Anda di halaman 1dari 5

Sebagai orang yang tinggal di daerah Asia

khususnya di negara Indonesia, tentu kita sudah


sangat akrab dengan rasa pedas didalam
masakan-masakan yang biasa kita santap
sehari-hari. Ya, rasa pedas itu berasal dari
cabe(cabai). Ada beberapa jenis cabai yang
tumbuh di Indonesia, antara lain cabai rawit,
cabai keriting, cabai merah, cabai hijau, cabai
gendot, dan masih ada pula jenis cahai yang
lain. Seperti kita ketahui bersama, harga cabe di
negara kita sering kali fluktuatif(tidak tetap),
kadang murah dan kadang melambung tinggi.
Namun untungnya jenis tanaman ini mudah
dibudidayakan. Cabe dapat tumbuh didataran
tinggi maupun dataran rendah, tidak
membutuhkan lahan yang luas, bahkan dapat
ditanam dalam pot yang penting kebutuhan
nutrisi bagi pohon cabe terpenuhi. Mengingat
kebutuhan kita akan cabe dan mudahnya
tanaman ini ditanam, tentu sangat
menguntungkan jika sebagaian halaman Anda
ditanami cabe kan? Simak tips cara menanam
cabe rawit merah berikut ini.

Pertama-tama Anda dapat menyiapkan media


tanam yang nantinya digunakan untuk
menanam benih cabe. Saya lebih suka
menggunakan media tanam tanah kompos
karena dapat dibuat sendiri. Jika merasa repot,
pupuk kompos juga mudah didapatkan ditoko-
toko pertanian. Campurkan tanah dan pupuk
kompos, dengan perbandingan 3 : 1, jemur
hingga kering dan steril, lalu diamkan dulu.
Selanjutnya kita beralih untuk menyiapkan benih
yang akan ditanam.

Pilih jenis cabe yang akan Anda tanam. Cabai


rawit? Cabai merah? Cabai keriting? Jika sudah
diputuskan, ambil salah satu cahe, pilih yang
masih segar, kupas kulitnya, dan ambil bijinya.
Rendamlah biji cabe sehari semalam. Keesokan
harinya lihatlah rendaman biji cabe. Buang
benih yang mengapung, karena jika ditanam
pertumbuhannya kemungkinan tidak maksimal.
Ambil benih cabe yang tenggelam, kemudian
ambilah tissue atau kapas pembersih wajah.
Sebarkan benih cabe diatasnya. Jarak sebaran
jangan terlalu rapat ya. Kemudian tutup lagi
dengan tissue atau kapas pembersih wajah, dan
basahi dengan sedikit air. Tidak perlu sampai
terlalu basah, yang penting cukup lembab.
Masukkan tissue tersebut dalam wadah
tertutup, simpan ditempat yang tidak terkena
sinar matahari langsung. Tiap pagi cek tissue
tersebut dan lihat apakah benih cabe sudah
keluar tunas(berkecambah). Jika belum, basahi
tissue/kapas secukupnya untuk menjaga
kelembaban.

Benih biji cabe yang sudah


bertunas dapat kita pindahkan ke media tanam
yang baru. Ambil botol air mineral, potong
separuh. Gunakan yang bagian bawah. Isi
dengan media tanam berupa tanah kompos
yang telah kita buat sebelumnya. Jangan terlalu
penuh ya. Letakan benih biji cabai yang telah
tumbuh tunas. Lalu tutupi dengan sedikit tanah
kompos untuk merangsang dan mempercepat
pertumbuhan tunas. Letakan ditempat yang
lembab. Sesekali basahi dengan air untuk
memastikan tanah kompos tetap lembab.
Pastikan pula tanah kompos tidak terlalu basah,
karena akar dari benih yang mulai tumbuh
malah dapat menjadi busuk. Jika tanaman cabe
sudah mulai bertumbuh dan memiliki daun,
Anda dapat memindahkannya ke media
tanam/wadah/pot yang lebih besar dan letakan
ditempat yang terkena sinar matahari. Atau jika
Anda ingin memindahkan ke tanah halaman,
pastikan tanaman cabai sudah memiliki 2 atau 4
daun dulu. Jika sudah dipindah ke tanah
halaman, jangan lupa untuk mengontrol kondisi
tanaman baik dari gangguan rumput liar, siput,
serangga, ataupun gangguan lainnya.

Rawat tanaman cabai Anda. Siram cabai 2 kali


sehari, secukupnya. Jangan terlalu kering, dan
jangan terlalu basah. Kurang lebih sekitar 2
bulan(tergantung jenis) cabe kemungkinan
sudah bisa dipanen. Demikianlah tips
menanam cabe rawit yang dapat kami berikan.
Selamat menanam dan semoga berhasil. Mari
bagikan tips menanam cabe menurut versi
Anda masing-masing untuk melengkapi artikel
ini. Bagi yang sudah berhasil menanam,
silahkan kirim foto pohon cabainya. Nanti akan
kami pajang di sini. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai