Anda di halaman 1dari 27

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH: FILSAFAT SAINS DAN TEKNOLOGI

PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN OBJEK KAJIAN


FILSAFAT

Dosen Pengampu : Dr. M. Sontang Sihotang, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 3

AFRIDAYANI

FIKKAR MUKHTAR TAUFIQY

PUTRI WIWIN INDAH SYAHFIRA SARAGIH

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI 4


FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2018

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
ABSTRAK ................................................................................................................................ 2
PETA KONSEP ....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
3. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................................................................... 5
4. Deskripsi Permasalahan ...................................................................................................... 5
5. Pembatasan Masalah............................................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7
1. Pengertian Filsafat Sains (Ilmu) ......................................................................................... 7
2. Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu Serta Teknologi ....................................... 8
3. Tujuan Filsafat Sains dan Teknologi ............................................................................... 10
4. Peranan Filsafat Sains dan Teknologi ............................................................................. 11
5. Ruang Lingkup Filsafat Sains dan Teknologi ................................................................ 12
6. Objek Kajian Filsafat Sains Dan Teknologi ................................................................... 14
7. Perbedaan Objek Material Dan Objek Formal Filsafat Ilmu ....................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 16
1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 16
2. Saran .................................................................................................................................... 16
KONKLUSI : PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN OBJEK KAJIAN FILSAFAT ........... 17
BAB IV RINGKASAN, LATIHAN, DAN DAFTAR ISTILAH ........................................ 20
1. Ringkasan .............................................................................................................................. 20
2. Latihan .................................................................................................................................. 22
3. Daftar Istilah & Arti (Glosarium) ......................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 26

1
ABSTRAK

Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang berusaha mencerminkan segala sesuatu secara
dasar dengan berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungan dari
segala segi kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan penerus dalam pengembangan
filsafat pengetahuan, itu disebabkan pengetahuan tidak lain adalah tingkatan yang paling
tinggi dalam perangkat pengetahuan manusia. Oleh karena itu mempelajari ilmu filsafat
membuka candela ilmu pengetauan untuk lebih mengerti, memahami dan dapat
memanfaatkan ilmu untuk kebaikan diri sendiri, orang lain, alam semesta terutama untuk
Allah swt. Berdasarkan hal di atas, maka makalah ini akan menguraikan pengertian dari
filsafat ilmu, dan ruang lingkup dari filsafat ilmu tersebut Filsafat ilmu adalah bagian dari
filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari
dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain
ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi
dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa
dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan
alam melalui teknologi, cara menentukan validitas dari sebuah informasi, formulasi dan
penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

2
PETA KONSEP

Pengertian, Ruang Lingkup & Objek Kajian


PETA KONSEP
Filsafat

Pengertian, Ruang
Filsafat Sains Lingkup & Objek Kajian Objek Kajian
Filsafat Filsafat

Material Formal

Persamaan Dan Tujuan Peranan


Perbedaan Filsafat Filsafat Saintek
& Saintek
Umum Khusus

Ontologi Epistemologi Aksiologi

Metode Metode
Induktif Dialeksis
Metode Metode
Dedukatif Kontemplatif

Metafisika Metafisika Metode


Umum Khusus Positivisme

Kosmologi Psikologi Teologi

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah menjadikan
manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru sebaliknya, semakin menggiatkan manusia
untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau menggugurkan teori sebelumnya.
Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi melakukan penelitian-penelitian yang bersifat
ilmiah untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Karena itu
bersifat statis, tidak kaku, artinya ia tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus
berlangsung seiring dengan waktu manusia dalam memenuhi rasa keingintahuannya terhadap
dunianya.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan, baik secara subtansial maupun
historis, hal itu dikarenakan bahwa kelahiran ilmu tidak lepas dari sebuah peranan dari
filsafat dan sebaliknya perkembangan ilmulah yang memperkuat keberadaan dari filsafat itu
sendiri. Kelahiran filsafat di Yunani mengubah pola pikir bangsa Yunani dari pandangan
yang mitos menjadi rasio. Dengan filsafat pula pola pikir yang selalu tergantung pada yang
ghaib diubah menjadi pola pikir yang tergantung pada rasio.
Perubahan dari pola pikir mitos ke rasio membawa implikasi yang tidak kecil. Alam
dengan segala gejalanya yang selama itu ditakuti sekarang didekati dan bahkan bisa dikuasai.
Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah
yang mejelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia itu
sendiri. Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang berusaha mencerminkan segala sesuatu
secara dasar dengan berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungan
dari segala segi kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan penerus dalam pengembangan
filsafat pengetahuan, itu disebabkan pengetahuan tidak lain adalah tingkatan yang paling
tinggi dalam perangkat pengetahuan manusia. Oleh karena itu mempelajari ilmu filsafat
membuka candela ilmu pengetauan untuk lebih mengerti, memahami dan dapat
memanfaatkan ilmu untuk kebaikan diri sendiri, orang lain, alam semesta terutama untuk
Allah swt. Berdasarkan hal di atas, maka makalah ini akan menguraikan pengertian dari
filsafat ilmu, dan ruang lingkup dari filsafat ilmu tersebut.

4
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian filsafat sains (ilmu)?
b. Apa persamaan dan perbedaan filsafat dan ilmu serta teknologi?
c. Apa tujuan filsafat sains & teknologi?
d. Bagaimana peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)?
e. Bagaimana ruang lingkup filsafat sains & teknologi?
f. Bagaimana objek filsafat sains & teknologi?
g. Bagaimana perbedaan objek material dan objek formal filsafat sains & teknologi?

3. Tujuan dan Manfaat Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian filsafat sains (ilmu).
b. Untuk mengetahui persamaaan dan perbedaan filsafat dan ilmu serta teknologi.
c. Untuk mengetahui tujuan filsafat sains dan teknologi.
d. Untuk mengatahui peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
e. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat sains & teknologi
f. Untuk mengetahui objek filsafat sains & teknologi
g. Untuk mengetahui perbedaan objek material dan objek formal filsafat sains &
teknologi.

4. Deskripsi Permasalahan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah menjadikan
manusia berhenti untuk mencari kebenaran. Justru sebaliknya, semakin menggiatkan manusia
untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandaskan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau menggugurkan teori sebelumnya.
Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi melakukan penelitian-penelitian yang bersifat
ilmiah untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Karena itu
bersifat statis, tidak kaku, artinya ia tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus
berlangsung seiring dengan waktu manusia dalam memenuhi rasa keingintahuannya terhadap
dunianya.
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu,
yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat
berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat

5
disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat
menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi, cara menentukan
validitas dari sebuah informasi, formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam
penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan
model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

5. Pembatasan Masalah
Makalah kami ini hanya membahas mengenai pengertian filsafat sains (ilmu), dimana
pada sub judul filsafat sains (ilmu) kami membatasi ruang lingkup pembahasan kami hanya
membahas persamaan dan perbedaan filsafat dan saintek, peranan filsafat, dan tujuan
mempelajari filsafat saintek. Kemudian, pada sub judul ruang lingkup filsafat saintek, kami
membahas ruang lingkup pada ontologi, aksiologi, dan epistemologi. Dan pada objek kajian
filsafat saintek terdapat objek material dan objek formal dimana keduanya akan kami bahas
dan kami jelaskan secara rinci perbedaan antara objek material dan objek formal pada filsafat
saintek.

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Filsafat Sains (Ilmu)


A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, istilah “filsafat” merupakan padanan kata falsafah (bahasa Arab) dan
philosophy (bahasa Inggris), yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Filsafat secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philos artinya suka, cinta atau
kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian
secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Kata
filsafat pertama kali digunakan oleh Pyhthagoras. Istilah filsafat dalam bahasa Indonesia
memiliki pada kata falsafah dari bahasa Arab, philosopy dari bahasa Inggris, philosophia dari
bahasa Latin dan philosophie dari bahasa Jerman, Belanda dan Perancis. Semua istilah itu
bersumber pada istilah Yunani philosophia, yaitu philein berarti mencintai, sedangkan philos
berarti teman. Selanjutnya, istilah sophos berarti bijaksana, sedangkan sophia berarti
kebijaksanaan.1
B. Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu, ilman dengan wazan fa’ila, yaf’alu,
fa’lan yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris ilmu disebut
science, dari bahasa latin scientia-scire (mengetahui), dan dalam bahasa Yunani adalah
episteme. Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli di antaranya adalah:
a. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mendefinisikan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik.
b. Ashley Montagu, Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan bahwa
ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan,
studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.

1 Muzairi, Filsafat Umum. (Yogyakarta: Teras, 2009) hal. 6

7
c. Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu sebagai
pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Dari beberapa pendapat tentang ilmu menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu yaitu
sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif.
C. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu ialah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperolehnya. Dengan kata lain, filsafat ilmu sesungguhnya merupakan suatu penyelidikan
lanjutan. Karena, apabila para penyelenggara melakukan menyelidikan terhadap objek-objek
serta masalah-masalah yang berjenis khusus dari masing-masing ilmu itu sendiri, maka orang
pun dapat melakukan penyelidikan lanjutan terhadap kegiatan-kegiatan ilmiah tersebut.
Dengan mengalihkan perhatian dari objek-objek yang sebenarnya dari penyelidikan ilmiah
kepada proses penyelidikannya sendiri, maka muncullah suatu matra baru.2
Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat dirangkum
menjadi tiga yaitu:
a. Suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu
b. Upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep mengenai ilmu dan
upaya untuk membuka tabir dasar-dasar keempirisan, kerasionalan, dan
kepragmatisan, dan
c. Studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang
ditunjukkan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.

2. Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu Serta Teknologi


PERSAMAAN PERBEDAAN
FILSAFAT ILMU SERTA TEKNOLOGI
Keduanya mencari Obyek material filsafat itu Obyek material ilmu bersifat
rumusan yang sebaik- bersifat universal (umum), khusus dan empiris. Artinya, ilmu
baiknya menyelidiki yaitu segala sesuatu yang hanya terfokus pada disiplin
obyek selengkap- ada. bidang masing-masing secara kaku
lengkapnya sampai ke- dan terkotak-kotak.
akar-akarnya.

2 Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003) hal. 1.

8
Keduanya memberikan Obyek formal [sudut Ilmu bersifat fragmentaris,
pengertian mengenai pandangan] filsafat itu spesifik, dan intensif. Di samping
hubungan atau koheren bersifat non fragmentaris, itu, obyek formal itu bersifat
yang ada antara karena mencari pengertian teknik, yang berarti bahwa cara
kejadian-kejadian yang dari segala sesuatu yang ada ide-ide manusia itu mengadakan
kita alami dan mencoba itu secara luas, mendalam penyatuan diri dengan realita
menunjukkan sebab- dan mendasar.
akibatnya.

Keduanya hendak Filsafat dilaksanakan dalam Ilmu haruslah diadakan riset lewat
memberikan sistesis, suasana pengetahuan yang pendekatan trial and error. Oleh
yaitu suatu pandangan menonjolkan daya karena itu, nilai ilmu terletak pada
yang bergandengan. spekulasi, kritis, dan kegunaan pragmatis, sedangkan
pengawasan. kegunaan filsafat timbul dari
nilainnya

Keduanya mempunyai Filsafat memuat pertanyaan Ilmu bersifat diskursif, yaitu


metode dan sistem lebih jauh dan lebih menguraikan secara logis, yang
mendalam berdasarkan pada dimulai dari tidak tahu menjadi
pengalaman realitas sehari- tahu
hari,

Keduanya hendak Filsafat memberikan Ilmu menunjukkan sebab-sebab


memberikan penjelasan penjelasan yang terakhri, yang tidak begitu mendalam, yang
tentang kenyataan yang mutlak, dan mendalam lebih dekat, yang sekunder
seluruhnya timbul dari sampai mendasar [primary [secondary cause]3
hasrat manusia cause]
[obyektivitas], akan
pengetahuan yang lebih
mendasar.

3 Amsal Baktiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal. 12.

9
3. Tujuan Filsafat Sains dan Teknologi
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, tujuan dan fungsi
filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari tujuan dan fungsi filsafat itu sendiri. Jujun S.
Suriasumantri mengatakan bahwa berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita
tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya
akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan terbatasi ini. Demikian juga
berfilsafat berarti mengoreksi diri sendiri, semacam keberanian untuk berterus terang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.4
Berdasarkan dari beberapa pendapat tentang berbagai pengertian filsafat, maka tujuan
umum pelajaran filsafat adalah sebagai berikut:
a. Dengan berfilsafat kita lebih memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun diri
manusia;
b. Dapat mempertahankan sikap objektif dan mendasarkan pendapat atas pengetahuan
yang objektif, tidak hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan simpati dan
antipati saja;
c. Mengajar dan melatih kita memandang dengan luas. Jadi, menyembuhkan kita dari
kepicikan, dari “aku-isme” dan “aku-sentuisme” hanya mementingkan “aku-nya” saja,
yang dapat merugikan perkembangan manusia seutuhnya;
d. Dengan pelajaran filsafat kita diharapkan mnejadi orang yang dapat berfikir sendiri,
tidak menjadi yes-man atau yes-woman. Tetapi menjadi orang yang sungguh-sungguh
mandiri, menyempurnakan cara berpikir, dan memiliki sifat kritis.
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu yang
mengandung manfaat sebagai berikut :
a. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi
kritis terhadap kegiatan ilmiah.
b. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu
pengetahuan bukan sebaliknya.

