Oleh:
Putu Samawati
Abstrak
Komisaris dan direksi sebagai organ dalam sebuah Perseroan Terbatas (PT) memiliki kedudukan yang
penting bagi keberlangsungan jalannya kegiatan usaha sebuah PT. Komisaris bertugas mengawasi
kinerja dari Direksi, dan Direksi bertugas menjalankan perseroan.. Praktik di lapangan sering kali
dijumpai seorang komisaris juga berkedudukan sebagai direksi dalam sebuah PT atau dalam anak
perusahaan PT. Ketika jabatan komisaris dirangkap juga sebagai direksi akan sangat memungkinkan
terjadi kecurangan dalam pengelolaan PT karena yang bertugas sebagai pengawas mengawasi kinerja
dirinya sendiri. Kesimpang siuran persoalan rangkap jabatan antara komisaris dan direksi ini apakah
dibenarkan oleh hukum Indonesia atau tidak merupakan bahasan utama dalam artikel ini, kajian utama
akan didasarkan pada norma-norma peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan penambahan
analisis penafsiran hukum berdasarkan teori interpretasi analogi. Harapannya akan mendapatkan
tambahan wawasan mengenai persoalan rangkap jabatan ini secara jelas sehingga dalam praktiknya
dapat direalisasikan dengan tepat.
1
Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Perkara Nomor 1/KPPU/L/2003.
2
Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia Perkara Nomor 05/KPPI-L/2002
4851
SIMBUR CAHAYA
Majalah Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
mana PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. sebagai ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5
perusahaan induk yang memiliki 31 anak per- Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
usahaan, awalnya tuntutan yang dilayangkan dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.5 Pernyataan
adalah persoalan penguasaan pasar yang tegas dari KPPU tersebut ternyata tidak lah sama
menguasai 70% pangsa pasar mie instan nasional dengan pernyataan dari mantan Menteri Badan
hingga akhir tahun 2005, akhirtahun 2006 men- Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar,
capai 65,8%, akhir tahun 2007 mencapai 66,5%, dan yang menegaskan bahwa direksi sebuah BUMN
akhir tahun 2008 mencapai 71,4%3. hasil pene- diperbolehkan untuk merangkap jabatan, dalam
lusuran ditemukan terjadi jabatan rangkap dalam peraturan tidak dilarang untuk melakukan hal itu,
Group Indofood yang melibatkan tiga orang yaitu seperti halnya dalam holding BUMN yang berge-rak
Anthoni salim, Fransiscus Welirang, dan Benny S. di bidang pupuk, direksinya bisa merangkap
Santoso pada beberapa anak perusahaan dari PT. menjadi komisaris di anak perusahaan. Satu di
Indofood Sukses Makmur Tbk yang memiliki jenis antaranya adalah direksi holding dari lima atau
usaha pendukung yang sama. Anthoni salim empat anggota komisaris. Ini memang kebijakan
sebagai Direktur Utama PT. Indofood Sukses kementrian BUMN, untuk tahap holding penuh,
Makmur Tbk juga menduduki jabatan sebagai direksi boleh merangkap sebagai anggota komi-
Direktur Utama PT. Indosentra Pelanggi, selain itu saris, rangkap jabatan juga bertujuan untuk peng-
juga menduduki jabatan sebagai komisaris PT. Inti awasan dan kelancaran komunikasi.6
Abadi Kemasindo, PT.Bogasari Sentra Flour Mills, Adanya perbedaan pandangan mengenai
PT. Intisari Flour Mills. Fransiscus Welirang persoalan jabatan rangkap ini memerlukan analisis
menduduki jabatan sebagai direktur PT. Indofood mendalam mengenai argumentasi hukum yang
Sukses Makmur Tbk, direktur utama PT. Inti Abadi mendasari larangan atau diperbolehkannya jabatan
Kemasindo, PT.B ogasari Sentra Flour Mills, dan rangkap dalam suatu Perseroan Terbatas (PT) yang
PT. Intisari Flour Mills. Benny S. Santoso didirikan dan/atau beroperasi di In-donesia. Hal
menduduki jabatan sebagai komisaris utama PT. ini diperlukan agar dapat dipahami dan
Inti Abadi Kemasindo, PT. Putri Daya Usahatama,
ditemukannya benang merah mengenai
PT. Bogasari Sentra Flour Mills, PT. Intisari Flour
pengaturan jabatan rangkap dalam tatanan hukum
Mills, selain itu juga menjabat seba-gai komisaris
bisnis di Indonesia demi tercapainya kepastian
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dan PT.
apakah jabatan rangkap ini diperboleh-kan atau
Indosentra Pelangi.4 justru dilarang keberlakuannya dalam sebuah PT
Persoalan jabatan rangkap yang sering yang didirikan dan/atau melakukan usaha di
terjadi pada beberapa perusahaan mengindikasi- Indonesia.
