Anda di halaman 1dari 16

Edisi Juni 2015 Volume IX No.

1 ISSN 1979-8911

UJI AKTIVITAS DAYA ANTIOKSIDAN BIOPIGMEN PADA


FRAKSI ASETON DARI MIKROALGA Chlorella vulgaris

Tina Dewi Rosahdi*, Yuli Susanti, dan Dede Suhendar

*tina_dr@uinsgd.ac.id

Abstrak

Biopigmen merupakan pewarna alami yang dihasilkan dari organisme hidup. Sayuran
dan buah-buahan merupakan sumber biopigmen, selain itu mikroalga pada saat ini juga
merupakan sumber biopigmen yang potensial. Mikroalga Chlorella vulgaris adalah jenis
ganggang hijau atau Chlorophyta yang diketahui sebagai sumber biopigmen, yaitu
klorofil yang digunakan pada proses fotosintesis. Peran biopigmen bagi manusia salah
satunya adalah sebagai antioksidan. Antioksidan yaitu senyawa yang pada konsentrasi
rendah dapat mencegah atau memperlambat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal
bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan dan jenis biopigmen
serta aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (diphenilpycrylhydrazil).
Ekstraksi biopigmen dari Chlorella vulgaris dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan aseton. Kemudian dilakukan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi
keberadaan biopigmen dan spektrofotometer UV-Vis untuk penentuan secara kuantitatif
jenis biopigmen yang terdapat pada mikroalga Chlorella vulgaris. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa biopigmen yang terkandung dari mikroalga Chlorella vulgaris
adalah klorofil. Nilai IC50 vitamin C sebagai pembanding diperoleh sebesar 20.14 ppm
sedangkan nilai IC50 dari fraksi aseton sebesar 57,25 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa
untuk meredam radikal bebas sebesar 50% membutuhkan konsentrasi antioksidan sebesar
57,25 ppm.
Kata-kata kunci: Biopigmen, Chlorella vulgaris, antioksidan, DPPH, IC50

diperoleh dari sayuran, buah-buahan,


Pendahuluan
hewan dan mineral, biopigmen juga
Biopigmen dihasilkan dari
dapat diperoleh dari mikroalga.
organisme hidup, maka kelangsungan
Mikroalga merupakan tumbuhan air
bahan bakunya dapat dipertahankan
yang berukuran mikroskopik, memiliki
(renewable resorces). Selain dapat
berbagai potensi yang dapat

1
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dikembangkan sebagai sumber pakan, Selain berperan sebagai

pangan, dan bahan kimia lainnya. biopigmen, klorofil diketahui dapat

Kandungan alami mikroalga terdiri dari berpotensi sebagai antioksidan.

zat gizi dan beberapa senyawa aktif Antioksidan merupakan senyawa yang

seperti β-karoten, provitamin, mineral, pada konsentrasi rendah mampu

pigmen dan asam lemak. Budidaya mencegah atau memperlambat reaksi

mikroalga sangat menarik karena oksidasi yang disebabkan oleh radikal

tingkat pertumbuhannya yang tinggi, bebas. Tubuh kita memerlukan suatu

mampu menyesuaikan pada kondisi substansi penting yakni antioksidan

lingkungan yang bervariasi. Mikroalga yang dapat membantu melindungi

merupakan tumbuhan thalus yang tubuh dari serangan radikal bebas

berklorofil dan mempunyai pigmen dengan meredam dampak negatif

tumbuhan yang dapat menyerap cahaya senyawa ini. Namun, hal ini tergantung

matahari melalui proses fotosintesis. terhadap pola hidup dan pola makan

Chlorella vulgaris merupakan kita yang harus benar. Konsumsi

mikroalga jenis klorofita atau alga hijau. antioksidan yang memadai dapat

Pada umumnya, klorofita atau alga hijau mengurangi terjadinya berbagai

memiliki biopigmen yang digunakan penyakit seperti kanker, kardiovaskuler,

untuk berfotosintesis yaitu klorofil katarak, masalah pencernaan serta

disamping adanya biopigmen penyakit degeneratif lain. Untuk

karotenoid (karoten dan xantofil). Alga menguji adanya aktivitas antioksidan

hijau didominasi warna hijau karena dapat menggunakan metode

berasal dari pigmen klorofil a dan diphenilpycrylhydrazil (DPPH).

klorofil b. Pengamatan terhadap penangkapan

radikal diphenilpycrylhydrazil (DPPH)

2
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dapat dilakukan dengan mengamati fraksi aseton untuk mengetahui

penurunan absorbansi. kemampuan biopigmen sebagai anti

Penelitian tentang biopigmen klorofil radikal bebas atau antioksidan.

memang sudah banyak dilakukan dan

diaplikasikan pada berbagai jenis Metode Penelitian

bidang misalnya dalam bidang Alat dan Bahan

kesehatan untuk dijadikan suplemen. Alat yang digunakan dalam

Selain itu kelemahan dari biopigmen itu penelitian ini antara lain

sendiri tidak stabil pada suhu panas dan Spektrofotometer UV/Vis, kuvet,

cahaya. Begitu pula dengan penelitian hemasitometer, neraca analitik, pH

mengenai antioksidan sudah banyak meter, botol kultur, botol vial, aerator,

dilakukan dari berbagai jenis sumber. selang, batu aerator, kain satin,

Peneliti sebelumnya melakukan uji termometer, alat gelas, pengaduk

aktivitas antibakteri dan antioksidan magnet, corong pisah, kertas saring,

ekstrak pigmen klorofil rumput laut batang pengaduk, pipa kapiler, plat KLT

Caulerpa racemosa (forsskal) L.Agardh silika gel GF 254 dan lampu TL (Tube

dimana pigmen klorofil dapat berfungsi Lamp).

sebagai senyawa penangkal radikal Bahan yang digunakan dalam

bebas atau antioksidan dengan memiliki penelitian ini antara lain Chlorella

nilai IC50 (Inhibitor Concentration 50) vulgaris, media BBM (Bassal Bold

sebesar 2350,3 ppm[1]. Karena aktivitas Medium), aseton, n-heksana, metanol,

antioksidan klorofil cukup baik maka NaOH, DPPH, asam askorbat, kertas

dilakukan penelitian mengenai uji tissue, kertas label, plastik bening,

aktivitas daya antioksidan dari aluminium foil dan aquades.

mikroalga Chlorella vulgaris pada

3
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Proses Kultivasi Pemanenan dilakukan dengan cara

Kultivasi Chlorella vulgaris flokulasi yaitu pengendapan dengan

dilakukan dalam media Bassal Bold penambahan NaOH dan didiamkan

Medium (BBM) dengan suhu yang selama satu malam. Setelah satu malam

digunakan selama proses kultivasi yaitu dilakukan proses penyaringan biomassa

pada suhu ruang dan pemberian cahaya menggunakan kain satin. Setelah semua

2000-3000 lux dari lampu TL (Tube kultur selesai disaring, endapan kultur

Lamp). kemudian dibilas dengan menggunakan

aquades hingga didapat pH yang netral.

Pembuatan Kurva Pertumbuhan Selain itu tujuan dari pembilasan

Pembuatan kurva pertumbuhan dengan aquades yaitu untuk

dilakukan dengan menghitung kerapatan menghilangkan pengotor dan residu

optis dari mikroalga selama proses kimia. Untuk proses pengeringan

kultivasi berlangsung dan dilakukan dilakukan dalam ruangan dengan suhu

setiap hari dengan menggunakan ruang. Hasil dari pemanenan dikain

spektrofotometer UV-Vis. Data yang satin dipindahkan ke atas plastik agar

didapat setiap hari selama proses pada saat biomassa sudah kering tidak

kultivasi akan dibuat kurva yang disebut banyak biomassa kering yang

kurva pertumbuhan. menempel pada kain. Pengeringan

biomassa hanya dengan bantuan

Pemanenan dan Pengeringan hembusan angin. Proses pengeringan

Pemanenan Chlorella vulgaris berlangsung selama 2-3 hari.

dilakukan saat kepadatan sel sudah

cukup tinggi (rapat optis kultur > 1) Ekstraksi Biopigmen

yaitu pada hari ke-7 dan ke-8.

4
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Untuk melakukan ekstraksi atas plat KLT silika gel GF 254 dengan

biopigmen digunakan aseton sebagai eluen aseton:heksana (4:6). Proses

pelarut. Sebanyak 0,5 gram sampel dihentikan ketika eluen sudah tidak

kering dilarutkan dengan 100 mL aseton bergerak lagi melalui plat silika gel.

dan diaduk selama satu malam. Ekstrak

disaring dengan kertas saring, residu Karakterisasi fraksi Aseton untuk

diekstraksi kembali dengan pelarut yang Pembacaan Pola Spektra

sama sampai seluruh pigmen terangkat Pembacaan pola spektra pada

yang ditandai dengan warna thallus fraksi aseton dilakukan pada panjang

yang memucat/pudar. Selanjutnya filtrat gelombang 300-800 nm dengan

dipartisi dengan n-heksana kemudian menggunakan spektrofotometer UV-

ditambahkan garam dapur untuk Vis. Pembacaan pola spektra ini

memperjelas pemisahan antara pelarut dilakukan untuk menentukan jenis

dan ekstrak. Selanjutnya filtrat biopigmen utama yang terdapat pada

digunakan untuk KLT, penentuan jenis fraksi aseton dengan membandingkan

biopigmen dengan spektrofotometer hasil pola spektra fraksi aseton dengan

UV/Vis dan uji aktivitas daya pola spektra dari literatur. Selain itu,

antioksidan dengan metode DPPH. juga ditentukan dari panjang gelombang

maksimum yang diperoleh pada pola

Kromatografi Lapis Tipis spektra.

Filtrat yang didapat dari hasil

ekstraksi kemudian dipekatkan dengan Uji Aktivitas Antioksidan

menggunakan waterbath hingga Uji aktivitas antioksidan

volumenya berkurang. Selanjutnya dilakukan untuk mengetahui potensi

ditotolkan menggunakan pipa kapiler di fraksi aseton dari mikroalga Chlorella

5
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

vulgaris sebagai antioksidan. Parameter mL hingga kadarnya 0,004% (b/v).

yang digunakan untuk menghitung Setelah pembuatan larutan DPPH, 3 mL

aktivitas antioksidan adalah IC50 sampel dengan berbagai variasi

(Inhibition Concentration 50). Semakin konsentrasi ditambahkan dengan 3 mL

kecil konsentrasi IC50, maka semakin larutan DPPH 0,004% kemudian

besar aktivitas antioksidannya. Aktivitas diinkubasi selama 30 menit pada suhu

antioksidan dari fraksi aseton diuji ruang. Dimasukkan dalam kuvet dan

dengan menggunakan metode DPPH diukur absorbansinya pada panjang

(diphenilpycrylhydrazil). gelombang 571 nm.

Sebanyak 0,08 gram ekstrak

biopigmen diencerkan dengan metanol Hasil Dan Pembahasan

pada labu ukur 10 mL. Dibuat larutan Kultivasi Chlorella vulgaris

untuk kurva standar dengan menimbang


Pada kultivasi Chlorella
0,01 gram kristal DPPH yang
vulgaris perlu dilakukan aktivasi
diencerkan dengan metanol pada labu
inokulum agar Chlorella vulgaris dapat
ukur 10 mL sehingga kadarnya 1000
beradaptasi dengan medium yang baru
ppm. Kemudian dibuat variasi
yaitu Bassal Bold Medium (BBM)
konsentrasi dari larutan stok sebesar 5,
karena pada sebelumnya Chlorella
10, 15, 20 dan 25 ppm. Dibuat pula
vulgaris dikultivasi pada medium NPK.
larutan pembanding dengan
Proses aktivasi dilakukan selama 3-4
menggunakan standar vitamin C dengan
hari dengan penyinaran 24 jam serta
variasi konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25
pemasangan aerator. Setelah dilakukan
ppm. Pembuatan larutan DPPH
proses aktivasi selama 3-4 hari,
dilakukan dengan menimbang 0,004
Chlorella vulgaris dapat dikultur
gram kristal DPPH dalam labu ukur 100