4 Suriasumantri, Ilmu dalam perspektif,( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997) hal. 19.

10
c. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum

4. Peranan Filsafat Sains dan Teknologi


Seperti yang telah dijelaskan bahwa filsafat dan iptek memiliki kaitan yang sangat erat
satu sama lain. Filsafat merupakan dasar pemikiran yang melahirkan ilmu pengetahuan yang
nantinya berkembang dan menghasilkan produk berupa teknologi. Teknologi digunakan
manusia sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Dapat ditemui berbagai
implementasi atau bentuk nyata penerapan filsafat pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Filsafat medorong pola pikir manusia untuk lebih kritis dalam mencari tahu suatu kebenaran.
Untuk mempelajari yang dalam menjadi lebih dalam sehingga filsafat memberi nilai terhadap
perkembangan itu sendiri.
Studi mengenai filsafat tidak hanya terbatas pada obyek yang ada atau nyata dan kasat
mata, namun juga terhadap obyek yang mungkin ada. Dalam hal ini obyek yang kasat mata
dan tidak bisa dijelaskan secara rasionalitas. Misalnya mengenai konsep ketuhanan. Di dalam
filsafat, kebenaran tidak hanya sebatas pada kebenaran yang kasat mata secaa metafisika, tapi
juga terdapat kebenaran yang bersifat kasat mata. Dengan berfilsafat, manusia terus berupaya
mengembangakan pemikirannya secara kritis untuk mencari tahu hal yang tidak diketahui
hingga sampai kepada bagaimana membuktikan berdasarkan rasionalias yang empiris. Dari
sanalah muncul dan lahir berbagai cabang ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman
manusia yang bertumpu pada kenyataan obyektif maupun pengetahuan yang terjadi tanpa
adanya pengalaman. Pengetahuan yang terjadi tanpa adanya pengalaman tersebut timbul
dengan pola pikir manusia yang melibatkan indra maupun batin.
Sebagai contoh kedua, dalam peristiwa kecelakaan penerbangan Air Asia QZ8501. Segala
macam teknologi mutakhir sudah diterapkan untuk menerbangkan pesawat dan memprediksi
segala kemungkinan dan hambatan yang bisa dihadapi, salah satunya prediksi akan cuaca.
Manusia juga sudah menerapkan solusi akan berbagai hal, namun peristiwa kecelakaan
tersebut masih bisa terjadi. Mengapa? Di sini pola pikir manusia teruji, filsafat memang
mengantarkan pada pemikiran perkembangan teknologi hingga ke sebab akibat dan prediksi
yang mungkin terjadi secara akurat yang bisa dijelaskan oleh rasionalitas yang emipiris
namun harus diingat. Manusai memiliki keterbatasan.
Bagaimanapun manusia memaksimalkan kemampuannya untuk mengembangakan
teknologi dan segala macam hal yang mampu memudahkan kehidupannya, namun masih

11
terdapat beberapa hal-hal yang tidak bisa dikontrol dan jauh dari rasionalitas manusia. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kekuatan yang mengatur dan kepercayaan-
kepercayaan irrasional inilah yang akhirnya menumbuhkan konsep ketuhanan dimana
terdapat kepercaayaan tentang adanya sang pencipta yang menciptakan dan mengendalikan
alam dan seisinya, bahkan menciptakan akal manusia yang ternyata memiliki batasan. Jadi,
begitu banyak implementasi filsafat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi karena
memang filsafat digunakan sebagai landasan pola pikir lahirnya ilmu pengetahuan dan
pengembangan teknologi.5

5. Ruang Lingkup Filsafat Sains dan Teknologi


Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang
menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, tiang penyangga itu ada tiga macam yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi:6
A. Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On berarti being, dan Logos berarti logic.
Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). Sedangkan menurut Amsal Bakhtiar, ontologi berasal dari kata ontos yang
berarti sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat
yang ada. Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika
semata. Noeng Muhadjir mengatakan bahwa ontologi membahas tentang yang ada, yang
tidak terkait oleh satu perwujudan tertentu. Sedangkan Jujun mengatakan bahwa ontologi
membahas apa yang kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau dengan kata lain suatu
pengkajian mengenai teori tentang yang ada.
Sidi Gazalba mengatakan bahwa ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari
kenyataan. Karena itu ontologi disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada
pengetahuan. Dalam agama ontologi memikirkan tentang tuhan. Jadi dapat disimpulakan
bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan
kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau
abstrak. Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M,
untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembangannya Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu
metafisika umum dan metafisika khusus.

5 Dikutip dari http://arfiasta.wordpress.com/konsep-dasar-filsafat-ilmu/24-10-2012


6 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012), hal. 134.

12
Metafisika umum dimaksud sebagai istilah lain dari ontologi. Dengan demikian,
metafisika umum adalah cabang filsafat yang membicarakann prinsip yang paling dasar atau
dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus dibagi menjadi tiga yaitu
kosmologi (membicarakan tentang alam semesta), psikologi (membicarakan tentang jiwa
manusia), dan teologi (membicarakan tentang Tuhan).
B. Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat
dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta pengertian
mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa dengan kekuatan
pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. Mereka mengandaliakan
begitu saja bahwa pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin, meskipun beberapa di antara
mereka menyarankan bahwa pengetahuan mengenai struktur kenyataan dapat lebih
dimunculkan dari sumber-sumber tertentu ketimbang sumber-sumber lainya. Pengertian yang
diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam
teori pengetahuan, di antaranya adalah:
1. Metode Induktif
Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil
observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2. Metode Deduktif
Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah
lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.hal yang harus ada dalam metode
deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan itu sendiri.penyelidikan bentuk
logis itu bertujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah.
3. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh Agus Comte (1798-1857). Metode ini berpangkal dari
apa yang telah diketahui, faktual dan positif. Ia menyampaikan segala uraian atau persoalan
di luar yang ada sebagai fakta apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak
dari segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi
kepada bidang gejala saja.
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun berbeda-beda yang harusnya
dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi.

13
5. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai
kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato mengartikannya sebagai
diskusi logika. Kini dialektika berarti tahapan logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan
metode-metode penuturan, juga menganalisis sistematik tentang ide untuk mencapai apa yang
terkandung dalam pandangan.
C. Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam
tiga bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression (ekspresi keindahan),
dan sosio-political life (kehidupan sosial politik). Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa
aksiologi menjelaskan tentang nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki
oleh manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan
mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek
formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa
etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik dalam suatu
kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang
dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.

6. Objek Kajian Filsafat Sains Dan Teknologi


Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangan penyelidikan
atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode,
dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo, objek adalah sesuatu yang
merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Menurut Noeng
Muhadjir objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal.

7. Perbedaan Objek Material Dan Objek Formal Filsafat Ilmu


Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan antara objek material dan
objek formal filsafat ilmu, antara lain:
A. Objek material

14
Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu
disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam
pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu
di bagi dua, yaitu :
1. Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.
2. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak mutlak
yang terdiri dari manusia dan alam.
B. Objek formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.
Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat
ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya terhadap problem
mendasar ilmu pengetahuan. Seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis.7

7 Ibid., hal. 140.

15
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Menurut Noeng Muhadjir objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu objek
material dan objek formal. Dimana pada objek material adalah segala sesuatu yang
ada dialam semesta yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian baik barupa yang
konkrit ataupun yang abstrak. Sedangkan objek formal adalah cara pandang atau
perspektif dalam meneliti objek material tersebut. Jadi, pada contoh kali ini kami
mengambil objek materialnya berupa pohon kelapa. Dimana apabila sang peneliti
adalah orang biologi/dokter dia pasti akan meneliti pohon kelapa tersebut dari
perspektif biologi-nya yaitu unsur-unsur yang terdapat pada pohon kelapa tersebut.
Sebenarnya perspektif itu adalah cara pandang atau cara-cara yang dapat dilakukan
sang peneliti untuk meneliti suatu objek kajian material untuk menjawab hal-hal yang
dirasa perlu untuk dicari kebenarannya.
 Apabila objek materialnya adalah manusia maka objek formal/perspektifnya adalah
misalanya dalam perspektif kesehatan maka kondisi kehidupan manusia tersebut yang
akan diteliti dan apabila dalam perspektif sosiologi maka yang diteliti adalah
bagaimana hubungan sosial manusia tersebut dengan sekitarnya.
 Perbedaan antara seorang ilmuwan dengan seorang filsuf terletak pada objek
pemikirannya, seorang filsuf objek kajiannya adalah tentang hakikat tuhan, hakikat
antar sesama manusia, nasehat-nasehat dan motivasi dan hal semacam itu yang
lainnya yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan objek pemikiran seorang
ilmuwan adalah sesuatu yang berdasarkan teori untuk menemukan fakta-fakta baru
dari hasil penelitian dan memajukan kehidupan dunia dengan penemuan-penemuan
baru. Persamaannya adalah bahwa seorang filsuf dan ilmuwan mereka sama-sama
menguasai atau ahli dalam ilmu pengetahuan.
2. Saran
Kami berharap dengan adanya makalah kami yang membahas pengertian ruang
lingkup dan objek kajian filsafat saintek ini bisa memberi pengetahuan baru atau menjadi
referensi teman-teman sekalian didalam penulisan makalah atau artikel lainnya yang
berhubungan dengan filsafat ilmu saintek dan ruang lingkup serta objek kajiannya.

16
KONKLUSI : PENGERTIAN RUANG LINGKUP DAN OBJEK KAJIAN FILSAFAT
Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang
menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, tiang penyangga itu ada tiga macam yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi:
 Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On berarti being, dan Logos berarti logic.
Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). Ontologi adalah teori atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang ada.
Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika semata.
Noeng Muhadjir mengatakan bahwa ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terkait
oleh satu perwujudan tertentu. Dalam agama ontologi memikirkan tentang tuhan. Jadi dapat
disimpulakan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada yang
merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun
rohani atau abstrak.
Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M, untuk
menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam perkembangannya
Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum
dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksud sebagai istilah lain dari ontologi. Dengan
demikian, metafisika umum adalah cabang filsafat yang membicarakann prinsip yang paling
dasar atau dalam dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan metafisika khusus dibagi menjadi
tiga yaitu kosmologi (membicarakan tentang alam semesta), psikologi (membicarakan
tentang jiwa manusia), dan teologi (membicarakan tentang Tuhan).
 Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat
dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta pengertian
mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa dengan kekuatan
pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. Pengertian yang diperoleh oleh
manusia melalui akal, indra, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori
pengetahuan, di antaranya adalah:
a. Metode Induktif, yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil
observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
b. Metode Deduktif, ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik
diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.hal yang harus ada

17
dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan itu
sendiri.
c. Metode Positivisme, metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, faktual dan
positif. Ia menyampaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta
apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dari segala gejala.
Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi kepada bidang
gejala saja.
d. Metode Kontemplatif, Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal
manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun
berbeda-beda yang harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut
intuisi.
e. Metode Dialektis, kini dialektika berarti tahapan logika yang mengajarkan kaidah-
kaidah dan metode-metode penuturan, juga menganalisis sistematik tentang ide untuk
mencapai apa yang terkandung dalam pandangan.
 Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam
tiga bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression (ekspresi keindahan),
dan sosio-political life (kehidupan sosial politik). Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa
aksiologi menjelaskan tentang nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki
oleh manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan
mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek
formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa
etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik dalam suatu
kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang
dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.

Objek Kajian Filsafat Sains Dan Teknologi


Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangan penyelidikan
atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode,
dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu

18
dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo, objek adalah sesuatu yang
merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Menurut Noeng
Muhadjir objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal.
 Objek material
Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu
disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam
pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu
di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak mutlak
yang terdiri dari manusia dan alam.
 Objek formal
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.
Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat
ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya terhadap problem
mendasar ilmu pengetahuan. Seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis,
epistemologis dan aksiologis.

19
BAB IV
RINGKASAN, LATIHAN, DAN DAFTAR ISTILAH

1. Ringkasan
Secara etimologis, istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani philosophia. Filsafat
secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philos artinya suka, cinta atau
kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian
secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan.
Sedangkan Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu, ilman dengan wazan fa’ila,
yaf’alu, fa’lan yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris ilmu
disebut science, dari bahasa latin scientia-scire (mengetahui), dan dalam bahasa Yunani
adalah episteme. Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Filsafat sains (ilmu) adalah ilmu yang membahas &
mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan pentingnya upaya
ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Juga sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan, yang
merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Persamaan & Perbedaan Filsafat & Ilmu Pengetahuan
PERSAMAAN PERBEDAAN
FILSAFAT ILMU SERTA TEKNOLOGI
Keduanya mencari Obyek material filsafat itu Obyek material ilmu bersifat
rumusan yang sebaik- bersifat universal (umum), khusus dan empiris. Artinya, ilmu
baiknya menyelidiki yaitu segala sesuatu yang hanya terfokus pada disiplin
obyek selengkap- ada. bidang masing-masing secara kaku
lengkapnya sampai ke- dan terkotak-kotak.
akar-akarnya.

20
Keduanya memberikan Obyek formal [sudut Ilmu bersifat fragmentaris,
pengertian mengenai pandangan] filsafat itu spesifik, dan intensif. Di samping
hubungan atau koheren bersifat non fragmentaris, itu, obyek formal itu bersifat
yang ada antara karena mencari pengertian teknik, yang berarti bahwa cara
kejadian-kejadian yang dari segala sesuatu yang ada ide-ide manusia itu mengadakan
kita alami dan mencoba itu secara luas, mendalam penyatuan diri dengan realita
menunjukkan sebab- dan mendasar.
akibatnya.

Keduanya hendak Filsafat dilaksanakan dalam Ilmu haruslah diadakan riset lewat
memberikan sistesis, suasana pengetahuan yang pendekatan trial and error. Oleh
yaitu suatu pandangan menonjolkan daya karena itu, nilai ilmu terletak pada
yang bergandengan. spekulasi, kritis, dan kegunaan pragmatis, sedangkan
pengawasan. kegunaan filsafat timbul dari
nilainnya

Tujuan Filsafat Saintek:


 Kita lebih memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun diri menjadi manusia
yang lebih baik lagi;
 Melatih kita memandang dengan luas. Jadi, menyembuhkan kita dari kepicikan, dari
“aku-isme” yang hanya mementingkan “aku-nya” saja, yang dapat merugikan
perkembangan manusia seutuhnya;
 Dengan pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berfikir sendiri,
tidak menjadi yes-man atau yes-woman. Tetapi menjadi orang yang sungguh-sungguh
mandiri, menyempurnakan cara berpikir, dan memiliki sifat kritis.
Ruang lingkup filsafat terdapat 3 bagian yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Dimana ontologi memiliki pengertian yaitu teori atau ilmu tentang wujud, tentang hakikat
yang ada. Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi berdasarkan pada logika
semata. Epistemologi adalah bagaimana sumber atau proses ilmu itu didapatkan. Dan
aksiologi adalah pemikiran filsafat diarahkan pada persoalan nilai, baik dalam konteks
estetika, moral maupun agama. Objek kajian filsafat terdiri dari objek material dan objek
formal. Objek material adalah segala sesuatu yang dijadikan sasaran kajian atau penyelidikan
atau sesuatu yang diteliti. Sedangkan objek formal adalah cara pandang dan perspektif yang
digunakan oleh seorang peneliti dalam mempelajari atau mengkaji objek material.

21
2. Latihan

Pertanyaan Jawaban Sumber

Bagaimana dasar kelompok 3 Menurut Noeng Muhadjir objek studi filsafat Audiens
membuat pada objek material ilmu dibagi menjadi dua yaitu objek material (Dimas
(objek kajian filsafat) bahwa dan objek formal. Dimana pada objek material Cholis
objek formalnya terdapat adalah segala sesuatu yang ada dialam semesta Alharis)
perspektif ekonomi, biologi yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian
dan hukum? baik barupa yang konkrit ataupun yang
abstrak. Jadi, pada contoh kali ini kami
mengambil objek materialnya berupa pohon
kelapa. Dimana apabila sang peneliti adalah
orang biologi/dokter dia pasti akan meneliti
pohon kelapa tersebut dari perspektif biologi-
nya yaitu unsur-unsur yang terdapat pada
pohon kelapa tersebut. Sebenarnya perspektif
itu adalah cara pandang atau cara-cara yang
dapat dilakukan sang peneliti untuk meneliti
suatu objek kajian material untuk menjawab
hal-hal yang dirasa perlu untuk dicari
kebenarannya
Apa objek dari filsafat Objek filsafat terbagi menjadi dua yaitu objek Audiens
saintek? Sebagai contoh material dan objek formal. Dimana objek (Bobi
apabila objek materialnya material adalah segala sesuatu yang dapat Agusti)
manusia bagaimana objek dikaji atau diteliti. Sedangkan objek formal
formal dari berbagai adalah cara pandang atau perspektif dalam
perspektif? meneliti objek material tersebut. Apabila objek
materialnya adalah manusia maka objek
formal/perspektifnya adalah misalanya dalam
perspektif kesehatan maka kondisi kehidupan
manusia tersebut yang akan diteliti dan apabila
dalam perspektif sosiologi maka yang diteliti
adalah bagaimana hubungan sosial manusia

22
tersebut dengan sekitarnya.
Jelaskan persamaan dan Perbedaanya objek pemikiran filsuf adalah Audiens
perbedaan dari ilmuwan & tentang hakikat tuhan, hakikat antar sesama (Maya
filsuf? manusia, nasehat-nasehat dan motivasi dan hal Lestari)
semacam itu yang lainnya yang tidak bisa
dibuktikan secara ilmiah. Sedangkan ilmuwan
berpikir tentang sesuatu berdasarkan teori
untuk menemukan fakta-fakta baru dari hasil
penelitian dan memajukan kehidupan dunia
dengan penemuan-penemuan baru.
Persamaannya adalah bahwa seorang filsuf dan
ilmuwan mereka sama-sama menguasai atau
ahli dalam ilmu pengetahuan.
Apa yang dimaksud Epistemologi adalah cabang filsafat yang Pemakalah
epistemologi dalam filsafat? menkaji sumber-sumber, watak, dan kebenaran
pengetahuan.
Apa yang dimaksud ontologi Ontologi adalah cabang filsafat yang Pemakalah
salam filsafat? membicarakan tentang yang ada.

Dalam mempelajar filsafat, Berfikir keritis bearti semua yang kita temui Pemakalah
kita diharapkan agar berfikir dan ketahui dikehidupan sehari-hari tidak
kritis. Apa yang dimaksud boleh kita terima secara mentah-mentah tetapi
dengan kritis? harus dikaji terlebih dahulu sumber utamanya.
Sebutkan apa saja objek Objek material dan objek formal. Pemakalah
kajian filsafat!
Secara etimologis, filsafat Berfikir bijaksana yang dimaksud adalah Pemakalah
dapat diartikan sebagai cinta berfikir dengan selalu menggunakan akal
atau kecenderungan pada budinya yaitu pengalaman dan pengetahuan,
kebijaksanaan. Apa yang arif, tajam pikiran, cermat dan teliti apabila
dimaksud berfikir secara menghadapi suatu masalah.
bijaksana?
Ditinjau dari ruang lingkup Pada metafisika, kajian-kajian yang dibahas Pemakalah
filsafatsains dan teknologi, menyangkut persoalan kosmologis seperti
bagaimanakah pembahasan pertanyaan-pertanyaan tentang asal muala

23
kajian ilmu dalam bidang dunia, proses, dan perkembangan alam
metafisika? semesta, pembicaraan seputar ketuhanan.
Mengapa dikatakan bahwa Filsafat disebut sebagai induk ilmu Pemakalah
fisafat adalah induk ilmu pengetahuan karena, dari filsafatlah lahir ilmu-
pengetahuan? ilmu modern dan kontemporer berkembang
sehingga manusia dapat menikmati ilmu
sekaligus buahnya yaitu teknologi.
Apa manfaat dari Manfaatnya yaitu kita menjadi tahu tujuan dari Pemakalah
mempelajari filsafat? setiap kegiatan, tujuan atau maksud sesuatu
diciptakan atau dibuat dimaksudkan untuk apa.
Apa pengertian filsafat ilmu? Filsaat ilmu adalah ilmu yang membahas & Pemakalah
mengevaluasi metode-metode pemikiran
ilmiah serta mencoba menemukan pentingnya
upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Juga
sebagai landasan filosofis bagi proses
keilmuan, yang merupakan kerangka dasar dari
proses keilmuan itu sendiri.
Ditinjau dari objek kajian Objek formal filsafat adalah cara pandang dan Pemakalah
filsafat sintek, bagaimana perspektif yang digunakan oleh seorang
objek kajian objek formal peneliti dalam mempelajari atau mengkaji
tersebut? objek material.

24
3. Daftar Istilah & Arti (Glosarium)

Istilah Arti
Empiris Berdasarkan pengalaman terutamayang diperoleh dari penemuan, percobaan,
pengamatan yang telah dilakukan
Kumulatif sesuatu yang meningkat dalam segi jumlah, kekuatan atau efek dengan
penambahan berturut-turut.
Pragmatis bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat mengutamakan segi
kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) menganai atau bersangkutan
dengan nilai-nilai praktis.

Fragmentaris bersifat fragmen dimana berupa bagian-bagian bukan suatu keutuhan.

Intensif secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalam mengerjakan sesuatu


hingga memperoleh hasil yang optimal.
Pendekatan mencoba sesuatu secara berulang-ulang, walaupun selalau menemukan
Trial & Error kegagalan dan akhirnya menemukan suatu kebenaran.
Pragmatis konsep kebenaran dengan melihat secara praktis menggunakan logika
pengamatan.

Paradigma cara pandang orang terhadap diri dan lingkungan yang akan
mempengaruhinya dalam berfikir, bersikap, dan bertingkah laku.
Esensi apakah sesuatu yang terlepas dari persoalan apakah sesuatu itu ada atau tidak.
Kosmologis ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berkala besar.
Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu
subjek.

Ontologi salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi
tersebut membahs keberadaan sesuatu yang bersifat konkrit.

Hubungan hubungan saling tergantung antara dua pihak atau lebih yang saling
interdepensi mempengaruhi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Baktiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.

Soemargono, Soejono. 2003. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Suriasumantri. 1997. Ilmu dalam perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

http://arfiasta.wordpress.com/konsep-dasar-filsafat-ilmu/24-10-2012

26

Anda mungkin juga menyukai