Anda di halaman 1dari 35

PANDUAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN

Disusun oleh:
Teguh Supriyono
Cucu Rahayu
Maulina Putri Aqmi

JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PALANGKA RAYA
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI LAB MIKROLOGI

1. Memasuki ruang praktikum tepat pada jam yang telah ditentukan


2. Setiap praktikan, sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu membaca
prosedur sebelum praktek dimulai
3. Selama praktikum wajib memakai baju praktikum
4. Pada waktu praktikum tidak dibenarkan meninggalkan ruangan tanpa seijin asisten
/ instruktur praktikum
5. Tidak boleh makan dan minum selama praktek
6. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah praktikum
7. Tidak diperkenankan berbicara yang dapat mengganggu pelaksanaan praktikum
8. Tidak diperkenankan melakukan praktikum diluar topik yang dipraktekkan
9. Setiap kelompok harus bertanggung jawab terhadap kebersihan laboratorium
sesudah selesai praktikum
10. Setiap kelompok harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam keadaan
bersih dan kering
11. Bagi siswa yang memecahkan alat harus mengganti alat tersebut sesuai dengan
yang rusak / pecah
FORMAT LAPORAN MIKROBIOLOGI PANGAN

1. Judul Praktikum
2. Tujuan Praktikum
3. Pendahuluan
(latar belakang dan teori yang melandasi tentang topik yang dipraktekkan)
4. Alat dan Bahan / Media yang dibutuhkan
5. Prosedur
6. Hasil (termasuk gambar)
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
Jadwal Praktikum Mikrobiologi Pangan

No Pertemuan Topik
1 I Penjelasan praktek, kontrak dan pengenalan alat
2 II Persiapan alat dan membuat media
3 III Persiapan media pada metode Total Plate Count
4 IV Pemeriksaan jumlah mikroba total dalam bahan makanan
menggunakan metode hitungan cawan (Total plate Count)
5 V Morfologi kapang dan khamir
6 VI Mikroorganisme disekitar kita
7 VII Pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme
8 VIII Membuat media Tauge Ekstrak Agar
9 IX Identifikasi Mikroorganisme dari biji-bijian
10 X Identifikasi coliform dalam air
11 XI Morfologi Bakteri dengan pengecatan gram
12 XII Fermentasi alkohol dari buah-buahan
13 XIII UAS
PRAKTIKUM I

A. Topik : Pengenalan dan penggunaan alat dalam praktek mikrobiologi

B. Tujuan :
1. Mengenal berbagai jenis alat-alat dan bagian-bagian alat yang dibutuhkan
dalam praktikum Mikrobiologi Pangan.
2. Mampu menggunakan alat-alat tersebut
3. Mampu memelihara alat tersebut

C. Jenis Alat
1. Autoclave 15. Mikropipet
2. Cawan petri 16. Spatula
3. Tabung reaksi 17. Spritus lamp / Bunsen
4. Tabung durham 18. Batang pengaduk
5. Thermometer 19. Refrigator
6. Inkubator 20. Neraca Analitik
7. Erlenmeyer 21. Waterbath
8. Beaker glass 22. Mikroskop
9. Pipet Volumetrik 23. Jarum Inokulasi
10. Pipet Ukur 24. Pinset
11. Pipet Tetes 25. Colony Counter
12. Mortar with pastle 26. Laminar Air Flow Cabinet
13. Deck glass
14. Cover glass

Bentuk Laporan :
No Nama Alat Bagian Alat Gambar Fungsi Cara Penggunaan Pemeliharaan
PRAKTIKUM II

A. Topik : Persiapan Alat dan Membuat Media


B. Tujuan :
1. Mengenal berbagai media yang dibutuhkan dalam praktikum mikrobiologi
pangan.
2. Mengetahui fungsi media tersebut
3. Dapat membuat media tersebut
4. Mengenal berbagai larutan yang dibutuhkan dalam praktikum mikrobiologi
pangan.
5. Mengetahui berbagai fungsi larutan tersebut.
C. JENIS MEDIA
1. PCA 4. TEA
2. PDA 5. LACTOSA BROTH
3. NA

D. PROSEDUR PEMBUATAN MEDIA


1. PCA
a. Timbang 17,5 gram bubuk PCA dalam Erlenmeyer kapasitas 2 L.
b. Larutkan dengan 1 L aquades.
c. Panaskan sampai semua bahan larut di tandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave.
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250oF tekanan 1 atm
g. Media PCA siap digunakan atau dibiarkan hingga beku pada suhu ruang dan
untuk pemakaian pada waktu berikutnya setelah beku dimasukan kembali
kedalam refrigerator.
2. PDA
a. Timbang 30 gram bubuk PDA dalam Erlenmeyer kapasitas 2 L
b. Larutkan dengan 1 L aquades
c. Panaskan sampai semua bahan larut ditandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250 oF dan tekanan 1 atm,
untuk pemakaian pada waktu berikutnya, setelah beku dimasukan kembali
kedalam refrigerator.
3. NA
a. Timbang 28 gram bubuk NA dalam Erlenmeyer kapasitas 2 L
b. Larutkan dengan 1 L aquades
c. Panaskan sampai semua bahan larut ditandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250 oF dan tekanan 1 atm,
untuk pemakaian pada waktu berikutnya, setelah beku dimasukan kembali
kedalam refrigerator.
4. TEA
a. Rebus Tauge (100 gram) denagn 1 L aquades 2-3 jam, saring dengan kapas dan
kembalikan volume menjadi 1 L
b. Timbang flakes/agar-agar 15 gram, sukrosa 60 gram dan larutkandengan
ekstrak tauge 1 L
c. Panaskan sampai semua bahan larut ditandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250 oF dan tekanan 1 atm,
untuk pemakaian pada waktu berikutnya, setelah beku dimasukan kembali
kedalam refrigerator.
5. LACTOSA BROTH
1) LB Tunggal
a. Timbang 13 gram bubuk LB dalam Erlenmeyer kapasitas 2 L
b. Larutkan dengan 1 L aquades
c. Panaskan sampai semua bahan larut ditandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250 oF dan tekanan 1
atm, untuk pemakaian pada waktu berikutnya, setelah beku dimasukan
kembali kedalam refrigerator
2) LB Ganda
a. Timbang 26 gram bubuk LB dalam Erlenmeyer kapasitas 2 L
b. Larutkan dengan 1 L aquades
c. Panaskan sampai semua bahan larut ditandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250 oF dan tekanan 1
atm, untuk pemakaian pada waktu berikutnya, setelah beku dimasukan
kembali kedalam refrigerator

FUNGSI LARUTAN
NO JENIS LARUTAN FUNGSI
PRAKTIKUM III

A. Topik : Persiapan Media Pada Metode Total Plate Count (TPC)


B. Tujuan :
1. Mahasiswa terampil mensterilkan alat-alat yang diperlukan pada metode TPC
2. Mahasiswa terampil membuat larutan yang diperlukan metode TPC
3. Mahasiswa terampil membuat media yang diperlukan pada metode TPC
C. Alat dan Bahan
Alat
a. Cawan petri e. Autoclave
b. Tabung reaksi f. Mortar & pestle
c. Pipet 1 ml g. Erlenmeyer
d. Kapas
Bahan
a. Aquadest
b. PCA

D. Prosedur
1. STERILISASI
a. Siapkan alat-alat yang terbuat dari gelas (alat-alat harus sudah kering)
b. Tutup tabung reaksi dengan kapas
c. Pipet (kapasitas 1 ml) disumbat dengan kapas
d. Tabung reaksi, pipet dan cawan petri di bungkus dengan kertas
e. Sterilisasi pada autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 C

2. PERSIAPAN LARUTAN
a. Isi Erlenmeyer dengan 90 ml larutan pengencer milsanya aquadest
b. Tabung reaksi diisi dengan 9 ml larutan pengencer (jumlahnya disesuaikan
dengan jumlah sampel yang akan diteliti)
c. Sterilisasi pada autoclave dengan temperature 250 derajat Farenheit
selama 15 menit
3. Persiapan Media
a. Timbang sejumlah Plate Count Agar/PCA bubuk (jumlah disesuaikan
dengan jumlah sampel yang akan diteliti)
b. Larutkan dengan aquadest
c. Panaskan sampai larutan sempurna
d. Sterilisasi pada autoclave dengan suhu 250 derajat Farenheit selama 15
menit
PRAKTIKUM IV

A. Topik : Pemeriksaan jumlah mikroba total dalam bahan makanan


menggunakan metode hitungan cawan (Total Plate count)
B. Tujuan :
1. Mahasiswa terampil melakukan pengenceran pada sampel
2. Mahasiswa terampil menentukan jumlah koloni mikroba dalam cawan petri
3. Mahasiswa terampil menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan
C. Prinsip Analisis :
Metode hitungan cawan (Total Plate Count/TPC) atau Angka Lempeng
Total/ALT adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan
jumlah mikroba di dalam bahan pangan. Selain itu jumlah mikroba di dalam bahan
pangan dpat dihitung dengan metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan
spektofotometer. Namun metode turbidimetri sukar diterapkan pada bahan pangan
karena membutuhkan larutan medium yang bening, sedangkan ekstrak bahan
panagan , misalnya sari buah, biasanya mengandung komponen yang
menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan
jumlah mikroba yang terdapat di dalamnya.
Prinsip dari metode hitungan cawan ini adalah jika sel mikroba yang masih
hidup ditambahkan pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang
paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba karena (1) hanya sel yang masih
hidup yang dihitung (2) beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus (3) dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan yang
spesifik.
Secara garis besar metode hitungan cawan terdiri dari tahap pengenceran
contoh, pemupukan contoh pada cawan, penumbuhan (inkubasi) pada suhu yang
sesuai, perhitungan koloni yang tumbuh pada cawan, dan penentuan jumlah
mikroba (ALT). Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yakni metode
tuang (pour plate) dan metode permukaan (surfacel spread plate).
Pada metode tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran
yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar-
agar cair steril yang telah didinginkan (47-50C). Sebanyak 15-20 ml dan
digoyangkan supaya sampelnya menyebar.

D. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Inkubator
b. Cawan petri
c. Erlenmeyer 250 ml
d. Mortar dan pestle
e. Neraca Analitik
f. Pipet 1 ml
g. Colony Counter
h. Spiritus
2. Bahan
a. Media PCA
b. Tabung reaksi berisi 9 ml aquadest steril
c. Bakso/ Pentol
d. Kuah bakso
e. Mie kuning
f. Kue bolu
g. Air isi ulang
h. Es teh

E. Prosedur
1. Sterilkan semua alat-alat yang akan digunakan
2. Cairkan media PCA dan pertahankan suhunya sekitar 40C
3. Hancurkan/haluskan pangan yang akan diperiksa (khusus pangan padat),
pangan dalam bentuk cair dikocok, sampai homogeny.
4. Ambil secara aseptis 10 gram atau 10 ml pangan tersebut dan campurkan
kedalam 90 ml aquadest steril
5. Kocok sampai homogen
6. Pipet 1 ml dan pindahkan kedalam 9 ml aquadest steril sehingga didapatkan
pengenceran 10-2.
7. Pipet 1 ml dari pengenceran 10-2 pindahkan kedalam 9 ml aquadest steril
sehingga didapatkan pengenceran 10-3, lakukan hingga pengenceran 10-6.
8. Ambil masing-masing 1 ml dari tiap pengenceran, masukan kedalam tiap
cawan petri
9. Tuangkan secara aseptis PCA sebanyak 10 – 15 ml, homogenkan dengan
membentuk angka 8, dan biarkan mengeras.
10. Inkubasikan pada posisi terbalik selama 24 – 48 jam pada suhu 30 – 32C.
11. Amati penampakan koloni yang tumbuh
12. Hitung jumlah koloni
F. Pengamatan

