Anda di halaman 1dari 7

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG MPR,DPR,DPRD, DAN DPD

BERTENTANGAN DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Lecturer :
Sujana Donandi Sinuraya
By :
Nandy Rahman Pratama
(LAW 2016 – 017201600012)

LAW
President University
2017

Jababeka Education Park, Jalan Ki Hajar Dewantara RT. 2 / RW.4, Mekarmukti, Cikarang Utara,
Bekasi, Jawa Barat 17550
Phone (021) 8910 9762-6, Fax (021) 8910 9768
E-mail : enrollment@president.ac.id
Jakarta,26 Agustus 2018

Nomor : 03/Tim21/HakimAdHoc/IV/2018

Perihal : Perbaikan Permohonan Pengujian Pasal 245 Undang-Undang


MPR,DPR,DPRD, dan DPD ( UU MD3 ) Terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

Lampiran : 1 (satu) berkas

Kepada Yth.

Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Di

Jakarta

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini,kami :

1. Nama : Diva Lailita,SH.,MH.


Tempat/tgl lahir : Tangerang, 8 Januari 1994
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengacara
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Pertiwi Raya XI No.8 Komplek Bappenas Depok Jawa Barat
Selanjutnya disebut sebagai -------------- Pemohon I
2. Nama : Pertiwi Putri Airlangga,SH.,MH.
Tempat/tgl lahir : Bandung,9 Januari 1995
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengacara
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Elang Jaya XII No.8 Cendrawasih Bandung Jawa Barat
Selanjutnya disebut sebagai -------------- Pemohon II
3. Nama : Agung Sudrajat,SH,.MH.
Tempat/tgl lahir : Jakarta,10 Desember 1993
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengacara
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Tanah Suci IX No.10 Suci Jakarta
Selanjutnya disebut sebaga -------------- Pemohon III

Bahwa dalam hal ini para pemohon dapat bertindak secara sendiri-sendiri dan/atau secara
Bersama-sama, yang selanjutnya memilih Alamat Jl.Tanah Suci IX No.10 Suci Jakarta Tlp.021-
705132809 ; HP.087729910067 sebagai domisili hukum para pemohon.

Para Pemohon dengan ini mengajukan permohonan pengujian material terhadap Undang-Undang
MD3 pasal 245 ayat 1 yang kami anggap telah melanggar UUD 1945

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

1. Pemohon memohon agar Mahkamah Konstitusi (MK) melakukan pengujian terhadap Pasal
245 Undang-Undang MPR,DPR,DPRD, dan DPD ( UU MD3 ) Terhadap Undang-Undang
1945.
2. Merujuk pada ketentuan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 Jo Pasal 10 ayat (1) huruf (a)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi ( UU MK ), bahwa
salah satu kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah melakukan pengujian undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar 1945 ( UUD 1945 )
3. Selain itu, Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, mengatur bahwa secara hierarki kedudukan UUD 1945 lebih tinggi
dari undang-undang. Oleh karena itu setiap ketentutan undang-undang tidak boleh
bertentangan dengan UUD 1945, jika terdapat ketentuan dalam undang-undang yang
bertentangan dengan UUD 1945, maka ketentuan tersebut dapat dimohonkan untuk diuji
melalui mekanisme pengujian undang-undang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk
memeriksa dan memutus permohonan pengujian Undang-Undang ini.
KEDUDUKAN HUKUM PEMOHON
1. Bahwa menurut Pasal 51 ayat (1) UU MK

Bahwa Pemohon adalah perorangan Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal
52 ayat (1) huruf a UU MK yang hak-hak konstitusionalnya telah dirugikan oleh
berlakunya Pasal 41 ayat (7) dan ayat (8) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Badan Hukum Pendidikan yang mengatur tentang pembiayaan badan hukum pendidikan
yang harus ditanggung oleh pemerintah beserta masyarakat, dalam hal ini adalah peserta
didik.

Bahwa merujuk kepada Putusan Mahkamah sejak Putusan Nomor 006/PUU-III/ 2005
tanggal 31 Mei 2005 dan Putusan Nomor 11/PUU-V/2007 tanggal 20 September 2007 dan
putusan-putusan selanjutnya, berpendirian bahwa kerugian hak dan/ atau kewenangan
konstitusional sebagaimana dimaksud Pasal 51 ayat (1) UU MK harus memenuhi 5 (lima)
syarat.

Dengan demikian maka ada lima syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menguji
undang-undang terthadap Undang-Undang Dasar. Syarat pertama adalah kualifikasi
Pemohon sebagai warga negara Republik Indonesia, untuk bertindak sebagai pemohon
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 51 ayat (1) UU MK. Syarat kedua dengan berlakunya
suatu undang-undang hak dan/atau kewenangan konstitusional pemohon dirugikan. Syarat
ketiga, kerugian konstitusional tersebut bersifat spesifik. Syarat keempatkerugian
tersebut timbul akibat berlakunya undang-undang yang dimohon.Syarat kelima, kerugian
konstitusional tersebut tidak akan terjadi lagi kalau permohonan ini dikabulkan.

Bahwa uraian di atas membuktikan bahwa Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal
standing) untuk bertindak sebagai Pemohon dalam permohonan pengujian undang-undang
ini.
ALASAN-ALASAN PEMOHON MENGAJUKAN PERMOHONAN PENGUJIAN
PASAL 245 UNDNAG-UNDANG MPR,DPR,DPRD, DAN DPD ( UU MD3 )
TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945
1. UU MD3 memberikan kewenangan luar biasa terhadap DPR yang dapat berpotensi
untuk memenjarakan siapapun yang melakukan kecaman atau kritikan yang dianggap
merendahkan martabat DPR. UU MD3 juga dapat menjadi senjata pemotong lidah
rakyat, padahal seharusnya DPR lah yang wajib mentaati semua peraturan perundang-
undangan karena DPR sendiri lah yang membuat suatu Undang-Undang tersebut.
2. UU MD3 berpotensi menimbulkan multitafsir dalam penerapanya. Karena dalam
merendahkan kehormatan DPR dan anggota DPR itu dapat diterapkan secara
sewenang-wenang sesuai dengan kepentingan politik anggota DPR ataupun hal lainya
yang menyangkut dengan keinginan anggota DPR.
3. Kewenangan MKD DPR berpotensi dapat menyeret siapa saja ke ranah hukum jika
dianggap merendahkan martabat dan kehormatan DPR. Padahal kita tau bahwa
kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan
prinsip prinsip demokrasi. Mengembangkan pendapat masyarakat, kritik itu adalah
salah satu bentuk untuk memajukan suatu organisasi dan itu juga termasuk kedalam
Hak Asasi Manusia.
4. Pada Pasal 245 UU MD3 yang mengandung makna bahwa anggota DPR tidak dapat
dipanggil oleh apparat hukum sebelum dapat persetujuan tertulis dari Presiden dan
setelah mendapat pertimbangan dari MKD.

POKOK-POKOK PERMOHONAN

Bahwa Pemohon mempunyai legal standing dalam perkara pengajuan permohonan ini

1. Bahwa pemohon telah mengalami kerugian dan kerugian itu bersifat fatal dan potensial
yang berdasarkan penalaran yang wajar dipastikan akan terjadi.
2. Bahwa pemohon telah memantau betapa bahayanya ketika DPR mempunyai perlindungan
dibalik hukum yang tidak didasarkan dengan UUD 1945.
3. Bahwa pemohon telah mengalami kesusahan untuk menangkap salah satu anggota DPR
yang terjerat kasus hukum, karena harus diberikan ijin terlebih dahulu oleh MKD di dalam
UU MD3 yang tertulis di pasal 245.
PETITUM

Bahwa dari seluruh dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti-bukti terlampir, dengan ini
Pemohon memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk kiranya
berkenan memberikan putusan sebagai berikut :

Dalam Pokok Perkara

1. Menerima dan mengabulkan permohonan pengujuan Pasal 245 Undang-Undang


MPR,DPR,DPRD, dan DPD ( UU MD3 ) terhadap Undang-Undang Dasar 1945
2. Menyatakan bahwa pasal 245 didalam UU MD3 bertentangan dengan Undang -Undang
Dasar 1945
3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia
sebagaimana mestinya.

Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan
seadil-adilnya ( ex aequo et bono )

PENUTUP

Demikian permohonan Uji Materi ( Judicial Review ) ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kearifan Majelis Hakim yang mulia kami sampaikan terimakasih. Dan sebagai kelengkapan
permohonan ini. Kami lampirkan bukti-bukti dan daftar kesaksian saksi sementara.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Para Pemohon
Diva Lailita,SH.,MH.

Pertiwi Putri Airlangga,SH.,MH.

Agung Sudrajat,SH,.MH.

Anda mungkin juga menyukai