Anda di halaman 1dari 10

Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin

(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)

EKSISTENSI RUMAH TRADISIONAL BANJAR


SEBAGAI IDENTITAS KAWASAN BERSEJARAH
DI KELURAHAN KUIN UTARA, BANJARMASIN
(Banjar Traditional House Existence as Historical Region Identity
in North Kuin-Banjarmasin)

Dahliani
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Jl. Ahmad Yani KM 37 Banjarbaru
Abstrak
Kuin Utara merupakan kawasan bersejarah cikal bakal berdirinya kota Banjarmasin. Bukti fisik sebagai
kawasan kota lama adalah terdapatnya rumah-rumah tradisional Banjar yang keberadaannya tenggelam
diantara rumah-rumah yang dominasi bertipekan rumah masa kini. Hal ini dapat mengakibatkan pudarnya
kekhasan fisik sebagai identitas kawasan bersejarah, sehingga perlu upaya untuk tetap menjaga eksistensi
rumah tradisional Banjar agar tidak punah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
menganalisa data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tradisional
Banjar yang tersisa di kawasan ini sebanyak 14 buah. Upaya yang dilakukan untuk melestarikan bentuk
bangunan bercirikan rumah tradisional Banjar adalah dengan cara rehabilitasi bagi rumah tradisional yang
sebagian rusak dan sudah dimodifikasi sebagian serta cara rekonstruksi bagi rumah yang tidak bercirikan
tradisional. Dengan cara seperti ini diharapkan eksistensi rumah tradisional Banjar dapat terjaga dan identitas
kawasan bersejarah dapat diwujudkan.
Kata Kunci : rumah tradisional Banjar, identitas kawasan

PENDAHULUAN dan ada juga yang tidak terpelihara.


Latar Belakang Perkembangan permukiman yang lebih
mengarah ke bentuk rumah masa kini,
Kuin Utara merupakan kawasan bersejarah mengakibatkan bentuk rumah tradisional
cikal bakal tumbuhnya kota Banjarmasin. Di Banjar mulai pudar. Seperti yang diungkapkan
daerah ini berdiri kerajaan Banjar yang oleh Sidharta (1989), bahwa bilamana
pertama yaitu kerajaan Banjarmasih yang bangunan bersejarah tidak dilestarikan,
berkembang menjadi bandar perdagangan dikuatirkan pada suatu saat nanti generasi
karena wilayahnya yang berada di muara mendatang tidak akan dapat lagi melihat
sungai Barito. Di kawasan ini terdapat simbol- sejarah dalam lingkungan binaan sebagai
simbol penting yang mempunyai makna identitasnya.
sejarah dan ditetapkan sebagai benda cagar
budaya, yaitu mesjid Sultan Suriansyah dan Identitas bisa diproduksi melalui representasi
makam Sultan Suriansyah. Selain kedua simbol yang merupakan sebuah sistem simbolik.
sejarah tersebut, terdapat pula beberapa buah Identitas mampu menampilkan watak,
rumah yang bertipekan rumah tradisional karakteristik kebudayaan, menumbuhkan rasa
Banjar sebagai bukti fisik kawasan bersejarah. cinta dan memperkuat rasa kebanggaan
terhadap kota yang ditinggali dan ditempati.
Proses pertumbuhan kawasan yang bernilai Apabila sebuah kawasan memiliki identitas,
sejarah dan budaya perlu diwaspadai. Apabila maka dapat dijadikan sebagai tanda-tanda jati
tidak ada perencanaan dan pengelolaan yang diri yang dapat membedakannya dengan
matang, serta pengendalian terhadap kawasan yang lain. Identitas fisik sebuah
pertumbuhan pemukiman, maka akan kawasan dapat dilihat nyata, salah satunya
mengakibatkan hilangnya daya tarik kawasan berupa bangunan sebagai kawasan hunian.
bersejarah., apalagi jika rumah tradisional
yang tersisa ada yang terpelihara dengan baik

1
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014

Kawasan Kuin ini merupakan kawasan Bubungan Tinggi, Gajah Baliku, Gajah
bersejarah, sehingga sungguh Manyusu, Balai Laki, Balai Bini, Palimasan,
memprihatinkan bila warisan budaya berupa Palimbangan, Cacak Burung (Anjung Surung),
fisik bangunan mulai memudar dan tidak Tadah Alas, Joglo dan Lanting.
dilestarikan. Oleh karena itu maka dilakukan
studi terhadap eksistensi rumah tradisional Bangunan rumah tradisional Banjar terbukti
Banjar sebagai salah satu bukti fisik identitas mengacu pada kondisi geografi dan
kawasan bersejarah dan upaya-upaya yang lingkungan. Hal ini terlihat dari bentuk atap
dapat dilakukan untuk melestarikannya. pelana yang tinggi dan curam sangat cocok
untuk iklim tropis lembab, dan struktur rumah
Tinjauan Pustaka panggung sesuai dengan tapak di tepi sungai
dan lahan rawa.
a. Rumah Tradisional Banjar
b. Perubahan Bentuk Bangunan
“Rumah tradisional” dapat diartikan sebuah
rumah yang dibangun dengan cara yang sama Dengan berjalannya waktu, rumah akan
beberapa generasi (Rapoport, 1969). Selain itu mengalami perubahan. Proses perubahan
dalam sumber yang sama dan didukung oleh rumah dapat dilihat dari dua sudut pandang
Waterson (1993) diungkapkan bahwa rumah (Turner, 1972), yaitu:
tradisional beradaptasi dengan iklim
setempat, geografi dan lingkungan dalam hal 1. Proses transformasi rumah, yaitu
penggunaan material dan konstruksinya. perubahan yang dilakukan melalui proses:

Ciri utama rumah tradisional Banjar disamping a. Ekspansi/tumbuh, yaitu mengadakan


terlihat dari bentuk atapnya adalah pola ruang perluasan keluar
yang memiliki anjung di kiri kanan, dengan b. Subdivisi, yaitu memperbanyak ruang
pintu kembar pada tawing halat. Bentuk melalui pembagian dalam rumah
rumah panggung dengan ketinggian tiang (misalnya membuat dinding penyekat)
lebih dari 2 m menyesuaikan dengan kondisi c. Penyempurnaan, yaitu mengubah
lahan setempat.. Menurut Seman (2001), ciri- rumah yang berkaitan degan
ciri umum rumah tradisional Banjar peningkatan kenyamanan huni
berdasarkan bangunan-bangunan rumah yang (misalnya penggantian bahan)
masih ada adalah sebagai berikut: 2. Proses perbaikan rumah, yaitu perubahan
yang dilakukan melalui proses:
a. Bahan konstruksi dari kayu.
b. Rumah panggung. a. Perombakan rumah, yaitu perubahan
c. Bangunan rumah bersifat simetris. struktur fisik rumah secara total
d. Bangunan memiliki anjung di samping (bentuk dan ruang).
kiri dan kanan dengan posisi agak ke b. Penggantian bahan secara menyeluruh
belakang. (lantai, dinding, atap) tanpa mengubah
e. Bahan atap rumah dari sirap atau jenis dan jumlah elemen rumah, luas
daun rumbia. rumah, jumlah ruang dan bentuk
f. Memiliki tangga di bagian depan dan rumah/ruang.
di bagian belakang dengan jumlah c. Penggantian bahan pada sebagian
anak tangga ganjil. elemen rumah tanpa mengubah jenis
g. Memiliki dua buah pintu di bagian dan jumlah elemen rumah, luas rumah,
depan dan di bagian belakang. jumlah ruang dan bentuk rumah/ruang.
h. Terdapat “tawing halat” (dinding Yang menjadi subjek perubahan pada
pembatas) dengan pintu kembar. bangunan adalah ruang dan bentuk bangunan.
Bagian-bagian rumah yang sering mengalami
Terdapat 11 (sebelas) tipe rumah yang perubahan, antara lain :
bercirikan arsitektur tradisional Banjar, yaitu
2
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin
(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)

a. Dinding luar, pintu, jendela dan elemen mengetahui keberadaan rumah tradisional
pada fasade akibat pengaruh dan perubahannya yang dilakukan oleh
“modernisasi” maupun kebutuhan privasi penghuni rumah. Pengambilan sampel
b. Fungsi dan besaran ruang serta tata letak dilakukan secara acak sebanyak 10% dari
ruang akibat kebutuhan untuk usaha jumlah populasi, karena diketahui bahwa
maupun kebutuhan privasi penduduk di kawasan studi ini bersifat
c. Ketradisionalan atau koefisien dasar homogen yang sebagian besar merupakan
bangunan akibat perkembangan keluarga keturunan asli Kuin yang tercermin dari ikatan
maupun kebutuhan ekonomi kekerabatan yang erat antara rumah yang satu
d. Bahan/material bangunan akibat pengaruh dengan yang lainnya (antar tetangga
modernisasi. berkeluarga) (Tharziansyah, 2002). Dari data
c. Upaya Konservasi Bangunan primer dan sekunder yang telah didapat
dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif.
Seperti yang dikemukakan oleh Budihardjo Dengan metode penelitian ini diharapkan
(1997) upaya konservasi bangunan dan dapat menyelesaikan permasalahan penelitian
lingkungan bersejarah untuk menangkal yang berkaitan dengan eksistensi rumah
terkikisnya identitas kota antara lain dapat tradisional banjar sebagai identitas kawasan
dilakukan dengan memberikan fungsi baru bersejarah.
pada bangunan kuno, mempertahankan
fasade dan konservasi berswadaya yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan untuk pelestarian arsitektur
tradisional yang masih berfungsi dengan baik a. Rumah Tradisional Banjar
dan ditempati oleh penghuni atau pemiliknya.
Berdasarkan pengamatan lapangan,
Aktifitas komersial seperti rumah makan khas
dikawasan studi terdapat 3 (tiga) bentuk
daerah, toko cenderamata, pasar seni, dan
bangunan yang berkembang sesuai masanya,
pusat kerajinan lokal akan menghasilkan
yaitu:
keuntungan.
a. Rumah yang berbentuk rumah
Begitu pula yang dikatakan oleh Silas (1996) tradisional Banjar, dari bangunan yang
bahwa untuk menonjolkan kekhasan fisik tersisa diperkirakan mulai tumbuh
kawasan dapat dilakukan dengan membuat sejak akhir abad ke-19 (sebanyak
bentuk rumah yang diusahakan kembali seasli 1,52%).
mungkin. Berdasarkan teori ini, maka b. Rumah yang ada pengaruh kolonial,
diupayakan untuk melestarikan bangunan yang mulai berkembang antara tahun
yang bercirikan rumah tradisional sebagai 1930-1960 (sebanyak 1,85%).
tujuan wisata dengan menambahkan fungsi c. Rumah masa kini, yang mulai
baru ke dalamnya sehingga dapat berkembang sejak tahun 1970 dengan
memberikan penghasilan bagi pemiliknya bentuk semi permanen (95,11%) dan
maupun masyarakat yang ada di sekitarnya. permanen (1,52%).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah


metode deskriptif untuk menggambarkan
keberadaan rumah tradisional Banjar di
kawasan bersejarah kota Banjarmasin. Lokasi
penelitian di sepanjang jalan Kuin Utara
Gambar 1. Bentuk rumah yang ada pengaruh
sebagai koridor utama kawasan. Data diambil kolonial
dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan dan wawancara kepada responden
dengan dilengkapi kuesioner untuk

3
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014

dengan kondisi dapat


masih baik dan dihuni di
kurang baik bagian
palidangan
, anjung
kiri dan
kanan,
serta
padapuran
Gambar 2.Bentuk rumah masa kini yang . Usia +
berkembang di kawasan studi 130 th,
terletak di
RT 8
Di kelurahan Kuin Utara ini masih terdapat
2. Tipe Gajah C. Bentuk
beberapa rumah yang bercirikan rumah Manyusu atap
tradisional Banjar. Rumah tradisional yang Di kawasan mengikuti
tersisa di koridor jalan Kuin Utara ini ada yang studi terdapat 2 tipe gajah
masih dalam kondisi baik dan ada pula dalam buah menyusu
tapi pola
kondisi yang memprihatinkan. Bentuknya ada denahnya
yang masih belum ada perubahan dan ada tidak,
pula yang sudah dimodifikasi. Rumah karena
tradisional Banjar ini, seluruhnya berada di fungsi
asalnya
darat dengan orientasi ke arah sungai dan
sebagai
memiliki halaman yang luas. gudang,
bukan
Berdasarkan hasil survey lapangan, rumah tempat
tradisional yang masih terdapat di kelurahan tinggal.
Kuin Utara ini dapat dilihat pada tabel 1 dan Kondisi
bangunan
gambar 1 berikut:
sudah
rusak dan
tidak
NO TIPE RUMAH KONDISI FOTO digunakan
1 2 3 4 lagi. Usia +
1 Tipe Bubungan A. Kondisi 100 th,
Tinggi kurang terletak di
Dikenal sebagai baik dan RT 2
Istana Sultan terdapat
Banjar. tambahan D. Kondisi
Bubungan dinding kurang
Tinggi di pada baik dan
kawasan ini bagian sudah
tidak depan dimodifika
menunjukkan (pelataran si pada
status ) ditutup bagian
pemiliknya dan depan
sebagai dijadikan yang
keturunan Raja warung berfungsi
(Sultan) (tempat sebagai
Kebanyakan berjualan). warung.
penduduk yang Usia + 100 Usia + 90
memiliki rumah th, th,
tradisional ini terletak di teerletak
adalah RT 2 di RT 4
pedagang yang B. Kondisi
kaya raya pada setengah
masanya dulu. rusak,
Di kawasan bangunan
studi terdapat yang
dua buah dapat
4
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin
(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)

1 2 3 4 lapuk. usia
3. Tipe Balai Bini E. Kondisi + 100 th,
Di kawasan masih baik terletak di
studi terdapat dengan RT 7
8 buah modifikasi J. Kondisi
pada setengah
bagian rusak.
tampak, Bagian
usia + 80 bangunan
th, yang
terletak di ditempati
RT 11 hanya
pada
bagian
F. Kondisi depan,
masih baik sedangkan
dengan bahian
modifikasi belakangn
pada ya sudah
bagian tidak
tampak, dapat
usia + 100 ditempati
th, lagi. Usia +
terletak di 120 th,
RT 9 terletak di
RT 2
G. Kondisi K. Kondisi
masih baik kurang
dengan baik
modifikasi dengan
pada modifikasi
bagian pada
tampak, bagian
usia + 90 tampak,
th, usia + 90
terletak di th,
RT 8 terletak di
H. Kondisi RT 9
masih baik
dengan L. Kondisi
modifikasi rusak.
pada Bangunan
bagian ini sudah
tampak, tidak
usia + 80 ditempati
th, lagi. usia +
terletak di 100 th,
RT 8 terletak di
RT 7
I. Kondisi
setengah
rusak.
Bangunan
ini sudah
tidak
ditempati
lagi karena
lantainya
banyak
yang
sudah

5
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014

1 2 3 4
4. Tipe Balai Laki M. Kondisi baik
Di kawasan dan sudah
studi dimodifikasi
terdapat 1 pada bagian
buah atap dan
tampak
bangunanny
a. Usianya +
80 tahun,
terletak di
RT 6

5. Tipe N. Kondisi
Palimbangan kurang baik
Di kawasan dengan
studi modifikasi
terdapat 1 pada bagian
buah tampak, usia
+ 90 th,
terletak di
RT 9

Rumah tipe balai bini Rumah tipe Rumah tipe balai bini Rumah tipe balai bini Rumah tipe gajah
dengan kondisi kurang bubungan tinggi dengan kondisi rusak dengan kondisi kurang manyusu dengan kondisi
baik dengan kondisi
baik kurang baik

Rumah tipe
balai bini
Rumah tipe bubungan
tinggi
Rumah tipe Balai Lakii
yang mengalami
modifikasi tampak

Rumah tipe Balai Rumah tipe balai


Bini yang
mengalami
sedikit modifikasi

Rumah tipe Rumah tipe Balai Bini yang Rumah tipe gajah
palimbangan mengalami sedikit menyusu dengan
modifikasi kondisi
6 memprihatinkan
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin
(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)

B. Perubahan Bentuk Bangunan Tabel 2. Cara mendapatkan rumah vs


perbaikan rumah
Berdasarkan eksisting terlihat bahwa bentuk Count
Perbaikan rumah
bangunan yang mempunyai ciri rumah ya tidak Total
tradional Banjar di sepanjang koridor jalan Cara Membuat sendiri 13 8 21
Mendapatkan Warisan orang tua 27 12 39
Kuin Utara terdapat 14 buah rumah dengan rumah Membeli dari orang lain 7 3 10
kondisi baik ataupun kurang baik bahkan Ikut orang tua 7 9 16
Sewa/kontrak 0 6 6
rusak. Kondisi rumah tradisional yang kurang Total 54 38 92
baik masih ditempati, walaupun kondisinya
memprihatinkan.
Pada tabel 2 terlihat bahwa yang paling
Bentuk rumah tradisional Banjar sebagian banyak melakukan perbaikan rumah adalah
besar berangsur punah, hal ini disebabkan responden yang mendapatkan rumah secara
karena: warisan dari orang tua (asalnya berbentuk
rumah tradisional).
1. Pemiliknya mengubah bentuk bangunan
yang dianggap mengikuti perkembangan Bagian rumah yang diperbaiki dapat dilihat
jaman. pada tabel 3 berikut:
2. Rumah tradisonal merupakan rumah
warisan yang kemudian dibagi-bagi dan Tabel 3. Cara mendapatkan rumah vs bagian
diwariskan pada anaknya. Pembagian rumah yang diperbaiki
rumah ini mengubah bentuk bangunan Count
Bagian rumah yg diperbaiki
secara total, bahkan ada yang asalnya satu mengubah
mengubah Mengubah mengubah tampak,
rumah sekarang menjadi 3 buah rumah. tampak
rumah
susunan
ruang
konstruksi
rumah
ruang dan
konstruksi Total
Cara Membuat sendiri
3. Tetapi ada pula bangunan yang dalam Mendapatkan Warisan orang tua
2
2
2
5
2
8
6
12
9
12
21
39
rumah Membeli dari orang lain 4 0 0 3 3 10
kondisi memprihatinkan karena tidak Ikut orang tua 5 0 1 1 9 16
Sewa/kontrak 0 0 0 0 6 6
diperbaiki, hal ini disebabkan: Total 13 7 11 22 39 92

a. Kondisi ekonomi keluarga yang


menempati sangat miskin.
b. Rumah yang ditempati merupakan hak Pada tabel 3 terlihat bahwa yang paling
orang banyak (banyak pewarisnya). banyak melakukan perbaikan rumah adalah
c. Bukan hak milik. responden yang mendapatkan rumah secara
warisan dari orang tua (asalnya berbentuk
rumah tradisional) dan melakukan perbaikan
Kondisi bentuk rumah di kawasan studi ini dengan mengubah tampak, ruang dan
lebih didominasi oleh rumah yang berbentuk konstruksi. Hal ini membuktikan keberadaan
masa kini sehingga keberadaan rumah rumah bercirikan rumah tradisional semakin
tradisional jadi tenggelam. Berkurangnya langka karena adanya pengaruh perubahan
bentuk rumah tradisional disebabkan karena bentuk bangunan. Dari kedua hasil crosstabs
adanya perubahan bentuk yang dilakukan oleh ini (tabel 2 dan 3) membuktikan bahwa bentuk
pemiliknya. Rumah yang ditempati oleh bangunan di kawasan studi sudah banyak
penduduk kebanyakan adalah rumah warisan. mengalami perubahan. Padahal bentuk
Pada asalnya berbentuk rumah tradisional bangunan adalah potensi yang dapat dijadikan
yang kemudian diperbaiki karena kualitas sebagai ciri khas permukiman sebagai
bahan yang memprihatinkan dan identitas kawasan yang menjadi daya tarik
menyesuaikan dengan kebutuhan penghuni pada kawasan bersejarah.
sekarang. Hubungan antara cara mendapatkan
rumah dan perbaikan rumah dapat dilihat Bentuk tampilan bangunan rumah yang
pada tabel 2 berikut: banyak terdapat di kawasan studi adalah
bentuk masa kini dengan tipe atap pelana.
Bahan bangunan yang digunakan masih
didominasi oleh kayu dengan bentuk rumah
7
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014

panggung, hanya beberapa buah dengan Upaya pelestarian rumah tradisional dapat
bahan dinding dari bata. pula dilakukan terhadap bangunan dengan
cara adaptive re-use (pemakaian baru) yaitu
C. Upaya Pelestarian Rumah Tradisional kegiatan pemanfaatan bangunan lama untuk
Banjar fungsi baru didasarkan atas pertimbangan
ekonomi, dalam upaya menyelamatkan
Bentuk bangunan yang memiliki ciri arsitektur
bangunan lama. Pada rumah tradisional dapat
rumah tradisional Banjar merupakan potensi
difungsikan sebagai rumah makan khas
khas fisik permukiman. Keberadaannya perlu
daerah, pusat kerajinan dan toko
dilestarikan agar tidak punah. Dalam upaya
cenderamata.
untuk melestarikan bentuk bangunan, maka
berdasarkan Piagam Burra dapat dilakukan hal Berkaitan dengan penggunaan bahan
sebagai berikut: bangunan terutama bahan atap dari sirap
(banyak digunakan oleh bangunan tradisional)
a. Pemugaran atau rehabilitasi, merupakan
keberadaannya sekarang ini sangat langka dan
upaya mengembalikan kondisi fisik
bahkan tidak dijual lagi dipasaran. Untuk
bangunan seperti semula dengan
upaya preservasi dan rehabilitasi, maka perlu
membuang elemen tambahan serta
adanya toleransi terhadap kondisi ini dan
memasang kembali elemen orisinil yang
perlu dicari bahan pengganti sintetis yang
telah hilang tanpa menggunakan bahan
bentuknya menyerupai bahan yang sudah
baru. Hal ini dilakukan terhadap rumah
langka tersebut.
tradisional Banjar yang sebagian rusak dan
sebagian mengalami modifikasi pada KESIMPULAN DAN SARAN
tampilan bangunannya.
b. Rekonstruksi (pembangunan ulang atau Identitas kawasan bersejarah dapat
penataan ulang) dapat diartikan sebagai diwujudkan melalui bentuk bangunan yang
upaya mengembalikan suatu tempat memiliki ciri-ciri arsitektur tradisional Banjar
semirip mungkin dengan keadaan semula dan usianya lebih dari 100 tahun sehingga
dengan menggunakan bahan lama atau layak untuk dilestarikan. Eksistensi rumah
baru. Hal ini dilakukan terhadap rumah tradisional di kawasan bersejarah mulai
yang bertipe masa kini, misalnya dengan memprihatinkan sehingga perlu adanya upaya
mengolah kembali tampilan bangunan pelestarian untuk menjaga keberadaannya
yang menyerupai tipe rumah tradisional sebagai kekhasan fisik kawasan. Upaya
Banjar dengan mengambil sebagian pelestarian dapat dilakukan melalui
elemennya seperti penggunaan ukiran rehabilitasi, rekonstruksi ataupun adaptif re-
khas Banjar pada listplang bangunan dan use.
pagar teras. Upaya rekonstruksi pada
bangunan yang bertipe masa kini ini Upaya rekonstruksi sudah pernah dilakukan di
dilakukan agar suasana kawasan kawasan bersejarah Kuin ini pada tahun 2003,
bersejarah masih dapat terwujud melalui tapi pada masa sekarang ini, pemeliharaan
elemen-elemen tradisional (khas rumah terhadap hasil rekonstruksi tersebut tidak
tradisional). ada. Ini akibat kurangnya kontrol dan
kesadaran dari masyarakat untuk merasa
memiliki lingkungan permukimannya yang
Kedua upaya pelestarian ini dilakukan untuk memiliki kekhasan dibandingkan kawasan lain.
memunculkan kembali keaslian bentuk Oleh karena itu, pada sebuah kawasan
bangunan terutama pada bangunan yang bersejarah perlu adanya sebuah lembaga
masih terlihat bentuk tradisionalnya. Dengan pengelola untuk menjaga keberlanjutan
upaya ini diharapkan identitas kawasan identititas kawasan bersejarah salah satunya
bersejarah dari segi fisik bangunan dapat adalah rumah tradisional. Selain itu yang
ditonjolkan kembali. paling penting adalah peran serta dari
masyarakat sebagai penghuni kawasan
8
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin
(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)

tersebut untuk dapat memelihara identitas


kawasan bersejarahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, Eko (1997) Arsitektur sebagai


Warisan Budaya. Penerbit Djambatan.
Jakarta.

Rapoport, Amos (1969) House Form and


Culture. Prentice-Hall,Inc. USA

Seman, Syamsiar (2001) Arsitektur Tradisional


Banjar Kalimantan Selatan. Ikatan
Arsitektur Indonesia Daerah
Kalimantan Selatan . Banjarmasin

Sidharta (1989) Konservasi Lingkungan dan


Bangunan Kuno Bersejarah di
Surakarta. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

Silas, Johan (1996) Kampung Surabaya Menuju


Metropolitan. Yayasan Keluarga Bhakti
dan Surabaya Post. Surabaya.

Tharziansyah, Muhammad (2002) Tesis :


Preferensi Perumahan pada
Permukiman Tradisional dan Modern,
Studi Kasus Kelurahan Kuin Utara dan
Kelurahan Kuripan Banjarmasin.
Program Pascasarjana Institut
Teknologi Bandung. Bandung.

Turner,, John F.C (1972) Freedom To Build :


Dweller Control of the Housing Process.
The Macmillan Company. New York

Waterson, Roxana (1993) The Living House :


An Anthropology Architecture in South-
East Asia. Oxford University Press.
Singapore

9
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014

10

Anda mungkin juga menyukai