Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319872030

TEORI HEREDITAS MENDEL: EVOLUSI ATAU REVOLUSI (KAJIAN FILSAFAT


SAINS)

Article · May 2017

CITATIONS READS

0 24,659

1 author:

Meilinda Rol asmi


Universitas Sriwijaya
7 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Persepsi Guru dan Mahasiswa Calon Guru IPA Tentang Perubahan Iklim View project

non project View project

All content following this page was uploaded by Meilinda Rol asmi on 17 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TEORI HEREDITAS MENDEL: EVOLUSI ATAU REVOLUSI
(KAJIAN FILSAFAT SAINS)

Meilinda
Universitas Sriwijaya

Abstrak: Hereditas biasa didefinisikan sebagai transmisi genetik dari orang tua pada
keturunannya, meski kejadian sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Anak pada dasarnya
tidak mewarisi bentukan fisik seperti tinggi badan, warna kulit ataupun rambut. Anak juga
tidak mewarisi bakat bermusik atau kecenderungan berbuat kriminal, yang diwarisi anak dari
ayah dan ibunya adalah genotif mereka. Teori hereditas merupakan bahasan filsafat sains yang
menarik untuk diperdebatkan karena selain mempengaruhi perkembang bidang keilmuan
biologi modern, hereditas juga mempengaruhi bidang sosial. Artikel ini akan membahas teori
hereditas Mendel sebagai bagian dari filsafat perkembangan sains dengan membandingkannya
pada teori-teori hereditas pra dan pasca Mendel. Dari hasil analisis dan kajian pustaka dapat
disimpulkan bahwa teori hereditas Mendel merupakan revolusi paradigma sains jika
dibandingkan dengan pra-Mendel tetapi merupakan evolusi paradigma sains jika dihubungkan
dengan perkembangan teori hereditas pasca-Mendel

Kata Kunci: Mendel, Hereditas, Filsafat Sains

Pendahuluan mengenal gen dan kromosom. Meski DNA


Serangkaian ide filsafat sains tentang sudah berhasil di ekstraksi ketika itu namun
evolusi atau revolusi paradigma, normal sains, belum diketahui fungsinya (Sandler, 2000),
falsifikasi dan tradisi ilmiah penelitian ketika itu orang masih beranggapan bahwa
merupakan satu set alat pendeteksi kemajuan sifat hanya diwariskan oleh sperma dan tetua
keilmuan sains (Susanto, 2010). Diperlukan betina tidak menyumbang apapun pada sifat
pemahaman yang memadai terhadap proses anaknya ataupun sebaliknya.Darwin dalam
sains yang berlangsung agar mampu On the Origin of Species (1859) menyatakan
meletakkan sebuah konsep pada puzzle ilmu dua hal penting dalam teori evolusi yaitu: a)
pengetahuan yang ada dan salah satu konsep Spesies-spesies yang hidup sekarang berasal
yang menjadi perdebatan menarik hingga saat dari spesies nenek moyangnya di masa lalu; b)
ini ialah teori hereditas. perkembangan spesies dipengaruhi oleh
Penemuan hukum hereditas oleh seleksi alam dan variasi antar populasi
Mendel (1866) pada perkembangan (Darwin, 2015). Teori evolusi Darwin berhasil
mempengaruhi cabang ilmu dan konsep meyakinkan sebagian besar ahli biologi
penting dalam biologi seperti evolusi, bahwa variasi telah mengarah pada evolusi
perkembangan embrio makhluk hidup dan hereditas, tetapi kurang berhasil menyakinkan
biologi molekuler bahkan bidang sosial. mereka bahwa seleksi alam merupakan
Diskusi hereditas yang paling panas dibidang mekanisme utamanya. Darwin tidak
sosial terjadi pada tahun 1970-an sampai menawarkan penjelasan yang tepat tentang
1980-anpada topik IQ dan ras (Mehler, kemunculan spesies baru (Zalta el at, 2010)
1996).Salah satu cabang ilmu Biologi yang hingga kemudian teori hereditas Mendel yang
berpengaruh besar setelah ditemukannya bersifat empiris menutupi kekurangan teori
hukum Mendel ialah teori evolusi Darwin. evolusi Darwin dan ini terjadi pada teori-teori
Darwin mengemukakan teorinya pada lain yang muncul setelahnya (Bonduriansky,
masa pra-Mendel ketika orang-orang belum 2012)

62
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 63

Berdasarkan fakta tentang peran dan Teori Hereditas Pra-Mendel


pengaruh teori hereditas Mendel diatas maka Filsuf Yunani mempunyai bermacam
pertanyaan yang muncul dan akan dibahas ide tentang hereditas, Theophrastus
pada artikel ini ialah bagaimana posisi teori menyatakan bahwa bunga jantan membuat
hereditas Mendel terhadap paradigma- bunga betina menjadi matang Hipokrates
paradigma pra-Mendelism dan pasca- menduga bahwa “benih” diproduksi oleh
Mendelismapakah merupakan evolusi atau berbagai anggota tubuh dan diwariskan pada
sebuah revolusi dalam paradigma filsafat saat terjadi pembuahan sementara Aristoteles
sains? menyatakan bahwa semen jantan dan betina
bercampur pada saat pembuahan. Aeskhylus
Hereditas pada tahun 458 SM mengajukan ide bahwa
Hereditas ialah genotif yang pejantan adalah orang sebenarnya dan betina
diwariskan dari induk pada keturunannya dan adalah perawat dari bayi yang disemai di
akan membuat keturunan memiliki karakter dalamnya.
seperti induknya. Warna kulit tinggi badan Teori hereditas paling awal yang
warna rambut, bentuk hidung bahkan paling berpengaruh adalah teori
“penyakit warisan” merupakan dampakk dari Preformationyang menyatakan bahwa
penurunan sifat. Hereditas dibawa oleh oleh organisme yang diwariskan akan
gen yang ada dalam DNA masing-masing sel mempertahankan bentuknya dari satu generasi
makhluk hidup dan pada makluk hidup ke generasi berikutnya, organisme tersebut
multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan merupakan miniatur dari organisme dewasa
sampai trilyunan sel dengan massa DNA yang dan telah terbentuk jauh sebelumnya. Jauh
saling mengkait sebelum penelitian Mendel dengan “faktor
Definisi hereditas sebagai transmisi mendel” yang menjadi faktor penentu
genetik dari orang tua pada keturunannya hereditas, manusia percaya bahwa terdapat
merupakan penyederhanaan yang berlebih proses penurunan sifat dari induk kepada
karena sesungguhnya yang diwariskan oleh keturunannya. Aristoteles (384-323 SM)
anak dari orangtuanya adalah satu set alel dari menyatakan bahwa organisme sederhana
masing-masing orang tua serta mitokondria dapat menjadi kompleks dan sempurna karena
yang terletak di luar nukleus (inti sel), kode peristiwa metafisika, sedang Lamarck
genetik inilah yang memproduksi protein menyatakan bahwa perubahan organisme
kemudian berinteraksi dengan lingkungan dipengaruhi lingkungan (Skopek,
untuk membentuk karakter fenotif (Mehler, 2008).Bermacam mekanisme hereditas
1996). Istilah hereditas akan mengenalkan diajukan tanpa dikuantifikasi dengan layak
terminologi Gen dan Alel sebagai ekspresi beberapa diantaranya tentang pewarisan
alternatif yang terkait sifat. Setiap individu campuran dan pewarisan sifat dapatan namun
memiliki sepasang alel yang khas dan terkait memvariasikan hewan dan tanaman domestik
dengan tetuanya. Pasangan alel ini dinamakan yang dapat dikembangkan melalui selektif
genotif apabila individu memiliki pasangan artificial (Grifith&Stotz, 2013). Selanjutnya
alel yang samamakan maka individu tersebut penemuan “binatang kecil” oleh Antoine Van
bergenotipehomozigotdan jika berbeda maka Leeuwenhoek (1632-1723) menjadi dasar dari
disebut heterozigot (Campbell, 1999). Jadi teori “spermis” yang dilanjutkan dengan teori
karakter atau sifat merupakan fenotif dan lainnya yang bertentangan yaitu teori “Ovis”
manusia merupakan karakter yang komplek sedang ide yang kelihatan menyatukan kedua
dari interaksi genotif yang unik dan teori tersebut ialah pangenesis.
lingkungan yang khas.
64 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

