Anda di halaman 1dari 11

CONTOH SOAL UJI KOMPETENSI PARAMEDIK VETERINER KARANTINA HEWAN

(PARAMEDIK VETERINER PELAKSANA – PARAMEDIK VETERINER PELAKSANA


LANJUTAN) BESERTA JAWABANNYA

MATERI KEGIATAN TEKNIK KARANTINA HEWAN

Pilih salah satu jawaban yang benar a, b, c atau d.

1. Urutan pemeriksaan kesehatan terhadap hewan yang benar adalah:


a. Anamnase – Signalement – Status praesen – Klinis
b. Anamnese – signalement – Klinis – Status praesen
c. Signalement – anamnese – status praesen – Klinis
d. Status praesen - Anamnase – Signalement – Klinis

Jawaban yang benar a

2. Pemeriksaan eksterior fisik diatas alat angkut terhadap kambing /domba dilakukan dg
cara Inspeksi /melihat, membau dan mendengar keadaan umum hewan diantaranya :
a. Posisi berdiri, tidur, cara berjalan pincang?, Luka? ekspresi muka, suara suara (Keadaan
tubuh hewan); Keadaan kunjungtiva dan Ada /tidaknya leleran mulut, hidung, mata; Ada
tidaknya parasit kulit, keadaan bulu kulit; Nafsu makan;Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).
b. Reflek, gerakan telinga, gerakan ekor (kepekaan terhadap lingkungan); Posisi berdiri,
tidur, cara berjalan pincang?, Luka? ekspresi muka, suara suara (Keadaan tubuh hewan);
Keadaan kunjungtiva dan Ada /tidaknya leleran mulut, hidung, mata; Ada tidaknya parasit
kulit, keadaan bulu kulit; Nafsu makan;Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).
c. Posisi berdiri, tidur, cara berjalan pincang?, Luka? ekspresi muka, suara suara (Keadaan
tubuh hewan); Keadaan kunjungtiva dan Ada /tidaknya leleran mulut, hidung, mata; Nafsu
makan;Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).
d. Posisi berdiri; ekspresi muka; Nafsu makan; Feces (bentuk, konsistensi, bau dll).

Jawaban yang benar b.

3. Teknik melakukan pemeriksaan fisik pada kambing domba dan babi dilakukan dengan
cara:
a. Inspeksi (melihat, mendengar, membau), Regurgitasi, Deglutisi, Palpasi, Auskultasi,
Perkusi, yang didahului dengan anamnesa.
b. Inspeksi (melihat, mendengar, membau), Regurgitasi, Palapasi, Auskultasi, Perkusi,
yang didahului dengan anamnesa.
c. Inspeksi (melihat, mendengar, membau), Regurgitasi, Palapasi, Auskultasi, Perkusi.
d. Inspeksi (melihat, mendengar, membau), Palapasi, Auskultasi, Perkusi, yang didahului
dengan anamnesa.

Jawaban yang benar d.

4. Sebutkan beberapa poin pemeriksaan fisik organoleptik daging untuk komsumsi manusia?
a. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; Struktur jaringan daging; Konsistensi (Pada daging
segar dan daging dalam ciller); Rasa (enak tidaknya); Kebersihan dari cemaran-cemaran
biologis, phisik maupun kimiawi.
b. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; Struktur jaringan daging; Konsistensi (Pada daging
segar dan daging dalam ciller); Kebersihan dari cemaran-cemaran biologis, phisik maupun
kimiawi.
c. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; Konsistensi (Pada daging segar dan daging dalam
ciller); Kebersihan dari cemaran-cemaran biologis, phisik maupun kimiawi.
d. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; Struktur jaringan daging; Konsistensi (Pada daging
segar dan daging dalam ciller).

Jawaban yang benar b.

5. Komponen apa saja pada pemeriksaan fisik susu untuk komsumsi manusia?
a. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; Kebersihan.
b. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; pH; Kebersihan.
c. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; rasa; pH; Kebersihan.
d. Pemeriksaan terhadap Warna; Bau; rasa.

Jawaban yang benar c.

