PEMBAHASAN
Dalam air ion logam dapat bergabung dengsn ion negative, atau dengan senyawa netral
membentuk sebuah kompleks atau senyawa koordinasi. Sebuah kompleks mengandung sebuah
atom logam pusat dimana terikat electron-elektron yang dimiliki oleh ligan sebagai donor
elektronnya. Ligan-ligan dapat bermuatan negative atau netral. Kompleks yang dihasilkan dapat
bermuatan netral, positif atau negative. Ligan-ligan tersebut terdapat dalam daerah lengkung
koordinasi atom logam pusat. Ligan-ligan dalam daerah lengkung koordinasi dibentuk dalam suatu
pola struktur tertentu. Oleh karrena itu, dalam larutan ligan-ligan dari banyak senyawa kompleks
akan berubah dengan cepat pada larutan yang berbeda.
Bilangan koordinasi dari sebuah logam atau ion adalah jumlah kelompok donor electron
yang diikat kepada logam itu. Bilangan-bilangan koordinasi yang paling umum adalah 2,4 atau 6.
Senyawa kompleks berinti banyak mengandung dua atau lebih atom-atom logam yang terikat
bersama-sama melalui jembatan ligan-, yang sering terjadi adalah OH- bila ion kadnium bergabung
dengan ion sianida,
Maka terbentuk ion kompleks CdCN+. Selanjutnya bila ion-ion sianida ditambahkan akan
membentuk senyawa kompleks yang lebih lemah, yang lebih mudah terdisosiasi.
Cd ( CN )2, Cd ( CN )3, dan Cd ( CN ) 42+
Dalam contoh tersebut ligan sianida disebut sebagai ligan unidentat, yang berarti hanya
mempunyai satu tempat untuk mengadakan ikatan pada ion logam pusat kadnium. Kompleks ligan
unidentat relativ kurang penting dalam larutan diperairan alami.
Kompleks yang paling penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa pengkelat.
Pengkelat mempunyai lebih dari satu atom yang dapat diikat pada sebuah ion logam pusat pada
suatu waktu untuk membentuk sebuah struktur cincin. Ion pyrofosfat, P2O74+ mengikat pada dua
tempat terhadap sebuah ion kalsium membentuk sebuah kelat.
Kelat lebih stabil dibandingkan dengan kompleks yang melibatkan ligan-ligan unidentat
karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu tempat secara simultan.
Ligan –ligan yang ditemukan diperairan alami dan air buangan terdiri dari bermacam-macam
gugus fungsi senyawa organic yang dapat memberikan electron-elektron yang dibutuhkan untuk
mengikat ligan pada ion-ion logam.
O
||
_ _
C O karboksilat
_
R NH2 Amino aromatic
O-
|
C fenoksida
// \\
O
||
_
O P _O fosfat
|
O
Kompleks ligan dengan ion-ion logam umumnya terjadi secara alamiah dalam perairan yang
tidak tercemar dan dalam system biologi ( Mg2+, Ca2+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu2+, Zn2+ dan VO2+).
Ion-ion ini dapat juga mengikat ion-ion logam kontaminan umum seperti : CO2+, Ni2+, Sr2+, Cd2+,
dan Ba2+. Banyaknya pengaruh berbahaya dari logam-logam toksik diakibatkan oleh pergantian
dari ion-ion logam yang terjadi secara alamiah dalam pembentukan kompleks oleh ion-ion logam
kontaminan.
Pada umumnya, pembentukan kompleks dalam perairan alami melibatkan banyak reaksi
penting. Hal ini mencakup perubahan-perubahan bilangan oksidasi logam, seperti halnya yang
terjadi pada oksidasi-reduksi, dikarboksilasi atau reaksi-reaksi hidrolistis dan ligan.
Senyawa-senyawa kompleks dari logam seperti besi, dalam senyawa haemoglobin dan
magnesium dalam klorofil merupakan senyawa-senyawa vital dalam proses kehidupan. Secara
alamiah terjadinya zat-zat pengompleks organic, asam humat dan asam sulfat, mengikat ion-ion
logam dengan kuat dan ditemukan dalam perairarn dan daratan. Zat-zat pengompleks sintesis
seperti natrium-tripolifosfat, natrium etilendiamin tetra asam (EDTA), natrium sitrat dan natrium
nitriloasetat (NTA) dihasilkan dalam jumlah banyak dan hamper ditemmukan sepanjang
perjalanan dari sumber buangan sampai ke system perairan.
Pupuk fosfat cair dalam bentuk ammonium polifosfat merupakan sumber pencemar yang
sangat popular. Salah satu factor yang memberikan nilai dari pupuk polifosfat adalah kapasitasnya
untuk bertindak sebagai zat pengkelat, melarutkan ion-ion logam dari hara mikro dalam tanah dan
menjadiakan logam-logam esensial lebih berguna bagi tanaman.
Zat-zat pengompleks dalam air buangan perlu mendapat perhatian yang pertama sebab
interaksinya ini dimulai pada sumber zat pengompleks, dimana logam-logam berat seperti tanah
hitam dan tembaga dapat dilarutkan dari permukaan pematrian yang kemudian masuk kedalam
ekosistem perairan melalui proses pengolahan limbah secara biologis.
Beberapa logam yang terdapat dalam jumlah ssangat sedikit merupakan unsure penting
untuk pertumbukan ganggang. Logam-logam yang harus ada dalam konssentrasi rendah dalam
medium ganggang adalah Cu, Fe, Zn, Ca, Mn, dan Mo. Logam-logam ini membentuk kelat-kelat
logam yang relative kuat. Beberapa diantaranya terdapat sebagai ion logam terhidarasi sederhana
seperti Cu (H2O)x2+, Fe (H2O)x3+, dan Mn (H2O)x2+ yang tidak stabil dan mengendap sebagai
hidroksida-hidroksida atau jenis-jenis lainnya yang tidak larut.
Kesetabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat ion logam dan ligan. Berikut
ini merupakan hal-hal yang sangat penting :
1. Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan ukuran lebih kecil dengan keadaan
oksidasi positif lebih tinggi membentuk kompleks yang lebih kuat.
2. Perubahan energy bebas dari pembentukan kompleks tergantung pada perubahan entropi dan
entalpi reaksinya.
3. Konfigurasi electron dari ion metal.
4. Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan lligan.
b. Cendawan
Jenis mikroorganisme lainnnya yang memberikan pengaruh terhadap perairan adalah
cendawan. Cendawan tidak tumbuh baik dalam air, tetapi cendawan memberikan peranan yang
cukup besar dalam penentuan komposisi air karena produksi yang cukup banyak dari hasil-hasil
dekomposisi oleh cendawan darat yang akhirnya masuk keperairan.
Cendawan adalah organism nonfotosintetik,membutuhkan oksigen untuk kehidupan
(organism aerobic ), dan umumnya tumbuh dengan subur dalam media yang lebih asam daripada
bakteri. Cendawan juga lebih toleran terhadap konsentrasi ion-ion logam berat yang lebih tinggi
dibandibgkan bakteri.
c. Bakteri dan klasifikasinya
Bakteri dapat dibagi menjadi dua golongan utama autropik dan bakteri hetrotropik. Untuk
pertumbuhannya baktri autrotropik tidak tergantung dari bahan organic, dan hidup dengan
sempurna dalam medium anorganik. Bakteri ini menggunakan karbon dioksida atau jenis-jenis
karbonat lain sebagai sumber karbon dan jumlah sumber energy yang digunakan tergantung dari
jenis bakterinya.
Sebuah contoh dari jenis autrotropik adalah gallionela. Dengan adanya oksigen bakteri ini
tumbuh dalam suatu medium yang mengandung NH4Cl, fosfat, garam-garam mineral,
CO2- sebagai sumber karbon, dan FeS padat sebagai sumber energy. Reaksi dibawah ini
merupakan reaksi yang menghasilkan energy :
Silicon merupakan unsure kedua terbanyak dikerak bumi setelah oksigen yaitu sebesar
27,7 %. Hal ini menyebabkan silicon tersebar luas dalam air berkisar antara 1 sampai 30 mg/l
sebagai SiO2, kadang kala mencapai 100mg/l. suatu fonemena yang menarik adalah air laut di
bagian permukaan umumnya konsentrasi silikonnya sangat rendah karena unsure ini digunakan
oleh kerang dan pembentukan tulang organisme laut.
Silikat dalam air dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari sumber percemaran. Senyawa
silicat digunakan dalam pembuatan senyawa detergen dan sebagai anti karat. Oleh karena itu
silicon/ ion dari senyawa silicon terdapat banyak dalam air buangan dalam air buangan baik limbah
industry maupun limbah domestic.
Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam air adalah S (IV) dalam ion
sulfat, SO42-. Dalam kondisi anaerobic SO42- dapat direduksi oleh aktivitas bakteri menjadi H2S,
HS-, atau garam sulfide yang tidak larut. Gas H2S yang dihasilkan dari resuksi sulfat tersrbut
menyebabkan bau telur busuk yang dikeluarkan oleh banyak air yang tergenang dan air-air tanah.
Adanya perbedaan jenis belerang (bilangan oksidasinya) dalam air menggambarkan adanya
hubungan antara pH air, potensial oksidasi, dan aktivitas bakteri.
Dalam air ion sulfat, dapat berasal dari banyak sumber, sulfat dapat berasal dari hasil
pencucian mineral utama gips,CaSO4, 2H2O. oksidasi dari mineral-mineral sulfide yang
dipengaruhi oleh mikroorganisme, seperti pyrite, FeS2, menghasilkan sulfat. Garam sulfat
digunakan dalam pembuatan deterjen dan dalam banyak hasil industry seperti industry pupuk ZE,
maka ion sulfat merupakan komponen yang umum dari air buangan. Air hujan diberbagai belahan
dunia termasuk di Indonesia mengandung sejumlah besar ion sulfat yang dikenal sebagai hujan
asam (acid rain). Hal ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang cukup berat oleh gas
SO2 yang kemudian mengalami oksidasi di udara sebagai berikut :
2 SO2 + 2 H2O + O2 4 H+ + 2 SO42-
Adanya H2SO4 di atmosfer inilah yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang kadang
kala pH-nya mencapai 4.