Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

BIODIVERSITAS

Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.)

Disusun Oleh :

Syafrizal Ulum 17/417050/PBI/01487


Vina Novianti 17/417052/PBI/01489
Wiko Arif Wibowo 17/417054/PBI/01491

PROGRAM PASCASARJANA BIOLOGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI

halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) ........................................ 3
B. Status Konservasi ........................................................................... 5
C. Ancaman ........................................................................................ 7
D. Upaya Konservasi .......................................................................... 7

BAB III. KESIMPULAN ............................................................................. 9


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi,
namun akhir-akhir ini keanekaragaman hayati di Indonesia mulai berkurang akibat
adanya kerusakan habitat, pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, dan
pencemaran lingkungan. Salah satu organisme eksotis yang terdapat dalam
direktori kekayaan biodiversitas Indonesia adalah tanaman anggrek. Menurut
Trust dan Comber (1990), di Indonesia terdapat lebih dari 5000 jenis anggrek dan
bahkan lebih besar dari jumlah tersebut jika ditotal dengan spesies yang belum
teridentifikasi.
Salah satu jenis spesies anggrek eksotis yang bernilai ekonomi tinggi dan
terancam keberadaannya di alam adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata
Lindl.). Anggrek hitam merupakan salah satu jenis anggrek alam yang berasal dari
Kalimantan, bunganya berbau harum lembut dan lama mekar bunga sekitar 5-6
hari (Sastrapradja et al., 1976). Anggrek ini hanya tumbuh di daerah tertentu di
pulau Kalimantan dan dijadikan sebagai maskot flora di propinsi Kalimantan
Timur karena keindahan dan keunikannya .
Seiring dengan perkembangan waktu, keberadaan anggrek hitam di alam
kian terancam. Kebakaran hutan yang terjadi hampir sepanjang tahun merupakan
ancaman serius akan keberadaannya. Selain itu faktor antropogenik juga
menyebabkan keberadaan spesies ini kian terancam. Seperti eksploitasi sumber
daya alam dari hutan, pembukaan lahan perkebunan, pencurian benih, hingga
dampak negatif sampah dari ekowisata.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui status anggrek
hitam di alam beserta faktor-faktor yang dapat mengancam populasinya. Untuk itu
kami tertarik untuk menyusun sebuah makalah tentang anggrek hitam sebagai
sumber tambahan informasi agar upaya penyelamatan spesies ini dapat
dimaksimalkan.

1
B. Tujuan Penulisan
Untuk menginformasi dan mengedukasi masyarakat umum tentang
keberadaan anggrek hitam di alam liar.

C. Manfaat Penulisan
Sebagai sumber bahan bacaan atau sumber informasi tentang anggrek
hitam agar penyebab-penyebab ancaman terhadapnya dapat diketahui
sehingga upaya pelestarian anggrek hitam dapat dimaksimalkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata)


Anggrek merupakan salah satu organisme penting dalam identitas bangsa
Indonesia, karena salah satu dari jenis anggrek Indonesia yaitu Phalaeonopsis
amabilis merupakan puspa pesona bagi bangsa Indonesia (Solihah, 2015). Namun
saat ini keberadaan anggrek di alam sudah sangat jarang ditemui dikarenakan
masih lemahnya upaya konservasi anggrek di Indonesia meskipun telah terdapat
regulasi peraturan pemerintah, namun lemahnya pelaksanaan peraturan di
Indonesia yang menjadi faktor utama kerusakan habitat serta eksploitasi
berlebihan oleh kolektor yang menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup
anggrek. Herlina (2012) menyebutkan bahwa anggrek merupakan nontimber
forest product yang cukup komersial menjadikan semakin diburu oleh pihak-
pihak yang hanya mementingkan ekonomi semata. Kegiatan pengeksploitasian
anggrek dari alam yang dilakukan secara berlebihan dan terus menerus dapat
mengakibatkan kepunahan bila tidak diimbangi dengan usaha konservasi.

Gambar 1. Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.)

3
Salah satu jenis spesies anggrek eksotis yang bernilai ekonomi tinggi dan
terancam keberadaannya di alam adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata
Lindl.). Anggrek hitam merupakan salah satu jenis anggrek alam yang berasal dari
Kalimantan, bunganya berbau harum lembut dan lama mekar bunga sekitar 5-6
hari (Sastrapradja et al., 1976). Anggrek ini hanya tumbuh di daerah tertentu di
pulau Kalimantan dan dijadikan sebagai maskot flora di propinsi Kalimantan
Timur karena keindahan dan keunikannya . Berikut merupakan klasifikasi dari
tanaman anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.):

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Ordi :Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Coelogyne
Spesies : Coelogyne pandurata
(Trust dan Comber, 1990)

Tumbuhan ini termasuk kedalam subkelas Monocotyledonae yang berarti


memiliki sistem perakaran serabut (root adventitious system) dengan batang
herbaceous atau tidak berkayu. Anggrek hitam hidup bergerombol membentuk
rumpun dengan sistem percabangan simpodial (batang pokok tidak dapat
dibedakan secara jelas). Bagian pangkal batang terdapat umbi (bulbus) yang
berbentuk bulat telur agak pipih dengan dua helai daun elips yang menjulang ke
atas. Setiap bulbus hanya memiliki dua lembar daun saja sementara untuk karakter
fenotip bunganya yaitu berbentuk tangkai dengan jumlah kuntum bunga antara 5-
10 kuntum per tangkai.warna bunganya didominasi oleh warna hijau kekuningan
pada bagian kelopak dan mahkotanya dan bagian bibir bunga (labellum)
berwarna hitam yang bagian dalamnya terdapat bintik-bintik warna hitam dengan
kombinasi garis-garis hitam.

4
Gambar 2. Sketsa utuh habitus Anggrek hitam (Coelogyne pandurata
Lindl.)

Anggrek secara umum memiliki buah dengan biji yang tidak sempurna
(tidak terdapat endosperm) sehingga tingkat reproduksi anggrek di alam
bergantung pada banyak faktor, salah satu faktor terpenting adalah keberadaan
mikoriza (orchid mycorhiza) (Arditti dan Ernts, 1992). Keberadaan anggrek yang
melimpah di alam menandakan bahwa ekosistem pada wilayah tersebut masih
alami, seimbang, dan terjaga.

B. Status Konservasi

CITES atau konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar


spesies terancam adalah perjanjian internasional antarnegara yang disusun
berdasarkan resolusi sidang anggota International Union for Conservation of
Nature (IUCN) tahun 1963 (Indarto, 2011). Perdagangan internasional anggrek
alam sangat dibatasi, apalagi jika sampai menyebabkan kepunahan. Pihak yang
melanggar dapat diperkarakan ke pengadilan dan diancam hukuman pidana 5
tahun serta didenda 100 juta rupiah (Mar & Corymborkis, 2015).
Penggolongan status menurut CITES dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Apendiks
I, Apendiks II dan Apendiks III. Apendiks I adalah daftar seluruh jenis tumbuhan
dan satwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional (800

5
jenis). Apendiks II adalah daftar jenis yang tidak terancam kepunahan, tapi akan
terancam punah bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan (32.500
jenis). Apendiks III adalah daftar jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di
negara tertentu dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya
bisa dinaikkan ke dalam Apendiks II atau Apendiks I (300 jenis) (Mar &
Corymborkis, 2015).
Status semua koleksi anggrek di beberapa Kebun Raya di Indonesia
menurut CITES (2014) adalah masuk dalam kategori Apendiks II. Jenis-jenis
anggrek yang dilindungi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dapat
dilihat pada Tabel 2. Status konservasi koleksi anggrek hitam (Coelogyne
pandurata) termasuk dalam kategori Apendiks I (Mar & Corymborkis, 2015).

