Anda di halaman 1dari 9

NETWORK LABORATORY

Electrical Engineering Department, 2nd floor


University of Indonesia
Depok. 16424

PRAKTIKUM DASAR JARINGAN KOMPUTER


MODUL 2
Perkabelan, Perbandingan antara Hub dan Switch, dan Mode Transmisi

1. Tujuan Percobaan

 Memahami tentang jenis – jenis kabel pada jaringan komputer (cross, straight,
rollover, serial)

 Mampu membuat kabel-kabel yang digunakan pada jaringan komputer

 Memahami perbandingan antara hub dan switch

 Memahami cara kerja beberapa mode transmisi pada jaringan komputer


2. Membuat kabel cross dan straight, perangkat yang digunakan :

 Connector RJ45

 Crimping tool

 Laptop atau PC dengan port ethernet

 Kabel UTP

3. Teori Dasar Cabling

Agar suatu perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya dibutuhkanlah suatu
media transmisi. Terdapat berbagai macam media yang dapat digunakan untuk dapat
menghubungkan perangkat dan membentuk jaringan. Berdasarkan bentuknya, media tersebut
digolongkan menjadi: Kabel (wired) dan Nirkabel (wireless).
Empat jenis kabel jaringan yang umum digunakan saat ini yaitu:

a. Kabel Coaxial
Kabel coaxial terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat
isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat
pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang
melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk
transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan
plastik sebagai pelindung akhir untuk menghindari dari goresan kabel.Beberapa jenis
kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas
datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi
listrik.

pg. 1
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

b. Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP),


Kabel twisted pair terjadi dari dua kabel yang diputar enam kali per-inchi untuk
memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik ditambah dengan impedensi, atau
tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan untuk kawat ini adalah IBM
jenis/kategori 3. Secara singkat kabel UTP adalah murah dan mudah dipasang, dan bisa
bekerja untuk jaringan skala kecil.
c. Kabel Shielded Twisted Pair (STP).
Kabel STP sama dengan kabel UTP, tetapi kawatnya lebih besar dan diselubungi dengan
lapisan pelindung isolasi untuk mencegah gangguan interferensi. Jenis kabel STP yang
paling umum digunakan pada LAN ialah IBM jenis/kategori 1.
d. Kabel Serat Optik (Fiber Optik)
Kabel serat optik mengirim data sebagai pulsa cahaya melalui kabel serat optik. Kabel
serat optik mempunyai keuntungan yang menonjol dibandingkan dengan semua pilihan
kabel tembaga. Kabel serat optik memberikan kecepatan transmisi data tercepat dan lebih
reliable, karena jarang terjadi kehilangan data yang disebabkan oleh interferensi listrik.
Kabel serat optik juga sangat tipis dan fleksibel sehingga lebih mudah dipindahkan dari
pada kabel tembaga yang berat.

4. Cara Merakit Kabel


a. Merakit Kabel Cross
1) Potonglah kabel sesuai dengan panjang yang diperlukan, yaitu dengan cara membuang
(mengupas) bagian pelindung luar kabel, kemudian bersihkan dan rapikan kedua ujung
kabel.
2) Susunlah warna urutan kabel sesuai dengan gambar di bawah ini.

3. Susunlah pemasangan kabel pada konektor sesuai dengan urutan di atas.


4. Setelah kabel dimasukkan ke konektor, lalu klem (jepitlah) konektor dengan tang klem
hingga terminal-terminal menjepit kabel dengan kuat.

pg. 2
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

5. Pasang kedua ujung kabel dengan konektor, lalu lakukan pengujian dengan
menggunakan kabel tester.
b. Merakit Kabel Straight
1. Potonglah kabel sesuai dengan panjang yang diperlukan, yaitu dengan cara membuang
(mengupas) bagian pelindung luar kabel, kemudian bersihkan dan rapikan kedua ujung
kabel.
2. Susunlah warna urutan kabel sesuai dengan gambar dibawah ini:

3. Susunlah pemasangan kabel pada konektor sesuai dengan urutan di atas.


4. Setelah kabel dimasukkan ke konektor, lalu klem (jepitlah) konektor dengan tang klem
hingga terminal-terminal menjepit kabel dengan kuat.

5. Pasang kedua ujung kabel dengan konektor, lalu lakukan pengujian dengan
menggunakan kabel tester.

c. Merakit Kabel Rollover


1. Potonglah kabel sesuai dengan panjang yang diperlukan, yaitu dengan cara membuang
(mengupas) bagian pelindung luar kabel, kemudian bersihkan dan rapikan kedua ujung
kabel
2. Susunlah warna urutan kabel sesuai dengan gambar dibawah ini:

3. Susunlah pemasangan kabel pada konektor sesuai dengan urutan di atas


4. Setelah kabel dimasukkan ke konektor, lalu klem (jepitlah) konektor dengan tang klem
hingga terminal-terminal menjepit kabel dengan kuat.

pg. 3
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

5. Pasang kedua ujung kabel dengan konektor, lalu lakukan pengujian dengan
menggunakan kabel tester.

5. Teori Dasar Port

Port adalah mekanisme yang mengizinkan sebuah komputer untuk mendukung beberapa
sesi koneksi dengan komputer lainnya dan program di dalam jaringan. Port dapat
mengidentifikasikan aplikasi dan layanan yang menggunakan koneksi di dalam jaringan TCP/IP.
Port dapat dikenali dengan angka 16-bit (dua byte) yang disebut dengan Port Number dan
diklasifikasikan dengan jenis protokol transport apa yang digunakan, ke dalam Port TCP dan Port
UDP. Karena memiliki angka 16-bit, maka total maksimum jumlah port untuk setiap protokol
transport yang digunakan adalah 65536 buah.
Berikut adalah beberapa port yang biasa digunakan pada komputer :

a. VGA (Video Graphics Array)


Video Graphics Array atau lebih dikenal dengan VGA adalah jenis port yang memiliki fungsi
untuk mengirimkan sinyal video hasil pengolahan komputer untuk ditampilkan ke media
keluarang seperti Proyektor dan Monitor supaya dapat pengguna lihat. VGA bisa diketahui
dari bentuknya yang memiliki 15 pin dibagi menjadi 3 baris dan setiap baris berisi 5.
Setiap baris memiliki warna yang sesuai untuk digunakan layar: merah, hijau dan biru.
b. DVI (Digital Visual Interface)
DVI merupakan salah satu kabel digital video paling umum yang ada di dekstop dan LCD
monitor saat ini. Ia mirip konektor VGA, dengak 24 pin dan mensupport analog juga digital
video. DVI dapat menstream sampai 1920A~1200 HD video, atau dengan konektor dual-
link DVI anda bisa mensupport sampai 2560~1600 pixel.
c. HDMI (High Definition Multimedia Interface)
HDMI adalah kabel default pada HDTV, Blue-ray player, Apple TV, komputer dan video card
yang mensupport sampai 1920A~1200 HD video dan 8 chanel audio. Juga, mensupport
enkripsi HDCP pada beberapa HD content terkini.
d. SATA (Serial Advanced Technology Attachment)
SATA (Serial Advanced Technology Attachment), adalah sebuah antarmuka penyimpanan
untuk menghubungkan host bus adapter untuk perangkat penyimpanan massal seperti
hard disk drive dan optical drive. Serial ATA ini dirancang untuk menggantikan standar ATA
(AT Attachment) yang lebih tua (juga dikenal sebagai EIDE).

pg. 4
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

6. Teori Dasar Hub dan Switch


Untuk menghubungkan beberapa host dan membangun sebuah jaringan diperlukan suatu
perangkat jaringan yang mumpuni. Selain dibutuhkan media transmisi berupa kabel, dibutuhkan
pula perangkat yang dapat meneruskan setiap informasi ke host lain sehingga antar devais
dapat berkomunikasi satu sama lain. Perangkat yang awam digunakan untuk melakukan tugas
tersebut ialah hub dan switch.

a. Hub
Perangkat ini bekerja dengan meneruskan setiap bit informasi yang dikirimkan dari suatu
host ke semua host lain yang terhubung dengannya. Cara kerja seperti ini mengakibatkan
setiap host di jaringan harus berbagi bandwidth sehingga menurunkan kualitas jaringan.
Bila sebuah LAN dengan bandwidth 100-Mbps memiliki 10 host, maka kurang lebih setiap
host hanya memperoleh bandwidth 10-Mbps. Ditambah lagi, implementasi hub sering
mengakibatkan tingkat collision pada jaringan meningkat. Oleh karena itu, dewasa ini hub
tidak lazim dipakai pada jaringan besar namun tetap digunakan untuk beberapa
kebutuhan pada jaringan sederhana untuk kebutuhan yang sederhana pula seperti file
sharing dan printer sharing.
Semakin bertumbuhnya jaringan mengakibatkan hub tidak lagi memiliki kapabilitas yang
cukup untuk menghubungkan antar host. Adapun beberapa isu penting yang disebabkan
oleh implementasi hub antara lain:
1) Skalabilitas yang terbatas
Semakin banyak host yang terhubung pada hub akan semakin menurunkan
bandwidth yang diperoleh setiap host. Semakin banyak yang terhubung ke hub
akan semakin menurunkan kualitas jaringan.
2) Meningkatnya Latency
Latency adalah sejumlah waktu yang dibutuhkan oleh sinyal untuk mencapai
host tujuan. Menambah jarak antar media atau jumlah perangkat pada segmen
jaringan yang menggunakan hub akan meningkatkan latency. Latency yang tinggi
dapat mengakibatkan paket data gagal mencapai destinasi.
3) Meningkatnya jumlah Collision
Latency yang tinggi dapat menyebabkan komunikasi antar host terganggu dan
mengakibatkan masalah lain sepeti collision. Ini dikarenakan initial signal gagal
mencapai host yang lain sehingga menyebabkan antar host saling berkirim paket

pg. 5
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

dalam waktu yang bersamaan. Collision menyebabkan paket data hilang dan
host-host harus menunggu dalam waktu yang random untuk mentransmisikan
paket kembali.
4) Network Failure
Bila terdapat host yang menghasilkan traffic yang merugikan maka akan
memengaruhi komunikasi pada jaringan secara keseluruhan. Traffic yang
dimaksud merugikan ini dapat disebabkan oleh konfigurasi kecepatan ataufull-
duplexpada NIC yang tidak tepat.

b. Switch
Switch merupakan perangkat yang memiliki fungsi sama seperti hub. Namun tidak seperti
hub, switch lebih “cerdas” dan mampu meningkatkan kualitas jaringan secara signifikan.
Switch tidak mengirimkan setiap informasi ke semua host yang terhubung, melainkan
melakukan selective forwarding. Ini karena switch memiliki switch table yang berisi
informasi mengenai setiap devais yang terhubung sehingga setiap paket yang dikirimkan
akan diarahkan ke port dari MACaddress devais yang dituju.
Setiap pengiriman paket yang terjadi melalui switch adalah seolah-olah host pengirim
memiliki koneksi point-to-point dengan host tujuan. Dengan seperti ini setiap host dapat
memperoleh bandwidth secara keseluruhan dari jaringan tersebut. Oleh karena itu switch
dikatakan mampu memberikan dedicated bandwidth pada setiap devais yang terhubung.
Koneksi point-to-point tersebut sebenarnya tidak terjadi secara simultan. Switch mampu
melakukan buffer pada paket data yang akan dikirim dan akan mengirimkan paket data
ketika port yang dituju sedang pada kondisi idle. Pada saat tersebut switch sedang
melakukan store and forward. Ini dilakukan agar tidak terjadi collisionpada saat
pengiriman data dan memperbolehkan host untuk mentransmisi dan menerima data
secara bersamaan (full-duplex).
Berikut adalah operasi dasar yang dilakukan switch:
I. Learning
Switch memiliki switch table yang berisi informasi tentang MAC address setiap
host yang terhubung dengannya. Informasi tersebut didapat dari setiap frame
yang masuk ke switch yang kemudian “dipelajari” isinya, terutama MAC address
asal paket tersebut. Bila pada tabel belum memiliki MAC address yang ada pada
frame tersebut, maka informasi tersebut akan dimasukkan ke tabel dan
dipasangkan dengan port dimana frame tersebut masuk ke switch.

pg. 6
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

II. Aging
Informasi yang terdapat pada switch table diberikan penanda waktu (time
stamp). Dari mulai pertama kali informasi tersebut dimasukkan ke tabel, akan
ada prosedur penghitungan mundur time stamp. Bila time stamp mencapai 0,
informasi tersebut akan dibuang. Namun time stamp dapat diperbahui. Setiap
kali switch menerima paket dari MAC address, maka time stamp untuk informasi
dari MAC address tersebut akan diperbarui kembali ke nilai awal.
III. Flooding
Jika switch belum memiliki informasi mengenai MAC address tujuan dari suatu
frame, maka switch akan melakukan broadcast suatu frame ke semua port
kecuali port dimana frame yang akan dikirimkan itu berasal.
IV. Selective Forwarding
Selective forwarding berarti sebelum mengirimkan suatu frame, switch akan
mencari tahu MAC address tujuan frame tersebut dan meneruskannya ke port
dimana host yang memiliki MAC address tersebut terhubung (bila sudah terdapat
informasinya di switch table). Ini adalah perbedaan mendasar antara switch dan
hub yang langsung meneruskan frame ke semua port.
V. Filtering
Pada beberapa kondisi, frame tidak akan diteruskan oleh switch. Ini dapat terjadi
bila frame tersebut rusak dan gagal pada tes CRC (cyclic redudancy check).
Switch juga mampu melakukan tugas keamanan seperti melakukan blocking
pada frame yang berasal dari MAC address tertentu.

7. Mode Transmisi
Sebuah transmisi pada komunikasi antara dua mesin dapat terjadi dalam beberapa
bentuk berbeda. Transmisi data dapat digolongkan berdasarkan:
Arah dari pertukaran data

Jumlah bit yang dikirimkan secara simultan

Sinkronisasi antara transmitter dan receiver

Berdasarkan arah pertukaran data, mode transmisi dibagi menjadi tiga yaitu simplex, half-
duplex, dan full-duplex.

a. Simplex
Sebuah koneksi simplex merupakan komunikasi di mana data hanya mengalir pada satu
arah, dari transmitter menuju receiver. Pada mode ini tidak ada mekanisme agar
informasi dapat dikirimkan kembali ke pengirim.Tipe koneksi seperti ini bermanfaat jika

pg. 7
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

data yang ditransmisikan tidak perlu mengalir secara dua arah. Contoh dari komunikasi
simplex di antaranya adalah komunikasi antara keyboard dengan computer, atau
komunikasi pada sistem broadcast televisi.

b. Half-Duplex
Sistem half-duplex dapat mentransmisikan data pada kedua arah, namun hanya satu
arah pada satu waktu. Artinya, mode transmisi half-duplex dapat melakukan komunikasi
dua arah namun hanya mengizinkan transmisi satu arah pada satu waktu. Kedua divais
yang terhubung dapat mengirimkan dan menerima data namun tidak secara simultan.
Ketika divais A sedang mengirimkan data maka divais B hanya dapat menerima data dan
begitu juga sebaliknya.
Mode transmisi ini bisanya digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan rendah
yang biasanya terjadi pada koneksi dengan menggunakan analog circuit. Dengan adanya
proses pergantian pada arah komunikasi data, transmisi data pada mode ini memerlukan
waktu yang lebih lama dibandingkan mode transmisi lainnya. Contoh penggunaan mode
ini adalah walkie talkie dan komunikasi pada modem.

pg. 8
NETWORK LABORATORY
Electrical Engineering Department, 2nd floor
University of Indonesia
Depok. 16424

c. Full-duplex
Pada mode full-duplex, transmisi data dapat dilakukan secara bersamaan pada kedua arah.
Kedua divais yang terhubung dapat mengirim dan menerima data pada saat yang bersamaan,
yang artinya bandwidth yang tersedia dibagi dua untuk masing-masing arah transmisi data
jika media transmisi yang sama digunakan untuk tranmisi data pada kedua arah. Contoh dari
penerapan mode full-duplex adalah jaringan telepon di mana kedua orang yang sedang
menelpon dapat berbicara dan mendengarkan pada satu waktu.

Anda mungkin juga menyukai