6551 13991 1 SM PDF
6551 13991 1 SM PDF
Dahliani
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Jl. Ahmad Yani KM 37 Banjarbaru
Abstrak
Kuin Utara merupakan kawasan bersejarah cikal bakal berdirinya kota Banjarmasin. Bukti fisik sebagai
kawasan kota lama adalah terdapatnya rumah-rumah tradisional Banjar yang keberadaannya tenggelam
diantara rumah-rumah yang dominasi bertipekan rumah masa kini. Hal ini dapat mengakibatkan pudarnya
kekhasan fisik sebagai identitas kawasan bersejarah, sehingga perlu upaya untuk tetap menjaga eksistensi
rumah tradisional Banjar agar tidak punah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
menganalisa data secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tradisional
Banjar yang tersisa di kawasan ini sebanyak 14 buah. Upaya yang dilakukan untuk melestarikan bentuk
bangunan bercirikan rumah tradisional Banjar adalah dengan cara rehabilitasi bagi rumah tradisional yang
sebagian rusak dan sudah dimodifikasi sebagian serta cara rekonstruksi bagi rumah yang tidak bercirikan
tradisional. Dengan cara seperti ini diharapkan eksistensi rumah tradisional Banjar dapat terjaga dan identitas
kawasan bersejarah dapat diwujudkan.
Kata Kunci : rumah tradisional Banjar, identitas kawasan
1
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014
Kawasan Kuin ini merupakan kawasan Bubungan Tinggi, Gajah Baliku, Gajah
bersejarah, sehingga sungguh Manyusu, Balai Laki, Balai Bini, Palimasan,
memprihatinkan bila warisan budaya berupa Palimbangan, Cacak Burung (Anjung Surung),
fisik bangunan mulai memudar dan tidak Tadah Alas, Joglo dan Lanting.
dilestarikan. Oleh karena itu maka dilakukan
studi terhadap eksistensi rumah tradisional Bangunan rumah tradisional Banjar terbukti
Banjar sebagai salah satu bukti fisik identitas mengacu pada kondisi geografi dan
kawasan bersejarah dan upaya-upaya yang lingkungan. Hal ini terlihat dari bentuk atap
dapat dilakukan untuk melestarikannya. pelana yang tinggi dan curam sangat cocok
untuk iklim tropis lembab, dan struktur rumah
Tinjauan Pustaka panggung sesuai dengan tapak di tepi sungai
dan lahan rawa.
a. Rumah Tradisional Banjar
b. Perubahan Bentuk Bangunan
“Rumah tradisional” dapat diartikan sebuah
rumah yang dibangun dengan cara yang sama Dengan berjalannya waktu, rumah akan
beberapa generasi (Rapoport, 1969). Selain itu mengalami perubahan. Proses perubahan
dalam sumber yang sama dan didukung oleh rumah dapat dilihat dari dua sudut pandang
Waterson (1993) diungkapkan bahwa rumah (Turner, 1972), yaitu:
tradisional beradaptasi dengan iklim
setempat, geografi dan lingkungan dalam hal 1. Proses transformasi rumah, yaitu
penggunaan material dan konstruksinya. perubahan yang dilakukan melalui proses:
a. Dinding luar, pintu, jendela dan elemen mengetahui keberadaan rumah tradisional
pada fasade akibat pengaruh dan perubahannya yang dilakukan oleh
“modernisasi” maupun kebutuhan privasi penghuni rumah. Pengambilan sampel
b. Fungsi dan besaran ruang serta tata letak dilakukan secara acak sebanyak 10% dari
ruang akibat kebutuhan untuk usaha jumlah populasi, karena diketahui bahwa
maupun kebutuhan privasi penduduk di kawasan studi ini bersifat
c. Ketradisionalan atau koefisien dasar homogen yang sebagian besar merupakan
bangunan akibat perkembangan keluarga keturunan asli Kuin yang tercermin dari ikatan
maupun kebutuhan ekonomi kekerabatan yang erat antara rumah yang satu
d. Bahan/material bangunan akibat pengaruh dengan yang lainnya (antar tetangga
modernisasi. berkeluarga) (Tharziansyah, 2002). Dari data
c. Upaya Konservasi Bangunan primer dan sekunder yang telah didapat
dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif.
Seperti yang dikemukakan oleh Budihardjo Dengan metode penelitian ini diharapkan
(1997) upaya konservasi bangunan dan dapat menyelesaikan permasalahan penelitian
lingkungan bersejarah untuk menangkal yang berkaitan dengan eksistensi rumah
terkikisnya identitas kota antara lain dapat tradisional banjar sebagai identitas kawasan
dilakukan dengan memberikan fungsi baru bersejarah.
pada bangunan kuno, mempertahankan
fasade dan konservasi berswadaya yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan untuk pelestarian arsitektur
tradisional yang masih berfungsi dengan baik a. Rumah Tradisional Banjar
dan ditempati oleh penghuni atau pemiliknya.
Berdasarkan pengamatan lapangan,
Aktifitas komersial seperti rumah makan khas
dikawasan studi terdapat 3 (tiga) bentuk
daerah, toko cenderamata, pasar seni, dan
bangunan yang berkembang sesuai masanya,
pusat kerajinan lokal akan menghasilkan
yaitu:
keuntungan.
a. Rumah yang berbentuk rumah
Begitu pula yang dikatakan oleh Silas (1996) tradisional Banjar, dari bangunan yang
bahwa untuk menonjolkan kekhasan fisik tersisa diperkirakan mulai tumbuh
kawasan dapat dilakukan dengan membuat sejak akhir abad ke-19 (sebanyak
bentuk rumah yang diusahakan kembali seasli 1,52%).
mungkin. Berdasarkan teori ini, maka b. Rumah yang ada pengaruh kolonial,
diupayakan untuk melestarikan bangunan yang mulai berkembang antara tahun
yang bercirikan rumah tradisional sebagai 1930-1960 (sebanyak 1,85%).
tujuan wisata dengan menambahkan fungsi c. Rumah masa kini, yang mulai
baru ke dalamnya sehingga dapat berkembang sejak tahun 1970 dengan
memberikan penghasilan bagi pemiliknya bentuk semi permanen (95,11%) dan
maupun masyarakat yang ada di sekitarnya. permanen (1,52%).
METODE PENELITIAN
3
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014
1 2 3 4 lapuk. usia
3. Tipe Balai Bini E. Kondisi + 100 th,
Di kawasan masih baik terletak di
studi terdapat dengan RT 7
8 buah modifikasi J. Kondisi
pada setengah
bagian rusak.
tampak, Bagian
usia + 80 bangunan
th, yang
terletak di ditempati
RT 11 hanya
pada
bagian
F. Kondisi depan,
masih baik sedangkan
dengan bahian
modifikasi belakangn
pada ya sudah
bagian tidak
tampak, dapat
usia + 100 ditempati
th, lagi. Usia +
terletak di 120 th,
RT 9 terletak di
RT 2
G. Kondisi K. Kondisi
masih baik kurang
dengan baik
modifikasi dengan
pada modifikasi
bagian pada
tampak, bagian
usia + 90 tampak,
th, usia + 90
terletak di th,
RT 8 terletak di
H. Kondisi RT 9
masih baik
dengan L. Kondisi
modifikasi rusak.
pada Bangunan
bagian ini sudah
tampak, tidak
usia + 80 ditempati
th, lagi. usia +
terletak di 100 th,
RT 8 terletak di
RT 7
I. Kondisi
setengah
rusak.
Bangunan
ini sudah
tidak
ditempati
lagi karena
lantainya
banyak
yang
sudah
5
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014
1 2 3 4
4. Tipe Balai Laki M. Kondisi baik
Di kawasan dan sudah
studi dimodifikasi
terdapat 1 pada bagian
buah atap dan
tampak
bangunanny
a. Usianya +
80 tahun,
terletak di
RT 6
5. Tipe N. Kondisi
Palimbangan kurang baik
Di kawasan dengan
studi modifikasi
terdapat 1 pada bagian
buah tampak, usia
+ 90 th,
terletak di
RT 9
Rumah tipe balai bini Rumah tipe Rumah tipe balai bini Rumah tipe balai bini Rumah tipe gajah
dengan kondisi kurang bubungan tinggi dengan kondisi rusak dengan kondisi kurang manyusu dengan kondisi
baik dengan kondisi
baik kurang baik
Rumah tipe
balai bini
Rumah tipe bubungan
tinggi
Rumah tipe Balai Lakii
yang mengalami
modifikasi tampak
Rumah tipe Rumah tipe Balai Bini yang Rumah tipe gajah
palimbangan mengalami sedikit menyusu dengan
modifikasi kondisi
6 memprihatinkan
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin
(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)
panggung, hanya beberapa buah dengan Upaya pelestarian rumah tradisional dapat
bahan dinding dari bata. pula dilakukan terhadap bangunan dengan
cara adaptive re-use (pemakaian baru) yaitu
C. Upaya Pelestarian Rumah Tradisional kegiatan pemanfaatan bangunan lama untuk
Banjar fungsi baru didasarkan atas pertimbangan
ekonomi, dalam upaya menyelamatkan
Bentuk bangunan yang memiliki ciri arsitektur
bangunan lama. Pada rumah tradisional dapat
rumah tradisional Banjar merupakan potensi
difungsikan sebagai rumah makan khas
khas fisik permukiman. Keberadaannya perlu
daerah, pusat kerajinan dan toko
dilestarikan agar tidak punah. Dalam upaya
cenderamata.
untuk melestarikan bentuk bangunan, maka
berdasarkan Piagam Burra dapat dilakukan hal Berkaitan dengan penggunaan bahan
sebagai berikut: bangunan terutama bahan atap dari sirap
(banyak digunakan oleh bangunan tradisional)
a. Pemugaran atau rehabilitasi, merupakan
keberadaannya sekarang ini sangat langka dan
upaya mengembalikan kondisi fisik
bahkan tidak dijual lagi dipasaran. Untuk
bangunan seperti semula dengan
upaya preservasi dan rehabilitasi, maka perlu
membuang elemen tambahan serta
adanya toleransi terhadap kondisi ini dan
memasang kembali elemen orisinil yang
perlu dicari bahan pengganti sintetis yang
telah hilang tanpa menggunakan bahan
bentuknya menyerupai bahan yang sudah
baru. Hal ini dilakukan terhadap rumah
langka tersebut.
tradisional Banjar yang sebagian rusak dan
sebagian mengalami modifikasi pada KESIMPULAN DAN SARAN
tampilan bangunannya.
b. Rekonstruksi (pembangunan ulang atau Identitas kawasan bersejarah dapat
penataan ulang) dapat diartikan sebagai diwujudkan melalui bentuk bangunan yang
upaya mengembalikan suatu tempat memiliki ciri-ciri arsitektur tradisional Banjar
semirip mungkin dengan keadaan semula dan usianya lebih dari 100 tahun sehingga
dengan menggunakan bahan lama atau layak untuk dilestarikan. Eksistensi rumah
baru. Hal ini dilakukan terhadap rumah tradisional di kawasan bersejarah mulai
yang bertipe masa kini, misalnya dengan memprihatinkan sehingga perlu adanya upaya
mengolah kembali tampilan bangunan pelestarian untuk menjaga keberadaannya
yang menyerupai tipe rumah tradisional sebagai kekhasan fisik kawasan. Upaya
Banjar dengan mengambil sebagian pelestarian dapat dilakukan melalui
elemennya seperti penggunaan ukiran rehabilitasi, rekonstruksi ataupun adaptif re-
khas Banjar pada listplang bangunan dan use.
pagar teras. Upaya rekonstruksi pada
bangunan yang bertipe masa kini ini Upaya rekonstruksi sudah pernah dilakukan di
dilakukan agar suasana kawasan kawasan bersejarah Kuin ini pada tahun 2003,
bersejarah masih dapat terwujud melalui tapi pada masa sekarang ini, pemeliharaan
elemen-elemen tradisional (khas rumah terhadap hasil rekonstruksi tersebut tidak
tradisional). ada. Ini akibat kurangnya kontrol dan
kesadaran dari masyarakat untuk merasa
memiliki lingkungan permukimannya yang
Kedua upaya pelestarian ini dilakukan untuk memiliki kekhasan dibandingkan kawasan lain.
memunculkan kembali keaslian bentuk Oleh karena itu, pada sebuah kawasan
bangunan terutama pada bangunan yang bersejarah perlu adanya sebuah lembaga
masih terlihat bentuk tradisionalnya. Dengan pengelola untuk menjaga keberlanjutan
upaya ini diharapkan identitas kawasan identititas kawasan bersejarah salah satunya
bersejarah dari segi fisik bangunan dapat adalah rumah tradisional. Selain itu yang
ditonjolkan kembali. paling penting adalah peran serta dari
masyarakat sebagai penghuni kawasan
8
Eksistensi Rumah Tradisional Banjar Sebagai Identitas Kawasan Bersejarah Di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin
(Banjar Traditional House Existence As Historical Region Identity In North Kuin-Banjarmasin)
DAFTAR PUSTAKA
9
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.1 Januari - Juni 2014
10