TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang
2. Klasifikasi
Terjadi hilangnya sekresi insulin dari sel beta pankreas secara progresif,
3. Etiologi
4. Epidemiologi
422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan
dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi global (usia-standar) diabetes telah
hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada
populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait
seperti kelebihan berat badan atau gendut. Selama dekade terakhir, prevalensi
menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Glukosa darah yang lebih tinggi
persen dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase
kematian akibat tingginya glukosa darah atau diabetes yang terjadi sebelum usia
diabetes melitus sebanyak 18.870 orang sedangkan tahun 2015 pada bulan Januari
sampai Oktober sebanyak 13.863 orang. Data dari Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2013 jumlah pasien rawat jalan
diabetes melitus sebanyak 3.740 orang, tahun 2014 sebanyak 5.980 orang
5. Patogenesis
Secara garis besar DM terbagi menjadi DMT1 dan DMT2. DMT1 merupakan
manifestasi dari defisiensi insulin total. Hal ini disebabkan oleh karena terjadinya
destruksi sel beta pankreas yang bertugas menghasilkan insulin. Proses destruksi
12
ini dapat terjadi karena proses imunologik maupun idiopatik. Gejala DMT1
meliputi ekskresi berlebihan urin (poli uria), haus (polidipsia), kelaparan konstan,
penurunan berat badan, perubahan penglihatan, dan kelelahan. Gejala ini bisa
terjadi secara tiba-tiba. DMT1 biasanya terjadi pada remaja atau anak.3
DMT2 sebagian besar terlihat pada dewasa tua, tetapi semakin terlihat meningkat
pada anak-anak, remaja dan orang dewasa muda karena menigkatnya tingkat
obesitas, ketidakaktifan fisik dan pola makan yang buruk.13 Sebagian besar pasien
DMT2 adalah pasien obesitas dan keadaan ini berhubungan dengan resistensi
insulin. Resistensi insulin telah terjadi beberapa dekade sebelum kejadian DMT2.
Secara fisiologis tubuh dapat mengatasi resistensi insulin yang terjadi dengan
Pada suatu saat, gabungan defek sekresi insulin dan resistensi insulin
pasien tersebut sudah kehilangan 50% massasel beta pankreas, sehingga terjadi
DMT2 antara lain yaitu haus berlebihan, mukut kering, sering buang air kecil,
kekuranga energi, kelelahan yang ekstrim, kesemutan atau mati rasa di kaki,
penyembuhan luka yang lambat, penglihatan kabur, dan infeksi jamur di kulit
yang rekuren.13
6. Faktor Resiko
Aktivitas fisik
Ras/etnis
> 4kg
7. Diagnosis
enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam
Atau
Pemeriksaaan glukosa plasma ≥200 mg/dL 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa
Oral (TTGO) dengan glukosa 75 gram.
Atau
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL dengan keluhan klasik
Atau
umur eritrosit dan gangguan fungsi ginjal maka HbA1c tidak dapat dipakai
puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam
<140mg/dl;
setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100mg/dl
Tabel 2. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis daibetes dan prediabete
puasa (mg/dL)
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien tetap makan (dengan karbohidrat yang
anak), dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit.
glukosa.
7. Selama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok.
Melitus Tipe-2 (DMT2) dan prediabetes pada kelompok risiko tinggi yang tidak
1. Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT]=23 kg/m2)
yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
d. Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL >4 kg atau
h. Riwayat prediabetes.
normal sebaiknya diulang setiap 3 tahun (E), kecuali pada kelompok prediabetes
Dalam hal ini harus diperhatikan adanya perbedaan hasil pemeriksaan glukosa
darah plasma vena dan glukosa darah kapiler seperti pada tabel-3 di bawah ini.
Tabel 3. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl)
8. Terapi
1. Definisi
generasi satu, dua, dan tiga, serta golongan aztreonam.8,9 Bakteri penghasil ESBL
yaitu E. coli dan K. pneumoniae. Selain itu, Citrobacter sp, Enterobacter sp, P.
ESBL.9
2. Klasifikasi
monobaktam tapi tidak sefamisin atau karbapenem dan dihambat oleh asam
Molekuler23
Fungsional Molekuler
inaktivator
asam klavulanat
oleh inaktivator
inaktivator
akan menyangkut dua jenis bakteri yaitu bakteri yang secara alamiah resisten
sifatnya dari peka menjadi resisten dimana perubahan fenotip ini dapat terjadi
tidak hanya dapat menyebabkan resistensi terhadap beta laktam, tetapi juga pada
kloramfenikol.24,25
adalah pemasangan infus, kateterisasi urin, pemakaian antibiotik, lama rawat inap
di rumah sakit, dan infeksi berulang.26,27 Selain itu, tempat dimana pasien
Intensive Care Units, dan bedah juga menjadi faktor risiko timbulnya infeksi oleh
Infeksi saluran kemih pada kateterisasi dapat terjadi karena adanya proses
Penurunan kerentanan bakteri terhadap agen mikroba dalam biofilm timbul karena
tingkat pertumbuhan bakteri, dan perubahan lokal dari lingkungan mikro yang
antibiotik tertentu.3
DAFTAR PUSTAKA
Diabetes Association.2017:40(suppl.1);8.
221-239.
12. Cryer PE. Hypogycemia. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL,
Internal Medicine. 18th ed. New York: Mc Graw Hill 2011. 135-9.
14. Sudoyo, AW., Setiyohadi, B., Alwi, I., et al. Buku Ajar Ilmu