Yess 11
Yess 11
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah seminar kasus yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Kritis Pada Ny. A. S dengan Penyakit Jantung
Koroner Old Miocard Infark di Ruang ICU Rumah Sakit Dian Harapan”. Makalah
seminar ini merupakan salah satu bentuk penugasan dalam profesi Ners stase
Keperawatan Kritis yang kami laksanakan 4 minggu, dari tanggal 22 Juli sampai
17 Agustus 2019.
Dalam Penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata
kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
Kelompok ICU
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa
Laporan Makalah Seminar yang berjudul :
KELOMPOK D, E, F
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
2.1.1 Definisi.............................................................................................. 4
2.1.3 Patofisiologi...................................................................................... 6
2.1.7 Penatalaksanaan............................................................................ 13
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan PJK Old Infark Miokard (OMI) ...... 16
iv
3.1.1 Identitas Klien ................................................................................. 32
v
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1.2 Etiologi
Old Infark miokard disebabkan oleh karena atherosclerosis atau
penyumbatan total atau sebagian oleh emboli dan atau thrombus.
1. Faktor penyebab :
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor:
4
5
2.1.3 Patofisiologi
Thrombus menyumbat aliran darah arteri koroner, sehingga suplai
nutrisi dan O2 ke bagian distal terhambat., sel otot jantung bagian distal
mengalami hipoksia iskemik infark, kemudian serat otot menggunakan sisa
akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi teroduksi secara total dan
menjadi berwarna birui gelap, dinding arteri menjadi permeable, terjadilah
edmatosa sel, sehingga sel mati.
Hipoksia yang terjadi pada jaringan otot jantung memaksa sel untuk
melakukan metabolisme CO2 (metabolisme anaerob), sehingga
menghasilkan asam laktat dan juga merangsang pengeluaran zat-zatiritatif
lainnya seperti histamin, kinin, atau enzim proteolitik sleuler merangsang
ujung-ujung syaraf reseptor nyeri di otot jantung, impuls nyeri dihantarkan
melalui serat sraf aferen simpatis, kemudian dihantarkan ke thalamus,
korteks serebri, serat saraf aferen, dan dipersepsikan nyeri. Perangsangan
syaraf simpatis yang berlebihan akan menyebabkan:
7
O2 dan Nutrisi
Suplay O2 ke miokard
Difusi O2 terganggu
10
11
3. Elektrolit
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas,
missal hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah
IMA berhubungan dengan proses inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ
akut atau kronis.
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau
kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK
atau aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau
dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia
missal lokasi atau luasnya IMA
Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan
dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).
12
2.1.6 Komplikasi
1. Edema paru akut
Terjadi peningkatan akhir diastol ventrikel kiri dan peningkatan
tekanan vena pulmonal sehingga meningkatkan tekanan hydrostatic
yang mengakibatkan cairan merembes keluar.
2. Gagal jantung
Karena ada kelainan otot jantung menyebabkan menurunnya
kontraktilitas, sehingga jantung tidak mampu memompa darah dengan
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.
3. Syok kardiogenik
Karena adanya kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah
jantung, sehingga menurunkan tekanan darah arteri ke organ-organ
vital.Adapun tand-tandanya tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hipoksia, kulit dingin dan lembab.
13
4. Tromboemboli
Kurangnya mobilitas pasien dengan sakit jantung dan adanya gangguan
sirkulasi yang menyertai kelainan ini berperan dalam pembentukan
thrombus intracardial dan intravesikula.
5. Disritmia
Gangguan irama jantung akibat penurunan oksigen ke jantung.
6. Rupture miokardium
Dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi dan
disfungsi miokadium lain yang menyebabkan otot jantung melemah.
7. Efusi pericardial/tamponade jantung
Masuknya cairan kedalam kantung perikardium karena adanya
perikarditis dan gagal jantung.
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan
oksigen yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban
kerja jantung. Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal
kanul.
b. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang
mematikan dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan.
c. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung
sehingga mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut.
Mengistirahatkan jantung berarti memberikan kesempatan kepada
sel-selnya untuk memulihkan diri.
d. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan
nutrisi yang diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak
diperbolehkan mendapatkan asupa nutrisi lewat mulut karena akan
meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap oksigen sehingga bisa
membebani jantung.
14
2. Penatalaksanaan Medis
a. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya
mendapatkan aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan
darah. Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap aspirin dapat
diganti dengan clopidogrel.
b. Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja
jantung dan memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner.
Nitrogliserin juga dapat membedakan apakah ia Infark atau Angina,
pada infark biasanya nyeri tidak hilang dengan pemberian
nitrogliserin.
c. Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi
sangat mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh
digunakan pada pasien dengan riwayat gangguan pernafasan.
Sebagai gantinya maka digunakan petidin.
d. Vasodilatator pilihan untuk mengurangi rasa nyeri jantung adalah
nitroglycerin, baik secara intra vena maupun sublingual, efek
sampingnya yaitu dapat mengurangi preload, beban kerja jantung
dan afterload.
e. Heparin adalah anti koagulan pilihan utama, heparin bekerja
memperpanjang waktu pembekuan darah, sehingga mencegah
thrombus trombolitik.
f. Untuk melarutkan thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner,
memperkecil penyumbatan dan meluasnya infark, teombolitik yang
biasa digunakan adalah streptokinase, aktifasi plasminogen jaringan
dan amistropletase.
g. Pemberian dibatasi hanya untukk pasien yang tidak efektif dengan
pemberian nitrat dan antiloagulan, analgetik pilihan adalah morvin
sulfat secara IV.
h. Obat-obatan trombolitik untuk memperbaiki kembali airan darah
pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah
kerusakan miokard lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk
15
16
17
6. Secondary Survey
a. Aktivitas
Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, jadwal olahraga tidak teratur.
Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat atau aktifitas.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner,
masalah tekanan darah, diabetes mellitus.
Tanda:
1) Tekanan darah: dapat normal/naik/turun, perubahan
postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
2) Nadi: Dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah/kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
(disritmia).
3) Bunyi jantung: Bunyi jantung ekstra: S3 atau S4 mungkin
menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas
atau complain ventrikel.
4) Murmur: Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi
otot jantung.
5) Friksi: Dicurigai perikarditis.
6) Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur.
7) Edema: Distensi vena jugularis, edema dependent, perifer,
edema umum, krekles, mungkin ada dengan gagal jantung
atau ventrikel.
8) Warna: Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membrane
mukosa atau bibir.
c. Integritas ego
Gejala : Menyangkal gejala pusing atau adanya kondisi takut
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit
atau perawatan, khawatir tentang keuangan, kerja,
keluarga.
19
Definisi: Kelebihan atau defisit pada oksigenasi b) Respiratory Status: ventilation a) Catat frekuensi dan kedalaman pernafasan,
dan/atau eliminasi karbon dioksida pada c) Vital Sign Status penggunaan alat bantu pernafasan
membran alveolar-kapiler. b) Auskultasi paru untuk mengetahui
Batasan karakteristik : Kriteria hasil: penurunan/tidak adanya bunyi nafas dan adanya
a) Gangguan penglihatan a) Tidak sesak nafas bunyi tambahan misalnya krakles, ronchi.
b) Penurunan CO2 b) Tidak gelisah c) Lakukan tindakan untuk memperbaiki /
c) Takikardi c) GDA dalam batas normal (PaO2<80 mempertahankan jalan nafas misalnya: batuk,
d) Hiperkapnia mmHg, PaCo2>45 mmHg dan penghisapan lender.
e) Keletihan saturasi <80 mmHg) d) Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai kebutuhan /
f) somnolen toleransi klien.
g) Iritabilitas e) Kolaborasi dengan terapi farmakologis.
h) Hypoxia
i) Dyspnoe
j) nasal faring
k) AGD Normal
Faktor faktor yang berhubungan :
a) ketidakseimbangan perfusi ventilasi
b) perubahan membran kapiler-alveolar
4. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer NOC NIC
26
c) Tekanan darah berubah, tekanan arteri a) Terbebasdari edema, efusi, d) Monitor hasillAb yang sesuaidenganretensicairan
pulmonalis berubah, peningkatan CVP anaskara (BUN ,Hmt , osmolalitasurin)
d) Distensi vena jugularis b) Bunyinafasbersih, tidak ada e) Monitor status hemodinamik termasuk CVP,
e) Perubahan pada pola nafas, dyspnoe/sesak dyspneu/ortopneu MAP, PAP, dan PCWP
nafas, orthopnoe, suara nafas abnormal c) Terbebasdaridistensi vena jugularis, f) Monitor vital sign
(Rales atau crakles), kongestikemacetan reflek hepatojugular (+) g) Monitor indikasiretensi/kelebihancairan (cracles,
paru, pleural effusion d) Memeliharatekanan vena sentral, CVP ,edema, distensivenaleher, asites)
f) Hb dan hematokrit menurun, perubahan tekanan kapiler paru, output jantung h) Kaji lokasi dan luas edema
elektrolit, khususnya perubahan berat jenis dan vital sign dalam batas normal i) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
g) Suara jantung SIII e) Terbebas dari kelelahan, kecemasan intake kalori harian
h) Reflek hepatojugular positif atau kebingungan j) Monitor status nutrisi
i) Oliguria, azotemia f) Menjelaskanindikatorkelebihancair k) Berikan diuretik sesuai interuksi
j) Perubahan status mental, kegelisahan, an l) Batasi masukan cairan pada keadaan
kecemasan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
Faktor-faktor yang berhubungan : m) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
a) Mekanisme pengaturan melemah muncul memburuk
b) Asupan cairan berlebihan
c) Asupan natrium berlebiha Fluid Monitoring
29
diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan a) Klien mampu mengidentifikasi c) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. dan mengungkapkan gejala cemas selama prosedur
Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman b) Mengidentifikasi, d) Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
yang akan datang dan memungkinkan individu mengungkapkan dan mengurangi takut
untuk mengambil langkah untuk menyetujui menunjukkan tehnik untuk e) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
terhadap tindakan mengontol cemas tindakan prognosis
Ditandai dengan c) Vital signdalambatas normal f) Dorong keluarga untuk menemani anak
Gelisah d) Posturtubuh, ekspresiwajah, g) Lakukan back / neck rub
Insomnia bahasa tubuh dan tingkat aktivitas h) Dengarkan dengan penuh perhatian
Resah menunjukkan berkurangnya i) Identifikasi tingkat kecemasan
Sedih kecemasan
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data
3.1.1 Identitas Klien
a. Nama klien : Ny. A.S
b. Umur : 72 Tahun. 6 bulan. 19 hari
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. No. RM : 00-09-80-52
e. Nama Keluarga : Ny. A.S
f. Agama : Kristen Protestan
g. Suku : Tanah Merah
h. Pendidikan : SR (Tidak Tamat)
i. Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
j. Pekerjaan : IRT
k. Alamat Rumah : Padang Bulan II
l. Diagnosa Medis : PJK/OMI ANTEROSEPTAL
m. Datang ke RS tanggal : 21 Juli 2019 Pukul 01.00 WIT
n. Masuk ICU : 22 Juli 2019 Pukul 07.30 WIT
o. Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2019 Pukul 10.00 WIT
p. Kendaraan : Kendaraan Pribadi
kali, kaki sebelah kiri bengkak, lalu klien dibawa ke IGD RSDH. Pada saat
pengkajian klien mengatakan masih sesak namun, ada batuk dan klien
tampak ekspresi wajah meringis saat bergerak.
P : Nyeri datang tiba - tiba
Q : Nyeri seperti terlilit
R : dada bawah dekat ulu hati
S : 6 ( Sedang )
T : Nyeri hilang timbul, durasi ±30 menit
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
jantung, Hipertensi dan Diabetes melitus.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi ± 3 tahun yang
lalu dan klien pernah dirawat di RSDH sampai saat ini ± 6x ( Tahun 2017
( 2x ), sedangkan pada tahun 2018 ( 1x ), Tahun 2019 (2x). 2 minggu yang
lalu klien post rawat inap di RSDH, dengan keluhan yang sama yaitu :
Nyeri dada, Nyeri uluh hati, penyakit hipertensi.
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
2. Pemeriksaan EKG
f. Terapi
Di ruang ICU
Cara
No Nama Obat Dosis Waktu Fungsi Obat
Pemberian
1 IVFD NaCl 500 ml Intravena 20 tpm Mengatasi atau
mencegah kehilangan
sodium yang
disebabkan oleh
dehidrasi.
2 Diviti 2,5 mg Sc 24 Jam Mencegah pembekuan
darah
3 Ranitidine 50 mg Intravena 12 Jam Mengurasi jumlah asam
lambung
4 Clopidogrel 75 ml Oral 24 Jam Mencegah trombosit
(platelet) membentuk
gumpalan
5 Tromboaspilet 80 mg Oral 24 Jam Mengencerkan darah
dan mencegah
penggumpalan darah
6 ISDN 5 mg Oral 8 Jam Mengatasi nyeri dada
pada penyakit jantung
7 Artovastatin 20 mg Oral 24 Jam Menurunkan kolesterol
LDL, Trigliserida,
kolesterol HDL
8 Bisoprolol 25 mg Oral 24 Jam Mengobati
Hipertensi/tekanan
37
e. Exposure
Tidak ada jejas pada daerah tubuh
f. Fahrenheit
1. Suhu : 36 ̊C
2. Riwayat pemakaian obat : Klien mengatakan pernah konsumsi obat
penurun darah tinggi dan obat lambung,
namun klien tidak dapat mengingat nama
obat.
3. Riwayat penyakit : Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit
hipertensi sejak tahun 2017 dan riwayat sakit
maag.
N
DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. DS :klien mengatakan : Aliran O2 arteri
- Sesak koronaria menurun
- Nyeri dada
DO : Klien tampak Jantung
- Lemah kekurangan O2
- Suara napas ronkhi
- Pola napas dipsnue Iskemia otot
- Irama napas ireguler Penurunan
jantung
curah jantung
- Oedema pada tungkai kiri
- Keletihan Korelasi jantung
- Perubahan EKG menurun
- TTV :
- TD : 184/81 mmHg Curah jantung
- R = 24x /menit menurun
- N : 53x/menit
40
- Akral : hangat
- CRT : > 2 detik
SpO2 : 98 %
1 Ds : Klien mengatakan: gagal pompa Ketidakefektifa
- Sesak ventrikel kanan n pola nafas
Ketidakefektifan
pola nafas
Ds: Klien mengatakan: Aliran O2 arteri Nyeri akut
Dada bawah dekat ulu hati koronaria menurun
terasa sakit seperti terlilit
P : Nyeri datang tiba - tiba
Q : Nyeri seperti terlilit Jantung
R : dada bawah dekat ulu kekurangan O2
hati
S : 6 ( Sedang ) Iskemia otot
T : Nyeri hilang timbul, jantung
durasi ±30 menit
Penimbunan asam
Do: Klien tampak: laktat
- Ekspresi wajah meringis
saat bergerak Pelepasan
bradikini
41
persepsi nyeri di
hipotalamus
Nyeri akut
Do : Klien tampak
- Odema pada bagian kaki Pe perfusi ginjal
- CRT > 2 detik
- Kulit kering
- BAK tidak ada sejak pagi RAA
- Hematokrit : 28,0 %
- Ureum : 60 mg /dl Pelepasan ADH
- Kreatinin : 69 mg /dl
Edema
Kelebihan volume
cairan
4 4 Intoleransi
- Klien tirah baring aktivitas
43
Tanda-tanda Vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)
3 Senin, Nyeri akut Ds: Klien Pain level 1. Lakukan 1. Untuk menentukan
22 Juli berhubungan mengatakan: Pain Control pengkajian nyeri intervensi yang akan
2019 dengan isckemia - Dada bawah Comfort Level secara dilakukan
jaringan sekunder dekat ulu hati Kriteria Hasil : komprehensif 2. Variasi penampilan
terhadap sumbatan terasa sakit Mampu mengontrol termasuk lokasi, perilaku pasien dapat
arteri koroner seperti ditusuk- nyeri ( tahu penyebab karakteristik, terjadi sebagai temuan
tusuk sampai nyeri,mampu durasi, frekuensi, pengkajian
ke dada menggunakan tehnik kualitas dan factor 3. Hipertensi dapat
sebelah kiri. nonfarmakologi untuk presipitasi meningkatkan
P : Nyeri mengurangi 2. Observasi reaksi kerusakan myocardial
datang tiba - nyeri,mencari bantuan verbal dan dan kegagalan
tiba ) nonverbal dari ventrikel
Q : Nyeri Melaporkan bahwa ketidaknyamanan 4. Menurunkan rangsang
seperti nyeri berkurang 3. Observasi TTV external ( ancietas dan
terlilit regangan jantung
48
4 Senin, Kelebihan volume Ds : Klien Fluid balance 1. Observasi status 1. Curiga adanya
22 Juli cairan berhubungan mengatakan : Hydration cairan klien (Timbang kelebihan volume
2019 dengan edema : - Kaki kiri Nutritional Status : berat bada, cairan
volume cairan tidak bengkak Food and Fluid Intake keseimbangan inteake 2. Meningkatkan
seimbang output, turgor kulit Diuresis yang
Do : Klien tampak Kriteria Hasil : edema, tekanan darah) bertujuan mengurangi
- Edema pada - Mempertahankan edema
bagian kaki kiri urine output sesuai 2 Edukasi klien untuk 3. Dengan meninggikan
- CRT > 2 detik dengan usia dan BB, melakukan tirah kaki dapat
- Kulit kering BJ urine normal, HT baring pada saat mengurangi dan
- BAK tidak ada normal edema masih terjadi mencegah
sejak pagi - Tekanan darah, nadi, 3. tinggikan kaki pembengkakan kaki
- Hematokrit : suhu tubuh dalam sekitar 30 derajat 4. Untuk mengetahui
28,0 % batas normal peningkatan cairan
- Ureum : 60 mg - Tidak ada tanda tanda 4 Ukur tekanan darah yang dapat diketahui
/dl dehidrasi, Elastisitas dengan meningkatkan
- Kreatinin : 69 turgor kulit baik, 5 Ukur intake dan out kerja jantung yang
mg /dl membran mukosa take urin dapat diketahui dari
50
No Hari/
No Jam Implementasi Evaluasi
DX tanggal
1. 1 Senin, 15:00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital Jam 14.00 WIT
22-07- R/ S : Klien mengatakan :
2019 - TD : 164/70 mmHg 1. Masih sesak saat duduk dan
- HR : 53 x/menit berubah posisi
- RR : 24 x/menit O : Klien tampak :
- SpO2 : 96 % 1. Sesak saat berubah posisi
- Akral : hangat 2. CRT > 2 detik
- CRT : > 2 detik 3. Akral hangat
2. Memberikan posisi semi fowler 4. Oedema pada tungkai kiri
R/ Klien tampak nyaman 5. Keletihan
52
53
22-07- 2. Membantu mobilisasi klien secara bertahap - Bisa miring kiri/kanan dan duduk
2019 R/ klien dapat miring kiri/kanan dan duduk O : Klien tampak :
3. Mengedukasi klien untuk membatasi aktifitas dan pentingnya - Aktifitas masih di bantu
beristirahat - Lemah
R/ klien memahami edukasi yang diberikan - Klien dimandikan oleh perawat
4. Memonitor Tanda-tanda Vital Klien TD : 162/ 88 mmHg
R/ TTV : HR : 48 x/ menit
TD : 171/88 mmHg SPO2 : 98 %
ND : 144 x/menit RR : 20 x/ menit
RR : 17 x/menit A : Intoleransi Aktifitas belum teratasi
SpO2 : 96% P : Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan
6. 1 Selasa, 08:00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital Jam 14.00 WIT
23-07- WIT R/ S : Klien mengatakan :
2019 - TD : 168/70 mmhg Masih sesak saat duduk dan berubah
- HR : 54 x/menit posisi
- RR : 24 x/menit O : Klien tampak :
- SpO2 : 96 % - Sesak saat berubah posisi
- Akral : hangat - CRT > 2 detik
- CRT : > 2 detik - Akral hangat
58
8. 3. Selasa, 10.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk Jam 14.00 WIT
23-07- WIT lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor S : Klien mengatakan nyeri berkurang
2019 presipitasi P : Nyeri datang tiba - tiba
R/ Q : Nyeri seperti terlilit
P : Nyeri datang tiba - tiba R : dada bawah dekat ulu hati
Q : Nyeri seperti terlilit S : 5 (Sedang)
R : dada bawah dekat ulu hati T : Nyeri hilang timbul, durasi ±30
S : 5 ( Sedang ) menit
T : Nyeri hilang timbul, durasi ±30 menit O : Klien tampak :
2. Mengobservasi reaksi verbal dan nonverbal dari 1. Meringis saat bergerak
ketidaknyamanan 2. TTV :
R/ Klien tampak meringis TD : 162/ 88 mmHg
3. Mengobservasi TTV HR : 48 x/ menit
R/ TD : 162/ 88 mmHg SpO2 : 98 %
HR : 48 x/ menit RR : 20 x/ menit
SpO2 : 98 % A : Masalah nyeri akut belum teratasi
RR : 20 x/ menit P : Lnjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
4. Memberikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan,
tindakan nyaman.
61
TD : 162/88 mmHg
HR : 48 x/ menit
SpO2 : 98 %
RR : 20 x/ menit
A : Masalah kelebihan Volume cairan
teratasi
Resiko kekurangan volume cairan
P : Intervensi masalah kelebihan volume
cairan dihentikan, mulai intervensi
masalah risiko kekurangan volume
cairan
I :
- Mengkaji penyebab kehilangan
volume cairan
- Memonitor vital sign
- Memoonitor intake dan output
cairan
- Memonitor status hidrasi
(kelembapan membrane mukosa)
63
R/ RR : 24x/ menit
Input : 330 cc SpO2 : 96 %
Output : - A : Masalah penurunan curah jantung
8. Melakukan kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian belum teratasi
terapi obat sesuai jadwal yang ditentukan. P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
R/
Jam :20.00 WIT
- CPG 1x75gr P/O
- ISDN 3x5gr P/O
- Atrovastatin 1x20gr
- Lactulosa 3xC1
e) Jam : 09.00 WIT
Diviti 2,5 mg/ Sc
Jam : 24.00 WIT
Lansoprazole 2x 1 vial
16. 2 Kamis, 20 1. Mengobservasi tanda-tanda vital klien : Jam 08.00 WIT
25-07- :00 R/ TTV : S : Klien mengatakan :
2019 WIT TD : 186/76 mmhg - Sesak berkurang
HR : 60 x/ menit - Batuk berkurang
71
17. 3 Kamis, 21.10 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk Jam 08.00 WIT
25-07- WIT lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor S : Klien mengatakan nyeri sudah
2019 presipitasi berkurang
R/ P : Nyeri datang tiba - tiba
P : Nyeri datang tiba - tiba Q : Nyeri seperti terlilit
72
18. 4 Kamis, 20.00 1. Mengkaji penyebab kehilangan volume cairan Jam : 08.00 WIT
25-07- WIT R/ kehilangan volume cairan disebabkan karena efek S : Klien mengatakan :
2019 samping obat lactulosa - Buang air besar sudah 3 x
2. Memonitor vital sign O : Klien tampak
R/ TD : 183/78 mmHg - Membrane mukosa kering
HR : 63 x/ menit - Turgor kulit kering
RR : 30x/ menit - BAK : 1050 ml
SpO2 : 96 % - Balance cairan : - 1.220
3. Memonitor intake dan output cairan ml/kgBB/jam
R/ intake : 1690 - Diuresis : 1,2 ml/kgBB/jam
Output : 2200 - TTV :
4. Memonitor status hidrasi (kelembapan,membrane mukosa) TD : 176/84 mmHg
R/ turgor kulit klien kering, membrane mukosa kering HR : 62 x/ menit
5. Berkolaborasi dengan dokter tentang terapi pengobatan RR : 24 x/ menit
R/ pemberian laktulosa dilanjutkan 3x CII SpO2 : 96 %
A : Kelebihan Volume cairan belum
teratasi
P : Intervensi no 2, 3. 4, 5 dilanjutkan
74
19. 5 Kamis, 20. 30 1. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang Pukul 08.00
25-07- WIT mampu dilakukan S : klien mengatakan :
2019 2. R/ klien mampu duduk dan makan secara mandiri - Sesak saat merubah posisi
1. Membantu klien mobilisasi secara bertahap - Cepat lelah saat beraktivitas
R/ Klien mampu miring kiri dan miring kanan O : Klien tampak :
2. Mengedukasi klien atau keluarga untuk membatasi aktifitas - Aktivitas masih dibantu
dan pentingnya istirahat - Tampak kelelahan saat merubah
R/ Klien kooperatif, klien tampak tertidur posisi
3. Monitor TTV klien - Tampak sesak setelah merubah
R/ TD : 186/76 mmhg posisi
HR : 60 x/ menit - TTV :
RR : 27 x/ menit TD : 176/84 mmhg
SpO2 : 97 % HR : 62 x/ menit
3. Monitor nutrisi klien RR : 24 x/ menit
R/ Klien hanya menghabiskan 1/3 porsi makannya SpO2 : 96 %
S : 36,7 ºC
A : Masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
75
SPO2 : 95 %
S : 36,6 ºC
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1, 5, 6, 7
22. 3 Jumat , .00 1.
W Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk 14.00 WIT
26-07- I lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor S : Klien mengatakan nyeri sudah
2019 T presipitasi berkurang
R/ P : Nyeri datang tiba - tiba
P : Nyeri datang tiba - tiba Q : Nyeri seperti terlilit
Q : Nyeri seperti terlilit R : dada bawah dekat ulu hati
R : dada bawah dekat ulu hati S : 4 ( Sedang )
S : 4 ( Sedang ) T : Nyeri hilang timbul, durasi ±30
T : Nyeri hilang timbul, durasi ±30 menit menit
2. Mengobservasi reaksi verbal dan nonverbal dari O : Klien tampak :
ketidaknyamanan - Meringis saat bergerak
R/ Klien tampak tenang TD : 196/66 mmHg
3. Mengobservasi TTV HR : 64 x/ menit
R/ TD : 206/72 mmHg RR : 33 x/ menit
78
HR : 55 x/ menit SpO2 : 95 %
RR : 19 x/ menit A : Masalah nyeri akut belum teratasi
SpO2 : 97 % P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5
4. Memberikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan,
tindakan nyaman.
R/ Klien tampak tertidur, klien tenang
5. Mengajarkan penanganan nyeri dengan teknik non
farmakologi
R/ Klien mampu mempraktekkan teknik nafas dalam
23. 4 Jumat, 10.00 1. Memonitor vital sign Jam : 15.00 WIT
26-07- WIT R/ TD : 206/72 mmHg S : Klien mengatakan :
2019 HR : 55 x/ menit - BAB sudah tidak encer
RR : 1 9x/ menit O : Klien tampak
SpO2 : 97% - Membrane mukosa kering
2. Memonitor intake dan output cairan - Turgor kulit kering
R/ intake : 720 ml - BAK : 1150 ml
Output : 1150 - Balance cairan : -1140 ml/
3. Memonitor status hidrasi (kelembapan,membrane mukosa) kgBB/jam
R/ turgor kulit klien kering, membrane mukosa kering - Diuresis : 2,0 ml/kgBB/jam
79
81
82
uluh hati terasa sakit seperti terlilit sampai ke dada sebelah kiri dan menetap,
muntah ± 5 kali, kaki sebelah kiri bengkak, lalu klien dibawa ke IGD RSDH. Pada
saat pengkajian klien mengatakan masih sesak namun, ada batuk dan klien tampak
ekspresi wajah meringis saat bergerak. P : Nyeri datang tiba – tiba, Q : Nyeri seperti
terlilit, R : dada bawah dekat ulu hati, S : 6 ( Sedang ), T : Nyeri hilang timbul,
durasi ±30 menit.
Pada riwayat penyakit keluarga klien mengatakan didalam keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit jantung, Hipertensi dan Diabetes melitus. Pada
riwayat penyakit dahulu klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi
± 3 tahun yang lalu dan klien pernah dirawat di RSDH sampai saat ini ± 6x ( Tahun
2017 ( 2x ), sedangkan pada tahun 2018 ( 1x ), Tahun 2019 (2x). 2 minggu yang
lalu klien post rawat inap di RSDH, dengan keluhan yang sama yaitu : Nyeri dada,
Nyeri uluh hati, penyakit hipertensi.
Pada pengkajian primer, ditemukan data airway : Jalan napas : Tidak ada
sumbatan jalan nafas, tidak ada sekret, Suara Napas : Ronchi, Breathing : Pola
Napas : Dispnoe, Respirasi : 24x/ menit, Irama Napas : Tidak Teratur (Irreguler)
Jenis Pernapasan : Pernafasan dada, relaksasi dada (-), Circulation :Akral hangat,
Bibir pucat dan Konjungtiva anemis, CRT : >2 detik, Tekanan darah: 184/81
mmHg, Nadi : 53 x/menit, Disability : Tingkat kesadaran: Composmentis, GCS=15
(E=4, M=6, V=5), Pupil : Isokor (+) / (+) , Respon cahaya : (+), Diameter pupil: 2
mm, Kekuatan otot :5 5
5 4
Exposure : Tidak ada jejas pada daerah tubuh, Fahrenheit : Suhu : 36 ̊C, Riwayat
pemakaian obat : Klien mengatakan pernah konsumsi obat penurun darah tinggi
dan obat lambung, namun klien tidak dapat mengingat nama obat. Riwayat penyakit
: Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak tahun 2017 dan
riwayat sakit maag.
83
4.3 Intervensi
Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan
dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk
dari arti pada asuhan keperawatan, karena perencanaan adalah sumber informasi
bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien. Rencana ini merupakan
sarana komunikasi yang utama, dan memelihara kontinuitas asuhan keperawatan
pasien bagi seluruh anggota tim (Setiadi, 2012).
2015). Hal ini sejalan dengan intervensi yang diterapkan oleh kelompok untuk
mengatasi nyeri yaitu : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi, observasi
reaksi verbal dan nonverbal dari ketidaknyamanan, observasi TTV, berikan
lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan, tindakan nyaman., ajarkan penanganan
nyeri dengan teknik non farmakologi.
4.4 Implementasi
88
4.5 Evaluasi
89
BAB V
PENUTUP
90
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien -
Google Books. In Hartiah Haroen (Ed.), ebook (p. 188). Jakarta. Retrieved
from Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., 7 Wagner, C.M.
(2013).Nursing Intervensions Classification (NIC) Edisi ke 6. Elseiver.
Manoy, Yanti, dkk. 2014. “Hubungan Beberapa Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner dengan Laju Filtrasi Glomerulus pada Pasien Iinfark Miokard
Lama”. Manado :Universitas Sam Ratulangi.
Mubarak, dkk. 2015. Standar Asuhan Keperawatan Dan Prosedur Tetap Dalam
Praktik Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika
Utami, Putri Meiftasari. 2012. “Auhan Keperawatan pada Ny. D dengan Old
Miokard Infark (OMI) di Ruang Intensive Care Unit – Intensive Coronary
Care Unit Rumah Sakit Uumu Daerah dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.