengan perubahan-perubahan yang
sebelumnya telah disepakati bersama. Perumusan teks proklamasi sampai dengan
penandatanganannya sendiri baru ter selesaikan pada 04.00 WIB (pagi hari), pada tanggal 17 Agustus
1945

Dalam naskah yang diketik oleh Sayuti Melik Terdapat tiga perubahan pada naskah tersebut dari yang
semula berupa tulisan tangan Soekarno, Perubahan-perubahan itu adalah sebagai berikut.
1. Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
2. Konsep “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”.
3. Tulisan “Djakarta 17-08-‟05”, diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‟05”.
4. Setelah selesai diketik, naskah teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta,
dengan bunyi berikut ini.

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam
tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen „05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno – Hatta

4. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan


Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945
(hari Jum‟at) di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (yang sekarang menjadi jalan Proklamasi). Sejak
pagi telah dilakukan persiapan di tempat tersebut (rumah Ir. Soekarno), untuk menyambut Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Banyak tokoh pergerakan nasional beserta rakyat berkumpul di tempat itu. Mereka ingin menyaksikan
pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sesuai kesepakatan yang diambil di rumah
Laksamana Maeda, para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa (zaman Jepang) atau
10.00 WIB telah hadir di rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk menjadi saksi pembacaan teks
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Acara yang disusun dalam upacara di kediaman 1r. Soekarno (jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta)
tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2. Pengibaran bendera Merah Putih.
3. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi.
Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa protokol. Latief Hendraningrat memberi aba-aba
siap kepada seluruh barisan pemuda. Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna.
Suasana menjadi sangat hening ketika Bung Karno dan Bung Hatta dipersilakan maju beberapa
langkah dari tempatnya semula. Dengan suaranya yang mantap, Bung Karno dan didampingi Bung
Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setelah sebelumnya mengucapkan pidato
singkat.
Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan berakhir maka dilanjutkan dengan upacara pengibaran
bendera Merah Putih. Bendera Sang Saka Merah Putih itu dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. saat itu
Suhud bertugas mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan dan
mengibarkannya dengan bantuan Shodanco Latief Hendraningrat.
Kemudian Sang Merah Putih mulai dinaikkan dan hadirin yang datang bersama-sama menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Bendera dinaikkan perlahan-lahan menyesuaikan syair lagu Indonesia Raya.
Seusai pengibaran bendera Merah Putih acara dilanjutkan sambutan dari Wali Kota Suwiryo dan dr.
Muwardi. Pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh tokoh Indonesia
lainnya, seperti Sukarni, Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati, Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr.
Sujono dan dr. Samsi,.

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


SEBELUM DAN SESUDAH UUD 1945 DI AMANDEMEN

- Sistem Tata Negara / Sistem Pemerintahan memiliki tujuan untuk menjaga kestabilan suatu negara. Di dunia ini
terdapat beberapa macam sistem pemerintahan yang masing-masing mempunyai kelebihan, kekurangan,
karakteristik, serta perbedaan masing-masing. Sehingga diterapkan sesuai dengan kondisi masing-masing
negara, sistem ini dapat dibedakan menjadi :
 Parlementer
 Presidensial
 Semipresidensial
 Komunis
 Liberal
 Demokrasi liberal
- Sistem pemerintahan merupakan cara pemerintah dalam mengatur segala yang berhubungan dengan
pemerintahan. Secara luas sistem pemerintahan bisa diartikan sebagai sistem yang menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum minoritas dan mayoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, ekonomi, pertahanan, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan
demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan
tersebut.
- Secara sempit, Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku
reaksioner maupun radikal dari masyarakat. Sehingga Sistem Pemerintahan bisa diartikan sebagai sebuah
tatanan utuh yang terdiri dari bermacam macam komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan
serta memengaruhi dalam mencapaian fungsi dan tujuan pemerintahan. Sistem ini bermanfaat untuk menjaga
kestabilan pemerintahan, pertahanan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

1. Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen


- Sebelum diamandemen, UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara, serta
hubungan antar lembaga-lembaga tersebut. Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian
kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya
(distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Presiden, Mahkamah Agung
(MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
- Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam
Penjelasan UUD 1945 tentang 7 kunci pokok sistem pemerintahan negara indonesia, sebagai berikut:
 Sistem Konstitusional.
 Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
 Kekuasaan tertinggi negara ada di tangan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).
 Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
 Presiden merupakan penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat)
 Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat).
- Dari tujuh kunci pokok sistem pemerintahan diatas, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan Presidensial. Sistem pemerintahan Presidensial ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru.
- Ciri dari sistem pemerintahan Presidensial kala itu ialah adanya kekuasaan yang sangat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan persetujuan maupun pertimbangan DPR sebagai wakil rakyat. Karena tidak adanya pengawasan dan
persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung mudah disalahgunakan. Meskipun
adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat
mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang solid
dan kompak serta Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia pada masa itu ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden
lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkan.
- Memasuki masa Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang lebih baik
(demokratis). Untuk itu, harus disusun pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi (Pemerintah
konstitusional). Pemerintah konstitusional memiliki ciri bahwa konstitusi negara itu berisi :
 Jaminan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
 Adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif.

2. Sistem pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen


- Salah satu tuntutan Reformasi 1998 ialah dilakukannya amandemen pada UUD 1945. Latar belakang tuntutan
perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (namun
kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang
terlalu “luwes” (yang dapat menimbulkan mulitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
- Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu ialah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, HAM,
kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan, eksistensi negara hukum dan negara demokrasi, serta hal-hal lain
yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan
diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat
structur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensil.
- Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut: Undang-
Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan
sepenuhnya berdasarkan UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6
lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),
Presiden, Mahkamah Agung (MA), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
- Pada masa sekarang ini, bisa disebut sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen ke 4 tahun 2002, sistem
pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan seiring dengan
adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan yang baru ini diharapkan berjalan
mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu pada tahun 2004.
- Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:
 Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
 Bentuk negara kesatuan yang memiliki prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi menjadi
beberapa provinsi.
 Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
 Presiden merupakan kepala negara yang sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
 Parlemen terdiri dari dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. DPR mempunyai kekuasaan
legislatif serta kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
 Kabinet / menteri diangkat oleh presiden serta bertanggung jawab langsung kepada presiden.
- Sistem pemerintahan ini juga mengambil elemen-elemen dari sistem pemerintahan parlementer dan melakukan
pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan yang ada pada sistem presidensial. Beberapa variasi sistem
pemerintahan presidensial di Indonesia ialah sebagai berikut :
 Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
 Parlemen mendapat kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan hak anggaran
(budget)
 Presiden sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki
kekuasaan mengawasi presiden meskipun tidak secara langsung.
 Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu persetujuan dan pertimbangan DPR.
3. Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini (Setelah Diamandemen)
- Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, “bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.
- Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik”. Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahannya ialah Republik. Selain bentuk pemerintahan republik dan bentuk negara kesatuan,
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang Undang Dasar”. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut
Sistem Pemerintahan Presidensial.
- Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Namun dalam
praktiknya banyak elemen elemen dari sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem
pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di
Indonesia ialah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensial (mayoritas) dengan sistem pemerintahan parlementer (minoritas). Apalagi bila dirunut dari
sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan Periodisasi Sistem Pemerintahan, diantaranya :
 Tahun 1945-1949, Indonesia pernah menganut Sistem Pemerintahan Presidensial
 Tahun 1949-1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu
 Tahun 1950-1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal
 Tahun 1959-1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial secara demokrasi terpimpin.
 Tahun 1966-1998 (Orde Baru), Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial
- Terdapat perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal tersebut diperuntukan dalam memperbaiki
sistem presidensial yang lama. Perubahan baru ini antara lain adanya pemilihan secara langsung, mekanisme
check and balance, sistem bikameral dan pemberian kekuasaan yang lebih besar pada parlemen untuk
melakukan pengawasan serta fungsi anggaran.

PROSES TERBENTUKNYA SUATU NEGARA


- Secara terminology, negara dapat diartikan dengan organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang
berdaulat.
- Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state (bahasa Inggris), Staat
(bahasa Belanda dan Jerman) dan etat (bahasa Perancis), kata state, staat, etat itu diambil dari kata bahasa latin
status atau statum, yang bermakna keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang
tegak dan tetap.
- Namun secara umum negara dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan
diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Negara juga dapat diartikan
sebagai suatu wilayah yang mempunyai suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi seluruh individu di wilayah
tersebut, dan berdiri secara independent.
- Suatu negara dinyatakan syah berdiri sebagai suatu negara yang berdaulat, jika memenuhi minimal 4 syarat,
yaitu:
1. Memiliki Rakyat (De Jure)
2. Memiliki Wilayah (De Jure)
3. Memiliki Pemerintah (De Jure)
4. Pengakuan dari Negara Lain (De Facto)

3 Proses Terbentuknya Suatu Negara


Asal mula terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam 3 proses yaitu proses secara primer, secara sekunder
dan secara teoritis. Berikut penjelasannya:
1. Secara Primer
Terjadinya negara secara primer, yaitu asal mula terjadinya negara diawali dengan adanya keluarga yang memiliki
kebutuhan masing masing yang kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih kompleks. Secara Primer terjadi sebuah
negara melalui beberapa tahapan dan tidak ada hubungan dengan negara yang telah ada sebelumnya. adapun
tahap-tahap pertumbuhannya adalah sebagai berikut:
A. Persekutuan Masyarakat / Suku (genoot schaft)
Persekutuan Masyarakat merupakan kehidupan manusia yang diawali dari keluarga, kemudian kelompok-
kelompok masyarakat hukum (suku). Satu suku berkembang menajdi dua suku, tiga suku, dan seterusnya
hingga menjadi besar dan kompleks. Perkembangan tersebut bisa terjadi karena faktor alami atau karena
penaklukan-penaklukan antar suku.
B. Kerajaan (Rijk/Reich)
Kerajaan adalah tahap yang dimulai dari kepala suku yang semula berkuasa di masyarakat yang dipimpin
kemudian mengadakan ekspansi dengan melakukan penaklukan-penaklukan kepada daerah lain. pada tahap
ini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.
C. Negara (State)
Negara / State adalah tahap yang dimulai dari negara yang diperintah oleh raja yang absolut dengan sistem
pemerintahan tersentralisasi. Ciri-ciri tahap ini adalah seluruh rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan perintah
raja dan Hanya ada satu identitas kebangsaan. tahap ini juga disebut dengan tahap nasional dalam terjadinya
sebuah negara. Dalam tahap ini muncul kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat.
D. Negara Demokrasi
Negara demokrasi adalah tahap dimana timbulnya keinginan rakyat untuk memegang pemerintahan sendiri.
Artinya, kekuasaan / kedaulatan tertinggi dipegang oleh rakyat. Rakyat yang berhak memilih pemimpinnya yang
dianggap mampu dalam mewujudkan aspirasinya. ciri dari tahap ini adalah Pemerintahan yang dipimpin oleh
seorang pemimpin pilihan rakyat yang kemudian berkuasa.

2. Secara Sekunder
Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta atau kenyataan. Terjadinya
Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan Negara yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa macam dari
asal mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu sebagai berikut:
A. Proklamasi
Terjadi saat penduduk pribumi dari suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan perlawanan
(perjuangan) sehingga dapat merebut kembali wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya
Indonesia merdeka dari Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945.
B. Separatis (pemisahan)
Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian menyatakan
kemerdekaan / memisahkan diri. Contohnya Belgia memisahkan diri dari Belanda pada tahun 1939 dan
menyatakan kemerdekaan.
C. Anexatie (penguasaan / pencaplokan)
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai bangsa lain (diwilayah negara lain) tanpa reaksi /
perlawanan yang memadai dari penduduk setempat. Contohnya negara Israel terbentuk dengan mencaplok
daerah palestina, Suriah, Yordania, dan Mesir.
Penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian suatu negara di wilayah itu setelah 30 tahun tanpa
reaksi yang memadai dari penduduk setempat.
D. Innovation (pembentukan baru)
Suatu negara baru muncul di atas suatu negara yang pecah karena suatu hal dan kemudian lenyap. Contohnya
negara Columbia yang pecah dan lenyap kemudian diwilayah tersebut muncul negara baru, yaitu Venezuela
dan Columbia baru.
E. Acessie (penarikan)
Bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungai (atau daratan yang timbul dari dasar laut) dan
menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia sehingga suatu ketika telah memenuhi unsur-unsur terbentuknya
negara. Contohnya Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.
F. Cessie (penyerahan)
Terjadi saat sebuah wilayah diserahkan kepada negara lain atas suatu perjanjian tertentu. Contohnya Wilayah
Sleeswijk diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman), karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah
perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah satu
negara yang kalah dalam Perang Dunia I.
G. Fusi (peleburan)
Terjadi ketika negara-negara kecil mendiami sebuah wilayah, mengadakan perjanjian / kesepakatan untuk
saling melebur menjadi sebuah negara baru atau dapat dikatakan suatu penggabungan dua atau lebih Negara
menjadi Negara baru. Contohnya terbentuknya Federasi negar Jerman pada tahun 1871, yaitu Jerman Barat-
Jerman Timur.
H. Occupatie (pendudukan)
Terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku
atau kelompok tertentu dan didirikan negara diwilayah itu. Contohnya Liberia adalah daerah kosong yang
dijadikan negara oleh para budak Negro yang dimerdekakan oleh Amerika. Liberia dimerdekakan pada tahun
1847.
I. Pendudukan Atas Wilayah yang Belum Ada Pemerintahan Sebelumnya.
Pendudukan ini terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, namun tidak berpemerintahan. Contohnya
Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin. Daerah
Australia kemudian dibuat koloni-koloni di mana penduduknya didatangkan dari daratan Eropa. Selanjutnya
australia dimerdekakan tahun 1901.

3. Secara Teoritis
Terdapat beberapa teori tentang terbentuknya suatu negara secara teoritis, yaitu sebagai berikut.
A. Teori kontrak social
Teori kontrak sosial beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian perjanjian masyarakat. Teori
ini adalah salah satu teori terpenting mengenai asal usul negara. Teori asal usul mulai negara yang
berdasarkan atas kontrak sosial ini dapat dilihat melalui pemikiran Thomas Hobbes, John Locke, dan JJ
Rousseau.
B. Teori kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat terhadap kelompok yang lemah, Negara
terbentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok
etnis yang lebih kuat terhadap kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.
Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L. Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
C. Teori Ketuhanan
Sesuai dengan namanya, teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan. Dan karena itulah, teori Ketuhanan
tentang terbentuknya suatu negara didasari anggapan bahwa negara terbentuk atas dasar keinginan Tuhan.
Hal ini berdasarkan atas asas kepercayaan bahwa segala sesuatu berawal dari Tuhan dan berjalan sesuai
kehendak Nya. Menurut teori ini, Tuhanlah yang menciptakan negara sehingga negara dianggap penjelmaan
kekuasaan Tuhan. Akibatnya timbullah paham bahwa Raja atau Penguasa adalah pilihan Tuhan untuk
memerintah sehingga Raja memiliki kekuasaan mutlak pada suatu negara atau kerajaan. Contohnya Inggris
Raya pada zaman kerajaan. Penganut teori ini adalah Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg dan Thomas
Aquinas.
D. Teori historis
Teori histori evolusionistis (gradualistic theory) merupakan teori yang mengemukakan bahwa lembaga-lembaga
sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
E. Teori Organis
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme, selayaknya makhluk hidup.
Individu yang menjadi komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel makhluk hidup itu. Kehidupan corporal dari
Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia, undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar)
sebagai kepala dan para individu sebagai daging makhluk itu.
F. Teori Hukum Alam
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi karena kehendak alam yang merupakan
lembaga alamiah yang dibutuhkan manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini
adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
G. Teori kedaulatan hokum
Istilah “daulat” berasal dari bahasa arab “daulah” yang berarti kekuasan tertinggi. Dengan demikian kedaulatan
dapat didefinisikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Teori kedaulatan hukum (Rechts
souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H.
Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.

PAHLAWAN NASIONAL YANG BERPENGARUH


DALAM SEJARAH & KEMERDEKAAN INDONESIA

1. Ir. Soekarno
- Sukarno / Soekarno / Ir. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966.
Sukarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang
terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda.
- Selain sebagai tokoh proklamator dan Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno juga dikenal sebagai
pencetus dasar Negara Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara
Indonesia itu dan Soekarno pula yang menamainya Pancasila. Tidak hanya itu saja, dia juga adalah seorang
orator yang handal dan politikus cerdas yang menguasai delapan bahasa. Tokoh bangsa yang dikenal dengan
sapaan Bung Karno ini selalu bisa menggetarkan hati para pendengarnya saat berpidato.
- Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901. Ia meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69
tahun. Sebelum meninggal Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani
perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas
Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat, namun Soekarno menolaknya dan lebih memilih
pengobatan tradisional

2. Mohammad Hatta
- Mohammad Hatta / Bung Hatta merupakan salah seorang proklamator. Sejak muda, pria kelahiran Bukittinggi,
12 Agustus 1902 dan lulusan Belanda ini sudah dikenal sebagai aktivis dan organisatoris, hingga jadi seorang
negarawan yang sering mendampingi Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
- Bung Hatta bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat
sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Kemudian Ia mundur dari jabatan wakil
presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Selama menjabat sebagai wakil
presiden, Hatta aktif menulis dan berbagi ilmu mengenai koperasi. Perannya tersebut membuat beliau dijuluki
sebagai Bapak Koperasi.
- Mohammad Hatta / Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Ia meninggal di Jakarta,
14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Setelah wafat, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Proklamator
kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986 bersama dengan mendiang Bung Karno. Pada 7 November 2012,
Bung Hatta secara resmi bersama dengan Bung Karno ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Pahlawan Nasional.

3. Soedirman
- Soedirman / Panglima tentara pertama Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan
Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Saat usia
Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal.
- Soedirman diangkat sebagai panglima besar pada 18 Desember 1948. Pada 19 Desember 1948, Belanda
melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan
dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Beliau mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta,
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
- Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Soedirman lahir di Bodas Karangjati,
Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada
umur 34 tahun.

4. Diponegoro
- Diponegoro / Pangeran Diponegoro dikenal karena memimpin Perang Diponegoro di Jawa pada kurun waktu
1825-1830, yang tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak dalam sejarah Indonesia. Selama lima
tahun, perang terbuka terjadi di sejumlah daerah utam di hampir seluruh Pulau Jawa. Belanda pun sempat
kesulitan menaklukkan Pangeran Diponegoro, dimana ribuan serdadu mereka menjadi korban dan
menyebabkan kerugian 20 juta gulden.
- Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan
Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang selir
bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri selir) yang berasal dari Pacitan. Semasa
kecilnya, Pangeran Diponegoro bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Pangeran Diponegoro meninggal di
Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.

5. Hasyim Asy’ari
- Hasyim Asyari / Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’arie adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang
merupakan pendiri NU / Nahdlatul Ulama, dimana organisasi ini merupakan organisasi massa Islam yang
terbesar di Indonesia. Di kalangan ulama pesantren dan Nahdliyin ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh
yang berarti maha guru.
- K.H. Hasjim Asy’ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin
Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, ia berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren,
antara lain Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di
Tuban, Pesantren Siwalan di Sidoarjo dan Pesantren Kademangan di Bangkalan.
- Pada tahun 1892, K.H. Hasjim Asy’ari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan berguru pada Syekh Muhammad
Mahfudz at-Tarmasi, Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab,
Syekh Said Yamani, Syekh Rahmaullah, Syekh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad
As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.
- Pada tahun 1899, sepulangnya dari Mekah, KH Hasyim Asyari mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kelak
menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Pada tahun 1926, KH Hasyim Asyari menjadi
salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama. Hasyim Asyari
sendiri lahir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, 10 April 1875. Ia meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 Juli
1947 pada umur 72 tahun dan dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang.

6. Ahmad Dahlan
- Muhammad Darwis / Ahmad Dahlan / Kyai Haji Ahmad Dahlan merupakan salah satu Pahlawan Nasional
Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H Abu Bakar
sendiri adalah seorang ulama & khatib tersohor di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu
dari K.H. Ahmad Dahlan merupakan puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat pada kala itu.
- Pada umur 15 tahun, Ahmad Dahlan pergi haji dan tinggal di Mekah selama 5 tahun. Pada periode ini, Ahmad
Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran dan gagasan pembaharu dalam Islam, seperti Al-Afghani,
Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah dan Rasyid Ridha. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia
berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Selanjutnya Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan tinggal
selama 2 tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari KH. Hasyim
Asyari, pendiri NU.
- Pada 18 Nopember 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah di kampung Kauman,
Yogyakarta. Hal tersebut untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan
ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal sesuai tuntunan agama Islam. la ingin
mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Sejak awal
Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan
bergerak di bidang pendidikan.
- Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, dari keluarga serta
dari masyarakat sekitarnya. Bermacam tuduhan, fitnahan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Ahmad
Dahlan dituduh hendak mendirikan agama baru yang melanggar agama Islam. Ada yang mengecapnya
sebagai kyai palsu karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, dan
bermacam-macam tuduhan lain. Karena saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah
OSVIA Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Ahmad Dahlan sendiri
lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. Ia meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun.

7. Ki Hajar Dewantara
- Raden Mas Soewardi Soerjaningrat sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, adalah aktivis pergerakan
kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman
penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi
maupun orang-orang Belanda.
- Sehingga nama Ki Hajar Dewantara identik dengan dunia pendidikan Indonesia. Bahkan, hari kelahiran Ki
Hadjar Dewantara pada tanggal 2 Mei pun diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Sampai saat ini
bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional
Indonesia.
- Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Ia meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69
tahun. Setelah meninggal Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno,
pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959).

8. Bung Tomo
- Sutomo / Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat
rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA yang berakhir dengan pertempuran
10 November 1945. Pada pertempuran tersebut Pejuang sekaligus tokoh jurnalis asal Surabaya ini berhasil
mengobarkan semangat juang rakyat Indonesia dengan semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran
besar melawan pasukan penjajah di Surabaya. Dimana peristiwa tersebut hingga kini diperingati sebagai Hari
Pahlawan.
- Sutomo lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. ia meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada
umur 61 tahun, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para
jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan
dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di
Surabaya.

9. Pattimura
- Thomas Matulessy / Pattimura / Kapitan Pattimura merupakan panglima perang dalam perjuangan rakyat
Maluku melawan VOC Belanda. Di bawah komando Pattimura, sejumlah kerajaan Nusantara seperti Ternate
dan Tidore bersatu menghadapi penjajah pada tahun 1817.
- Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para raja maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan
melawan Belanda ia menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Sulawesi, Bali
dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar
dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk melawan
Pattimura.
- Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di laut dan di darat dikoordinir
Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Anthoni Rebhok, Melchior Kesaulya,
Ulupaha dan Philip Latumahina. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat salah satunya
seperti perebutan benteng Belanda Duurstede dan pertempuran di pantai Waisisil. Perang Pattimura hanya
dapat dihentikan dengan tipu muslihat dan politik adu domba belanda. Pattimura dan para tokoh pejuang
akhirnya tertangkap dan digantung di Ambon pada 16 Desember 1817.
- Thomas Matulessy / Pattimura lahir di pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783. Ia meninggal di Ambon, Maluku, 16
Desember 1817 pada umur 34 tahun. Kini namanya pun dikenang sebagai pahlawan nasional, dan dijadikan
nama jalan, stadion dan universitas

10. Imam Bonjol


- Muhammad Shahab / Tuanku Imam Bonjol merupakan seorang alim ulama yang berasal dari Sungai Rimbang,
Suliki, Lima Puluh Kota. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, Imam Bonjol memperoleh
beberapa gelar, yaitu Malin Basa, Peto Syarif dan Tuanku Imam. yang akhirnya lebih dikenal dengan sebutan
Tuanku Imam Bonjol.
- Perlawanan heroik ditunjukkan oleh Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Padri di Sumatera Barat. Selama lima
tahun, dia bersama pasukannya berhasil membuat penjajah kesulitan menghadapi Kaum Padri, hingga pada
Oktober 1837 Pihak belanda mengundang Tuanku Imam Bonjol ke Palupuh untuk berunding. Namun setibanya
di tempat perundingan Imam Bonjol langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Kemudian
dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak, Minahasa, dekat Manado. Dahsyatnya pertempuran dan
perlawanan Imam Bonjol ini, akhirnya diabadikan dalam bentuk museum dan Monumen Imam Bonjol yang
berlokasi di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
- Muhammad Shahab / Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, pada tahun 1772. Ia
meninggal dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864. Kini
namanya pun dikenang sebagai pahlawan nasional serta hadir dan disematkan di berbagai ruang publik
bangsa sebagai nama jalan, nama universitas, nama stadion, bahkan pada lembaran Rp 5.000 keluaran Bank
Indonesia 6 November 2001.

11. Kartini
- Raden Adjeng Kartini / Raden Ayu Kartini merupakan Salah seorang pahlawan nasional perempuan ini telah
menghabiskan sebagian hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan hak kaumnya dan dikenal sebagai
pelopor kebangkitan perempuan pribumi. meskipun RA Kartini sendiri merupakan seorang perempuan ningrat
namun memiliki pemikiran moderat
- Beliau sempat mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Belanda karena tulisan-tulisan hebatnya, namun
ayahnya pada saat itu memutuskan agar Kartini harus menikah dengan R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat,
Bupati Rembang kala ituyang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November
1903. Sejak itu, Kartini harus hijrah dari Jepara ke Rembang mengikuti suaminya. Suaminya mengerti
keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu
gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung
Pramuka.
- Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912,
dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut
adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
- Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan
R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan,
Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya “Dari
Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak
lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
- Raden Adjeng Kartini / Raden Ayu Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879. Ia meninggal di
Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun. untuk mengenang perjuangannya, tanggal
lahirnya pada 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

12. Cut Nyak Dhien


- Cut Nyak Dhien / Tjut Njak Dhien merupakan salah seorang pahlawan nasional perempuan dari Aceh. Dia ikut
memimpin perlawanan rakyat terhadap Belanda pada masa Perang Aceh, Setelah wilayah VI Mukim diserang,
ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga (suami pertama) berjuang melawan Belanda. Ibrahim
Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan
bersumpah akan menghancurkan Belanda.
- Kemudian Teuku Umar (suami kedua), salah satu tokoh yang melawan Belanda melamar Cut Nyak Dhien.
Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar mengijinkannya ikut dalam medan perang,
Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Setelah menikah dengan Teuku
Umar, Cut Nyak Dhien bersama Teuku Umar berjuang bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur
pada tanggal 11 Februari 1899 saat menyerang Meulaboh, sehingga ia berjuang sendirian di pelosok Meulaboh
bersama pasukan kecilnya.
- Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit rabun dan encok, sehingga karena iba (kasihan) salah
seorang pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa
ke Banda Aceh oleh belanda. Di sana ia dirawat dan penyakitnya perlahan membaik. Namun, keberadaannya
mengakibatkan bertambahnya semangat perlawanan rakyat Aceh terhadap belanda. Ia juga masih
berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang.
- Cut Nyak Dhien lahir di Aceh, tahun 1848. Ia meninggal di Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908 pada
umur 59–60 tahun dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. Kini namanya pun dikenang sebagai
pahlawan nasional, dan diabadikan sebagai Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya di Meulaboh.

Anda mungkin juga menyukai