Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melakukan banyak hal
yang berhubungan dengan listrik, seperti menyetrika baju, menyalakan
lampu, menonton televisi dan lain sebagainya. Selain listrik, kita juga
sering berhubungan dengan medan magnet. Salah satu contoh
penggunaan medan magnet adalah kompas. Kompas menggunakan
medan magnet untuk menunjukkan arah utara dan selatan dikarenakan
kutub-kutub magnet selalu menunjukkan arah selatan dan utara.
Medan magnet dan listrik sebenarnya masih berhubungan, karena arus
listrik dapat menghasilkan medan magnet yang disebut gejala induksi
magnet. Induksi magnet dengan listrik yang sering digunakan yaitu
induksi magnet oleh paku yang dililiti kawat dan mengandung listrik.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat
menginduksi magnet dengan listrik, seperti jumlah lilitan yang
digunakan, besarnya kuat arus, jarak kawat dan juga posisi kawat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah lilitan dan
kuat arus terhadap jarak kuat medan magnet serta pengaruh jarak
kawat dan posisi kawat terhadap besar kuat medan magnet.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak kuat medan
magnet?
2. Bagaimana pengaruh kuat arus terhadap jarak kuat medan
magnet?
3. Bagaimana pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat medan
magnet?

1
2

4. Bagaimana pengaruh posisi kawat terhadap arah medan magnet


induksi yang dibentuk?
C. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak kuat
medan magnet.
2. Untuk mengetahui pengaruh kuat arus terhadap jarak kuat medan
magnet.
3. Untuk mengetahui pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat
medan magnet.
4. Untuk mengetahui pengaruh posisi kawat terhadap arah medan
magnet induksi yang dibentuk.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Medan Magnet dan Kemagnetan
Medan merupakan metode yang digunakan fisikawan untuk
menjelaskan cara benda benda yang ada saling berinteraksi dan
memengaruhi. Misalnya sebuah benda bermuatan mempengaruhi
ruangan di sekitarnya dengan medan listrik, sehingga bila ada
muatan lain berada di sekitar benda bermuatan itu, maka keduanya
akan berinteraksi (saling menarik atau saling menolak).
Benda bermuatan merupakan sumber adanya medan listrik di
ruangan sehingga apabila ada benda lain yang juga bermuatan di
ruangan itu, maka benda bermuatan terakhir ini akan merasakan
gaya listrik. Jadi, muatan listrik adalah sumber medan listrik dan
sekaligus penyebab sebuah benda dipengaruhi oleh medan listrik.
Sebuah benda bermassa menebar medan gravitasi di
sekitarnya, sehingga bila ada benda bermassa lain berada dalam
ruangan itu, maka benda kedua ini akan mengalami gaya tarik ke
arah benda pertama. Massa adalah sumber adanya medan gravitasi
sekaligus penyebab terjadinya tarikan gravitasi oleh medan gravitasi.
Mirip dengan interaksi listrik dan gravitasi adalah interaksi
magnetik yang ditebar oleh arus listrik. Aliran muatan atau arus
merupakan sumber medan magnetik. Benda berarus menebar
medan magnetik di sekitarnya. Bila di dalam medan magnetik itu
ada benda lain yang juga mengandung arus listrik, maka benda
kedua ini akan menderita gaya magnet (Farchani,2013).
2. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik
Medan magnetik disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
dalam sebuah penghantar. Aliran arus ini akan mengakibatkan
timbulnya medan magnetik di sekitar penghantar tersebut, sama

3
4

seperti ketika kita mendefinisikan wilayah di dekat sebuah tongkat


bermuatan sebagai medan listrik.
Sebagaimana dalam teori kelistrikan, besar kecilnya medan
magnet digambarkan dengan garis-garis gaya. Garis-garis gaya ini
sebenarnya hanya merupakan garis-garis khayal namun sangat
bermanfaat sebagai jembatan kita dalam memahami medan magnet.
Dengan mengandaikan bahwa medan magnet terdiri dari garis-garis
gaya magnet, maka semakin kuat medan magnet tentu semakin
banyak garis-garis gaya di wilayah tersebut. Banyaknya garis-garis
gaya ini disebut dengan fluks magnet yang mempunyai satuan
Weber (Wb) dan dilambangkan dengan . Jumlah garis-garis gaya
yang menembus tegak lurus bidang seluas 1 m2 disebut rapat fluks
magnet (B). Dengan demikian rapat fluks magnet ini dapat kita tulis
sebagai

Satuan untuk rapat fluks magnet berdasarkan persamaan di


atas adalah Wb/m2. Nilai satuan ini setara dengan satuan tesla (T).
Di dalam sebuah bidang ada banyak sekali titik-titik dan setiap titik
tersebut mempunyai rapat fluks yang belum tentu sama. Rapat fluks
magnet di suatu titik disebut sebagai induksi magnetik. Induksi
magnetik di suatu titik di udara sama dengan kuat medan magnet di
titik itu, atau

dengan H adalah kuat medan magnet. Sedangkan bila induksi


magnetik terjadi tidak di udara melainkan di dalam suatu zat, maka
0. dengan 0 merupakan lambang untuk permeabilitas zat.
Lalu untuk arah dari garis gaya magnet dapat menggambarkan arah
garis gaya dengan menggunakan kaidah penarik gabus dan kaidah
tangan kanan.
5

Kaidah penarik gabus itu apabila arah gerak penarik gabus


menggambarkan arah arus listrik, maka arah putaran penarik gabus
menunjukkan arah garis gaya atau arah induksinya. Kemudian jika
menggunakan kaidah tangan kanan itu prinsipnya dengan
berpatokan pada arah ibu jari yang menggambarkan arah arus listrik
dan arah lipatan keempat jari menunjukkan arah garis gaya magnet
atau arah induksinya. Besar kuat medan magnet sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya arus listrik yang menimbulkan, jarak terhadap
kawat dan bentuk kawatnya (Farchani, 2013).
3. Aturan Kaidah Tangan Kanan
Untuk menentukan hubungan antara arus yang mengalir di
dalam konduktor dengan arah medan magnet, digunakan kaidah
tangan kanan (right-hand rule). Kaidah tangan kanan dapat
diperagakan seolah-olah telapak tangan kanan memegang
konduktor berarus dengan ibu jari yang ditegakkan menunjukkan
arah arus. Maka arah keempat jari yang menggenggam konduktor
itu menunjukkan arah medan magnet.

Gambar 2.1 Aturan Kaidah Tangan Kanan


Sumber : (Mulyono, 2009)
Sesuai dengan hasil percobaan Oersted, bila sebuah
kumparan dialiri arus, pada inti kumparan itu timbul medan
magnet. Semakin besar arus yang mengalir, semakin kuat medan
magnetnya. Bila inti kumparan diisi dengan bahan ferromagnetik,
6

kerapatan fluks semakin besar. Arah medan magnet ditentukan


dengan kaidah tangan kanan (right-hand rule).
Semakin besar arus yang mengalir di dalam suatu kumparan,
semakin besar kuat medannya. Begitu juga semakin banyak lilitan
kawatnya, semakin banyak dihasilkan garis gaya magnet. Perkalian
antara kuat arus dan jumlah lilitan disebut dengan ampere-turns
(ampere-lilitan), dikenal dengan istilah magnetomotive force (mmf)
atau gaya gerak magnet (ggm) (Sumarja, 2013).
4. Arah Jarum Kompas
Ketika kompas-kompas kecil diletakkan di sekitar penghantar
lurus yang tidak dialiri arus listrik, jarum-jarum kompas tersebut
sejajar (semuanya menunjuk ke satu arah). Keadaan ini
memperlihatkan bahwa jarum kompas hanya dipengaruhi oleh
medan magnet Bumi. Dengan demikian suatu arus listrik yang
mengalir melalui sebuah kawat menimbulkan medan magnet yang
arahnya bergantung pada arah arus listrik tersebut. Garis gaya
magnet yang dihasilkan oleh arus dalam sebuah kawat lurus
berbentuk lingkaran dengan kawat berada di pusat lingkaran.
Oersted mengamati bahwa ketika sebuah kompas diletakkan dekat
kawat berarus, jarum kompas tersebut menyimpang atau bergerak,
segera setelah arus mengalir melalui kawat tersebut. Ketika arah
arus tersebut dibalik, jarum kompas tersebut bergerak dengan arah
sebaliknya. Jika tidak ada arus listrik mengalir melalui kawat
tersebut, jarum kompas tersebut tetap diam. Karena sebuah jarum
kompas hanya disimpangkan oleh suatu medan magnet, Oersted
menyimpulkan bahwa suatu arus listrik menghasilkan suatu medan
magnet.
Ketika kompas-kompas kecil tersebut diletakkan di sekitar
penghantar lurus yang tidak dialiri arus listrik, jarum-jarum kompas
tersebut sejajar (semuanya menunjuk ke satu arah). Keadaan ini
7

memperlihatkan bahwa jarum kompas tersebut hanya dipengaruhi


oleh medan magnet Bumi. Dengan demikian suatu arus listrik yang
mengalir melalui sebuah kawat menimbulkan medan magnet yang
arahnya bergantung pada arah arus listrik tersebut. Garis gaya
magnet yang dihasilkan oleh arus dalam sebuah kawat lurus
berbentuk lingkaran dengan kawat berada di pusat lingkaran.

Gambar 2.2 : Pengaruh arus listrik pada jarum kompas :


(a) Jarum kompas di sekitar kawat tanpa arus, (b) Jarum-jarum
kompas di sekitar kawat berarus mengalami penyimpangan.
Sumber : Farchani, 2013
Pada Gambar 2.1 di atas terlihat bahwa jarum kompas tidak
mengalami penyimpangan ketika kawat penghantar belum dialiri
arus listrik Seluruh jarum kompas menunjuk ke arah yang sama
yaitu ke arah utara. Setelah kawat dialiri arus listrik, terlihat bahwa
jarum kompas mengalami penyimpangan. Inilah bukti sederhana
bahwa ternyata arus listrik dapat menimbulkan medan gaya
(magnet) di ruang sekitarnya. Jika memang ada medan magnetik di
sekitar penghantar berarus, maka seberapa besar kuat medan
magnet itu dan ke mana arahnya (Farchani, 2013).
Bumi merupakan sebuah bola magnet raksasa. Di bagian
utara dan selatan bumi terdapat dua kutub magnet raksasa. Kedua
kutub magnet yang berlawanan itu akan saling menarik. Jarum
kompas memiliki sumber magnet dan selalu tertarik oleh magnet
yang ada di bagian utara dan selatan bumi. Setiap kutub magnet
8

akan menarik kutub magnet lain yang berbeda. Jadi, kutub utara
magnet pada jarum kompas selalu menunjuk ke arah kutub selatan
magnet Bumi. Sementara kutub selatan magnet jarum kompas selalu
menunjuk ke arah kutub utara magnet Bumi.
5. Induksi Magnetik oleh Kumparan Panjang (Solenoida)
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada
sebuah bangun berbentuk silinder. Bangun silinder ini bisa benar-
benar sebuah benda yang berbentuk silinder atau hanya ruang
kosong saja. Ciri sebuah solenoida adalah panjang kumparan selalu
melebihi garis tengah kumparan (atau tinggi silinder selalu lebih
besar dari garis tengah alas silinder).

Gambar 2.3 : Medan magnet pada sebuah solenoida


Sumber : Farchani, 2013
Medan magnet yang tercipta dalam solenoida bersifat
seragam dan terasa kuat di dalam solenoida namun akan melemah
di luarnya. Jika dibandingkan dengan medan magnet di dalam
kumparan, nilai medan magnet di luar kumparan dapat dikatakan
sama dengan nol. Medan magnet di dalam solenoida berarah sejajar
dengan sumbu kumparan (searah garis AB). Nilai medan magnet (B)
di dalam solenoida dapat kita hitung dengan menggunakan hukum
sirkuit Ampere. bisa disederhanakan bahwa besar induksi magnetik
di dalam solenoida menjadi
B  0 N.I
Persamaan di atas mengisyaratkan bahwa kita bisa
meningkatkan induksi magnetik di dalam solenoida dengan
meningkatkan arus i yang mengalir dalam kawat penghantar dan
9

atau dengan meningkatkan jumlah lilitan kawat penghantar per


satuan panjang. Arah induksi magnetik ditentukan dengan kaidah
tangan kanan.

Gambar 2.4 : Solenoida


Sumber : Severinus, 2018
Untuk solenoida yang panjang di mana a dan b jauh lebih
besar dari R, maka R dapat diabaikan terhadap a dan b, sehingga
nilai dalam kurung mendekati (1 + 1). Besar nilai 0=4.10-7
Wb/Am. Maka dapat dirumuskan :
Bx  0 nI
Jika titik asal berada di salah satu ujung solenoida, maka a
atau b akan bernilai nol dan Bx di ujung yang bukan nol tetapi
mendekati nilai menurut (Severinus, 2018) :
Bx  ½ 0 N.I

6. Induksi Medan Magnet Oleh Arus Listrik


Gejala ini pertama kali dikaji oleh Hans Christian Oersted.
Melalui percobaan, ia berhasil mengungkap hubungan antara
listrik dan magnet. Ia berhasil membuktikan bahwa penghantar
yang berarus listrik dapat menghasilkan medan magnetik (Ginijati,
2002)..
Kumparan kawat berinti besi yang dialiri listrik dapat
menarik besi dan baja. Hal ini menunjukkan bahwa kumparan
kawat berarus listrik dapat menghasilkan medan magnet. Medan
magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat penghantar lurus yang
dialiri listrik. Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa
10

arus listrik yang mengaliri dalam kawat penghantar ini


menghasilkan medan magnetik, atau disekitar kawat berarus listrik
terdapat medan magnetik (Ginijati, 2002).
Pada saat arus listrik yang mengalir dalam penghantar
diperbesar, ternyata kutub utara jarum kompas menyimpang lebih
jauh. Hal ini berarti semakin besar arus listrik yang digunakan
semakin besar medan magnetik yang dihasilkan (Ginijati, 2002).

Gambar 2.5 : penyimpangan magnet kompas


Arah medan magnetik di sekitar kawat penghantar lurus
berarus listrik dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Jika
arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I), maka arah keempat
jari yang lain menunjukkan arah medan magnetik (B). Kaidah tangan
kanan ini juga dapat digunakan untuk menemukan arah medan
magnetik pada penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik
(Ginijati, 2002).

Gambar 2.6 : kaidah tangan kanan Sumber : slideshare.net

Sumber : slideshare.net
11

7. Induksi Magnet pada Pusat Simpal Arus Melingkar


Besar dan arah induksi magnetik B yang dihasilkan oleh arus
listrik, tergantung pada bentuk simpal arus dan letak titik medan.
Simpal arus melingkar dengan jari-jari R dialiri arus I. Karena arah
medan magnetik pada suatu serbuk besi yang dihasilkan dalam
bentuk lingkaran dapat menandakan bahwa medan magnetik
keseluruhan B berada di pusat lingkaran dari seluruh elemen arus
simpal melingkar yang secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :

dengan I adalah kuat arus dalam simpal melingkal dan R adalah jari-
jari simpal melingkar. Dimana arah B mengikuti aturan sekrup atau
kaidah tangan kanan dengan arah arus simpal melingkar dan arah B
sesuai dengan arah maju atau mundurnya sekrup. Berdasarkan
rumus matematis yang telah diturunkan dapat dilihat bagaimana
pengaruh jarak kawat terhadap besar medan magnet yang terbentuk,
yaitu jarak jari-jari simpal berbanding terbalik terhadap besar medan
magnet yang dihasilkan (Severinus, 2018).
Medan magnet merupakan sebuah gambaran yang biasa kita
gunakan untuk mempresentasikan bagaimana gaya magnet
terdistribusi diantara suatu benda bermagnet atau di sekitar benda
bermagnet. Berdasarkan ilmu Fisika, adalah suatu medan yang
dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (aruslistrik) yang
menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.
(Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan
12

magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus
listrik; inilah yang menyebabkanmedan magnet dari ferromagnet
"permanen"). Sesui dengan perumusan matematik oleh biot-savart

Biot dan Savart menyatakan bahwa besar medan magnetik


berbanding lurus dengan arus listrik, berbanding lurus dengan panjang
elemen kawat penghantar, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara titik itu ke elemen kawat pengahantar, berbanding lurus dengan
sinus sudut antara arah arus dan garis penghubung titik itu ke elemen
kawat penghantar.
Sebuah medan magnet adalah medan vektor yaitu berhubungan
dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut
waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah
jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
1. Besar Jarak Kuat Medan Magnet di Sekitar Kawat Lurus
Besarnya jarak medan Magnet disekitar kawat lurus panjang
berarus listrik. Dipengaruhi oleh besarnya kuat arus listrik dan
jarak titik tinjauan terhadap kawat. Semakin besar kuat arus
semakin besar kuat medan magnetnya, semakin jauh jaraknya
terhadap kawat semakin kecil kuat medan magnetnya.

Gambar 2.7 Medan magnet pada kawat berarus


Sumber : http://e-learningman1mdn.blogspot.com/
13

B. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipoteisis adalah :
1. Semakin banyak jumlah lilitan maka, jarak kuat medan magnet
semakin besar.
2. Semakin besar kuat arus maka, jarak kuat medan magnet semakin
besar.
3. Semakin besar jarak kawat maka, besar kuat medan magnet semakin
kecil.
4. Jika arah kuat arus positif maka arah kuat medan magnet
berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan arah kuat arus
negatif arah kuat medan magnet searah jarum jam.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah
menggunakan metode eksperimen. Karena pada percobaan ini
menggunakan variabel manipulasi dari banyaknya lilitan, besar
kuat arus dan jarak.
B. Waktu dan Tempat Praktikum
Percobaan ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 5
September 2019 pukul 13.00 WIB yang dilaksanakan di
Laboratorium IPA Jurusan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri
Surabaya.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Power Supply 1 buah
2. Kabel Penghubung (Penjepit buaya) 4 buah
3. Hambatan Geser 1 buah
4. Kompas 4 buah
5. Hp/ App magnetometer 1 buah
6. Paku 1 buah
7. Penggaris 1 buah
8. Basic Meter 1 buah
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Serbuk Besi secukupnya
2. Kawat Tembaga 1 meter
3. Kertas 1 lembar
4. Kertas amplas 1 lembar

14
15

D. Rancangan Percobaan
Percobaan 1 dan 2

Power supply
Power supply
Basic meter

Kabel penghubung
Serbuk besi
diatas kertas

Paku yang sudah di


liliti oleh kawat
Hambatan geser

Gambar 5 : Rancangan Percobaan Pengaruh Jumlah lilitan dan Kuat arus


terhadap kuat medan magnet
Percobaan 3

Power supply

Basic meter

Kabel penghubung

Paku yang sudah di Aplikasi


liliti oleh kawat magnetometer

Gambar 6 : Rancangan Percobaan Pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat


medan magnet
16

Percobaan 4

Power supply

Basic meter

Kabel penghubung

Paku yang sudah di


liliti oleh kawat
Hambatan geser

Kompas

Gambar 7. Rancangan Percobaan Pengaruh posisi kawat terhadap medan


magnet induksi yang terbentuk
E. Variabel dan Definisi Operasional
Percobaan 1. Pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak medan
magnet
Variabel Manipulasi : Jumlah lilitan kawat
Definisi Operasional : Jumlah lilitan yang dimanipulasi
masing-masing sebanyak 10 lilitan, 20
lilitan, 30 lilitan.
Variabel Kontrol : Diameter serbuk besi, jenis kawat dan
kuat arus
Definisi Operasional : Diameter serbuk besi dibuat tetap
sebesar 8 cm, jenis kawat yang
digunakan kawat tembaga dan kuat
arus dikontrol sebesar 0,2 Ampere.
Variabel Respon : Perubahan jarak medan magnet
Definisi Operasional : Variabel yang dihasilkan ialah
perubahan jarak medan magnet
setelah dilakukan percobaan.
17

Percobaan 2. Pengaruh kuat arus terhadap jarak medan magnet


Variabel Manipulasi : Kuat arus
Definisi Operasional : Kuat arus dimanipulasi sebesar 0,2 A,
0,4 A, dan 0,6 Ampere.
Variabel Kontrol : Jumlah lilitan kawat.
Definisi Operasional : Jumlah lilitan kawat dikontrol
sebanyak 30 lilitan.
Variabel Respon : Perubahan jarak medan magnet
Definisi Operasional : Variabel yang dihasilkan ialah
perubahan jarak medan magnet
setelah dilakukan percobaan.
Percobaan 3. Pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat medan
magnet
Variabel Manipulasi : Jarak paku pada magnetometer
Definisi Operasional : Jarak paku pada magnetometer yang
dimanipulasi masing-masing 2 cm, 4
cm, 6 cm.
Variabel Kontrol : Kuat arus dan Jumlah lilitan.
Definisi Operasional : Kuat arus dikontrol sebesar 0,2
Ampere dan Jumlah lilitan kawat
dikontrol sejumlah 30 lilitan.
Variabel Respon : Besar kuat medan magnet .
Definisi Operasional : Variabel yang dihasilkan ialah besar
kuat medan magnet setelah dilakukan
percobaan.
Percobaan 4. Pengaruh posisi kawat terhadap medan magnet
induksi yang terbentuk
Variabel Manipulasi : Arah kuat arus dan jarak kompas.
Definisi Operasional : Jarak kompas yang dimanipulasi
masing-masing sebesar 1 cm, 3 cm, 5
18

cm, dan arah kuat arus dimanipulasi


yaitu arah ke atas dan ke bawah sesuai
kaidah tangan kanan.
Variabel Kontrol : Tegangan, jumlah lilitan, dan kuat arus
Definisi Operasional : Tegangan dibuat sama sebesar 6 V,
jumlah lilitan kawat dibuat sama yaitu
30 lilitan, dan kuat arus dikontrol
sebesar 0,2 Ampere.
Variabel Respon : Arah kuat medan magnet.
Definisi Operasional : Variabel yang dihasilkan ialah arah
kuat medan pada kompas yang searah
jarum jam atau berlawanan dengan
jarum jam setelah dilakukan
percobaan.

F. Langkah Percobaan
Percobaan 1
Pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak medan magnet
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menghubungkan probe positif power supply dengan probe
apositive hambatan geser menggunakan penjepit buaya.
c. Melilitkan kawat sebanyak 10 lilitan pada paku.
d. Menghubungkan probe negatif hambatan geser dengan lilitan
kawat pada paku menggunakan penjepit buaya.
e. Menghubungkan knop batas ukur basic meter dengan ujung
lilitan kawat menggunakan penjepit buaya.
f. Menghubungkan probe negatif power supply pada basic meter
menggunakan penjepit buaya.
g. Mengatur tegangan pada power supply sebesar 6 volt.
h. Menyalakan power supply.
19

i. Mengatur kuat arus pada basic meter sebesar 0,2 A dengan cara
menggeser hambatan geser ke arah probe positif.
j. Meletakkan serbuk besi diatas kertas dan mengukur diameter
serbuk sebesar 8 cm.
k. Mengukur perubahan jarak kuat medan magnet.
l. Mengulangi langkah c-k dengan jumlah lilitan kawat 20 dan 30
lilitan

Percobaan 2
Pengaruh kuat arus terhadap jarak medan magnet
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menghubungkan probe positif power supply dengan probe
apositif hambatan geser menggunakan penjepit buaya.
c. Melilitkan kawat pada paku sebanyak 30 lilitan.
d. Menghubungkan probe negatif hambatan geser dengan lilitan
kawat pada paku menggunakan penjepit buaya.
e. Menghubungkan knop batas ukur basic meter dengan ujung
lilitan kawat menggunakan penjepit buaya.
f. Menghubungkan probe positif power supply pada basic meter
menggunakan penjepit buaya.
g. Mengatur tegangan pada power supply sebesar 6 volt.
h. Menyalakan power supply.
i. Mengatur kuat arus pada basic meter sebesar 0,2 A dengan cara
menggeser hambatan geser ke arah probe positif.
j. Meletakkan serbuk besi diatas kertas dan mengukur diameter
serbuk sebesar 8 cm.
k. Mengukur perubahan jarak kuat medan magnet.
l. Mengulangi langkah i dengan menggunakan kuat arus sebesar 0,4
A dan 0,6 A.
20

Percobaan 3
Pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat medan magnet
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menghubungkan probe positif power supply dengan probe
apositif hambatan geser menggunakan penjepit buaya.
c. Melilitkan kawat pada paku sebanyak 30 lilitan.
d. Menghubungkan probe negatif hambatan geser dengan lilitan
kawat pada paku menggunakan penjepit buaya.
e. Menghubungkan knop batas ukur basic meter dengan ujung
lilitan kawat menggunakan penjepit buaya.
f. Menghubungkan probe positif power supply pada basic meter
menggunakan penjepit buaya.
g. Mengatur tegangan pada power supply sebesar 6 volt.
h. Menyalakan power supply.
i. Mengatur kuat arus pada basic meter sebesar 0,2 A dengan cara
menggeser hambatan geser ke arah probe positif.
j. Meletakkan magnometer dibawah paku yang telah dililiti kawat
k. Mengukur jarak paku yang dililiti kawat terhadap magnometer
sebesar 2 cm.
l. Menghitung besar kuat medan magnet.
m. Mengulangi langkah k dengan menggunakan jarak sebesar 4 cm
dan 6 cm.

Percobaan 4
Pengaruh posisi kawat terhadap medan magnet induksi yang
terbentuk
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Menghubungkan probe positif power supply dengan probe
apositif hambatan geser menggunakan penjepit buaya.
c. Melilitkan kawat pada paku sebanyak 30 lilitan.
21

d. Menghubungkan probe negatif hambatan geser dengan lilitan


kawat pada paku menggunakan penjepit buaya.
e. Menghubungkan knop batas ukur basic meter dengan ujung
lilitan kawat menggunakan penjepit buaya.
f. Menghubungkan probe positif power supply pada basic meter
menggunakan penjepit buaya.
g. Mengatur tegangan pada power supply sebesar 6 volt.
h. Menyalakan power supply.
i. Mengatur kuat arus pada basic meter sebesar 0,2 A dengan cara
menggeser hambatan geser ke arah probe positif.
j. Menusukkan paku berlilit kawat pada kertas
k. Meletakkan 4 buah kompas di sekeliling paku dengan jarak
masing-masing 1 cm.
l. Mengamati arah medan magnet induksi yang terbentuk.
m. Mengulangi langkah k-l menggunakan jarak 3 cm dan 5 cm.
n. Mengulangi langkah j-m dengan membalik posisi paku berlilit
kawat.
22

G. Alur
Percobaan 1
Pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak medan magnet

Power supply
- Dihubungkan dengan probe positif pada hambatan
geser menggunakan penjepit buaya
- Dililitkan kawat pada paku sebanyak variabel
manipulasi yang dibutuhkan
- Dihubungkan dengan basic meter menggunakan
penjepit buaya pada probe negatifnya
- Diatur tegangannya sebesar 6 volt
- Dinyalakan

Basic meter

- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku


menggunakan penjepit buaya
- Diatur kuat arusnya sebesar 0,2 A dengan menggeser
hambatan geser
Hambatan geser

- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku


menggunakan penjepit buaya di posisi probe positif
Serbuk besi

- Diletakkan diatas kertas dengn diameter sebesar 8 cm

Hasil
23

Percobaan 2
Pengaruh kuat arus terhadap jarak medan magnet

Probe negative
power supply
- Dihubungkan dengan probe negatif hambatan geser
menggunakan penjepit buaya
Kawat
- Dililitkan pada paku
Probe positif
hambatan geser
- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku
menggunakan penjepit buaya
Knop batas ukur basic
meter
- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku
menggunakan penjepit buaya
Probe positif
Power supply
- Dihubungkan dengan basic meter menggunakan
penjepit buaya
Power supply

- Diatur tegangannya sebesar 6 volt


- Dinyalakan
Basic meter

Diatur kuat arusnya sebesar 0,2 A, 0,4 A dan 0,6A


-
dengan menggeser hambatan geser
Serbuk besi

- Diletakkan diatas kertas dengn diameter sebesar 8 cm

Hasil
24

Percobaan 3
Pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat medan magnet

Probe negative
power supply
- Dihubungkan dengan probe negatif hambatan geser
menggunakan penjepit buaya
Kawat
- Dililitkan pada paku
Probe positif
hambatan geser
- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku
menggunakan penjepit buaya
Knop batas ukur basic
meter
- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku
menggunakan penjepit buaya
Probe positif
Power supply
- Dihubungkan dengan basic meter menggunakan
penjepit buaya
Power supply

- Diatur tegangannya sebesar 6 volt


- Dinyalakan
Basic meter

Diatur kuat arusnya sebesar 0,2 A dengan menggeser


-
hambatan geser
Magnometer

- Diletakkan dibawah kawat yang diatur jaraknya sebesar


2,4,6 cm

Hasil
25

Percobaan 4
Pengaruh posisi kawat terhadap medan magnet induksi yang
terbentuk

Probe negative
power supply
- Dihubungkan dengan probe negatif hambatan geser
menggunakan penjepit buaya
Kawat
- Dililitkan pada paku
Probe positif
hambatan geser
- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku
menggunakan penjepit buaya
Knop batas ukur basic
meter
- Dihubungkan dengan lilitan kawat pada paku
menggunakan penjepit buaya
Probe positif
Power supply
- Dihubungkan dengan basic meter menggunakan
penjepit buaya
Power supply

- Diatur tegangannya sebesar 6 volt


- Dinyalakan
Basic meter

Diatur kuat arusnya sebesar 2,0 A dengan menggeser


-
hambatan geser
4 buah Kompas

- Diletakkan diatas kertas yang ditancapkan paku ditengah


garis dengan diameter sebesar 1,3,5 cm dengan
bergantian pada kutubnya

Hasil
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Tabel 4.1 Pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak medan magnet
No Jumlah Lilitan (Lilitan) Jarak Medan Magnet (m)
1 10 1.10-2
2 20 8.10-3
3 30 6.10-3

Tabel 4.2 Pengaruh kuat arus terhadap jarak medan magnet


No Kuat Arus (A) Jarak Medan Magnet (m)
1 0,2 7.10-3
2 0,4 1.10-2
3 0,6 13.10-3

Tabel 4.3 Pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat medan magnet
Kuat Arus Jarak Paku terhadap Kuat Medan
No
(A) Magnetometer (Cm) Magnet (T)
1 2 1,88.10-4
2 0,2 4 9,42.10-5
3 6 6,28.10-5

Tabel 4.4 Pengaruh posisi kawat terhadap medan magnet induksi


yang terbentuk
Ada
Arah Kuat Jarak Kompas Arah Kuat
Tidaknya
No Arus (Cm) Medan Magnet
Arah Medan
1 1 Berlawanan Ada
2 Positif 3 Berlawanan Ada
3 5 Berlawanan Ada
4 1 Searah Ada
5 Negatif 3 Searah Ada
6 5 Searah Ada

26
27

B. Analisis
Berdasarkan keempat tabel diatas, analisis tiap tabelnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.
Berdasarkan ketiga hasil percobaan diatas, dapat diketahui bahwa
semakin banyak jumlah lilitan, jarak medan magnet yang dihasilkan
semakin kecil.
Tabel 2
Dari ketiga percobaan diatas, diketahui bahwa semakin besar kuat
arus yang digunakan, jarak medan magnet yang dihasilkan akan
semakin besar pula. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis yang ditulis.
Tabel 3
Berdasarkan data diatas diperoleh bahwa pada kuat arus 0,2 A
dengan jarak yang berbeda, menghasilkan kuat medan magnet yang
berbeda pula. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar
jarak paku terhadap magnometer, kuat medan magnet yang dihasilkan
akan semakin kecil. Hal ini sudah sesuai dengan hipotesis yang ditulis
Tabel 4
Berdasarkan tabel diatas, terdapat dua arah arus listrik yaitu positif
dan negatif, dari hasil percobaan arah kuat arus yang bernilai positif
menghasilkan arah kuat medan magnet yang berlawanan dengan
jarum jam meskipun jarak kompas berubah-ubah dan menghasilkan
arah medan. Sementara pada arah kuat arus negative dengan jarak
yang berbeda menghasilkan arah kuat medan yang searah dengan
jarum jam dan menghasilkan arah medan.
C. Pembahasan

Berdasarkan percobaan pengaruh jumlah lilitan (N) terhadap


jarak kuat medan magnet (R) diperoleh data yang tidak sesuai dengan
teori biot-savart yang mengatakan semakin panjang elemen kawat
penghantar, maka medan magnet juga semakin besar. Panjang kawat
28

penghantar sama dengan banyaknya lilitan kawat pada paku dan


besarnya kuat medan magnet juga berbanding lurus dengan jarak
kuat medan magnet, yang artinya semakin banyak jumlah lilitan
kawat maka jarak kuat medan magnet juga semakin besar. Namun
hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori tersebut.
Ketidaksesuaian hasil yang diperoleh dengan teori dikarenakan pada
saat meletakkan serbuk besi diatas kertas tidak merata sempurna
sehingga bagian yang permukaan serbuk besinya lebih tipis dapat
terangkat dengan jarak yang lebih panjang.
Berdasarkan percobaan pengaruh kuat arus (I) terhadap jarak
kuat medan magnet (R) diperoleh data yang sesuai berdasarkan teori
perumusan matematik oleh biot-savart. Yaitu semakin besar kuat arus
maka, jarak kuat medan magnet semakin besar. Nilai kuat arus (I)
sebanding dengan besar kuat medan induksi magnetik (B) dan
sebanding dengan jarak medan magnet di sekitar kawat (R). Peritiwa
ini dibuktikan pada percobaan ke dua yaitu mencari pengaruh kuat
arus terhadap jarak medan magnet, dimana adanya perbedaan jarak
medan magnet (R) yang meningkat secara signifikan seiring
peningkatan kuat arus (I). Jarak medan magnet mengalami
peningkatan 0,3 cm atau 0,003 m dalam setiap pemanipulasian kuat
arus.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pengaruh
jarak terhadap besar medan magnet yang terbentuk sesuai dengan
teori Serevinus, 2018. Dimana hasil yang didapatkan ketika jarak yang
dimanipulasi semakin besar maka hasil besar medan magnetnya akan
semakin kecil. Karena nilai besar medan magnet (B) dipengaruhi jarak
(R) yang berbanding terbalik. Yaitu ketika nilai jarak (R) semakin
besar maka nilai besar medan magnet (B) akan semakin kecil.
29

Pengaruh posisi terhadap medan magnet induksi yang


terbentuk dibuktikan dengan kaidah tangan kanan Jika arah ibu jari
menunjukkan arah arus listrik (I), maka arah keempat jari yang lain
menunjukkan arah medan magnetik (B). Kaidah tangan kanan ini juga
dapat digunakan untuk menemukan arah medan magnetik pada
penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik Meskipun arah
kuat arusnyanya dibalik, tetap menunjukkan adanya arah medan
magnetnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan maka :
a. Pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak kuat medan magnet
berbanding lurus, sehingga semakin banyak jumlah lilitan maka
semakin besar jarak kuat medan magnet.
b. Pengaruh kuat arus terhadap jarak kuat medan magnet
berbanding lurus juga, sehingga semakin besar kuat arus maka
jarak kuat medan magnet juga semakin besar.
c. Pengaruh jarak kawat terhadap kuat medan magnet berbanding
terbalik, sehingga jika semakin jarak kawat maka kuat medan
magnet semakin kecil.
d. Pengaruh arah kuat arus positif terhadap arah kuat medan
magnet arahnya berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan
arah kuat arus negatif terhadap arah kuat medan magnet
arahnya searah jarum jam.
B. Saran
Pada praktikum yang akan dilaksanakan selanjutnya
praktikan harus mengecek kondisi kabel penghubung yang
digunakan terlebih dahulu ada arus yang mengalir atau tidak.
Kemudian dalam membaca hasil percobaan harus lebih teliti agar
hasil yang diperoleh tepat. Selain itu juga saat menabur serbuk besi
diatas kertas tidak perlu terlalu banyak, hanya sedikit dan
diratakan secara tipis-tipis.

30
31

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli C. 2001. Fisika Jilid II Edisi Ke Lima (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.


Farchani, Muhammad Rosyid. 2013. FISIKA DASAR II Bahan Ajar Kemagnetan.
Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada Program Studi Fisika FMIPA.
Severinus, Domi. 2018. Modul Fisika 15 - Medan Magnet dan Induksi
Elektromagnet. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan- Kemen
Riset DIKTI
Sumarja. 2013. Penghantar Listrik Magnet dan Optik. Yogyakarta : Jurusan
Fisika.
32

LAMPIRAN
A. Dokumentasi

Gambar 1. Gambar 2.
Menyiapkan alat dan Melilitkan kawat
bahan tembaga pada paku

Gambar 4.
Gambar 3.
Mengatur kuat arus pada
Menaburkan serbuk besi
basic meter
diatas kertas

Gambar 5. Gambar 6.
Mendekatkan paku yang Mengukur jarak yang
sudah dialiri listrik ke dihasilkan dari paku
serbuk besi yang di induksi pada
serbuk besi
33

Gambar 7. Gambar 8.
Mendekatkan paku yang Meletakkan kompas
sudah dialiri listrik ke didekat induksi kawat
magnetometer pada jarak dengan jarak yang berbeda
yang berbeda dengan kutub posistif di
posisi atas

Gambar 9.
Meletakkan kompas
didekat induksi kawat
dengan jarak yang
berbeda dengan kutub
negatif di posisi atas
35

C. Perhitungan

Percobaan 1
Pengaruh jumlah lilitan terhadap jarak medan magnet
1. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 10
Kuat Arus (I) = 0,2 A
Jarak kawat (R) = 0,01 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.10. 2. 10-1 = 1,25.10-4 Tesla
2.R 2. 10-2

2. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 20


Kuat Arus (I) = 0,2 A
Jarak kawat (R) = 0,008 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.20. 2. 10-1 = 3,14.10-4 Tesla
2.R 2. 8. 10-3

3. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30


Kuat Arus (I) = 0,2 A
Jarak kawat (R) = 0,006 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.30. 2. 10-1 = 6,28.10-4 Tesla
2.R 2. 6.10-3

Percobaan 2
Pengaruh kuat arus terhadap jarak medan magnet
1. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30
36

Kuat Arus (I) = 0,2 A


Jarak kawat (R) = 7.10-3 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.30. 2. 10-1 = 5,38.10-4 Tesla
2.R 2. 7.10-3

2. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30


Kuat Arus (I) = 0,4 A
Jarak kawat (R) = 10-2 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.30. 4. 10-1 = 7,53.10-4 Tesla
2.R 2. 10-2

3. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30


Kuat Arus (I) = 0,6 A
Jarak kawat (R) = 1,3 . 10-2 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.30. 6. 10-1 = 8,69.10-4 Tesla
2.R 2. 1,3.10-2

Percobaan 3
Pengaruh jarak kawat terhadap besar kuat medan magnet
1. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30
Kuat Arus (I) = 0,2 A
Jarak kawat (R) = 0,02 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
37

B=0.N.I = 4.10-7.30. 2. 10-1 = 1,88.10-4 Tesla


2.R 2. 2.10-2

2. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30


Kuat Arus (I) = 0,2 A
Jarak kawat (R) = 0,04 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.30. 2. 10-1 = 9,42.10-5 Tesla
2.R 2. 4. 10-2

3. Diketahui : Jumlah lilitan (N) = 30


Kuat Arus (I) = 0,2 A
Jarak kawat (R) = 0,06 m
Ditanya : Kuat medan magnet (B)....?
Jawab :
B=0.N.I = 4.10-7.30. 2. 10-1 = 6,28.10-5 Tesla
2.R 2. 6.10-2

Anda mungkin juga menyukai