Anda di halaman 1dari 12

DEMOKRASI

Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas
dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap
harkat dan martabat manusia. Kata ini berasal dari bahasa Yunani demokratia "kekuasaan
rakyat", yang terbentuk dari demos "rakyat" dan kratos "kekuatan" atau "kekuasaan" pada
abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena kata
ini merupakan antonim dari aristocratie "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi
tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi. Sistem politik
Athena Klasik misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang
bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua
pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis
tetap ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara
demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19
dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari
bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Konsep demokrasi lahir dari
Yunani kuno yang dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad ke IV SM sampai dengan
abad ke VI SM. Demokrasi yang dipraktikkan pada waktu itu adalah demokrasi langsung
(direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusa-keputusan politik dijalankan
secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara.Suatu pemerintahan demokratis
berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti
monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang
berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan
kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper
mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani,
sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan
menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan
cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah
demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam
pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh
rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan
secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep
demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad
Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.
Prinsip dan Parameter Demokrasi

Suatu negara atau pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam sistem pemerintahannya
mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Menurut Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip
demokrasi yang harus ada dalam sistem pemerintahan, yaitu :

1. Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintahan daerah bertugas


melaksanakan pemerintahan berdasar mandat yang diperoleh dari pemilu. Namun
demikian, dalam melaksanakan pemerintahan, pemerintah bukan bekerja tanpa batas.
Pemerintah dalam mengambil keputusan masih dikontrol oleh lembaga legislatif yaitu
DPR dan DPRD.
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur. Demokrasi dapat berjalan dengan baik apabila
adanya partisipasi aktif dari warga negara dan partisipasi tersebut dilakukan dengan
teliti dan jujur. Suatu keputusan tentang apa yang dipilih, didasarkan pengetahuan
warga negara yang cukup, dan informasi yang akurat dan dilakukan dengan jujur.
3. Adanya hak memilih dan dipilih. Demokrasi berjalan apabila setiap warga negara
mendapatkan hak pilih dan dipilih. Hak memilih untuk memberikan hak pengawasan
rakyat terhadap pemerintahan, serta memutuskan pilihan yang terbaik sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai rakyat.
4. Adanya kebebasan menyatakan dalam menyampaikan pendapat tanpa ancaman.
Demokrasi membutuhkan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, berserikat
dengan rasa aman. Apabila warga negara tidak dapat menyampaikan pendapat atau
kritik dengan lugas, maka saluran aspirasi akan tersendat, dan pembangunan tidak
akan berjalan dengan baik.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi. Demokrasi membutuhkan informasi yang
akurat, untuk setiap warga negara harus mendapatkan akses informasi yang memadai.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka. Kebebasan berserikat ini memberikan
dorongan bagi warga negara yang merasa lemah, dan untuk memprkuatnya
membutuhkan teman atau kelompok dalam bentuk serikat. Adanya serikat pekerja,
terbukanya sistem politik memungkinkan rakyat memberikan aspirasi secara terbuka
dan lebih baik.

Parameter untuk mengukur demokrasi dapat dilihat dari empat hal yaitu.

1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Terbentuknya suatu pemerintahan


dilakukan dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan dengan jujur dan teliti.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintahan. Pemerintah yang dihasilkan dari pemilu
harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan dalam periode
tertentu. Di Indonesia, Presiden memberikan pertanggungjawaban kepada MPR.
3. Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara. Kekuasaan negara dijalankan
secara distributif untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan.
Penyelenggaraan kekuasaan negara haruslah diatur dalam suatu tata aturan
perundang-undangan yang membatasi dan sekaligus memberikan petunjuk dalam
pelaksanaannya. Beberapa aturan tersebut adalah pembagian kekuasaan antara
eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
4. Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan sistem pengawasan oleh rakyat
terhadap jalannya pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan
check and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.

Jenis Demokrasi

1. Demokrasi Langsung adalah sistem pemerintahan yang mewujudkan kedaulatan di


tangan rakyat pada suatu negara, setiap warga negaranya dapat menyampaikan
langsung tentang persoalan dan pendapatnya kepada pihak eksekutif. Jadi dalam
demokrasi langsung adanya parlemen (senat) hampir tidak diperlukan. Bentuk
demokrasi langsung sedikit tradisional, akan tetapi cukup demokratis. Di zaman
pemerintahan Khalifah al Rasyidah setelah Nabi Muhammad SAW wafat, para
pemimpin pemerintahan di setiap hari jumat duduk mendengarkan pendapat dan
permasalahan rakyatnya. Ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi langsung
merupakan sistem demokrasi yang tradisional. Jadi demokrasi langsung diadakan
hanya dalam pemilihan lembaga eksekutif, sedangkan untuk fungsi legislatif sebagai
lembaga pengawas jalannya pemerintahan, rakyatlah yang langsung mengontrol.
Namun karena kesibukan sehari-hari rakyat dalam memenuhi kebutuhan hidup
mereka, maka diperlukan suatu lembaga khusus yang mengawasi jelannya
pemerintahan seperti parlemen (senat). Dalam demokrasi langsung, antara yang
memilih dan dipilih berhubungan secara langsung. Sebagai contoh para calon anggota
eksekutif berserta keluarganya langsung berhadapan dengan pengagumnya,
berkomentar tentang program rencana kerjanya dan pemilih (rakyat) menilai orang
(person atau individu) tersebut secara langsung.
2. Demokrasi Tidak Langsung atau Demokrasi Perwakilan adalah sistem pemerintahan
dimana untuk mewujudkan kedaulatan ditangan rakyat diperlukan semacam lembaga
legislatif (Parlemen atau senat) karena banyaknya jumlah masyarakat di suatu negara
sehingga tidak mungkin seluruhnya duduk di lembaga tersebut. Dalam demorasi tidak
langsung ini, adanya parlemen (senat) sangat dibutuhkan untuk mengawasi jalannya
pemerintahan. Lembaga inilah yang semasa jabatannya diwajibkan mencari data
permasalahan dari berbagai keluhan masyarakat dalam pemerintahan negara. Mereka
dilengkapi dengan berbagai hak seperti hak menyelidiki, berpendapat dan mengawasi.
Dalam demokrasi tidak langsung, biasanya untuk memilih pemimpinnya diadakan
pemilihan umum. Pemilihan umum itu bersistem distrik atau bersistem proporsional.
Jadi dalam pemilihan umumnya rakyat tidak langsung memilih calon pemimpinnya
tetapi melalui perwakilan terlebih dahulu di lembaga legislatif. Sebagai contoh
demokrasi tidak langsung : Untuk memilih presiden RI, rakyat tidak langsung
memilih tetapi melewati perwakilan, yaitu rakyat pertama memilih wakilnya di DPR,
yang selanjutnya setelah DPR ditambah dengan utusan daerah menjadi MPR, MPR
inilah kemudian yang memilih presiden.
Demokrasi yang pernah berlaku di Indonesia
1. Demokrasi Liberal (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) Secara umum, demokrasi liberal
adalah salah satu bentuk sistem pemerintahan yang berkiblat pada demokrasi.
Demokrasi liberal berarti demokrasi yang liberal. Liberal disini dalam artian
perwakilan atau representatif. Dengan pelaksanaan konstitusi tersebut, pemerintahan
Republik Indonesia dijalankan oleh suatu dewan menteri (kabinet) yang dipimpin oleh
seorang perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Sistem
multi partai pada masa demokrasi liberal mendorong untuk lahirnya banyak partai-
partai politik dengan ragam ideologi dan tujuan politik. Demokrasi Liberal sendiri
berlangsung selama hampir 9 tahun, dalam kenyataanya bahwa UUDS 1950 dengan
sisten Demokrasi Liberal tidak cocok dan tidak sesuai dengan kehidupan politik
bangsa Indonesia yang majemuk. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno
mengumumkan dekrit presiden mengenai pembubaran Dewan Konstituante dan
berlakunya kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950 karena dianggap
tidak cocok dengan keadaan ketatanegaraan Indonesia.
Kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal

Kelebihan demokrasi liberal :

 Setiap orang diperlakukan setara di hadapan hukum.


 Hak kebebasan individu dilindungi oleh konstitusi.
 Pemilihan umum diselenggarakan secara langsung dan fair.
 Semua orang dewasa memiliki hak melakukan voting untuk memilih pemimpin.
 Adanya lembaga yang mengontrol dan membatasi kekuasaan.
Kekurangan demokrasi liberal :

 Kehidupan sosial dan politik dipandu oleh rasio yang memiliki keterbatasan.
 Kebebasan individu rentan terhadap munculnya kompetisi individu yang tidak fair.
 Kesenjangan sosial sulit direduksi karena intervensi negara dibatasi.
 Ekonomi pasar mendominasi mendominasi negara.
 Liberalisme memberi jalan pada ortodoksi.

Beberapa poin diatas menunjukkan potensi dan resiko penerapan liberal democracy
sebagai doktrin politik suatu negara. Sistem politik Indonesia selalu berada dibawah
bayang-bayang dua kekuatan besar ideologi dunia. Sejak era proklamasi, founding
fathers kita selalu menegaskan politik Indonesia yang bebas aktif. Artinya, tidak
berpihak namun berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia. Namun, kita dapat
melihat kecenderungan-kecenderungan mengarah kemana sistem politik Indonesia.

2. Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem pemerintahan di mana segala keputusan


kenegaraan berpusat pada pemimpin yang kala itu adalah Presiden Soekarno,
walaupun dalam UUD 1945 demokrasi terpimpun merupakan pemerintahan rakyat
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan.
Demokrasi terpimpin mulai dijalani dari tahun 1959 hingga 1965. Selama masa
demokrasi terpimpin, ternyata Amerika Serikat memberikan bantuan dalam hal militer
untuk Indonesia hingga mencapai kira-kira 64 juta dollar. Media cetak “Suara Pemuda
Indonesia” mengumumkan bahwasannya Amerika Serikat melengkapi empat puluh
tiga batalyon bersenjata Indonesia sebelum akhir tahun 1960, yang tiap tahunnya
melatih perwira militer sayap kanan. Hingga tahun 1959, Amerika Serikat telah
melatih lebih dari 200 perwira angkatan tinggi dan ratusan angkatan rendah. Hal-hal
ini dilakukan Amerika Serikat bukan untuk mendukung Soekarno sebagai Presiden,
melainkan ingin membentuk kesatuan militer Indonesia agar Indonesia dapat menjadi
negara liberal. Tentu saja sistem demokrasi terpimpin dipicu beberapa latar belakang
yang terjadi sebelum masa pemerintahan ini. Berikut ini beberapa latar belakang
terciptanya sistem demokrasi terpimpin:
 Banyaknya gerakan separatis, pemberontakan, ataupun perdebatan ideologi
yang menyebabkan ketidakstabilan keamanan nasional yang terjadi pada masa
demokrasi liberak.
 Terlalu banyak terjadi peristiwa pergantian kabinet yang menyebabkan
pembangunan ekonomi tersendat karena setiap kabinet tidak sempat
merealisasikan program yang mereka rancang pada masa demokrasi liberal.
 Kegagalan konstituante dalam penyusunan UUD baru pengganti UUDS 1950.
Keuntungan Demokrasi Terpimpin :
a) Mampu membangun integritas nasional
Demokrasi terpimpin yang dipimpin Presiden Sukarno berhasil
membangun integrtas nasional di mana sebelumnya terpecah belah
menjadi berbagai kelompok dan golongan. Kelompok dan golongan
yang sebelumnya bersaing dalam memiliki pengaruh dalam
pemerintahan perlahan mulai tidak ada, karena untuk mereka tidak ada
lagi manfaatnya. Semua harus tunduk dengan aturan presiden dan
manifesto politiknya yang terkenal dan ideologi baru, yaitu nasakom.
b) Kembalinya Irian Barat
Pada saat kemerdekaan Indonesia dan terakhir Konfrensi Meja Bundar,
telah ditegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah seluruh bekas jajahan
/ kolonialisme Belanda. Artinya, Papua termasuk wilayah
Indonesia. Namun kenyataannya, Papua masih dikuasai
Belanda. Bahkan sampai Kabinet Ali Sastroamijoyo berakhir, mereka
menemui kegagalan mengembalikan Papua ke Indonesia. Pada tanggal
1 Desember 1961, Belanda mengumumkan terbentuknya Dewan
Nasional Papua sebagai satu negara. Pada akhirnya, bulan Desember
1961 itu pula, Presiden Sukarno mengumumkan Aksi Trikora, yaitu
perang merebut kembali Papua, yang saat itu dikenal sebagai Irian
Barat. Tidak hanya sampai di situ, Presiden Sukarno juga
memperjuangkan Irian Barat secara diplomatik di PBB sepanjang
tahun 1962. Dan melalui referendum 1 Mei 1963, Irian Barat resmi
menjadi wilayah Indonesia.
c) Pelopor Non Blok dan Pemimpin Asia Afrika
Setelah sebelumnya Presiden Sukarno berhasil menyelenggarakan
Konfrensi Asia Afrika yang menghasilkan dasasila Bandung, Indonesia
kemudian menjadi pelopor peran Indonesia dalam gerakan non
blok. Yaitu organisasi atau gerakan negara-negara yang berusaha tidak
memihak mana pun dalam penyelenggaraannya. Tidak berpihak pada
Amerika yang mewakili negara-negara Barat dan tidak memihak pada
Uni Sovyet (Rusia saat ini) yang mewakili negara-negara berpaham
sosialis komunis. Selama kepemimpinan demokrasi terpimpin juga
Indonesia menjadi negara yang disegani. Saat itu, Indonesia dianggap
sebagai pemimpin Asia Afrika.
d) Dibentuknya Lembaga-Lembaga Negara
Pemerintahan demokrasi terpimpin berusaha menyelenggragrakan
pemerintahan yang sesuai UUD 1945, meskipun di sana sini terjadi
banyak penyimpangan. Salah satu yang berhasil dilakukan di dalam
negeri adalah terbentuknya berbagai tugas lembaga negara yang
sebelumnya tidak ada. Lembaga-lembaga negara tersebut antara lain
MPRS, DPAS, DPRGR, dan Front Nasional.
e) Penataan di Berbagai Bidang
pada saat itu, Indonesia sebenarnya sudah dalam keadaan di ujung
tanduk. Ekonomi tidak stabil, politik, dan berbagai bidang lain
mengalami kekacauan. Dan kelebihan dan kekurangan demokrasi
terpimpin berusaha memperbaiki berbagai keadaan
tersebut. Dilaksanakannya penataan ekonomi sederhana, menjadikan
ABRI lembaga dwi fungsi di bidang sosial politik, mengenalkan
ideologi nasakom dianggap hal yang paling dilakukan oleh Presiden
Sukarno.
f) Adanya Rasa Gotong royong
Meskipun tidak dialami seluruh rakyat Indonesia, demokrasi terpimpin
pada sebagian orang membangkitkan rasa nasionalisme dan rasa
gotong royong dalam pembangunan menguat kembali. Ini ditandai
dengan bersatunya berbagai kelompok dan golongan yang sebelumnya
berseberangan dalam kabinet parlementer.
Kerugian Demokrasi Terpimpin :
a) Penataan Kehidupan Konstitusi Tidak berjalan
Melalui Dekrit Prsesiden, awalnya disampaikan akan adanya
pelaksanaan konstitusi UUD 1945. UUD 1945 akan
dilaksanakan dalam berbagai bidang. Pada pelaksanaannya,
kehidupan konstitusi tidak berjalan baik. Banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Penyimpangan tersebut di
antaranya :
 Pengangkatan anggota MPRS yang tidak berdasarkan
hasil pemilihan umum. Anggota MPRS ditentukan oleh
presiden.
 Presiden menjadi kepala negara sekaligus ketua
DPAS. Dan hal ini berhubungan dengan dukungan
seluruh anggota DPAS yang menjadikan pidato
presiden, 17 Agustus 1959, mengenai manifesto politik
sebagai fungsi GBHN (Garis-Garis Besar Haluan
Negara / pedoman pelaksanaan pembangunan).
 Demokrasi terpimpin membuat kekuasaan presiden
menjadi tak terbatas. Hal ini membuat kemungkinan
kediktatoran semakin besar.
 Tidak menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara
dan menggantinya dengan nasionalis, agama, dan
komunis.
 Pemimpin lembaga-lembaga negara sekaligus juga
sebagai menteri presiden. Hal ini secara tidak langsung
menyiratkan bahwa lembaga-lembaga tinggi negara
berada di bawah kekuasaan presiden.
 Presiden diangkat menjadi presiden seumur hidup
 Dibubarkannya DPR yang dibentuk berdasarkan hasil
pemilu 1955 dan diganti dengan
DPRDGR. Pembubaran ini terjadi tahun 1960, ketika
DPR menolak RAPBN yang diajukan pemerintah.
b) Terjadinya Pertentangan Ideologi
pada masa demokrasi terpimpin, presiden mengeluarkan ide
nasakom, yang dianggap akan mempersatukan seluruh Bangsa
Indonesia. Namun sebaliknya, ide tersebut membuat terjadinya
pertentangan ideologi yang sangat tajam antara ketiganya,
nasionalis, agama, dan komunis, pertentangan yang membuat
banyak rakyat gelisah apalagi ditambah berbagai kebijakan
presiden di bidang lain tidak berjalan baik. Seperti misalnya,
kebijakan ekonomi. Kesenjangan sosial semakin tinggi dan
harga-harga melambung disertai dengan penurunan nilai uang
rupiah.
c) Kehidupan Politis Tidak Demokratis
Dengan adanya kekuasaan presiden yang semakin besar, berarti
kehidupan demokratis itu sendiri tidak tercapai. Rakyat tidak
diberi kekuasaan berpendapat. Kebebasan pers dikekang
dengan berbagai pembredelan dan pembubaran Masyumi
sebagai puncaknya. Pemilihan umum ditiadakan. Bahkan,
siapa saja yang bertentangan dan tidak menyetujui nasakom
Presiden Sukarno, maka dianggap menentang negara. Keadaan
negara masa ini semakin kacau. Beberapa hal di awal yang
sepertinya mengalami perbaikan ketika sistem demokrasi
parlementer berakhir, ternyata tidak demikian. Kekuasaan
ABRI terutama Angkatan Darat yang semakin besar membuat
terjadi persaingan di antara sesama anggota. Di lain pihak
dengan ideologi nasakom, PKI dianggap partai yang berdiri
paling depan membelanya. Kekuasaan komunis menjadi
semakin besar. Puncaknya, pemberontakan G30SPKI.
Demokrasi terpimpin dianggap gagal. Tidak sampai setahun
sesudahnya, Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret yang dikenal dengan Supersemar. Supersemar menandai
berakhirnya masa demokrasi terpimpin.
3. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-
royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan. Dalam demokrasi Pancasila, sistem
pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan
rakyat. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi
harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Dalam demokrasi Pancasila,
keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia
yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas.
Kelebihan Demokrasi Pancasila
 Lebih baik untuk lebih banyak orang
Demokrasi pancasila sering dilihat sebagai bentuk pemerintahan yang lebih
adil dan kurang sewenang-wenang karena memungkinkan “kehendak rakyat”
disahkan menjadi undang-undang. Sampai taraf tertentu, ini mencegah
skenario seperti minoritas kecil yang kuat mengeksploitasi mayoritas besar
yang kehilangan haknya.
 Desentralisasi Kekuasaan
Keuntungan lain dari demokrasi pancasila adalah bahwa, paling tidak dalam
teori, tidak ada orang yang memegang banyak kekuasaan. Keuntungan ini
dapat dikurangi hingga taraf tertentu dengan kontrol informasi, media
misalnya menggunakan banyak kekuatan politik di sebagian besar negara
demokrasi.
 Dilakukan oleh rakyat dan untuk rakyat
Dalam bentuk pemerintahan yang demokratis, semua orang akan diizinkan
untuk memilih dan berpartisipasi dalam mempertimbangkan apa yang mereka
pikirkan tentang masalah politik, sosial dan ekonomi negara itu, memastikan
bahwa keputusan apa pun yang dibuat, itu akan menjadi kepentingan mereka
dan bukan hanya dari para pemimpin pemerintahan. Publik benar-benar akan
memegang kekuasaan dan memiliki pendapat yang penting. Perasaan
partisipasi ini akan memungkinkan perasaan bangga dan patriotisme yang
tidak sering terlihat di daerah dengan sistem politik yang berbeda.
 Mempromosikan rasa keterlibatan
Ketika orang memiliki kekuatan untuk memilih dan mendukung keputusan dan
undang-undang tertentu, mereka akan merasa seperti bagian aktif dalam
masyarakat. Ini berarti mereka akan merasa dibutuhkan agar masyarakat
berkembang. Memberi kekuatan kepada orang-orang dan membiarkan mereka
terlibat jelas merupakan sesuatu yang akan berdampak besar pada negara
secara keseluruhan.
 Memaksakan kesetaraan
Pemungutan suara setiap orang memiliki bobot yang sama, membuat bentuk
pemerintahan demokratis yang dibangun di atas kesetaraan. Tidak hanya
dalam demokrasi, tetapi ini berlaku di semua bentuk pemilihan politik,
membuat semua orang merasa didengar dan penting.
 Memungkinkan perubahan kebijakan yang wajar
Menurut para pendukung, ini mungkin pro demokrasi terbesar.
Mempertimbangkan kekuatan rakyat, mereka juga penting untuk membuat
perubahan pada sistem ketika mereka merasa perlu, yang kemudian disepakati
dengan pejabat terpilih dengan sukarela. Perubahan-perubahan ini dapat terjadi
tanpa kekerasan, di mana kekuasaan ditransfer dari satu pihak ke pihak lainnya
melalui pemilihan, yang berarti pemerintah hanya terikat pada kekuasaan
dengan syarat-syarat yang dipisahkan ke dalam kenaikan tahunan.
 Tidak menempatkan kekuasaan ke dalam satu individu
Dalam demokrasi, kekuasaan tersebar, dan tidak ada individu yang memegang
semua kekuasaan bahkan sebagian besar. Ini membantu mencegah eksploitasi
terhadap orang-orang dan korupsi.
 Memberikan kewajiban kepada warga negara
Demokrasi memungkinkan perasaan kewajiban kepada publik dalam
memotivasi kekuatan yang berkuasa. Akibatnya, pejabat pemerintah akan
memiliki tugas dan kewajiban kepada warga yang memilih mereka dalam
posisi, yang berarti mereka berutang keberhasilan mereka kepada warga,
sehingga mereka harus berhutang budi kepada mereka dalam tingkat tertentu.
Motivasi semacam itu dapat membantu para pejabat ini bekerja menuju
kebijakan dan tujuan yang mereka pilih untuk diterapkan.
Kekurangan Demokrasi Pancasila :
 Berisiko kurangnya pengetahuan di antara orang-orang
Karena fakta bahwa orang-orang memiliki kekuatan untuk memilih pejabat ke
kantor, mereka akan sering tidak diberitahu tentang isu-isu politik dengan cara
yang seharusnya, yang berarti bahwa banyak dari mereka dengan kekuatan
voting tidak sepengetahuan isu-isu yang relevan seperti perlu. Ini tidak selalu
ideal, karena massa umum tanpa pemahaman masalah kemasyarakatan akan
membuat pilihan yang salah selama pemilihan seperti kelebihan dan
kekurangan demokrasi konstitusional.
 Mungkin mengalami kecurangan pemilu
Demokrasi akan menghadapi kesulitan dalam berfungsi secara efisien,
terutama ketika ada yang lebih besar untuk diurus. Pemilihan dan
penghitungan suara akan menjadi tugas yang tampaknya mustahil, yang
mengarah ke beberapa bentuk korupsi, seperti penipuan pemilih seperti ciri-
ciri demokrasi orde rakyat.
 Mungkin sulit menghindari kekurangan
Setiap sistem politik tidak datang tanpa cacat, yang berarti bahwa demokrasi
bukanlah sistem yang sempurna, terutama bahwa ada orang-orang yang
berbeda memiliki pandangan yang berbeda, membuat masalah menjadi rumit.
Karena posisi pemerintah didasarkan pada jangka pendek, sistem politik
mungkin juga terfokus jangka pendek dan tidak akan bekerja untuk
pertumbuhan masyarakat jangka panjang.
 Inefisiensi dan Ketidakpraktisan
Semakin besar demokrasi, semakin sulit memilih dan memilih penghitungan
suara, dan demokrasi menjadi sasaran penipuan pemilih. Juga, demokrasi
dapat menderita intimidasi atau balas dendam pemilih, sehingga mengambil
dari sifat demokratis sejati mereka. Masalah terbesar, bagaimanapun,
demokrasi tampaknya kurang keji tapi sebenarnya lebih bermasalah:
inefisiensi. Semakin besar sistem manusia, semakin kurang realistis bagi setiap
orang untuk memilih keputusan. Bahkan dalam demokrasi kecil, bisa ada
masalah serius dengan membuat orang-orang mengetahui dan tertarik dengan
masalah yang ada.
 Eksploitasi Minoritas
Dalam demokrasi pancasila, tidak ada yang dapat mencegah mayoritas
mengeksploitasi minoritas kecil. Untuk alasan ini, checks and balances dari
struktur keseimbangan pemerintahan pemerintah Amerika Serikat (memilih
pejabat untuk kongres dan kepresidenan) dengan struktur non-demokratis
(penunjukan eksekutif dan yudisial).
 Cacat Aturan
Bahkan ketika setiap orang memiliki tujuan yang baik, mayoritas yang kurang
informasi dapat membuat keputusan buruk yang melukai semua orang. Ini bisa
menjadi masalah khusus setiap kali ada kebijakan untuk memberlakukan yang
memiliki implikasi halus dan rumit. Karena mayoritas menurut definisi bukan
kelompok yang berpendidikan paling tinggi, pendidikan massa menjadi faktor
pembatas dalam efektivitas demokrasi.
 Disiplin Waktu
Dalam organisasi dengan rapat dewan terbuka yang dijalankan oleh demokrasi
langsung, masalah yang menarik muncul, yaitu bahwa orang-orang yang
memiliki waktu luang paling dapat mempengaruhi organisasi yang paling,
karena alasan sederhana bahwa mereka dapat muncul ke lebih banyak
pertemuan dan berpartisipasi lebih banyak. Orang dengan tanggung jawab lain,
di sisi lain, tidak bisa.
 Sebuah insentif untuk polarisasi
Satu masalah dengan demokrasi pancasila yang baru disadari ketika saya
mulai bekerja dengan organisasi yang dikelola konsensus, adalah cara sistem
suara mayoritas-aturan menciptakan insentif bagi orang untuk menjangkau
sebagian besar untuk tidak memutuskan, tidak pasti, atau “moderat” pemilih,
dan memiliki insentif yang lemah bagi orang untuk berbicara dengan orang-
orang yang pandangannya sangat berbeda dari mereka. Dalam sistem yang
dijalankan konsensus, insentif dibalik. Saya pikir ini adalah sisi negatif dari
demokrasi karena mengarah pada peningkatan polarisasi, di mana kelompok-
kelompok dengan sudut pandang yang berlawanan cenderung untuk tidak
saling berbicara dan cenderung untuk tidak menyelesaikan ketidaksetujuan
mereka atau bekerja sama.
4. Demokrasi Reformasi
Setelah berakhirnya masa pemerintahan orde baru yang ditandai dengan lengsernya
kepemimpinan presiden Soekarnoa pada 1998, bangsa Indonesia kemudian
memasuiki masa orde reformasi (mulai 1988 hingga saat ini). Cerminn mengenai
pelaksanaan demokrasi pada masa reformasi dapat diketahui dari naskah Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025. Dalam naskah tersebut diuraikan
mengenai keadaan pembangunan demokrasi, sebagaimana berikut yg merupakan
demokrasi era reformasi :
 Perkembangan demokrasi sejak 1998 hingga proses diselenggarakannya
Pemilu 2004 telah memberikan sebuah kesempatan untuk mengakhiri sebuah
masa transisi demokrasi menuju proses konsolidasi demokrasi. (baca juga: )
 Adanya pemilihan umum secara langsung, yakni pemilihan presiden dan
wakilnya, pemilihan anggota DPR, PDP, DPRD, dan juga pemilihan kepala
daerah. Hal tersebut merupakan modal awal yang teramat penting dalam
meningkatkan proses perkembangan demokrsi dimasa mndatang. (baca juga:
Manfaat Kehidupan Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat)
 Dengan terciptanya sebuah hubungan baru antara pemerintah pusat dan daerah
melalui program Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia.
 Perkembangan demokrasi juga terlihat dari hubungan antara sipil-militer, yang
menjunjung tinggi supremasi sipil dan hubungan TNI sebagai militer dengan
Kepolisian NKRI (POLRI) terkait dengan hubungan dalam sebuah
kewenangan dalam melaksanakan fungsi pertahanan dan juga kemanan
kedulatan bangsa. (bac juga: Lembaga Penegak Hukum dan Fungsinya)
 Demokrasi pada masa reformasi terlihat dari telah berkembangnya kesadaran
masyarakat mengenai partisipasinya dalam kehidupan perpolitikan nasionl.
Yang juga menjadi jalan untuk terbukanya kesempatan untuk ikut dalam
meningkatkan keehidupan politik dimasyarakat. (baca juga: Cara menanamkan
kesadaran hukum pada warga masyarakat)
Kelebihan Demokrasi Reformasi :
 Berhasil menata kehidupan ketatanegaraan dengan amandemen UUD 1945.
 Mendorong warganegara meningkatkan kapasitas pribadinya; misalnya -
meningkatkan kesadaran politik, meningkatkan pengetahuan pribadi dll.
 Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan.
 Lebih mudah diterapkan dalam masyarakat yang lebih kompleks.
 Menjamin stabilitas politik.
 Penegakan hukum dan diplomasi antar bangsa
 Terbukanya pintu informasi yang begitu lebar, sehingga banyak manfaat
yang dapat dipetik.
 Jumlah partai politik tidak dibatasi.
 Politisasi birokrat.
 Membangun klientelisme ekonomi.

Kekurangan Demokrasi Reformasi :

 Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan


boleh berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang
berakhir rusuh, pilkada yang berakhir rusuh.
 Kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan publik tidak dapat
dikontrol langsung oleh rakyat, tetapi harus melalui DPR.
 Masih banyak pemaksaan yang dilakukan pihak - pihak tertentu
 Pendidikan politik rakyat masih rendah.
 Masih adanya diskriminasi dalam pengambilan keputusan.
 Lemahnya stabilitas keamanan (konflik kebangsaan)
 Banyak orang/masyarakat yang salah tafsir mengenai reformasi.

Anda mungkin juga menyukai