TINJAUAN PUSTAKA
tentang Ketuban Pecah Dini atau yang lebih sering disebut dengan KPD.
kehamilan yang telah valiable dan tidak diikuti persalinan setelah 6 jam.
yang pertama adalah infeksi yang terjadi pada selaput ketuban maupun
6
dengan kepala bayi, kehamilan multigravida dan kurang gizi terutama dari
tembaga dan vitamin c. Menurut Nugroho (2010) salah satu faktor yang
tentang vitamin c tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Spinnato
(2008) yang menjelaskan bahwa vitamin C dan vitamin E yang diminum oleh ibu selama
enzim yaitu ensim proteolotik dan kolagenase yang diikuti oleh ketuban
pecah spontan.
dan selaput ketuban yang tidak kuat dikarenakan kurangnya jaringan ikat
Selain karena infeksi dan tekanan intra uterin yang kuat, hubungan
kontraksi, tetapi bisa juga karena faktor trauma saat hubungan seksual.
berlebihan yang disebabkan oleh besarnya janin, dua plasenta dan jumlah
dengan adanya air yang mengalir dari vagina yang tidak bisa dibendung
lagi.
fernik kaseosa (lemak pada kulit janin). Sebagai informasi cairan ketuban
gumpalan halus lemak dan berbau amis dan akan berubah warna jika
oleh ibu maka sedikit demi sedikit air ketuban akan habis dan jika air
ketuban habis maka dapat menimbulkan rasa sakit ketika janin bergerak
biru menunjukan adanya air ketuban). Selain dengan kertas lakmus dapat
diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya, namun pada umumnya
sederhana.
2008 telah ditemukan satu tes diagnostik yang baik di Amerika Serikat dan
luar negeri yang baru saja disetujui di Amerika Serikat oleh Food and
sekresi dalam KPD adalah (0,05-0,2 ng / mL) ,54-56 ini 1000 - 10.000 kali
yang harus cukup sensitif untuk mendeteksi KPD dengan akurasi sekitar
99%.
penanganan KPD.
Dalam anamnese ibu dengan KPD biasanya didapatkan bahwa ibu merasa
basah pada kemaluan atau juga dengan mengeluarkan cairan yang banyak
dari jalan lahir atau yang sering disebut ngepyok. Cairan ketuban berbau
khas dan yang perlu diperhatikan ketuban pecah terjadi sebeluma ada his,
atau his belum teratur dan sudah keluar lendir darah atau belum. Cara yang
dari vagina. Cara yang ketiga adalah dengan cara pemeriksaan spekulum.
uteri eksternum atau akan mengumpul pada fornik anterior. Dan cara yang
karena itu periksa dalam dilakukan hanya jika informasi yang diperoleh
bermanfaat.
yang sering terjadi pada janin karena KPD adalah sindrom distres
ibu karena KPD yang pertama adalah infeksi sampai dengan sepsis.
infeksi. Setelah ketuban pecah, baik ibu dan janin beresiko infeksi hal
ini terjadi karena setelah ketuban pecah maka akan ada jalan masuk
adalah ruptur uteri karena air ketuban habis, sehingga tidak ada
pelindung antara janin dan uterus jika ada kontraksi sehingga uterus
kematian bayi dan 3 kali peningkatan angka kesakitan bayi, yaitu sindrom
dengan KPD dan 40-70 % dapat menimbulkan kematian pada bayi. KPD
Komplikasi infeksi ketuban yang terjadi pada ibu dengan KPD adalah 13-
60 %.
yang berulang dan KPD pada usia kehamilan dini. Selain itu, karena lebih
banyak terjadi kelainan letak pada KPD dengan kehamilan kurang bulan.
dari kehamilan ibu. Pendapat lain tentang prognosis KPD adalah menurut
Achadiyat (2004) out put sembuh total atau infeksi, sepsis sampai dengan
meninggal.
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dengan KPD, faktor lain yang
umur kehamilan maka prognosis KPD terutama pada janin akan semakin
adalah salah satu komplikasi yang mencapai angka 100% jika bayi lahir
(2009) ada 2 macam yaitu penatalaksanaa pada KPD pada umur kehamilan
janin.
kesakitan ibu dan neonatus. Wanita hamil > dari 32 minggu dengan
disebut periode laten. Makin muda umur kehamilan maka makin lama
score > 5 maka induksi dapat langsung dilakukan, tetapi jika bishop
score < 5 maka harus dilakukan pematangan servik dahulu dan jika
SKOR
No FAKTOR 0 1 2 3
1 Bukaan (cm) Tertutup 1-2 3-4 Lebih dari 5
2 Panjang serviks >4 3-4 1-2 <1
3 Konsistensi Kenyal Rata-rata Lunak -
4 Posisi Posterior Tengah Anterior -
5 Turunya kepala (cm) -3 -2 -1 +1, +2
dari spina iskiadika
6 Turunya kepala 4/5 3/5 2/5 1/5
(dengan palpasi
abdominal menurut
sistim perlimaan)
Sumber:
Saefuddin (2002)
berikut :
kebidanan :
kebidanan
segera
atau anak.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terlihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan
rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah
sebelum melaksanakannya.
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh wanita
(Varney, 1997).
2. Teori asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
a. Pengkajian
1) Data subjektif
a) Umur
(Supono, 2004)
b) Keluhan utama
c) Riwayat kesehatan
penyebab KPD.
d) Riwayat obstetri
Fe.
2) Data objektif
a) Pemeriksaan umum
ringan pada ibu dengan KPD maka suhu diperiksa setiap jam.
b) Status obstetrikus
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
Leopold yaitu:
kepala janin.
(3) Auskultasi
jika DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180x/ menit pada
c) Pemeriksaan penunjang
satu tes diagnostik yang baik di Amerika Serikat dan luar negri
1) Diagnosa
2) Data dasar
a) Data Subjektif
mules-mules.
b) Data Objektif
obyektif pada ibu dengan KPD adalah keluar air ketuban sejak
3) Kebutuhan
hubungan langsung antra ruang dalam uterus dan diluar uterus apalagi
terjadi pada kehamilan ganda dan ada salah satu dari janin mengalami
dibawah kepala sehingga jika terjadi KPD tali pusat akan turun.
posisi lurus kepala lebih rendah dari kaki. Menurut Depkes RI (2008)
jika tali pusat sudah teraba atau terlihat maka ibu dibaringkan miring
kiri, bokong diganjal agar lebih tinggi dari kepala. Setelah bokong
e. Rencana tindakan
2008).
2008).
ketuban pecah lebih dari 6 jam. Tanda dari infeksi adalah suhu >
dari 38 oC, nadi 110 kali per menit, menggigil dan cairan ketuban
adalanya perubahan frekuensi DJJ < 120 atau > 160 adalah tanda
awal gawat janin dan jika < 100 kali per menit dan > 180 x / menit
gawat janin.
10) Periksa pengeluaran air ketuban terhadap warna, jumlah, dan bau
tiap 2 sampai 4 jam. Air ketuban yang normal adalah cairan putih
yang berbau. Jika terjadi perubahan warna pada air ketuban seperti
ibu.
f. Implementasi
g. Evaluasi
1) Kala II
a) Subyektif:
b) Obyektif:
c) Assesment:
d) Planning:
2008).
lilitan sangat erat maka jepit tali pusat pada dua tempat dan
2) Kala III
a) Subyektif:
b) Obyektif :
RI, 2008)
bawah pusat.
c) Assesment :
d) Planning:
bawah ibu.
(3) Menjepit tali pusat pada dua tempat lalu memotong, dan
3) Kala IV
a) Subyektif:
b) Obyektif:
jumlah perdarahan.
c) Assesment:
d) Planning :
2008).
yang bersih dan kering agar ibu nyaman (Depkes RI, 2008).
a) Kala I
infeksi adalah suhu > 38 oC, nadi >110 kali per menit,
antara 120 kali per menit - 160 kali per menit yang
kala II.
b) Kala II
1) Denyut jantung janin tidak kurang dari 120 dan tidak lebih
dari 40 detik.
c) Kala III
2005)
d) Kala IV
(Syaifuddin, 2008).
(Syaifuddin, 2002).
C. Landasan Hukum
klien sebagai penerima jasa kesehatan yang mempunyai dasar hu kum dan
2004).
bidan
b. Pemeriksaan fisik
macet, kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi,
b. Episiotomi
d. Pemberian infus
asuhan kebidanan adalah : peran sebagai pelaksana dalam tugas mandiri pada
diantaranya:
persalinan
prioritas masalah
prioritas
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
Pengetahuan dasar:
a. Fisiologi persalinan
ganda
memungkinkan antara lain kulit langsung, kontak mata antara bayi dan
sedativa.
presentasi, eklamsi, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi ketuban pecah dini
tanpa infeksi distosia karena inersia uteri primer, postterm dan pretem