Anda di halaman 1dari 7

LEARNING OBJECTIVE

1. Defenisi PBL ( Problem Based Learning ), bentuk, dan prosesnya?


Jawab :
Problem based learning(PBL) adalah model dalam pembelajaran di mana
siswa membentuk kelompok kecil dan menyelesaikan masalah yang melibatkan
complex, open-ended dan real-life problems dengan berinteraksi dengan anggota
kelompoknya.
Bentuk Problem Based Learning (PBL) yaitu model pembelajaran critical
thinking dan problem solving.
Berpikir kritis (critical thinking)adalah kemampuan untuk menganalisis suatu
masalah, berargumen disertai alasan-alasan yang kuat, berpikiran terbuka, tidak
begitu saja menerima pernyataan tanpa mencari alasan di balik pernyataan
tersebut.
Problem solving adalah kemampuan memahami masalah lalu mencari solusi
yangpaling tepat dari beberapa solusi untuk menyelesaikan suatu masalah.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
PBL menurut Yazdani (dalam Nur, 2011) yang merujuk pada Arends, yaitu
sebagai berikut.
Tahap orientasi yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, kemudian tahap
organisasi yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar, dilanjutkan dengan tahap
inkuiri yaitu membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, selanjutnya tahap
presentasi yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta
memamerkannya, dan tahap terakhir yaitu tahap analisis dan evaluasi, yaitu
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Sumber : Pratamawati, A.P., Prasetyo, Z.K., Satriana, A.2017, Pengaruh Problem
Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Problem
Solving Siswa MAN Yogyakarta 1. Vol.6 (1):1-9. Diakses pada 3 Mei 2019.
Diakses dari journal.uny.ac.id

Sumber : Arief, H.S., Maulana., Sudin,A.2016, Meningkatkan Motivasi Belajar


Melalui Problem Based Learning (PBL). Jurnal Pena Ilmiah. Vol 1(1) : 141-150.
Diakses pada tanggal 3 Septrmber 2019. Diakses dari pdfs.semanticscholar.org

2. Perbandingan conventional teaching dan PBL ( Problem Based Learning )?


Jawab :
Hasil penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 yang
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem-
based learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara
signifikan, begitupun dengan pendekatan konvensional yang mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Peningkatan motivasi
belajar pada kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan problem-based
learning (PBL) secara signifikan lebih baik daripada kelas kontrol dengan
menggunakan pendekatan konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan problem-based learning (PBL) mendapatkan respon yang positif dari
siswa kelas eksperimen.
Sumber : Arief, H.S., Maulana., Sudin,A.2016, Meningkatkan Motivasi Belajar
Melalui Problem Based Learning (PBL). Jurnal Pena Ilmiah. Vol 1(1) : 141-150.
Diakses pada tanggal 3 Septrmber 2019. Diakses dari pdfs.semanticscholar.org

3. Defenisi tutorial ?
Jawab :
Tutorial merupakan salah satu bentuk layanan akademik Universitas
Terbuka (UT) untuk membantu mahasiswa dalam proses belajarnya. Berbagai
program menyangkut penyelenggaraan tutorial, seperti diterapkannya tutorial
tatap muka, tutorial elektronik, tutorial tertulis, dan program tutorial tatap muka
rancangan khusus (TTMRK) merupakan upaya untuk membantu mahasiswa
mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Tim Pengembang Program
Akreditasi Tutor (PAT) UT (1996), tujuan tutorial adalah menyiapkan mahasiswa
mampu belajar mandiri sehingga mampu membantu proses belajar mengajar,
meningkatkan daya pemahaman, memperluas visi, dan memupuk kemandirian
dalam belajar.
Sumber : Widuroyekti, Pendekatan Belajar Aktif dan Peningkatan Partisipasi
Mahasiswa
4. Metode 7 jumps dan hubungannya dalam ilmu kedokteran
Jawab :
Salah satu teknik pembelajaran dari metode tutorial yang dikembangkan
oleh Schmidt dan Bouhuijs (2007) yaitu menggunakan tujuh langkah (seven
jumps) yang pada hakikatnya menempatkan peran dan tanggung jawab
pembelajar (mahasiswa) lebih besar dan sangat penting. Langkah-langkah tersebut
adalah: (1) klarifikasi terminologi dan konsep yang belum dipahami; 2)
mendefinisikan permasalahan; 3) menganalisis permasalahan dan menawarkan
penjelasan sementara; 4) menginventarisir berbagai penjelasanan yang
dibutuhkan; 5) menformulasi tujuan belajar; 6) mengumpulkan informasi melalui
belajar mandiri; 7) mensintesis informasi baru dan menguji serta mengevaluasinya
untuk permasalahan yang sedang dikemukakan dan melakukan refleksi penguatan
hasil belajar.
Sumber : Izzah, U., Kusumawati, W. 2017. APLIKASI METODE PROBLEM
BASED LEARNING (TUTORIAL SEVEN JUMP) SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN AFEKTIF MAHASISWA. Vol 5 (1) : 1-13.
Diakses pada 3 Mei 2019. Diakses dari repository.umy.ac.id
5. Defenisi leader, scriber, active partisipants and tutor ?
Jawab :

Tugas Ketua Memastikan anggota duduk urut sesuai daftar presensi


Menunjuk 1 scriber dan 1 sekretaris Membuka diskusi tutorial “Selamat pagi
teman-teman, marilah kita mulai diskusi pada hari ini. Sebelumnya kita awali
dengan berdoa terlebih dahulu. Berdoa dipersilakan …….Selesai”
Mempersilakan tutor memperkenalkan diri Baca skenario Tugas Ketua
Berpartisipasi aktif dalam diskusi Memimpin jalannya diskusi Sebagai
timekeeper Memastikan seluruh anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi
Memberitahu UPK bila tutor belum datang Menyimpulkan hasil diskusi
Memberi kesempatan tutor memberikan umpan balik

Turut berpartisipasi aktif dalam diskusi Membuat catatan di papan tulis


mengenai inti sari pendapat setiap anggota kelompok (step by step)
Mengkategorikan hasil curah pendapat sesuai dengan topiknya. Dalam
mencatat, cukup tulis inti pembicaraan, gunakan simbol berupa panah,
singkatan, gambar bila perlu. Hindari menulis seluruh kata-kata yang
diucapkan/memperlambat proses diskusi. Tugas Scriber Scriber harus dapat
merangkum hasil curah pendapat dengan benar. Bila ragu atau bila pembicara
terlalu cepat sehingga sulit ditangkap maksudnya, boleh meminta klarifikasi dari
anggota mengenai kebenaran maksud kata-kata yang disampaikan.

Tugas Notulis Berpartisipasi aktif dalam diskusi Membuat catatan


point-point penting hasil diskusi berdasar catatan scriber Berperan aktif dalam
membantu kelompoknya membuat daftar masalah yang sudah maupun yang
belum terjawab tuntas dalam problem tree. Men-share ‘tujuan pembelajaran’ pada
sesi 1 kepada seluruh anggota untuk bahan belajar mandiri segera setelah diskusi
selesai. Tugas Anggota Berpartisipasi aktif dalam diskusi Berpartisipasi aktif
dalam menganalisis permasalahan dalam skenario Menghormati dan
mendengarkan pendapat temannya Bertanya bila ada penjelasan temannya yang
kurang jelas Mengoreksi tulisan scriber

Tugas tutor Memfasilitasi jalannya diskusi Tidak boleh menyalahkan


atau membenarkan pendapat mahasiswa Tidak berperan sebagai pakar/ memberi
mini lecture Memastikan tujuan pembelajaran (LO) tercapai Memberikan
penilaian terhadap jalannya diskusi
Sumber : https://prodikedokteran.fk.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2015/08/TEKNIK-SEVEN-JUMP.pdf
6. Ciri-ciri tutorial yang efektif?
Jawab : Ciri-ciri Metode Pemebelajaran Tutotrial
Suhito (1984: 64) menjelaskan bahwa dalam model pembelajaran tutorial
terdapat ciri-ciri yang menjadi kekhasan dari model pembelajaran tutorial. Ciri-
ciri itu antara lain sebagai berikut:

1. Tujuan pengajaran dari metode pembelajaran tutorial adalah memeberikan


kesempatan pada setiap peserta didik untuk mengembangkan kemamapuan
mememcahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap sosial dan
semangat gotong royong dalam kehidupan, mendinamiskan kegiatan kelompok
dalam belajar sehingga tiap anggota merasa dirinya sebagai bagian kelompok
yang bertanggungjawab, mengembangkan kemamampuan kepemimipinanan
keterampilan pada setiap anggota kelompok dalam pemecahan masalah
kelompok.
2. Peserta didik dalam pembelajaran ini memiliki ciri-ciri:
a. Setiap peserta didik merasa sadar diri memiliki anggota kelompok
b. Setiap peserta didik sadar diri memiliki tujuan bersama berupa tujuan
kelompok
c. Memiliki rasa saling membutuhkan dan tergantung
d. Interaksi dan komunikasi antar anggota
e. Ada tindakan bersama sebagai perwujudan tanggung jawab kelompok
3. Pendidik berperan dalam pembentukan kelompok, perencanaan tugas
kelompok, pelaksanaan, dan tahap evaluasi hasil belajar kelompok. Dalam tahap
pembentukan kelompok dipertimbangkan antara lain tujuan yang akan diperoleh
peserta didik dalam kelompok (latihan gotong royong, peningkatan kecepatan dan
ketepatan kerja, dan lain-lain), latar belakang pengalaman peserta didik/pusat
perhatian peserta didik. Dalam tahap perencanaan tugas kelompok, pendidik
memperhatikan jenis tugas yang akan diberikan apakah tugas paralel ataukah
tugas komplementer. Tugas paralel artinya semua kelompok mendapat tugas yang
sama, tugas komplementer artinya kelompok saling melengkapi pemecahan
masalah. Dalam tahap pelaksanaan mengajar guru berperan antara lain pemberi
informasi umum tentang proses belajar kelompok, guru sebagai fasilitator
pembimbing dan pengendali ketertiban kelompok.
Sumber : https://kumakukurakura.blogspot.com/2016/04/makalah-metode-
pembelajaran-tutorial.html

7. Elaborasi dan Kolaborasi?

Jawab :

Model pembelajaran kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan


model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar.
Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu model pembelajaran dengan
menumbuhkan para mahasiswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok
kecil untuk mencapai tujuan yang sama
Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu
yang lain, Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan
sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong
mahasiswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik
kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang diharapkan

Sumber : repositori.uin-alauddin.ac.id ›

8. Defenisi Belajar mandiri?


Jawab :
Mahasiswa bekerja secara mandiri untuk mencapai tujuan pembelajaran
(private study) Setiap mahasiswa belajar secara mandiri untuk mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan masing- masing tujuan belajar, mereka dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran yang tersedia, baik berupa textbook,
artikel dan jurnal ilmiah maupun melalui konsultasi dengan pakar terkait topik
yang sedang dibahas.
Sumber : Fitri, A, D.2016. Penerapan Problem Beased Learning ( PBL )
Kurikulum Berbasis Kompetensi. JMJ. Vol.4 (1) : 95-100. Diakses pada 3
September 2019. Diakses dari https://online-journal.unja.ac.id
9. Defenisi constructive feedback?

Jawab :

Menurut Ende (1983), umpan balik didefinisikan sebagai informasi


mengenai gambaran performa seseorang setelah ia melakukan suatu kinerja,
sehingga orang tersebut memiliki pedoman untuk memperbaiki kinerja tersebut di
waktu mendatang. Umpan balik merupakan salah satu penilaian formatif, yaitu
informasi tentang penilaian yang diberikan saat proses pembelajaran berlangsung
melalui komunikasi dua arah dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa
(Sadler, 1989; Wiliam, 2011).
10. Defenisi Learning Skill?
Jawab :
Faktor lain yang perlu diperhatikan dari seorang siswa yaitu faktor yang
berasal dari diri siswa (internal), salah satu faktor internal tersebut yang cukup
mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu gaya belajar. Setiap peserta didik
mempunyai cara sendiri-sendiri dalam menyerap pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Menurut Carol Ann Tomlinson, dkk (2003:129) “The term learning
profile refers to students preferred mode of learning that can be affected by a
numbr of factor including learning style”.
Sumber : jurnal.untan.ac.id

11. 4 prinsip PBL ( Problem Based Learning )


Jawab :
Ada empat prinsip penting dalam pembelajaran PBL, yaitu :
1. Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif. (Learning should be a
constructive process).
Pembelajaran merupakan suatu proses di mana mahasiswa secara aktif
membangun pengetahuan mereka sendiri. Mahasiswa tidak lagi secara pasif
mendapatkan pengetahuan tentang faktafakta melalui perkuliahan satu arah oleh
dosen (one-way lecture). Pada pertemuan pertama diskusi tutorial mahasiswa
berusaha untuk menjawab berbagai pertanyaan yang timbul dalam diskusi dengan
menggunakan prior knowledge. Selanjutnya dalam proses diskusi dengan sesama
anggota kelompok dan juga belajar mandiri, mereka akan mendapatkan
pengetahuan baru.
2. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam
diri sendiri (Learning should be a self directed process).
Mahasiswa harus dapat menentukan tujuan belajar mereka, kemudian
mencari cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tersebut
termasuk didalamnya strategi belajar yang harus diterapkan, sumber pembelajaran
yang bisa digunakan, apa saja kemungkinan kelemahan yang dapat menghambat
keberhasilannya dalam mencapai tujuan belajar.
3. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dimotori oleh keinginan dari dalam
diri sendiri (Learning should be a self directed process).
Dalam diskusi tutorial, mahasiswa didorong untuk berinteraksi satu sama
lain, melalui interaksi dengan sesama anggota kelompok, mahasiswa akan mampu
membentuk suatu pemahaman baru tentang suatu permasalahan
4. Pembelajaran merupakan sesuatu yang diberikan kontekstual (Learning should
be a contextual process).
Proses pembelajaran dengan sistem PBL akan memfasilitasi mahasiswa
untuk dapat belajar dengan permasalahan yang bersifat nyata, masalah yang
nantinya akan sering mereka jumpai pada saat pendidikan klinik dan pada saat
mereka menjadi dokter.
Sumber : Fitri, A, D.2016. Penerapan Problem Beased Learning ( PBL )
Kurikulum Berbasis Kompetensi. JMJ. Vol.4 (1) : 95-100. Diakses pada 3
September 2019. Diakses dari https://online-journal.unja.ac.id
12. Cara pembentukan istilah-istilah terminologi?
Jawab :
Mahasiswa bekerja dalam kelompok, mengidentifikasi dan
mengklarifikasi istilah- istilah asing/ belum dikenal (unfamiliar terms) yang
terdapat di dalam skenario; sekretaris kelompok membuat daftar istilah yang oleh
kelompok dinggap masih belum jelas maknanya Pada langkah ini mahasiswa
menggunakan pengetahuan awal (prior knowledge) yang dimiliki atau dengan
menggunakan kamus bahasa atau kamus kedokteran. Mahasiswa perlu
meyakinkan bahwa seluruh anggota dalam diskusi memiliki pemahaman yang
sama terhadap istilahistilah yang dimaksud dalam skenario.
Sumber : Fitri, A, D.2016. Penerapan Problem Beased Learning ( PBL )
Kurikulum Berbasis Kompetensi. JMJ. Vol.4 (1) : 95-100. Diakses pada 3
September 2019. Diakses dari https://online-journal.unja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai