Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FILSAFAT

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Farihah, M.Pd

Ulfa annida damanik, M.Pd

Disusun Oleh

ROMA KHAIRANI RITONGA

5193343043

KETTY INADA

5193343039

PRODI/JURUSAN : PENDIDIKAN TATA BUSANA(S-1)/PKK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke-hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “FILSAFAT” tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata kuliah Tekstil.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen penulis karena berkat
adanya bimbingan dan bantuan dari Ibu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “FILSAFAT” ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas makalas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar penulis dapat menyempurnakan tugas makalah lainnya di masa yang akan datang
agar menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta atas
penyusunan tugas makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca.

Medan, 30 September 2019

Penulis
Tujuan filsafat

Keberadaan filsafat dapat membantu persoalan manusia di berbagai bidang kehidupan. Mengacu
pada pengertian filsafat, adapun tujuan filsafat adalah sebagai berikut:

1. Agar manusia menjadi lebih terdidik dan memiliki pengetahuan, serta mampu
menilai hal-hal di sekitarnya secara objektif.
2. Agar manusia menjadi lebih bijaksana dalam menjalani kehidupannya.
3. Agar manusia memiliki pandangan yang luas dan terhindar dari sifat egosentrisme.
4. Agar manusia dapat berpikir sendiri, memiliki pendapat sendiri, mandiri secara
rohani, dan dapat bersikap kritis.
5. Agar manusia dapat mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga dapat memahami
sumber, hakikat, dan tujuan ilmu.
6. Agar manusia memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu
pengetahuan di berbagai bidang.
7. Agar tenaga pengajar dan siswa memiliki pedoman dalam mendalami suatu ilmu
pengetahuan, khususnya untuk membedakan persoalan ilmiah dan non-ilmiah.
8. Agar para ilmuwan terdorong untuk mendalami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.

A. Filsafat pendidikan aliran idealisme


Plato (477-374 SM)
Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran, salah
satunya adalah ide. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi
pengalaman. Siapa saja yang telah mengetahui ide, ia akan mengetahui jalur yang pasti
sehingga dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai
segala sesuatu yang dialaminya sehari hari.

Aliran ini juga dapat di implementasikan dalam dunia pendidikan karena menurut Power
aliran idealisme memilik implikasi terhadap pendidikan yaitu:
1.Tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi siswa.
Sebab itu, sekolah hendaknya menekankan aktifitas aktifitas intelektual, realisasi diri, kebebasan,
tanggung jawab, dan pengendalian diri demi mencapai perkembangan pikiran dan diri pibadi.

2.Kurikulum pendidikan Idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan


vokasional/praktis. Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-
kemampuan rasional dan moral, adapun pendidikan vokasional untuk pengebangan kemampuan
suatu kehidupan/pekerjaan.

3.Menggunakan yang hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir.Metode


mengajar hendaknya mendorong siswa memperluas cakrawala; mendorong berpikir reflektif;
mendorong pilihan-pilihan moral pribadi, memberikan keterampilan-keterampilan berpikir logis;
memberikan kesempatan menggunakan pengetahuan untuk masalah-masalah moral dan sosial.

4.Peranan guru agar menjadi teladan bagi para siswanya, baik secara moral maupun intelektual.
Guru harus memahami kebutuhan-kebutuhan serta kemampuan-kemampuan para siswa; dan
guru harus juga melatih berpikir kreatif dalam mengembangkan kesempatan bagi pikiran siswa
untuk menemukan, menganalisis, memadukan, mensintesa, dan menciptakan aplikasiaplikasi
pengetahuan untuk hidup dan berbuat.

B ALIRAN FILSAFAT REALISME

Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme


berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme
membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak
dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek
pengetahuan manusia.

Aliran filsafat realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambaran
yang baik dan tepat dari kebenaran. Konsep filsafat menurut aliran realisme adalah:
1. Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik (materialisme);
kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan kenyataan yang terbentuk dari
berbagai kenyataan (pluralisme);
2. Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat dikerjakan. Jiwa
merupakan sebuah organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir
3. Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak tergantung pada pengetahuan
dan gagasan manusia, dan kenyataan dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan dengan memeriksa
kesesuaiannya dengan fakta; dan
4. Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam yang diperoleh
melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat
yang telah teruji dalam kehidupan.

Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan harus universal, seragam, dimulai


sejak pendidikan yang paling rendah, dan merupakan suatu kewajiban. Pada tingkat pendidikan
yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama. Pembawaan dan sifat
manusia sama pada semua orang.

Oleh karena itulah, metode, isi, dan proses pendidikan harus seragam. Namun, manusia
tetap berbeda dalam derajatnya, di mana ia dapat mencapainya. Oleh karena itu, pada tingkatan
pendidikan yang paling tinggi tidak boleh hanya ada satu jenis pendidikan, melainkan harus
beraneka ragam jenis pendidikan. Inisiatif dalam pendidikan terletak pada pendidik bukan pada
peserta didik. Materi atau bahan pelajaran yang baik adalah bahan pelajaran yang memberi
kepuasan pada minat dan kebutuhan pada peserta didik. Namun, yang paling penting bagi
pendidik adalah bagaimana memilih bahan pelajaran yang benar, bukan memberikan kepuasan
terhadap minat dan kebutuhan pada peserta didik. Memberi kepuasan terhadap minat dan
kebutuhan siswa hanyalah merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan, atau merupakan
strategi mengajar yang bermanfaat.

Pendidikan dalam realisme memiliki keterkaitan erat dengan pandangan John locke
bahwa akan pikiran jiwa manusia tidak lain adalah tabula rasa, ruang kosong tak ubahnya kertas
putih kemudian menerima impresi dari lingkungan. Oleh karena itu pendidikan dipandang
dibutuhkan karena untuk membentuk setiap individu agar mereka menjadi sesuai dengan apa
yang dipandang baik. Dengan demikian, pendidikan dalam realisme kerap indentikkan sebagai
upaya pelaksanaan psikologi behavioristik kedalam ruang pengajaran. (Wangsa Gandhi HW,
Teguh. 2011: 143).

Anda mungkin juga menyukai