Anda di halaman 1dari 4

Hama dan Penyakit Tanaman Mangga

Tanaman mangga (Mangifera Indica L.) sebenarnya adalah tanaman asli negeri India, namun
kini sudah menjadi tanaman yang tidak asing bagi masyarakat kita. Hampir di setiap daerah di
Indonesia terdapat tanaman mangga, walaupun umumnya hanya berupa tanaman pekarangan
rumah atau sebagai pelindung maupun sebagai tanaman sela di kebun-kebun warga, tetapi
beberapa daerah seperti Indramayu, Cirebon dan Probolinggo dikenal sebagai sentra produksi
mangga di Pulau Jawa.

Mungkin sifatnya yang mudah tumbuh, berdaun rindang dan memiliki banyak varietas dengan
buah yang beraneka rasa inilah yang menyebabkan populernya tanaman mangga di Indonesia.

Dibalik itu, karena banyaknya masyarakat yang menanam mangga disertai minimnya
penguasaan teknik budidaya dan pengetahuan tentang hama dan penyakit, mengakibatkan kurang
optimalnya produksi mangga di Indonesia.

Beberapa jenis hama dan penyakit yang umumnya menyerang tanaman mangga adalah:

- Hama :
1. Wereng Mangga ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)

 Serangan terjadi saat malai bunga stadia bud elongation (perpanjangan tunas). Nimfa dan
wereng dewasa menyerang secara bersamaan dengan menghisap cairan pada bunga,
sehingga kering, penyerbukan dan pembentukan buah terganggu kemudian mati.
Serangan parah terjadi jika didukung cuaca panas yang lembab. Hama ini mengeluarkan
cairan manis (embun madu) yang dapat mengundang tumbuh dan berkembangnya
penyakit embun jelaga (sooty mold). Disamping itu, embun madu dapat menyebabkan
phytotoxic pada tunas, daun dan bunga.
 Pengendalian kimiawi dengan penyemprotan insektisida Diazinon dan pengasapan
seminggu empat kali.

2. Penggerek Pucuk, Tip Borer (Clumetia transversa)

 Ulat ini menggerek pucuk yang masih muda (flush) dan malai bunga dengan
mengebor/menggerek tunas atau malai menuju ke bawah. Tunas daun atau malai bunga
menjadi layu, kering akibatnya rusak dan transportasi unsur hara terhenti kemudian mati.
 Pengendalian; cabang tunas terinfeksi dipotong lalu dibakar, pendangiran untuk
mematikan pupa, penyemprotan dengan insektisida sistemik.

3. Ulat Philotroctis sp.

 Warna sedikit coklat (beda dengan Clumetia sp. yang warnanya hijau) sering menggerek
pangkal calon malai bunga. Telur Philoctroctis sp. menetas dan dewasa menyerang
tangkai buah muda (pentil). Buah muda gugur karena lapisan absisi pada tangkai buah
bernanah kehitaman. Aktif pada malam hari.
 Pengendalian dengan PESTONA.
4. Penggerek Buah, Seed Borer (Noorda albizonalis)

 Hama ini menggerek buah pada bagian ujung atau tengah dan umumnya meninggalkan
bekas kotoran dan sering menyebabkan buah pecah. Ulat ini langsung menggerek biji
buah akibatnya buah busuk dan jatuh. Berbeda dengan Black Borer yang menggerek
buah pada bagian pangkal buah. Lubang gerekan dapat sebagai sumber penyakit.
 Pengendalian : pembungkusan buah, kumpulkan buah terserang lalu dibakar, semprot
dengan PESTONA.

5. Bubuk buah mangga

 Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat
bagian dalamnya dimakan hama ini.
 Pengendalian: memusnahkan buah mangga yang jatuh akibat hama ini, menggunakan
pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar batang pohon dan menyemprotkan
insektisida ke tanah yang telah dicangkul.

6. Bisul daun (Procontarinia matteiana.)

 Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
 Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin
tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk
mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.

7. Lalat buah ( Bractocera dorsalis )

 Buah yang terserang mula-mula tampak titik hitam, di sekitar titik menjadi kuning, buah
busuk serta terjadi perkembangan larva. Bersifat agravator yaitu memungkinkan serangan
hama sekunder (Drosophilla sp.), jamur dan bakteri.
 Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
 Pengendalian: dengan memusnahkan buah yang rusak, pembungkusan buah ,
pemasangan perangkap lalat buah dengan memberi umpan berupa larutan sabun atau
metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.

8. Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)

 Menyerang buah dan masuk ke dalamnya.


 Pengendalian: dengan semut merah yang menyebabkan kepik tidak bertelur.

9. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)

 Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua
menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian
bunga.
 Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon atau
Basudin.
10. Thrips ( Scirtothrips dorsalis )

 Hama ini sering disebut thrips bergaris merah karena pada segment perut yang pertama
terdapat suatu garis merah. Hama ini selain menyerang daun muda juga bunga dengan
menusuk dan menghisap cairan dari epidermis daun dan buah. Tempat tusukan bisa
menjadi sumber penyakit. Daun kelihatan seperti terbakar, warna coklat dan
menggelinting. Apabila bunga diketok-ketok dengan tangan dan dibawahnya ditaruh alas
dengan kertas putih akan terlihat banyak thrips yang jatuh.
 Pengendalian : tunas muda terserang dipotong lalu dibakar, tangkap dengan perangkap
warna kuning, pemangkasan teratur, penyemprotan dengan BVR atau PESTONA

11. Codot

 Memakan buah mangga di malam hari.


 Pengendalian: dengan membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga,
memasang kitiran angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.

- Penyakit :
1. Penyakit Gleosporium

 Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi layu,
buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung.
 Pengendalian: fungisida Bubur Bordeaux.

2. Penyakit diplodia

 Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
 Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.

3. Cendawan jelaga

 Penyebab: jamur Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga
yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang
hidup di cairan manis.
 Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan cairan manis dengan
insektisida atau tepung belerang.

4. Bercak karat merah

 Penyebab: ganggang Cephaleuros sp. Menyerang daun, ranting, bunga dan tunas
sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat mempengaruhi
proses pembuahan.
 Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting, menyemprotkan fungisida bubuk
bordeaux atau sulfat tembaga.
5. Kudis buah

 Penyebab: Elsinoe mangiferae


 Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun.
 Gejala: adanya bercak kuning yang akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak
terjadi, bunga berjatuhan.
 Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan
memangkas tangkai bunga yang terserang.

6. Penyakit Antraknose (Colletotrichum sp.)

 Terjadi bintik-bintik hitam pada flush, daun, malai dan buah. Serangan menghebat jika
terlalu lembab, banyak awan, hujan waktu masa berbunga dan waktu malam hari timbul
embun yang banyak. Apabila bunganya terserang maka seluruh panenan akan gagal
karena bunga menjadi rontok.
 Pengendalian : pemangkasan, penanaman jangan terlalu rapat, bagian tanaman terserang
dikumpulkan dan dibakar.

7. Penyakit Blendok

 Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh
kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan blendok (getah) yang akan berubah
warna menjadi coklat atau hitam.
 Pengendalian: memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi dengan kapas yang telah
dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon dengan bubur bordeaux.

Anda mungkin juga menyukai