6
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dengan medium yang baru yaitu Bassal Pertumbuhan sel kultur pada

Bold Medium (BBM). Selain itu, proses media cair dapat dilakukan dengan

aktivasi dilakukan agar inokulum mengukur nilai OD (optical density)[14].

Chlorella vulgaris yang akan dikultivasi Pengukuran biomassa pertumbuhan

berada dalam keadaan optimum untuk mikroalga Chlorella vulgaris dilakukan

tumbuh. Kondisi optimum umumnya pada OD680 . Pengukuran OD ini

dicapai ketika berada pada fase dilakukan setiap hari pada waktu yang

pertumbuhan (logaritmik), dimana sama dengan menggunakan

Chlorella berada dalam tingkat spektrofotometer UV-Vis. Tujuan

pertumbuhan maksimal. Penampakan pengukuran OD adalah untuk

warna pada kultur akan berubah mengetahui kepadatan sel yang akan

menjadi kekuningan ketika kultur dipanen. Nilai absorbansi pengukuran

mengalami fase kematian. Proses kultur OD untuk mikroalga yang sudah siap

Chlorella vulgaris disajikan pada dipanen sebesar >1. Nilai absorbansi

Gambar 1. yang didapat dari pengukuran rapat

optis diturunkan dengan pendekatan

logaritma normal (ln) lalu diplotkan ke

dalam suatu grafik sehingga akan

didapat kurva pertumbuhan[14]. Kurva

pertumbuhan Chlorella vulgaris


Gambar 1. Proses kultivasi mikroalga
disajikan pada Gambar 2.
Chlorella vulgaris

Kurva Pertumbuhan Chlorella

vulgaris

7
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

eksponensial berlangsung dari hari ke

empat hingga hari ke enam masa kultur.

Fase stasioner adalah fase

pertumbuhan ketika kelimpahan sel

mengalami pertumbuhan konstan akibat

keseimbangan katabolisme dan

metabolisme sel. Fase stasioner

berlangsung pada hari ke enam hingga

hari ke sembilan.
Gambar 2. Kurva pertumbuhan Fase kematian sel terjadi
Chlorella vulgaris karena perubahan kualitas air yang

semakin memburuk, penurunan nutrien


Berdasarkan kurva dalam media kultur dan kemampuan sel
pertumbuhan tersebut dapat diketahui yang sudah tua untuk melakukan
bahwa pada fase awal (lag) metabolisme. Fase kematian
pertumbuhan terdapat penambahan berlangsung pada hari ke sepuluh masa
jumlah sel yang sedikit yaitu pada hari kultur[15].
pertama hingga hari ketiga. Setelah

mengalami fase lag, alga akan Pemanenan dan Pengeringan


mengalami pertumbuhan secara cepat Proses pemanenan dilakukan pada
atau yang disebut dengan fase fase stasioner tercapai karena pada fase
pertumbuhan eksponensial. Hal ini ini terjadi pertumbuhan sel yang
ditandai dengan penambahan jumlah sel konstan sehingga kelimpahan sel sedang
yang sangat cepat melalui pembelahan tinggi. Pemanenan dilakukan dengan
sel alga. Fase pertumbuhan cara flokulasi yaitu pengendapan

8
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

dengan penambahan NaOH dan

didiamkan semalam. Kemudian disaring

dan dicuci dengan aquades untuk

menetralkan dan menghilangkan residu

kimia.

Proses pengeringan perlu

diperhatikan karena akan berpengaruh

pada kualitas biomassa. Pengeringan

dilakukan dengan menyimpan biomassa

basah di atas plastik kemudian

dianginkan dengan suhu ruang.

Gambar 3. Pola Pemisahan

Analisis Biopigmen pada Fraksi Fraksi aseton dari

Aseton Chlorella vulgaris

dengan KLT
Analisis biopigmen dari mikroalga
Dari pola pemisahan pigmen tersebut
Chlorella vulgaris pada fraksi aseton
terdapat 9 spot, yaitu 6 spot yang
dilakukan secara kualitatif dengan
diidentifikasi senyawa klorofil (4, 5, 6,
kromatografi lapis tipis (KLT) dan
7, 8, dan 9) dan 3 spot yang
secara kuantitatif dengan
diidentifikasi senyawa karotenoid (1, 2,
spektrofotometer UV-Vis.
dan 3). Pada spot 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
Hasil komposisi pigmen
menghasilkan nilai Rf antara 0,49-0,63
menggunakan kromatografi lapis tipis
dimana pada rentang tersebut
(KLT) berupa pola pemisahan pigmen
merupakan kisaran nilai Rf untuk
yang disajikan pada Gambar 3.
senyawa klorofil. Untuk klorofil a

9
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

berada pada rentang nilai Rf sebesar identifikasi pola spektra dari fraksi

0,57-0,64 sedangkan untuk klorofil b aseton serta dibandingkan dengan Rf

diantara rentang nilai Rf sebesar 0,42- klorofil dan pola spektra pada literatur

0,56[18]. yang memiliki kesamaan, dapat diambil

Hal ini didukung dengan hasil kesimpulan bahwa pada fraksi aseton

pembacaan pola spektra dari fraksi terdapat klorofil sebagai biopigmen

aseton pada panjang gelombang 300- utama. Pola spektra klorofil sebagai

800 nm yang memberikan 2 puncak standar atau pembanding disajikan pada

yaitu pada panjang gelombang 411 nm Gambar 5.

dan panjang gelombang 663 nm.

Gambar 4. Pola spektra fraksi aseton


Gambar 5. Pola spektra Klorofil
Hasil ini tidak berbeda jauh dengan
Kurva Kalibrasi DPPH
literatur yaitu pada panjang gelombang
Kalibrasi merupakan kegiatan untuk
430 nm dan 662 nm.
menentukan kebenaran konvensional
Berdasarkan hasil dari
nilai penunjukkan alat ukur dan bahan
kromatografi lapis tipis (KLT) dan

10
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

ukur dengan membandingkan terhadap Dari grafik tersebut terdapat

standar ukur. Pembuatan kurva standar hubungan antara absorbansi dengan

DPPH dilakukan dengan membuat konsentrasi sehingga diperoleh kurva

variasi standar yaitu 5, 10, 15, 20 dan kalibrasi standar DPPH dengan

25 ppm dari serbuk DPPH. Hasil persamaan garis y = -0,007x + 0,216

pengukuran ditunjukkan pada Tabel 1. dengan nilai koefisien korelasi sebesar

0,926.
Tabel 1 Hasil absorbansi DPPH

diberbagai konsentrasi Uji Aktivitas Daya Antioksidan pada


Konsentrasi Absorbansi Fraksi Aseton
(ppm)
5 0,173 Pengujian aktivitas antioksidan
10 0,151
15 0,128 fraksi aseton diukur dengan
20 0,051
25 0,045 menggunakan DPPH. Aktivitas
Dari data absorbansi tersebut dapat
antioksidan pada penelitian ini dihitung
dibuat grafik hubungan konsentrasi
berdasarkan konsentrasi penghambatan
terhadap absorbansi. Grafik kurva
radikal bebas 50% (IC50) dan
kalibrasi DPPH disajikan pada Gambar
dibandingkan dengan vitamin C. Nilai
6.
IC50 dari fraksi aseton sebesar 57,25

ppm lebih tinggi dari pembanding yaitu

vitamin C sebesar 20,14 ppm. Nilai IC50

didapat dari persamaan garis dengan

memplotkan % inhibisi sebagai sumbu

y dan konsentrasi sebagai sumbu x.

Sehingga didapat kurva vitamin C dan


Gambar 6. Grafik kurva kalibrasi

larutan DPPH.

11
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

fraksi aseton pada Gambar 7 dan 8 Gambar 8. Grafik hubungan

secara berturut-turut. konsentrasi fraksi aseton

dengan % inhibisi

Aktivitas antioksidan pada

klorofil dapat disebabkan oleh beberapa

hal. Klorofil mampu menangkap

oksigen singlet dan melalukan resonansi

maupun vibrasi untuk membuang energi


[23]
yang berlebihan ke lingkungan .

Mekanisme ini didukung oleh struktur

utama klorofil, yaitu tetrapirol yang

merupakan struktur –ena terkonjugasi.


Gambar 7. Grafik hubungan
Struktur ini menyebabkan energi
konsentrasi vitamin C
menjadi stabil, terutama melalui
dengan % inhibisi
resonansi dalam struktur orbital pi yang

overlap[24]. Klorofil juga dimungkinkan

mampu menangkap radikal bebas

karena klorofil termasuk senyawa yang

lipofilik[25].

Kesimpulan

Hasil identifikasi jumlah

biopigmen pada fraksi aseton hasil

ekstraksi mikroalga Chlorella vulgaris

12
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

sebanyak 9 spot dan jenis biopigmen Microalgae Culture Biotechnology

yang terdapat fraksi aseton adalah and Applied Phycology.125-

klorofil a. Aktivitas daya antioksidan 217.Britain: Blackwell

dari mikroalga Chlorella vulgaris pada [3] Soematmaji,D.W.1998.”Peran Stress

fraksi aseton dengan nilai IC50 57,25 Oksidatif dalam Patogenesis

ppm dapat berfungsi sebagai penangkal Angiopati Mikro dan Makro DM”.

radikal bebas dan bila dibandingkan Dalam Medica.5(24):318:325

dengan Vitamin C dengan nilai IC50 [4] Leong dan Shui G.2002.”An

20,14 ppm sebagai kontrol positif, Investigation of Antioxidant

aktivitas daya antioksidan fraksi aseton Capacity of Fruits in Singapore

dapat dikatakan kuat sebagai penangkal Markets”, Food Chemistry.76:69-

radikal bebas. 75

[5] Supari F.1996.”Radikal Bebas dan

Patologi beberapa Penyakit di

DAFTAR PUSTAKA dalam Senyawa Radikal dan Sistem

[1] Dimara,Lisiard;B.Yenusi,Tien Pangan Reaksi Biomolekuler,

Nova.”Uji Akrivitas Antibakteri dampak terhadap Kesehatan dan

dan Antioksidan Eksttrak Pigmen Penangkalan”. Prodising Seminar

Klorofil Rumput Laut Caulera Pusat Studi Pangan dan Gizi IPB

racemosa (Forsskal) dan Kedutaan Besar

J.Agard”.Jurnal Biologi Perancis.Jakarta.Bogor

Papua.2011,3(2):53-58 [6] Hernani dan Rahardjo,

[2] Richmond, A.(2004).”Biological Mono.2005.”Tanaman Berkhasiat

Principles of Mass Cultivation”. In: Antioksidan”.Penebar

Richmond, A. Handbook of Swadaya.Depok

13
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

[7] Molyneux,P.2004.”The Use of The Kuantitatif”. Edisi Keenam.

Stable Free Radical Jakarta. Penerbit Erlangga

diphenilpycrilhydrazine (DPPH) for [12] Etty Triyati. 1985.

Estimating Antioxidant “Spektrofotometer Ultra-violet

Activity”.Songklonakarin dan Sinar Tampak serta

J.Sci,Techno.26(2):211-219 Aplikasinya dalam Oseanologi”.

[8] Sanja M. Milenkovic, Jelena B. Oseana, Volume X, nomor 1:39-

Zvezdanovic, Tatjana D. 47

Andelkovic, Dejan Z.

Markovic.2012. “The Identification [13] Khopkar, S. M. 1990. “Konsep

of Chlorophylland its Derivates in Dasar Kimia Analitik”. Jakarta:

The Pigment Mixtures: HPLC- UI-Press.

Chromatography, Visible and Mass

Spectroscopy Studies”.Advanced [14] Pamungkas E.2005.”Pengolahan

Technologies 1(1)(2012);16-24 Limbah Cair PT.Pupuk Kujang

[9] Suriawiria,Unus.2005.”Chlorella dengan Spirulina sp. pada Reaktor

untuk Kesehatan dan curah (batch)”.[skripsi]

Kebugaran”.Jakarta:Papas Sinar Bogor:Program Studi Teknologi

Sinanti Hasil Perairan.Fakultas Perikanan

[10] Wirosaputro, dan Ilmu Kelautan.IPB

Sukirman.2002.”Chlorella untuk

Kesehatan Global”.Gajah Mada [15]Ayustama,Anditha;Artjha,

University Press Eka.2010.”Proses Produksi

[11] Day, R. A. and A. L. Underwood. Mikroalga dalam Photobioreaktor

(2002).“Analisis Kimia Moni Pond secara Batch untuk

14
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

Bahan-bahan [20] Doke JM.2005.”An Improved and

Biodisel”.Semarang.Fakultas Efficient Method fot the

Teknik:Universitas Diponegoro extraction of Phycocyanin from

[16] Desrosier NW.1988.”Teknologi Spirulina sp.”.Journal of Food

Pengawetan Pangan”.Edisi Engineering.vol1.Issue 5.Article 2.

Ketiga.Muldjoharjo M, [21] Haryoto dkk.2007.”Aktivitas

penerjemah.Jakarta:UI-Press Antioksidan Fraksi Polar Ekstrak

[17] Indelicato, S.R, dan D.A. Metanol dari Shorea

Watson.1986.”Identification of acuminatissima dengan Metode

the Photosynthetic Pigments of DPPH”.Jurnal Ilmu Dasar.Vol 8

the Tropical Benthic No 2:158-164

Dinoflagellate Gambierdiscus [22] Hartiwi Etti dan Trihandaru

toxicus”.Marine Fisheries Suryasatriya.2009.”Pengukuran

Review.,48(4):44-47 Spektrum Klorofil Daun Suji

[18] Pramesti, Rini. 2013.”Aktivitas Menggunakan Spektrofotometer

Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Sederhana”.Prosididng Seminar

Caullerpa serrulata dengan Nasional Sains dan Pendidikan

Metode DPPH”.Buletin Sains IV, No.3:992-631

Oseanografi Marina April [23] Yanishlieva.N.V.2003.”Inhibiting

2012.vol 2;7-15 Antioxidant In : Pokorny J.N

[19] Arylza IS.2005.”Isolasi Pigmen Yanishlieva dan M.Gordon(Eds)

Biru Fikosianin dari Mikroalga Antioxidant in Food”.Woodhead

Spirulina platensis”.Jurnal Publishing Limited, North

Oseanologi dan Limnologi di America PP 22-27

Indonesia.38:79-92

15
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1 ISSN 1979-8911

[24] Lee, M,Lee,S. K.Park dan E.

Choe.2002.”Spinach (Spinacea

olecea) Powder as a Natural Food

Grade Antioxidant in Deep Fat

Dried Products”.J.Agriculture and

Food Chemistry 50:5664-5669

[25] Burrati, SN Pellegrini, O.V

Brenna dan S.

Mannino.2001.”Rapid

Electrochemical Method for the

Evaluation of the antioxidant

Power of some Lipophilic Food

Extract.J.Agriculture and Food

Chemistry, 49,5136-5141

16

Anda mungkin juga menyukai