Anda di halaman 1dari 2

BAB IX

KESIMPULAN UMUM

1. Lumpur pemboran adalah fluida yang dirancang khusus untuk melaukan


operasi pengeboran sehingga operasi pengeboran dapat berjalan dengan apa
yang telah direncanakan.
2. Fungsi lumpur pemboran adalah :
 Membersihkan dasar lubang bor dan serbuk bor.
 Mengangkat serbuk bor ke permukaan
 Mendinginkan serta melumasi pahat dan drillstring
 Membantu stabilitas formasi
 Mengontrol tekanan formasi
 Membantu dalam evaluasi formasi produktif
 Melindungi formasi produktif
3. Komposisi lumpur dasar pemboran berbahan dasar air menurut standar API
(American Petroleum Institute) adalah 350 ml air + 22,5 gram bentonite.
4. Penambahan additive barite dalam lumpur pemboran akan menambah
densitas dari lumpur pemboran tersebut. Penambahan additive air dalam
lumpur pemboran akan menambah densitas dari lumpur pemboran tersebut.
5. Besar densitas lumpur pemboran harus berada diantara tekanan formasi dan
tekanan rekah formasi supaya tidak terjadi kick dan loss circulation.
6. % sand content mengindikasikan banyaknya pasir yang terkandung di dalam
lumpur pemboran.
7. Banyaknya volume minyak dari formasi yang masuk dalam lumpur akan
memperkecil volume air tetapi menurunkan % padatan.
8. Penambahan additive PAC-R dan PAC-L baik, karena additive tersebut
mampu meningkatkan viskositas pada lumpur pemboran. Namun, jika
dibandingkan penambahan additive PAC-R akan meningkatkan viskositas
jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penambahan additive PAC-L.

124
125

9. Filtration loss dan pembentukan mud cake yang tidak dikontrol dapat
menyebabkan berbagai masalah, baik masalah selama operasi pemboran
maupun dalam evaluasi formasi dan juga pada tahap produksi. Jika volume
filtrat lumpur pembora terlalu besar, maka akan menyebabkan terjadinya
kerusakan formasi dan lumpur akan kehilangan banyak cairan. Jika mud cake
yang terbentuk tebal, maka akan membuat pipa pemboran terjepit sehingga
akan sulit untuk diangkat dan diputar.
10. Dengan melakukan analisa kimia pada lumpur pemboran maka dapat
mengontrol kandungan ion-ion terhadap sifat fisik lumpur pemboran.
Kandungan ion Cl- yang berlebihan pada lumpur pemboran dapat membuat
besar rheology lumpur naik dan pH lumpur mengalami penurunan.
11. Dengan mengetahui jenis kontaminasi yang ada didalam lumpur pemboran ,
maka dapat ditentukan additive apa yang cocok ditambahkan setelah lumpur
tersebut terkena kontaminasi sehingga program pemboran dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan.
12. Kapasitas tukar kation (KTK) adalah harga yang menyatakan banyaknya
kation yang dapat dipertukarkan dalam satuan berat ekuivalen ditambah berat
sampel. Dengan mengetahui harga kapasitas tukar kation (KTK), maka
masalah saat pemboran, seperti swelling dan sloughing pada operasi pemboran
dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai