Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. SUMBER DAN KEGUNAAN AIR


Air menutupi hampir 71% permukaan bumi . Air sebagian sebagian terdapat dilaut (air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutup dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-
objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan,hujan, dan aliran air
di atas permukaan tanah (mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air permukaan terdapat dalam danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya, sedangkan
air tanah terdapat di dalam tanah . Terdapat perbedaan kandungan berbagai zat antara air
permukaan dan air tanah. Air permukaan mengandung bahan organic mudah terurai dalam
konsentrasi tinggi yang secara normal akan mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang
mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas air permukaan, sehingga diperlukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum di komsumsi.
Air tanah sebagian besar mikroorganisme yang semula ada dalam air tanah telah berangsur-
angsur disaring oleh lapisan-lapisan tanah sewaktu air meresap dalam tanah tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa air tanah juga dapat tercemar.Air sangat berguna bagi kelangsungan semua
mahluk hidup, karena memiliki fungsi/kegunaan yang sangat besar yaitu sebagai sumber
kehidupan yaitu air minum, mandi, memasak, mencuci, dan masih banyak hal lainnya yang
semuanya membutukaan air.
Air selain dapat dimanfaatkan seperti yang telah disebutkan diatas, air juga memiliki
kegunaan diantaranya :
 Air dapat melarutkan zat tertentu, seperti: gula, garamdan masih banyak lagi
 Untuk keperluan irigasi
 Sebagai sumber daya alam (missal: PLTA)
 Sebagai sarana transportasi.
B. SIFAT-SIFAT AIR
Ilmu yang mempelajari tentang air disebut ilmu hidrologi. Ada dua cabang dari ilmu ini
yaitu limnology, yang mempelajari sifat-sifat air tawar dan oseanografi yang mempelajari tentang
lautan. Kedua cabang ilmu ini mempelajari sifat-sifat perairan alami termasuk didalamya sifat
kimia, fisik dan biologi air.
Air meerupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. sebuah molekul air terdiri
dari sato atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. molekul air yang satu dengan
molekul-molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan hydrogen antara atom H dengan atom
O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan hydrogen inilah yang menyebabkan air mempunyai
sifat-sifat yang khas.
Sifat-sifat penting air:
NO SIFAT EFEK DAN KEGUNAAN
1. Pelarut yang sangat baik Transport zat-zat makanan dan bahan buangan
yang dihasilkan proses biologi
2. Konstanta dielektrik paling tinggi Kelarutan dan ionisasi dari senyawa ini tinggi
diantara cairan murni lainnya dalam larutannya.
3. Tegangan permukaan lebih tinggi dari Factor pengendali dalam fisiologi; membentuk
pada carian lainnya fenomena tetes dan permukaan
4. Transparan terhadap cahaya tampa dan Tidak berwarna, mengakibatkan cahaya yang
sinar yang mempunyai panjang dibutuhkan untuk fotosintesis mencapai
gelombang lebih besar dari ultraviolet kedalaman tertentu.
5. Bobot jenis tertinggi dalam bentuk Air beku (es)mengapung, sirkulasi vertical
cairan (fasa cair) pada 40C menghambat stratifikasi badan air
6. Panas penguapan lebih tinggi dari Menentukan transfer panas dan molekul air
7. pada material lainnya. antara atmosfer dan badan air
Kapasitas kalor lebih tinggi Stabilisasi dari temperature organisme dan
. dibandingkan dengan cairan lain wilayah geographis
kecuali ammonia

8. Tempratur stbil pada titik beku

Panas laten dan pelaburan lebih


tinggidari pada cairan lain kecuali
ammonia.

C. SIFAT-SIFAT BADAN AIR


Air permukaan terutama terdapat dalam bentuk aliran sungai, danau, dan waduk/kolam.
Danau dapat diklasifikasikan sebagai oligotropik, eutropik, atau dystropik. Danau oligotropik
adalah danau yang relatife muda. Danau ini dalam dan berair jernih, kurang mengandung zat hara
akibatnya kurang produktif untuk aktifitas biologis. Danua eutropik lebih banyak mengandung zat
hara sehing airnya agak keruhdan lebih dapat menunjang kehidupan aquatik. Danau ini umurnya
relatih lebih tua dibandingk oligotropik. Danau yang umurnya lebih tua di klasifikasikan sebagai
danau Dystropik. Danau ini dangkal, dipenuhi dengan tumbuhan air dan biasanya airnya berwarna
serta mempunyai pH yang rendah.
Aliran sungai diklasifikasikan dalam tahapan, yaitu stadium lahir, muda, dewasa dan umur
tua. Pada stadium lahir sungai belum tererosi, ir tanah berperan penting pada stadium ini sehingga
pada musim kemarau sungai muda masih di dukung oleh aliran air tanah tetapi, aliran sungai
berjalan secara kontinu. Sungai stadium dewasa, air sungai umumnya bersih dan lebih dalam
disbanding sungai muda sedangkan sungai tua lebih dalam lagi telah hamper mencapai tingkat
dasar geologinya.
Adanya hubungan antara suhu dengan bobot jenis air. Hubungan khas ini menyebabkan
pembentukan lapisan-lapisan yang berbeda dalam badan air, terutama air danau.Selama musim
panas lapisan permukaan danau atau epilimnion dipanaskan oleh radiasi matahari, sehingga
bobotnya lebih kecil. Lapisan ini mengapung di atas lapisan dasar atau hypolim nion. Lapisan di
antaranya disebut thermoclyne. Fenomena ini disebut strasifikasi termal.ketika terjadi perbedaan
suhu antara dua lapisan, air tidak tercampur dan memiliki sifat-sifat kimia dan biologi yang
berbeda.
Dari hasil fotosintesis tumbuhan seperti ganggang epilim nion mengandung oksigen terlarut
yang rerlatif lebih tinggi dibandingkan lapisan lainnya, pada umumnya bersifat aerobic. Dihipolim
nion, bahan-bahan organic mudah diuraikan oleh bakteri-bakteri pengurai yang menyebabkan air
di lapisan ini kekurangan oksigen sehingga bersifat anaerobic. pada saat suhu epilim nion dan
hipolim nion sama, seluruh badan air yang tidak berbeda. Hilangnya strasifikasi termal ini
menyebabkan badan air mempunyai satu satuan hidrologi dan proses pencampuran yang terjadi di
kenal sebagai peristiwa pembalikan. Selama peristiwa pembalikan, sifat-sifat kimia dan badan
air menjadi lebih seragam. Aktifitas biologis dapat meningkat yang diakibatkan oleh pencampuran
zat-zat yang lebih sempurna.
Tipe lain dari badan air adalah estuaria. Estuaria di bentuk oleh pertemuan aliran air tawar
ke dalam air asin sehingga badan air ini mempunyai sifat-sifat kimia dan biologi yang unik.Sifat
kimia dan biologi dari lautan juga sangat unik disebabkan oleh kedalaman air yang cukup tinggi,
kadar garam juga yang tinggi dan factor-faktor lainya.
D. SIFAT-SIFAT KIMIA PERAIRAN
Air secara alamiah tidak pernah di jumpai dalam keadaan betul-betul murni. Ketika air
mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah menyerap debu atau
melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya. Kemudian air tersebut, baik
yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu mengalir menuju ke berbagai tempat yang
lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organic
lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organic seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon
dioksida akan larut kedalamnya. Sebagai suatu system yang terbuka perairan mempunyai berbagai
variable input dan output dari energy dan materi. Maka dari itu gambaran yang tepat dari sifat-
sifat kimia perairan didasarkan pada alkalinitas/aksiditas, kelarutan, konstanta pembentukan
kompleks, potensial redoks dan pH.
a. Alkalinitas
Kapasitas air untuk menerima protein disebut alkalinitas. Alkalinitas penting dalam
perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industry atau limbah domestic. Air yang
sangat alkali atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan
penting dalam penentuan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan
kehidupan perairan lainnya.
Komponen utama yang memegang peran menentukan alkalinitas perairan adalah ion
bikarbonat, ion karbonat dan ion hidrosil.
HCO3- + H+ CO2 + H2O
2- +
CO3 + H HCO3-
- +
OH + H H2O
Yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan konyugat basa-basa dari asam-
asam fosfat, slikat borat dan asam-asam organic.
Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai alkalinitas fenolftalein yaitu proses situasi
dengan asam untuk mencapai pH 8,3 dimana HCO3- merupakan ion terbanyak, dan alkalinitas
total, yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik akhir indicator metal jingga (pH 4,3),
yang ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO2-.
Jika pH merupakan factor intensitas, alkalinitas merupakan factor kapasitas, dimana
kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam. Oleh karena itu kadang-
kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak
menjadi asam.
Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO3- dan sedikit adanya
CO32-, dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon organic yang tinggi. Dalam
media dengan pH rendah, ion hydrogen dalam air mengurangi alkalinitas.
b. Aciditas
Pada system perairan alami aciditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-. Asiditas
tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak mempunyai arti yang penting seperti
alkalinitas pada perairan yang tidak tercemar. Penyebab dari asiditas umumnya adalah asam-asam
lemah seperti HPO42-, H2PO4- , CO2, HCO3-, protein dan ion-ion logam yang bersifat asam
terutama Fe3+.
Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dua
zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap, yang mudah hilang
dari sample yang diukur.
CO2 + OH HCO3-
H2S + OH- HS- + H2O
Hal tersebut berakibat terjadinya kesukaran dalam pengawetan contoh air yang baik
terhadap adanya gas-gas tersebut untuk dianalisa.
Asam mineral bebas dipakai dalam asam-asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air. Air
tambang asam mengandung asam-asam mineral bebas dengan konsentrasi yang cukup berarti. Bila
total asiditas di tentukan oleh situasi dengan basa sampai titik akhir flenolftalein (pH 8,2 ), maka
untuk asam mineral bebas ditentukan oleh situasi dengan titik akhir indicator metal jingga pada
pH 4,3.
Sifat asam dari ion-ion logam yang terhidrat dapat berperan terhadap asiditas, seperti :
Al ( H2O)6 Al (H2O)5 OH2+ + H+
Pada pengolahan air limbah, terutama limbah industry penentuan asiditas menjadi penting
untuk memperhitungkan jumlah kapur atau zat-zat lain yang harus ditambahkan dalam proses
pembiakan air limbah.
c. Terjadinya senyawa kompleks

Dalam air ion logam dapat bergabung dengsn ion negative, atau dengan senyawa netral
membentuk sebuah kompleks atau senyawa koordinasi. Sebuah kompleks mengandung sebuah
atom logam pusat dimana terikat electron-elektron yang dimiliki oleh ligan sebagai donor
elektronnya. Ligan-ligan dapat bermuatan negative atau netral. Kompleks yang dihasilkan dapat
bermuatan netral, positif atau negative. Ligan-ligan tersebut terdapat dalam daerah lengkung
koordinasi atom logam pusat. Ligan-ligan dalam daerah lengkung koordinasi dibentuk dalam suatu
pola struktur tertentu. Oleh karrena itu, dalam larutan ligan-ligan dari banyak senyawa kompleks
akan berubah dengan cepat pada larutan yang berbeda.
Bilangan koordinasi dari sebuah logam atau ion adalah jumlah kelompok donor electron
yang diikat kepada logam itu. Bilangan-bilangan koordinasi yang paling umum adalah 2,4 atau 6.
Senyawa kompleks berinti banyak mengandung dua atau lebih atom-atom logam yang terikat
bersama-sama melalui jembatan ligan-, yang sering terjadi adalah OH- bila ion kadnium bergabung
dengan ion sianida,

Cd2+ + CN- CdCN+

Maka terbentuk ion kompleks CdCN+. Selanjutnya bila ion-ion sianida ditambahkan akan
membentuk senyawa kompleks yang lebih lemah, yang lebih mudah terdisosiasi.
Cd ( CN )2, Cd ( CN )3, dan Cd ( CN ) 42+

Dalam contoh tersebut ligan sianida disebut sebagai ligan unidentat, yang berarti hanya
mempunyai satu tempat untuk mengadakan ikatan pada ion logam pusat kadnium. Kompleks ligan
unidentat relativ kurang penting dalam larutan diperairan alami.
Kompleks yang paling penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa pengkelat.
Pengkelat mempunyai lebih dari satu atom yang dapat diikat pada sebuah ion logam pusat pada
suatu waktu untuk membentuk sebuah struktur cincin. Ion pyrofosfat, P2O74+ mengikat pada dua
tempat terhadap sebuah ion kalsium membentuk sebuah kelat.
Kelat lebih stabil dibandingkan dengan kompleks yang melibatkan ligan-ligan unidentat
karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu tempat secara simultan.
Ligan –ligan yang ditemukan diperairan alami dan air buangan terdiri dari bermacam-macam
gugus fungsi senyawa organic yang dapat memberikan electron-elektron yang dibutuhkan untuk
mengikat ligan pada ion-ion logam.

O
||
_ _
C O karboksilat
_
R NH2 Amino aromatic

O-
|
C fenoksida
// \\

O
||
_
O P _O fosfat
|
O

Kompleks ligan dengan ion-ion logam umumnya terjadi secara alamiah dalam perairan yang
tidak tercemar dan dalam system biologi ( Mg2+, Ca2+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu2+, Zn2+ dan VO2+).
Ion-ion ini dapat juga mengikat ion-ion logam kontaminan umum seperti : CO2+, Ni2+, Sr2+, Cd2+,
dan Ba2+. Banyaknya pengaruh berbahaya dari logam-logam toksik diakibatkan oleh pergantian
dari ion-ion logam yang terjadi secara alamiah dalam pembentukan kompleks oleh ion-ion logam
kontaminan.
Pada umumnya, pembentukan kompleks dalam perairan alami melibatkan banyak reaksi
penting. Hal ini mencakup perubahan-perubahan bilangan oksidasi logam, seperti halnya yang
terjadi pada oksidasi-reduksi, dikarboksilasi atau reaksi-reaksi hidrolistis dan ligan.

d. Pentingnya senyawa kompleks dalam perairan


Banyak ion logam yang ditemukan dalam system perairan alami terutama ion-ion yang
didapat dalam konsentrasi yang sangat renik, membentuk komplaks kuat dengan berbagai macam
pengaruh seperti :
1. Hilangnya ion-ion logam dalam larutan
2. Perubahan potensial redoks yang ada
3. Pembentukan kompleks juga melarutkan ion-ion dari senyawa logam tidak larut.

Senyawa-senyawa kompleks dari logam seperti besi, dalam senyawa haemoglobin dan
magnesium dalam klorofil merupakan senyawa-senyawa vital dalam proses kehidupan. Secara
alamiah terjadinya zat-zat pengompleks organic, asam humat dan asam sulfat, mengikat ion-ion
logam dengan kuat dan ditemukan dalam perairarn dan daratan. Zat-zat pengompleks sintesis
seperti natrium-tripolifosfat, natrium etilendiamin tetra asam (EDTA), natrium sitrat dan natrium
nitriloasetat (NTA) dihasilkan dalam jumlah banyak dan hamper ditemmukan sepanjang
perjalanan dari sumber buangan sampai ke system perairan.
Pupuk fosfat cair dalam bentuk ammonium polifosfat merupakan sumber pencemar yang
sangat popular. Salah satu factor yang memberikan nilai dari pupuk polifosfat adalah kapasitasnya
untuk bertindak sebagai zat pengkelat, melarutkan ion-ion logam dari hara mikro dalam tanah dan
menjadiakan logam-logam esensial lebih berguna bagi tanaman.
Zat-zat pengompleks dalam air buangan perlu mendapat perhatian yang pertama sebab
interaksinya ini dimulai pada sumber zat pengompleks, dimana logam-logam berat seperti tanah
hitam dan tembaga dapat dilarutkan dari permukaan pematrian yang kemudian masuk kedalam
ekosistem perairan melalui proses pengolahan limbah secara biologis.
Beberapa logam yang terdapat dalam jumlah ssangat sedikit merupakan unsure penting
untuk pertumbukan ganggang. Logam-logam yang harus ada dalam konssentrasi rendah dalam
medium ganggang adalah Cu, Fe, Zn, Ca, Mn, dan Mo. Logam-logam ini membentuk kelat-kelat
logam yang relative kuat. Beberapa diantaranya terdapat sebagai ion logam terhidarasi sederhana
seperti Cu (H2O)x2+, Fe (H2O)x3+, dan Mn (H2O)x2+ yang tidak stabil dan mengendap sebagai
hidroksida-hidroksida atau jenis-jenis lainnya yang tidak larut.
Kesetabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat ion logam dan ligan. Berikut
ini merupakan hal-hal yang sangat penting :
1. Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan ukuran lebih kecil dengan keadaan
oksidasi positif lebih tinggi membentuk kompleks yang lebih kuat.
2. Perubahan energy bebas dari pembentukan kompleks tergantung pada perubahan entropi dan
entalpi reaksinya.
3. Konfigurasi electron dari ion metal.
4. Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan lligan.

E. MIKROORGANISME SEBAGAI KATALIS REAKSI KIMIA PERAIRAN


Mikroorganisme, seperti bakteri, cendawan dan ganggana merupakan katalis hidup yang
dapat mempengaruhi sejumlah proses-proses kimia yang terjadi dalam air dan tanah. Sebagian
besar reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam perairan, terutama yang melibatkan bahan-
bahan organic dan proses oksidasi-reduksi terjadi melalui perantara bakteri. Ganggang merupakan
produsen primer bahan organic biologis (biomas) dalam air. Cendawan dan beberapa jenis bakteri
menghancurkan senyawa organic yang kompleks menjadi senyawa-senyawa yang sederhana
(sebagai perombak), oleh sebab itu memerlukan energy yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
metabolismenya. Perombak hanya dapat menggunakan energy kimia,bsehingga beberapa
perubahan kimia yang dipengaruhinya akan kehilangan energy bebas nitro. Dengan demikian,
dibandingkan dengan organisme yang lebih tinggi, penggunaan energy oleh bakteri dan cendawan
sangat efisien. Cendawan dan bakteri diatas tanah merubah biomas mati menjadi bahan-bahan
organic yang kemudian beberapa dari produk ini masuk keperairan.
a. Ganggang

Dalam ekosistem akuantik ganggang merupakan organism mikroskopis umum yang


berfungsi sebagai produsen hidup dari hara-hara anorganik dan menghasilkan bahan organic dari
karbon dioksida melalui reaksi fotosintesis. Hara-hara umum yang dibutuhkan oleh ganggang
adalah karbon yang berasal dari CO2 atau HCO3-, nitrogen umumnya sebagai NO3-, fosfor yang
sebagian dalam bentuk ortofosfat, belerang sebagai SO42- dan unsure-unsur renik termasuk
natrium, kalsium, magnesium, besi, kobalt, dan molipden.
Dalam ketiadaaan cahaya ganggang memetabolisme bahan organic dalam hal yang sama
seperti organism nonfotosintetik yaitu melakukan metabolismenya dengan menggunakan energy
kimia dari degradasi simpanan pati atau lemak, atau dari konsu,msi protoplasma ganggang itu
sendiri.

b. Cendawan
Jenis mikroorganisme lainnnya yang memberikan pengaruh terhadap perairan adalah
cendawan. Cendawan tidak tumbuh baik dalam air, tetapi cendawan memberikan peranan yang
cukup besar dalam penentuan komposisi air karena produksi yang cukup banyak dari hasil-hasil
dekomposisi oleh cendawan darat yang akhirnya masuk keperairan.
Cendawan adalah organism nonfotosintetik,membutuhkan oksigen untuk kehidupan
(organism aerobic ), dan umumnya tumbuh dengan subur dalam media yang lebih asam daripada
bakteri. Cendawan juga lebih toleran terhadap konsentrasi ion-ion logam berat yang lebih tinggi
dibandibgkan bakteri.
c. Bakteri dan klasifikasinya
Bakteri dapat dibagi menjadi dua golongan utama autropik dan bakteri hetrotropik. Untuk
pertumbuhannya baktri autrotropik tidak tergantung dari bahan organic, dan hidup dengan
sempurna dalam medium anorganik. Bakteri ini menggunakan karbon dioksida atau jenis-jenis
karbonat lain sebagai sumber karbon dan jumlah sumber energy yang digunakan tergantung dari
jenis bakterinya.
Sebuah contoh dari jenis autrotropik adalah gallionela. Dengan adanya oksigen bakteri ini
tumbuh dalam suatu medium yang mengandung NH4Cl, fosfat, garam-garam mineral,
CO2- sebagai sumber karbon, dan FeS padat sebagai sumber energy. Reaksi dibawah ini
merupakan reaksi yang menghasilkan energy :

4 FeS + 9 O2 + 10 H2O 4 Fe (OH)3 + 4 SO42- + 8 H+


Pembentukan endapan Fe (OH)3 diikuti oleh pertumbuhan bakteri tersebut.
Dengan bahan-bahan anorganik paling sederhana, bakteri autotropik harus mensintesis
semua protein yang sangat kompleks, enzim, dan bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan untuk
proses kehidupan. Hal ini melibatkan proses biokimia yang sangat kompleks. Oleh karena
komsumsi dan produksi bakteri autotropik meliputi kisaran mineral-mineral yang sangat luas,
maka bakteri autotropik ikuti serta dalam banyak perubahan biokimia.
Bakteri heterotropik tergantung dari senyawa-senyawa organic baik untuk energinya
maupun untuk karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomasnya. Bakteri heterotropik lebih
umum terdapat diperairan dibandingkan dengan bakteri autotropik. Bakteri ini merupakan
mikroorganisme yang dalam eksosistem berfungsi menghancurkan bahan-bahan organic, dalam
proses pengolahan air buangan ( air limbah) secara biaologios.
Klasifikasi lain dari bakteri yaitu dari kebutuhan oksigen molekuler, sebagai bakteri
earodik dan anaerobic. Bakteri aerobik membutukan oksigaen sebagai akseptor ( penerima)
electron, seperti terlihat dari reaksi dibawah ini :
O2 + 4H+ + 4 e- 2H2O
Bakteri anaerobic tidak membutuhkan oksigen dan kadang kala oksigen mokuler sangat
toksik terhadap bakteri anaerobic. Hasil perombakan senyawa-senyawa kimia dalam lingkungan
oleh kedua jenis bakteri ini berbeda. Sebagai contoh, degradasi ( perombakan ) anaerobic bahan
organic oleh bakteri metan akan menghasilkan gas metana, sedangkan
CH2O ½ CH4 + ½ CO2
Degradasi aerobic bahan organic oleh bakteri aerobic (artinya membutuhkan oksigen) tidak
menghasilkan gas metana.
CH2O + O2 CO2 + H2O
Bakteri jenis lainnya adalah bakteri fakultatif yaitu bakteri yang menggunakan oksigen
bebas bila oksigen molekuler tidak tersedia. Ion nitrat dan ion sulfat merupakan pengganti oksigen
dalam perairan. Sebagai contoh, dengan ketiadaan oksigen ion nitrat dapat direduksi menjadi ion
nitrit dan ion sulfat direduksi menjadi H2S.
NO3- + 2 H+ + 2 e- NO2- + H2O
SO42- + 10 H+ + 8 e- H2S 4H2O
Mengingat mikroorganisme dapat berfungsi sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi perairan,
maka terdapat enzim-enzim sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia di dalam
mikroorganismen tersebut. Enzim-enzim ini diberi nama dengan penambahan akhiran ase pada
nama substrat yang dipengaruhinya .
F. BAHAN-BAHAN KIMIA PERAIRAN
Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan. Oleh karena itu, bahan-bahan
air/air permukaan banyak mengandung bahan-bahan kimia yang terlarut maupun dalam bentuk
tersuspensi.
Beberapa senyawa dalam bentuk ion yang terdapat diperairan adalah sebagai berikut :
Nama Rumus Muatan listrik
Ammonium NH4+ 1+
Hydroxyl OH- 1-
-
Bikarbonat HCO3 1-
=
Karbonat CO3 2-
Ortofosfat PO4= 3-
=
Mono-hidrogen-ortofosfat HPO4 2-
di-hidrogen-ortofosfat H2PO4- 1-
-
Bisulfate HSO4 1-
Sulafat SO4= 2-
-
Bisulfit HSO3 1-
Sulfit SO3= 2-
-
Nitrite NO2 1-
Nitrat NO3- 1-
-
Hipoklorit OCL 1-

1. Senyawa Nitrogen Dalam Air


Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai tersuspensi.
Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting dalam perairan reaksi-reaksi
biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama dalam ion nitrat (NO3), dan ammonium
(NH4). Dalam kondisi tertentu terdapat dalam bentuk nitrit (NO2). Sebagian dari nitrogen total
dalam air terikat sebagai nitrogen organic, yaitu dalam bahan-bahan yang berprotein, juga dalam
bentuk senyawa/ion-ion lainnya dari bahan pencemar.
Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat dari
ganggang yang menyababkan euotrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik dalam perairan
aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai NO3-, dan dengan bilangan
oksidasi +3, dalam keadaan anaerob, senagai NH4+ yang stabil.
Ion ammonium dan amino nitrogen (R-NH2 dalam bahan berprotein ) mengalami oksidasi
dengan adanya talis biologi yang cocok :
NH4+ + 2O3 NO3- + H2O + 2H+
Reaksi ini dapat terjadi misalnya dalam pengolahan air buangan dengan aerosi yang cukup
dari limbah yang mengandung ion ammonium. Dalam keadaan tanpa oksigen ion nitrat dapat
sebagai penerima electron dalam reaksi-reaksi dengan mikroorganisme sebagai perantara.
O2 + 4H+ + 4 e 2H2O
- + ½
NO3 + 6H + 5 e N2 + 3H2O
Kemampuan ion nitrat sebagai penerima electron digunakan dalam proses pengolahan air
limbah untuk menghilangkan electron dengan membiarkan ion nitrat mengoksidasi methanol
melalui reaksi bermedia bakteri dalam kondisi anaerob :
5CH3OH + 6NO3- + 6H+ 5CO2 + 3N2 + 12H2O
Reaksi ini disebut denitrifikasi. Dalam keadaan ini terjadi perubahan semua senyawa
tersebut menjadi ion NH4+.
Dalam keadaan tanpa katalis biologi, ion nitrat hanya sedikit bereaksi dalam air.
Kemampuan pertukaran ion dari bahan-bahan yang terjadi secara alamiah tidak mengikat ion
dengan kuat.
2. Senyawa Fosfor Dalam Air
Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat penting dan sering
menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah satu dari beberapa unsure yang
essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan
disamping hasil hancuran biomas dapat menyebabkan pencemaran kualitas air. Sumber fosfor
adalah limbah industry, hanyutan dari pupuk, limbah domestic, hancuran bahan organik, dan
mineral fosfat.
Fosfor dalam air terdapat dalam bentuk bahan padat maupun bentuk terlarut. Fosfor dalam
bentuk padat dapat terjadi sebagai suspensi garam-garam yang tidak larut, dalam bahan organic,
atau terabsorbsi dalam bahan padat. Fraksi yang paling baik dari senyawa fosfat yang terlarut
terdapat dalam bentuk senyawa organic, sedangkan fosfor anorganik yang terlarut terjadi terutama
sebagai bentuk ion ortofosfat. (PO3+). Fosfat dapat bereaksi dengan sejumlah zat membentuk
ssenyawa yang tidak larut, dan mudah diadsorbsi oleh tumbuhan-tumbuhan, konsentrasi dari fosfat
fosfat anorganik terlarut dalam kebanyakan perairan konstan.
Kenaikan konsentrasi fosfat merupakan adanya zat pencemar dalam perairan. Senyawa-
senyawa fosfat tersebut dalam bentuk organofosfat atau polifosfat. Sejumlah industry dapat
membuang polifosfat berupa bahan pencuci yang dapat mengapung diatas permukaan air.
Senyawa fosfor organic terdapat dalam bentuk asam-asam nukleat, fosfolipid, gulafosfat, senyawa
ini masuk kedalam perairan bersama-sama dengan limbah industry dan rumah tangga.
3. Bahan Organik Dalam Air
Di dalam lingkungan bahan organic banyak terdapat dalam bentuk karbohidrat, protein,
lemak yang membentuk organisme hidup dan senyawa-senyawa lainnya yang merupakan sumber
daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia. Secara normal bahan organic
tersususn oleh unsure-unsur C, H, O dan dalam beberapa hal mengandung N, S, P, dan Fe.
Senyawa-senyawa organic pada umumnya tidak stabil dan mudah dioksidasi secara
biologis atau kimia menjadi ssenyawa stabil, antara lain menjadi CO2 dan H2O. proses inilah yang
menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut oksigen terlarut dalam perairan menurun dan hal ini
menyebabkan permasalahan bagi kehidupan akuantik. Untuk menyatakan kandungan bahan
organic dalam perairan dilakukan dengan mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
menguraikan bahan tersebut sehingga menjadi senyawa yang stabil.
4. Kelarutan Gas Dalam Air
Kebanyakan gas dalam air larut dengan derajat (konsentrasi) yang berbeda-beda atau
bereaksi secara kimia dengan air. Kedua jenis gas yang paling banyak membentuk udara ( udara
merupakan campuran yang homogen dari berbagai jenis gas ), yaitu nitrogen dan oksigen
meskipun tidak bereaksi dengan air, tetapi larut dalam jumlah yang terbatas.nitrogen yang larut
dalam perairan dapat menyebabkan masalah berat ketika membentuk gelembung gas dalam darah
ikan dan menyebabkan ikan kejang dan bahkan kematian. Kelantanan dari setiap gas adalah
proporsional dengan tekanan tekanan partial gas yang kontak dengan cairan tersebut, dan dikenal
dengan Hukum Henry. Hokum ini hanya berlaku bagi gas yang tidak melakukan interaksi
(bereaksi) dengan pelarutnya. Jadi, hukum ini tidak berlaku untuk gas CO2 dan Cl2 karena gas-gas
tersebut bereaksi dengan air.
5. Oksigen Dalam Air
Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen tidak terkecuali yang hidup didalam air.
Kehidupan akuantik seperti ikan, mendapatkan oksigen dalam bentuk oksigen terlarut. Tanpa
adanya oksigen terlarut pada tingkat konsentrasi tertentu banyak jenis organisme akuantik tidak
dapat ada dalam air. Banyak ikan mati dalam perairan tercemar bukan diakibatkan oleh toksitasi
zat pencemar langsung, tetapi karena kekurangan oksigen sebagai akibat dari digunakannya gas
tersebut pada proses penguraian/penghancuran zat pencemar.
Dalam udara yang bersih dan kering terdapat 20.95% oksigen berdasar volume, sebagian
besar oksigen dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu, kemampuan suatu badan air untuk
mengisi oksigen kembali dengan cara kontak dengan atmosfer merupakan hal yang sangat penting.
Kelarutan dalam air tergantung dari suhu, tekanan parsial oksigen dalam atmosfer dan kandungan
garam dalam air.

6. Karbon dioksida dan berbagai jenis karbonat dalam air


Gas CO2 mempunyai sifat keasaman, maka akan menjadi lebih rumit dalam menghitung
kelarutannya dalam air dibandingkan kelarutan gas-gas yang sukar bereaksi seperti O2 dan N2.
Karbon dioksida, ion karbonat, dan bikarbonat mempunyai pengaruh yang sangat penting
terhadap sifat-sifat kimia air. Banyak mineral diendapkan sebagai garam dari ion karbonat,CO32-.
Dalam fotosintensisnya ganggang menggunakan CO2 terlarut untuk menghasilkan biomas.
Kesetimbanagn CO2 di atmosfer sebagai berikut:
CO2(a) CO2 (atmosfer)
Dan kesetimbanagan ion CO32- antara larutannya dalam air denagan mineral-mineral
karbonat padat adalah:
MCO3 M2+ + CO32-
(garam karbonat yang sedikit larut)
Hal ini mempunyai pengaruh buffer yang kuat terhadap pH air.
Karbon dioksida merupakan komponen sangat kecil dari atmostef kerig sangat normal,
hanya berkisar 0,0314 % volume. Dengan demikian air murni atau air yang bebas alkalinitas dalam
kesetimbangannya dengan atmosfer hanya mengandung karbon dioksida sangat rendah. Oleh
karena itu pembentukan HCO32- dan CO32- akan menaikan kelarutan karbon dioksida.
Konsentrasi yang tinggi dari CO2 ini memberi pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan akuatik karena akan menghambat pernafasan dan pertukaran gas terutama bagi hewan
perairan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kandungan CO2 dalam air yang aman tidak
boleh melebihi 25mg/l.
Dalam peraiaran alami, gas CO2 dihasilkan dari penguraian bahan-bahan organic oleh
bakteri. Ganggang yang menggunakan CO2 dalam fotosintesis juga menghasilkan CO2 melalui
proses metabolism tanpa cahaya. Waktu air merembas melalui lapisan-lapisan dan hancuran bahan
organic sambil masuk ke dalam tanah, air ini dapat melarutkan banyak CO2 yang dihasilkan oleh
pernafasan organism dalam tanah.
7. Silicon dalam air

Silicon merupakan unsure kedua terbanyak dikerak bumi setelah oksigen yaitu sebesar
27,7 %. Hal ini menyebabkan silicon tersebar luas dalam air berkisar antara 1 sampai 30 mg/l
sebagai SiO2, kadang kala mencapai 100mg/l. suatu fonemena yang menarik adalah air laut di
bagian permukaan umumnya konsentrasi silikonnya sangat rendah karena unsure ini digunakan
oleh kerang dan pembentukan tulang organisme laut.
Silikat dalam air dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari sumber percemaran. Senyawa
silicat digunakan dalam pembuatan senyawa detergen dan sebagai anti karat. Oleh karena itu
silicon/ ion dari senyawa silicon terdapat banyak dalam air buangan dalam air buangan baik limbah
industry maupun limbah domestic.

8. Belerang dalam air

Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam air adalah S (IV) dalam ion
sulfat, SO42-. Dalam kondisi anaerobic SO42- dapat direduksi oleh aktivitas bakteri menjadi H2S,
HS-, atau garam sulfide yang tidak larut. Gas H2S yang dihasilkan dari resuksi sulfat tersrbut
menyebabkan bau telur busuk yang dikeluarkan oleh banyak air yang tergenang dan air-air tanah.
Adanya perbedaan jenis belerang (bilangan oksidasinya) dalam air menggambarkan adanya
hubungan antara pH air, potensial oksidasi, dan aktivitas bakteri.
Dalam air ion sulfat, dapat berasal dari banyak sumber, sulfat dapat berasal dari hasil
pencucian mineral utama gips,CaSO4, 2H2O. oksidasi dari mineral-mineral sulfide yang
dipengaruhi oleh mikroorganisme, seperti pyrite, FeS2, menghasilkan sulfat. Garam sulfat
digunakan dalam pembuatan deterjen dan dalam banyak hasil industry seperti industry pupuk ZE,
maka ion sulfat merupakan komponen yang umum dari air buangan. Air hujan diberbagai belahan
dunia termasuk di Indonesia mengandung sejumlah besar ion sulfat yang dikenal sebagai hujan
asam (acid rain). Hal ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang cukup berat oleh gas
SO2 yang kemudian mengalami oksidasi di udara sebagai berikut :
2 SO2 + 2 H2O + O2 4 H+ + 2 SO42-
Adanya H2SO4 di atmosfer inilah yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang kadang
kala pH-nya mencapai 4.

