Makalah Ilmu Dakwah Sejarah Perkembangan
Makalah Ilmu Dakwah Sejarah Perkembangan
Sejarah Perkembangan
Ilmu Dakwah
Oleh:
1. Annisaa Ayuriska
2. Maizal Ferdi Efsya
3. Ulfa Khairun Nisa
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Makalah ini dengan judul “Sejarah Perkembangan Ilmu Dakwah” dibuat untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Dakwah.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya milik Allah dan mengingat
keterbatasan ilmu yang ada. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi terujudnya kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kepada Allah swt. Kami mohon ampun, semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca maupun penulis
sendiri.
B. Permasalahan
Dengan tujuan untuk mengetetahui :
1. Sejarah dari Ilmu Dakwah
2. Urgensi Ilmu Dakwah
3. Sejarah Pemikiran Dakwah
4. Perkembangan Ilmu Dakwah di Indonesia
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU DAKWAH
A. Sejarah Ilmu Dakwah
Sama seperti ilmu-ilmu yang lainnya ilmu dakwah sendiri memiliki sejarah pemikirannya
sendiri,dan juga tahap-tahap perkembangannya. Ilmu dakwah sendiri juga tak bisa dipisahkan
dari sejarah itu sendiri.
Sebenarnya dakwah itu sudah dimulai bahkan sejak dari jaman kenabian, mulai dari nabi
adam hingga kepada nabi terakhir, Muhammad saw. Secara garis besar perkembangan ilmu
dakwah dibagi secara berikut :
1. Tahap Konvensional
Tahap konvensional ditandai dengan aktivitas dakwah sebagai kewajiban
setiap muslim terhadap agamanya. Yakni masih dalam bentuk kegiatan
kemanusiaan yang berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan
mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara konvensional, artinya dalam
pelaksanaanya belum mendasar pada metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan
pengalaman perorangan. Oleh karena itu tahapan ini juga disebut dengan
tahapan tradisional. Menurut Amrullah Ahmad, pola dakwah pada periode ini
didominasi oleh kesadaran amaliah (beribadah) , bukan konsep ilmiah
meskipun faktanya telah banyak ulama yang menulis tentang dakwah dan
amar ma’ruf nahi mungkar seperti Imam Ghazali dan tokoh semasanya,
namun itu belum utuh dan baru sebatas embrio bagi munculnya Ilmu Dakwah.
2. Tahap sistematis
Tahap ini merupakan pertengahan antara tahap konvensional dan tahap
berikutnya, yaitu tahap ilmiah. Pada tahap ini , dakwah yang ada dalam tahap
konvesional diatas sudah dibicarakan secara khusus oleh berapa kalangan,
sehingga muncul beberapa literature yang secara khusus membahas dakwah.
Selain itu, tahap ini juga ditandai dengan adanya perhatian masyarakat yang
lebih luas terhadap permasalahan dakwah islam. Hal ini dapat dilihat dengan
meningkatnya penyelanggaraan seminar dan diskusi. Dan pertemuan-
pertemuan ilmiah lainnya yang secara khusus membicarakan masalah yang
berkenaan dengan dakwah.
3. Tahap Sistematis
Pada tahap ini, dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan dan
telah memenuhi beberapa persaratan pokoknya, yaitu, objektif, metodik,
universal, dan sistematis. Ini adalah berkat jasa para ulama dan para sarjana
muslim yang telah mengkaji secara serius, baik dalam penelitian lapangan
maupun penelitian keperpustakaan. Kajian mereka menghasilkan teori-teori
dakwah. Dengan teori yang kuat, masyarakat mendirikan sarana dan prasarana
pengembangannya melalui institusi perguruan tinggi, yaitu dengan adanya
jurusan-jurusan yang berkonsentrasi terhadap dakwah.
Pada awal abad ke-20, pemikiran dakwah mulai dirintis menjadi disiplin ilmu
pengetahuan. Pada tahun 1912 di Kairo telah didirikan sebuah lembaga yang bernama Dar al
Da’wah wa al-Irsyad untuk mengahadang gerakan Kristenisasi. Lembaga ini kemudian
ditutup karena perang dunia II. Tahun 1918, Syekh ‘Ali Mahfuzh disebut sebagai peletak
dasar terciptanya Ilmu Dakwah dengan penerbitan kitabnya, Hidayah al-Mursyidin ila
Thuruq al-Wa’zh wa al-Khithabah (Petunjuk bagi Orang-orang yang Mendapat Petunjuk
Menuju Teknik Pemberian Nasihat). Di Indonesia, keberadaan ilmu dakwah tidak bisa lepas
dari lembaga pendidikan yang mencetak pendakwah seperti madarasah, pesantren, dan
perguruan tinggi agama islam di Indonesia. Sejak Islam masuk ke Indonesia, para Ulama dan
Sultan telah memikirkan cara untuk menyebarkan Islam secara efektif, mulai dari dayah
sebagai lembaga kader pendakwah, pesantren-pesanteren hingga perguruan tinggi agama
islam di Indonesia dengan Ilmu Dakwah yang telah menjadi fakultas tersendiri, sehingga
Ilmu Dakwah dapat dikembangkan secara leluasa hingga saat ini.
Ali Aziz, Moh. Prof. Dr. M.Ag. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2004
Ali Aziz, Moh. Prof. Dr. M.Ag. Ilmu Dakwah edisi Revisi, Jakarta: Kencana, 2009
Saputra, Wahidin, Drs. M.A. Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali pers, 2012
http://ariftotalonesis.wordpress.com/2014/01/12/sejarah-perkembangan-ilmu-dakwah