Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA

“MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL”

DOSEN PENGAMPU : Drs. Yushar, M.Si


D
I
S
U
S
U
N
OLEH : KELOMPOK 3

ADITYA PUTRA SANJAYA : 4182121001

EKA SAFITRI : 4181121023

STEPHANI SISILIA SEMBIRING : 4183121024

TASYA PASARIBU : 4182121013

YANSEN HUTAPEA : 4183321009

KELAS FISIKA DIK B 2018 PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-NYA kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun sebagai salah satu untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

Terima kasih kepada Bapak dosen yang telah memberikan tugas ini karena dengan adanya
tugas ini kami dapat mencari informasi yang menambah pengetahuan yang dalam hal ini mengenai
Manusia Sebagai Individu Dan Makhluk Sosial. Makalah ini kami susun dengan segala
kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini tentunya belum sempurna dan masih banyak kesalahan.

Oleh sebab itu, kami sangatlah mengharapkan kritikan maupun saran mengenai makalah
ini agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membaca. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.

Medan, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah 4


B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4

Bab II Pembahasan
PERADABAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT .................................................................................. 5

B. MASYARAKAT DI INDONESIA ................................................................................ 5

C. URBANISASI DAN URBANISME .............................................................................. 5

D. INTERAKSI SOSIAL .................................................................................................... 6

E. PROSES SOSIAL ........................................................................................................... 6

F. STRATIFUKASI SOSIAL ............................................................................................. 7

G. MOBILITAS SOSIAL .................................................................................................... 7

Bab III Penutup

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8

B. Saran ............................................................................................................................... 8

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi, sedangkan disisi lain

dipandang sebagai makhluk sosial. Paham individualisme memandang bahwa manusia semata-

mata sebagai makhluk pribadi dengan mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial.

Sebaliknya, pandangan sosialisme, menyatakan manusia adalah makhluk sosial. Pandangan

kita bangsa Indonesia menyatakan bahwa manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk

sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan berinteraksi dengan manusia lain dalam wujud

interaksi sosial. Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia akan menghadapi dilema dalam

kerangka pemenuhan kebutuhan antara kepentingan diri dan kepentingan masyarakat.

Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya bermakna

kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang khas dengan corak kepribadiannya,

termasuk kemampuan kecakapannya. Dengan demikian, manusia sebagai individu merupakan

pribadi yang terpisah, berbeda dari pribadi lain. Manusia sebagai makhluk individu adalah

manusia sebagai perseorangan yang memiliki sifat sendiri-sendiri. Manusia sebagai individu

adalah bersifat nyata, berbeda dengan manusia lain dan sebagai pribadi dengan ciri khas

tertentu yang berupaya merealisasikan potensi dirinya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial?

2. Apa saja fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial?

3. Apa saja dinamika interaksi sosial?


C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

2. Mengetahui fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial.

3. Mengetahui macam-macam dinamika interaksi sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT

Istilah masyarakat berhubungan dengan banyak faktor. Beberapa sarjana telah memberikan definisi
tentang masyarakat atau Society, tetapi belum juga menjelaskan seluruh fenomenanya. Mac iver memahami
masyarakat sebagai suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari sisi wewenang, dari sisi kerjasama antara
berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan kebebasan manusia.
Selo Soemardjan berpendapat bahwa masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan. Beberapa unsur sebagai pendukung pengertian tentang masyarakat dapat diuraikan sebagai
berikut :

1. Manusia hidup bersama

Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan
beberapa jumlah manusia yang harus ada akan tetapi Secara teoritis angka minimalnya adalah 2 orang
yang hidup bersama.

2. Bercampur dalam waktu yang cukup lama

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan lainnya.

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama sistem kehidupan bersama yang menimbulkan
kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait satu dengan lainnya

Berdasarkan pengertian tersebut, maka sejak lahir sampai meninggal manusia sebagai individu selalu
terikat dengan apa yang dinamakan masyarakat dan mencari nafkah serta menerima pengaruh dari
lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Setiap orang berada akan mengenal orang lain dan juga dirinya
sendiri, sebagai anggota masyarakat. Kepentingan yang melekat pada diri masing-masing menjadi dasar
interaksi sosial yang mewujudkan masyarakat sebagai wadahnya.

B. MASYARAKAT DI INDONESIA

Masyarakat Indonesia tidak hanya digolongkan berdasarkan kesatuan-kesatuan sosial suku bangsa,
tetapi juga dalam kesatuan-kesatuan sosial kota dan desa. Penggolongan ini disebabkan adanya perbedaan
struktur antara keduanya. Apabila dibandingkan, struktur daerah perkotaan jauh berbeda dengan struktur
daerah pedesaan, terutama pada persoalan pemusatan dengan persebaran kegiatan sosial politik dan
ekonominya.

Hidup di lingkungan sosialnya, masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan menghadapi


berbagai masalah sosial yang terwujud sebagai hasil kebudayaannya yang khas, sebagai akibat dari saling
berhubungan antara sesamanya dan juga hasil dari tingkah laku mereka. Dengan suatu daerah yang berbeda,
sifat sifat serta ciri-ciri kehidupan masyarakat kota dan desa menunjukkan banyak perbedaan. Perbedaan-
perbedaan tersebut jelas dapat dilihat dari tingkat kompleksitas kebudayaan masing-masing, yang tercermin
dalam berbagai sistem, organisasi, struktur serta tindakan dan tingkah laku sosial para warganya.

C. URBANISASI DAN URBANISME

Urbanisasi adalah suatu proses perpindahannya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dibuktikan
bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan (Soekanto, 1982 134).

Hampir tidak ada negara di dunia yang tidak sulit melanjutkan proses urbanisasi. lebih-lebíh lagi negara
agraris masih terbelakang Kelebihan yang penduduk di beberapa negara agraris, berpangkal pada.
Rendahnya tingkat produksi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Arus perpindahan dari
desa ke kota biasanya di pandang sebagai salah satu faktor penyebab utama yang menjadi dasar proses
urbanisasi. Salah satu faktor tersebut adalah faktor yang disebut sebagai faktor pendorong (faktor penarik)
adalah kemiskinan di desa-desa "(Soekadijo, 1980 226).

Penyebab lain dari urbanisasi adalah karena kaum muda di pedesaan keterikatan pada adat istiadat yang
ketat dan peluang menambah pengetahuan paling tidak ada di desa. Pada sisi lain di wilayah scmakin
tumbuh kondisi-kondisi tertentu yang menjadi faktor semakin bertambahnya proses urbanisasi tersebut.
Urbanisme yang terlanpau meningkat mengakibatkan timbulnya berbagai keadaan yang daapat merugikan
bagi kota sendiri. Pengaruh yang berbondong-bondongnya masyarakat pedesaan mencari pekerjaan di
kota menarik kekecewaan besar karena jumlahnya yang besar itu akan dapat menimbukan persaingan
antar sesamanya ditambah dengan persaingan yang bersumber dari kalangan warga itu sendiri.
D. INTERAKSI SOSIAL

Manusia yang berbicara dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dalam
suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apa bila manusia dalam hal ini
orang perorangan atau kelompok- kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan lain sebagainya
untuk tujuanbersama menghindari persaingan, pertikaian, dan lain-lain. Maka dapat dikatakkan bahwa
interaksi sosial adalah proses-sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Dengan demikian dapat dikatakan proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemuan dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk
hubungan tersebut atau menentukan apa yang akan dilakukan apabila ada perubhaan perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola pola kehidupan yang telah ada.

E. PROSES SOSIAL

proses sosial terdiri dari serentetan kegiatan yang saling menyambung dan berakhir pada suatu ujung yang
merupakan hasil dari proses itu. Pemrosesan sosial dialami oleh nilai-nilai sosial seperti telah dikatakan
dimuka. Sejumlah proses sosial didasariah disebut kooperasi, asimilasi, konflik, koperasi dan persaingan

proses sosial mengandung unsur dinamika artinya di dalam proses terdapat berbagai keadaan nilai sosial
yang sedang diproses mulai dari nilai yang belum sempurna sampai situasi yang lebih mantap atau
sebaliknya. Misalnya nilai kesatuan bangsa Indonesia tidak akan terwujud secara lengkap dan mulus
hanya dengan suatu usaha bersama dari semua golongan dan suku yang berada di nusantara. Untuk
memperoleh hasil kesatuan yang memuaskan di perlunya berkali-kali kerjasama yang berharap dan
bertingkat misalnya dari tahap pembangunan satu ke tahap pembangunan lainnya.

2.6 Proses Sosial

Proses sosial terdiri dari serentetan kegiatan yang saling menyambung dan berakhir pada
suatu ujung yang merupakan hasil dari proses itu. Pemrosesan sosial dialami oleh nilai-nilai sosial
seperti yang telah dikatakan di muka. Sejumlah proses sosial dasariah disebut kooperasi, asimilasi,
konflik, oposisi, dan persaingan. Proses sosial mengikuti pola tingkah laku tersendiri. Orang yang
terlibat dalam proses sosial (misalnya bersaing) tidak mengikuti pola sopan santun yang menuntut
kedudukan dan peranan.

Pada umumnya para ahli sosiologi mengklasifikaisikan bentuk proses social menjadi dua yaitu :
proses social yang bersifat menggabungkan (associative processes) dan proses social yang bersifat
menceraikan (dissociative processes).

Dalam proses menggabungkan terdiri dari beberapa cirri yaitu ,akomodasi,asimilasi dan
kerjasama. Dalam proses menceraikan ada beberapa bentuk proses social yang memisahkan
yaitu,persaingan,kontraversi dan pertentangan.
F. STRAFIKASI SOSIAL

Pelapisan sosial (social stratification) terjadi di dalam masyarakat apabila sejumlah orang
memiliki status yang sama menurut penilaian sosial dalam suatu jenjang tertentu. Lapisan
masyarakat ini dalam kajian ilmu sosial biasanya digambarkan dalam bentuk kerucut atau
piramida. Ada dua jenis stratifikasi yaitu terbuka dan tertutup. Dikatakan terbuka apabila dalam
suatu golongan anggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk berpindah ke kelompok
yang lebih rendah atau sebaliknya. Tertutup dikatakan apabila kemungkinan pindah seorang
anggota kelompok dari golongan yang satu ke golongan yang lain kecil sekali, sebab biasanya
system ini didasarkan atas keturunan.

G. MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial diartikan sebagai gerak dalam struktur sosial masyarakat yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi kelompok sosial. Tipe-tipe mobilitas sosial ada dua macam yaitu
mobilitas horizontal dan vertical. Mobilitas horizontal dimaksudkan dengan suatu peralihan
individu atau obyek sosial dari satu posisi ke posisi lainnya. Sedangkan vertical dimaksudkan
sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari satu kedudukan ke kedudukan lainnya yang
tidak sederajat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai individu, ia mempunyai

kemampuan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Sebagai makhluk individu,

manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari masalah yang menyusahkan. Untuk

itu manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan

rohani yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.

Manusia hidup sebagai makhuk individu semata-mata tidak mungkin tanpa bersosialisasi

dengan manusia lainnya dan manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama

manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup

menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan manusia lainnya.

B. Saran
Kami sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun utnuk penulisan makalah selanjutnya agar menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen ISBD Unimed,. 2019. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Medan: Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai