Anda di halaman 1dari 10

| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 13 No.

3 Desember 2016 : 146-155

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI MODIFIKASI SERAT TANDAN


KOSONG SAWIT PADA SIFAT FUNGSIONAL BIODEGRADABLE FOAM

Etikaningrum1, Joko Hermanianto1, Evi Savitri Iriani2, Rizal Syarief1, Asep Wawan Permana2

id
Departemen Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian

.
Institut Pertanian Bogor, Bogor-Indonesia

go
an ia
2
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

n.
0 ert es
Jl. Tentara Pelajar No. 12, Cimanggu Bogor, Indonesia 16114

ia
92 .p on
Email: etikaningrum1112@gmail.com

50 ng Ind
(Diterima 30-11-2016))
Diterima 15-08-2016; Disetujui 30-11-2016

83 tba t,
(0 ne a gu
1) li ara
ili: pa aw g
ABSTRAK

25 n@ B
m a J an
si sc or, im
Pengembangan biofoam sebagai alternatif pengganti styrofoam telah banyak dilakukan. Bahan utama dalam pembuatan biofoam

ak .pa og C
adalah pati murni, namun biofoam yang dihasilkan masih bersifat rapuh dan mudah menyerap air. Oleh karena itu adonan biofoam
,F p B n ,'E$&"'-:2"*)$1",'E:0"-4+'1"%&4&"1'2$%'14+$&<'9$0$8'1$&/'14+$&'$0$-'#$%D'Q/)/E'
perlu ditambahkan bahan lain diantaranya plasticizer,'E$&"'-:2"*)$1",'E:0"-4+'1"%&4&"1'2$%'14+$&<'9$0$8'1$&/'14+$&'$0$-'#$%D'Q/)/E'
2 ph u, nia
potensial yaitu tandan kosong sawit (TKS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembuatan biofoam dari serat
76 ks gg rta

#$%D'2"-:2"*)$1"'24%D$%'F4F4+$E$'-4&:24'#$%D'F4+F42$'14+&$'24%D$%'):%14%&+$1"'#$%D'F4+F42$'148"%DD$'2$E$&'-4%D8$1"0)$%'biofoam
#$%D'2"-:2"*)$1"'24%D$%'F4F4+$E$'-4&:24'#$%D'F4+F42$'14+&$'24%D$%'):%14%&+$1"'#$%D'F4+F42$'148"%DD$'2$E$&'-4%D8$1"0)$%'
21 , an Pe

dengan karakteristik terbaik. Proses pembuatan biofoam dilakukan menggunakan teknik thermopressing dengan mencampurkan
'SC[\H'2$%'2$%'N4%"1'-:2"*)$1"'9Y.9'S140/0:1$'&$%2$%'):1:%D'1$5"&H,'J9Y.9'S%$%:140/0:1$'&$%2$%'):1:%D'
tapioka, Polivinil alcohol'SC[\H'2$%'2$%'N4%"1'-:2"*)$1"'9Y.9'S140/0:1$'&$%2$%'):1:%D'1$5"&H,'J9Y.9'S%$%:140/0:1$'&$%2$%'):1:%D'
83 om im n

sawit) dan SATKS (selulosa asetat tandan kosong sawit) dengan konsentrasi serat (1%, 3% dan 5%). Karakterisasi biofoam meliputi
1) o.c , C litia

2$#$'14+$E'$"+,')/$&'&4)$%,'24%1"&$1,')+"1&$0"%"&$1,'&"&")'04048'SY-H'2$%'-:+7:0:D"<'R4%"1'-:2"*)$1"'J9Y.9'2$%'9\Y.9'E$2$'):%14%&+$1"'
2$#$'14+$E'$"+,')/$&'&4)$%,'24%1"&$1,')+"1&$0"%"&$1,'&"&")'04048'SY-H'2$%'-:+7:0:D"<'R4%"1'-:2"*)$1"'J9Y.9'2$%'9\Y.9'E$2$'):%14
tinggi menghasilkan nilai daya serap air tinggi, kuat tekan rendah dan densitas rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STKS 5%
25 ho A e
(0 ya 12 en

dapat menurunkan daya serap air, meningkatkan densitas dan kuat tekan.
n: @ no s P

Kata kunci: biodegradable foam, nanoselulosa, selulosa asetat, selulosa, tandan kosong sawit.
po n r u
le ne aja mp

ABSTRACT
Te pa el a
ca P K

Etikaningrum, Joko Hermanianto, Evi Savitri Iriani, Rizal Syarief , and Asep Wawan Permana. 2016. Effect of Addition Various
6:2"*Q$&":%'(-E&#'Z+/"&'X/%Q841'Z"F4+':%'Z/%Q&":%$0'C+:E4+&"41':7'X":24D+$2$F04'Z:$-''
as ara

Biodegradable foam as alternative to styrofoam has been developed with pure starch as the main ingredient, but biofoam produced
_p nt

"1'1&"00'7+$D"04'$%2'4$1#0#'$F1:+F1'5$&4+<'Y84+47:+4,':&84+'-$&4+"$01'1/Q8'$1'E0$1&"Q";4+,'-:2"*42'1&$+Q8,'1#%&84&"Q'E:0#-4+1'$%2'*F4+'
"1'1&"00'7+$D"04'$%2'4$1#0#'$F1:+F1'5$&4+<'Y84+47:+4,':&84+'-$&4+"$01'1/Q8'$1'E0$1&"Q";4+,'-:2"*42'1&$+Q8,'1#%&84&"Q'E:0#-4+1'$
bb Te

%442'&:'F4'$2242'"%&:'2:/D8'7:+-/0$&":%<'I%4':7'&84'%$&/+$0'*F4+1':7'Q:%1"24+$F04'E:&4%&"$0'"1':"0'E$0-'4-E&#'7+/"&'F/%Q841'S(ZXH<'
%442'&:'F4'$2242'"%&:'2:/D8'7:+-/0$&":%<'I%4':7'&84'%$&/+$0'*F4+1':7'Q:%1"24+$F04'E:&4%&"$0'"1':"0'E$0-'4-E&#'7+/"&'F/%Q841'S(Z
Y84'E/+E:14':7'&8"1'1&/2#'5$1'24&4+-"%4'&84'4774Q&':7'"%Q:+E:+$&":%':7'2"774+4%&'Q:%Q4%&+$&":%':7'*F4+1'-:2"*42'5"&8'14_4+$0'2"774+4%&'
Y84'E/+E:14':7'&8"1'1&/2#'5$1'24&4+-"%4'&84'4774Q&':7'"%Q:+E:+$&":%':7'2"774+4%&'Q:%Q4%&+$&":%':7'*F4+1'-:2"*42'5"&8'14_4+$0'2"
l: Jl.

-4&8:21':%'&84'F":7:$-'Q8$+$Q&4+"1&"Q1<'X":7:$-'5$1'E+4E$+42'F#'-"O"%D'&$E":Q$,'E:0#_"%#0'$0Q:8:0'SC[\H,'$%2'_$+":/1'-:2"*Q$&":%'
-4&8:21':%'&84'F":7:$-'Q8$+$Q&4+"1&"Q1<'X":7:$-'5$1'E+4E$+42'F#'-"O"%D'&$E":Q$,'E:0#_"%#0'$0Q:8:0'SC[\H,'$%2'_$+":/1'-:2"*Q$&":
of EFB, namely STKS (empty fruit bunches cellulose), NSTKS (empty fruit bunches nanocellulose) and SATKS (empty fruit bunches
cellulose acetate) by thermopressing technique. Each type of cellulose was added in three different concentrartion (1%, 3%, anand 5%).
ai

Biofoam characterization included water absorbtion capacity, compressive strength, density, crystalinity, melting point (Tm) aand
Em

morphology. Biofoam made from NSTKS and SATKS with high concentration have high water absorb capacity, low compressive
strenght and density. The results showed that the addition of STKS at a concentration of 5% decreased water absorbtion capacity and,
increased density and compressive strength.

Key words: biodegradable foam, cellulose, cellulose acetate, empty fruit bunches, nanocellulose

146
C4%D$+/8'C4%$-F$8$%''X4+F$D$"'6:2"*)$1"'94+$&'Y$%2$%'.:1:%D'9$5"&'C$2$'9"7$&'Z/%D1":%$0'X":24D+$2$F04'
Foam (Etikaningrum et al)

PENDAHULUAN transparansi yang baik, kekuatan tarik yang baik, tahan


panas, daya serap air rendah dan mudah terbiodegradasi8.
]$#$'8"2/E'-$%/1"$'#$%D'14+F$'E+$)&"1'-4%#4F$F)$%' Beberapa penelitian tentang proses asetilasi dalam
meningkatnya penggunaan plastik styrofoam sebagai pembuatan bioplastik untuk meningkatkan hidrofobisitas
kemasan makanan atau minuman. Styrofoam banyak diantaranya pati asetat jagung dan pati jagung pada
digunakan oleh produsen makanan sebagai bahan pembuatan biofoam9, serta biofoam dari campuran pati
pengemas produk makanan ataupun minuman sekali asetat dan serat jagung10. Penambahan selulosa asetat

id
pakai, baik makanan siap saji, segar maupun siap diharapkan dapat menurunkan daya serap air sehingga

.
go
olahan1. Hal tersebut dikarenakan keunggulan styrofoam biofoam tidak mudah bocor dan dapat digunakan sebagai

an ia
n.
yaitu tidak mudah bocor, praktis, ringan, memiliki bahan pengemas makanan.

0 ert es
ia
kemampuan menahan panas dan dingin yang baik serta Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis

92 .p on
lebih ekonomis2. Namun ternyata styrofoam memiliki -:2"*)$1"'9Y.9'S140/0:1$'&$%2$%'):1:%D'1$5"&H,'J9Y.9'

50 ng Ind
banyak dampak negatif karena bahaya dari migrasi (nanoselulosa tandan kosong sawit) dan SATKS (selulosa
monomer berupa stirena dalam jangka waktu panjang asetat tandan kosong sawit) serta konsentrasi selulosa

83 tba t,
(0 ne a gu
1) li ara
dapat membahayakan kesehatan1. Styrofoam juga dapat

si sc or, im en
(1%, 3% dan 5%) yang tepat sehingga dapat menghasilkan
mencemari lingkungan karena tidak bisa terurai di alam. sifat fungsional biofoam dengan karakteristik terbaik.

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
Untuk mengurangi bahaya negatif dari styrofoam, Serta mengetahui karakteristik biofoam yang dihasilkan

, F p B n ap
saat ini telah dilakukan upaya pengembangan produk bio- seperti daya serap air, kuat tekan, densitas, kristalinitas,
2 ph u, nia sc
based polimer yang berasal dari bahan alami sehingga titik leleh dan morfologi.
76 ks gg rta Pa
lebih aman dan tidak mencemari lingkungan3. Salah satu
21 , an Pe B-

kemasan bioplastik yang digunakan sebagai alternatif


BAHAN DAN METODE
83 om im n B

pengganti styrofoam adalah biofoam.. Bahan yang


1) o.c , C litia 17

banyak digunakan dalam pembuatan biofoam adalah


pati, namun biofoam yang dihasilkan dari pati murni Bahan dan Alat
25 ho A e 20

masih bersifat mudah menyerap air dan rapuh4. Oleh Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan
(0 ya 12 en ©

karena itu adonan biofoam perlu ditambahkan bahan lain biofoam adalah serat tandan kosong sawit (TKS) yang
n: @ no s P ta

,'E$&"'-:2"*)$1",'E:0"-4+'1"%&4&"1'
diantaranya plasticizer,'E$&"'-:2"*)$1",'E:0"-4+'1"%&4&"1' diperoleh dari PTPN 7 Lampung. Serat TKS tersebut
po n r u ip

dan serat5. Salah satu serat alam yang cukup potensial )4-/2"$%'2"-:2"*)$1"'24%D$%'pulping process (STKS),
)4-/2"$%'2"-:2"*)$1"'24%D$%'
le ne aja mp k c

dan ketersediaanya melimpah adalah tandan kosong grinding process (NSTKS), serta asetilasi (SATKS).
Te pa el a a

sawit (TKS) yang merupakan limbah industri kelapa Tapioka yang diperoleh dari pasar, Polivinil alcohol
ca P K H

sawit dengan kandungan serat, komposisi bahan organik (PVA) komersial Celvol TM Sekisui Chemical Co.ltd,
dan mineral yang cukup tinggi. Kandungan selulosa Mg Stearat teknis. Alat utama yang digunakan dalam
yang tinggi pada TKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan biofoam adalah Thermopressing machine,
tambahan dalam pembuatan biofoam untuk meningkatkan baskom, timbangan digital, dan sudip. Alat untuk analisis
1"7$&'*1")'2$%'-4)$%")%#$<' terdiri dari timbangan analitik, jangka sorong, Texture
Kekuatan mekanik pada serat selulosa sangat analyzer dengan probe TA18, X-ray Difraction (XRD)
as ara

dipengaruhi oleh ukuran diamater serat. Semakin besar Bruker D8, Differential Scanning Calorimetry (DSC)
diameter serat maka semakin rendah nilai kekuatan Perkin Elmer, dan Scanning Electron Microscopy (SEM)
_p nt

tarik dan modulus elatisitas, demikian pula sebaliknya6. Zeiss EVO M10 USA.
bb Te

Menurut Iriani et al7 , nanoselulosa yang dibuat dengan


l: Jl.

metode grinding dari serat nanas dapat meningkatkan Metode Penelitian


)/$&' &$+")' 2$%' 40:%D$1"' E$2$' F":*0-' F4+F$1"1' C[\<' !"#$%&'()$*+)&*"*&,-"('*'()'-"*,),-".#$(/&*'()
Penelitian tentang penambahan nanoselulosa yang dibuat
1. STKS dengan Pulping process11
ai

dengan metode grinding pada biofoam belum pernah


Em

dilakukan. Selulosa yang berukuran nano diharapkan STKS dihasilkan dari beberapa tahap yaitu
dapat meningkatkan sifat mekanik pada biofoam yaitu E+4E$+$1",' E+48"2+:0"1"1' $&$/' E4-$1$)$%,' 240"D%"*)$1",'
kuat tekan yang lebih baik daripada biofoam yang dan bleaching. Pertama-tama serat dibersihkan lalu
terbuat dari serat alami, selain itu biofoam juga sangat potongan serat dipanaskan untuk menghilangkan
mudah menyerap air karena sifat bahan utamanya yaitu komponen minyak, lemak dan kotoran pada serat
E$&"' F4+1"7$&' 8"2+:*0")4. Upaya untuk meningkatkan 148"%DD$'-4-E4+-/2$8'E+:141'140$%N/&%#$<'340"D%"*)$1"'
hidrofobisitas dapat dilakukan dengan proses asetilasi. dilakukan untuk melarutkan lignin menggunakan NaOH
Selulosa asetat memiliki banyak kelebihan yaitu kualitas 10% (b/v) selama 15 menit pada suhu 121 ºC dan

147
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 13 No.3 Desember 2016 : 146-155

bleaching dilakukan untuk menghilangkan sisa lignin (1:3), (1:4) dan (1:5). Kadar asetil yang sesuai untuk
yang masih tersisa dan mencerahkan warna pulp dengan pembuatan bioplastik menurut Bahmid13 berkisar antara
larutan hipoklorit. 36,5-42,2%, dihasilkan pada perlakuan waktu asetilasi
90 menit dan rasio 1:5 dengan kadar asetil 41,61% dan
nilai derajat substitusi (DS) 2,64.
2. NSTKS dengan grinding process7
NSTKS diproduksi menggunakan 3'/+&#)-(,+%)1-+(
Pembuatan biofoam14

id
(Masuko crop, Japan) dilakukan dengan mencampur
Pembuatan biofoam menggunakan metode

.
STKS sebanyak 50 gram (2% dari bobot keringnya)

go
rekomendasi Iriani14. Campuran bahan-bahan seperti

an ia
dilarutkan dalam 2,34 liter aquades (98% air). Campuran

n.
14+$&'-:2"*)$1"'S9Y.9,'J9Y.9'2$%'9\Y.9H,'&$E":)$,'

0 ert es
dimasukkan dalam Ultra Fine Grinder dengan beberapa

ia
PVA 10%, Mg stearat 5% dan air diaduk dengan tangan

92 .p on
kali putaran gap. Gap merupakan pengaturan jarak antara
kedua batu gerinda yang bergesekan pada perangkat hingga bahan tercampur rata. Perbandingan bahan padat

50 ng Ind
3'/+&#)-(,+%)1-+. Posisi (+) merupakan jarak kedua batu dan cair adalah (60:40). Selanjutnya adonan dicetak
dengan alat thermopressing selama 4 menit dengan suhu

83 tba t,
gerinda yang semakin menjauh, sementara posisi (–)

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
menunjukkan jarak batu gerinda yang semakin rapat. mesin bagian atas 177 ºC dan bagian bawah 166 ºC

ili: pa aw g
ak .pa og C an
Penggilingan dilakukan dengan kecepatan 1500 rpm pada (±50 gram untuk satu cetakan biofoam)
biofoam).. Formula bahan

25 n@ B
m a J an
yang digunakan pada pembuatan biofoam dapat dilihat

, F p B n ap
gap 10, gap 5, gap 0, gap -5 dan gap -10 secara berurutan
dan diulang sebanyak 10-15 kali pada masing-masing pada pada Tabel 1. Kemudian biofoam yang dihasilkan
2 ph u, nia sc
tingkat gap.. Nanoselulosa yang dihasilkan berupa gel dianalisis sesuai dengan parameter uji.
76 ks gg rta Pa
berwarna putih dengan diameter 92,07nm. Karena kadar
21 , an Pe B-

air NSTKS terlalu tinggi (97%), sebelum dicampurkan Analisis daya serap air
83 om im n B

pada adonan biofoam,, NSTKS di sentrifugasi terlebih Daya serap air dihitung dengan prosedur ABNT
1) o.c , C litia 17

dahulu kemudian air yang terpisah dikurangi sesuai NBR NM ISO 535 mengikuti metode Iriani14. Potongan
25 ho A e 20

dengan kebutuhan air pada campuran adonan. biofoam ukuran 25 x 50 mm2 ditimbang lalu dicelupkan
3. SATKS dengan asetilasi12, 13 ke dalam air selama 1 menit dan sisa air pada permukaan
(0 ya 12 en ©

dikeringkan menggunakan tissu. Sampel ditimbang


Produksi SATKS dilakukan dengan beberapa
n: @ no s P ta

kembali dan dihitung pertambahan berat sampel.


po n r u ip

tahap yaitu aktivasi, asetilasi, hidrolisis, penyaringan


le ne aja mp k c

dan pengeringan. Pembuatan selulosa asetat dilakukan DSA (%) = (berat sampel setelah dicelup-berat
dengan perlakuan waktu asetilasi 30, 60 dan 90 menit sampel awal) /berat sampel awal x 100%
Te pa el a a
ca P K H

dan rasio perbandingan selulosa dan asetat anhidrat


Tabel 1. Formula adonan biofoam
Table 1. Formulation of biodegradable foam dough
Kode sampel/ Bahan kering/ dry material Bahan basah/ wet
Sampel code material
Tapioka/ Tapioca Selulosa/ Cellulose PVA/ PVA (g) Mg Stearat/ Mg Air/ water (ml)
as ara

(g) (g) Stearat (g)


STKS 1% 84 1 10 5 40
_p nt
bb Te

STKS 3% 82 3 10 5 40
STKS 5% 80 5 10 5 40
l: Jl.

NTKS 1% 84 1 10 5 40
NTKS 3% 82 3 10 5 40
NTKS 5% 80 5 10 5 40
ai
Em

SATKS 1% 84 1 10 5 40
SATKS 3% 82 3 10 5 40
SATKS 5% 80 5 10 5 40
Keterangan / Remarks :
STKS : Selulosa tandan kosong sawit / empty fruit bunches cellulose
NTKS : Nanoselulosa tandan kosong sawit/ empty fruit bunches nanocellulose
SATKS : Selulosa asetat tandan kosong sawit/ empty fruit bunches cellulose acetate
*formula untuk 100 gram adonan/ formulation for 100 gram of dough

148
C4%D$+/8'C4%$-F$8$%''X4+F$D$"'6:2"*)$1"'94+$&'Y$%2$%'.:1:%D'9$5"&'C$2$'9"7$&'Z/%D1":%$0'X":24D+$2$F04'
Foam (Etikaningrum et al)

Analisis Densitas (Tg), titik leleh (Tm), dan entalpi. Sampel ditempatkan
Densitas dihitung mengikuti metode Polat 15 pada DSC pan sebanyak 5-6 mg. Analisa dilakukan
dilakukan dengan cara menghitung massa dan volume dengan pemanasan sampel pada suhu 25-200°C dengan
sampel. Pengukuran massa dilakukan dengan menimbang kecepatan pemanasan 10°C/menit pada atmosfer
sampel biofoam yang telah dipotong dengan ukuran nitrogen. Pan kosong digunakan sebagai referensi.
3cm x 3cm pada timbangan analitik sedangkan volume
dihitung dengan cara mengalikan panjang, lebar dan Analisis Sifat Morfologi

id
tebal potongan sampel biofoam dengan jangka sorong : Analisis morfologi mengikuti metode yang

.
go
''}''v'-a_ dilakukan Rahmatunisa16. Sampel biofoam dipotong

an ia
n.
0 ert es
Keterangan : menjadi potongan kecil (2mm x 2mm) dan dipasang pada

ia
penampang visualisasi perunggu dengan menggunakan

92 .p on
}v'-$11$'N4%"1'SD+$-aQ-3, m = massa (gram), v =
double side tipe kemudian dilapisi dengan lapisan emas

50 ng Ind
volume (cm3)
dengan waktu coating ± 30 detik. Sampel dimasukkan
ke dalam alat SEM dan gambar permukaannya diambil

83 tba t,
(0 ne a gu
1) li ara
Analisis kuat tekan

si sc or, im en
menggunakan detector SE ((Secondary
Secondary Electron
Electron), WD

ili: pa aw g
Pengukuran kuat tekan dilakukan dengan

ak .pa og C an
Working Distance)
(Working Distance) 11,5-12 mm dan EHT ((Extra High

25 n@ B
m a J an
menggunakan texture analyzer (TA) mengikuti metode Tension) dengan tegangan 5-15 kV.
Tension)

, F p B n ap
Iriani dan Rahmatunisa14,16. Potongan biofoam ukuran
2 ph u, nia sc
1cm x 5cm ditekam dengan menggunakan probe TA18 Analisis Statistik
76 ks gg rta Pa
pada kecepatan 1mm/s. pengukuran kuat tekan adalah
Penelitian ini menggunakan rancangan acak
21 , an Pe B-

besarnya gaya tekan yang diterima sampel per satuan


faktorial 3x3 dengan 9 perlakuan dan terdiri dari 2 faktor
83 om im n B

luas dan dinyatakan dalam N/mm2.


#$"&/'N4%"1'-:2"*)$1"'140/0:1$'&4+2"+"'2$+"'>'&$+$7'S9Y.9,'
1) o.c , C litia 17

J9Y.9,'9\Y.9H'2$%'):%14%&+$1"'14+$&'-:2"*)$1"'S=T,'
25 ho A e 20

Analisis Kristalinitas 3%, dan 5%) dengan ulangan sebanyak 3 kali, kemudian
Kristalinitas biofoam diuji menggunakan XRD dianalisis sesuai dengan parameter uji dengan analisis
(0 ya 12 en ©

Bruker D8. Sampel dipotong sesuai dengan bentuk holder 1"2")'+$D$-'Snv'BTH'2$%'2"0$%N/&)$%'24%D$%'/N"'36!Y'


n: @ no s P ta

dengan diameter 4cm lalu ditembak dengan sinar-X Duncan Multiple Range Test
((Duncan Test) menggunakan bantuan
po n r u ip

SE$%N$%D' D40:-F$%D' .n' L/' v' =,BAM?M' ~H' 148"%DD$'


le ne aja mp k c

program perhitungan IBM SPSS Statistics ((Statistical


2"E4+:048' D$-F$+$%' E$2$' 2"7+$)1"' 1"%$+@' 2$0$-' D+$*)' Package for service solutions) versi 22.0.
Te pa el a a

8/F/%D$%'$%&$+$'"%&4%1"&$1'24%D$%'G€<'C4%4%&/$%'"%24)1'
ca P K H

kristalinitas dihitung dengan persamaan Segal seperti HASIL DAN PEMBAHASAN


yang dilakukan pada penelitian Yue17:
L+0'STH'v'^QaSS^Qb^nHH''O'=MMT' Karakteristik daya serap air, kuat tekan, densitas,
Keterangan: kristalinitas, titik leleh dan morfologi biofoam
Crl = Indeks kristalinitas dalam persen Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis
-:2"*)$1"' -4-F4+")$%' E4%D$+/8' %#$&$' &4+8$2$E' 2$#$'
as ara

^Q'2$%'^n'v'^%24)1'E$2$'2$4+$8'E/%Q$)')+"1&$0"%'2$%'
serap air, kuat tekan dan densitas, sedangkan konsentrasi
amorf
_p nt

serat hanya berpengaruh nyata terhadap kuat tekan


bb Te

biofoam<'C4%D$+/8'"%&4+$)1"'$%&$+$'0$"%'N4%"1'-:2"*)$1"'
Analisis sifat termal dan konsentrasi serat hanya terdapat pada perlakuan kuat
l: Jl.

Analisis sifat termal dilakukan dengan menggunakan tekan biofoam. Data hasil penelitian dapat dilihat pada
DSC Perkin Elmer. Analisis thermal dilakukan untuk Tabel 2.
-4%D4&$8/"' E4+/F$8$%' *1")' 14E4+&"' &"&")' &+$%1"1"' D40$1'
ai
Em

149
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 13 No.3 Desember 2016 : 146-155

Tabel 2. Parameter daya serap air, kuat tekan, densitas, kristalin dan titik leleh biofoam
Table 2. Water absorbtion capacity parameters, compressive strength, density, crystalinity and melting point of biofoam
Kode Sampel/Sampel code Daya serap Kuat tekan/ Densitas/ *Kristalin/ *Titik leleh/
air/ Water Compressive Density Crystallinity Melting Point
absorption strength (Tm)
Jenis / type (%) (%) N/mm2 g/cm3 (%) (°C)
STKS 1 27,50Aa ± 7,13 11,26Bb± 0,99 0,27Ba± 0,04 34,7 75,93

id
3 24,61Aa ± 1,02 12,64Bb ± 1,54 0,27Ba ± 0,03 37,1 75,36

.
go
an ia
Aa Ba
5 23,40 ± 3,05 13,92 ± 3,22 0,28Ba ± 0,02 31,3 76,29

n.
0 ert es
NSTKS 1 36,41Ba ± 1,39 9,69Ab ± 0,78 0,23Aa± 0,03 27,4 80,09

ia
92 .p on
Ba Ab Aa
3 37,56 ± 3,21 8,74 ± 3,20 0,23 ± 0,02 33,4 74,84

50 ng Ind
5 45,54Ba ± 5,01 4,34Aa ± 0,69 0,16Aa± 0,01 34,2 78,90
SATKS 1 24,66Aa ± 0,72 11,14Ab± 1,94 0,27Ba± 0,005 41,3 73,70

83 tba t,
3 24,70Aa ± 0,68 9,59Ab± 2,54 0,28Ba± 0,03 39,7 77,42

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
Aa Aa
5 26,68 ± 8,75 6,12 ± 1,19 0,25Ba± 0,05 36,7 81,77

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
Keterangan / Remarks:

, F p B n ap
@'K/+/7'F41$+'S\,'X,'LH'#$%D'F4+F42$'E$2$'):0:-'#$%D'1$-$'-4%/%N/))$%'E4+F42$$%'#$%D'%#$&$'E$2$'N4%"1'-:2"*)$1"'9Y.9,'J9Y.9'
2 ph u, nia sc
dan SATKS / X&6%/&'('-//-+4(G9M(=M(XJ(&+-(1%""-+-)/(%)(/*-(4&5-($0'35)(%)1%$&/-(4%,)%#$&)/(1%""-+-)$-4(%)(/*-(/76-4(0"(501%#$&/%0)4(
76 ks gg rta Pa
STKS, NSTKS and SATKS
- Huruf kecil (a, b) yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada konsentrasi penambahan serat
21 , an Pe B-

1%, 3%, dan 5% / Y0C-+$&4-('-//-+4(G&M(8JM(C*%$*(1%""-+(%)(/*-(4&5-($0'35)(%)1%$&/-(4%,)%#$&)/(1%""-+-)$-4(%)(/*-(&11%/%0)(0"(#8-+(


83 om im n B

concentration of 1%, 3%, and 5%


1) o.c , C litia 17

* Tidak dilakukan pengujian statistik karena hanya satu ulangan / no statistical analysis involved because the test was only conducted
25 ho A e 20

one time.
(0 ya 12 en ©

Daya serap air menyebabkan semakin encernya adonan biofoam ketika


n: @ no s P ta

Pengujian daya serap air dilakukan untuk semakin banyak NSTKS yang ditambahkan. Kadar
po n r u ip

mengetahui ketahanan biofoam terhadap penyerapan air. air pada adonan biofoam berfungsi sebagai blowing
le ne aja mp k c

Biofoam berbasis pati sangat rentan terhadap air karena agent untuk meningkatkan ekspansi adonan sehingga
Te pa el a a

-4-"0")"' 1"7$&' 8"2+:*0")<' 6:04)/0' $"+' $)$%' -4%#4+$%D' menghasilkan struktur berongga. Adonan yang terlalu
ca P K H

ikatan hidrogen pati, sehingga dapat melemahkan dan encer akan menyebabkan ekspansi yang berlebihan
menurunkan sifat fungsional dari foam18. Uji water sehingga struktur biofoam yang dihasilkan memiliki
absorption dilakukan dengan cara menghitung perubahan banyak rongga, dinding yang tipis dan daya serap air
berat akibat banyaknya air yang diserap biofoam setelah yang tinggi14.
dicelupkan ke dalam air selama satu menit. Jumlah air
yang diserap dituliskan sebagai persen air yang terserap14. Kuat tekan
as ara

Daya serap air biofoam yang dihasilkan pada penelitian Tujuan pengamatan kuat tekan adalah untuk
ini adalah antara 23,40-45,54%. mengetahui kekuatan biofoam sehingga dapat
_p nt
bb Te

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa jenis melindungi produk yang dikemas. Biofoam dengan nilai
-:2"*)$1"' 14+$&' F4+E4%D$+/8' %#$&$' &4+8$2$E' 2$#$' kuat tekan yang cukup tinggi diharapkan dapat menjadi
l: Jl.

serap air namun konsentrasi serat tidak berpengaruh bahan pengemas yang kuat, tidak mudah patah dan dapat
terhadap daya serap air, serta tidak ada interaksi antara mempertahankan bentuk selama digunakan sebagai
)42/$' 7$)&:+<' X4+2$1$+)$%' /N"' 2/%Q$%' N4%"1' -:2"*)$1"' wadah pengemas14. Pengamatan kuat tekan biofoam
ai

NSTKS berbeda nyata dengan STKS dan SATKS. Untuk dilakukan dengan menggunakan texture analyzer dengan
Em

menyesuaikan kondisi bahan basah pada perlakuan probe TA 18<'X4+2$1$+)$%'/N"')4+$D$-$%,'N4%"1'-:2"*)$1"'


STKS dan SATKS, sebelum dicampurkan dalam serat dan konsentrasi serat berpengaruh secara nyata
adonan NSTKS dengan kadar air 97% terlebih dahulu di terhadap kuat tekan dari biofoam dan terdapat interaksi
sentrifugasi, kemudian air yang terpisah dikurangi sesuai antara kedua faktor tersebut (Tabel 2). Penambahan jenis
dengan kebutuhan bahan basah dalam adonan. Kadar -:2"*)$1"' 9Y.9' 2$E$&' -4%"%D)$&)$%' %"0$"' )/$&' &4)$%'
air STKS adalah 4,4%, kadar air SATKS adalah 4,69%, biofoam. Hal ini sejalan dengan pendapat Salgado et
sedangkan kadar air NSTKS setelah di sentrifugasi al5 dan Kaisangsri et al4 bahwa penambahan serat dapat
yaitu 86,48%. Kadar air yang masih tinggi pada NSTKS meningkatkan kuat tekan biofoam karena serat dapat

150
C4%D$+/8'C4%$-F$8$%''X4+F$D$"'6:2"*)$1"'94+$&'Y$%2$%'.:1:%D'9$5"&'C$2$'9"7$&'Z/%D1":%$0'X":24D+$2$F04'
Foam (Etikaningrum et al)

mengisi celah pada matriks pati sehingga mempunyai berpengaruh terhadap densitas, namun konsentrasi tidak
nilai kuat tekan yang besar. berpengaruh terhadap densitas serta tidak ada interaksi
Biofoam' N4%"1' -:2"*)$1"' J9Y.9' -4%D$0$-"' antara kedua faktor. Berdasarkan uji duncan biofoam
penurunan kuat tekan dengan meningkatnya penambahan NSTKS berbeda nyata dengan STKS dan SATKS yang
konsentrasi serat. Berbeda dengan penelitian Iriani et al7 menghasilkan nilai densitas yang cenderung kecil.
E$2$'E4-F/$&$%'*0-'F4+F$1"1'C[\'24%D$%'%$%:140/0:1$' Menurut Cinelli et al24 kemampuan ekspansi yang
yang dibuat dengan grinding process dari serat nanas tinggi akan menghasilkan porositas yang tinggi dan

id
2$E$&'-4%"%D)$&)$%')4)/$&$%'-4)$%"1<'C$2$'*0-,')$2$+' nilai densitas rendah. Adonan biofoam NSTKS yang

.
go
$"+' 2$0$-' $2:%$%' *0-' %$%:140/0:1$' $)$%' -4%D/$E' cenderung encer dengan kadar air tinggi kemungkinan

an ia
n.
pada saat pemanasan dengan oven. Sedangkan pada menyebabkan terjadinya ekspansi yang berlebihan

0 ert es
ia
biofoam, kadar air nanoselulosa berpengaruh pada proses sehingga biofoam yang dihasilkan memiliki banyak

92 .p on
ekspansi. Air dalam adonan biofoam berfungsi sebagai rongga yang tidak beraturan dengan nilai densitas yang

50 ng Ind
blowing agent untuk meningkatkan ekspansi adonan rendah. Film nanocellulose telah dilaporkan memiliki
sehingga menghasilkan struktur berrongga14. Adonan sifat unik seperti densitas rendah, porous
porous, transparan,

83 tba t,
dan kekuatan mekanis tinggi25. Densitas biofoam yang

(0 ne a gu
1) li ara
yang terlalu encer akan menyebabkan ekspansi yang
berlebihan sehingga struktur biofoam yang dihasilkan semakin menurun juga terjadi pada penelitian Svagan

ili: pa aw g
25 n@ B
m a J an
memiliki banyak rongga, dinding yang tipis dan daya et al26 dengan semakin banyaknya penambahan MFC
5%$+0(#8+%''&/-1($-''3'04-).
5%$+0(#8+%''&/-1($-''3'04-
((5%$+0(#8+%''&/-1($-''3'04-).
).

si sc or, im
serap air yang tinggi, hubungan tersebut dapat dijelaskan
dengan struktur morfologinya19. Penurunan nilai kuat

ak .pa og C
'N4%"1'-:2"*)$1"'9\Y.9<'
tekan juga terjadi pada biofoam'N4%"1'-:2"*)$1"'9\Y.9<'
,F p B n Kristalinitas
2 ph u, nia
Pada penelitian Hu20 penambahan selulosa asetat pada
biofoam sebagai +-%)"0+$-5-)/( #''-+ dan agen nukleasi Kristalinitas merupakan sifat penting pada biofoam
76 ks gg rta

pada campuran PBS (poly poly butylene siksinat)


siksinat) dapat yang menunjukkan keteraturan ikatan antara rantai
21 , an Pe

meningkatkan sifat mekanik secara bertahap kemudian -:04)/0' 2$0$-' -$&4+"$0<' ]+$*)' 2"7+$)&:D+$-' ' 1$-E40'
menurun pada konsentrasi penambahan yang terlalu F":7:$-'2"&/%N/))$%'E$2$']$-F$+'=<'J"0$"')+"1&$0"%"&$1'
83 om im n
1) o.c , C litia

banyak. Penurunan kuat tekan pada biofoam SATKS pada penelitian ini berkisar antara 27,4% - 41,3% (Tabel
dapat dikarenakan tidak adanya compatibilizer yang 2).
25 ho A e
(0 ya 12 en

berfungsi sebagai penghubung antara selulosa asetat


#$%D'F4+1"7$&'8"2+:7:F")'2$%'E$&"'#$%D'F4+1"7$&'8"2+:*0")'
n: @ no s P

compatible
sehingga membuat campuran adonan kurang compatible.
po n r u

Compatibilizer berfungsi untuk meningkatkan adhesi


le ne aja mp

Intensitas/ Counts

permukaan dan menurunkan tegangan permukaan


Te pa el a

antara dua bahan yang berbeda sifat21. Kemudian pada


ca P K

peningkatan selulosa asetat yang semakin banyak


menghasilkan kuat tekan yang semakin rendah
dikarenakan rendahnya adhesi dan kurang homogen
antara dua polimer yang berbeda polaritas.
as ara
_p nt

2€ (Sudut difraksi)/ 2Z Diffraction angle


Densitas
bb Te

Sebagai produk kemasan, densitas biofoam ]$-F$+'=<'\%$0"1"1'!3'F":7:$-


l: Jl.

berpengaruh pada bobot produk, daya serap air, dan sifat Figure 1. XRD analysis of biofoam
mekanisnya14. Nilai densitas yang kecil menandakan .+"1&$0"%"&$1' 14+$&' N4%"1' -:2"*)$1"' 9Y.9,' J9Y.9'
biofoam memiliki berat yang kecil selain itu densitas dan SATKS tidak di ukur, namun menurut literatur
ai

yang rendah diinginkan karena dapat mengurangi biaya E+:141' 240"D%"*)$1"' S2"0$)/)$%' E$2$' &$8$E' E4-F/$&$%'
Em

transport22. Nilai densitas biofoam pada penelitian STKS) dapat meningkatkan kristalinitas serat murni
ini sekitar 0,16-0,28 g/cm³, nilai ini lebih rendah jika TKS dari 13,2% menjadi 29,5%27. Penambahan STKS
dibandingkan dengan biofoam pati, PVA, kitosan dan pada biofoam mengalami peningkatan kristalinitas pada
serat batang tebu pada penelitian Debiagi et al23 (0,20- konsentrasi 3% kemudian menurun pada konsentrasi
0,34 g/cm³), Salgado et al5 dari tapioka, bunga matahari 5%. Menurut Iriani14 penambahan serat mampu
dan serat selulosa (0,456-0,587 g/cm³), dan Kaisangsri et meningkatkan kristalinitas biofoam karena selulosa
al 18 dari tapioka dan serat keraft (0,22-0,71 g/cm³). memiliki daerah kristalin yang lebih besar dibandingkan
'\%$0"1"1')4+$D$-$%'-4%/%N/))$%,'N4%"1'-:2"*)$1"' dengan pati. Penurunan kristalinitas diduga karena

151
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 13 No.3 Desember 2016 : 146-155

komposisi adonan biofoam lebih banyak mengandung Perkin Elmer Thermal Analysis

Laju perpindahan panas (mW)/ Heat flow endo down (mW)


pati daripada serat. Struktur selulosa memiliki gaya
tarik intermolekuler yang lebih besar dari pada pati.
Pencampuran selulosa yang semakin banyak dengan pati
dalam adonan membuat gaya tarik intermolekul selulosa
tidak terdispersi dengan merata sehingga homogenitas
adonan semakin berkurang28. Homogenitas yang rendah

.id
menandakan campuran adonan tidak terikat satu sama

go
lain dan memiliki keteraturan yang kurang sehingga

an ia
n.
kristalinitas menurun.

0 ert es
ia
Semakin banyaknya NSTKS semakin mengalami

92 .p on
peningkatan kristalinitas. Hasil ini sejalan dengan

50 ng Ind
Temperatur °C/ Temperature °C
Rathnayake et al29 bahwa nanopartikel seng oksida pada
biofoam dari karet latex alami dapat meningkatkan bagian

83 tba t,
(0 ne a gu
1) li ara
]$-F$+'G<'\%$0"1"1'39L'biofoam (a) Biofoam STKS 3%
]$-F$+'G<'\%$0"1"1'39L'biofoam

si sc or, im en
kristalin. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat
Panthapulakkal dan Sain30 bahwa studi kristalinitas

ili: pa aw g
(b) Biofoam NSTKS 3% (c) Biofoam SATKS 3%

ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
menunjukkan tidak ada degradasi pada kristalinitas serat Figure 2. DSC analysis of biofoam (a) Biofoam STKS

, F p B n ap
pulp selama proses mekanik dengan metode grinding. 3% (b) Biofoam NSTKS 3% (c) Biofoam SATKS 3%
2 ph u, nia sc
'N4%"1'-:2"*)$1"'9\Y.9'-4%D$0$-"'
Kristalinitas biofoam'N4%"1'-:2"*)$1"'9\Y.9'-4%D$0$-"'
76 ks gg rta Pa
penurunan dengan semakin banyaknya konsentrasi
Titik leleh (Tm) yang terukur berkisar antara
21 , an Pe B-

serat. Hal ini sejalan dengan penelitian Morgado et


(
73,70–81,77 °C. Nilai Tm (melting point) pada sampel
al31 yang juga mengalami penurunan kristalinitas pada
83 om im n B

biofoam STKS dan NSTKS mengalami penurunan


*0-' 140/0:1$' $14&$&' 24%D$%' %"0$"' 24+$N$&' 1/F1&"&/1"' #$%D'
1) o.c , C litia 17

)4-/2"$%'E4%"%D)$&$%'14Q$+$'`/)&/$&"7'SY$F40'GH<'J"0$"'
semakin tinggi (0,8- 2,9), penelitian ini menggunakan
25 ho A e 20

Tm pada sampel biofoam' N4%"1' -:2"*)$1"' 9Y.9' 2$%'


selulosa asetat dengan nilai DS yang cukup tinggi yaitu
J9Y.9' -4%/%N/))$%' %"0$"' #$%D' `/)&/$&"7<' J"0$"' Y-'
(0 ya 12 en ©

2,64. Kemungkinan nilai DS yang tinggi pada selulosa


#$%D' `/)&/$&"7' E$2$' biofoam dimungkinkan karena
n: @ no s P ta

asetat menyebabkan tegangan permukaan yang tinggi


adanya interaksi pada matriks polimer serta adanya
po n r u ip

antara tapioka dan konsentrasi selulosa asetat yang


pengaruh ukuran partikel dan kehomogenan partikel33.
le ne aja mp k c

semakin banyak, hal tersebut menyebabkan campuran


Nilai Tm pada SATKS mengalami peningkatan dengan
tidak compatible dan tidak berikatan dengan baik
Te pa el a a

bertambahnya konsentrasi selulosa asetat. Nilai Tm


ca P K H

sehingga menghasilkan nilai kristalinitas yang menurun


selulosa asetat komersial mendekati PVC yaitu 170-
ketika semakin banyaknya selulosa asetat.
240°C35. Semakin meningkat kadar asetil selulosa asetat
maka titik leleh akan meningkat, begitu juga sebaliknya.
Analisis Termal Hal ini dikarenakan ketahanan terhadap panas selulosa
Pengukuran analisis termal dilakukan dengan asetat lebih tinggi dari pada selulosa, sehingga semakin
menggunakan DSC untuk mengetahui titik transisi banyak gugus asetil yang disubstitusikan terhadap gugus
as ara

gelas (Tg) dan titik leleh (Tm). Hasil analisis sifat hidroksil selulosa maka melting point bahan tersebut
&4+-$0' F":7:$-' E$2$' ]$-F$+' G' &"2$)' 2"&4-/)$%' E4$)' akan semakin tinggi35.
_p nt

yang menunjukkan adanya Tg pada semua perlakuan.


bb Te

Menurut penelitian Iriani14 nilai Tg tapioka adalah Hubungan keterkaitan antar parameter
l: Jl.

61,15°C, berdasarkan penelitian Rahmatunisa16 nilai


Menurut Iriani14 densitas berhubungan dengan
Tg biofoam pada biofoam campuran tapioka, PVA, dan
parameter lain seperti kuat tekan dan daya serap
serat ampok jagung menghasilkan nilai Tg 38,35°C.
air. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara
ai

Tidak terdeteksinya Tg pada termogram diduga karena


parameter densitas biofoam dengan nilai kuat tekan dan
Em

perubahan kapasitas panas yang sangat rendah dalam


daya serap air dilakukan perhitungan korelasi pearson.
transisi gelas32,33. Kemungkinaan suhu start pada
Nilai korelasi pearson dapat dilihat pada Tabel 3.
penelitian ini terlalu tinggi, karena selang temperatur
pengujian yang digunakan adalah antara 25°C- 200°C.

152
C4%D$+/8'C4%$-F$8$%''X4+F$D$"'6:2"*)$1"'94+$&'Y$%2$%'.:1:%D'9$5"&'C$2$'9"7$&'Z/%D1":%$0'X":24D+$2$F04'
Foam (Etikaningrum et al)

Tabel 3. Nilai korelasi pearson antar parameter 0,026, p>0,05) yang menunjukkan hampir tidak adanya
Table 3. Pearson correlation between parameter value hubungan antara kristalinitas dan kuat tekan. Menurut
Nilai R/ R Value Densitas/ Kristalinitas/ Iriani14 kristalinitas biofoam dapat meningkat dengan
Density Crystallinity penambahan serat karena daerah kristalin selulosa pada
serat lebih besar dibandingkan dengan pati, namun nilai
Kuat tekan/ 0,791* -0,026
kristalinitas pada penelitian ini mengalami kenaikan
Compressive strength
2$%' E4%/+/%$%' 14Q$+$' `/)&/$&"7' E$2$' 14&"$E' E4+0$)/$%'
Daya serap air/ Water -0,968** -0,457

id
N4%"1' -:2"*)$1"' 2$%' ):%14%&+$1"' 14+$&<' .+"1&$0"%"&$1'

.
absorption

go
biofoam STKS mengalami peningkatan dan penurunan

an ia
Titik leleh/ Melting - -0,363
14Q$+$'`/)&/$&"7<'.+"1&$0"%"&$1'biofoam

n.
biofoam NSTKS semakin

0 ert es
Point (Tm)

ia
mengalami peningkatan nilai kristalinitas dengan

92 .p on
.4&' ' X4+):+40$1"' %#$&$' SE‚M,MBH' a' 9"D%"*Q$%&0#' Q:++40$&42'
bertambahnya konsentrasi serat. Kristalinitas biofoam

50 ng Ind
(p<0,05)
SATKS mengalami penurunan dengan semakin
** Berkorelasi nyata (p<0,01) / F%,)%#$&)/'7( $0++-'&/-1(
banyaknya konsentrasi serat. Kemungkinan perbedaan

83 tba t,
(p<0,01)
N4%"1' -:2"*)$1"' -4%#4F$F)$%' %"0$"' )+"1&$0"%"&$1' #$%D'

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
Densitas memiliki nilai korelasi pearson yang `/)&/$&"7'148"%DD$'F4+2$-E$)'E$2$'F4+0$5$%$%%#$'%"0$"'

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
sangat kuat terhadap kuat tekan (R= 0,791, p<0,05) yang

m a J an
korelasi antara kristalinitas dengan Tm serta rendahnya

, F p B n ap
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai densitas, maka nilai korelasi antara kristalinitas dengan kuat tekan.
2 ph u, nia sc
nilai kuat tekan juga tinggi. Densitas yang semakin tinggi
76 ks gg rta Pa
artinya memiliki kepadatan yang tinggi, sehingga dapat Morfologi
menopang biofoam dari tekanan dan memiliki kekuatan
21 , an Pe B-

Pengujian morfologi dilakukan untuk mendukung


tekan yang besar. Nilai densitas yang rendah dapat
83 om im n B

analisis korelasi antara densitas dengan kuat tekan dan


berpengaruh pada penurunan nilai kekuatan mekanis,
1) o.c , C litia 17

daya serap air serta keterkaitan antara sifat morfologi


begitu pula sebaliknya36. Sedangkan korelasi densitas
dengan densitas, kuat tekan dan daya serap air.
25 ho A e 20

dengan daya serap air menunjukkan hasil yang negatif.


X4+2$1$+)$%'8$1"'9(6'E4+F41$+$%'GMO'S]$-F$+'>H<'
Hubungan korelasi antara densitas dan daya serap air
(0 ya 12 en ©

menghasilkan nilai korelasi pearson negatif yang sangat Pada biofoam jenis STKS terlihat ukuran lubang
n: @ no s P ta

kuat (R= -0,968, p<0,01) menunjukkan hubungan yang tidak homogen dan terlihat dinding pori yang lebih tebal.
po n r u ip

berlawanan arah. Hal ini menandakan bahwa semakin Hal ini sesuai dengan nilai densitas dan kuat tekan yang
le ne aja mp k c

rendah densitas maka daya serap airnya akan semakin F41$+' 14+&$' 2$#$' 14+$E' $"+' #$%D' )4Q"0<' R4%"1' -:2"*)$1"'
Te pa el a a

meningkat. Densitas yang rendah menandakan sifat NSTKS memiliki dinding yang lebih tipis dan ukuran pori
ca P K H

biofoam yang rapuh, ringan dan porous dengan banyak yang tidak beraturan serta memiliki nilai densitas rendah
rongga. Struktur yang porous menyebabkan air mudah dan kuat tekan yang sangat rendah serta daya serap air
menyerap sehingga nilai daya serap air meningkat14. #$%D'F41$+<'C$2$'N4%"1'-:2"*)$1"'9\Y.9'-4%D8$1"0)$%'
sel yang lebih jelas, homogeny dengan dinding sel yang
Kristalinitas dapat menentukan parameter lain
tebal pada konsentrasi rendah, namun pada konsentrasi
seperti kuat tekan, daya serap air dan Tm14. Kristalinitas
penambahan selulosa asetat yang tinggi menghasilkan
terhadap daya serap air dan Tm menghasilkan nilai
as ara

rongga yang semakin besar dan tidak beraturan. Hal ini


korelasi pearson negatif yang cukup kuat. Daya serap
sebanding dengan nilai densitas dan kuat tekan yang
_p nt

air menunjukkan korelasi pearson negatif dengan nilai


semakin menurun serta daya serap air yang meningkat.
bb Te

(R=-0,457, p>0,05). Nilai negatif menandakan semakin


tinggi nilai kristalinitas, maka semakin rendah daya Menurut Iriani14 dan Soykeabkaew et al 19 struktur
l: Jl.

serap air. Semakin tinggi kadar serat maka daya serap morfologi berpengaruh terhadap densitas, kuat tekan dan
air akan menurun karena adanya serat pada adonan daya serap air. Struktur dengan ukuran rongga yang besar
biofoam' -4-F/$&' 1&+/)&/+' -")+:*F+"0%#$' 04F"8' +$E$&'
biofoam dan banyak serta porositas yang tinggi akan menghasilkan
ai

dan penyerapan akan terhambat14. Tm menunjukkan biofoam dengan densitas yang rendah dan kuat tekan
Em

korelasi pearson dengan nilai negatif yang cukup kuat yang rendah karena umumnya rongga yang terbentuk
(R= -0,363, p>0,05). Menurut Mutiah dan Surida37 memiliki dinding pori-pori yang tipis sehingga akan
semakin tinggi kristalinitas maka Tm juga tinggi, mudah hancur bila diberi tekanan, begitu pula sebaliknya.
namun analisis korelasi menunjukkan nilai negatif yang Selanjutnya menurut Soykeabkaew et al19 semakin tinggi
menandakan hubungan berlawanan arah, yaitu semakin porositas biofoam makin banyak air yang akan terserap
tinggi kristalinitas maka semakin rendah nilai Tm. untuk mengisi rongga-rongga pada biofoam, sehingga
Sedangkan nilai korelasi pearson kristalinitas terhadap daya serap air biofoam akan cenderung meningkat.
kuat tekan menghasilkan nilai yang sangat lemah (R=-

153
| Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian | Volume 13 No.3 Desember 2016 : 146-155

UCAPAN TERIMAKASIH

STKS 1 % STKS 3 % STKS 5 % Kegiatan penelitian ini didanai oleh Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian,
sebagai salah satu proyek penelitian tahun 2015.

id
DAFTAR PUSTAKA

.
go
an ia
1. Khalid KAT, Moorthy R, Saad S. Environtmental Ethnics

n.
0 ert es
"%' ]:_4+%"%D' !4Q#Q042' 6$&4+"$0' 9&#+:7:$-' 7:+' X/"02"%D'

ia
NSTKS 1 % NSTKS 3 % NSTKS 5 %

92 .p on
Human Habitat. American Journal Enviromental Science.

50 ng Ind
2012; 8(6):591-596.
2. Sulchan M, Endang NW. Keamanan Pangan Kemasan

83 tba t,
Plastik dan Styrofoam. Majalah Kedokteran Indonesia.

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
2007; 57(2): 54-59.

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
3. Qiu JF, Zhang MQ, Rong MZ, Wu SP, Karger-Kocsis J.

m a J an
, F p B n ap
!"D"2' F":@7:$-' E0$1&"Q1' 5"&8' "%&+"%1"Q' `$-4' +4&$+2$%Q#'
SATKS 1 % derived from soybean oil. Journal of Materials Chemistry
2 ph u, nia sc
SATKS 3 % SATKS 5 %
A. 2013; 1:2533-2542.
76 ks gg rta Pa
4. Kaisangsri N, Kerdchoechuen O, Laohakunjit N.
21 , an Pe B-

Biodegradable Foam Tray From Cassava Starch Blended


83 om im n B

With Natural Fiber And Chitosan. Journal Industrial Crops.


1) o.c , C litia 17

2012; 37:542-546.
25 ho A e 20

5. Salgado PR, Schmidt VC, Ortiz SEM, Mauri AN, Laurindo


]$-F$+'><'K$1"0'$%$0"1"1'-:+7:0:D"'biofoam dengan
]$-F$+'><'K$1"0'$%$0"1"1'-:+7:0:D"'biofoam RX<'X":24D+$2$F04'7:$-1'F$142':%'Q$11$_$'1&$+Q8,'1/%`:54+'
(0 ya 12 en ©

SEM E+:&4"%1'$%2'Q400/0:14'*F4+':F&$"%42'F#'$'F$)"%D'E+:Q411<'
n: @ no s P ta

Figure 3. Morphology analysis of biofoam with SEM Journal of Food Engineering. 2008; 85(3):435-443.
po n r u ip

6. Subyakto, Hermiati E, Yanto DHY, Fitria, Budiman I,


le ne aja mp k c

Ismadi, Masruchin N, Subiyanto B. Proses pembuatan


Te pa el a a

KESIMPULAN serat selulosa berukuran nano dari sisal (Agave sisalana)


ca P K H

dan bambu betung (Dendrocalamus asper). Berita Selulosa.


Karakteristik sifat fungsional biofoam terbaik 2009; 44(2): 57-65.
2"8$1"0)$%'E$2$'N4%"1'-:2"*)$1"'9Y.9<'R4%"1'-:2"*)$1"' 7. Iriani ES, Wahyuningsih K, Sunarti TC, Permana AW.
NSTKS berbentuk gel dengan diameter 92,07 nm Sintesis nanoselulosa dari serat nanas dan aplikasinya
belum mampu memperbaiki sifat mekanik biofoam, 14F$D$"' %$%:*004+' E$2$' *0-' F4+F$1"1' E:0"_"%"0' $0Q:8:0<'
dipengaruhi oleh kadar air adonan yang terlalu encer. Jurnal Penelitian Pasca Panen Pertanian. 2015; 12: 11-19.
as ara

Pemuatan nanoselulosa dengan grinding process kurang 8. Puls J, Wilson SA, Holter D. Degradation of cellulose
biofoam
sesuai jika diaplikasikan pada biofoam<'R4%"1'-:2"*)$1"' acetate-based materials : Review. Journal of Polymers and
_p nt

SATKS dengan kadar asetil 41,61% dan DS 2,64 juga the Environment. 2011; 19: 152-165.
bb Te

belum mampu meningkatkan hidrofobisitas biofoam W<' ]/$%' R,' Z$%D' m,' K$%%$' 6\<' Z/%Q&":%$0' E+:E4+&"41' :7'
l: Jl.

serta memiliki kekuatan mekanis yang semakin rendah extruded starch acetate blends. Journal of Polymers and
disebabkan adonan kurang compatible. Biofoam tebaik Environment. 2004; 12(2):57-63.
dihasilkan pada perlakuan STKS 5% dinilai berdasarkan =M<']$%N#$0']6,'!422#'J,'u$%D'um,'K$%%$'6\<'X":24D+$2$F04'
ai

nilai daya serap air terendah (23,40%), kuat tekan Packaging Foam of starch Acetate Blended with Corn
Em

tertinggi (13,92 N/mm2) dan densitas tertinggi 0,28 g/ Stalk Fibers. Journal of Applied Polymer Science. 2004;
Q-><' R4%"1' -:2"*)$1"' 9Y.9' -$-E/' -4%/+/%)$%' 2$#$' 93(2004):2627-2633.
serap air, meningkatkan nilai densitas dan kuat tekan ==<' 9/-$2$'.,'(+)$'C,'\0f$%"'Z<'.$N"$%'E+:141'"1:0$1"'n'140/0:1$'
biofoam. Dengan meningkatnya sifat fungsional tersebut dari limbah batang tanaman Manihot esculenta crantz yang
diharapkan biofoam yang dihasilkan dapat menjadi 4*1"4%<'R/+%$0'Y4)%")'."-"$<'GM==i'BSGHP'A>A@A>V<
alternatif kemasan ramah lingkungan dan diaplikasikan =G<'9#$-1/' .,' ./+#$%"' Y<' C4-F/$&$%' F":*0-' $14&$&' 2$+"'
sebagai kemasan pangan. selulosa miktobial nata de cassava. E- Jurnal Agroindustri
Indonesia. 2014; 3(1):126-133.

154
C4%D$+/8'C4%$-F$8$%''X4+F$D$"'6:2"*)$1"'94+$&'Y$%2$%'.:1:%D'9$5"&'C$2$'9"7$&'Z/%D1":%$0'X":24D+$2$F04'
Foam (Etikaningrum et al)

=><'X$8-"2'J\<'C4%D4-F$%D$%'%$%:*F4+'140/0:1$'$14&$&'2$+"' and nanocomposites. Chemical Society Reviews. 2011;


selulosa tandan kosong kelapa sawit untuk pembuatan 40:3941–3994.
bioplastik. [tesis]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian 26. Svagan AJ, My AS, Samir S, and Berglund LA. Biomimetic
IPB; 2014. Foams of High Mechanical Performance Based on
14. Iriani ES. Pengembangan produk biodegradable foam Nanostructured Cell Walls Reinforced by Native Cellulose
berbahan baku campuran tapioka dan ampok [disertasi]. J$%:*F+"01<'\2_$%Q42'6$&4+"$0<'GMMVi'GMSUHP=G?>q=G?W<'
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB; 2013. 27. Rodiansono, Utami UBL, Widyastuti N, Wulandari PC,

id
15. Polat S, Uslu M.K, Aygun A, Certel M. The effects of the Risnawati I. Hidrolisis lignoselulosa dari tandan kosong

.
go
$22"&":%' :7' Q:+%' 8/1)' *F4+,' )$:0"%' $%2' F445$O' :%' Q+:11@ kelapa sawit menggunakan katalis asam karboksilat. Sains

an ia
n.
linked corn starch foam. Journal of Food Engineering. dan Terapan Kimia. 2013; 7(1):60-71.

0 ert es
I2"$%' ]<' C+"%Q"E041' :7' C:0#-4+";$&":%' jA&8(2"&":%k<'
GV<'I2"$%'

ia
2013; 116(2): 267-276.

92 .p on
16. Rahmatunisa R. Pengaruh penambahan nanopartikel Hoboken, NJ: John Willey and Sons Inc; 2004.

50 ng Ind
ZnO dan etilen glikol pada sifat fungsional kemasan !$&8%$#$)4'h]^p,'^1-$"0'K,'X$8$+"%'\,'X$%2$+$'^6LL3,'
GW<'!$&8%$#$)4'h]^p,'^1-$"0'K,'X$8$+"%'\,'X$%2$+$'^6LL3,'
Biodegradable Foam dari tapioka dan ampok jagung ampok Rajapakse S. Enhancement of the antibacterial activity of

83 tba t,
[tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor; 2015. natural rubber latex foam bythe incorporation of zinc oxide

(0 ne a gu
1) li ara
si sc or, im en
17. Yue Y. A Comparative Study of Cellulos I and II Fibers and nanoparticles. Journal of Applied Polymer Science. 2014;

ili: pa aw g
ak .pa og C an

25 n@ B
m a J an
Nanocrystals [tesis]. Lousiana: Heilongjiang Institute of 131(1):1-8.

, F p B n ap
Science and Technology; 2007. 30. Panthapulakkal S, Sain M. Preparation and Characterization
2 ph u, nia sc
18. Kaisangsri N, Kerdchoechuen O, Laohakunji N. :7' L400/0:14' J$%:*F+"0' Z"0-1' 7+:-h::2' Z"F+4' $%2' Y84"+'
76 ks gg rta Pa
Characterization of cassava starch based foam blended Thermoplastic Polycarbonate Composites. International
5"&8'E0$%&,'E+:&4"%1,')+$7&'*F4+,'$%2'E$0-':"0<'L$+F:8#2+$&4' Journal of Polymer Science. 2012; 2012:1-6.
21 , an Pe B-

Polymers. 2014; 110:70-77. 31. Morgado DL, Rodrigues BVM, Almeida EVR, El Seoud
83 om im n B

19. Soykeabkaew N, Supaphol P, Rujiravanit R. Preparation OA, Frollini E. Bio- based Films from Linter Cellulose and
1) o.c , C litia 17

$%2'Q8$+$Q&4+";$&":%':7'N/&4'$%2'`$O'+4"%7:+Q42'1&$+Q8@F$142' Its Acetates: Formation and Properties. Materials. 2013;


25 ho A e 20

composite foams. Carbohydrate Polymer. 2004; 58(1):53- 6(6): 2410-2435.


>G< ]8$%F$+;$248' X,'\0-$1"' K<' C8#1"Q$0' E+:E4+&"41' :7' 42"F04'
>G<']8$%F$+;$248'
(0 ya 12 en ©

63.
20. Hu F, Lin N, Chang PR, Huang J. Reinforcement and 4-/01"*42*0-1'F$142':%'Q$+F:O#-4&8#0'Q400/0:14'$%2':04"Q'
n: @ no s P ta

nucleation of acetylated cellulose nanocrystals infoamed acid. International Journal of Biological Macromolecules.
po n r u ip
le ne aja mp k c

polyester composites. Carbohidrate Polymers. 2015; 129 2011; 48(1):44-49.


(2015):208–215. 33. Chiumarelli M, Hubinger MD. Evaluation of edible
Te pa el a a

*0-1' $%2' Q:$&"%D1' 7:+-/0$&42' 5"&8' Q$11$_$' 1&$+Q8,'


ca P K H

21. Waryat, Romli M, Suryani A, Yuliasih I, Nasiri S.


Karakteristik mekanink, permeabilitas dab biodegradabelitas glycerol, carnauba wax and stearic acid. Journal of Food
berbahan baku komposit pati termoplastik-LLDPE. Jurnal Hydrocolloids. 2014; 38:20-27.
Teknologi Industri Pertanian. 2013; 23(2): 153-163. 34. Ratnasari E. Pencirian Bioplastik tepung singkong
22. Warsiki E, Iriani ES, Swandaru R. Physical characteristics dengan penambahan natrium alginate, selulosa dan
of microwave assisted moulded foam cassava starch-corn limonene [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
hominy. Jurnal Teknik Kimia Indonesia. 2012; 10(2):108- Pengetahuan Alam IPB; 2014.
as ara

115. >B<']$:0' 6!cc,' 9"&:+/1' !,' u$%&8"' 9,' 9/+#$' ^,' 6$%/+/%D' !<'
34F"$D"' Z,' 6$0"' 9,' ]+:11-$%%' 6[(,' u$-$18"&$' Z<'
G><'34F"$D"' C4-F/$&$%' n' @140/0:1$' $14&$&' 2$+"' 140/0:1$' &$%2$%' ):1:%D'
_p nt
bb Te

Biodegradable foams based on starch, polyvinyl alcohol, kelapa sawit. Jurnal Teknik Kimia USU. 2013; 2(3):33-39.
Q8"&:1$%,' $%2' 1/D$+Q$%4' *F4+1' :F&$"%42' F#' 4O&+/1":%<' Schmidt VC dan Laurindo JB. Characterization of foam
l: Jl.

Brazilian Archives Biology and Technology. 2011; :F&$"%42'7+:-'Q$11$_$'1&$+Q8,'Q400/0:14'*F4+'$%2'2:0:-"&"Q'


54(5):1043-1052. limestone by a thermopressing process. Brazilian Archives
24. Cinelli P, Chiellini E, Lawton JW, Imam SH. Foamed articles of Biology Technology. 2010; 53(1):185-192.
ai

F$142':%'E:&$&:'1&$+Q8,'Q:+%'*F4+1'$%2'E:0#S_"%#0$0Q:8:0H<' 37. Mutiah dan Surida N. Karakteristik kekuatan Tarik dan


Em

Polymer Degradation and Stability. 2006; 91(5):1147-1155. derajat kristalinitas poliprolilena teriradiasi. Jurnal Sains
25. Moon RJ, Martini A, Nairn J, Simonsen J, Youngblood dan Teknologi Nuklir Indonesia. 2001; 11(1):1-11.
J. Cellulose nanomaterials review:structure, properties

155

Anda mungkin juga menyukai