BAB I
PENDAHULUAN
memperoleh rasa aman. Jika ini terus berlanjut pada anak-anak maka akan muncul ide
bunuh diri hingga percobaan bunuh diri karena perasaan malu (Espelage, 2012).
Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang
sadar untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa
yang sudah sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para
pasien itu memilih untuk tinggal lagi di rumah sakit karena mendapatkan perlakuan
tidak menyenangkan di rumahnya. Keluarga mereka merasa malu karena ada anggota
keluarganya yang tidak waras. Akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan
asuhan keperawatan pada klien dengan masalah gangguan konsep diri : harga
diri rendah
1.3.2. Tujuan Khusus
Mahasiswa Mampu untuk :
1) Melakukan pengkajian dengan tepat pada pasien dengan gangguan
Harga Diri Rendah
2) Menegakkan diagnosa yang tepat berdasarkan hasil pengkajian
3) Menyusun rencana tindakan sesuai degan rencana asuhan keperawatan
4) Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang dibuat
dalam rencana asuhan keperawatan
5) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan dengan mengacu pada
tujuan rencana asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa bisa mengerti dan mengetahui tentang gangguan harga
diri rendah dan bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan harga diri rendah dan mahasiswa mampu membandingkan
anatara teori dengan praktik serta sebagai bentuk pengalaman dan Tri
Dharma Perguruan Tinggi
Perawat bisa mengetahui lebih dalam lagi tentang Harga Diri Rendah dan
perawat dapat menerapkan teori-teori terbaru terbaru.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 PENGERTIAN
Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan menganalisa
kesesuaian prilaku dengan ideal diri
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung maupun
tidak langsung.individu yang mempunyai harga diri rendah cenderung untuk
menilainya negatif dan merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. (Stuart dan
sundeen,1991).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri yang negatif perasaan tentang diri,
kemampuan diri yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.
(Townsend, Mary C, 1998)
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko
mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri. (Carpenito,
Lynda Juall-Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri negatif
mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2007)
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan merasa
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.
(suliswati dkk,2005:91)
a. Aktuaisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
5
SUMBER KOPING
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekpresif
d. Kesehatan dan kerawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal
5. Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh
b. Konsep diri
c. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang
disukai.
d. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap
status dan posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan,
keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelaminnya dan posisinya.
e. Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga / pekerjaan / kelompok
masyarakat, kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau
perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit dan dirawat,
bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut.
f. Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran
dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap
lingkungan, harapan klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika
kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
g. Harga diri
Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada
klien dalam berhubungan dengan orang lain, harapan, identitas diri tidak
sesuai harapan, fungsi peran tidak sesuai harapan, ideal diri tidak sesuai
harapan, penilaian klien terhadap pandangan / penghargaan orang lain.
h. Hubungan sosial
Tanyakan orang yang paling berarti dalam hidup klien, tanyakan upaya
yang biasa dilakukan bila ada masalah, tanyakan kelompok apa saja
yang diikuti dalam masyarakat, keterlibatan atau peran serta dalam
kegiatan kelompok / masyarakat, hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain, minat dalam berinteraksi dengan orang lain.
i. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah / menjalankan keyakinan,
kepuasan dalam menjalankan keyakinan.
j. Status mental
1. Penampilan
12
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kaki apakah ada
yang tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak
seperti biasanya, kemampuan klien dalam berpakaian, dampak
ketidakmampuan berpenampilan baik / berpakaian terhadap status psikologis
klien.
2. Pembicaraan
Amati pembicaraan klien apakah cepat, keras, terburu-buru, gagap, sering
terhenti / bloking, apatis, lambat, membisu, menghindar, tidak mampu
memulai pembicaraan.
3. Aktivitas motorik
a. Lesu, tegang, gelisah.
b. Agitasi : gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan
c. Tik : gerakan-gerakan kecil otot muka yang tidak terkontrol
d. Grimasem : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak
terkontrol klien
e. Tremor : jari-jari yang bergetar ketika klien menjulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari
f. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
4. Alam perasaan
a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan
b. Ketakutan : objek yang ditakuti sudah jelas
c. Khawatir : objeknya belum jelas
5. Afek
a. Datar : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan.
b. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat
c. Labil : emosi klien cepat berubah-ubah
d. Tidak sesuai : emosi bertentangan atau berlawanan dengan stimulus
6. Interaksi selama wawancara
a. Kooperatif : berespon dengan baik terhadap pewawancara
b. Tidak kooperatif : tidak dapat menjawab pertanyaan pewawancara
dengan spontan
c. Mudah tersinggung
d. Bermusuhan : kata-kata atau pandangan yang tidak bersahabat atau tidak
ramah
e. Kontak kurang : tidak mau menatap lawan bicara
f. Curiga : menunjukan sikap atau peran tidak percaya kepada
pewawancara atau orang lain.
g. Persepsi
13
8. Isi fikir
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
b. Phobia : ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek / situasi tertentu.
c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ tubuh yang
sebenarnya tidak ada.
d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi dilingkungan
yang bermakna yang terkait pada dirinya.
f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal
yang mustahil atau diluar kemampuannya.
g. Waham :
1. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
2. Somatik : keyakinan klien terhadap tubuhnya dan diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan keyakinan
3. Kebesaran : keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya
dan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
4. Curiga : keyakinan klien bahwa ada seseorang yang berusaha merugikan,
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
5. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada didunia / meninggal
yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
6. Waham yang bizar
14
a. Sisi pikir : klien yakin ad aide pikiran orang lain yang disisipkan
didalam pikirannya, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak
sesuai dengan kenyataan
b. Siar pikir : klien yakin ada orang lain yang mengetahui apa yang klien
pikirkan walaupun klien tidak pernah menceritakannya kepada orang,
disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai kenyataan
c. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar, disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan.
6. Tingkat kesadaran
a. Bingung : tampak bingung dan kacau ( perilaku yang tidak mengarah pada
tujuan).
b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar atau tidak sadar
c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang,
anggota tubuh klien dalam sikap yang canggung dan dipertahankan klien tapi
klien mengerti semua yang terjadi dilingkungannya
d. Orientasi : waktu, tempat dan orang
e. Jelaskan apa yang dikatakan klien saat wawancara
f. Memori
1. Gangguan mengingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian
lebih dari 1 bulan.
2. Gangguan mengingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian
dalam minggu terakhir.
3. Gangguan mengingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru
saja terjadi.
4. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan
memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya.
5. Tingkat konsentrasi
a. Mudah beralih : perhatian mudah berganti dari satu objek ke objek
lainnya.
b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan
diulang karena tidak menangkap apa yang ditanyakan atau tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan
atau pengurangan pada benda-benda yang nyata
d. Daya tilik diri
1. Mengingkari penyakit yang diderita : klien tidak menyadari
gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi) pada dirinya dan
merasa tidak perlu minta pertolongan / klien menyangkal
15
Tulis diagnosa medis yang telah diterapkan oleh Dokter, tuliskan obat-obatan klien
5. Masalah Keperawatan
Dari pengkajian dapat disimpulkan masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu :
6. Pohon masalah
Bagan 1
Pohon masalah
mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang.
kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko
tinggi mencakup respon adaptif maupun maladaptif serta stresor yang menunjang.
17
Diagnosa keperawatan yang mungkin untuk masalah gangguan konsep diri : harga
1) Definisi
Suatu kondisi dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif
2) Batasan karakteristik
a) Mayor
positif sebelumnya.
kegunaan)
b) Minor
1) Definisi
Harga diri rendah situasional : suatu keadaan dimana seseorang memiliki perasaan-
kehilangan, perubahan ).
2) Batasan karakteristik
a) Mayor
18
Kejadian yang berulang atau berkala dari penilaian diri yang negatif dalam berespon
terhadap peristiwa yang pernah dilihat secara positif menyatakan perasaan negatif
b) Minor
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
a) Mayor
dalam struktur dan / atau fungsi (misal malu, keadaan yang memalukan,
b) Minor
(9) Tingkah laku merusak diri (misal mutilasi, usahah bunuh diri, makan
tindakan keperawatan bukan hanya pada pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan
1. Tindakan Keperawatan
SP 1 Pasien
2. SP 2
keluarga
SP1 keluarga
SP3 Keluarga
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru.