net/publication/319872030
CITATIONS READS
0 24,659
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Persepsi Guru dan Mahasiswa Calon Guru IPA Tentang Perubahan Iklim View project
All content following this page was uploaded by Meilinda Rol asmi on 17 September 2017.
Meilinda
Universitas Sriwijaya
Abstrak: Hereditas biasa didefinisikan sebagai transmisi genetik dari orang tua pada
keturunannya, meski kejadian sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Anak pada dasarnya
tidak mewarisi bentukan fisik seperti tinggi badan, warna kulit ataupun rambut. Anak juga
tidak mewarisi bakat bermusik atau kecenderungan berbuat kriminal, yang diwarisi anak dari
ayah dan ibunya adalah genotif mereka. Teori hereditas merupakan bahasan filsafat sains yang
menarik untuk diperdebatkan karena selain mempengaruhi perkembang bidang keilmuan
biologi modern, hereditas juga mempengaruhi bidang sosial. Artikel ini akan membahas teori
hereditas Mendel sebagai bagian dari filsafat perkembangan sains dengan membandingkannya
pada teori-teori hereditas pra dan pasca Mendel. Dari hasil analisis dan kajian pustaka dapat
disimpulkan bahwa teori hereditas Mendel merupakan revolusi paradigma sains jika
dibandingkan dengan pra-Mendel tetapi merupakan evolusi paradigma sains jika dihubungkan
dengan perkembangan teori hereditas pasca-Mendel
62
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 63
dinamakan intuitif, sedangkan yang keempat Mendel mengemukakan teorinya dalam hukun
ialah pengetahuan berdasarkan wahyu. Mendel(Bounduriansky, 2012).
Teori hereditas mengalami Perkembangan signifikan teori
perkembangan yang sengit pada dua hereditas terjadi setelah ditemukannya hukum
kelompok yaitu rasionalis dan empiris. Teori Mendel, perbedaan signifikan antara pra-
hereditas sebelum mendel lebih banyak mendel dan pasca-mendel ialah menguatnya
dipengaruhi oeh rasionalis. Penggabungan kajian empiris ketimbang rasionalis semata.
rasionalis dengan sedikir empiris ialah teori Menurut Popper (1968), teori-teori ilmiah
variasi/hereditas Darwin, akan tetapi teori selalu dan hanyalah bersifat hipotesis (dugaan
seleksi alam oleh Darwin memerlukan sementara) dan tidak ada kebenaran terakhir.
penjelasan lebih lanjut yang tidak dapat Setiap teori selalu terbuka untuk digantikan
dijelaskan oleh Darwin sendiri. Sebagai oleh teori yang lebih tepat, dengan kata lain
bagian dari ketidak sepakatan tentang kebenaran hanyalah sementara, hal ini
kecukupan seleksi alam sebagai faktor dari disebutnya sebagai The Thesis of Futability
variasi, George Romanes menciptakan istilah Perkembangan teori hereditas lebih
neo-darwinisme yang merujuk pada Alfred lanjut pasca Mendel terjadi ketika Walter S
Russel Wallace dan Agust Weismann Sutton dan T Boveri secara terpisah
(Bronan, 2014). Wallace dan Weismann lebih mengembangkan riset tentang perilaku
cenderung pada seleksi alam daripada gagasan kromosom dalam pembelahan sel tubuh dan
Lamarck tentang warisan karakter meskipun sel kelamin serta mengemukakan adanya
dalam Difficulties of Theory Darwin keterpautan gen (gen lingkage). Istilah gen
mempertanyakan sendiri teorinya dengan sendiri mula-mula digunakan oleh ahli
menyatakan “jika suatu spesies memang genetika Denmark, Johansen pada tahun 1906
berasal dari spesies lainnya, mengapa sebagai nama bagian dari satuan pewarisan
perubahannya sedikit demi sedikit?, mengapa sifat yang dipostulatkan oleh Mendel.
kita tidak melihatnya dalam jumlah yang Menjelang 1940-an,studi genetika
besar bentuk transisi tersebut di mana pun?, berkembang pesat dan pada saat itu telah
mengapa alam tidak berada dalam kacau dipastikan bahwa pembawa faktor-faktor
balau tetapi justru kita melihat spesies keturunan ialah kromosomdalamsel dan istilah
tersebut dalam bentuk yang sebaik-baiknya? gen digunakan untuk unit-unit pembawa
Karena menurut teori ini , seharusnya ada faktor keturunan dalam kromosom. Pada
bentuk peralihan yang besar tetapi kenapa tahun 1940, dua orang ahli biologi Amerika
kita tidak menemukannya di kerak bumi yaitu Beadle dan Tatumm mengerjakan riset
dalam jumlah tak terhitung dan pada daerah yang menghasilkan kesimpulan bahwa
peralihan mengapa kita menemukan kondisi produksi suatu enzim ditentukan oleh ada atau
hidup peralihan, mengapa sekarang kita tidak tidak adanya gen tertentu dan dalam
temukan jenis-jenis peralihan dengan pekerjaannya tersebut mereka mereduksi
kekerabatan yang erat? Sungguh telah lama peristiwa biologi menjadi peristiwa kimia. Di
sesulitan ini membingungkan saya” (Darwin, tahun 1944 tiga orang ilmuwan lainnya dari
2015). Kelemahan teori Darwin ialah tidak Amerika yaitu Avery, Leod dan Mc. Carty
menawarkan penjelasan yang tepat tentang menunjukkan bahwa bakteri melakukan
bagaimana spesies baru dapat muncul, seleksi perpindahan faktor hereditas melalui DNA,
alam membutuhkan proses penurunan dalam penelitian tersebut mereka mengekstrak
hereditas yang tidak dapat dijelaskan oleh sel bakteri yang gagal mentransformasi sel
Darwin tetapi kemudian menjadi terang ketika bakteri lainnya kecuali jka DNA dalam
ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen Hersey
66 JURNAL PEMBELAJARAN BIOLOGI, VOLUME 4, NOMOR 1, MEI 2017
dan Chase membuktikan hal yang sama polimerase dan DNA ligase menyempurkan
dengan menggunakan pencari jejak radioaktif hasil koreksi dari enzim eksinuklease tersebut.
(radioactive tracers). Misteri yang belum Modrich mengungkapkan bahwa dalam proses
terpecahkan pada periode ini ialah bagaimana replikasi kadangkala terjadi basa berpasangan
struktur DNA sehingga ia mampu bertugas dengan basa yang salah dan kesalahan
sebagai materi genetik. Persoalan ini tersebut kemudian di salin. Menurut hasil
kemudian dijawab oleh Crick dan Watson pengamatan Modrich dua enzim yang disebut
berdasarkan hasil difraksi sinarX DNA oleh Muts dan MutL berperan penting dalam
Wilkins dan Franklin hingga kemudian hari menemukan kesalahan tersebut kemudian
Crick, Watson danWilkin mendapatkan MutH memotong bagian yang dan
hadiah Nobel kedokteran pada tahun 1962 selanjutnya dikoreksi dan diperbaiki oleh
atas penemuan-penemuan di atas. DNA polimerase dan ligase (Kresge, 2009;
Definisi gen sendiri telah mengalami Mughes G., 2015; BBC, 2015).
evolusi sejalan dengan genetika. Pada konsep Peta Perkembangan Sains Pra-Mendel dan
Mendelism, suatu gen digambarkan sebagai Pasca-Mendel
unit penurunan sifat yang memiliki ciri-ciri Pengetahuan ilmiah akan terus
tersendiri dan mempengaruhi karakter berubah berbanding lurus dengan
fenotifnya. Sementara itu Morgan dan ditemukannya fakta-fakta baru. Hal ini
koleganya menempatkan gen dalamlokus- karena tujuan sains ialah untuk menggantikan
lokus tertentu di kromosom sedangkan ahli gagasan-gagasan yang ada sehingga progresif
genetika berikutnya menggunakan lokus terhadap kebenaran. Sains kontingen terhadap
sebagai nama lain dari gen. Evolusi lebih dinamika sejarah dan komunitas ilmuwan
lanjut dari gen ialah ia dipandang sebagai sehingga kebenaran ilmiah pun berubah-ubah
suatu daerah urutan nukleotida spesifik di secara revolusioner. Sains merupakan
sepanjang molekul DNA sehingga pada pengetahuan ilmiah, terbentuk bukan hanya
akhirnya ilmuwan menggunakan istilah gen dari akumulasi fenomena alam yang
fungsional sebagai urutan DNA yang sistematik tetapi juga metode dan sikap
mengkode rantai polipeptida atau molekul ilmiah. Perkembangan gagasan sains dapat
RNA (Hartl & Jones, 1998; Saefuddin, 2007; terjadi dengan dua cara yaitu evolusi atau
Campbell, 1999). Penemuan terbarutentang revolusi. Evolusi terjadi jika teori-teori ilmiah
karakter DNA dan gen oleh Tomas Lindahl, yang telah ada berhasil difalsifikasi teori yang
Paul Modrich dan Aziz Sancar (2015) yang baru yang lebih dekat kebenarannya,
memperoleh Nobel pada tahun 2015 meskipun demikian teori-teori yang berhasil
menunjukkan bahwa molekul DNA meski memfasilfikasi teori-teori lama ini tetap
rentan mengalami mutasi tetapi memiliki berpijak pada sebagian dari teori lama tersebut
kemampuan untuk memperbaiki dirinya. (Popper, 1968). Revolusimenurut Kuhn
Lindahl menemukan bahwa enzim glikolase (1970) berasal dari konsep kunci
berperan untuk menemukan kecacatan pada “paradigma”. Kegiatan keilmuan dalam satu
sitosin, ketika sitosin kehilangan amino dan paradigma disebut dengan nama normal sains,
berubah menjadi basa urasil enzim glikolase jika sebuah aktivitas keilmuan berada pada
akan mengkoreksinya. Sementara itu Sancar satu paradigma maka pengetahuan ilmiah
berhasil mengungkapkan “bengkel molekuler” yang dihasilkan tidak lebih dari akumulasi
namun dalam skenario yang berbeda, Sancar eksplanasi ilmiah pada sebuah normal sains.
menemukan bahwa enzim eksinuklease Proses akumulasi ini akan terus berlangsung
mampu mendeteksi kelainan pada sel yang hingga ditemukan sebuah anomali yang tidak
rusak akibat sinar ultraviolet selanjutnya DNA dapat dijelaskan secara sainstifik. Akumulasi
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 67
Pada Fakta-fakta baru yang pada individu dengan Haryad hereditas lebih
ditemukan pasca-Mendel mengakibatkan cenderung pada paradigma Mendelism, soft
hingga saat ini terdapat tiga paradigma heredity lebih cenderung pada pasca-Mendel
dalam memandang variasi hereditas yaitu: a) sedangkan new sintesis heredity merupakan
Hard heredity; b)Soft heredity danc)new paradigma baru yang dianut oleh lindahl,
sintesis of heredity(Falk, 2015). Ketiga Modrich dan Sancar. Perbedaan ketiga
pandangan ini memfasilitasi gen dan paradigma tersebut dapat dilihat pada gambar
lingkungan sebagai faktor variasi hereditas 1.
Sains menurut Laudan memiliki wilayah paradigma secara bertahap. Ketiga ialah
otonom dan teritorium yang berbeda dengan bahwa perkembangan ilmu hanya dapat
pencarian kebenaran. Sains menerangi diputuskan dengan merujuk secara relatif pda
kebenaran ilmiah dalam perspektifyang sebuah tujuan tertentu yang telah ditetapkan
berbeda, sains tidak mengenal kebenaran (Laudan et al., 1986)
sebagai sebuah dokrin abadi tetapi lebih Penutup
bersifat berkali-kali (continuous) dan Perkembangan sains pada hakikatnya berjalan
segalanya pada satu (all at one). Laudan secara progresif dan berbanding lurus dengan
melihat bahwa setiap ilmuwan memiliki ditemukannya fakta-fakta baru. Teori
kriteria atau patokan keilmuan masing-masing hereditas Mendel (Hk. Mendel) yang
terhadap paradigma yang diikutinya dan kehadirannya mampu merevolusi paradigma
kemudian menjustifikasi keilmuan tersebut teori hereditas pra-Mendel. Kehadiran Mendel
secara bersama-sama dalam sebuah disiplin dengan teori hereditasnya selanjutnya menjadi
ilmu tertentu (Jena, 2012). Karena itu model pelengkap dan memperjelas dari teori-teori
evolusi Laudan memiliki tiga jaringan pasca-Mendel. Karena itu memandang
sekaligus yang berbeda dengan Popper yaitu: perkembangan sains pada teori hereditas
pertama, setiap level dari model hirarki hanya sebagai sebuah revolusi paradigma,
bersifat terbatas dan tidak mendikte level- tidaklah cukup. Diperlukan model lain yang
level lainnya, meskipun terdapat mampu menggambarkan perkembangan
ketidaksepakatan mengenai tujuan-tujuan tersebut terutama pada periode Mendel ke
yang tidak dapat dipecahkan secara rasional, pasca-Mendel dan model evolusi Laudan
tetapi hal tersebut bukanlah inti dari lebih tepat untuk hal tersebut.
persoalan dalam perubahan sains. Kedua,
setiap level dari model hierarki bersifat
independen antara satu sama lain dan
memungkinkan terjadinya perubahan
Teori Hereditas Mendel: Evolusi Atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Meilinda 69