Pangenesis merupakan sebuah ide ke 17 oleh Kohlreuter yang bertujuan untuk


yang menyatakan bahwa pria dan wanita menghasilkan tanaman yang memiliki lobak
membentuk sebuah “pangen” dalam setiap sebagai umbinya dan kubis di atas tanah dan
organ tubuhnya. Pangen tersebut kemudian penelitian ini tidak berhasil dilakukan; b)
berjalan ke alat kelamin melalui darah. Secara Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan
umum ide ini sama dengan ide awal filsuf ganda pada tumbuhan berbunga
Yunani kuno dan mempengaruhi konsep (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878)
hereditas sampai seratus tahun hingga dan S Nawaschin (1898); c) Percobaan
kemudian Francis Galton melakukan terhadap ribuan persilangan olah Charles
percobaan yang berhasil membatah ide Darwin pada abad ke-19 yang dipublikasi
pangenesis tersebut pada tahun 1870 (Bourrat, pada tahun 1896 dengan judul “The variation
2014). of animal and plant under domestication”
Weissmann (1892) mendalilkan “teori pada percobaan tersebut Darwin menemukan
plasma nutfah” untuk menjelaskan faktor adanya penurunan tampilan pada generasi
hereditas. Menurut Weismann tubuh hasil perkawinan sekerabat (depresi
organisme mengandung dua jenis sel yaitu sel inbreed)dan penguatan penampilan pada
somatik dan reproduksi. Sel somatik yang persilangan antar inbreed (heterosis) meski
bertanggung jawab membentuk tubuh dan Darwin tidak mampu memberikan
berbagai jenis organ sedangkan sel reproduksi penjelasan.; d) Usaha menjelaskan kemiripan
membentuk sperma dan ovum. Sel somatik oleh Karl Pearson melalui metode regresi
mengandung “somatoplasma” sedang sel yang kemudian menjadi dasar dari teknik
reproduksi mengandung plasma nutfah. statistik modern (Sandler, 2000).
Plasma nutfah dapat membentuk Perbedaan Mendel dengan teori
somatoplasma tetapi tidak sebaliknya. hereditas klasik ialah Mendel mampu
Berdasarkan percobaan Weismann pada ekor mengamati keseluruhan sifat yang kompleks
tikus yang dipotong pada beberapa generasi, dan menemukan pola pewarisan tersebut sifat
perubahan sel-sel somatik karena lingkungan demi sifat sehingga mudah untuk diikuti
tidak dapat mempengaruh sel-sel reproduksi (Sandler, 2005). Karya Mendel tentang pola
dengan percobaan tersebut Weissmann pewarisan sifat ini dipublikasikan pada tahun
menolak Lamarkisme dan teori Pangenesis. 1966 pada Proceeding of the Brunn Society
Meski teori partikulat Weissmann for Natural History dan baru ditemukan
menghadapi banyak pertentangan tetapi teori kembali 30 tahun setelahnya (tahun 1900).
tersebut menjadi konsep dasar dari Peristiwa ini menandai era dari genetika
pemahaman genetika modern (Downe, 2010) klasik (Downe, 2010)
Teori HereditasKlasik Teori Hereditas Pasca Mendel
Penelitian empiris tentang hereditas Menurut Suriasumantri (2003) ada
dimulai ketika penelitian Mendel (1822-844) empat cara memperoleh pengetahuan yaitu
ditemukan kembali oleh Hugo De Vries dan pertama dengan rasio yang dikembangkan
Erich Tshermark secara terpisah pada tahun oleh pendukung rasionalis dan dikenal dengan
1900 (Allen,, 2003). Sebenarnya Mendel nama rasiolisme, kedua ialah pengetahuan
bukanlah orang yang pertama kali melakukan yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau
percobaan-percobaan persilangan. Sejumlah empirisme, ketiga ialah pengetahuan yang
percobaan yang terdokumentasi telah diperoleh ketika seseorang memikirkan
dilakukan sebelum masa Mendel diantaranya permasalahannya secara penuh dan terfokus
adalah: a) pembuatan Raphanobrassica kemudian secara tiba-tiba menemukan
melalui pesilangan lobak dan kubis pada abad jawaban atas permasalahan tersebut. Hal ini
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 65