kan bahwa hal ini dapat memiliki dampak serius
bagi realitas dunia usaha. Berbagai kasus yang
B. TINJAUAN UMUM TENTANG
menyebabkan kerugian bagi beberapa pihak aki-
bat jabatan rangkap ini menjadi persoalan yang
PERSEROAN TERBATAS DAN
serius bagi KPPU, hal ini dibuktikan dengan dibe- ORGAN PERSEROAN
lakukannya Peraturan Komisi Nomor 7 Tahun 2009 PT adalah suatu bentuk perusahaan yang
tentang Pedoman Jabatan Rangkap sesuai berbadan hukum yang memiliki harta kekayan
3
David, S.S., 2008, Majalah Marketing-Edisi Khusus TOP BRAND
4
Paripurna P. Sugarda, Mei 2015, “Modul Perkuliahan : Beberapa Kasus Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat”, Yogyakarta: Magister Hukum Universitas Gadjah Mada.
5
“Pedoman Jabatan Rangkap Sesuai Ketentuan Pasal”, http://www.kppu.go.id//docs/Perkom/2009/
NOMOR%2007%202009%20PEDOMAN %20JABATAN%20RANGKAP%20SESUAI%20KETENTUAN%
20PASAL%2026.pdf, diunduh 10 November 2016.
6
“Direksi BUMN Boleh Rangkap Jabatan”, Edisi Rabu, 19 Januari 2011, source : https://bisnis.tempo.co/read/
news/2011/01/19/090307517/direksi-bumn-boleh-rangkap-jabatan, diunduh 10 November 2016
yang terpisah dari harta kekayaan pengurus atau tujuan dan kepentingan pemegang saham, direksi,
pemegang sahamnya. Harta kekayaan suatu PT dan komisaris.11 Kaitannya PT dengan memiliki
itu diperoleh melalui modal. Modal ini penting organisasi tersendiri diatur dalam Pasal 1 Ayat
demi kelangsungan kegiatan suatu PT. Modal ini (2) UU PT yang menyatakan bahwa “Organ perse-
dapat terdiri dari uang, maupun benda baik ber- roan adalah Rapat Umum Pemegang Saham
gerak maupun tidak bergerak. Modal yang telah (RUPS), direksi dan komisaris”.12 RUPS adalah
dikumpulkan oleh para pemegang saham ini suatu wadah dimana para pemegang saham
kemudian digunakan untuk menjalankan kegiat- (pengusaha) PT berkumpul, sehingga terbentuk
an perusahaan oleh pengurus perusahaan.7 UU suatu organ atau lembaga yang mempunyai ke-
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas kuatan dan kekuasaan untuk mengambil kepu-
Pasal 32 Ayat (1) menyatakan bahwa modal tusan penting yang berkaitan dengan modal yang
dasar perseroan minimum adalah Rp ditanam dalam perusahaan, keputusan tersebut
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Bukan harus memperhatikan ketentuan anggaran dasar
dalam artian modal sebesar itu harus dan peraturan perundang-undangan.13 Pada
dimasukkan oleh para peme-gang saham, modal dasarnya semua keputusan RUPS harus dicapai
sebesar Rp 50.000.000,00 ter-sebut adalah yang melalui musyawarah untuk mufakat. Apabila
harus dimiliki oleh suatu PT untuk mencapai upaya ini tidak tercapai, keputusan RUPS adalah
tujuannya. Selain modal dasar PT juga memiliki sah jika disetujui dari ½ (satu perdua) bagian dari
modal ditempatkan, dan modal disetorkan.8 jumlah suara yang dikeluarkan kecuali undang-
Berdasarkan Undang-Undang tentang undang dan/atau anggaran dasar menentukan
Perseroan Terbatas (UU PT) status badan hukum bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh
suatu perseroan baru diperoleh setelah akta jumlah suaa setuju yang lebih besar.14
pendiriannya disahkan oleh Menteri Hukum dan Ketentuan Pasal 108 Undang-Undang
Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI. Pengesah-an Nomor 40 Tahun 2007 menentukan adanya dewan
dari Menkumham ini merupakan satu-satunya komisaris pada tiap-tiap perseroan. Fungsi
syarat memperoleh status badan hukum bagi komisaris adalah sebagai pengawas kebijaksanaan
perseroan.9 Apabila perseroan belum memperoleh direksi dalam menjalankan perseroan, serta se-
status badan hukum maka perseroan yang bagai penasihat direksi15, untuk mencapai efekti-
bersangkutan masih dikategorikan sebagai firma, fitas fungsi komisaris tersebut maka ditetapkan
persekutuan komanditer ataupun persekutuan pula persyaratan untuk menjadi komisaris yang
perdata.10 PT adalah badan hukum memenuhi adalah sama dengan persyaratan untuk menjadi
syarat sebagai pendukung hak dan kewajiban, direksi yang terdapat dalam Pasal 110 dan 111 UU
antara lain memiliki harta kekayaan tersendiri ter- PT. Adapun kewenangan dari komisaris adalah
pisah dengan harta kekayaan pribadi pengurus- sebagai berikut:
nya, memiliki organisasi yang teratur, memiliki 1. Dewan komisaris berwenang melakukan
tujuan dan kepentingan sendiri yang terlepas dari pengawasan atas kebijakan pengurusan,
7 R. Ali Ridha, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Persero, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung:
Alumni, 2001, h. 45.
