Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TERJADINYAKEHAMILAN RESIKO TINGGI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun oleh:

Rr Dewi Retno A (01.205.5075)


Silfia (01.206.5295)
Hevatika farma M (01.210.6181)
Ida wahyuningsih (01.210.6207)

KEPANITERAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS HALMAHERA

29 FEBRUARI 2016 – 19 MARET 2016

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM


SULTAN AGUNG SEMARANG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2009, p. 89).

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang

mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal

perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal

lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada

trimester terakhir dapat merupakan fisiologis. Namun bila disertai edema

ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila diikuti peningkatan

tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi. Perdarahan pada trimester

pertama dapat merupakan fisiologis dengan adanya tanda Hartman yaitu

akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan permukaan

perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan

tetapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau

mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2010, p. 254).

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin

yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Sampai saat

ini keahmilan risiko tinggi masih menjadi ancaman yang besar bagi upaya
meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin dimana saja di seluruh dunia.

Kehamilan Risiko Tinggi masih menjadi masalah pelayanan kesehatan

khususnya dalam bidang obstetri oleh karena dapat meningkatkan morbiditas

dan mortalitas baik maternal maupun perinatal yang masih tinggi.Hal ini

menujukan kurangnya pengetahuan ibu terhadap tanda bahaya kehamilan

utamanya yaitu penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan, dimana

kematian ibu dapat dicegah apabila ibu memiliki pengetahuan yang baik

tentang tanda bahaya kehamilan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Untuk itu deteksi dini tanda-tanda bahaya oleh ibu hamil terhadap

kehamilannya serta penanganan yang adekuat sedini mungkin, merupakan

kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang

dilahirkan (Depkes, 2009). Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan

risiko harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan

preventif sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk

dapat menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba, 2008, p. 44).

Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga

kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran serta

tenaga kesehatan sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko. Salah

satu upaya yaitu melalui promosi kesehatan dan pencegahan risiko, seperti

pemberian suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian

konseling tentang tanda bahaya kehamilan, dan keluarga berencana.

Mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan penyakit hipertensi dan diabetes

mellitus (Muslihatun, 2009, p. 133). Pengetahuan tentang cara


pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi,

menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat

mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan

yang sudah ada. Selain itu, ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda

kehamilan risiko baik melalui tenaga kesehatan terutama dokter, bidan,

petugas Posyandu, media massa (televisi, koran, dll), sehingga dapat

mengenal risiko kehamilan dan mengunjugi dokter atau bidan sedini mungkin

untuk mendapatkan asuhan antenatal (Maulana, 2009, p. 183).

Kejadian kematian maternal paling banyak adalah pada waktu

nifas sebesar 50,57%, disusul kemudian pada waktu hamil sebesar 25,04%

dan pada waktu persalinan sebesar 24,39%. Penyebab utama masih tingginya

AKI di Indonesia adalah perdarahan, eklampsia dan infeksi. Salah satu

penyebab terjadinya perdarahan adalah karena anemia yang terjadi pada

masa kehamilan (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2010). Menurut profil

kesehatan provinsi Jawa Tengah 2010, kematian ibu biasanya terjadi karena

tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,

terutama pelayanan kegawat daruratan tepat waktu yang dilatar belakangi oleh

terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, Terlambat

mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapat pelayanan di fasilitas

kesehatan. Selain itu faktor penyebab kematian maternal juga tidak terlepas

dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 ‘’terlalu’’,

yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (> 35 tahun), terlalu muda pada saat

melahirkan (< 20
tahun), terlalu banyak anak (> 4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<

2 tahun) (Dinkes provinsi Jawa Tengah,2010). Hal tersebut dilatar belakangi oleh

rendahnya tingkat pendidikan, sosial ekonomi, kedudukan dan peran perempuan,

faktor lingkungan dan budaya serta faktor transportasi (Pusat Komunikasi Publik.

Sekertariat Jendral Departement Kesehatan, 2010).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status kesehatan

masyarakat. Dewasa ini AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara

ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,

AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup. Penduduk

Indonesia pada tahun 2007 adalah 225.642.000 jiwa dengan CBR 19,1 maka terdapat

4.287.198 bayi lahir hidup. Dengan AKI 228/100.000 KH berarti ada 9.774 ibu

meninggal per tahun atau 1 ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan dan nifas (DepKes RI, 2009). Berdasarkan kesepakatan global

(Milenium Development Goals) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu

menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal

itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi

102/100.000 KH, Angka Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH pada tahun

2015.

Angka kejadian kehamilan resiko tinggi di Puskesmas Halmahera cukup tinggi

pada bulan januari-desember 2015 berjumlah 91 kasus di 4 kelurahan. Pada kelurahan

rejosari terdapat 46 kasus, kelurahan sarirejo 22 kasus, kelurahan karang tempel 9

kasus dan karang turi ada 14 kasus. Kasus terbanyak yaitu usia >35 tahun ada 26

kasus, riwayat abortus ada 14 kaus, jumlah anak > 4 ada 10 kasus, anemia (Hb<11)

ada 9 kasus, KPD ada 7 kasus, riwayat SC ada 6 kasus dan usia muda ada 6 kasus.
Pada laporan ini akan membahas tentang faktor yang mempengaruhi terjadinya

kehamilan resiko tinggi wilayah kerja Puskesmas halmahera berdasarkan trilogi

epidemiologi.

Berdasarkan kajian di atas, dirasakan sangat perlu suatu upaya terpadu untuk

memberikan edukasi dan pengertian mengenai kehamilan resiko tinggi.

Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk lebih

mendalami Diagnosis Holistik dan Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga

Terhadap Pasien dengan kehamilan resiko tinggi.

1.1 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana diagnosis Holistik Dan Terapi Komprehensif Dalam Layanan

Kedokteran Keluarga Terhadap Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya

kehamilan resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Halmahera?


1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai diagnosis Holistik Dan Terapi

Komprehensif Dalam Layanan Kedokteran Keluarga Terhadap faktor yang

mempengaruhi terjadinya kehamilan resiko tinggi wilayah kerja Puskesmas

Halmahera.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mengetahui faktorperilaku yang mempengaruhi terjadinya kehamilan resiko

tinggi wilayah kerja Puskesmas Halmahera.

Mengetahui faktor pelayanan kesehatan yang mempengaruhi terjadinya

kehamilan resiko tinggi wilayah kerja Puskesmas Halmahera.

Mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi terjadinya kehamilan

resiko tinggi wilayah kerja Puskesmas Halmahera.

Mengetahui faktor genetik yang mempengaruhi terjadinya kehamilan resiko

tinggi wilayah kerja Puskesmas Halmahera.

1.3 MANFAAT

1.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan tentang kehamilan resiko tinggi dalam deteksi

dini dan tanda bahaya dalam kehamilan serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

b. Menjadi rujukan untuk penelitian lebih lanjut.


1.3.2 Manfaat bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi bagi masyarakat terutama ibu hamil untuk menambah

pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

b. Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih memberdayakan

masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif pada kehamilan

resiko tinggi.
BAB II

ANALISA SITUASI

2.1 CARA PENGAMATAN DAN WAKTU PENGAMATAN

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap aspek perilaku, lingkungan

dan pelayanan kesehatan. Aspek Perilaku dan lingkungan dilakukan diamati dengan

melakukan kunjungan rumah pasien di jl. Brigjen katamso rt 5 rw 6 semarang wilayah

kerja Puskesmas Halmahera Semarang.

Waktu pengamatan:

1) 8 Maret 2016 pukul 11.00 WIB

2.2 HASIL PENGAMATAN

2.2.1 Identitas pasien

Nama : Ny. N

Umur : 17 tahun

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SLTP

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : jl. Brigjen katamso rt5 rw 6 semarang


Kewarganegaraan : WNI

2.2.2 Anamnesis Holistik

A. ASPEK 1

Keluhan Utama Pusing

Harapan Sembuh sehingga pasien bisa sehat

dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Kekhawatiran Sakit yang dialami bertambah parah

sehingga pasien tidak dapat

beraktifitas lagi seperti sebelumnya

dan takut akan berpengaruh terhadap

kehamilannya

B. ASPEK 2

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Sejak 2 hari sebelum periksa di

Sekarang puskesmas Halmahera, pasien mengeluh

pusing.pusing dirasakan terus menerus

disertai mata berkunang-kunang. Saat ini

pasien tidak mengeluh kenceng-kenceng,

tidak keluar darah darijalan lahir, mual

muntah disangkal.

Riwayat haid :
- menarche : 13 tahun

- siklus haid : 28 hari

- HPHT : 10 agustus 2015

-HPL : 17 mei 2016

-hamil : 28 minggu

Riwayat pernikahan : menikah satu kali

usia 14 tahun, lama pernikahan 3 tahun

Riwayat obstetri : G2P1A0

1. 1,5tahun,laki-laki,aterm,partus

spontan,bidan,2800 gram

2.hamil saat ini

Riwayat ANC : kontrol kepuskesmas 5

kali

Riwayat imunisasi : TT sebanyak 1 kali

sebelum hamil

Riwayat kb : (-)

Riwayat Penyakit a. Sakit serupa : (-)

Dahulu

Riwayat Penyakit a. Keluarga pasien sakit serupa : (-)


Keluarga

Riwayat Sosial Pasien bekerja sebagai ibu rumah

Ekonomi tangga. Suami pasien bekerja sebagai

buruh pabrik. Pasien tinggal bersama

ibu, suami, satu orang anak, kakak

kandung, kakak ipar dan satu

keponakan pasien.

Kesan : tingkat ekonomi kurang

C. ASPEK 3

Faktor Resiko Internal

Perilaku Kesehatan Pasien

Pengetahuan pasien kurang mengenai kehamilan resiko tinggi.

Komplikasi-komplikasi yang akan terjadi pada kehamilah resiko

tinggi. Sehingga pasien tidak mengerti bagaimana bahaya yang

akan ditimbulkan apabila kehamilan dinilai beresiko tinggi.

D. ASPEK 4

Faktor Resiko Eksternal

Perilaku kesehatan keluarga pasien

Pengetahuan keluarga pasien kurang mengenai kemamilan resiko tinggi.


Pelayanan Kesehatan

Keluarga pasien tinggal di brigjen katamso cakupan Puskesmas Halmahera.

Jarak rumah tempat tinggal keluarga pasien dengan puskesmas dapat

ditempuh dalam waktu 10 menit dengan menggunakan motor. Tidak ada

penyuluhan mengenai bahaya kehamilan resiko tinggi warga setempat sebagai

salah satu upaya peningkatan promosi kesehatan masyarakat.

Lingkungan sosial :

Warga sekitar banyak perempuan yang berusia muda , tidak melanjutkan

sekolah ke jenjang SLTA, tidak memiliki ketrampilan sehingga tidak

mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga menjadi faktor penunjang untuk

melakukan pernikahan diusia muda yang beresiko tinggi terhadap

keselamatan ibu saat bersalin, dan bayi yang dilahirkan.

Masalah bangunan rumah:

Atap : langsung genteng, tetapi tidak ada genteng kaca

Jendela : jendela rumah ada 3. Jendela pertama berada di ruang keluarga

tetapi jarang dibuka, jendela kedua berada dikamar tidur kakak pasien,

jendela ketiga berada dikamar pasien. Jendela kamar tidur terbuka namun

udara kurang leluasa masuk karena dekat sekali jaraknya dengan rumah

tetangga pasien. Lantai rumah terbuat dari kramik. Dinding rumah terbuat

dari tembok.

Luas rumah : 3m x 7m

Luas kamar pasien : 6 m2 (untuk 2 orang)

Jumlah penghuni rumah : 7 orang


E. ASPEK 5

Derajat Fungsional

1. Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit

2. Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah

3. Mampu melakukan perawatan diri, tapi tidak mampu melakukan pekerjaan

ringan

4. Dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri, tapi sebagian besar

aktivitas hanya duduk dan berbaring

5. Perawatan diri oleh orang lain, hanya berbaring pasif

DERAJAT FUNGSIONAL : 2
ANAMNESIS KELUARGA

Genogram

Keterangan :

: Perempuan hidup

: Laki-laki meninggal

: Laki laki hidup

: Pasien perempuan

Bentuk dan struktur keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama ibu

kandung, suami, 1 anak kandung, kakak kandung, kakak ipar, dan 1

keponakan.
Fase kehidupan keluarga

Ayah dan ibu pasien menikah saat usia 15 tahun, anak pertama laki-laki, anak

kedua perempuan. Pasien dan kakak pasien sekolah sampai lulus SLTP.

Pasien dan kakak pasien sudah menikah dan tinggal serumah lagi dengan

keluarga.

Identifikasi fungsi keluarga

 Sumber penghasilan keluarga berasal dari suami pasien dan kakak ipar

yang bekerja sebagai buruh pabrik.

 keluarga tidak melakukan pengaturan penghasilan untuk kebutuhan

hidup.

 Menu makanan dirumah seadanya, jarang ada sayur dan buah

Resiko-resiko internal keluarga

Keluarga pasien terdiri dari ibu, suami pasien, anak pasien, kakak kandung,

kakak ipar dan 1 keponakan. Aspek kebiasaan keluarga pasien menikahkan

anak usia muda menjadi aspek resiko bagi faktor yang mempengaruhi

kehamilan resiko tinggi yang dialaminya saat ini.

Resiko-resiko eksternal keluarga

 Perilaku kesehatan lingkungan

Pengetahuan keluarga pasien kurang mengenai kehamilan resiko

tinggi dan bahaya-bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan


resiko tinggi. keluarga juga jarang mengikuti kegiatan penyuluhan

yang diadakan di lingkungan sekitar.

 Keadaan Lingkungan

Pasien tinggal di lingkungan brigjen katamso. Luas rumah lebih

kurang 21 m2. Pada bagian depan rumah pasien terdapat tempat

sampah dan di sebelah kanan rumah terdapat kandang ayam yang

kotorannya disembarang tempat, sehingga bisa ditemukan banyak

lalat. Di sebelah kandang ayam terdapat tempat cuci piring, cuci

baju serta kamar mandi pasien. Keadaan jamban cukup bersih.

Terdapat tiga kamar tidur di dalam rumah yang ditempati masing-

masing 2 orang, hanya diisi bed tempat tidur dan lemari pakaian

kecil. Ventilasi udara bangunan rumah berasal dari pintu depan,

jendela kamar tidur kakak dan pasien. Penerangan pada siang hari

berasal dari dari cahaya matahari yang masuk lewat pintu depan.

Sumber air untuk mencuci dan kebutuhan sehari-hari berasal dari

air PAM. Untuk keperluan minum, biasanya air PAM dimasak

lebih dulu sampai mendidih. Penilaian air minum secara fisik:

kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau.

Pasien membuat wadah pembuangan sampah yang terbuat

dari kardus dan diletakkan di teras rumahnya yang berjarak  0,5

m dari ruang keluarga dan  1 m dari tempat cuci piring. Sampah

tersebut dikumpulkan 2 kali seminggu oleh petugas sampah.


Denah Rumah Keluarga Pasien

Teras4

5 1
1
1 1 3 2

Keterangan :

1. Kamar tidur
2. Kamar mandi
3. Dapur
4. Teras
5. Ruang keluarga

Pelayanan Kesehatan

Masyarakat sekitar rumah tempat tinggal juga berada dalam

wilayah cakupan Puskesmas Halmahera. Akses terhadap

puskesmas dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi.

2.2.3 Pemeriksaan Fisik

 Status praesens

Umur : 17 th

BB : 61 kg

TB : 151 cm

 Keadaan umum : baik

 Kesadaran : komposmentis

 Tanda Vital
Nadi : 88 x/menit, isi dan tegangan cukup

RR : 22 x/menit

Temperatur : 37,8 C

 Keadaan tubuh

Anemik : (-)

Sianotik : (-)

Ikterik : (-)

Turgor : cukup

Tonus : normotoni

Rambut : kemerahan (-), tidak mudah dicabut

Kulit : petechie (-)

Oedema : (-)

Cerebral : kejang (-)

Dyspnoe : (-)

 Kepala : mesosefal

 Mata : konjungtiva palpebra anemis - / -

 Hidung : napas cuping (-), perdarahan hidung (-)

 Telinga : sekret (-)

 Mulut : sianosis (-), kering (-)

 Bibir : kering (-), mukosa dalam sianosis (-)

 Lidah : kotor (-), tremor (-)

 Tenggorokan : T1-1, faring hiperemi(-), pseudomembran (-)

 Leher : Pembesaran KGB (-)

 Dada

 Paru
Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-)

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi

- suara dasar : vesikuler

- suara tambahan : ronkhi -/-, bising -/-, hantaran -/-

seluruh lapangan paru

 Jantung

- Inspeksi : Pungtum maksimum jantung tidak tampak

- Palpasi : Pungtum maksimum jantung teraba di ICS V, 2

cm medial linea midclavicularis, sinistra, pulsus para sternal

(-), pulsus epigastrium (-)

- Perkusi : Batas jantung

Kiri bawah : ICS V, 2 cm medial linea midclavicularis sinistra

Kiri atas : ICS II linea sternalis sinistra

Kanan atas : ICS II linea sternalis dextra

Pinggang jantung : SIC III linea parasternalis sinistra

- Auskultasi : Bunyi Jantung I-II reguler, bising (-), gallop (-

), murmur(-).
 Abdomen

Inspeksi : Datar, Meteorismus (-)

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada epigastrium

Perkusi : Timpani (+) disemua kuadran abdomen.

Auskultasi : Bising usus normal

 Status obstetri :

Pemeriksaan :

- inspeksi : perut memb uncit sesuai umur kehamilan, striae

gravidarum (+)

- palpasi :

Leopold 1 : TFU 27cm teraba 1 bagian besar, bulat, lunak. Kesan :

bokong.

Leopold II : teraba 1 tahanan memanjang disebelah kiri, bagian kecil

janin di sebelah kanan

Leopold III : teraba 1 bagian besar, bulat keras

Leopold IV : bagian terendah belum masuk PAP

Kesan : janin tunggal hidup intrauterine, belum masuk PAP.

TFU : 27 cm

HIS : (-)

DJJ : 12-11-12

- Pemeriksaan panggul luar : tidak dilakukan

- Vagina toucher : tidak dilakukan

 Alat kelamin : perempuan, dalam batas normal


 Ekstremitas

Superior Inferior

Akral dingin -/- -/-

Oedem -/- -/-

Pucat -/- -/-

Gerak Dalam batas Dalam batas

normal normal

+/+ +/+
Reflex

fisiologis -/- -/-

Reflex

patologis

PEMERIKSAAN STATUS GIZI

Status Gizi Antropometri NCHS – WHO

Perempuan : BB = 61 kg, PB = 151 cm

BMI : 26,75

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan
3 Diagnosis Holistik

a Aspek 1 Personal

- Keluhan : pusing

- Kekhawatiran : keadaan memburuk, pasien takut akan

berpengaruh terhadap kehamilannya

- Harapan : agar sehat dan bisa beraktivitas seperti

biasanya

b Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

- Diagnosis kerja : ibu hamil resiko tinggi dengan usia

muda dan overweight

- Diagnosis Banding :-

c Aspek 3 Kondisi Internal

Pengetahuan pasien kurang mengenai kehamilan resiko tinggi.

Komplikasi-komplikasi yang akan terjadi pada kehamilah resiko

tinggi. Sehingga pasien tidak mengerti bagaimana bahaya yang

akan ditimbulkan apabila kehamilan dinilai beresiko tinggi.

d. Aspek 4 Kondisi Eksternal

Lingkungan sosial :

Warga sekitar banyak perempuan yang berusia muda , tidak

melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA, tidak memiliki ketrampilan

sehingga tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga menjadi


faktor penunjang untuk melakukan pernikahan diusia muda yang

beresiko tinggi terhadap keselamatan ibu saat bersalin, dan bayi yang

dilahirkan.

d Aspek 5 Derajat Fungsional

Derajat fungsional : 2

4. Diagnosis keluarga

ASPEK 1

Keluhan -

Harapan -

Kekhawatiran -

ASPEK 2

Diagnosis kerja -

Diagnosis -

banding

ASPEK 3

Faktor resiko -

internal

ASPEK 4

Faktor resiko -

eksternal

ASPEK 5

Derajat -

fungsional
5. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

1) Identifikasi Masalah

Dalam kasus ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kehamilan

resiko tinggi., yaitu:

1. Kurangnya pengetatahuan pasien mengenai kehamilan resiko tinggi dan

bahaya-bahaya yang terjadi pada kehamilan resiko tinggi.

2. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kehamilan resiko tinggi

3. Pasien jarang mengkuti program penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi

yang ada disekitar tempat tinggal.

4. Faktor sosial berkaitan dengan faktor pencetus kehamilan seperti :

rendahnya tingkat pendidikan warga mengenai kehamilan resiko tinggi

5. Banyak ditemukan pasangan usia muda disekitar lingkungan tempat tinggal

pasien
ENVIRONMENT
HOST
1. Faktor sosial berkaitan dengan
1. Tingkat pengetahuan pasien yang
faktor pencetus kehamilan
kurang mengenai kehamilan resiko
resiko tinggi seperti
tinggi
a. tingkat pendidikan dan
2. Tingkat pengetahuan keluarga
pengetahuan warga tentang
mengenai kehamilan resiko tinggi.
kehamilan resiko tinggi
3. Pasien jarang mengikuti program di
b. Banyak ditemukan pasangan
posyandu tempat tinggal sekitar
usia muda disekitar lingkungan
mengenai penyuluhan tentang aspek
tempat tinggal pasien.
kehamilan

AGENT

Ibu hamil resiko tinggi

Gambar 2.1 Diagram Trilogi Epidemiologi


Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas masalahnya

dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan 3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus segera

ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin mendesak untuk

ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif

berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari permasalahan. Semakin

berkembang masalah, semakin diprioritaskan.

Metode Hanlon Kualitatif

Tabel 2.1 Kriteria Urgency

Masalah 1 2 3 4 5 TH (+)

1 + - + + 3

2 - + - 1

3 + + 2

4 - 0

5 0

TV (-) 0 0 2 0 2

TH (+) 3 1 2 0 0

Total 3 1 4 0 2
Tabel 2.2 Kriteria Seriously

Masalah 1 2 3 4 5 TH (+)

1 + - + + 3

2 - + + 2

3 + + 2

4 - 0

5 0

TV (-) 0 0 2 0 1

TH (+) 3 2 2 0 0

Total 3 2 4 0 1

Tabel 2.3 Kriteria Growth

Masalah 1 2 3 4 5 TH (+)

1 + - + + 3

2 - + + 2

3 + + 2

4 - 0

5 0

TV (-) 0 0 2 0 1

TH (+) 3 2 2 0 0

Total 3 2 4 0 1
Keterangan :

1. Tingkat pengetahuan pasien yang kurang mengenai

kehamilan resiko tinggi

2. Pasien jarang mengikuti program di posyandu tempat

tinggal sekitar mengenai penyuluhan tentang aspek

kehamilan

3. Tingkat pengetahuan keluarga mengenai kehamilan resiko

tinggi

4. Faktor sosial berkaitan dengan faktor pencetus kehamilan

resiko tinggi seperti : tingkat pendidikan dan pengetahuan

warga tentang kehamilan resiko tinggi

5. Banyak ditemukan pasangan usia muda disekitar

lingkungan tempat tinggal pasien.

Tabel 2.4 Urutan Prioritas Masalah

Masalah U S G Total Prioritas

1 3 3 3 9 II

2 1 2 2 5 III

3 4 4 4 12 I

4 0 0 0 0 V

5 2 1 1 4 IV
Urutan prioritas masalah

1. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kehamilan resiko tinggi

2. Kurangnya pengetatahuan pasien mengenai kehamilan resiko tinggi dan bahaya-

bahaya yang terjadi pada kehamilan resiko tinggi.

3. Pasien jarang mengkuti program penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi yang

ada disekitar tempat tinggal.

4. Banyak ditemukan pasangan usia muda disekitar lingkungan tempat tinggal pasien

5. Faktor sosial berkaitan dengan faktor pencetus kehamilan resiko tinggi seperti :

tingkat pendidikan dan pengetahuan warga tentang kehamilan resiko tinggi

Table 2.5 Plan of Action

No Masalah Intervensi Indikator Sasaran Waktu Coping

Keberhasilan Yang Score

Diperlukan

1 Kurangnya Edukasi Pasien dan Pasien Kunjungan 5

pengetahua mengenai keluarga dan dirumah

n keluarga kehamilan mengerti keluarga

mengenai resiko tinggi tentang

kehamilan mulai dari kehamilan

resiko definisi, resiko tinggi

tinggi bahaya yang

akan terjadi

pada

kehamilan
resiko tinggi

dll.

2 Pasien Edukasi Pasien Pasien kunjungan 4

jarang tentang mengetahui rumah

mengkuti kehamilan mengenai

program resiko tinggi kehamilan

penyuluha dan bahaya resiko tinggi.

n tentang yang akan

kehamilan terjadi pada

resiko kehamilan

tinggi yang resiko tinggi.

ada

disekitar

tempat

tinggal.

3 Kurangnya Edukasi Pasien Pasien Kunjungan 4

pengetatah tentang apa memahami ke rumah

uan pasien saja yang penjelasan

mengenai termasuk mengenai apa

kehamilan dalam kategori saja yang

resiko kehamilan termasuk

tinggi dan resiko tinggi dalam

bahaya- dan bahaya kehamilan


bahaya yang akan resiko tinggi

yang terjadi pada

terjadi kehamilan

pada resiko tinggi.

kehamilan

resiko

tinggi.

4 Banyak Edukasi Memahami Keluarga Kunjungan 5

ditemukan mengenai apa yang sudah dan ke rumah

pasangan kematangan dijelaskan pasien

usia muda alat reproduksi

disekitar dan bahaya

lingkungan apabila

tempat reproduksi

tinggal sudah mulai di

pasien buah i sebelum

waktunya.

5. Faktor Edukasi Mengetahui Keluarga Kunjungan 4

sosial mengenai dan mampu dan ke rumah

berkaitan perilaku hidup menerapkan pasien

dengan sosial dan dalam

faktor lingkungan. kehidupan


pencetus sehari-hari.

kehamilan

resiko

tinggi

seperti :

tingkat

pendidikan

dan

pengetahua

n warga

tentang

kehamilan

resiko

tinggi

2) Intervensi

a Promotif

 Patient centered

 Memberikan pendidikan sederhana mengenai penyakit demam tifoid.

Penjelasan tentang demam tifoid meliputi : definisi kehamilan resiko

tinggi adalah Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang

menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar

terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,

persalinan dan nifas.


 Memberikan informasi mengenai bahay apa saja yang akan timbul pada

kehamilan resiko tinggi.

 Family oriented

 Memberikan pendidikan sederhana mengenai kehamilan resiko tinggi.

Penjelasan tentang kehamilan resiko tinggi adalah Kehamilan risiko

tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan

komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang

dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.

 Memberikan penyuluhan mengenai kehamilan resiko tinggi dan bahaya

yang akan timbul pada kehamilan resiko tinggi.

 Community oriented

 Memberikan pendidikan sederhana mengenai penyakit demam tifoid.

Penjelasan tentang kehamilan resiko tinggi meliputi definisi : definisi

kehamilan resiko tinggu adalah Kehamilan risiko tinggi adalah

kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang

lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas.

b. Preventif

 Patient centered

 Harus berhati-hati dengan kehamilannya karna kehamilannya tersebut

termasuk kehamilan resiko tinggi ( usia <20 tahun dan sudah hamil

yang ke 2)

 ANC rutin ke dokter


 Family oriented

 Semua anggota keluarga ikut serta apabila ada penyuluhan

dilingkungan tempat tinggal mengenai kehamilan resiko tinggi.

 Community oriented

 Mengadakan penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi dilingkungan

tempat tinggal tersebut minimal 1 x dalam sebulan.

c. Kuratif

 Patient centered

1. Non medikamentosa

- istirahat cukup jangan kecapek an.

- makan makanan bergizi bagi ibu dan janin (4 sehat 5 sempurna )

2. Medikamentosa

- Vit. C 1x1

- Sulfas Feros 1x1

 Family oriented

 Community oriented

d. Rehabilitatif

 Patient centered

- motivasi kepatuhan minum obat


-Menjaga gizi tetap baik, maka penderita diberitahukan untuk menjaga

kualitas dan kuantitas makanan di rumah

 Family oriented

- Dukungan keluarga agar pasien minum obat teratur

- Memotivasi keluarga untuk menghindarkan pasien hal-hal yang

memungkinkan memperburuk keadaan pasien atau menyebabkan

menimbulkan stressor bagi pasien

- Memotivasi keluarga untuk mengantarkan pasien kontrol ke

puskesmas untuk ANC

 Community oriented
BAB III

PEMBAHASAN

3.1.GAMBARAN PROSES DAN MASALAH YANG DIAMATI

ENVIRONMENT
HOST
1. Faktor sosial berkaitan dengan
1. Tingkat pengetahuan pasien yang kurang
faktor pencetus kehamilan
mengenai kehamilan resiko tinggi
resiko tinggi seperti
2. Tingkat pengetahuan keluarga mengenai
a. tingkat pendidikan dan
kehamilan resiko tinggi.
pengetahuan warga tentang
3. Pasien jarang mengikuti program di
kehamilan resiko tinggi
posyandu tempat tinggal sekitar mengenai
b. Banyak ditemukan pasangan
penyuluhan tentang aspek kehamilan
usia muda disekitar lingkungan

tempat tinggal pasien.

AGENT

ANC, gizi ibu hamil

Gambar 3.1 Diagram Trilogi Epidemiologi


3.2.URAIAN TEMUAN PADA SETIAP ASPEK

Berdasarkan masalah yang ditemukan dari aspek yang berhubungan dengan

munculnya demam tifoid pada pasien, analisis terhadap masalah tersebut didasarkan

pada teori adalah sebagai berikut:

1. Agent (Faktor penyebab)

Penyebab suatu penyakit (agent) adalah semua unsur atau elemen hidup

maupun tak hidup, bila diikuti dengan kontak yang efektif terhadap manusia yang

rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli untuk

menginisiasi dan memudahkan terjadinya suatu proses penyakit biologis, kimia,

nutrisi, mekanik dan agent fisik.(Bakti Husada, 2012).

Penyebab biologis terdapat 6 kelompok agent biologis yaitu protozoa,

metazoa, bakteri, virus, jamur, dan riketsia. Penyebab kimia antara lain pestisida,

obat-obatan, limbah industri, zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagai akibat

dari suatu penyakit misalnya pada diabetic asidosis, uremia. .(Bakti Husada,

2012). Penyebab nutrisi yang termasuk kategori ini adalah karbohidrat, protein,

vitamin, mineral, dan air. Kekurangan atau kelebihan zat tersebut dapat

mengganggu keseimbangan mengakibatkan timbulnya penyakit. Penyebab

mekanik adalah friksi yang kronik, kekuatan mekanik yang mengakibatkan

dislokasi atau patah tulang. Penyebab fisik melalui radiasi, suhu udara,

kelembaban, getaran, panas, terang cahaya.

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa agent (factor penyebab)

pada ibu hamil resiko tinggi adalah frekuensi ANC dan gizi pada ibu hamil.
Environment

Faktor lingkungan dapat diklasifikasikan dalam empat komponen, yaitu

lingkungan fisik, biologi, sosial, dan ekonomi. Lingkungan fisik meliputi kondisi

udara, musim, cuaca dan kondisi geografi serta geologinya. Lingkungan biologi

meliputi hewan atau tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme saprofit. Lingkungan

social seperti kepadatan penduduk, stratifikasi social berdasarkan tingkat

pendidikan. Lingkungan ekonomi seperti kemiskinan, dan ketersediaan fasilitas

kesehatan.(Bakti Husada, 2012)

Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih

rendahnya tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat

Indonesia dengan adat istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang

tidak sejalan dengan konsep kesehatan. Penyebab yang mempengaruhi PHBS

adalah faktor perilaku dan non perilaku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya,

oleh sebab itu penanggulangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat

ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut. (Eddy, 2002; Ditjen P2M & PL.

D, 2005; Simanjutak,2006).

2. Host (Faktor Pejamu)

Faktor pejamu antara lain usia, jenis kelamin, ras, social-ekonomi, status

perkawinan, penyakit terdahulu, cara hidup, hereditas, nutrisi dan imunitas.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kasus ini adalah:

1.1.1 Pengetahuan masyarakat masih kurang mengenai ibu hamil resiko tinggi.

1.1.2 Perilaku masyarakat sebagai pencetus faktor resiko karna rendahnya pendidikan

sehingga banyak remaja muda tidak meneruskan pendidikan dan memilih untuk

menikah usia muda.

1.1.3 Faktor lingkungan seperti, kurangnya pengetahuan mengenai ibu hamil resiko

tinggi dan bahaya yang akan terjadi sehingga banyak remaja usia muda yang

menikah dibawah umur dan hamil dengan usia < 20 tahun yang termasuk dalam

kategori ibu hamil resiko tinggi.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan laporan kasus di atas:

5.2.1 Pasien dapat memahami pentingnya mengetahui apa itu yang dimaksud dengan

kehamilan resiko tinggi dan bagaimana cara menjaga kehamilannya supaya ibu

dan janin tetap sehat, menjaga pola makan (makan makanan yang bergizi),

kontrol tepat waktu.


5.2.2 Untuk puskesmas dapat meningkatkan pengetahuan dan pendidikan keluarga

seperti menggandeng kelurahan untuk mengadakan kegiatan aktif penyuluhan

minimal 1 bulan sekali.


BAB V

PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan kasus

Kehamilan Resiko Tinggi pada pasien di Puskesmas Halmahera. Kami menyadari

bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya

yang kelak akan terjun di masyarakat sebagai Health Provider, Decision Maker, dan

Communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.Akhir kata

kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Halmahera.


DAFTAR PUSTAKA

Bakti Husada, 2012, Konsep Dasar Epidemiologi, Modul Pelatihan Jarak jauh Asisten

Epidemiologi Lapangan.

Direktorat Promosi Kesehatan Depkes RI.2006. Buku Saku Promosi Kesehatan

Sekolah. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI., 2009, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS-KIA). Dirjen Binkesmas. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1464/Menkes/SK/VII/2010. Jakarta : Depkes RI.

Hammoudeh W., Mataria A., Wick L. & Giacaman R. (2009) In Search of Health:
Quality of Life Among Postpartum Palestinian Women. Expert Rev.
Pharmacoeconomics Outcomes Res., 9(2): 123-132.

Hanifa W, Saifudin AB, Rochimhadli T, 2004, Ilmu Kebidanan Ed.2, Bina Pustaka, Jakarta

Harrison, K.A. Child bearing, Health and social prioritirs. A survey of 22,774 consecutive
birth in Zaria, Northen, Nigeria. British Journal of Obstetries and Gynecology,
2002,

Manuaba, IBG., 2008.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC, 44.

Maulana, Heri, d.j. 2009, Promosi Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 183.

Moerman, M.L. Growth of the birth canal in adolescent girls, Amirican Journal of

obstetric and gynecology, 143-182

Pauline Mc.Call Sellers; Midwifery, A tekbook and reference Book for Midwifery in
Southern Africa, Volume II Complication in Childbirth, 2008

Anda mungkin juga menyukai