dinamakan intuitif, sedangkan yang keempat Mendel mengemukakan teorinya dalam hukun
ialah pengetahuan berdasarkan wahyu. Mendel(Bounduriansky, 2012).
Teori hereditas mengalami Perkembangan signifikan teori
perkembangan yang sengit pada dua hereditas terjadi setelah ditemukannya hukum
kelompok yaitu rasionalis dan empiris. Teori Mendel, perbedaan signifikan antara pra-
hereditas sebelum mendel lebih banyak mendel dan pasca-mendel ialah menguatnya
dipengaruhi oeh rasionalis. Penggabungan kajian empiris ketimbang rasionalis semata.
rasionalis dengan sedikir empiris ialah teori Menurut Popper (1968), teori-teori ilmiah
variasi/hereditas Darwin, akan tetapi teori selalu dan hanyalah bersifat hipotesis (dugaan
seleksi alam oleh Darwin memerlukan sementara) dan tidak ada kebenaran terakhir.
penjelasan lebih lanjut yang tidak dapat Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan
dijelaskan oleh Darwin sendiri. Sebagai oleh teori yang lebih tepat, dengan kata lain
bagian dari ketidak sepakatan tentang kebenaran hanyalah sementara, hal ini
kecukupan seleksi alam sebagai faktor dari disebutnya sebagai The Thesis of Futability
variasi, George Romanes menciptakan istilah Perkembangan teori hereditas lebih
neo-darwinisme yang merujuk pada Alfred lanjut pasca Mendel terjadi ketika Walter S
Russel Wallace dan Agust Weismann Sutton dan T Boveri secara terpisah
(Bronan, 2014). Wallace dan Weismann lebih mengembangkan riset tentang perilaku
cenderung pada seleksi alam daripada gagasan kromosom dalam pembelahan sel tubuh dan
Lamarck tentang warisan karakter meskipun sel kelamin serta mengemukakan adanya
dalam Difficulties of Theory Darwin keterpautan gen (gen lingkage). Istilah gen
mempertanyakan sendiri teorinya dengan sendiri mula-mula digunakan oleh ahli
menyatakan “jika suatu spesies memang genetika Denmark, Johansen pada tahun 1906
berasal dari spesies lainnya, mengapa sebagai nama bagian dari satuan pewarisan
perubahannya sedikit demi sedikit?, mengapa sifat yang dipostulatkan oleh Mendel.
kita tidak melihatnya dalam jumlah yang Menjelang 1940-an,studi genetika
besar bentuk transisi tersebut di mana pun?, berkembang pesat dan pada saat itu telah
mengapa alam tidak berada dalam kacau dipastikan bahwa pembawa faktor-faktor
balau tetapi justru kita melihat spesies keturunan ialah kromosomdalamsel dan istilah
tersebut dalam bentuk yang sebaik-baiknya? gen digunakan untuk unit-unit pembawa
Karena menurut teori ini , seharusnya ada faktor keturunan dalam kromosom. Pada
bentuk peralihan yang besar tetapi kenapa tahun 1940, dua orang ahli biologi Amerika
kita tidak menemukannya di kerak bumi yaitu Beadle dan Tatumm mengerjakan riset
dalam jumlah tak terhitung dan pada daerah yang menghasilkan kesimpulan bahwa
peralihan mengapa kita menemukan kondisi produksi suatu enzim ditentukan oleh ada atau
hidup peralihan, mengapa sekarang kita tidak tidak adanya gen tertentu dan dalam
temukan jenis-jenis peralihan dengan pekerjaannya tersebut mereka mereduksi
kekerabatan yang erat? Sungguh telah lama peristiwa biologi menjadi peristiwa kimia. Di
sesulitan ini membingungkan saya” (Darwin, tahun 1944 tiga orang ilmuwan lainnya dari
2015). Kelemahan teori Darwin ialah tidak Amerika yaitu Avery, Leod dan Mc. Carty
menawarkan penjelasan yang tepat tentang menunjukkan bahwa bakteri melakukan
bagaimana spesies baru dapat muncul, seleksi perpindahan faktor hereditas melalui DNA,
alam membutuhkan proses penurunan dalam penelitian tersebut mereka mengekstrak
hereditas yang tidak dapat dijelaskan oleh sel bakteri yang gagal mentransformasi sel
Darwin tetapi kemudian menjadi terang ketika bakteri lainnya kecuali jka DNA dalam
ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen Hersey
66 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

dan Chase membuktikan hal yang sama polimerase dan DNA ligase menyempurkan
dengan menggunakan pencari jejak radioaktif hasil koreksi dari enzim eksinuklease tersebut.
(radioactive tracers). Misteri yang belum Modrich mengungkapkan bahwa dalam proses
terpecahkan pada periode ini ialah bagaimana replikasi kadangkala terjadi basa berpasangan
struktur DNA sehingga ia mampu bertugas dengan basa yang salah dan kesalahan
sebagai materi genetik. Persoalan ini tersebut kemudian di salin. Menurut hasil
kemudian dijawab oleh Crick dan Watson pengamatan Modrich dua enzim yang disebut
berdasarkan hasil difraksi sinarX DNA oleh Muts dan MutL berperan penting dalam
Wilkins dan Franklin hingga kemudian hari menemukan kesalahan tersebut kemudian
Crick, Watson danWilkin mendapatkan MutH memotong bagian yang dan
hadiah Nobel kedokteran pada tahun 1962 selanjutnya dikoreksi dan diperbaiki oleh
atas penemuan-penemuan di atas. DNA polimerase dan ligase (Kresge, 2009;
Definisi gen sendiri telah mengalami Mughes G., 2015; BBC, 2015).
evolusi sejalan dengan genetika. Pada konsep Peta Perkembangan Sains Pra-Mendel dan
Mendelism, suatu gen digambarkan sebagai Pasca-Mendel
unit penurunan sifat yang memiliki ciri-ciri Pengetahuan ilmiah akan terus
tersendiri dan mempengaruhi karakter berubah berbanding lurus dengan
fenotifnya. Sementara itu Morgan dan ditemukannya fakta-fakta baru. Hal ini
koleganya menempatkan gen dalamlokus- karena tujuan sains ialah untuk menggantikan
lokus tertentu di kromosom sedangkan ahli gagasan-gagasan yang ada sehingga progresif
genetika berikutnya menggunakan lokus terhadap kebenaran. Sains kontingen terhadap
sebagai nama lain dari gen. Evolusi lebih dinamika sejarah dan komunitas ilmuwan
lanjut dari gen ialah ia dipandang sebagai sehingga kebenaran ilmiah pun berubah-ubah
suatu daerah urutan nukleotida spesifik di secara revolusioner. Sains merupakan
sepanjang molekul DNA sehingga pada pengetahuan ilmiah, terbentuk bukan hanya
akhirnya ilmuwan menggunakan istilah gen dari akumulasi fenomena alam yang
fungsional sebagai urutan DNA yang sistematik tetapi juga metode dan sikap
mengkode rantai polipeptida atau molekul ilmiah. Perkembangan gagasan sains dapat
RNA (Hartl & Jones, 1998; Saefuddin, 2007; terjadi dengan dua cara yaitu evolusi atau
Campbell, 1999). Penemuan terbarutentang revolusi. Evolusi terjadi jika teori-teori ilmiah
karakter DNA dan gen oleh Tomas Lindahl, yang telah ada berhasil difalsifikasi teori yang
Paul Modrich dan Aziz Sancar (2015) yang baru yang lebih dekat kebenarannya,
memperoleh Nobel pada tahun 2015 meskipun demikian teori-teori yang berhasil
menunjukkan bahwa molekul DNA meski memfasilfikasi teori-teori lama ini tetap
rentan mengalami mutasi tetapi memiliki berpijak pada sebagian dari teori lama tersebut
kemampuan untuk memperbaiki dirinya. (Popper, 1968). Revolusimenurut Kuhn
Lindahl menemukan bahwa enzim glikolase (1970) berasal dari konsep kunci
berperan untuk menemukan kecacatan pada “paradigma”. Kegiatan keilmuan dalam satu
sitosin, ketika sitosin kehilangan amino dan paradigma disebut dengan nama normal sains,
berubah menjadi basa urasil enzim glikolase jika sebuah aktivitas keilmuan berada pada
akan mengkoreksinya. Sementara itu Sancar satu paradigma maka pengetahuan ilmiah
berhasil mengungkapkan “bengkel molekuler” yang dihasilkan tidak lebih dari akumulasi
namun dalam skenario yang berbeda, Sancar eksplanasi ilmiah pada sebuah normal sains.
menemukan bahwa enzim eksinuklease Proses akumulasi ini akan terus berlangsung
mampu mendeteksi kelainan pada sel yang hingga ditemukan sebuah anomali yang tidak
rusak akibat sinar ultraviolet selanjutnya DNA dapat dijelaskan secara sainstifik. Akumulasi
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 67

dari anomali-anomali akan memunculkan antara kedua induk yang diwariskan ke


krisis pada normal sains dan akan generasi berikutnya (Vapour and Liquid
memunculkan sebuah paradigma baru yang Theory & Partikulat Theory) dan
dapat menjelaskan anomali yang muncul dari pendominasian salah satu karakter orang tua
paradigma normal sains. Proses ini akan terhadap keturunannya (preformation Theory).
menempatkan paradigma-paradigma yang Variasi yang terjadi pada generasi menurut
saling bertentangan ini dalam sebuah pra-Mendel terjadi karena pengaruh
pertarungan paradigma dan ketika paradigma lingkungan (Lamark dan Darwin) yang
baru mendapatkan dukungan dari penelitian- kemudian di wariskan dari generasi ke
penelitian setelahnya maka terjadilah generasi. Variasi yang terjadi pada skala
pergeseran paradigma (Kuhn,1979; Firman, individu ini yang akhirnya akan mendorong
2015) pada proses evolusi (Darwin, 2015).
Dari uraian tentang perkembangan Penolakan hukum Mendel oleh pendukung
pengetahuan ilmiah paradigma teori hereditas paradigma pra-Mendel dikarenakan perbedaan
pra-Mendel dan Pasca-Mendel di atas, maka gagasan proses terjadinya variasi hereditas.
bagaimana posisi hukum Mendel pada peta Pendukung pra-Mendel memiliki perbedaan
pengetahuan pra dan pasca Mendel, apakah paradigma terhadap terjadinya variasi
hukum Mendel merupakan sebuah evolusi hereditas yang berdampak pada evolusi
atau menjadi revolusi dari paradigma- makhluk hidup yaitu akibat pengaruh
paradigma pengetahuan tersebut. Menurut lingkungan atau karena faktorgen. Sementara
Kuhn terdapat dua karakteristik dari substansi menurut Mendel evolusi akan terjadi bila
paradigma yaitu paradigma berpotensi terdapat mutasi dan menurut percobaan
menawarkan unsur tertentu yang baru dan Morgan, mutasi tidak menyebabkan evolusi
akan menarik pengikutnya untuk keluar dari tetapi memperluas terjadinya variasi (Burian,
paradigma sains normal sebelumnya atau 1985).
paradigma yang menawarkan persoalan- Pada kasus Mendelism dan pasca-
persoalan baru yang masih terbuka dan belum Mendel yang terjadi ialah evolusi, akan
terselesaikan. Asumsi Kuhn ini lahir dari tetapi evolusi pada paradigma Mendelism dan
pandangan bahwa obyektifitas sains tidak pasca-Mendelism menurut analisa penulis
bersifat otoritatif dan hanya sebatas a justified tidak berdasarkan model Popper tetapi lebih
final detection (Kuhn, 1970). Asumsi Kuhn pada perkembangan evolusi sains menurut
menjadi landasan bagi paradigma epistimologi Laudan. Menurut Laudan bisa saja para
yang mengkritisi keyakinan manusia bahwa ilmuwan bersepakat dan menerima sebuah
sains merupakan representasi realitas. eksplanasi ilmiah dan pada saat yang sama
Epistimologi sains menerima teori sains mereka mengalami perbedaan pendapat
sebagai sebuah revolusiatas nama (disensus) mengenai kesesuaian teori tertentu
kreasionisme, akibatnya akan selalu ada ruang pada kriteria tertentu yang membentuk
otonomi dalam sains untuk mencari eksplanasi ilmiah tersebut atau juga
kebenaran pada pertarungan paradigma dan ketidaksepakatan terhadap metode yang
prediksi hingga saling mengisolasi teori yang digunakan untuk mencapai eksplanasi ilmiah
satu dengan yang lainnya. yang lebih baik. Bahkan menurut Laudan,
Pada kasus pra-Mendel dan orang bisa saja tidak sepakat tentang tujuan
Mendelism, yang terjadi adalah revolusi dari disiplin keilmuan yang mereka miliki
paradigma. Ada perbedaan paradigma antara sementara pada saat yang sama mereka
Mendel dan Pra-Mendel. Pada pra-Mendel, menerima metode dan eksplanasi ilmiah yang
variasi hereditas terjadi akibat percampuran sama (Jena, 2012).
68 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

Pada Fakta-fakta baru yang pada individu dengan Haryad hereditas lebih
ditemukan pasca-Mendel mengakibatkan cenderung pada paradigma Mendelism, soft
hingga saat ini terdapat tiga paradigma heredity lebih cenderung pada pasca-Mendel
dalam memandang variasi hereditas yaitu: a) sedangkan new sintesis heredity merupakan
Hard heredity; b)Soft heredity danc)new paradigma baru yang dianut oleh lindahl,
sintesis of heredity(Falk, 2015). Ketiga Modrich dan Sancar. Perbedaan ketiga
pandangan ini memfasilitasi gen dan paradigma tersebut dapat dilihat pada gambar
lingkungan sebagai faktor variasi hereditas 1.

Gambar 1. Variasi Paradigma Pasca-Mendel

Sains menurut Laudan memiliki wilayah paradigma secara bertahap. Ketiga ialah
otonom dan teritorium yang berbeda dengan bahwa perkembangan ilmu hanya dapat
pencarian kebenaran. Sains menerangi diputuskan dengan merujuk secara relatif pda
kebenaran ilmiah dalam perspektifyang sebuah tujuan tertentu yang telah ditetapkan
berbeda, sains tidak mengenal kebenaran (Laudan et al., 1986)
sebagai sebuah dokrin abadi tetapi lebih Penutup
bersifat berkali-kali (continuous) dan Perkembangan sains pada hakikatnya berjalan
segalanya pada satu (all at one). Laudan secara progresif dan berbanding lurus dengan
melihat bahwa setiap ilmuwan memiliki ditemukannya fakta-fakta baru. Teori
kriteria atau patokan keilmuan masing-masing hereditas Mendel (Hk. Mendel) yang
terhadap paradigma yang diikutinya dan kehadirannya mampu merevolusi paradigma
kemudian menjustifikasi keilmuan tersebut teori hereditas pra-Mendel. Kehadiran Mendel
secara bersama-sama dalam sebuah disiplin dengan teori hereditasnya selanjutnya menjadi
ilmu tertentu (Jena, 2012). Karena itu model pelengkap dan memperjelas dari teori-teori
evolusi Laudan memiliki tiga jaringan pasca-Mendel. Karena itu memandang
sekaligus yang berbeda dengan Popper yaitu: perkembangan sains pada teori hereditas
pertama, setiap level dari model hirarki hanya sebagai sebuah revolusi paradigma,
bersifat terbatas dan tidak mendikte level- tidaklah cukup. Diperlukan model lain yang
level lainnya, meskipun terdapat mampu menggambarkan perkembangan
ketidaksepakatan mengenai tujuan-tujuan tersebut terutama pada periode Mendel ke
yang tidak dapat dipecahkan secara rasional, pasca-Mendel dan model evolusi Laudan
tetapi hal tersebut bukanlah inti dari lebih tepat untuk hal tersebut.
persoalan dalam perubahan sains. Kedua,
setiap level dari model hierarki bersifat
independen antara satu sama lain dan
memungkinkan terjadinya perubahan
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 69