6. Warna daging normal alami hewan berikut ini adalah:


a. Daging sapi: merah ceri. Veal (daging anak sapi): merah muda kecoklatan terang.
Daging kuda: merah gelap. Lamb dan mutton: merah terang sampai merah bata. Pork
(babi): pink kelabu. Poultry: putih abu abu sampai merah.
b. Daging sapi: merah ceri. Veal (daging anak sapi): merah muda kecoklatan terang.
Daging kuda: merah gelap. Lamb dan mutton: merah terang sampai merah bata. Pork
(babi): pink kelabu. Poultry: merah.
c. Daging sapi: merah ceri. Veal (daging anak sapi): merah muda kecoklatan terang.
Daging kuda: merah gelap. Lamb dan mutton: merah terang sampai merah bata. Pork
(babi): pink kelabu. Poultry: merah tua.
d. Daging sapi: merah ceri. Veal (daging anak sapi): merah muda kecoklatan terang.
Daging kuda: merah gelap. Lamb dan mutton: merah terang sampai merah bata. Pork
(babi): merah gelap. Poultry: merah.

Jawaban yang benar a.

7. Daging alami (bukan freezer) normal dan sehat adalah daging yang konsistensinya:
a. Keras.
b. Rapuh.
c. Anget.
d. Kenyal.

Jawaban yangbenar d.

8. Daging sapi mempunyai pH normal sekitar:


a. pH: 5,4 – 5,8
b. pH: 6 – 8
c. pH: 6,5 – 7,5
d. pH: 7 – 8

Jawaban yang benar a.


9. Bau normal daging adalah segar sesuai spesie asal daging, sedangkan bau abnormal
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Busuk, anyir.
b. Busuk, tengik, anyir, bumbu rempah.
c. Busuk, tengik, anyir, bumbu rempah, pete.
d. Busuk, tengik, anyir, bau abnormal lain (misal dari bahan kimia tertentu).

Jawaban yang benar d.

10. Vaksin dapat digolongkan menurut jenis mikrobanya, viabilitas, komposisi dan cara
pembuatannya. Dewasa ini vaksin menurut jenis mikrobanya adalah:
a. Vaksin bacterial; Vaksin Viral;
b. Vaksin bacterial; Vaksin Viral; Vaksin Parasiter.
c. Vaksin bacterial; Vaksin Viral; Vaksin Parasiter; Vaksin mikotik.
d. Vaksin bacterial; Vaksin Viral; Vaksin Parasiter; Vaksin mikotik; Vaksin Prionik.

Jawaban yang benar adalah c

11. Jenis vaksin menurut Komposisi antigennya dan cara pembuatannya :


a. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin
Rekombinan; Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines); Vaksin control; Vaksin duplo.
b. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin
Rekombinan; Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines).
c. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin
Rekombinan; Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines); Vaksin RNA; Vaksin boster.
d. Whole vaccine; Split /sub unit vaccine; Vaksin toksoid; Vaksin Idiotipe; Vaksin
Rekombinan

Jawaban yang benar adalah b.

12. Povidon-iod adalah antiseptic yang efektif sebagai desinfeksi kulit dalam bentuk cair,
sabun cair, salepnamun mempunyai efeksamping sebagai berikut:
a. Efek samping. Bila digunakan pada permukaan kulit rusak yang luas (Misalnya luka
bakar) iodium dapat diresorbsi dan meningkatkan kadarnya dalam serum sehingga dapat
menimbulkan asidosis, neutropenia dan hipotirosis.
b. Tidak ada efek samping.
c. Menimbulkan kemandulan /kemajiran pada hewan yg diberi aplikasi povidone iod terlalu
lama.
d. Menimbulkan urolitiosis.

Jawaban yang benar a.

13. Iodium adalah desinfektansia yang sangat kuat namun pengunaannya untuk desinfeksi
alat atau kandang yang terbuat dari metal perlu dipikirkan efek sampingnya, yaitu:
a. Memberi bekas warna kuning kecoklatan.
b. Berikatan dengan metal dan menghasilkan gas yang beracun
c. Bersifat korosif.
d. Menimbulkan sesak nafas.
Jawaban yang benar c.

14. Prinsip pengobatan sebagai berikut:


a. 1. Obati (atasi) penyebab penyakitnya; 2. Ringankan penderitaannya dengan mengatasi
gejala penyakitnya
b. 1. Obati (atasi) penyebab penyakitnya; 2. Ringankan penderitaannya dengan mengatasi
gejala penyakitnya; 3. Pulihkan kondisinya.
c. 1. Obati (atasi) penyebab penyakitnya; 2. Ringankan penderitaannya dengan mengatasi
gejala penyakitnya; 3. Pulihkan kondisinya; 4 Kebalkan dari penyakit.
d. 1. Obati (atasi) penyebab penyakitnya; 2. Ringankan penderitaannya dengan mengatasi
gejala penyakitnya; 3. Pulihkan kondisinya; 4. Hilangkan stressnya; 5. Tingkatkan
produktifitasnya.

Jawaban yang benar b.

15. Penggunaan antibiotika adalah untuk mengobati berbagai jenis infeksi mikroorganisme
namun dapat juga dimanfaatkan untuk:
a. Prevensi infeksi misalnya pada pembedahan besar.
b. Prevensi infeksi misalnya pada pembedahan besar dan untuk
penggunaan nonterapeutik yaitu untuk stimulan pertumbuhan dalam peternakan dan untuk
menimbulkan kekebalan tubuh.
c. Untuk penggunaan nonterapeutik yaitu untuk stimulan pertumbuhan dalam peternakan.
d. Prevensi infeksi misalnya pada pembedahan besar dan untuk
penggunaan nonterapeutik yaitu untuk stimulan pertumbuhan dalam peternakan.

Jawaban yang benar d.

16. Termasuk kelompok antibiotika:


a. Penisilin. Sefalosporin, Tetrasiklin, sulfonamide
b. Penisilin. Sefalosporin, Tetrasiklin, Aminoglikosida
c. Penisilin. Sefalosporin, Tetrasiklin, kuinolon
d. Penisilin. Sefalosporin, Tetrasiklin, formaldehid

Jawaban yang benar b.

17. Antibiotik ini biasa diberikan lewat minuman secara kelompok pada unggas
a. Erythromycin
b. Formaldehide
c. Trembolon
d. Pentobarbital

Jawabab yang benar a.

18. Pemberian (rute) obat secara parenteral meliputi empat tipe utama yaitu:
a. 1. Subcutan (SC), injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit; 2.
Intradermal (ID), injeksi kedalam dermis (kulit hewan) tepat dibawah epidermis; 3.
Intramuskular (IM), injeksi kedalam daging /otot hewan; 4. Intravena (IV), suntikan kedalam
vena.
b. 1. Subcutan (SC), injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit; 2.
Intradermal (ID), injeksi kedalam dermis (kulit hewan) tepat dibawah epidermis; 3.
Intramuskular (IM), injeksi kedalam daging /otot hewan; 4. Intratrachea (IT), suntikan
kedalam trachea.
c. 1. Subcutan (SC), injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit; 2.
Intradermal (ID), injeksi kedalam dermis (kulit hewan) tepat dibawah epidermis; 3.
Intramuskular (IM), injeksi kedalam daging /otot hewan; 4. Intrapulmo (IT), suntikan
kedalam pulmo.
d. 1. Subcutan (SC), injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit; 2.
Intradermal (ID), injeksi kedalam dermis (kulit hewan) tepat dibawah epidermis; 3.
Intramuskular (IM), injeksi kedalam daging /otot hewan; 4. Intraarteri (IA), suntikan kedalam
arteri.

Jawaban yang benar a.

19. Penyuntikan Intravena (IV) pada anjing dan kucing adalah pada vena:
a. Vena Lateral Saphena atau Medial Saphena.
b. Vena Jugularis.
c. Vena abdominalis
d. Vena scapularis lateralis

Jawaban yang benar a.

20. Feed additif adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan
untuk meningkatkan produktifitas maupun kualitas produk, beberapa feed additif pakan
golongan antibiotik misalnya:
a. Pecillin, teramycin, amoxillin, ampicillin.
b. Sulfametizol, sulfafurazol, sulfametoksazol, sulfadiazine,
c. Bambermycin, salinomycin, virginiamycin, zinc bacitracin
d. Kalmoxillin, chlortetraciclin, erytrocin, gentamicyn

Jawaban yang benar c.

******

MATERI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN KARANTINA

Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar

1. Apakah asas yang dianut di dalam Undang Undang No 16 Tahun 1992 Tentang
Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan?

Jawab:
Undang Undang No 16 Tahun 1992 Tentang Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan
berasaskan kelestarian sumber daya alam hayati hewan, ikan, dan tumbuhan.

2. Apakah tujuan adanya Undang Undang No 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan?
Jawab:
Undang Undang No 16 Tahun 1992 tentang Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan
bertujuan :

a. mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan
karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam
wilayah negara Republik Indonesia;
b. mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan
karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari satu area ke area lain di
dalam wilayah negara Republik Indonesia;
c. mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara Republik
Indonesia;
d. mencegah keluarnya hama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu tumbuhan
tertentu dari wilayah negara Republik Indonesia apabila negara tujuan menghendakinya.

3. Tindakan karantina meliputi (1) Pemeriksaan (2) Pengasingan (3) Pengamatan


(4) Perlakuan (5) Penahanan (6) Penolakan (7) Pemusnahan (8) Pembebasan, Apakah
tujuan Tindakan Karantina Pemeriksaan menurut Ayat 1 Pasal 11 UU No. 16 Tahun 1992?

Jawab:
Tujuannya adalah untuk:
a. Mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen, serta untuk
b. Mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau
organisme pengganggu tumbuhan karantina.

4. Bagaimana Metode Pemeriksaan Fisik terhadap Media Pembawa HPHK sesuai Ayat 2
dan 4 Pasal 9 PP No. 82 Tahun 2000 ?

Jawab:
Metode Pemeriksaan Fisik terhadap MPHPHK adalah:
a. Pemeriksaan klinis pada hewan; atau
Pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada bahan asal hewan, hasil
bahan asal hewan dan benda lain.
b. Jika pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum dapat dikukuhkan
diagnosanya, maka dokter hewan karantina dapat melanjutkan dengan pemeriksaan
laboratorium, patologi, uji biologis, uji diagnostika, atau teknik dan metoda pemeriksaan
lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.

5. Kapan waktu untuk melakukan tindakan karantina Pemeriksaan dan sebutkan dasar
hukumnya

Jawab:
Sesuai Ayat 3 Pasal 9 PP 82 tahun 2000 Pemeriksaan Kesehatan dan Pemeriksaan
Sanitasi Media Pembawa HPHK dilakukan pada siang hari kecuali dalam keadaan tertentu
menurut pertimbangan dokter hewan karantina dapat dilaksanakan pada malam hari.

6. Dimanakah tempat untuk melakukan Tindakan Karantina menurut Ayat 1 dan 2 Pasal 20
UU No 16 tahun 1992?
Jawab:
Tempat melakukan Tindakan Karantina adalah:
a. di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi
karantina.
b. Dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat
dilakukan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar
instalasi karantina.
c. Tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran di luar instalasi karantina
dilakukan antara lain di kandang, gudang atau tempat penyimpanan barang pemilik, alat
angkut, kade yang letaknya di dalam daerah pelabuhan laut, pelabuhan sungai, pelabuhan
penyeberangan, bandar udara, kantor pos, dan pos perbatasan dengan negara lain.

7. Apakah tujuan pengasingan sesuai Pasal 12 UU No. 16 th 1992 dan Ayat 1 Pasal 10 PP
No. 82 th 2000?
Jawab:
Tujuan dilakukan Tindakan pengasingan adalah untuk:
a. Diadakan Pengamatan, untuk Mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit
hewan karantina karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana, dan kondisi khusus).
(Pasal 12, UU No. 16 th 1992)
b. Diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan untuk Mencegah
kemungkinan Penularan HPHK. (Ayat 1 Pasal 10 PP No. 82 th 2000).

8. Menurut peraturan dan perundangan dimanakah tempat dilakukan pengasingan untuk


Pengamatan?

Jawab:
Tempat dilakukan pengasingan untuk Pengamatan:
- Menurut UU No. 16 th 1992 adalah:
a. di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar instalasi
karantina.
b. Dalam hal-hal tertentu, tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat
dilakukan di luar tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, baik di dalam maupun di luar
instalasi karantina. Ayat 1 dan 2, Pasal 20 UU No. 16 th 1992

Penjelasan: Tindakan karantina di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran di luar


instalasi karantina dilakukan antara lain di kandang, gudang atau tempat penyimpanan
barang pemilik, alat angkut, kade yang letaknya di dalam daerah pelabuhan laut, pelabuhan
sungai, pelabuhan penyeberangan, bandar udara, kantor pos, dan pos perbatasan dengan
negara lain.

- Menurut PP No. 82 Th 2000 adalah:


a. Pemasukan dari luar negeri dilakukan pengamatan di Instalasi Karantina pada tempat
atau area pemasukan. Pasal 11 ayat 5 poin a PP No. 82 Th 2000
b. Untuk antar area diutamakan dilakukan pengamatan pada area pengeluaran. Pasal 11
ayat 5 poin b PP No. 82 Th 2000
c. Untuk pengeluaran keluar negeri pengamatan disesuaikan debngan permintaan negara
tujuan. Pasal 11 ayat 5 poin c PP No. 82 Th 2000
d. Jika media pembawa harus menjalani tindakan karantina secara intensif maka
pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilakukan di instalasi
karantina. Pasal 40 ayat 2 PP No. 82 Th 2000.

9. Apakah sebab atau alasan dilakukan Tindakan Perlakuan menurut UU No. 16 th 1992?

Jawab:
Tindakan Perlakuan di berikan apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata:
a. Media Pembawa HPHK tertular HPHK.
b. Media Pembawa HPHK diduga tertular HPHK. (Ayat 2 Pasal 13 UU No 16 Th
1992)

10. Menurut PP No 82 Th 2000, Untuk dapat dilakukan Tindakan Perlakuan terhadap Media
Pembawa ada persyaratan yang harus di penuhi, apakah itu?

Jawab:
Perlakuan hanya dapat dilakukan setelah setelah Media Pembawa terlebih dahulu diperiksa
secara fisik dan dinilai:
a. Tidak mengganggu pengamatan, dan
b. Tidak mengganggu pemeriksaan selanjutnya. (Pasal 12 PP No 82 Th 2000)

11. Menurut peraturan dan perundangan dimanakah lokasi dilakukan Tindakan Perlakuan?

Jawab:
Menurut pasal 15 dan 20 UU No. 16 Th 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan
Tumbuhan.
Lokasi /tempat dilakukannya Perlakuan adalah:
a. Di atas alat angkut.
b. Di Tempat Pemasukan /Tempat Pengeluaran (Pelabuhan), baik di dalam maupun di luar
Instalasi karantina.
c. Dalam hal tertentu dapat dilakukan di luar Tempat Pemasukan /Tempat Pengeluaran
(Pelabuhan), baik di dalam maupun di luar Instalasi.

12. Apakah arti /definisi Tindakan Perlakuan menurut penjelasan pasal 10 huruf (d) UU no
16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan?

Jawab:
Perlakuan merupakan tindakan membebaskan atau menyucihamakan media pembawa dari
hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, atau organisme pengganggu
tumbuhan, yang dilakukan dengan cara fisik, kimia, biologi, dan lain-lain.

13. Apakah arti /definisi Tindakan Perlakuan menurut pasal 12 PP No. 82 Th 2000 tentang
karantina Hewan:

Jawab:
Perlakuan merupakan tindakan untuk membebaskan dan menyucihamakan MPHPHK dari
HPHK, atau tindakan lain yang bersifat preventif, kuratif, dan promotif.
14. Apakah yang dimaksud dengan Pensucihamaan menurur penjelasan pada angka 21
Pasal 1 PP No. 82 Th 2000?

Jawab:
Pensucihamaan adalah tindakan membersihkan dari hama penyakit seperti antara lain
desinfeksi, desinsektisasi, dan fumigasi.

15. Apakah yang dimaksud dengan desinfeksi, desinsektisasi, dan fumigasi menurut
penjelasan PP No. 82 Tahun 2000?

Jawab:
a. Desinfeksi adalah Upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari
jasad renik secara fisik atau kimia, antara lain seperti pemberian desinfektan, alkohol,
NaOH, dll (Menurut PP No. 82 Thn 2000 Pejls Psl 1 angka 21).
b. Desinsektisasi adalah Upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari
hama insekta, antara lain seperti pemberian insektisida, DDT dll. (Pengertian menurut PP
No. 82 Tahun 2000 Penjelasan Pasal 1 angka 21).
c. Fumigasi adalah upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari jasad
renik dengan cara pemberian uap fumigan, antara lain seperti KMn O4 dll. (Pengertian
menurut PP No. 82 Tahun 2000 Penjelasan Pasal 1 angka 21).

16. Sebutkan pasal pasal berapa saja yang yang berhubungan dengan tindakan
pemusnahan:

Jawab:
Sesuai UU No. 16 Th 1992:
PASAL 10; PASAL 16

Sesuai PP No. 82 Tahun 2000:


PASAL 8 ayat 2; PASAL 15 ayat 1, 2, 3, 4; PASAL 21 ayat 4; PASAL 22 ayat 5; PASAL 25
ayat 2; PASAL 27 ayat 2; PASAL 29 ayat 2, 4; PASAL 30 ayat 4; PASAL 32 ayat 2; PASAL
33 ayat 2; PASAL 34 ayat 4; PASAL 35 ayat 1; PASAL 46 ayat 1, 4; PASAL 48 ayat 2;
PASAL 50 ayat 2; PASAL 51 ayat 1, 2, 3; PASAL 56 ayat 1, 2, 3; PASAL 65 ayat 4; PASAL
66 ayat 2

17. Menurut ayat 1 pasal 16 UU No. 16 Tahun 1992, Dalam keadaan yang bagaimana
terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, yang dimasukkan ke dalam
atau dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia
dilakukan pemusnahan

Jawab:
Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, yang dimasukkan ke
dalam atau dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik
Indonesia dilakukan pemusnahan apabila ternyata :
a. setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksaan,
tertular hama dan penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau
busuk, atau rusak, atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya atau
b. setelah dilakukan penolakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, media pembawa
yang bersangkutan tidak segera dibawa ke luar dari wilayah negara Republik Indonesia
atau dari area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan, atau
c. setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tertular hama dan penyakit hewan
karantina, atau hama dan penyakit ikan karantina, atau tidak bebas dari organisme
pengganggu tumbuhan karantina tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, atau
d. setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan, tidak
dapat disembuhkan, dan/atau disucihamakan dari hama dan penyakit hewan karantina,
atau hama dan penyakit ikan karantina, atau tidak dapat dibebaskan dari organisme
pengganggu tumbuhan karantina.

18. Apakah menurut peraturan yang berlaku tindakan karantina perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan dan pembebasan terhadap Media pembawa (BAH, HBAH dan
Benda lain) yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari satu area ke area lain di
dalam wilayah negara Republik Indonesia dapat dilakukan pada seluruh atau sebagian
saja?

Jawab:
Sesuai dengan Ayat 2 Pasal 33 PP No. 82 Tahun 2000:
Tindakan perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan terhadap
Media pembawa (BAH, HBAH dan Benda lain) yang dimasukkan ke dalam atau
dimasukkan dari satu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia
menurut pertimbangan dokter hewan karantina (atas dasar pertimbangan ilmiah) dapat
dilakukan terhadap seluruh atau sebagian saja dari media pembawa dimaksud.

19. Menurut Pertaturan bagaimanakah Tindakan karatina terhadap barang yang berada
dalam status sebagai barang yang ditahan?

Jawab:
Menurut Pasal 66 PP No 82 Tahun 2000 tentang Karantuina Hewan:
a. Petugas karantina hewan berwenang melaksanakan tindakan karantina terhadap media
pembawa yang berstatus sebagai barang yang ditahan atau barang bukti dalam suatu
perkara peradilan, sebelum diserahkan kepada pejabat atau instansi yang berwenang untuk
mencegah menyebarnya hama penyakit hewan karantina.
b. Dalam hal tindakan karantina sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa tindakan
pemusnahan, maka berita acara pemusnahan dapat dijadikan sebagai barang bukti oleh
pejabat atau instansi yang berwenang.

20. Sesuai Peraturan, wewenang apa saja yang dimiliki oleh Petugas karantina dalam
menjalankan tugasnya?

Jawab:
Sesuai Ayat 1 dan 2 Pasal 90 PP 82 th 2000 Dalam melakukan Tindakan Karantina
Petugas Karantina berwenang:
a. Memasuki dan memeriksa alat angkut, gudang, kade, apron, R keberangkatan, R
kedatangan penumpang ditempat pemasukan dan pengeluaran tuk mengetahui adanya
media pembawa yang dilalu-lintaskan.
b. Melarang orang memasuki instalasi / alat angkut serta tempat-tempat yg sedang
dilaksanakan tindakan karantina.
c. Melarang orang yang menurunkan / memindahkan media pembawa dalam tindakan
karantina dalam alat angkut.
d. Melarang orang memelihara, menyembelih, atau membunuh hewan ditempat pemasukan
– pengeluaran atau IKH kecuali atas persetujuan dokter hewan karantina.
E. Melarang orang menurunkan atau membuang bangkai atau sisa pakan, sampah atau
bahan yang pernah berhubungan dengan hewan dari alat angkut.
f. Menetapkan cara perawatan dan pemeliharaan media pembawa yang sedang dalam
TKH.
g. Berwenang dalam Bidang Kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di atas
alat angkut, instalasi karantina, tempat-tempat di lingkungan wilayah tempat pemasukan
dan pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai