Andalisa LBM 1 SKN
Andalisa LBM 1 SKN
30101206563
SGD 10
LBM 1
Outbreak
STEP 7
Timmreck, C. and Schulz, M. (2004). Significant dust simulation differences in nudged and
climatological operation mode of the AGCM ECHAM. Journal of Geophysical Research
109: doi: 10.1029/2003JD004381. issn: 0148-0227.
http://earthref.org/ERR/82592/
Sumber data
Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari data yang
kita kumpulkan kita dapat ketahui apakah data yang dikumpulkan adalah data primer
atau data sekunder
Sumber data primer :
Sumber data terletak di masyarakat yang dapat dilakukan dengan cara :
a. Survey epidemiologi
b. Pengamatan epidemiologi
c. Penyaringan
Sumber data sekunder :
a. Sarana pelayanan kesehatan, misalnya :
· Rumah sakit
· Puskesmas
· Balai pengobatan
b. Instansi yang berhubungan dengan kesehatan
· Departemen Kesehatan
· Dinas Kesehatan
· Biro pusat statistik
c. Absensi
· Sekolah
· Industri
· Perusahaan
d. Secara internasional, data epidemiologi yang berasal dari WHO, seperti ;
· Population and vital statistics report
· Population bulletin
· Epidemiological report
Metode Pengumpulan data
Setelah ditemukan sumber adat yang digunakan kemudian dilakukan pengumpulan
data. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai metode
a. Mengumpulkan data dari catatan medik di sarana kesehatan atau instansi yang
berhubungan dengan kesehatan
Cara ini mempunyai keuntungan, yaitu mudah dilakukan, membutuhkan waktu
dan biaya yang relatif kecil. Kelemahannya sering ditemukan data yang tidak
lengkap
b. Pengumpulan data dilakukan dengan survei
Dengan cara ini data yang dikumpulkan adalah data primer, dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan kita. Akan tetapi membutuhkan tenaga, waktu dan
biaya yang cukup besar.
Cara mana yang akan dipergunkan tergantung kebutuhan kita, akan tepapi apabila
data yang dibutuhkan sangat penting, seperti KLB maka dilakukan pengumpulan
data primer. Disamping pengumpulan data kuantitatif, dapat pula dilakukan data
kualitatif dengan metode diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam
Teknik Pengumpulan data
Secara garis besar, pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik ;
a. Wawancara
b. Angket
c. Observasi
d. Pemeriksaan
Host Agent
environment
7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun
2010 adalah :
Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya
Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama
Penanggulangan KLB
ELIMINASI RESERVOIR (SUMBER PENYAKIT)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan
dengan:
Mengisolasi penderita (pasien) yaitu menempatkan pasien ditempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain
untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama misalnya karantina untuk
penderita kusta.
MEMUTUS MATA RANTAI PENULARAN
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan
usaha untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
MELINDUNGI ORANG-ORANG (KELOMPOK) YANG RENTAN.
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap
penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu perlindungan khusus
(spesific protection) dengan imunisasi, baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-
obat prophylacsis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, menengitis dan
desentri baksilus.
Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada
anak tersebut. Oleh sebab itu meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan
usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.
(Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip
Dasar. Penerbit Rineka Cipta
Riwayat Alamiah suatu penyakit pada umunya melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu dalam keadaan normal / sehat tetapi mereka
pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oelh serangan agen
penyakit (stage of susseptibility). Walaupun demikian pada tahap ini
sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. tetapi
interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada
diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas,
siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya
”lengah” ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas, ditambah dgn
kondisi lingkungan yg kurang mengguntungkan penjamu, maka keadaan
segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki
fase berikutnya, tahap patogenesis.
Tahap patogenesis
meliputi 4 sub tahap yaitu :
o Tahap Inkubasi
tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya
bibit penyakit ke dalam tubuh yg peka terhadap penyebab penyakit,
sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara
satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuantentang
lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagao
pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi
diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan
pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis
penyakitnya.
o Tahap Dini
Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yg
kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan
karena sudag ada gangguan patologis (pathologic changes), walaupun
penyakit masih dlm masa subklinik (stage of subclinical disease).
Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis
dapat ditegakkan secara dini.
o Tahap Lanjut
Merupakan tahap dimana penyakit bertambah jelas dan
mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya
(Stage of Clinical Disease) Pada tahap ini penyakit sudah
menunjukkan gejala dan kelainan klinik yg jelas, sehingga diagnosis
sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis
ditegakkan, diperlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari
akibat lanjut yang kurang baik.
o Tahap akhir
Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam 5 pilihan
keadaan, yaitu:
Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang, dan tubuh
menjadi pulih, sehat kembali.
Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang
penyakit sudah tidak ada, ettapi tubuh tdk pulih sepenuhnya,
meninggalkan bekas gangguan ug permanen berupa cacat
Karier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun bibit
penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan
gangguan penyakit
Penyakit tetap berlangsung secara kronik
Berakhir dengan kematian
Tahap pasca patogenesis, yg dapat berlanjut menjadi beberapa kemungkinan
berupa :
o Sembuh
o Perlangsungan kronik
o Cacat
o Mati
Pengantar Epidemiologi.M. N. Bustan. Rineka Cipta, Jakarta. 1997