Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN UIN MALIKI MALANG

BERDASARKAN KUANTITAS BAKTERI COLIFORM

Endang Purwanti/ 16620066

1. Lata Belakang
Air bersih sebagai salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia
harus selalu tersediadalam kualitas yang baik agar layak untuk digunakan. Air
bersih harus memenuhi syarat-syarat kualitas air agar aman ketika digunakan,
baik untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktifitas sehari-hari termasuk
sanitasi. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air bersih untuk
dikonsumsi adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat.
Kebutuhan akan air bersih terus mengalami peningkatan seiring berjalannya
waktu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, alam telah menyediakan sumber
air yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Meskipun begitu, terdapat resiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-
zat berbahaya lainnya. Kandungan bakteri tersebut dapat dibunuh dengan
memasak air hingga mencapai suhu 100o C, namun beberapa zat berbahaya,
terutama logam tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Pemanfaatan sumber air dari alam juga dilakukan di wilayah kampus
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang,
dimana air merupakan kebutuhan yang sangat penting di kampus tersebut. Hal
ini dikarenakan UIN Maliki Malang mewajibkan selurh mahasiswa barunya
untuk menetap di ma’had (asrama) selama satu tahun pertama, sehingga
kebutuhan akan air bersih menjadi tinggi.
Beberapa kesulitan mulai dialami para mahasantri ketika masalah air mulai
muncul, diantara air yang keruh, alirannya kecil atau bahkan mati. Anyak faktor
yang dapat menyebabkan masalah-masalah tersebut, seperti adanya bahan
pencemar sehingga air keruh, airan yang tersumbat, ataupun menurunnya debit
air. Ketika ma’had, mahasantri dilarang untuk melakukan aktivitas memasak,
namun beberapa mahasantri tetap melakukan aktivitas tersebut dengan
memanfaatkan air kran di kamar mandi yang belum terjamin kualitasnya. Maka
dari itu itu, terdapat resiko terkena penyakit yang disebabkan oleh pencemaran
air.
Mengonsumsi air yang tidak sehat merupakan salah satu faktor utama
perkembangan penyakit yang ditularkan melelui air, termasuk hepatitis, tifus,
dan diare. Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakibatkan oleh
bakteri coliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan air.
Bakteri ini pada dasarnya tidak berbahaya, coliform hidup di dalam kotoran
hewan berdarah panas dan kotoran manusia. Beberapa patogenyang telah
dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah Giardia lamblia (giardiasis),
Crytosporidium (crytosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan
Helminths (cacing parasit).
Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan,
yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. Coli. Masing-masing memiliki
tingkat resiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari
lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu,
fecal koliform dan E. Coli yang mencemari air memiliki resiko yang langsung
dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengidentifikasi bagaimana kualitas air di lingkungan kampus UIN Maliki
Malang. Analisa kualitas air dilakukan menggunakan tiga macam sampel, yaitu
air got, air kran, dan air bermerek yang ketiganya diambil di wilayah UIN
Maliki Malang. Air got berasal dari pembuangan kamar mandi ma’had, air kran
berasal dari air dalam kamar mandi ma’had, dan air bermerek yang diambil dari
salah satu merek air kemasan yang disekitar UIN Maliki Malang.
Pengujian kuantitas bakteri dilakukan dengan metode MPN (Most Probable
Number). Digunaka mtode tersebut karena pelaksanaannya relatif cepat dan
sederhana apabila dibandingkan dengan metode lainnya. Pada metode MPN,
akan dilakukan prosedur yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu uji pendugaan, uji
penegas (confirmed test), dan uji pelengkap (complete test) sehingga diperoleh
data kuantitas bakteri dalam air.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana bakteri coliform sebagai indikator kualitas air?
2. Bagaimana analisa kualitas ai dengan metode MPN (Most Probably
Number)?
3. Bagaimana kualitas air di lingkungan UIN Maliki Malang serta
bagaimana solusinya?

3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menginformasikan bakteri coliform sebagai indikator kualitas
air.
2. Untuk menginformasikan analisa kualitas ai dengan metode MPN
(Most Probably Number).
3. Untuk menginformasikan kualitas air di lingkungan UIN Maliki
Malang serta bagaimana solusinya.

4.1 Bakteri Coliform Sebagai Indikator Kualitas Air

Bakteri coliform merupakan suatu kelompok bakteri heterogen,


berbentuk batang, gram negatif, aerob dan anaerob fakultatif. Pada kondisi
aerob, bakteri ini mengoksidasi asam amino, sedangkan jika tidak terdapat
oksigen, metabolisme bersifat fermentatif, dan energi diproduksi dengan cara
memecah laktosa menjadi asam organik dan gas dalam waktu 24-48 jam, pada
suhu 350 C (Suriawira 1996). Bakteri coliform secara umum memiliki sifat
dapat tumbuh pada media agar sederhana, koloni sirkuler dengan diameter 1-
3 mm, sedikit cembung, permukaan koloni halus, tidak berwarna atau abu-
abu dan jernih (Farida 2009).
Bakteri coliform di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu non fecal dan fecal
coliform. Contoh dari tipe non fecal coliform adalah Enterobacter dan
klebsiella. Enterobacter dan Klebsiella ini biasanya ditemukan pada hewan
dan tanaman yang telah mati. Tipe dari bakteri coliform ini dapat
menyebabkan penyakit saluran pernafasan. Contoh dari tipe fecal coliform
adalah bakteri Escherechia coli, merupakan bakteri yang berasal dari
kotoran manusia dan hewan. Tipe dari bakteri coliform ini dapat
menyebabkan penyakit saluran pencernaan (Artianto 2009).
Coliform merupakan suatu golongan bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik di dalam air,
jadi adanya bakteri coliform pada air menunjukkan bahwa dalam satu atau
lebih tahap pengolahan air pernah mengalami kontak dengan feses yang
berasal dari usus manusia (Supardi 1999). Standart air minum untuk jumlah
coliform fecal yaitu 0 per 100 ml (Fardiaz 1993). Bakteri coliform di dalam
perairan menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik atau
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Semakin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri
patogen lainnya (Suprihatin 2003). Keberadan coliform lebih merupakan
indikasi dari kondisi prosessing atau sanitasi yang tidak memadai dan
keberadaannya dalam jumlah tinggi dalam air minum menunjukkan adanya
kemungkinan pertumbuhan Salmonella, Shigella dan Staphylococcus (Eulis
et al 2008)
E. coli adalah bakteri Gram–negatif, anaerobik fakultatif dan non
spora. Sel sel biasanya berbentuk batang yang panjangnya sekitar 2
mikrometer (um) dan diameternya 0,5 um, dengan volume sel 0,6-0,7 um.
E. coli dapat hidup di berbagai substrat dan melakukan fermentasi asam
campuran dalam kondisi anaerob (Suriawaria, 1996). Keberadaan E. coli
dapat dideteksi dengan menginokulasikan pada media Eosin Methilene Blue
yaitu media selektif diferensial untuk deteksi dan isolasi bakteri Gram
negatif. Eosin Methilene Blue mengandung pewarna metilen blue yang akan
menghambat pertumbuhan organisme Gram positif. Pada lingkungan yang
asam, EMB agar akan mengeluarkan bentuk presipitat pada koloni E. coli,
menghasilkan pusat hitam ditengah dan kemilau hijau metalik (Cappucino
and Sherman, 1996). Eosin Methilene Blue mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasi laktosa seperti E. coli dengan mikroba yang tidak
memfermentasi laktosa seperti Salmonella. Mikroba yang memfermentasi
laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap
logam (Suwandi, 1999).

4.2 Analisa Kualitas Ai Dengan Metode MPN (Most Probably Number)

Kualitas air dapat diuji dengan beberapa cara, yaitu secara fisika,
kimia, dan biologi. Secara biologi, kualitas air dapat diuji berdasarkan ada
tidaknya organisme, yaitu bakteri yang hidup di dalamnya. Salah satu metode
untuk pengujian kuantitas bakteri dalam air adalah metode MPN (Most
Probable Number). Digunakan metode MPN dalam penelitian ini karena
dalam pelaksanaannya relatif cepat dan sederhana apabila dibandingkan
dengan metode lainnya. Pada metode MPN, akan dilakukan prosedur yang
terdiri dari tiga tahapan, yaitu uji pendugaan, uji penegas (confirmed test),
dan uji pelengkap (complete test).
Metode perhitungan MPN memiliki prinsip kerja dengan
menggunakan larutan sebagai media pertumbuhan atau disebut sebagai
media cair (broth) yang ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil
perhitungannya dilakukan dengan melihat jumlah tabung yang positif gas.
Umumnya setiap pengenceran digunakan 3-5 buah tabung. Lebih banyak
tabung yang digunakan menunjukan ketelitian yang lebih tinggi.
Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beberapa
tabung ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak mengandung sel.
Setelah inkubasi diharapkan pada beberapa tabung terjadi pertumbuhan (+)
sedangkan lainnya (-). Pemilihan kombinasi yaitu berdasrkan pada
pengenceran terakhir dimana semua tabung memberikan reasi positif,
kemudian diambil dua pengenceran berikutnya (Marsela: 2015).
Perhitungan koloni bakteri berdasarkan atas aktivitas bakteri
tersebut dalam melakukan metabolisme. Metode ini disebut juga sebagai
MPN (Most Probable Number). Bahan uji yang akan dihitung populasi
diencerkan beberapa kali, dilanjutkan dengan inokulasi hasil pengenceran
tersebut dalam media tertentu yang dapat mendeteksi adanya aktifitas
metabolisme bakteri uji. Hasil yang diperoleh kemudian dirujuk pada tabel
MPN, sehingga populasi dapat diketahui dengan pendekatan tersebut
(Marsela: 2015).
Metode MPN sering dipakai untuk menghitung jumlah populasi
bakteri E.coli dalam air limbah, karena kemampuannya dalam melakukan
fermentasi dalam substrat media cair lactose Broth. Metabolitnya berupa
gas karbon dioksida yang akan terperangkap dalam tabung Durham yang
sengaja dimasukan dalam tabung reaksinya dengan posisi terbalik.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau
unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi
misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam
sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada
setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi
kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan
nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi. Adapun ragamnya yaitu
(Marsela: 2015):
1. Ragam 511
a. 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 1 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 1 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
2. Ragam 555
a. 5 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 5 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 5 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
3. Ragam 333
a. 3 tabung yang berisi LB double x 10 ml
b. 3 tabung yang berisi LB single x 1 ml
c. 3 tabung yang berisi LB single x 0,1 ml
Standar analisa air untuk mengetahui adanya bakteri coliform ada 3
melalui tahapan uji yaitu (Marsela: 2015):
1. Uji duga (Presumtive Test)
Bertujuan untuk menduga adanya bakteri coli yang
mempunyai sifat mampu memfermentasikan laktosa dengan
menghasilkan gas. Bakteri coli yang diduga meliputi semua
bakteri gram negatif tidak membentuk spora, selnya membentuk
sel pendek, bersifat fakultatif anaerob, membentuk gas dalam
waktu 24 jam dari laktosa pada temperatur 37 derajat Celsius.
Apabila terbentuk gas dalam waktu 24 jam kedua (48 jam) uji
dinyatakan meragukan. Sedangkan apabila gas tidak terbentuk
dalam waktu 48 jam uji dinyatakan negatif. Apabila hasil uji
duga negatif, maka uji-uji berikutnya tidak perlu dilakukan
karena dalam hal ini berarti pula tidak ada bakteri coli dalam
contoh.
Untuk analisis air, dalam uji penduga di gunakan lactose
broth, sedangkan untuk contoh lainya yang banyak mengandung
bakteri asam laktat, misalnya susu, di gunakan brilliant green
lactose bilebroth (BGLB). Bakteri asam laktat dapat
memfermentasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat
mengakibatkan pembacaan uji positif yang salah. BGLB
merupakan medium selektif yang mengandung asam bile
sehingga dapat menghambat bakteri gram positif termasuk
Coliform. Inkubasi di lakukan pada suhu 35 C selama 24-48 jam
o

