Anda di halaman 1dari 7

The Prevalence and Treatment Success of Removable Orthodontic Appliance with Anterior Crossbite

Cases in RSGMP UMY 2009 – 2012

PREVALENSI DAN KEBERHASILAN PEMAKAIAN ALAT ORTODONTIK LEPASAN


DENGAN KASUS CROSSBITE ANTERIOR DI RSGMP UMY PERIODE TAHUN 2009-2012

Rizka Yulia Yogyaningtyas1 Muhammad Sulchan Ardiansyah2


1
Mahasiswa prodi pendidikan dokter gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Dosen prodi
pendidikan dokter gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak

Orthodontic treatment is one type of treatment is done in the field of dentistry that aims to get a
good dentofacial appearance aesthetically. Crossbite is a condition when the jaws are in a state centric
relation abnormalities in the transverse direction of the maxillary teeth to the mandibular teeth to the
whole or part of a jaw, a tooth or group of teeth only. Based on its location, crossbite divided into two
anterior crossbite and posterior crossbite. The purpose of this study was to determine the prevalence and
success of treatment of anterior crossbite in RSGMP UMY. Sample in this study using orthodontic patient
case reports from 2009 to 2012 with the case of class I malocclusion with anterior crossbite, which is
then recorded as a percentage.. The number of orthodontic patients in RSGMP from 2009 to 2012
obtained 173 patients. From 173 patients there were 15 patients who had anterior crossbite, and 15
patients were used as samples in this study. Less than 50% of cases removable orthodontic treatment of
anterior crossbite in RSGMP UMY successfully corrected.

Keyword : Class I malocclusion with anterior crossbite, prevalence, removable orthodontic appliance

1
Intisari

Perawatan ortodontik merupakan salah satu jenis perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran
gigi yang bertujuan mendapatkan penampilan dentofasial yang baik secara estetika. Crossbite adalah
suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal
dari gigi geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah
rahang, sekelompok gigi atau satu gigi saja. Berdasarkan lokasinya, crossbite dibagi menjadi dua yaitu
crossbite anterior dan crossbite posterior. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi
dan keberhasilan perawatan crossbite anterior di RSGMP UMY. Sampel pada penelitian ini
menggunakan laporan kasus pasien ortodontik dari tahun 2009 sampai 2012 dengan kasus kelas I
maloklusi dengan anterior crossbite , yang kemudian dicatat dalam persentase. Jumlah pasien ortodontik
di RSGMP UMY dari tahun 2009 hingga 2012 didapat 173 pasien. Dari 173 pasien terdapat 15 pasien
yang mengalami crossbite anterior, dan 15 pasien tersebut yang dipakai sebagai sampel dalam penelitian
ini. Kurang dari 50% perawatan ortodontik lepasan dengan kasus crossbite anterior di RSGMP UMY
yang berhasil terkoreksi.

Kata kunci : Maloklusi kelas I dengan crossbite anterior, prevalensi, alat ortodontik lepasan

2
Pendahuluan

Ortodonsia (Orthodontia, Bld., Keuntungan utama dari penggunaan alat

Orthodontic, Ingg.) berasal dari bahasa ortodonsi lepasan adalah alat ini dapat

Yunani (Greek) yaitu orthos dan dons yang dilepas dan dipasang dengan mudah oleh

berarti orthos (baik, betul) dan dons (gigi). pasien, sehingga memudahkan pasien dalam

Jadi ortodonsia dapat diterjemahkan sebagai membersihkan alat dan gigi-geligi.2

ilmu pengetahuan yang bertujuan Maloklusi adalah bentuk hubungan

memperbaiki atau membetulkan letak gigi rahang atas dan bawah yang menyimpang

yang tidak teratur atau tidak rata. dari bentuk yang normal. Maloklusi dapat

Perawatan ortodontik merupakan disebabkan karena tidak ada keseimbangan

salah satu jenis perawatan yang dilakukan di dentofasial. Kelainan dentofasial dapat

bidang kedokteran gigi yang bertujuan disebabkan dari berbagai faktor yang saling

mendapatkan penampilan dentofasial yang mempengaruhi.3 Terdapat berbagai macam

baik secara estetika yaitu dengan jenis maloklusi, diantaranya protrusi, intrusi,

menghilangkan susunan gigi yang berjejal, ekstrusi, crossbite, deepbite, open bite,

mengoreksi penyimpangan rotasional dan crowded dan diastema.2

apikal dari gigi-geligi, mengoreksi Crossbite anterior didefinisikan

hubungan antar insisal serta menciptakan sebagai maloklusi yang dihasilkan dari

hubungan oklusi yang baik. Ada 2 macam posisi lingual gigi anterior rahang atas dalam

alat perawatan ortodontik, alat ortodontik hubungan dengan gigi anterior mandibula.4

lepasan dan alat ortodontik cekat.1 Perawatan crossbite anterior, posterior

Alat ortodontik lepasan didesain utuk maupun keduanya dengan atau tanpa disertai

bisa dilepas dan dipasang oleh pasien. pergeseran bukan merupakan kasus yang

3
sederhana. Pada keadaan tertentu crossbite Membagi rekam medis dan model cetakan

dapat menjadi faktor yang menyulitkan gigi berdasarkan tahun pemeriksaan dan

dalam melakukan perawatan ortodontik.5 jumlah gigi yang mengalami crossbite

Bahan dan Cara anterior. Menghitung jumlah pasien

Penelitian ini bersifat observasional crossbite anterior. Menghitung prevalensi

deskriptif ini dilakukakan pada pasien yang pengguna alat ortodontik lepasan dengan

melakukan perawatan ortodonti dengan alat kasus crossbite anterior dengan

ortodontik lepasan di Rumah Sakit Gigi dan menggunakan persentase. Menghitung

Mulut Universitas Muhammadiyah keberhasilan perawatan crossbite anterior.

Yogyakarta periode tahun 2009-2012. Hasil

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini Jumlah pasien ortodontik di

adalah laporan kasus pasien ortodontik serta RSGMP UMY dari tahun 2009 hingga 2012

model cetakan gigi pasien sebelum dan didapat 173 pasien. Dari 173 pasien terdapat

sesudah perawatan. 15 pasien yang mengalami crossbite

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu: anterior, dan 15 pasien tersebut yang

Mengumpulkan laporan kasus pasien dipakai sebagai sampel dalam penelitian ini.

ortodontik dan model cetakan gigi pasien Prevalensi kasus crossbite anterior

sebelum dan sesudah perawatan di RSGMP di RSGMP UMY pada tahun 2010 terdapat

UMY periode tahun 2009-2012. Laporan 1 (6,7%) kasus, pada tahun 2011 terdapat 7

kasus pasien dan model cetakan gigi (46,7%) kasus, pada tahun 2012 terdapat 7

diperiksa dan data semua pasien yang (46,7%), dan tidak didapatkan kasus

meliputi nama, jenis kelamin, dan jenis crossbite anterior pada tahun 2009.

maloklusi yang diderita pasien dicatat.

4
Tabel 1. Prevalensi Crossbite Anterior di RSGMP UMY Total 15 100
menurut tahun

Tahun Jumlah Persentase

kasus (%) Pada tahun 2010 didapatkan 1

2009 - - kasus crossbite anterior, dan kasus tersebut

2010 1 6.7 berhasil terkoreksi. Pada tahun 2011

2011 7 46.7 didapatkan 7 kasus, dengan 3 kasus berhasil

2012 7 46.7 terkoreksi dan 4 kasus tidak berhasil

Total 15 100 terkoreksi. Pada tahun 2012 didapatkan 7

kasus crossbite anterior, sebanyak 4 kasus

berhasil terkoreksi, namun 3 kasus tidak


Terdapat 2 (13.3%) kasus yang 1
berhasil terkoreksi.
giginya mengalami crossbite anterior, 7
Pembahasan
(46,7%) kasus dengan 2 gigi yang
Crossbite anterior adalah maloklusi
mengalami crossbite anterior, serta 6 (40%)
yang dihasilkan dari posisi gigi anterior
kasus dengan 3 gigi yang mengalami
rahang atas yang lebih ke lingual daripada
crossbite anterior.
gigi anterior rahang bawah.4 Berdasarkan

penelitian yang dilakukan di RSGMP UMY,


Tabel 2. Prevalensi crossbite anterior di RSGMP UMY

menurut jumlah gigi yang mengalami crossbite dari tahun 2009 sampai 2012, didapatkan 15
Gigi yang Jumlah Persentase kasus crossbite anterior yang menggunakan
crossbite kasus (%) perawatan ortodontik lepasan.

1 2 13.3 Prevalensi crossbite anterior

2 7 46.7 berdasarkan tahun yang terjadi di RSGMP

3 6 40 UMY yaitu pada tahun 2010 terdapat 1

5
(6,7%) kasus, pada tahun 2011 terdapat 7 kemampuan operator dalam melakukan

(46,7%) kasus, pada tahun 2012 terdapat 7 perawatan berperan sangat penting.6

(46,7%), dan tidak didapatkan kasus Berdasarkan data diatas, dari 15

crossbite anterior pada tahun 2009. kasus crossbite anterior yang ditemukan,

Kemungkinan tidak ditemukannya kasus sebanyak 7 kasus berhasil terkoreksi,

crossbite anterior pada tahun 2009 sedangkan 8 kasus tidak berhasil terkoreksi.

dikarenakan studi model dan laporan Merujuk dari hasil diatas, dapat kita ketahui

perawatan ortodontik lepasan pada tahun bahwa kurang dari 50% perawatan

tersebut sudah tidak ada lagi. ortodontik lepasan dengan kasus crossbite

Hasil penelitian kemudian anterior di RSGMP UMY yang berhasil

diklasifikasikan berdasarkan jumlah gigi terkoreksi.

yang mengalami crossbite anterior yang Kegagalan dalam menyelesaikan

dapat kita lihat, yaitu terdapat 2 (13.3%) perawatan ortodontik tidak terlepas dari

kasus yang 1 giginya mengalami crossbite tidak kooperatifnya pasien, kesalahan dalam

anterior, 7 (46,7%) kasus dengan 2 gigi menentukan diagnosa, serta manajemen

yang mengalami crossbite anterior, serta 6 dokter gigi dalam mengontrol pergerakan

(40%) kasus dengan 3 gigi yang mengalami gigi pasien. Sebelum memutuskan dalam

crossbite anterior. melakukan perawatan ortodontik, dokter

Dalam melakukan perawatan harus memastikan pada pasien untuk

ortodontik lepasan sangat diperlukan berkomitmen penuh untuk mematuhi

kerjasama yang baik antara pasien dan perintah dokter gigi.7

dokter gigi. Kontrol tepat waktu serta Perawatan ortodontik menggunakan

alat lepasan tidak dapat digunakan untuk

6
langsung menggerakkan banyak gigi, 3. Saran bagi pihak RSGMP UMY, agar

melainkan hanya beberapa gigi dalam setiap studi model yang telah digunakan oleh

tahap, sehingga membutuhkan waktu mahasiswa koas dapat disimpan di

perawatan yang lebih lama. Selain itu, ruangan khusus agar lebih tertata

karena alat lepasan ini dapat dipakai dan dengan rapi.

dilepas sendiri oleh penderita, maka juga Daftar Pustaka

membutuhkan adanya kekooperatifan 1. Proffit W. R., Fields H. W., Ackermen J. L., Sinclair P.
M., Thomas P. M., & Tulloch J. F. C. (2007). Contemporary
Orthodontic 4th ed, St. Louis: Mosby, an imprint of Elsevier.
penderita dalam pemakaian alat ortodontik 2. Foster, T. D. (1999). Buku Ajar Ortodonsi (3rd ed.). (L.
Yuwono, penerjemah). Penerbit buku kedokteran EGC.
3. Nurdini, Hamid, T., & Narmada I. B. (2011). Prevalensi
lepasan.8 Maloklusi kelas I Angle dengan Gigitan Terbalik Anterior di
RSGMP Unair tahun 2007-2010. Orthodontic Dental Journal Vol.
2, 10-14.
Saran 4. Park, J. H., & Kim, T. W. (2009). Anterior crossbite
correction with a series of clear removable appliances: a case
report. Journal Compilation, Wiley Periodicals, Inc. Volume 21,
1. Perlu dilakukan penelitian dengan Number 3, 149-152.
5. Mardiati, E. (2009). Peranan Dokter Gigi Umum di
Bidang Ortodonti. Makalah disajikan dalam Seminar Wisata
kasus lain yang prevalensinya cukup Dentistry, Yogyakarta, 6 Februari.
6. Mavreas, D., & Athanasiou, A. E. (2008). Factors
affecting the duration of orthodontic treatment: a systematic
banyak terdapat di RSGMP UMY. review. European Journal of Orthodontics 30, 386-395.
7. Ellis, P. E., & Benson P. E. (2002). Potential hazards of
orthodontic treatment - what your patient should know. Dent
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Update 2002; 29, 492-496.
8. Rahardjo, P., & Djokosalamoen S. (2005). Buku
Pegangan Ortodonti Peranti Lepasan. Surabaya: Bagian Ortodonsi
dengan populasi yang lebih besar. FKG Unair.

Anda mungkin juga menyukai