1. Penampakan koloni yang tumbuh :


a. Bentuk :
1) Titik-titik
2) Bulat
3) Benang
4) Tak teratur
5) Serupa akar
6) Serupa kumparan

b. Permukaan :
1) Datar
2) Timbul mendatar
3) Timbul melengkung
4) Timbul cembung
5) Timbul membukit
6) Timbul berkawah

c. Tepi
1) Utuh
2) Berombak
3) Berbelah-belah
4) Bergerigi
5) Berbenang-benang
6) Keriting
2. Cara Perhitungan jumlah Koloni Standard Plate Count (SPC)

Laporan hitungan cawan menggunakan standar yaitu Standard Plate


Count (SPC) sebagai berikut :
1) Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30-300.
2) Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan kumpulan
koloni yang besar, dimana jumlah koloni diragukan dapat dihitung sebagai
satu koloni.
3) Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis telah dihitung
sebagai satu koloni.
Data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1) Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama
dan kedua, jika angka ketiga ≥ 5 harus dibulatkan satu angka lebih tingi
dari angka kedua.
Jumlah Koloni per pengenceran
SPC Keterangan
10-2 10-3 10-4
135 20 5 1,3 x 104 20 dan 5 < 30
400 225 9 2,3 x 105 400 > 300 ; 9 <30
TBUD TBUD 197 2,0 x 106 TBUD > 300

2) Jika semua pengenceran yang dibuat menghasilkan < 30 koloni pada


cawan petri. Berarti pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi, oleh
karena itu jumlah koloni pada pengenceran terendah yang dihitung.
Hasilnya dilaporankan (30 x besarnya pengenceran tetapijumlah
sebenarnya harus dicantumkan.
Jumlah koloni per pengenceran
SPC Keterangan
10-2 10-8 10-4
< 3,0 x 103 Hitung
16 4 2
(1,6 x 108) pengenceran 10-2
3) Jika semua pengenceran dihasilkan >300 koloni pada cawan petri,
berarti pengenceran yang dilakukan terlalu rendah, oleh karena itu
jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi dihitung. Hasilnya
dilaporkan > 300 x factor pengenceran. Tetapi jumlah sebenarnya
dicantumkan dalam tanda kurung.
Jumlah koloni per pengenceran
SPC Keterangan
10-2 10-3 10-4
>3,0 x 106 Hitung
TBUD TBUD 325
(3,3 x 106) Pengenceran 10-4
>3,0 x 105 Hitung
TBUD 317 20
(3,2 x 105) Pengenceran 10-8

4) Jika pada cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni


dengan jumlah antara 30 – 300 koloni dan perbandingannya antara hasil
tertinggi dan terendah dari kedua pengenceran tersebut < 2, maka
dilaporkan rata-rata dari kedua nilai jumlah koloni tersebut dengan
memperhitungkan faktor pengenceran. Jika perbandingannya antara
hasil tertinggi dan terendah > 2, maka yang dilaporkan hanya
hasil/jumlah koloni yang terkecil.
Jumlah koloni per pengenceran
SPC Keterangan
10-2 10-3 10-4
Hitung rata-ratanya
293 41 4 3,5 x 104 karena 41.000/29300
= 1,4 (<2)
Hitung pengenceran
140 32 2 1,4 x 104 10-2 karena
32000/14000 = 2,3
5) Jika digunakan duplo per pengenceran data yang diambil dari edua
cawan tersebut.
Jumlah koloni per pengenceran
SPC Keterangan
10-2 10-3 10-4
175 16 1 Rata-rata dari pengenceran
1,9 x 104
208 17 0 10-2
138 42 2
4
Rata-rata pengenceran 10-2
1,5 x 10
162 43 4 karena 10-3 : 10-2 = 2,4

290 36 4 Rata-rata pengenceran 10-2


3,1 x 104 dan 10-3 karena = 10-3:10-2
280 32 1
= 1,2
291 25 3
4
Rata-rata pengenceran 10-2
3,0 x 10
305 27 0 meskipun 305 > 300

Tabel Hasil Pengamatan jumlah Koloni Per Pengenceran

Jumlah Koloni Per Penampakan Koloni yang


Kel Sampel Pengenceran Pengenceran SPC tumbuh
Hari I Hari II Hari I Hari II
PRAKTIKUM V

A. Topik : Morfologi Kapang dan Khamir


B. Tujuan :
1. Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop
2. Mahasiswa terampil menentukan morfologi kapang dan bagian-bagiannya
3. Mahasiswa terampil menentukan morfologi khamir
C. Alat dan bahan
1. Alat :
a. Mikroskop d. Bunsen
b. Jarum ose e. Deck glass
c. Kapas f. Cover glass
g. Alcohol 70%
2. Bahan :
a. Lactofenol
b. Tempe
c. Tape
d. Kacang Tanah
e. Bawang Putih
D. Prosedur
a. Bersihkan deck glass dan cover glass dengan alcohol dan bakar diatas api
bunsen untuk menghilangkan sisa air
b. Teteskan satu tetes lactofenol pada bagian tengah deck glass
c. Bakar jarum ose celupkan ke dalam alkohol dan lewatkan diatas api Bunsen
d. Ambil secara aspetis dengan jarum ose sampel (Tempe/Tape/Kacang
Tanah/Bawang Putih) dan letakkan pada tetesan lactofenol
e. Tutup dengan cover glass
f. Amati pada mikroskop mulai perbesaran 4 x 10, 10 x 10 dan 40 x 10
g. Gambar morfologi dan bagian-bagian kapang/khamir
Penampakan mikroorganisme pada mikroskop:
- KHAMIR (Saccharomyces cerevisisae) pada sampel tape singkong

- KAPANG
Rhizopus sp pada sampel tempe Aspergillus sp pada sampel
bawang putih
PRAKTIKUM VI

A. Topik : Mikroorganisme di sekitar kita


B. Tujuan : Terampil menuangkan agar secara aseptik kedalam cawan petri dan
mengetahui aneka ragam mikroorganisme di sekitar kita.
C. Alat dan Bahan :
Alat :
a. Cawan Petri
b. Lampu Bunsen
c. Inkubator
d. Hotplate
e. Cutton Bad
f. Tusuk gigi

Bahan :
a. Medium NA
b. Alkohol

D. Prosedur :
1) Cairkan medium NA dalam pemanas air
2) Turunkan suhunya hingga mencapai 40 derajat celsius
3) Ambil cawan petri dan dalam keadaan tertutup, bakar mulut cawan petri
tersebut.
4) Lepaskan sumbat kapas dari erlenmeyer, dan bakar mulut erlenmeyer
sebentar.
5) Tuangkan kedalam cawan petri secara aseptis TEA sebanyak 10-15 cc
6) Tutup kembali cawan petri secara perlahan-lahan dan biarkan medium
mengeras.
7) Bakar kembali mulut erlenmeyer dan tutup kembali dengan kapas.
8) Mikroorganisme dari sekitar kita diidentifikasi dengan perlakuan :
 Biarkan C.P I tanpa perlakuan.
 Biarkan C.P.II dengan kotoran gigi.
 Biarkan C.P.III dengan epidemis kulit.
 Biarkan C.P. IV dengan rambut kepala.
 Biarkan C.P. V dengan jari tangan.
 Biarkan C.P. VI pada ruang kotor.
 Biarkan C.P. VII pada ruang kelas, selama 5 menit.
 Biarkan C.P. VIII pada ruang laboraturium mikro , selama 5 menit.
 Biarkan C.P.IX pada ruang laboraturium IBM selama 5 menit.
 Biarkan C.P. X pada tempat sampah selama 5 menit.
 Biarkan C.P XI pada ruang kelas selama 10 menit.
 Biarkan C.P.XII pada ruang kelas selama 15 menit.
9) Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 30-32 derajat celcius
10) Amati perubahan yang terjadi.
E. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum

No Perlakuan Gambar Keterangan


PRAKTIKUM VII

A. Topik : Pengaruh faktor lingkungan kimia terhadap pertumbuhan


mikroorganisme
B. Tujuan : Mahasiswa dapat membedakan pengaruh berbagai bahan kimia
terhadap daya hambat pertumbuhan mikroorganisme

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung aquadest steril d. Jarum ose
b. Cawan petri steril e. Pinset
c. Lampu Bunsen f. Pipet steril
2. Bahan
a. Nutrient agar
b. Larutan formalin
c. Alkohol 70%
d. Bawang putih
e. Jahe
f. Daun sirih hijau
g. Daun sirih merah
h. Kertas saring steril diameter 1 cm
i. Sampel Air Selokan

D. Prosedur
1. Metode kertas saring (paper disk Assay method)
a. Cairkan medium agar dalam penangas air, dinginkan sampai suhu sekitar
40C.
b. Tuangkan 1 ml suspense bakteri dari sampel air selokan masing-masing
kedalam cawan peteri.
c. Tuangkan agar secara aseptic ke dalam setiap cawan petri yang sudah
disterilkan dan suspense biakan, ratakan dan birkan membeku
d. Sterilkan pinset dan ambil satu kertas saring secara aseptis dan celupkan
kedalam sampel (Jahe, bawang putih, daun sirih hijau, daun sirih merah,
alcohol 70%, formalin) dan letakkan pada cawan petri.
e. Inkubasi pada suhu 24 – 48 jam
f. Amati pertumbuhan yang terjadi dan ukur diameter daerah bening yang
timbul.

E. Pengamatan
Penampungan
Daerah Bening Daya Hambat
Pengamatan Pertumbuhan m.o
I II III I II III I II III
Hari I
Hari ii
PRAKTIKUM VIII

A. Topik : Membuat media TEA (Tauge Ekstrak Agar)


B. Tujuan :
1. Mengenal media TEA dalam praktikum mikrobiologi pangan.
2. Mengetahui fungsi media TEA
3. Dapat membuat media TEA
C. Alat dan bahan

1. Kompor 11. Tauge/kecambah


2. Panci 12. Agar-agar plain
3. Neraca analitik 13. Aquades
4. Corong 14. Sukrosa
5. Erlenmeyer 15. Kapas
6. Pipet volume/ukur/tetes
7. Gelas ukur
8. Batang pengaduk
9. Autoklaf
10. Refrigerator

D. Prosedur
a. Rebus Tauge (100 gram) dengan 1 L aquades 2-3 jam, saring dengan kapas dan
kembalikan volume menjadi 1 L
b. Timbang flakes/agar-agar 15 gram, sukrosa 60 gram dan larutkan dengan ekstrak
tauge 1 L
c. Panaskan sampai semua bahan larut ditandai dengan warna larutan jernih
d. Tutup dengan kapas steril
e. Masukan kedalam autoclave
f. Sterilkan selama 15 menit setelah mencapai suhu 250 oF dan tekanan 1 atm, untuk
pemakaian pada waktu berikutnya, setelah beku dimasukan kembali kedalam
refrigerator.
PRAKTIKUM IX

A. Topik : Identifikasi Mikroorganisme dari biji-bijian


B. Tujuan :
1. Mahasiswa terampil mengidentifikasi mikroorganisme dari biji-bijian
2. Mahasiswa dapat menumbuhkan mikroorganisme yang tumbuh pada media
yang sesuai
3. Mahasiswa dapat menentukan morfologi mikroorganisme dari biji-bijian
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pinset
b. Beaker glass 100 ml
2. Bahan
a. Media TEA
b. Alcohol 70%
c. Kacang kedelai
d. Kacang tanah
e. Kacang hijau
f. Kacang tolo
g. Beras
h. Jagung
D. Prosedur
1. Biji-bijian yang akan diperiksa tidak perlu dicuci
2. Tuangkan media TEA pada cawan petri secara aseptis
3. Pinset dibersihkan dengan alcohol 70% dan sterilkan membakarnya diatas
nyala api
4. Ambil biji-bijian dengan menggunakan pinset dan letakkan secara aseptis
pada cawan petri yg berisi media TEA dengan jarak yang tidak terlalu
berdekatan
5. Inkubasi selama 24 – 72 jam, pada suhu 30 – 32C dalam posisi normal
6. Amati morfologi yang tumbuh dibawah mikroskop
7. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum

No Sampel Gambar Keterangan


PRAKTIKUM X

A. Topik : Identifikasi coliform dalam air


B. Tujuan :
1. Mahasiswa terampil menentukan kualitas air dengan metode most probable
number atau angka paling mungkin
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Inkubator
b. Bunsen/ Laminar Air Flow
c. Pipet 10 ml steril
d. Pipet 1 ml steril
e. Pipet 0,1 mil steril
f. Tabung reaksi steril
g. Tabung durham
2. Bahan :
a. Laktose broth tunggal
b. Lactose broth ganda
c. Sampel air

D. Prosedur
1. Pengambilan sampel
a. Air kran
1) Buka kran dan biarkan mengalir 2 – 3 menit
2) Tutup kran dan panaskan mulut kran dengan api Bunsen sehingga uap
air keluar atau bersihkan mulut kran dengan alkhol 70%
3) Buka kembali kran dan biarkan air mengalir beberapa saat
4) Buka tutup kapas bolling flask dan lewatkan diatas api Bunsen, isi
dengan air sebanyak 100 – 200 ml.
5) Lewatkan mulut bolling flask diatas nyala api dan tutup kembali.
b. Air sungai, kolam atau danau
1) Botol steril diisi setengahnya dengan contoh air yang akan diperiksa,
ditutup dan dikocok sampai merata, buang airnya dan botol tutup
kembali
2) Masukkan botol dalam keadaan tertutup ke dalam air sedalam 20 – 30
cm dari permukaan air
3) Arahkan mulut botol melawan arus air
4) Buka tutup botol dan isi sampai penuh
5) Lakukan tutupan botol dibawah permukaan air
2. Persiapan Media
a. Pembuatan lactose broth tunggal
b. Pembuatan lactose broth ganda
c. Pembuatan lactose broth NA miring
d. Pembuatan lactose broth BGLB
e. Pembuatan lactose broth EMBA atau endo agar
3. Uji Kualitas Air
a. Uji penduga (Presumtive Test)
1) Inokulasikan masing-masing 10 ml sampel air kedalam 5 tabung
medium lactose broth ganda (seri I)
2) Inokulasikan masing-masing 1 ml sampel air kedalam 5 tabung
medium lactose broth tunggal (seri II)
3) Inokulasikan masing-masing 0,1 ml sampel air kedalam 5 tabung
medium lactose broth tunggal (seri III)
4) Inkubasikan semua tabung pada suhu 35C
5) Setelah 24 jam apabila terbentuk asam dan gas, maka reaksinya positif.
(uji ini digunakan untuk uji peguat).
6) Tabung yang belum menunjukkan adanya gas diinkubasikan kembali
pada suhu 35C
7) Tabung yang positif digunakan untuk uji penguat sedangkan yang
negative tidak dilanjutkan pada uji penguat.
8) Hitung nilai MPN.
b. Uji Penguat (Corfirmed Test)
1) Tahap I
a) Inokulasikan 1 ose biakan dari setiap tabung uji penduga yang
positif masing-masing kedalam 2 tabung medium BGLB.
b) Inkubasikan satu seri BGLB yang telah diinkubasi pada suhu 35C
dan satu seri lain pada suhu 44,5C
c) Amati terbentuknya asam dan gas setelah 24 – 48 jam, bila perlu
waktu inkubasi diperpanjang.
2) Tahap II
a) Cairkan endo agar, tuangkan kedalam cawan petri steril/secara
aseptis, biarkan sampei mengeras.
b) Ambil 1 ose biakan dari tabung BGLB yang positif dan
inokulasikkannya diatas permukaan (streak method)
c) Inkubasi 24 – 48 jam pada temperature 35C
d) Amati adanya koloni bakteri yang berwarna hijau metalik dan
merah tua.
c. Uji Pelengkap (Completed Test)
1) Ambil 1 ose dari koloni yang berwarna hijau metalik dan inokulasikan
pada lactose broth yang ada tabung durham
2) Ambil 1 ose dari koloni yang berwarna hijau metalik dan inokulasikan
pada medium agar miring.
3) Inkubasikan selama 24 – 48 jam pada suhu 35C
4) Amati adanya asam dan gas pada tabung lactose broth.
5) Lakukan pengecatan gram dan spora pada biakan yang ada dalam
medium NA
6) Jika timbul asam dan gas, morfologi bakteri berbentuk batang, gram
negative, tidak membentuk spora maka bakteri yang diisolasi adalah
E. coli.
E. Cara Perhitungan MPN + Tabel kombinasinya