dan tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10


% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham.tabuung yang
tidak menunjukan terbentuknya gas di perpanjang lagi
inkubasinya hingga 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas, di
hitung sebagai tabuung negatif. Jumlah tabuung yang positif di
hitung pad masing-masing seri. MPN penduga dapat di hitung
dengan melihat table MPN 7 tabung.
2. Uji Penetapan (Comfirmed Test)
Bertujuan untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan
media yang secara umum digunakan adalah Brilliant Green
Laktosa Bile Bronth (BGLB 2%) atau bisa juga menggunakan
media selektif dan diferensial untuk bakteri coli sperti misal
Endo Agar (EA). Pembacaan dilakukan dengan melihat 24-48
jam dengan melihat tabung-tabung yang positif. Test ini
merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk
pemeriksaan bakteriologis air. Terbentuknya gas dalam lactose
broth atau dalam BGLB tidak selalu menunjukan bakteri coli
karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat
memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas, misalnya
bakteri asam laktat dan beberapa kahmir tertentu. Oleh karena
itu perlu di lakukan uji penguat pada agar EMB.Dengan
Menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang
menunjukan uji penduga positif (terbentuk gas) masing-masing
di inokulasikan pada agar cawan EMB dengan cara goresan
kuadran. Semua tabung di inkubasikan pada suhu 35oC selam
24 jam. Jumlah cawan EMB pada masing-masing pengenceran
yang menunjukan adanya pertumbhan Coliform, baik fekal
maupun non fekal, dihitung, dan MPN penguat dapat di hitung
dari table MPN 7.
3. Uji Lengkap ( Completed Test)
Dari pertumbuhan koloni pada agar cawan EMB, di pilih
masing-masing satu koloni yang mewakili Coliform fekal dan
satu koloni yang mewakili Coliform non fekal. Uji lengkap di
lakukan untuk melihat apakah isolat yang di ambil benar
merupakan bakteri Coliform. Dari masing-masing koloni
tersebut di buat perwarnaan gram, dan sisanya masing-masing di
larutkan ke dalam 3 ml larutan pngencer steril. Dari suspensi
bakteri tersebut masing di inokulasikan menggunakan jarum ose
ke dalam tabung berisi lakose broth dan tabung Durham, dan di
goreskan pada agar miring nutrien agar. Tabung di inkubasikan
pada suhu 35 C selam 24 jam, dan di amati pertumbuhan dan
o

pembentukan gas di dalam lactose broth. Koloni yang


menunjukan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang,
dan membentuk gas di dalam lactose broth mereupakan uji
lengkap adanya koloni Coliform.
Biasanya dengan membuat isolasi/ piaraan murni dengan
coloni yang tumbuh pada test penetapan. Uji ulang juga
dimaksudkan untuk uji ulang apakah jasad renik yang diduga
Coliform pada uji duga memang benar. Dalam uji lengkap dapat
diamati morfologi dan fisiologi dari bakteri yang diduga
coiform. Apabila semua kriteria dipenuhi dapat ditarik
kesimpulan bahwa contoh air mengandung bakteri coliform.

4.3 Kualitas Air Di Lingkungan UIN Maliki Malang Serta Bagaimana


Solusinya
Penelitian untuk mengidentifikasi bagaimana kualitas air di lingkungan
kampus UIN Maliki Malang perlu dilakukan. Hal ini karena pemanfaatan air di
wilayah kampus UIN Maliki Malang tinggi, Penyebabnya dikarenakan UIN
Maliki Malang mewajibkan selurh mahasiswa barunya untuk menetap di
ma’had (asrama) selama satu tahun pertama, sehingga kebutuhan akan air bersih
menjadi tinggi.
Analisa air dilakuakan menggunakan tiga macam sampel, yaitu air got, air
kran, dan air bermerek. Ketiganya berada di wilayah UIN Maliki Malang.
Masing-masing sampel dilakukan tiga kali pengulangan uji pada masing-
masing tahap uji. Kualitas air dianalisa berdasarkankuantitas bakteri coliform
yang dilakukan menggunakan metode Most Probably Number (MPN). Terdapat
tiga pengujian yang harus dilakukan dalam metode MPN ini, yaitu uji penduga,
uji penegas, dan uji pelengkap.
Uji penduga dilakukan menggunakan media Lactose Broth (LB) dan
digunakan tiga tabung reaksi pada masing-masing sampel. Pada tabung
kemudian dimasukkan satu tabung durham dengan posisi terbalik sebagai
tempat penampungan gas hasil metabolisme bakteri. LB yang sudah diisi
dengan sampel kemudian disimpan pada inkubator pada suhu 37o C selam 1 x
24 jam.
Media LB pada sampel air kran dan air got yang sebelumnya berwarna
kuning jernih, setelah diinkubasi berubah menjadi keruh dan terdapat
gelembung pada tabung durham. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat
dikatakan bahwa sampel air kran dan air got positif mengandung koliform.
Sesuai dengan literatur oleh Marsela (2015) yang menyebutkan bahwa koliform
merupakan bakteri gram negatif yang mampu memfermentasi laktosa, hal inilah
yang membuat media menjadi kerih. Sedangkan pada sampel air bermerk tidak
sidapatkan perubahan apapun pada media, sehingga dapat dikatakan bahwa
sampel air bermerek negatif mengandung coliform.
Setelah dilakukan uji pendugaan, sampel yang positif akan diuji lagi pada
tahap selanjutnya yaitu uji penegasan. Tujuannya adalah untuk memperoleh
data yang lebih spesifik menegnai jenis koliform yang terkandung di dalamnya.
Uji penegas dilakukan pada media Briliant Green Lactosa Broth (BGLB)
dengan metode yang sama pada uji pendugaan.
Media BGLB pada sampel air kran dan air got yang sebelumnya berwarna
hujau jernih, setelah diinkubasi berubah menjadi keruh serta terdapat
gelembung pada tabung durham. Selain itu, pada dasar tabung terdapat endapan
berwarna putih. Endapan putih ini merupakan koloni dari bakteri koliform
fekal, sesuai dengan literatur oleh Marsela (2015) yang menyebutkan bahwa
media BGLB merupakan media yang selektif diferensil dimana hanya dapat
menumbuhka bakteri-bakteri tertentu, dalam hal ini adalah koliform fekal.
Berdasarkan hasil pengamatan, sampel yang diuji positif seluruhnya,
sehingga diprlukan pengujian ketahap selanjautnya yaitu tahap pelengkap.
Tujuannya dalah untuk memastikan spesies dari koliform fekal tersebut. Pada
tahap ini, media yang digunakan yaitu Eosin Methilen Blue (EMB) yang
ditempatkan pada cawan petri. Kemudian dipindahkan bakteri pada media
BGLB menggunakan jarum ose ke media EMB dengan metode penyetrikkan
zig-zag. Kemudian media diinkubasi selama 1 x 24 jam.
Hasil uji pelengkap menunjikkan bahwa terdapat koloni-koloni bakteri pada
bekas penyetrikkan dengan warna hitam dan hijau metalik. Koloni bakteri yang
berwarna hijau metalik ini adalah Escherichia coli. Sedangkan koloni bakteri
yang berwarna hitam belum teridentifikasi karena kurangnya literatur serta
pengetahuan dari peneliti sendiri.
Berdasarkan seluruh tahapan uji yang telah dilakukan, diketahui bahwa air
di lingkungan UIN Maliki Malang belum dikatakan baik karena adanya bakteri
koliform yang terkandung pada sampel air kran. Bahkan data menunjukkan
kuantitas koliform pada sampel air kran yang tidak jauh bereda dengan kuantitas
koliform pada air got yang sudah pasti kotor. Dalam hal ini, sampel air bermerek
sebagai variabel control telah menunjukkan hasil pengujian bagaimana
seharusnya air yang dikonsumsi, yaitu negatif mengandung koliform.
Adanya bakteri pada air kran dapat disebabkan oleh adanya kontaminasi
ketika air mengalir dari sumber hingga menuju mulut kran. Kontaminasi ini
dapat berasal dari debu, hewan, ataupun kotoran-kotoran. Hal tersebut sulit
untuk dikendalikan manusia karena manusia tidak dapat terus menerus
mengawasi jalannya air. Maka solusi yang dapat diambil yaitu dengan
melakukan perebusan air sebelum dikonsumsi untuk mematikan bakteri
ataupun organisme lain di dalamnya. Selain itu, jika air digunakan untuk mandi
dan mencuci, penting untuk melakukan pengurasan bak mandi secara rutin
sehingga meminimalisir adanya endapan yang mungkin saja menjadi pengotor
pemicu bakteri coliform.
Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan membeli air bermerek untuk
dikonsumsi. Cara ini memang membutuhkan dana lebih banyak. Selain itu juga
kurang ramah lingkungan karena akan dihasilkan sampah-sampah plastik
kemasan dari air. Cara-cara tersebut dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan
keadaan, yang paling penting adalah dengan selalu menjaga kebersihan
lingkungan sehingga meminimalisir berbagai dampak buruk bakteri koliform.

5.1 Kesimpulan
Coliform merupakan suatu golongan bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik di dalam air.
Adanya bakteri coliform pada air menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih
tahap pengolahan air pernah mengalami kontak dengan feses yang berasal dari
usus manusia. Standart air minum untuk jumlah coliform fecal yaitu 0 per 100
ml.
Kualitas air dapat diuji dengan metode MPN (Most Probable Number).
Metode ini dalam pelaksanaannya relatif cepat dan sederhana apabila
dibandingkan dengan metode lainnya. Pada metode MPN, akan dilakukan
prosedur yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu uji pendugaan, uji penegas
(confirmed test), dan uji pelengkap (complete test).
Berdasarkan seluruh tahapan uji yang telah dilakukan, diketahui bahwa air
di lingkungan UIN Maliki Malang belum dikatakan baik karena adanya bakteri
koliform yang terkandung pada sampel air kran. solusi yang dapat diambil
yaitu dengan melakukan perebusan air sebelum dikonsumsi untuk mematikan
bakteri ataupun organisme lain di dalamnya. Selain itu, jika air digunakan
untuk mandi dan mencuci, penting untuk melakukan pengurasan bak mandi
secara rutin sehingga meminimalisir adanya endapan yang mungkin saja
menjadi pengotor pemicu bakteri coliform. Cara lain yang dapat digunakan
adalah dengan membeli air bermerek untuk dikonsumsi.

5.1 Saran
Menjaga kebersihan lingkungan sangat penting untuk menghindari
penularan penyakit. Untuk pencegahan penyakit yang menggunakan air
sebagai media penularan, sebaiknya air yang dionsumsi dipastikan benar-benar
matang, juaga dilakukan pengurasan secara rutin pada bak mandi. Untuk
penelitian selanjutnya pada topik yang sama, sebaiknya pengulangan uji
dilakukan lebih banyak lagi agar data yang diperoleh lebih valid.

Anda mungkin juga menyukai