Anda di halaman 1dari 3

I.

Judul : Daya Desak Logam

II. Tujuan Percobaan : Menyelidiki reaksi redoks yang dapat berlangsung spontan dan
yang tidak dapat berlangsung spontan.

III. Dasar Teori

Reaksi reduksi adalah reaksi yang menerima elektron dan ditandai dengan penurunan bilangan
oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang melepaskan elektron dan ditandai dengan
peningkatan bilangan oksidasi. Kedua reaksi ini berlangsung secara bersamaan, sehingga
penyebutannya sering dirangkaikan menjadi reaksi reduksi-oksidasi atau disingkat redoks.

Daya desak logam atau sering disebut kereaktifan logam adalah kemampuan suatu logam untuk
bereaksi melepaskan elektron, dan mengalami reaksi oksidasi. Pada sel elektrokimia, reaksi redoks
bisa terjadi jika logam yang dicelupkan mendesak ion logam yang ada dalam larutan. Misalnya,
logam magnesium yang dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion Zn2+ akan terjadi
reaksi:

Mg(s) + Zn2+(aq) → Mg2+(aq) + Zn(s)

Logam magnesium lebih reaktif daripada zink, sehingga magnesium mendesak ion Zn2+ dari
larutannya. Logam magnesium mereduksi ion Zn2+ dan ion Zn2+ mengoksidasi logam
magnesium. Dari reaksi tersebut dapat dinyatakan pula bahwa magnesium mempunyai daya
reduksi yang lebih kuat daripada zink, dan zink mempunyai daya oksidasi yang lebih kuat daripada
magnesium.

Daya desak logam berkaitan erat dengan deret volta. Suatu logam bisa mendesak logam-logam
lain yang berada di sebelah kanannya.

Deret volta disusun berdasarkan potensial reduksi standar tiap-tiap unsur logam. Tiap-tiap logam
memiliki potensial reduksinya sendiri-sendiri. Harga Potensial ini berakibat pada kemudahannya
mengalami reduksi yang artinya semakin tinggi potensial reduksi suatu zat maka semakin sukar
untuk bereaksi. Dalam hal ini emas memiliki potensial reduksi tertinggi karena kesukaranya
mengalami oksidasi (sukar bereaksi) dan karenanya emas merupakan logam berharga yang
biasanya digunakan sebagai perhiasan. Logam yang memiliki potensial reduksi rendah (seperti
logam golongan I A) tidak terdapat dalam bentuk logam murni di alam. Untuk mengambil logam-
logam ini biasanya dengan cara elektrolisis leburan garamnya (untuk melebur garam-garam ionik
ini membutuhkan suhu ribuan derajat celsius). Oleh karenanya, logam ini relatif mahal
dibandingkan beberapa logam lainnya.

Suatu logam murni juga dapat bereaksi dengan suatu larutan garam. Reaksi ini didasarkan pada
potensial reduksi tiap-tiap logam. Logam yang memiliki potensial reduksi tinggi (seperti perak,
Ag) dapat “mereduksi” logam dengan potensial reduksi lebih rendah. Hal ini berarti suatu larutan
perak (seperti perak nitrat, AgNO3) dapat bereaksi dengan logam tembaga. Endapan putih-
keperakan akan muncul di permukaan tembaga. Hal serupa tidak dapat terjadi jika suatu larutan
tembaga direaksikan dengan logam perak. Tetapi, jika besi dimasukan ke dalam larutan tembaga,
endapan merah-kecoklatan akan muncul dipermukaan besi.

Teori pendesakan logam sangat bermanfaat pada perlindungan logam besi dengan logam
magnesium. Logam magnesium seperti “dikorbankan” agar logam besi tidak mengalami proses
oksidasi lebih lanjut. Metode ini disebut galvanisasi, yang didasarkan pada potensial reduksi

1
magnesium yang rendah. Pelapisan logam dengan cara pendesakan logam juga terkadang
digunakan karena penggunaannya yang mudah dan murah.

IV. Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Jumlah


Tabung Reaksi 9 buah
Rak Tabung Reaksi 1 buah
Gunting 1 buah
Logam Cu 3 buah
Logam Pb 3 buah
Logam Zn 3 buah
Larutan CuSO4 Secukupnya
Larutan Pb(NO3)2 Secukupnya
Larutan ZnSO4 Secukupnya
Pipet Tetes 1 buah

V. Cara Kerja

a. Siapkan 9 tabung reaksi dan rak nya, 3 tabung dimasukkan larutan CuSO4, 3 tabung
dimasukkan larutan Pb(NO3)2, dan 3 tabung lainnya dimasukkan larutan ZnSO4
secukupnya dengan pipet tetes jika sudah diletakkan pada rak.
b. Kemudian tambahkan logam Cu, Pb, dan Zn pada setiap larutan CuSO4, Pb(NO3)2, dan
ZnSO4
c. Mengamati segala perubahan yang terjadi pada larutan
d. Catatlah hasil pengamatan

VI. Hasil Pengamatan

Larutan
CuSO4 Pb(NO3)2 ZnSO4
Logam
Warna logam
memudar dan terjadi
Cu perubahan warna Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
pada larutan menjadi
hijau.
Pb Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
Warna logam
berubah jadi hitam
pekat kemudian
Warna logam
hancur berubah jadi
berubah jadi hitam
warna cokelat, ada Warna logam
kemudian hancur
Zn gelembung, terjadi berubah menjadi
dan mengkristal, ada
kenaikan suhu, keabuan
gelembung, terjadi
warna larutan
kenaikan suhu
berubah dari hijau
kemudian pudar lagi
hingga bening.

2
VII. Kesimpulan

Untuk menentukan terjadi atau tidaknya pendesakan pada ion logam dapat dilihat dari perubahan
warna dan berkarat atau tidaknya logam di dalam larutan serta terjadi reaksi endapan pada logam,
sebaliknya jika tidak ada perubahan warna, tidak berkarat dan tidak terjadi reaksi endapan pada
logam maka tidak terjadi pula proses pendesakan pada ion logam.

Anda mungkin juga menyukai