Metode MPN digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme di


dalam contoh yang berbentuk cair. Untuk sampel padat, buat suspensi terlebih
dahulu (10-1). Metode MPN menggunakan medium cair didalam tabung
reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu ditimbuhi oleh mikroorganisme setelah diinkubasi pada suhu dan waktu
tertentu.
Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan dan terbentuknya gas di dalam tabung durham (untuk
mikroorganisme pembenuk gas).
PRAKTIKUM XI

A. Topik : Morfologi Bakteri dengan pengecatan gram


B. Tujuan : Mahasiswa terampil menentukan morfologi bakteri dengan pengecetan
gram (sifat bakteri)
C. Alat dan Bahan
Alat :
a. Mikroskop f. Deck glass
b. Jarum ose g. Cover glass
c. Alkohol h. Kapas
d. Bunsen
e. Laminar Air Flow
Bahan :
a. Larutan gram A e. Minyak imersi
b. Larutan gram B f. Sampel Air coliform
c. Larutan gram C g. Yogurth
d. Larutan gram D
D. Prosedur
Pengecatan Gram
a. Buat preparat oleskan bakteri dari sampel
b. Teteskan larutan gram A sebanyak 2 – 3 tetes pada olesan bakteri selama
1 menit
c. Cuci dengan air mengalir, keringkan dengan kertas isap secara hati-hati
d. Teteskan larutan gram B, biarkan selama 1 menit
e. Cuci dengan air dan keringkan
f. Teteskan larutan gram C selama 30 detik
g. Cuci dengan air dan keringkan
h. Tetesi dengan larutan gram D selama 30 detik, cuci dengan air dan
keringkan dengan kertas isap
i. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 970 x atau 1000 x
menggunakan minyak imersi
F. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum

No Sampel Gambar Keterangan Gram


positif/negatif
PRAKTIKUM XII

A. Topik : Fermentasi Alkohol dari buah-buahan


B. Tujuan : Mahasiswa terampil melakukan fermentasi dari buah-buahan
C. Alat dan bahan :
1. Erlenmeyer 9. Kapas steril
2. Beaker gelas 10. Lakban hitam
3. Blender 11. Aquades
4. Saringan 12. Glukosa
5. Waterbath 13. Fermipan
6. Neraca analitik 14. Buah nanas
7. Batang pengaduk 15. Buah manga
8. Selang bening 16. Buah pepaya

D. Prosedur
1. Membuat sari buah
a. Menimbang buah sebanyak 100 gram
b. Tambahkan air dengan perbandingan Air : Buah (1:2)
c. Lakukan penyaringan agar didapatkan sari buah
2. Ambil 100 ml sari buah masukkan dalam Erlenmeyer 1 kapasitas 500 mL
3. Tambahkan Glukosa (ambil % dari sari buah)
4. Lakukan pasteurisasi suhu 65 oC selama 15 menit
5. Dinginkan suhu 40 oC
6. Tambahkan starter (ambil % dari sari buah)
a. Membuat starter dengan menimbang 10 gram Fermipan
b. Tambahkan aquades 10 mL, homogenkan
7. Masukkan selang bening pada Erlenmeyer 1 berisi produk buah jangan
sampai menyentuh cairan, dan pada Erlenmeyer 2 berisi Aquades masukkan
sampai tenggelam. Letakkan Erlenmeyer berdampingan, tutup Erlenmeyer
dengan kapas dan lakban hitam dengan rapat sehingga tidak ada udara yang
masuk
8. Diamkan selama 7-14 hari dan amati perubahan yg terjad
LOGBOOK KEGIATAN Hari :
Praktikum Mikrobiologi Pangan Tanggal :

Judul Praktikum :

Anda mungkin juga menyukai