6
C. Ancaman

Seiring dengan perkembangan waktu, keberadaan anggrek hitam di Cagar


Alam Padang Luway kian terancam. Kebakaran hutan yang terjadi hampir
sepanjang tahun merupakan ancaman serius akan keberadaannya. Kebakaran
hebat beberapa tahun lalu sempat memporakporandakan kawasan ini dan sekarang
menyisakan lahan kosong yang telah ditumbuhi semak belukar. Sebaran anggrek
hitam di kawasan Cagar Alam Padang Luway saat ini hanya tersisa sedikit di
Kersik Luway. Sisanya berupa semak belukar, padang ilalang, areal terbuka dan
perkebunan karet milik masyarakat setempat. Kegiatan masyarakat setempat juga
memberikan dampak negatif kepada kawasan ini. Dikawasan Cagar Alam ada
dijumpai perkebunan karet milik masyarakat. Sungguh ironis memang, kawasan
yang seharusnya dijaga keasliannya justru digunakan sebagai tempat bercocok
tanam. Selain itu ditemukan pula pemukiman penduduk di wilayah cagar alam
(Hitam, 2011)

D. Upaya Konservasi

Salah satu organisasi yang cukup concern terhadap kelestarian spesies


anggrek hitam ini ialah WWF. WWF Indonesia bekerja sama dengan pemerintah
setempat, organisasi dan masyarakat lokal dalam rangka upaya pelestarian
anggrek hitam di habitat aslinya. Anggrek Hitam adalah salah satu jenis anggrek
yang terancam punah di habitat aslinya dan dilindungi di Indonesia. WWF juga
mendukung kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam pengelolaan
kawasan konservasi anggrek hitam yang berkelanjutan di habitat aslinya
khususnya di Cagar Alam Kersik Luway, Kabupaten, Kutai Barat, Kalimantan
Timur. Untuk kedepannya, WWF Indonesia Program Kutai Barat akan berkerja
sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kutai Barat serta pihak terkait
untuk pengelolaan species anggrek lokal yang terancam punah dan deliniasi batas
kawasan anggrek (Hitam, 2011).

7
Metode konservasi lainnya yang dapat dilakukan dengan cara konservasi
sumber daya genetik yaitu dapat dilakukan secara in situ melalui teknik kultur in
vitro. Upaya penyelamatan dan perbanyakan anggrek hitam dengan teknik kultur
in vitro dipilih karena memiliki beberapa keunggulan yaitu perbanyakan eksplan
secara cepat, pelestarian plasma nutfah, dan kemudahan memperbanyak tanaman
yang sulit diperbanyak secara konvensional (Claudia, Astarini, & Sudirga, 2013).

8
BAB III
KESIMPULAN

Status anggrek hitam di indonesia berada dikategori apendix 1 yang berarti


segala macam bentuk perdaganagan internasional tidak diperbolehkan. Hal ini
mendeskripsikan bahwa keberadaan anggrek hitam di alam telah
mengkhawatirkan.
Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi kelestarian anggrek hitam
diantaranya kebakaran hutan, eksploitasi SDA hutan, pembukaan lahan
perkebunan, perdagangan, dan ekowisata.

9
DAFTAR PUSTAKA
Arditti, J. and R. Ernts. 1992. Micropropagation of Orchids. Irvine: Department
of Developmental and Cell Biology,University of California
Trust, B. M. and Comber, J. B. 1990. Orchid of Java. Bangkok: Charoen Silp
Press.
Herlina. 2012. Konservasi Anggrek Phalaenopsis dengan Perbanyakan Biji Secara
In Vitro. Iptek Hortikultura. 8: 29-35
Sastrapradja, S. Nasution, R.E. Irawati, Soerojo, L. Imelda, M. Idris, S.
Soerohaldoko, S. dan Roedjito, W. 1976. Anggrek Indonesia. Bogor.
Lembaga Biologgi Nasional-LIPI
Solihah, S. M. 2015. Koleksi, Status dan Potensi Anggrek di Kebun Raya Liwa.
Warta Kebun raya. 13(1).p. 15-23
Claudia, V., Astarini, I. D. A. A. Y. U., & Sudirga, S. K. (2013). Uji viabilitas
benih anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dengan masa simpan
yang berbeda. Jurnal Simbiosis, 1(September), 79–84.
Hitam, A. (2011). Anggrek Hitam, 1–2.
Mar, S., & Corymborkis, B. (2015). Koleksi , Status Dan Potensi Anggrek, 13(1),
15–23.

10

Anda mungkin juga menyukai