8 Tuti Rastuti, Seluk Beluk Perusahaan dan Hukum Perusahaan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2015, h. 148-150.
9 Pasal 7 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tuti Rastusi, Op. Cit., h. 141.
10 Munir Fuady, Perseroan Terbatas Paradigma Baru, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003, h. 42.
11 Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, Bandung: Nuansa Aulia, 2006, h. 33.
12 Try Widiyono, Direksi Perseroan Terbatas, Jakarta: Ghhalia Indonesia, 1983, h. 62.
13 R.T Sutantya R. Hadhikusuma, S.H., Dr. Sumantoro., Pengertian Pokok Hukum Perusahaan, Jakarta: Rajawali Pers.,
1996, h. 67.
14 Pasal 86-88 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
15 Pasal 1 Angka 6 jo Pasal 108 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
24 Ahmad Yani, Perseroan Terbatas, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, h. 79.
25 Tuti Rastuti, Op. Cit., h. 197-198.
26 Ahmad Yani dan Gunawan WIdjaja, Perseroan Terbatas, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 105-110.
27 Standar Akutansi Keuangan (SAK) merupakan satu-satunya metode penyelenggaraan dan pembuatan laporan
keuangan yang diakui di Indonesia. SAK disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
dan amasing-masing anggota direksi atau fungsi kontrol melalui mekanisme check and
kerugian yang diderita oleh perseroan mau- balance sulit dilakukan, sehingga perlu ada-
pun pemegang sahamnya. nya pembagian tugas dan wewenang serta
8. Tugas dan tanggung jawab direksi kepada tanggungjawab yang jelas.
pihak ketiga. 12. Tanggungjawab internal direksi terhadap
Tugas dan pertanggungjawaban direksi per- perseroan dan perseroan pemegang saham
seroan terhadap pihak ketiga terwujud dalam Setiap kesalahan atau kelalaian anggota
kewajiban direksi melakukan keterbukaan direksi dalam melaksanakan kewajibannya
(disclosure) terhadap pihak ketiga atas setiap tersebut diatas memberikan hak kepada
kegiatan perseroan yang dianggap dapat pemegang saham perseroan untuk
mempengaruhi kekayaan perseroan. a. Secara sendiri-sendiri atau bersama-sma
9. Pertanggungjawaban dalam hal terjadi yang mewakili jumlah sepersepuluh pe-
pem-berian keterangan yang tidak benar megang saham perseroan melakukan
dan atau menyesatkan. gugatan untuk dan atas nama perseroan
Kewajiban untuk melakukan keterbukaan, terhadap direksi perseroan yang atas
direksi bertanggung jawab penuh atas ke- kesalahan dan kelalaiannya telah menye-
benaran dan kekuatan setiap data dan kete- babkan kerugian dalam perseroan (de-
rangan yang disediakan olehnya kepada rivative action).28
publik ataupun pihak ketiga berdasarkan b. Secara sendiri-sendiri melakukan gugat-
perjanjian. Jika terdapat pemberian data an langsung untuk dan atas nama pri-
atau keterangan secara tidak benar dan atau badi pemegang saham terhadap direksi
menyesatkan, maka seluruh anggota direksi perseroan atas setiap keputusan atau
harus bertanggung jawab secara tanggung tindakan direksi perseroan yang meru-
renteng. gikan pemegang saham.
10. Pertentangan kepentingan 13. Tanggungjawab eksternal direksi terhadap
Dalam hal terjadi pertentangan kepentingan pihak ketiga yang berhubungan hukum
antara kepentingan salah satu anggota di- dengan perseroan.
reksi pada satu sisi dengan kepentingan Dari uraian di atas kita ketahui selain tang-
perseroan pada sisi yanglain, maka anggota gung jawab terhadap perseroan dan peme-
direksi berkenaan dilarang untuk bertindak gang saham perseroan sebagaimana diurai-
mewakili perseroan. Demikian pula halnya kan tersebut di atas, direksi perseroan juga
jika terjadi suatu perkara dihadapan peng- bertanggung jawab terhadap pihak ketiga atas
adilan anatara salah satu anggota direksi setiap perbuatan hukum yang dilakukan
de-ngan perseroan, maka anggota direksi untuk dan atas nama perseroan. Perlindung-
berkena-an tidak diizinkan untuk mewakili an bagi pihak ketiga bahwa direksi bertang-
perseroan dihadapan pengadilan. UUPT gung jawab secara tanggung renteng atas
tidak mem-berikan pengaturan hal tersebut kelalaian dalam melaksanakan kewajiban
dalam ang-garan dasar perseroan. pendaftaran dan pengumuman yang di-
11. Tanggungjawab renteng antara sesama syaratkan. Ketentuan mengenai pertang-
anggota direksi perseroan. gungjawaban direksi terhadap pihak ketiga
Dengan adanya tanggungjawab renteng, juga mewajibkan direksi untuk bertanggung-
setiap anggota direksi diharapkan dapat jawab sepenuhnya atas setiap ketidakbenar-
menjadi “controller” satu terhadap yang lain- an informasi yang disampaikan oleh per-
nya, walaupun demikian pada praktinya, seroan terhadap pihak ketiga.
