Anda di halaman 1dari 9

Tugas Akhir - 2012

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS INTERKONEKSI IPV6 IPV4 DENGAN


MEKANISME AUTOMATIC DAN CONFIGURED TUNNELING PADA APLIKASI
HTTP DAN VIDEO STREAMING

Muhammad Fathullah¹, Yudha Purwanto², Asep Mulyana³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak
(IPv6) adalah generasi selanjutnya dari protokol jaringan yang akan menggantikan IPv4.
Berbagai mekanisme telah di buat untuk bisa menghubungkan jaringan IPv6 dan IPv4, akan
tetapi mekanisme-mekanisme yang ada membutuhkan konfigurasi manual. Oleh karena itu
mekanisme Automatic Tunneling sangat baik untuk mengatasi permasalahan karena terdapat
penyederhanaan dalam konfigurasinya. Akan tetapi pemakaian Automatic Tunneling akan
mempengaruhi QoS oleh karena itu di pakailah Tunnel Broker agar konfigurasi manual dapat di
implementasikan dengan lebih mudah tanpa mengorbankan performansi jaringan.

Tugas akhir ini mengimplementasikan interkoneksi jaringan IPv4 IPv6 dengan metode 6to4
Tunneling, Configured Tunneling dan Configured Tunneling dengan layanan Tunnel Broker. Lalu
di jalankan percobaan mengenai performansi ketiga mekanisme tersebut saat di jalankan aplikasi
HTTP dan video streaming.

Dari hasil percobaan yang dilakukan diketahui bahwa jaringan Configured Tunneling memiliki
performansi lebih baik daripada Automatic Tunneling dengan nilai Delay terbesar 29.0295,
Throughput 47843.353, Jitter 14.61, Packet loss 34.033, Throughput HTTP 9505.8098 dan
Retransmisi 0.0862. Sedangkan pada Tunnel Broker, perbedaaan performansi dengan Configured
Tunneling tidak terlalu besar karena sifatnya sebagai layanan tambahan. Perbedaan performansi
terjauh pada delay Tunnel Broker dan Configured Tunneling sebesar 20.9501 dan 20.542,
throughput sebesar 76650.69 dan 75154.718, jitter sebesar 10.10 dan 10.729, Packet loss sebesar
21.827 dan 22.44, throughput HTTP sebesar 271247.8 dan 262482.42, dan Retransmisi sebesar
0.0564 dan 0.0597.

Kata Kunci : Interkoneksi IPv4 IPv6, Automatic Tunneling, Configured Tunneling,Tunnel Broker,
HTTP, Video streaming, Throughput, Delay, Jitter, Packet Loss,Retransmisi

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2012

Abstract
(IPv6) is the next generation network protokols that will replace IPv4. Various mechanisms have
been made to interconnect IPv6 and IPv4 networks, but the developed mechanisms require
manual configuration. Therefore Automatic Tunneling is a more suitable mechanism for
addressing the issue. However, the use of Automatic Tunneling will therefore affect the QoS in
the network so Tunnel Broker is used for manual configuration can be implemented more easily
without sacrificing network performance.

At this Final Project, the implemented transition mechanisms are 6to4 Tunneling, Configured
Tunneling, and Configured Tunneling with Tunnel Broker service. The analyses are the use of
these methods on HTTP and video streaming application.

From the experiments results concluded that Configured Tunneling is known for better
performance than the Automatic Tunneling with the largest value are Delay 29.0295, Throughput
47843.353, Jitter 14.61, Packet loss 34.033, Throughput HTTP 9505.8098 and Retransmission
0.0862. While in Configured Tunneling with Tunnel Broker service, the performance difference is
not too large with the largest margin between Configured Tunneling and Tunnel Broker for delay
are 20.9501 and 20.542, throughput 76650.69 and 75154.718, jitter 10.10 and 10.729, sebesar
21.827 and 22.44, throughput HTTP 271247.8 and 262482.42, and Retransmission 0.0564 dan
0.0597.

Keywords :

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012

BAB I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Berubahnya gaya hidup masyarakat menjadi lebih terdigitalisasi
menyebabkan pertumbuhan jaringan internet menjadi sangat pesat.
Perusahaan-perusahaan besar pun berlomba untuk mengganti sistem yang
telah ada menjadi sistem yang terhubung langsung dengan jaringan internet
agar dapat lebih efisien dalam berhubungan antar cabang atau berhubungan
dengan konsumen.
Pertumbuhan yang pesat ini menyebabkan berkurangnya alokasi
IPv4, yang dewasa ini paling banyak digunakan sebagai protokol addressing
untuk device-device yang terhubung ke jaringan internet. Berbagai cara telah
dilakukan agar kekurangan ini dapat dapat diatasi, salah satu cara yang
ditempuh dalah dengan membuat protokol addressing baru yaitu IPv6.
Permasalahan baru muncul karena tidak semua user siap untuk bermigrasi ke
IPv6, biaya yang tinggi untuk migrasi total serta hambatan lainnya adalah
alasan lambatnya penggunaan IPv6 secara menyeluruh. Oleh karena itu
diperlukan sebuah mekanisme transisi IPv6 IPv4 agar migrasi dapat
dilakukan secara bertahap.
IPv6 Tunneling adalah salah satu mekanisme transisi IPv6 IPv4
yang ada saat ini, dengan mekanisme ini diharapkan migrasi dapat dilakukan
secara bertahap dan device-device yang berbeda protokol addressing dapat
terhubung, baik melalui jaringan berbasis IPv6 atau IPv4.Akan tetapi untuk
mengaplikasikan mekanisme Tunneling pada existing network tidaklah
mudah terutama bagi novice user atau perusahaan yang tidak memiliki
resource yang cukup, oleh karena itu diperlukan sebuah layanan atau

Institut Teknologi Telkom Page 1

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2012

BAB I Pendahuluan

mekanisme Tunneling yang lebih sederhana agar dapat mempermudah kerja


user.
Mekanisme automatic Tunneling dan configured Tunneling adalah
dua jenis Tunneling yang digunakan sekarang ini dan layanan Tunnel Broker
adalah salah satu solusi yang dapat menyederhanakan aplikasi Tunneling
IPv6 pada existing network.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Rumusan Masalah


1. Perlunya mekanisme transisi antara IPv4 dan IPv6.
2. Proses implementasi tunnel yang relatif rumit dan perlunya solusi agar
proses implementasi menjadi lebih mudah.
3. Performansi jaringan yang berbeda apabila mekanisme transisi di
gunakan untuk aplikasi yang berbeda pada kondisi yang berbeda.

1.2.2. Batasan Masalah


1. Sistem tidak memperhitungkan aspek keamanan.
2. Implementasi akan dilakukan di dalam satu ruangan (Jaringan terisolasi).
3. Menggunakan OS Linux Ubuntu sebagai client dan server .
4. Implementasi tidak memperhitungkan kompresi codec video dan audio.
5. Tidak menggunakan DNS.

1.2.3. Maksud dan Tujuan


1. Merancang dan menunjukkan cara kerja Tunneling dengan mekanisme
configured tunnel, Tunnel Broker, dan 6to4 automatic Tunneling.
2. Mengetahui performansi 6to4 automatic Tunneling, dan configured
Tunneling pada aplikasi video streaming dan HTTP berdasarkan
parameter Throughput, Delay, Jitter, Retransmission dan Packet Loss.
3. Mengetahui performansi configured Tunneling setelah ditambahkan
mekanisme Tunnel Broker pada aplikasi video streaming dan HTTP
berdasarkan parameter Throughput, Delay, Jitter, Retransmission dan
Packet Loss.
Institut Teknologi Telkom Page 2

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2012

BAB I Pendahuluan

1.3. Metode Penelitian


Metode penelitian pada tugas akhir ini adalah:

1. Tahap Studi Literatur


Pada tahap ini dilakukan pencarian dan pengumpulan artikel, jurnal, buku
referensi, dan sumber lain untuk mendalami tentang konsep pengalamatan
IPv6, Tunnel Broker, 6to4 automatic Tunneling, configured Tunneling serta
penguasaan terhadap konfigurasi terhadap sistem operasi dan sistem
jaringan.
2. Tahap Implementasi
Pada bagian ini akan didesain sebuah konfigurasi jaringan berbeda berbasis
IPv4 pada sistem operasi Linux dengan Router berbasis Cisco. Kemudian
diantara kedua jaringan tersebut dikonfigurasikan jaringan IPv6 yang sama
sekali tidak mengenal jaringan IPv4. Kemudian diimplementasikan
mekanisme transisi Tunnel Broker, 6to4 automatic Tunneling dan
configured Tunneling.
3. Pengukuran dan pengumpulan data
Untuk memperoleh data parameter, dilakukan metoda pengukuran dengan
menggunakan software network protokol analizer Wireshark.
4. Tahap Analisis
Dari implementasi kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
performansi kinerja sistem diatas. Analisis akan dilakukan pada parameter
Throughput, Delay, Jitter, Retransmission dan Packet Loss.

1.4. Sistematika Penulisan


Pada tugas akhir ini sistematika penulisan dibagi menjadi :

1. BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang pembuatan tugas akhir, maksud dan tujuan,
pembatasan masalah, metodelogi penulisan serta sistematika yang digunakan
dam penulisan laporan tugas akhir.

Institut Teknologi Telkom Page 3

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2012

BAB I Pendahuluan

2. BAB II Dasar Teori


Bab ini membahas model dan konfigurasi jaringan yang akan digunakan,
teori dan konsep IPv6, mekanisme transisi pada IPv6 dan parameter-
parameter jaringan.

3. BAB III Implementasi Jaringan


Bab ini menjelaskan proses implementasi mekanisme transisi untuk jaringan
yang berbeda dengan transfer data yang berbeda-beda pada OS Linux di
server dan client.

4. BAB IV Analisis
Bab ini dilakukan analisis terhadap performansi mekanisme transisi dari hasil
implementasi dengan parameter-parameter yang telah ditentukan.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran


Berisi mengenai kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan Tugas Akhir
ini, yang dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Institut Teknologi Telkom Page 4

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012

BAB V Kesimpulan & Saran

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1. KESIMPULAN
1. Perbedaan interface yang di pakai pada setiap router akan menyebabkan
bottleneck yang akan memperburuk kualitas jaringan, hal ini dibuktikan dengan
keadaan jaringan yang memiliki interface yang berbeda dan nilai QoS yang telah
melewati standar Cisco pada background trafik 15 Mbps.
2. Dengan menambahkan Tunnel Broker pada konfigurasi Configured Tunnel, akan
mempermudah proses set-up tunnel, dan tidak akan memberikan perbedaan
performansi jaringan yang signifikan. Dengan nilai
a. Selisih Delay terbesar pada background trafik 15 Mbps, pada Tunnel Broker
bernilai 20.9501 dan pada Configured Tunneling bernilai 20.542
b. Selisih Throughput terkecil pada background trafik 15 Mbps, pada Tunnel
Broker bernilai 76650.69,dan pada Configured Tunneling bernilai 75154.718
c. Selisih Packetloss terbesar pada background trafik 20 Mbps, pada Tunnel
Broker bernilai 21.827 dan pada Configured Tunneling bernilai 22.44
d. Selisih Jitter terbesar pada background trafik 20 Mbps, pada Tunnel Broker
bernilai 10.10 dan pada Configured Tunneling bernilai 10.729
e. Selisih Throughput HTTP terbesar pada background trafik 15 Mbps, pada
Tunnel Broker bernilai 271247.8 dan pada Configured Tunneling bernilai
262482.42
f. Selisih Retransmission terbesar pada background trafik 20 Mbps, pada Tunnel
Broker bernilai 0.0564 dan pada Configured Tunneling bernilai 0.0597
3. Dengan menggunakan 6 to 4 Tunneling, tidak perlu menentukan alamat tunnel end
seperti pada Configured Tunneling sehingga proses set-up menjadi lebih
sederhana. Akan tetapi Configured Tunneling memberikan performansi jaringan

Institut Teknologi Telkom Page 43

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Tugas Akhir - 2012

BAB V Kesimpulan & Saran

yang lebih baik daripada Automatic Tunneling karena tidak ada proses translasi
alamat tunnel destination. Dibuktikan dari perbedaan QoS antara Configured
Tunneling dan 6 to 4 Tunneling sebagai berikut
a. Delay terbesar pada background trafik 20 Mbps, pada 6 to 4 Tunneling
bernilai 29.0295
b. Throughput terkecil pada background trafik 20 Mbps, pada 6 to 4 Tunneling
bernilai 47843.353
c. Packetloss terbesar pada background trafik 20 Mbps, pada 6 to 4 Tunneling
bernilai 34.033
d. Jitter terbesar pada background trafik 15 Mbps, pada 6 to 4 Tunneling bernilai
14.61
e. Throughput HTTP terkecil pada background trafik 20 Mbps, pada 6 to 4
Tunneling bernilai 9505.8098
f. Retransmisi terbesar pada background trafik 20 Mbps, pada 6 to 4 Tunneling
bernilai 0.0862

5.2. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian terhadap aspek security Tunnel Broker.


2. Perlu ditambahkan jumlah user untuk mengetahui kehandalan Tunnel Broker
dalam melayani banyak request.
3. Perlu di tambahkan mekanisme billing pemakaian Tunnel Broker.
4. Bagaimana komparasi dengan mekanisme Automatic Tunneling lainnya seperti
GRE Tunneling, ISATAP.
5. Pengambilan data sebaiknya di lakukan sebanyak 30 kali untuk memenuhi
kaidah statistik yang ada.
6. Diperlukan sebuah interface yang lebih baik pada web server untuk lebih
mempermudah client atau administrator.

Institut Teknologi Telkom Page 44

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dooley, Kevin. Brown, Ian .2006. Cisco IOS Cookbook, 2nd Edition.
O'Reilly Media
[2] Hattingh, Christina. Szigeti, Tim .2004. End-to-End QoS Network Design.
Cisco Press
[3] Rafiudin, Rahmat. 2002. IPV6 Addressing. Elex Media Komputindo.
[4] RFC 1884, IPv6 Addressing Architecture . Internet Engineering Task Force
[5] RFC 3053, IPv6 Tunnel Broker . Internet Engineering Task Force.
[6] RFC 2893, Transition Mechanism for IPv6 Hosts and Routers . Internet
Engineering Task Force.
[7] RFC 1122, Requirements for Internet Host . Internet Engineering Task
Force.
[8] Taufan, Riza. 2002. Teori dan Implementasi IPv6 Protokol Internet Masa
Depan. Elex Media Komputindo.
[9]http://www.cisco.com/en/US/technologies/tk543/tk766/images/09186a008050b
26c_en-us-Cisco_IOS_Software_Releases-Product_White_Paper-
guest_4_2_2_2_2_2_2-1.jpg
[10] http://www.cybertelecom.org/images/dualstack.png
[11]http://www.cisco.com/en/US/i/000001-100000/80001-85000/82001-
83000/82874.jpg
[12] http://www.cisco.com/en/U/docs/ios/12_2/interface/icflogin_files/S2299.jpg
[13] http://docs.oracle.com/cd/E19082-01/819-3000/images/tun-6-4-sites.gif

Institut Teknologi Telkom Page 45

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi


Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai