Anda di halaman 1dari 2

World Tobacco Process and Machinery

Home → Berita → World Tobacco Process and Machinery


Purwokerto-WTPM atau “World Tobacco Process and Machinery” merupakan pameran inovasi alat
produksi rokok, yang akan dipamerkan pada 27-28 April 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, acara yang
merupakan kelanjutan dari WTA (World Tobacco Asia) pertama ditahun 2010, lalu diselenggarakan untuk
yang kedua kali pada tahun 2012, walaupun acara WTA 2012 berhasil ,akan tetapi banyak aksi penolakan
acara tersebut sehingga panitia penyelenggara berjanji tidak akan ada acara serupa di Indonesia. Namun
faktanya, tahun 2014 mereka mengingkari janjinya dan berniat mengadakan kembali acara tersebut dengan
kedok berganti nama menjadi ITA (Inter Tobacco Asia) 2014 yang akan diselenggarakan di Bali. Atas aksi
solidaritas dari para aktivis kontra, akhirnya acara batal diadakan , ketika panitia berniat memindahkan acara
tersebut ke Jakarta, Gubernur Ahok menolak acara tersebut dengan tegas. Acara yang jika ditelisik , seperti
acara rutin tiap 2 tahun. Menyadari bahwa rokok merupakan benda yang kotor dan industri tembakau di mata
dunia merupakan industri yang terkucilkan , maka acara WTPM harus ditiadakan. Akan tetapi diluar dugaan,
bahwa Gubernur Ahok justru menyetujui adanya acara WTPM tersebut di Jakarta pada 27-28 April 2016.
Kamis (14/04) HIMA KBMKM UNSOED melalui Divisi Keilmuan mengadakan Sharing Kajian berkaitan
dengan diadakannya WTPM 2016 tersebut. Sharing yang dilakukan di Gazebo Jurusan Kesehatan
Masyarakat UNSOED dihadiri beberapa pengurus HIMA KBMKM dan perwakilan non-pengurus HIMA
KBMKM UNSOED, sharing kajian bertujuan memberikan pemahaman WTPM 2016 dan memberikan
rekomendasi kepada advokat kesehatan serta menyebarluaskan informasi hasil kajian WTPM 2016.
Masyarakat yang sebagian tidak mengetahui kondisi kesehatan saat ini, bahwa dari adanya peredaran rokok
hampir di negeri ini sangat memprihatinkan, layaknya fenomena gunung es, jumlah kasus morbiditas dan
mortalitas akibat peredaran rokok sudah banyak diketahui, akan tetapi tidak diketahui seberapa banyaknya
lagi warga Indonesia yang dalam tubuhnya sebenarnya telah terdapat bibit penyakit seperti akibat asap rokok.
Perlu diketahui, acara WTPM ini bertentangan dengan PP. No. 109 Tahun 2012 Pasal 2 (2) yang terkait
dengan penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau dan
melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja dan perempuan hamil dari dorongan lingkungan dan
pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan yang
mengandung zat adiktif berupa produk tembakau. Dari peraturan tersebut tidak bisa dipungkiri bilamana
pameran tersebut dikunjungi oleh ibu hamil/anak-anak dan bahwa inovasi alat produksi rokok canggih
tersebut yang termasuk perkembangan teknologi, jika diproyeksikan ke depannya selain bisa menyingkirkan
pekerja/buruh yang bisa meningkatkan angka pengangguran di Indonesia dan alat produksi rokok tersebut
mampu memperbanyak jumlah produksi rokok dalam waktu singkat dan ironisnya, seperti yang telah dikaji
oleh kami, seluruh pelosok Indonesia akan ditutupi oleh rokok hasil inovasi alat tersebut dan akan ada
penjualan alat produksi tersebut.
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, pertumbuhan perokok muda dan wanita di Indonesia adalah sebesar
14% setiap tahunnya, bisa dibayangkan jika WTPM merupakan pameran inovasi alat produksi rokok,
dimana alat tersebut bisa menggantikan buruh dan peredaran rokok semakin luas, karena adanya
kecanggihan dari inovasi alat produksi rokok tersebut dan Riskesdas 2013, perokok aktif mulai dari usia 10
tahun keatas berjumlah 58.750.592 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 56.860.457 perokok laki-laki dan
1.890.135 perokok perempuan. Hal ini sangat kontradiktif dengan yang ada dalam UUD 1945
bahwa..”melindungi segenap bangsa dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa,…”. Jika acara WTPM 2016 tetap akan dilaksanakan, maka tidak bisa dijelaskan bahwa Indonesia
di mata dunia dianggap memalukan, karena di mata dunia perindustrian tembakau adalah industri yang
sangat dikucilkan.
Oleh karena itu, kami atas nama Keluarga Besar Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal
Soedirman “MENOLAK” diadakannya WTPM 2016 di Jakarta 27-28 April 2016 dengan beberapa alasan
yakni:
1. Berkembangnya industri tembakau, maka berkembangnya pula generasi muda yang apatis, tidak
peduli, dan lemah kecerdasannya baik intelektual, emosional, maupun spiritual.
2. WTPM 2016 bertentangan dengan PP No.109 Tahun 2012 pasal 2(2) dan kecanggihan dalam alat
produksi rokok bisa menyingkirkan buruh pabrik, berdampak pada jumlah perokok yang semakin
banyak dan tidak bisa terhitung lagi.
3. Adanya WTPM, kedepannya berdampak bagi derajat kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran
bangsa Indonesia semakin memburuk, kualitas bangsa Indonesia semakin terancam.
Maka, kami atas nama HIMA KBMKM UNSOED memberikan rekomendasi kepada rekan-rekan
mahasiswa, lembaga advokasi, maupun LSM terutama dalam bidang kesehatan untuk tetap menyampaikan
aspirasi penolakan acara WTPM 2016 di Jakarta dengan cara:
1. Tetap mengkampanyekan petisi penolakan WTPM 2016 baik secara langsung turun ke masyarakat
maupun sosial media.
2. Tetap menyuarakan aspirasi kepada Gubernur Ahok untuk membatalkan acara tersebut, jika tetap
bersikukuh ingin mengadakan, maka
3. Menggalang aspirasi bersama secara integrasi dari seluruh elemen bidang kesehatan maupun LSM
yang kontra acara tersebut untuk meminta dukungan Gubernur Ahok dalam membatalkan acara
tersebut dan meminta komitmen atas cedera terhadap pergub DKI Jakarta No 50 Tahun 2012 tentang
pedoman pelaksanaan, pembinaan, pengawasan, penegakan hukum kawasan dilarang merokok.

Anda mungkin juga menyukai