9. Klorida Dan Fluorida Dalam Air


Senyawa halida, klorida dan fluoride merupakan senyawa-senyawa umum yang terdapat
pada perairan alami. Senyawa-senyawa tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk
ion-ionnya. Ion klorida pada tingkat sedang relative mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat
kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan
mudah larut, dan ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan
ion-ion logam. Ion ini juga dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi,
kelebihan garam-garam klorida ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang disebabkan
oleh tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk air pengairan dan keperluan rumah tangga.
Ion fluoride jauh lebih penting dalam air dari pada ion-ion klorida. Fluor adalah salah satu
unsure halogen yang keelektronegatifannya paling tinggi dibandingkan unsure-unsur halogen
lainnya.
Beberapa sifat geokimia dan fisiologis ion fluoride berasal dari kenyataan bahwa ion ini
mempunyai jari-jari dan muatan yang sama dengan ion OH-. Sebagai konsekuensinya, fluoride
dan hidroksida mempunyai tingkah laku yang sama. Oleh karena itu, ion fluoride dapat diganti
dengan ion hidroksida dalam mineral-mineral dan dalam bahan mineral dari gigi dan tulang.
10. Kalsium Dan Magnesium Dalam Air
Kalsium adalah unsure kimia yang memegang peranan penting dalam banyak proses
geokimia. Mineral merupakan sumber primer ion kalsium dalam air. Air yang mengandung karbon
dioksida tinggi mudah melarutkan kalsium dan mineral-mineral karbonatnya. Ion kalsium
bersama-sama dengan magnesium dan kadang-kadang ion ferro, ikut menyebabkan kesadahan air,
baik yang bersifat kesadahan sementara maupun kesadahan tetap. Kesadahan sementara
disebabkan oleh adanya ion-ion kalsium dan karbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan
jalan mendidihkan air tersebut karena terjadi reaksi :
Ca2+ + 2 HCO3- CaCO3 + CO2 + H2O
Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau magnesium sulfat yang
proses pelunakannya melalui proses kapur , soda, abu dan proses resin organic.
Air sadah juga tidak menguntungkan/mengganggu proses pencucian menggunakan sabun.
Bila sabun digunakan pada air sadah mula-mula sabun harus bereaksi terlebih dahulu dengan setiap
ion kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi men kalsium
dan magnesium yang terdapat dalam air sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan
permukaan. Detergen mempunyai sifat yang agak berbeda dengan sabun deterjen dapat
menurunkan takanan permukaan air tanpa harus bereaksi dahulu dengan setiap ion kalsium dan
magnesium yang terdapat dalam air. Pada umumnya konsentrasi magnesium dalam air tawar lebih
kecil dibandingkan kalsium. Telah diteliti bahwa larutan magnesium dalam bentuk larutan lebih
lama dari kalsium. Hal ini disebabkan senyawa Mg2+ mengendap lebih lambat dibandingkan
senyawa Ca2+.
11. Logam Alkali Dalam Air
Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi didalam air tawar
dibandingkan dengan kalium. Ion natrium, sama dengan ion klorida bersosiasi dengan salinitas
yang berlebihan yang menyebabkan penurunan kualitas air yang cukup serius.
Kalium dalam perairan alami relative rendah konsentrasinya dari natrium karena unsure ini
tidak mudah dilepaskan dari sumbernya dan unsure ini mudah sekali diadsorbsi oleh mineral-
mineral. Jenis sumber alami dari kalium adalah feldspar, esensial dan bergabung kedalam bahan
tanaman. Sebagai konsekuensinya, bila terjadi kebakaran hutan dimana sering mengandung
konsentrasi kalium yang tinggi.

12. Alumunium Dalam Air


Alumunium merupakan unsure terbanyak ketiga dalam kerak bumi. Kebanyakan
alumunium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral mikroskopik yang
tersuspensi. Konsentrasi dari alumunium yang terlarut dalam kebanyakan air kemungkinan kurang
dari 1,0 Mg/l. pada nilai pH dari 4,0 jenis alumunium yang terlarut adalah Al(H2O)3+ dan ion
Al3+ yang terhidrasi kehilangan ion hydrogen pada nilai pH lebih besar dari 4,0.
Alumunium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan pH diatas kurang dari 10,
terbentuk ion aluminat yanga larut Al(OH)4-. Ion fluoride membentuk kompleks yang sangat kuat
dengan alumunium dan dengan adanya fluoride dengan konsentrasi tinggi terbentuk jenis
kompleks fluoride seperti AlF2+ mungkin akan terbentuk dalam air.
13. Besi Dalam Air
Besi adalah satu dari lebih unsure-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah.
Perairan yang mengandung besi sangat tidak diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga, karena
dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbullkan
rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 Mg/l. sifat kimia
perairan dari besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolism dan mikroorganisme,
dan pertukaran dari besi antara fasa dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida
dan sulfide.
Besi (II) sebagai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+, merupakan jenis besi yang terdapat
dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosfer, kosumsi
oksigen bahan organic dalam media mikroorganisme sehingga menghasilkan keadaan reduksi
dalam air tanah.
Secara umum, Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 -10 Mg/l. namun
demikian, tingkat kandunngan besi sampai sebesar 50 Mg/l dapat juga ditemukan dalam air tanah
ditempat-tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe (II) mempunyai sifat yang unik. Dalam
kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi
dengan oksigen yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi
sebagai berikut :
4 Fe2+ + O2 + 10 H2 4 Fe (OH)3 8 H
Dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat yang tidak larut
menyebabkkan air beerubah menjadi abu-abu.
Besi (III) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan sumber air
yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam perairan yang bersifat basa, tetapi bias
ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat ditemukan. Hal
ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang asam.
14. Mangan Dalam Air
Tosisitan mangan (Mn) relative sudah tampak pada konsentrasi rendah. Dengan demikian
tingkat kandungan Mn yang diizinkan dalam air yang diperlukan untuk keperlusn domestic sangat
rendah. Yaitu di bawah 0,05 mg/l. dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam
bentuk MnO2 dan pada dasar perairan tereduksi menjadi mn2+ atau dalam air yang kekuranga
oksigen. Oleh karenaa itu, pemakaian yang berasal dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan
mengan dalam konsentrasi tinggi.
Air yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan terlarut, dan pada
konsentrasi kurang lebih 1 mg/l dapat ditemukan pada perairan dengan aliran yang berasal dari
tambang asam. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut
seperti MnO2, Mn3O4, atau MnCO3, meskipun oksidasi dari Mn2+ berjalan relative lambat.

Anda mungkin juga menyukai