28 Hak untuk mengajukan gugatan derivatif ini diatur dalam Pasal 85 Ayat 3 UU PT.
yang mengatur mengenai jabatan rangkap ter- pikirannya secara penuh pada tugas, kewa-
sebut, berdasarkan hal tersebut maka dapat disa- jiban dan pencapaian tujuan persero serta
rikan pengertian dari jabatan rangkap, yaitu menghindari timbulnya benturan kepen-
situasi dimana seseorang menduduki jabatan di- tingan.
reksi dan atau komisaris pada dua atau lebih Mengenai rangkap jabatan bagi dewan
per-usahaan atau menjadi wakil dari dua atau komisaris juga diatur dalam Pasal 33 dan
lebih perusahaan yang bergabung dalam dewan Pasal 62 UU BUMN, yaitu dewan pengawas
direksi atau komisaris atau perusahaan. dilarang memangku jabatan rangkap sebagai:
Perusahaan yang dimaksud dapat berbentuk a) anggota direksi pada BUMN, Badan
perusahaan yang ber-ada dalam pasar Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan
bersangkutan yang sama (hori-zontal) maupun Usaha Milik Swasta (BUMS);
perusahaa yang berbeda pasar (vertikal).35 b) jabatan lainnya sesuai demgan keten-
Bahasan mengenai jabatan rangkap pada tuan peraturan perundang-undangan;
makalah ini akan mendasar pada aturan hukum dan/atau;
yang berlaku di Indonesia, maka terlebih dahulu c) jabatan lainnya yang dapat menimbul-
akan dipaparkan beberapa peraturan yang ber- kan benturan kepentingan.
kaitan dengan jabatan rangkap. Hasil penelusuran 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
yang dilakukan tidak diketemukan aturan khusus tentang Larangan Praktek Monopoli dan
yang membahas mengenai rangkap jabatan dalam Persaingan Usaha Tidak Sehat.
UU PT, tetapi justru ditemukan pengaturan Ketentuan mengenai jabatan rangkap ini
mengenai jabatan rangkap ini pada beberapa diatur dalam Pasal 26 Undang-undang
peraturan lain diluar UU PT, adapun peraturan Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
yang membahas mengenai jabatan rangkap Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
sebagai berikut: Tidak Sehat disebutkan bahwa: “Seseorang
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 yang menduduki jabatan sebagai direksi atau
tentang Badan Usaha Milik Negara komisaris dari suatu perusahaan, pada waktu
Pasal 25 Undang-Undang Nomor 19 Tahun yang bersamaan dilarang merangkap menjadi
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU direksi atau komisaris pada perusa-haan lain,
BUMN), menyatakan bahwa anggota direksi apabila perusahaan-perusahaan
dilarang memangku jabatan rangkap sebagai; tersebut:
a) anggota direksi pada BUMN, badan a. berada dalam pasar bersangkutan yang
usaha milik daerah, badan usaha milik sama; atau
swasta, dan jabatan lain yang dapat b. memiliki keterkaitan yang erat dalam
menimbulkan benturan kepentingan; bidang dan atau jenis usaha; atau
b) jabatan struktural dan fungsional lain- c. secara bersama dapat menguasai
nya pada instansi/lembaga pemerintah pangsa pasar barang dan atau jasa
pusat dan daerah; dan/atau; tertentu, yang dapat mengakibatkan
c) jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan terjadinya praktek monopoli dan atau
peraturan perundang-undangan. persaingan usaha tidak sehat”.
Dalam penjelasan Pasal 25 UU BUMN 3. Peraturan Komisi Pengawasan Persaingan
dinyatakan bahwa larangan perangkapan Usaha Nomor 7 Tahun 2009 tentang
jabatan dimaksudkan agar anggota direksi Pedoman Jabatan Rangkap sesuai dengan
benar-benar mencurahkan segala tenaga dan Ketentuan Dalam Pasal 26 Undang-undang
35 Pasal 26 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan tegas UU BUMN sama sekali tidak memberikan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha cela bagi direksi atau komisaris untuk memiliki
Tidak Sehat jabatan rangkap karena UU BUMN berkeyakinan
Peraturan KPPU Nomor 7 Tahun 2009 apabila direksi atau komisari memiliki jabatan
meng-atur bahwa larangan rangkap jabatan rangkap pada pelaksanaan tugas yang diamanah-
berlaku bagi perusahaan yang berada dalam kan kepada mereka akan menemui benturan ke-
pasar bersangkutan yang sama. Kriteria pentingan dan pada akhirnya akan merugikan
lain, rang-kap jabatan dilarang bila memiliki BUMN sendiri. Ketentuan ini jelas bertentangan
keter-kaitan yang erat dalam bidang dan dengan pernyataan mantan menteri BUMN Bapak
atau jenis usaha. Jabatan rangkap yang Mustafa Abubakar pada bagian latar belakang di
secara bersama dapat menguasai pangsa atas, yang menyatakan bahwa sesungguhnya
pasar barang dan atau jasa tertentu yang rangkap jabatan dalam sebuah perseroan itu
dapat mengakibatkan terjadinya praktek diperbolehkan.
monopoli dan/atau per-saingan usaha tidak Sudut pandang lain mengenai kebolehan
sehat juga dilarang. penyusunan pedoman jabatan rangkap apabila mengamati susunan
pelaksanaan Pasal 26 ini bertujuan: redaksi yang dinyatakan dalam Pasal 26 Undang-
a) Memberikan pengertian atau persepsi undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
yang sama, jelas, dan tepat tentang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
jabatan rangkap; Sehat, serta Peraturan Komisaris Pengawas Per-
b) Memberikan dasar pemahaman dan saingan Usaha Nomor 7 Tahun 2009 tentang
arah yang jelas sehingga tidak ada Pedoman Jabatan Rangkap sesuai dengan Keten-
penafsiran lain selain yang diuraikan tuan Pasal 26 Undang-undang Nomor 5 Tahun
dalam pedoman ini; 1999, yang mengatur mengenai jabatan rangkap
c) Memberikan landasan kepada semua tersebut terlihat seolah-olah ada celah, yang seolah-
pihak dalam berperilaku agar tidak ada olah juga membenarkan pernyataan Mantan
pihak-pihak yang dirugikan dan Menteri BUMN Bapak Mustafa Abubakar di atas
selanjutnya untuk menciptakan kondisi bahwa sesungguhnya rangkap jabatan da-lam
persaingan usaha yang sehat. sebuah perseroan itu diperbolehkan, pernyata-an
KPPU juga menginterpretasikan direksi dan yang memungkinkan jabatan rangkap diboleh-kan
komisaris dalam Pasal 26 ini sebagai dapat disimpulkan dari “jabatan rangkap ini
pemim-pin puncak dan pengawas dari dimungkinkan untuk dilakukan oleh seseorang
perusahaan non PT yang berbentuk badan dengan syaratnya adalah posisi yang dipegang
hukum. Jadi, seseorang dilarang menjadi oleh seseorang yang merangkap jabatan adalah
direktur perusa-haan dan sekaligus perseroan terbatas yang tidak berada dalam pasar
pengurus koperasi pada saat bersamaan. bersangkutan yang sama; atau memiliki keter-
Dengan catatan, dua perusa-haan itu kaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis
bergerak dalam usaha yang saling bersaing usaha; atau secara bersama dapat menguasai
dalam pasar bersangkutan yang sama. pangsa pasar barang dan atau jasa tertentu, yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek mono-
Konstruksi Pasal 25 dan Pasal 62 Undang- poli dan atau persaingan usaha tidak sehat”.
undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Pelaksanaan jabatan rangkap yang me-
Usaha Milik Negara, jelas-jelas menyatakan menuhi syarat bahwa kegiatan usaha dari per-
larangan seorang direksi atau komisaris merang- seroan terbatas tidak berada dalam pasar bersang-
kap jabatan baik dalam BUMN itu sendiri, atau kutan yang sama; atau memiliki keterkaitan yang
perusahaan negara dan perusahaan swasta, bah- erat dalam bidang dan atau jenis usaha; atau se-
kan jabatan struktural dan fungsional pada ins- cara bersama dapat menguasai pangsa pasar
tansi atau lembaga pemerintah pusat dan daerah, barang dan atau jasa tertentu, yang dapat meng-
kata-kata dilarang mengindikasikan bahwa secara akibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat” juga harus didasari akan duduk sebagai pemegang saham PT. Selan-
dengan asas itikad baik, asas kepantasan, asas jutnya pada Ayat (5) dan Ayat (6) disebutkan
kepatutan, dan asas tata kelola perusahaan yang bahwa jika dalam waktu enam bulan suatu per-
baik. Hal yang diinginkan oleh KPPU dengan usahaan berbentuk Perseroan Terbatas tidak
menegaskan melalui pemberlakuan Peraturan mempunyai pendiri dalam jumlah sedikitnya dua
KPPU Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pedoman orang, maka pemegang saham bertanggung jawab
Jabatan Rangkap Sesuai dengan Ketentuan Pasal secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian
26 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang perseroan dan atas permohonan pihak yang ber-
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha kepentingan, pengadilan negeri dapat membubar-
Tidak Sehat, adalah bertitik tolak pada kondisi kan perseroan tersebut. Apabila dikaji sepintas
sudah pernah terjadinya tindakan mono-poli dan ketentuan ini tidak bermasalah karena perusahaan
persaingan usaha tidak sehat yang dila-kukan oleh berbentuk perseroan terbatas muncul dari sebuah
beberapa perseroan terbatas dengan menjadi posisi perikatan, dan tidak ada perikatan jika jumlah para
dominan atau penguasaan pangsa pasar salah pihak yang terlibat kurang dari dua orang. Namun
satunya disebabkan dengan jabatan rangkap yang demikian jika dikaitkan dengan ketentuan pasal
dilakukan oleh para pengurus dan komisarisnya. lain di dalam UU PT yakni Pasal 1 Angka 4, 5, dan
Kenyataannya apabila terdapat rangkap jabatan 6 yang memberi definisi mengenai macam organ
dalam dua perusahaan yang bersaing (direct PT yang terdiri dari RUPS, komisaris, dan direksi,
interlock) maka hubungan horizon-tal ini dapat Pasal 8 tentang keterangan yang dimuat dalam
melahirkan pembentukan strategi bersama di akta pendirian perusahaan, dan Pasal 15 yang
antara perusahaan. Hal itu berkaitan dengan harga, membahas hal-hal yang dimuat dalam ang-garan
alokasi pasar, dan penetapan jum-lah produksi. dasar, dimana peraturan tersebut mensya-ratkan
Selain itu, hubungan vertikal dapat terjadi jika penyebutan identitas dari direksi, komi-saris, dan
perusahaan dalam jaringan distribusi atau pemegang saham, maka pertanyaan selanjutnya
berkaitan erat dalam satu bidang atau jenis usaha adalah bagaimana ketentuan tersebut akan
tertentu. Hubungan itu bisa mengakibatkan direalisasikan jika ternyata di dalam perse-roan
diskriminasi syarat pembiayaan bagi pesaing. terbatas hanya terdapat dua orang pendiri, tidak
Selain itu dapat pula berperan sebagai katalisator ada masalah dengan kedudukan organ RUPS
dalam upaya memperoleh penguasaan vertikal, karena Pasal 2 telah menentukan bahwa setiap
horizontal, atau konglomerasi.36 pendiri harus menyertakan diri sebagai pemegang
UU PT memang tidak mengatur secara jelas saham, namun demikian bagaimana dengan
mengenai jabatan rangkap dalam pasal-pasalnya. jabatan direksi dan komisaris.
Meskipun demikian dapat dianalisis melalui Pada dasarnya RUPS dapat menunjuk pihak
pemahaman pada pernyataan pasal-pasal lain yang ketiga untuk duduk sebagai komisaris ataupun
ada dalam UU PT. Menurut Pasal 7 Ayat (1) UU PT direksi, hal ini umum dilakukan. Namun terdapat
menentukan bahwa “Perseroan didirikan oleh 2 kemungkinan menentukan siapa yang akan du-
(dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang duk sebagai komisaris atau direksi mengalami
dibuat dalam bahasa Indonesia”, dan Ayat kesulitan, mengingat memenuhi syarat dua orang
(2) menentukan bahwa “Setiap pendiri perseroan pendiri saja sebuah perseroan terbatas kadang juga
wajib mengambil bagian saham pada saat persero- merasa sulit. Apakah jabatan organ berjum-lah dua
an didirikan”, kedua ketentuan ini menegaskan yakni RUPS, direksi, atau komisaris harus dipenuhi
bahwa di dalam perusahaan berbentuk PT sedikit- semua, bagaimana jika salah satu dari ketiga
nya harus memiliki dua pendiri yang kesemuanya jabatan tersebut tidak dapat dipenuhi, apa-
36 “Dapatkah Direksi /Komisaris Mempunyai Jabatan Rangkap di Perusahaan Lain ?”, http://
thepresidentpostindonesia.com/2013/01/07/dapatkah-direksi-komisaris-mempunyai-jabatan-rangkap-di-
perusahaan-lain/, diunduh 5 Juni 2017.
kah perusahaan tanpa komisaris atau tanpa di- hingga ada yang mempunyai tanggung jawab
reksi dimungkinkan, atau apakah jabatan komi- mengurus dan melaporkan hasil pengurusan
saris atau direksi dapat ditempati oleh orang aktivitas perseroan, ada yang bertanggungjawab
yang sama, misalkan di dalam perseroan terbatas mengawasi, serta ada yang bertanggungjawab
hanya ada dua pendiri, mungkinkan dua orang meminta laporan. Ketidaktegasan di dalam
pendiri berkedudukan sebagai komisaris atau mem-berlakukan ketentuan organ perseroan
direksi sekaligus. Ketentuan UU PT tidak pada akhirnya hanya akan menyebabkan
mengatur mengenai hal ini, sehingga di dalam permasalahan sebagai berikut:37
praktik tidak jarang perusahaan berbentuk 1. Sering tidak tegas di dalam menentukan or-
perseroan terbatas yang tidak tertib di dalam gan komisaris, sehingga kerja direksi tidak
memenuhi syarat tiga organ tersebut termasuk di ada yang mengawasi;
dalam menjalankan kewenangan ketiga organ 2. Posisi RUPS dan direksi dirangkap oleh
itu. Padahal masing-masing organ mempunyai satu orang, sehingga tidak perlu ada rapat
fungsi yang berbeda, tidak mungkin fungsi RUPS. Keputusan-keputusan direksi sering
komisaris dijabat oleh di-reksi mengingat tugas dibuat dengan tanpa pertimbangan pihak
komisaris adalah meng-awasi direksi. lain, ter-dapat monopoli kebijakan didalam
Percampuran kedudukan organ ini pada melaku-kan pengurusan perusahaan;
akhirnya akan berakibat ketidakefektifan di dalam 3. Perseroan terbatas bukanlah perseroan ter-
melakukan fungsi pengawasan, pengaruhnya batas yang sesungguhnya, karena hanya per-
adalah tidak terdapat kontrol atas tindakan pen- mainan satu orang pendiri yang memanfaat-
diri. Pendiri akan semaunya menentukan aktivitas kan kelemahan di dalam UU PT, dilakukan
PT, akan terbuka kemungkinan melakukan aktivi- dengan menyertakan nama orang lain untuk
tas menyimpang yang merugikan perseroan ter- melengkapi jumlah pemegang saham meski-
batas itu sendiri. Kemungkinan lain mendirikan pun tidak melakukan kontribusi layaknya
perseroan terbatas hanya untuk meminimalisir pemegang saham, sedangkan posisi organ
risiko, dengan memanfaatkan prinsip pertang- dapat ditentukan semaunya;
gungjawaban terbatas pendiri yang hanya dimiliki 4. Di satu sisi akan sulit menjamin sebuah per-
oleh perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Di usahaan berkembang, dan di sisi lain penyim-
dalam praktiknya tidak tertutup kemungkinan pangan-penyimpangan dengan mengatas-
banyak aset perusahaan diatas-namakan pendiri, namakan perusahaan berbentuk perseroan
dan tanpa ada pengawasan maka sulit juga di da- terbatas akan semakin mungkin terjadi.
lam menentukan kesalahan pendiri untuk mene- 5. Keberadaan perseroan terbatas hanyalah
rapkan prinsip pertanggungjawaban tak terbatas, dilakukan untuk mencari keuntungan se-
mengingat menentukan kesalahan atau kelalaian besar-besarnya dan kalau perlu dilakukan
organ perseroan perlu mendengar keterangan dari dengan merugikan pihak lain, salah satunya
organ perseroan yang lain. Seperti menetukan dengan cara memisahkan pertanggung-
kesalahan RUPS, perlu mendengar keterangan jawaban RUPS, komisaris, dan direksi de-
komisaris atau direksi, demikian sebaliknya. Tentu ngan pertanggungjawaban perusahaannya.
sulit untuk mendapatkan keterangan yang objektif
jika kewenangan ketiga organ dirangkap oleh satu Rangkap jabatan merupakan persoalan ter-
orang. sendiri dalam menjalankan kegiatan usaha pada
Dengan memperhatikan kewenangan organ- perseroan terbatas, kenyataannya di beberapa per-
organ perseroan, seharusnya setiap organ per- usahaan swasta masih terdapat rangkap jabatan
seroan ditempati oleh orang yang berbeda, se- yang dilakukan, kondisi ini terjadi memang dila-
37 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, h.
71-75.
tarbelakangi aturan yang tidak jelas, bahkan UU PT posisi dominan, setelah dilakukan pemeriksaan
tidak secara tegas mengatur mengenai rangkap justru diketemukan bahwa salah satu penyebab
jabatan, sedangkan UU BUMN dan UU Anti penguasaan pangsa pasar terjadi akibat adanya
Monopoli juga memiliki celah hukum yang me- persekongkolan yang dibuktikan salah satunya
mungkinkan seseorang untuk merangkap jabatan dengan rangkap jabatan yang dilakukan oleh
dalam beberapa perusahaan, asalkan rangkap direksi dan komisari beberapa perseroan terbatas
jabatan yang dilakukan tidak menciptakan kondisi yang menguasai pangsa pasar. Persoalan rangkap
pasar persaingan usaha tidak sehat. jabatan ini memang tidak diatur secara tegas da-
lam UU PT, maka dari itu sudah seharusnya
D. KESIMPULAN mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk
menambah pengaturan mengenai jabatan rangkap
Mengenai jabatan rangkap tidak diatur jelas
dalam UU PT, karena di dalam UU PT diatur
dalam UU PT tetapi ada pasal tersendiri yang
mengenai kewenangan, hak, dan tanggung jawab
mengatur mengenai jabatan rangkap ini dalam
organ PT, maka perlu juga diatur mengenai
UU BUMN dan UU Anti Monopoli. Jabatan rang-
persoalan rangkap jabatan dari organ PT tersebut.
kap dalam satu perusahaan yang menempatkan
satu orang pendiri sebagai direksi dan RUPS masih
mungkin, tetapi tidak dimungkinkan dan tidak DAFTAR PUSTAKA
dibenarkan terjadi pada satu orang yang sekaligus BUKU-BUKU
merangkap jabatan sebagai direktur dan komisaris Agus Budiarto, 2009, Kedudukan Hukum dan
atau menempatkan satu orang pendiri untuk Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas,
menduduki posisi RUPS, direksi, dan komisaris Bogor: Ghalia Indonesia.
sekaligus. Membiarkan jabatan direksi dan Ahmad Yani, 1999, Perseroan Terbatas, Jakarta:
komisaris dirangkap oleh orang yang sama pada Raja Grafindo Persada
akhirnya hanya akan menyebabkan ketidak- Ahmad Yani dan Gunawan WIdjaja, 2003,
efektifan pelaksanaan kewenangan, akan terjadi Perseroan Terbatas, Jakarta: Raja Grafindo
konflik kepentingan jika fungsi mengurus Persada.
disatukan dengan fungsi mengawasi. Sedangkan Munir Fuady, 2003, Perseroan Terbatas Paradigma
rangkap jabatan yang dilakukan pada dua atau Baru, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
lebih perseroan terbatas dimungkinkan dengan M.Yahya Harahap, 2009, Hukum Perseroan
syarat bahwa kegiatan usaha dari perseroan ter- Terbatas, Jakarta: Sinar Grafika. Jakarta.
batas tidak berada dalam pasar bersangkutan yang R. Ali Ridha, 2001, Badan Hukum dan Kedudukan
sama; atau memiliki keterkaitan yang erat dalam Badan Hukum Persero, Perkumpulan, Koperasi,
bidang dan atau jenis usaha; atau secara bersama Yayasan, Wakaf, Bandung: Alumni.
dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau R.T Sutantya R. Hadhikusuma, S.H., Dr.
jasa tertentu, yang dapat mengakibatkan terjadinya Sumantoro. 1996. Pengertian Pokok Hukum
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
sehat” juga harus didasari dengan asas itikad baik, Sentosa Sembiring, 2006, Hukum Perusahaan
asas kepantasan, asas kepatutan, dan asas tata tentang Perseroan Terbatas, Bandung: Nuansa
kelola perusahaan yang baik. Akan tetapi lebih Aulia.
baik apabila rangkap jabatan tidak dilakukan Tuti Rastuti, 2015, Seluk Beluk Perusahaan dan
dalam pengurusan dan pengawasan PT. Hukum Perusahaan, Bandung: PT. Refika
Aditama.
Widiyono,Try., 2009, Direksi Perseroan Terbatas.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
E. SARAN
Beberapa kasus yang masuk ke KPPU awal- MAJALAH DAN MODUL
nya dilaporkan sebagai kegiatan usaha monopoli David, S.S., 2008, Majalah Marketing-Edisi
yang melakukan penguasaan pangsa pasar atau Khusus TOP BRAND.
Hasnati, 2003, “Aspek Hukum Komite Audit Jabatan Rangkap Sesuai dengan Ketentuan
dalam Organ Perseroan Terbatas Menuju Pasal 26 Undang-undang Nomor 5 Tahun
Good Corporate Governance”, Jurnal Hukum 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
Bisnis, Volume 22, Nomor 6, h. 23. dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Paripurna P. Sugarda, Mei 2015, “Beberapa Kasus
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak INTERNET
Sehat”, Modul Perkuliahan Magister Hukum “Pedoman Jabatan Rangkap Sesuai Ketentuan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pasal”, http://www.kppu.go.id//docs/
Perkom/2009/NOMOR%2007%202009%
UNDANG-UNDANG DAN PUTUSAN Putusan 20PEDOMAN20JABATAN%20RANGKAP%2
Komisi Pengawas Persaingan Usaha 0SESUAI%20KETENTUAN%20PASAL%
Republik Indonesia Perkara Nomor 1/ 2026.pdf., diunduh 10 November.
KPPU/L/2003. “Direksi BUMN Boleh Rangkap Jabatan”, Edisi
Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Rabu”, 19 Januari 2011, https://
Republik Indonesia Perkara Nomor 05/ bisnis.tempo.co/read/news/2011/01/19/
KPPI-L/2002. 090307517/direksi-bumn-boleh-rangkap-
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang jabatan, diunduh 10 November.
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan “Dapatkah Direksi / Komisaris Mempunyai
Usaha Tidak Sehat. Jabatan Rangkap di Perusahaan Lain ?”,
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang http://thepresidentpostindonesia.com/
Badan Usaha Milik Negara. 2013/01/07/dapatkah-direksi-komisaris-m
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang empunyai-jabatan-rangkap-d
Perseroan Terbatas. i - perusahaan-lain/, diunduh 5 Juni.
Peraturan Komisari Pengawas Persaingan Usaha
Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pedoman