Framework of Financial
Framework of Financial
UNIVERISTAS KLABAT
Chapter Overview
1. Conceptual framework: Overview, Definition and Development
2. Conceptual framework: Role, Purposes and Nature
3. Conceptual framework: Necessity, Stresses and Challenges
4. Conceptual Framework: Pros, Contras and Limitation
5. Building Blocks: Objectives of Financial Reporting
6. Building Blocks: Qualitative Characteristics
7. Building Blocks: Recognition & Measurement Criteria
Kerangka konseptual inilah yang banyak dipakai oleh para penyusun standar dari berbagai
negara yang kemudian dikenal sebagai konstitusi penyusunan standar.
Lingkungan bisnis berubah sangat dinamis. Perubahan lingkungan ini menunjuk sejumlah
penyesuaian juga terhadap kerangka konseptual sebagai fondasi penyusunan standar
akuntansi. Ada sejumlah kerangka konseptual yang telah disusun sebagai respons dari
perubahan lingkungan namun hanya berlaku untuk periode waktu tertentu dan ditempat
tertentu. Dalam perkembangannya juga, telah banyak perubahan dan penyesuaian yang
sempat dibuat atas kerangka konseptual yang ada, tetapi hanya bersifat piece of meal (bagian
demi bagian). Perubahan yang bersifat demikian tidak banyak memberikan perkembangan
berarti terhadap kerangka konseptual yang ada.
2. Conceptual framework: Nature, Roles, Usefuless
a. Nature
Konseptual framework apapun jenisnya baik yang berlaku untuk suatu periode yang singkat
atau periode yang lama, baik yang berlaku global maupun lokal, adalah merupakan susunan
dari proposisi atau observasi yang memberikan landasan logis (logical foundation), sturtur logis
(logical structure) dan body of doctrine dari praktek akuntansi dan pelaporan keuangan.
Penggunakan profesional jugdement sebagaimana diatur oleh conceptual framework ini tidak
serta merta menggantikan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah ada
b. Roles
Peran konseptual framework terdiri atas peran secara umum terhadap setiap standar
akuntansi apa saja (general role) dan peran secara spesifik terhadap standar akuntansi yang di
keluarkan oleh IASB (specific role)
General role:
• Konseptual framework mengatur konsep yang disepakati sebagai sasaran penyusunan
laporan keuangan
• Berperan sebagai fondasi untuk membangun standar dan aturan akuntansi yang koheren
• Menjadi referensi dari teori dasar akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah
akuntansi terkini
Secara spesifik, IASB menggunakan konseptual framework untuk:
• Menjaga konsistensi antar setiap standar yang disusun agar tidak bertentangan ataupun
tumpang tindih
• Menjaga konsistensi antar standar yang dikeluarkan setiap penyusun meskipun terjadi
pergantian anggota dewan
Student Hand Out, Chapter 4: Conceptual Framework for Financial Reporting
| Accounting Theory
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS KLABAT
• Menyediakan acuan bagi akuntan dan auditor pada saat melakukan judgement atas
kebijakan akuntansi apa yang akan dipakai atau interpretasi atas standar. provides
benchmark for judgments
c. Usefulness
Tujuan dari konseptual framework adalah menjadi acuan untuk sejumlah pihak yang memiliki
kepentingan atas laporan keuangan diantaranya adalah:
• Penyusun standar akuntansi, sebagai acuan dalam menyusun standar baru, merevisi atau
mengembangkan standar yang sudah ada
• Pembuat laporan keuangan, sebagai referensi terhadap masalah terkini yang belum
diakomodir oleh standar akuntansi
• Auditor, memberikan benchmark terhadap opini yang akan diberikan atas laporan
keuangan, apakah telah dibuat berdasarkan standar akuntansi yang ada.
• Pengguna laporan keuangan, sebagai referensi untuk menafsirkan apakah informasi yang
disajikan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
3. Conceptual framework: Necessity, Stresses and Challenges
a. Necessity
• framework harus memberi batasan ruang gerak dimana perusahaan dapat secara bebas
melayani kepentingan pribadi
• framework harus dapat mengeliminasi pilihan atas standar-standar akuntansi yang tidak
memiliki basis teoritis pendukung
b. Stresses
Dalam perkembangannya, sebuah kerangka konseptual dipengaruhi oleh sejumlah faktor
diserkitar yang turut menentukan seperti apa wujud dan kemana arah perkembangan standar
tersebut. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
• Highly Complex transactions. Transaksi keuangan yang semakin kompleks sejalan dengan
kebutuhan dari konstituen akuntansi dan perkembangan teknologi informasi,
• Global market place. Scope dari pasar yang tidak lagi dibatasi oleh batas batas geografis
antar negara berdampak pada tatanan framework tersebut yang juga bisa diaplikasikan
secara global.
• Volatile Market. Situasi pasar yang sangat fluktuatif mengharuskan framework
mengakomodir setiap perubahan secara cepat.
• Increase in intangible assets. Meningkatnya kuantitas, jenis dan nilai dari intangibel aset.
Student Hand Out, Chapter 4: Conceptual Framework for Financial Reporting
| Accounting Theory
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS KLABAT
• Identifying real differences in political, economic and social systems. Keberadaan kerangka
konseptual justru semakin memperjelas perbedaan politik, ekonomi dan sistem sosial di
masyarakat luas.
c. Conceptual Framework: Limitations
Selain pandangan yang pro dan kontra, konseptual framework memiliki sejumlah
keterbatasan, diantaranya adalah:
• Kerangka konseptual yang dikembangkan selama ini masih jauh dari kata lengkap
• Kerangka konseptual bersifat deskriptif, sedangkan perkembangan modern
membutuhkan panduan yang bersifat preskriptif
• Dalam ekonomi global yang serba cepat, kerangka saat ini tidak bisa memberikan resolusi
atas masalah yang ada
• Proses perubahan yang bersifat piece meal biasanya mendapat respons yang kurang
dalam penerapannya
5. Building Blocks: Objectives of Financial Reporting
conceptual framework terdiri atas 3 level yaitu: objectives of financial reporting, qualitative
characteristics dan, recognition and measurement criteria.
Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan
perusahaan yang berguna untuk pengguna utama (primary user) dalam membuat
keputusan tentang penyediaan sumber dana bagi perusahaan.
Para pengguna utama laporan keuangan yang dimaksud yaitu investor (existing dan
potential), lenders, dan kreditor lainnya .
Sedangkan Pihak lain seperti pemerintah, karyawan internal dan publik yang bukan
investor dapat juga dianggap sebagai pengguna laporan keungan, tetapi bukan sebagai
pengguna utama. Informasi keuangan yang biasa disajikan oleh general purpose financial
statement biasanya meliputi:
• Aset dan modal yang dimiliki perusahaan (resources of the entity)
• Kewajiban atau hutang. (claims against the entity)
• Seberapa efisien dan efektif perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab
mengalokasikan resources yang dipercayakan padanya.
Informasi tersebut berguna bagi investor, calon investor dan creditor dalam hal menilai
prospek perusahaan dimasa depan serta memperkirakan potensi arus kas masa depan yang
mampu dihasilkan perusahaan
1) Relevance
Yang dimaksud dengan informasi yang relevan adalah:
Informasi yang mampu membuat perbedaan dalam konteks pengambilan keputusan
Membantu pengguna laporan keungan mengevaluasi masa lalu (past events) dan
peristiwa di masa depan (future events)
Memampukan pengguna laporan keuangan melakukan evaluasi / revisi terhadap
keyakinan sebelumnya
Yang dimaksud dengan informasi yang reliable adalah informasi yang benar-benar mewakili
situasi yang mendasarinya, disajikan secara benar, bebas dari kesalahan yang material dan
unsur bias.
Sebuah informasi yang relevan memiliki ingredients sebagai berikut:
• Verifiability
Informasi laporan keuangan akan menghasilkan pendapat yang sama oleh pengguna
yang berbeda ketika menggunakan pengukuran yang sama
• Representational faithfulness
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus secara jujur mewakili
transaksi dan peristiwa yang terjadi selama periode tertentu
• Neutrality
Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus bebas dari kepentingan
tertentu. Informasi tersebut haruslah mencerminkan pandangan yang seimbang dari
kepentingan perusahaan tanpa upaya untuk disajikan untuk kepentingan pihak
tertentu
Potensi bias sebuah informasi laporan keuangan laporan keuangan dapat dikategorikan
menjadi:
• Deliberate bias:
Penyebab terjadinya bias adalah karena manajemen dengan sengaja melakukan
manipulasi laporan keuangan dimotivasi dengan keinginan untuk memaksimalan
keuntungan pribadi. Contoh deliberate bias adalah Ketika manajer perusahaan
diberikan bonus atas dasar net income yang dilaporkan maka situasi ini sangat
mungkin menggoda manajemen untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang
menghasilkan net income yang lebih tinggi dari pada memilih kebijakan akuntansi
yang lebih mencerminkan kinerja perusahaan.
• Systematic bias:
Terjadi ketika sistem akuntansi untuk jangka waktu tertentu secara sistematis telah
dikembangkan untuk memiliki kecenderungan untuk mencapai hasil tertentu.
Contoh sistematic bias adalah budaya organisasi telah membiasakan organisasi
menerapkan kebijakan akuntansi yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
3) Understandability
Understandability atau keterpahaman berarti informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang mudah dipahami oleh pengguna.
Student Hand Out, Chapter 4: Conceptual Framework for Financial Reporting
| Accounting Theory
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS KLABAT
Perusahaan ini adalah entitas yang terpisah dari pemiliknya dan juga dari perusahaan lain
2. Going Concern :
Laporan keuangan dibuat berdasarkan asumsi bahwa perusahaan akan beroperasi untuk
jangka waktu yang lama, bukan untuk dijual dalam waktu yang singkat.
3. Monetary Unit:
Semua transaksi ekonomi perusahaan yang akan disajikan dalam laporan keuangan harus
disajikan dalam satuan mata uang
4. Periodicity:
Asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang menyatakan bahwa aktivitas
ekonomi dari perusahaan dibagi kedalam periode
b. Basic Principles
Selain asumsi dasar, penyusunan laporan keungan juga buat berdasarkan sejumlah prinsip
dasar, diantaranya:
Student Hand Out, Chapter 4: Conceptual Framework for Financial Reporting
| Accounting Theory
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS KLABAT
1. Historical cost
Nilai aset atau liabilities dilaporkan dalam laporan keuangan dilaporankan salah satunya
dengan mekanisme biaya perolehan dikurangi akumlasi penyusutan
2. Revenue recognition
Pengakuan revenue yang diterima perusahaan haruslah pada saat yang tepat, pada jumlah
yang tepat. Yang dimaksud dengan jumlah yang tepat adalah jumlah cash atau setara dengan
jumlah cash yang diterima dari transaksi penjualan atau pertukaran barang/jasa
3. Matching principles
Yang dimaksud matching principles adalah mempertemukan/menyandingkan pendapatan
dengan biaya pengeluaran yang timbul karena pendapatan tersebut tersebut Prinsip ini
berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode
4. Full disclosure
Yang dimaksud dengan prinsip full disclosure yaitu menyajikan informasi yang lengkap
dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu,
tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan
keuangan utama. Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan
dibuat dalam bentuk notes atau catatan pada laporan keuangan
c. Constrain
1. Cost-benefit
Penyajian laporan keungan harus mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat. Biaya
penyajian suatu informasi harus dibandingkan dengan manfaat yang didapat dari penyajian
tersebut. Diharapkan agar biaya tidak melebihi manfaat penyajian informasi yang diperoleh
2. Materiality
Informasi dikatakan material apapbila penyajian informasi tersebut diperkirakan dapat
menyebabkan keputusan yang berbeda dengan keputusan yang diambil. Dengan kata lain jika
informasi tersebut diabaikan bisa saja menghasilkan pilihan keputusan investasi yang berbeda
atas informasi tersebut
3. Industry practices
Penyajian laporan keuangan perlu mempertimbangakan praktik industri tertentu dimana
perusahaan berada, dimana pada prakteknya sering kali menyimpang dari teori dasar
akuntansi.
Student Hand Out, Chapter 4: Conceptual Framework for Financial Reporting
| Accounting Theory
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS KLABAT
4. Conservatism
Prinsip konservatif beranggapan bahwa perusahaan menetapkan standar yang tinggi atas
potensi keuntungan dan standar yang lebih rendah atas pengakuan kerugian