Daftar Pustaka Jenna Y., (2012). Thomas Kuhn tentang


Allen G.E., (2003).Mendel and modern perkembangan sains dan kritik Larry
genetics: the legacy for today. Journal Laudan. Journal MELINTAS. Vol.2:
of Endeavor. Vol. 27(2): 63-8. 161-181.
BBC. (2015).Tiga Ilmuwan Meraih Nobel Mehler B., (1996). Heredity and
Kimia Terkait Pemulihan DNA.[online] hereditarianism. Philosophy of
diakses pada laman Educatian and Encyclopedia. Ed. J.J.
https://www.bbc.com/indonesia/majala Chambliss. Garland Publising.Inc.
h/2015/10/151007_majalah_nobel_kimi Mughes G., (2015). 2015 Nobel Prize in
a. Tanggal 9 November 2015. chemistry for DNA repair.Current
Bounduriansky R., (2012). Science. Vol.109 (9):1533-1536
Rethinkingheredity, again. Journal of Kuhn, T., (1970). The Structure of Scientific
Trends in Ecology and Evolution. Vol Revolution, Ed.2.,Chicago: University
27 (6): 226-330. of Chicago Press.
Burian R. (1985). On conceptual change in Kresge N., Simoni R.,Robert L., (2009).
biology. In David Depew dan Bruce DNA repair mechanism: the work of
Weber (eds.). Evolution at acrossroad. Aziz Sachar. The Journal of Biological
(Cambrigde, MA: MIT Chemistry. Vol 284 (44):e19
Press,1985).pp.21-24. Laudan L., Donovan A., Laudan R., Barker
Campbell., Reece., Mitchell., (1999). P.,Brown H., Leplin J.,Thagard P.,
Biology. Edisi ke-5. Diterjemahkan Wysktra S., (1986). Scientific change:
oleh Wesman Menalu.Jaakarta: Philosophical models and historical
Erlangga. research. An International Journal for
Darwin C., (2015). The origin of the Species: Epistemology, Methodology and
by Means of Natural Selection. Philosophy of Science.Vol 69(2): 141-
Diterjemahkan oleh Ira Tri Ongo. 223
Yokyakarta: Indoliterasi. Sandler I., (2000). Development: Mendel’s
Downes S.M., (2010). Heretability Stanford legacy to genetics: Journal of Genetics.
Encyclopedia Of Phylosophy. Vol 154:7-11.
California: Stanford. Saefudin. (2007). Hand Out Genetika. Prodi
Falk R., (2015). Review of genetics and Pendidikan Biologi. UPI. [online]
philosophy: an introduction. Journal diunduh pada tanggal 20 November
Philosophy of Science. Vol 81(3): 470- 2015di
475. http://file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JU
Firman H., (2015). Materi Perkuliahan R_PEND_BIOLOGI/10630701198803
Filsafat Ilmu pada ProgramPasca 1-
Sarjana Universitas Pendidikan Skopek J., (2008). Shaping Science with The
Indonesia (UPI). Bandung: Tidak Past: Textbook, History dan
Diterbitkan Disciplining of Genetics. Disertation
Griffith P.E.,& Stotz K., (2013). Genetics dan Univ. Cambridge.
Philosophy: An Introduction . New Susanto A., (2014) Filsafat Ilmu: Suatu
York: Cambridge University Pres. Kajian Dalam Dimensi Ontologis,
Hart T.L., & Jones E.W. (1988). Genetics: Epistimologis dan Aksiologis, Jakarta:
Principles and Analysis. Massachusets: PT.Bumi Aksara.
Jones dan Barlets Publiser.
70 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017

Suriasumantri S.J., (2003). Filsafat Ilmu: Zalta E.N.,(2010). Heretability. Stanford


Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Encyclopedia of Philosophy Publisher.
Pustaka Sinar Harapan. California: The Metaphysics Research
Popper K.R., (1968).The Logic of Scientific Lab Center for the Study of Language
Discovery. New York, London: Harper and Information Stanford University.
&Row Stanford.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai