Anda di halaman 1dari 188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI KASUS MEKANISME PERTAHANAN DIRI


REMAJA KETIKA MENGHADAPI MASALAH
PERCERAIAN ORANGTUA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Nama : Andreas Tri Winarto
NIM : 009114067

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI KASUS MEKANISME PERTAHANAN DIRI


REMAJA KETIKA MENGHADAPI MASALAH
PERCERAIAN ORANGTUA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun oleh :
Nama : Andreas Tri Winarto
NIM : 009114067

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembaan

Segala perkara dapat kutaklukkan di dalam Dia yang memberi


kekuatan kepadaku
(Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Filipi)

Kupersembahkan karya ini untuk :


Tuhan Yesus Kristus
Seluruh keluargku yang tercinta
Semua pembaca yang tertarik dan berminat pada bidang
Psikologi Klinis

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Andreas Tri Winarto (2008). Studi Kasus Mekanisme Pertahanan Diri


remaja ketika menghadapi masalah perceraian orangtua. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang mekanisme


pertahanan diri yang dilakukan oleh remaja ketika menghadapi masalah
perceraian orangtua. Mekanisme pertahanan muncul karena adanya beberapa
sumber kecemasan akibat peristiwa perceraian orangtua remaja tersebut.
Mekanisme pertahanan diri dibagi menjadi dua, yaitu mekanisme pertahanan diri
yang matang (mature) dan tidak matang (immature). Mekanisme pertahanan yang
matang meliputi Altruism, Anticipation, Asceticism, Humor, Sublimation,
Suppression. Mekanisme pertahanan yang tidak matang meliputi : Denial,
Proyeksi, Represi, F. Reaksi, Undoing, Isolasi, Regresi dan Displacement.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi kasus,
dengan data utama yang diperoleh melalui wawancara, dan data pendukung yang
diperoleh melalui tes TAT. Pada penelitian ini, terdapat dua orang subyek yang
orangtuanya bercerai. Orangtua subyek pertama telah berpisah sejak subyek
berusia 8 tahun namun mereka bercerai resmi ketika subyek berumur 12 tahun.
Saat ini subyek tinggal bersama ayah dan neneknya. Pada subyek kedua, kejadian
perceraian orangtuanya baru saja terjadi yaitu ketika subyek duduk di kelas 3
SMP akhir, menjelang masuk SMU ( usia 16 tahun ). Saat ini, subyek tinggal
bersama ayahnya.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa Mekanisme pertahanan diri
yang dilakukan oleh subyek A adalah denial, proyeksi, represi, isolasi,
displacement dan fantasi ; pada subyek B adalah denial, proyeksi, represi,
displacement, rasionalisasi dan fantasi. Beberapa sumber kecemasan yang
dihadapi oleh remaja yang menghadapi masalah perceraian orang tua adalah
kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu
orang tua, keharusan untuk menerima situasi dan keluarga baru, kekurangan
dukungan finansial, harus menjalankan tugas dan kewajiban baru serta padangan
bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Andreas Tri Winarto (2008). Case Study Concerning The Adolescence Self
Defence Mechanism When Facing The Parents Divorce Problem. Yogyakarta
: Faculty of Psychology, Sanata Dharma University

This research aimed to describe the adolescence Self Defence Mechanism


when facing the parents divorce problem. Self Defence Mechanism appear’s
because of some anxiety sources as the results of their parents divorce incident.
Self Defence Mechanism is divided in two, Mature Self Defence Mechanism and
Immature Self Defence Mechanism. Mature Self Defence Mechanism includes
Altruism, Anticipation, Asceticism, Humour, Sublimation, and Suppression. The
Immature Self Defence Mechanism includes Denial, Projection, Repression,
Reaction Formation, Undoing, Isolation, Regression, and Displacement.
This research used case study qualitative research method, main data was
obtained by interview and support data by Thematic Apperception Test (TAT). In
this research, there were two subjects whose their parents have divorced. The first
subject has parents who have separated since she was eigth years old, but have
divorced since she was twelve years old. Now she lives with her father. The
second subject has parents who have already divorced during he was in third year
Junior High School, toward went to Senior High School (He was sixteen years
old). Now he lives with his father.
From the result of this research, the researcher found that the Self Defence
Mechanism in the first subject were denial, projection, repression, isolation,
displacement and phantasy; in second subject were denial, projection, repression,
displacement, rationalisation and phantasy.
Some anxiety source’s whose facing by adolescence with divorce parents
were lost of affection and support either parents, have to accept the situation and
new family, the less of financial supporting, must execute the new assignment and
obligation, viewpoint that divorce family was a negative case.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan bimbingan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan
judul “Mekanisme Pertahanan Diri remaja ketika menghadapi masalah
perceraian orangtua“. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai
derajat Sarjana Psikologi pada Program Studi Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
Sejak awal sampai berakhirnya studi, penulis menyadari bahwa dalam
proses belajar di Program Studi Psikologi sangat banyak melibatkan banyak
bantuan dari segala pihak. Atas segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan,
pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu membimbing dan memberikan HikmatNya
kepada penulis.
2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
3. Sylvia CMYM, S.Psi., M.Si, selaku Ketua Progran Studi Psikologi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
4. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik
5. Agnes Indar E, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi
6. Segenap dosen dan laboran di Fakultas Psikologi, yang telah membimbing
selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.
7. Kedua orang tua dan keluarga penulis atas segala dukungan dan doanya.
8. Lia yang selalu memberi semangat, dukungan, kasih sayang dan doa yang
tulus kepada penulis. Thanks for all your support to me.
9. Seluruh subjek yang tak dapat disebutkan, terima kasih BUAAANGEEETTS
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberi masukan selama penyelesaian Tugas Akhir ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhirnya harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi
semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 20 Oktober 2008

Penulis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................vi

ABSTRAK ......................................................................................................vii

ABSTRACT ......................................................................................................viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................ix

KATA PENGANTAR......................................................................................x

DAFTAR ISI....................................................................................................xi

DAFTAR TABEL............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................8

C. Tujuan Penelitian......................................................................8

D. Manfaat.....................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................10

A. Masa Remaja............................................................................10

B. Masalah Perceraian Orangtua...................................................14

1. Definisi Perceraian..............................................................14

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Dampak Perceraian.............................................................15

3. Reaksi remaja terhadap perceraian Orangtua.....................19

C. Mekanisme Pertahanan Diri.....................................................24

1. Definisi Mekanisme Pertahanan Diri .................................24

2. Terbentuknya Mekanisme Pertahanan Diri ........................25

3. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri .................... 30

D. Mekanisme Pertahanan Diri yang diungkap melalui TAT.......32

E. Mekanisme Pertahanan Diri Remaja Ketika Menghadapi

Masalah Perceraian Orangtua...................................................38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................................................42

A. Jenis dan Asumsi Penelitian....................................................42

B. Variabel penelitian..................................................................43

C. Subjek Penelitian.....................................................................45

D. Metode Pengumpulan Data.....................................................45

E. Analisis Data...........................................................................53

F. Keabsahan Data Penelitian......................................................62

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN............................64

A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................64

B. Hasil Penelitian.........................................................................65

1. Subjek A.............................................................................65

2. Subjek B..............................................................................74

C. Pembahasan..............................................................................83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................91

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kesimpulan................................................................................91

B. Kelemahan Penelitian................................................................91

C. Saran ......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................93

LAMPIRAN

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara...................................................................48


Tabel 3.2 Identitas Subyek...........................................................................67
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian........................................................83

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Tes TAT subyek A...................................................................94


Lampiran 2. Hasil TEs TAT subyek B................................................................125
Lampiran 3. Wawancara Subyek A.....................................................................150
Lampiran 4. Wawancara Subyek B.....................................................................159
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan Subyek……………………………...174

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia memiliki banyak dimensi yang kompleks. Banyaknya

masalah yang muncul dalam diri manusia sejak awal kehidupannya ketika

memasuki masa bayi, kanak-kanak dan remaja merupakan tanda kompleksitas

dimensi tersebut. Kata ”remaja” dalam bahasa Latin adalah “adolescere” yang

berarti “bertumbuh ke arah kedewasaan”. Setiap manusia memulai masa

remajanya dari usia 10 sampai 22 tahun (Steinberg, 2002). Bertumbuh ke arah

kedewasaan memiliki konsekuensi harus mau mengalami perubahan. Berbagai

perubahan yang terjadi pada masa remaja ini akan membuat remaja mengalami

kondisi menyenangkan sekaligus kritis, sehingga respon terhadap kondisi itulah

yang akan menentukan masa depannya kelak. Ketika seorang remaja mampu

menghadapi masa-masa kritisnya, maka kepribadiannya akan berkembang

semakin mantap. Namun jika yang terjadi sebaliknya, maka remaja akan

menghadapi banyak masalah yang cukup rumit di masa depannya.

Banyak hal yang menandai perubahan pada masa remaja, antara lain

perubahan kognitif, moral dan emosi. Tahap perkembangan kognitif remaja

berada pada tahap operasional formal yang bersifat lebih abstrak daripada tahap

operasional konkret. Pada tahap ini, remaja mampu membayangkan situasi

rekaan, kejadian yang semata-mata berupa kemungkinan hipotesis ataupun

proposisi abstrak, serta mencoba mengolahnya dengan pemikiran logis. Secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

moral, remaja akan berhubungan langsung dengan peraturan serta nilai dan norma

ketika harus berinteraksi dengan orang lain. Secara konkret, ada 3 hal penting

yang sangat mempengaruhi perkembangan moralnya, yaitu : bagaimana remaja

mempertimbangkan atau memikirkan peraturan untuk melakukan tingkah laku

etis, bagaimana remaja bertingkah laku dalam situasi moral yang sebenarnya dan

bagaimanakah perasaan remaja mengenai masalah moral (Santrock, 2003).

Secara emosi, remaja juga mengalami banyak perubahan, misalnya :

mudah takut, cemas, kuatir, marah, frustrasi, cemburu, iri, ingin tahu, ingin

mencintai dan dicintai, sering mengalami kedukaan dan kegembiraan. Pengaruh

emosi pada penyesuaian diri remaja dapat bersifat menyenangkan dan juga

sebaliknya, hal ini tergantung pada intensitas, mudah meledaknya emosi itu serta

persiapan remaja tersebut dalam menghadapi proses penyesuaian itu sendiri.

Semakin sering remaja mengalami emosi yang menyenangkan, maka remaja juga

akan menyukai pengaruh dari emosi tersebut. Jika remaja tidak mengatur

penyesuaian emosinya dengan baik, maka hal ini akan menyebabkan pengaruh

yang merusak dalam diri, misalnya : agresivitas, pengambilan keputusan yang

gegabah serta kesulitan-kesulitan tertentu ketika harus mengambil peran dalam

lingkungan sosialnya. Oleh karenanya, remaja harus belajar menguasai emosi-

emosinya. Penguasaan emosi ini tidak berarti terjadi represi atau penghilangan

emosi secara menyeluruh, namun lebih pada usaha untuk mempelajari suatu

situasi dengan sikap yang lebih rasional, sehingga mampu merespon situasi itu

dengan pikiran yang jernih untuk menghindari ledakan emosi yang berlebihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Selain mengalami perubahan-perubahan secara kognitif, moral dan emosi,

remaja juga harus menyelesaikan tugas perkembangannya. Remaja harus melalui

serangkaian tugas perkembangan, yaitu tugas-tugas tertentu dalam rangka

meninggalkan pola perilaku kekanak-kanakan untuk menuju kepada pola perilaku

yang lebih dewasa. Tugas perkembangan ini muncul karena adanya harapan

masyarakat terhadap remaja agar ia mampu menyesuaikan dirinya dengan norma-

norma yang berlaku dalam kehidupan sosial. Secara emosi, remaja memiliki

beberapa tugas perkembangan, yaitu memperoleh kebebasan emosional,

mengetahui dan menerima kemampuan sendiri, memperkuat penguasaan diri atas

dasar nilai dan norma. Secara sosial, tugas perkembangan remaja adalah mampu

bergaul, menemukan model untuk identifikasi, meninggalkan reaksi dan cara

penyesuaian kekanak-kanakan (Gunarsa, 2004).

Dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, remaja mengalami

berbagai masalah karena tugas perkembangan itu adalah suatu hal baru bagi

mereka. Masalah-masalah ini meliputi masalah emosi dan penyesuaian sosial.

Sumber permasalahan yang muncul dapat berasal dari tekanan teman-teman

sebaya, tuntutan konformitas serta masalah lain yang tidak kalah penting, yaitu

masalah keluarga.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dimana remaja mengalami masa

pembentukan yang pertama bagi penyesuaian sosialnya. Dalam sebuah keluarga,

remaja mulai mengembangkan suatu keterikatan tertentu terhadap orangtua. Pada

beberapa dekade terakhir, para ahli perkembangan telah mulai menyelidiki

peranan keterikatan yang aman. Mereka percaya bahwa keterikatan terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

orangtua pada saat remaja akan memfasilitasi kecakapan dan kesejahteraan sosial,

seperti yang tercermin pada beberapa ciri seperti harga diri, penyesuaian emosi

dan kesehatan fisik (Santrock, 2003). Sebagai contoh, remaja yang lebih

menunjukkan kepuasan terhadap bantuan yang mereka terima dari orangtua akan

memunculkan kesejahteraan emosi dan harga diri yang lebih baik pula dalam

dirinya. Sebaliknya, perasaan tertolak oleh orangtua sangat terkait dengan

keterlepasan emosi dari orang tua, sehingga hal ini mempengaruhi kepekaannya

terhadap daya tarik sosial serta perasaan romantisnya pun akan semakin

berkurang. Jadi pada masa remaja, keterikatan terhadap orangtua memiliki fungsi

adaptif untuk menyediakan dasar rasa aman sehingga remaja dapat

mengeksplorasi lingkungan sosialnya dalam kondisi psikologis yang sehat

(Santrock,2003).

Remaja sangat memerlukan dukungan dan kasih sayang dari keluarga

karena keluarga semestinya menjadi komunitas yang paling aman baginya. Jika

kondisi dan hubungan dengan keluarganya harmonis dan positif, maka kebutuhan

psikologis remaja akan terpenuhi, sehingga hal ini turut membentuk sikap yang

positif pula bagi dirinya maupun ketika ia memandang lingkungan di sekitarnya.

Bagi remaja yang memiliki kondisi keluarga negatif, artinya iklim keluarga yang

tidak mendukung terpenuhinya kebutuhan psikis dan sosialnya, maka ia akan

mengalami banyak hambatan dalam perkembangan psikologisnya.

Beberapa penyebab sehingga iklim keluarga menjadi negatif adalah

peristiwa perceraian orangtua, hadirnya keluarga tiri, orangtua yang bekerja dan

penerapan model pengasuhan tertentu oleh orangtua kepada si remaja (Santrock,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

2003). Akhir-akhir ini, tingkat perceraian di seluruh dunia semakin meningkat.

Sebagai contoh, tingkat perceraian di Amerika Serikat mencapai 66,6 % dan di

Inggris tingkat perceraiannya mencapai 50 % (www.e-psikologi.com). Setiap

perceraian selalu menorehkan luka yang mendalam, baik bagi pasangan yang

bersangkutan maupun bagi anak-anak mereka. Pada umumnya setiap pasangan

yang bercerai, masing-masing akan sibuk mencari pembenaran diri terhadap

keputusannya untuk mengakhiri perkawinan mereka. Mereka tidak lagi

mempertimbangkan bahwa ada pihak yang sangat menderita terhadap keputusan

mereka, yaitu anak-anak. Berbagai kesulitan seringkali menjebak anak-anak

akibat peristiwa perceraian orangtuanya. Mereka tidak memiliki siapapun untuk

menolong dan mendukung, dan sepertinya tidak seorangpun memahami tekanan

yang mereka rasakan sehingga hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan emosi

dan perilakunya.

Kesejahteraan emosi dan perilaku anak akan terganggu karena

‘kehilangan’ satu orangtua, sehingga hal ini akan memicu reaksi baru dalam

dirinya. Hal-hal yang mempengaruhi reaksi anak terhadap perceraian adalah cara

berperilaku sebelum, selama dan sesudah perpisahan orangtua mereka (Cole,

2004). Anak sangat membutuhkan dukungan, kepekaan dan kasih sayang yang

lebih besar untuk membantu mengatasi perasaan kehilangan tersebut. Anak juga

akan tertekan, merasa bersalah dan sedih sama seperti yang orangtua rasakan. Jika

anak tidak mendapat jalan keluar dari masalah ini, maka hal ini akan

menimbulkan masalah yang lebih besar lagi ketika mereka memasuki masa

remaja. Mereka mungkin akan menunjukkan kesulitan penyesuaian diri dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

bentuk masalah perilaku, kesulitan belajar, atau menarik diri dari lingkungan

sosial karena tekanan perceraian.

Setiap individu memiliki naluri untuk memuaskan kebutuhannya lewat

transaksi dengan objek di dunia luar. Dunia luar dapat memberi kepuasan atau

mengancam karena lingkungan mengandung daerah yang tidak aman dan

berbahaya. Lingkungan dapat mengganggu atau memberikan rasa nyaman bagi

individu. Remaja yang mengalami tekanan karena orangtuanya bercerai akan

memberikan dampak negatif terhadap perkembangan emosi dalam dirinya,

sehingga ia menjadi cemas (Mc Dowell, 2002).

Kecemasan adalah ketidakmampuan Ego untuk menghadapi serta

mengendalikan stimulasi yang berlebihan sehingga Ego menjadi kewalahan (Hall

& Lindzey, 1993). Ketika individu tidak mampu menanggulangi kecemasan itu

dengan tindakan-tindakan yang efektif, maka hal ini akan menyebabkan peristiwa

traumatik dalam dirinya. Salah satu cara untuk menghadapi kecemasan itu adalah

dengan membuat Mekanisme Pertahanan Ego. Mekanisme Pertahanan Ego terjadi

bila Ego tidak dapat menanggulangi kecemasan dengan cara efektif, sehingga Ego

akan kembali pada cara yang tidak realistik.

Mekanisme pertahanan diri dapat dibedakan berdasarkan tingkat

kematangannya yaitu mature atau matang dan immature atau tidak matang.

Mekanisme pertahanan yang mature adalah : altruism, anticipation, asceticism,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

humor, sublimation dan suppression. Mekanisme yang dimaksudkan oleh Anna

Freud adalah Mekanisme pertahanan yang immature. (Kaplan, 1994). Jika remaja

menggunakan mekanisme pertahanan yang mature, maka proses penyesuaian diri

remaja akan menjadi lebih baik lagi. Namun sebaliknya, jika remaja

menggunakan mekanisme pertahanan yang immature, maka perkembangan

psikologis remaja akan terganggu karena bergantung secara ekstensif pada

mekanisme pertahanan diri dapat menjadikan mekanisme itu menetap pada sifat

pribadi individu. Hal ini akan membuat individu menjadi semakin sulit untuk

mengatasi masalah ; baik kecil maupun besar dengan cara yang efektif (Wilson,

1996). Jadi, mekanisme pertahanan Ego menjadi tidak sehat bila individu terus-

menerus mengulang mekanisme itu sehingga akan terbentuk pribadi yang

neurotik.

Semua Mekanisme Pertahanan mempunyai dua ciri umum, yaitu mereka

menyangkal, memalsukan atau mendistorsi kenyataan dan mereka bekerja secara

tidak sadar sehingga individu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Bentuk-

bentuk Mekanisme Pertahanan Ego (Bellak, 1997) adalah : denial, proyeksi,

represi, formasi reaksi, undoing, isolasi, regresi dan displacement. Sebenarnya

ketika remaja menghadapi masalah perceraian orangtuanya, mereka tetap

berkeinginan agar keadaan keluarganya utuh dan harmonis, namun realitas yang

sesungguhnya adalah kedua orangtuanya bercerai. Hal ini menimbulkan

kecemasan dalam dirinya, sehingga remaja akan mencari jalan keluar untuk

mengatasi kecemasannya itu dengan cara membuat mekanisme pertahanan diri.

Remaja yang membuat mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi masalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

perceraian orangtuanya akan termanifestasi dalam perilakunya, misalnya : remaja

melupakan kekecewaannya dengan menekan kekecewaan itu sampai ke alam

bawah sadarnya agar ia tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan itu, remaja

memindahkan rasa kecewanya kepada orang lain atau menunjukkan kebiasaan

infantile-nya ketika menghadapi kecemasan.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimanakah mekanisme pertahanan diri

dan hal apa saja yang menjadi sumber kecemasan remaja ketika ia menghadapi

masalah perceraian orangtuanya dengan subyek yang tinggal di kota Yogyakarta.

Peneliti ingin mengetahui bagaimanakah mekanisme pertahanan diri remaja yang

ketika menghadapi masalah perceraian orangtua ; karena jika remaja terus

menerus mengulang mekanisme pertahanan diri tersebut, maka akan terbentuk

kepribadian yang neurotik.

Mekanisme Pertahanan Diri adalah suatu mekanisme yang dilakukan

individu ketika individu berada dalam keadaan cemas. Mekanisme pertahanan diri

ini menyangkal kenyataan dan bekerja secara tidak sadar, sehingga individu tidak

mengetahui apa yang sedang terjadi. Mekanisme pertahanan diri merupakan hasil

kerja dari Ego yang terancam karena kebutuhan Id yang tidak terpenuhi. Id, Ego

dan Superego merupakan fungsi-fungsi kepribadian sebagai suatu keseluruhan

dan bukan merupakan tiga bagian yang terasing satu sama lain ( Hall & Lindzey,

1993). Untuk mengatasi kecemasan yang muncul akibat tekanan itulah, maka

remaja melakukan mekanisme pertahanan diri sebagai alternatif jalan keluar bagi

masalahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : “Apakah

muncul Mekanisme Pertahanan Diri pada remaja ketika ia menghadapi masalah

perceraian orangtuanya ?, dan jika muncul, bagaimanakah bentuk Mekanisme

Pertahanan Ego nya ketika ia menghadapi realitas perceraian kedua orangtuanya

itu ?”.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari studi ini adalah mendeskripsikan bentuk Mekanisme

Pertahanan Ego pada remaja yang orangtuanya bercerai dengan melakukan studi

kasus pada subyek.

MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini akan menambah khasanah keilmuan di Fakultas

Psikologi Sanata Dharma, khususnya mengenai Mekanisme Pertahanan Ego

remaja yang orangtuanya bercerai dan sumber-sumber kecemasan yang

dialaminya, serta dalam bidang Psikologi Klinis dan Psikologi Kepribadian.

a) Dalam bidang Psikologi Klinis, memberikan penjelasan mengenai hal-hal

yang menjadi sumber kecemasan bagi remaja yang orangtuanya mengalami

perceraian.

b) Dalam bidang Psikologi Kepribadian, menggambarkan Dinamika Mekanisme

Pertahanan Diri remaja ketika menghadapi masalah perceraian orangtua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan informasi

kepada:

a) Remaja yang orangtuanya bercerai, agar ia mampu memahami

dinamika

dirinya sendiri

b) Orangtua yang bercerai agar mereka dapat memahami kondisi

psikologis anak mereka yang turut menjadi bagian dari perceraian

mereka.

c) Pihak-pihak yang mendampingi remaja yang orangtuanya bercerai,

seperti guru, konselor atau terapis agar mampu memahami kondisi

psikologis remaja dengan orangtuanya serta agar dapat memberi

pendampingan psikologis secara lebih maksimal kepada remaja tersebut

d) Pasangan suami dan istri yang tidak bercerai agar mereka lebih

menyadari bahwa membina keluarga yang harmonis adalah tanggung

jawab setiap orangtua dan merupakan hal terpenting bagi remaja,

sehingga keluarga itu dapat meningkatkan dan mengelola keharmonisan

rumah tangga mereka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Masa Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa Latin yaitu “adolescere”, yang berarti

“bertumbuh ke arah kedewasaan”. Steinberg (2002) memberikan definisi masa

remaja sebagai suatu periode transisi secara biologis, psikologis, sosial dan

ekonomi. Menurut Santrock, remaja adalah sebuah masa dimana pengambilan

keputusan meningkat (Santrock, 2003). Sedangkan menurut Erikson (Steinberg,

2002), masa remaja adalah masa dimana muncul krisis identitas versus kekaburan

peran. Dengan demikian, kesimpulan definisi remaja menurut beberapa pengertian

di atas adalah : masa remaja merupakan masa transisi secara biologis, psikologis

dan sosial dengan indikator munculnya krisis identitas yang mempengaruhi proses

pengambilan sebuah keputusan. Individu mengawali masa remajanya pada usia 10

tahun serta mengakhiri masa remajanya ketika berusia 22 tahun. Pembagian usia

pada masa remaja ini adalah : remaja awal yang dimulai dari usia 10 sampai 13

tahun, remaja tengah yang dimulai dari usia 14 sampai 18 tahun dan remaja akhir

yang dimulai dari usia 19 sampai 22 tahun (Steinberg, 2002).

Ada banyak perubahan yang terjadi pada usia remaja ini, yaitu perubahan

secara kognitif, moral dan emosi. Secara kognitif, tahap perkembangan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

remaja berada pada tahap operasional formal, yang bersifat lebih abstrak daripada

tahap operasional konkret. Pada tahap ini, remaja mampu berpikir secara logis.

Secara moral, remaja berada pada tahap konvensional, yang berarti remaja sudah

dapat melakukan asosiasi konkret untuk membedakan perilaku yang baik dan

buruk. Secara emosi, remaja juga mengalami perubahan, yaitu berada pada suatu

keadaan emosi yang labil. Emosi remaja masih mudah berubah sesuai dengan

kondisi fisik dan lingkungannya. Karena emosi remaja cenderung mudah berubah,

maka harapan lingkungan sosial terhadap remaja adalah agar remaja mampu

beradaptasi dengan kondisi lingkungannya itu sehingga tercipta keharmonisan.

Dalam proses penyesuaian ini, remaja harus menyelesaikan tugas-tugas

perkembangannya (Gunarsa, 2004), yaitu :

1. Menerima keadaan fisiknya.

Pada masa ini, remaja mengalami berbagai perubahan fisik. Perubahan fisik

ini menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang tidak

selalu sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan. Adanya perbedaan

antara harapan remaja dan lingkungan dengan keadaan fisiknya akan

menimbulkan masalah sehingga sulit baginya untuk menerima kondisi

fisiknya itu. Oleh karenanya, remaja harus melalui tugas perkembangan ini

dengan cara menyadari permasalahan antara harapan diri dengan

lingkungannya serta mulai belajar menerima keadaan fisiknya.

2. Memperoleh kebebasan emosional.

Supaya dapat menjadi orang dewasa yang dapat mengambil keputusan secara

bijaksana, maka remaja harus mendapat latihan untuk mengambil keputusan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

secara bertahap. Pada masa ini, remaja harus belajar memiliki pikiran yang

mampu memandang jauh ke depan. Pikiran itu merupakan hal yang sangat

penting bagi remaja ketika ia menghadapi berbagai pilihan, baik dari yang

ringan sampai berat, karena dengan demikian ia akan mampu melihat realitas

dengan pandangan yang dewasa. Pada saat ini, remaja juga perlu

merenggangkan ikatan emosi dengan orangtuanya agar dapat belajar memilih

dan mengambil keputusan sendiri. Pada masa ini orangtua harus membimbing

remaja sehingga ia dapat memilih dan memperhatikan keputusan dari berbagai

segi. Dengan bekal “kebebasan emosional” berlandaskan kemampuan untuk

membedakan mana yang baik dan layak dipilih itulah, maka remaja dapat

bergaul dan menjalankan tugas perkembangan berikutnya.

3. Mampu bergaul.

Untuk mempersiapkan diri masuk ke masa dewasa, remaja harus belajar

bergaul. Pergaulan ini meliputi suatu usaha untuk melakukan hubungan sosial

dengan teman sebaya dan tidak sebaya, sejenis maupun tidak sejenis. Salah

satu faktor yang sangat mempengaruhi remaja dalam melakukan pergaulan

adalah kondisi fisiknya. Setelah remaja menyesuaikan diri dengan ukuran

tubuh dan keadaan fisiknya, maka remaja akan lebih mudah bergaul. Pada saat

inilah “body image” atau persepsi terhadap tubuh akan mempengaruhi

kepercayaan dirinya.

4. Menemukan model untuk identifikasi.

Menurut Erikson, pada masa ini remaja harus menemukan identitas dirinya. Ia

harus memiliki gaya hidup sendiri, yang dapat dikenal dan konsisten walau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

mengalami berbagai macam perubahan. Pada saat-saat seperti inilah, remaja

sangat membutuhkan suatu ikatan pribadi. Ia harus mendapatkan pengetahuan

dan contoh nyata dalam kehidupan melalui model yang ada dalam masyarakat.

Remaja yang mengagumi seseorang yang sukses dalam kehidupan masyarakat

akan sangat mudah mengidentifikasi model tersebut. Remaja kagum terhadap

tokoh tertentu, ingin menjadi sama dengan tokoh tersebut sehingga hal itu

akan membantunya memasuki tahap perkembangan berikutnya.

5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri.

Seiring dengan bertambah kritisnya pemikiran remaja, maka hal ini akan

membangkitkan minatnya untuk merancang keinginanya di masa depan,

misalnya mengenai pilihan pekerjaan, calon pasangan hidup yang ideal serta

tempat tinggalnya kelak. Ia sering menjadikan dirinya sebagai obyek

pemikirannya sendiri sehingga hal ini dapat menghasilkan penilaian positif

maupun kritik terhadap diri sendiri. Setelah melakukan refleksi diri, remaja

akan memperoleh pengetahuan tentang diri dan kemampuannya. Dengan

kemampuan berpikir abstrak, maka remaja juga memiliki kemampuan untuk

menerapkan kelebihan-kelebihannya.

6. Memperkuat penguasaan diri berdasarkan nilai dan norma.

Remaja memerlukan nilai dan norma karena kondisinya yang labil, sehingga

melalui nilai dan norma itu remaja dapat lebih terarah. Nilai dan norma

tersebut akan menjadi suatu “falsafah hidup”, sebagai pegangan dalam

pengendalian berbagai keinginan yang ada di dalam dirinya. Menurut G.

Konopka (Gunarsa, 2004), masa remaja merupakan fase yang paling penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dalam pembentukan nilai. Pembentukan nilai merupakan suatu proses

emosional dan intelektual remaja. Hal yang sangat mempengaruhi

pembentukan nilai ini adalah interaksi sosial. Pada masa pembentukan nilai,

pengaruh pemimpin kelompok dan teman sebaya lebih besar dibanding

pengaruh orangtua. Remaja juga lebih mudah menyerap nilai-nilai dan norma

orang yang dikaguminya (figur identifikasi), seperti guru dan tokoh agama.

7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian yang bersifat kekanak-kanakan.

Tanda reaksi dan cara penyesuaian yang kekanak-kanakan adalah sifat

egosentris. Seorang anak akan memandang segala sesuatu dari sudut

pandangnya sendiri, terpusat pada keinginan dan kebutuhannya sendiri. Emosi

dan kebutuhannya sangat mempengaruhi semua reaksi dan perilakunya,

sehingga sulit menunda terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu. Kondisi ini

berbeda dengan remaja. Lingkungan sosial mengharapkan agar remaja dapat

meninggalkan kecenderungan serta keinginan untuk menang sendiri. Selama

masa peralihan ini, remaja harus belajar melihat realitas dari sudut pandang

orang lain. Remaja harus belajar menyesuaikan diri dalam hubungan sosial

yang lebih luas, dengan tugas perkembangan yang lebih majemuk sehingga

remaja harus belajar berpikir obyektif, selalu melakukan refleksi dan berusaha

menguasai emosi-emosinya. Jika remaja sudah dapat melakukan hal-hal itu,

maka remaja telah meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian yang bersifat

kekanak-kanakan.

B. Masalah Perceraian Orangtua


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

1. Definisi Perceraian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), kata cerai memiliki

beberapa arti, yaitu pisah dan putus hubungan sebagai suami istri.

Menurut Webster Dictionary (1983), perceraian adalah perpisahan yang resmi

antara suami dan istri yang dilakukan oleh pengadilan.

Dengan demikian, kesimpulan definisi perceraian menurut beberapa

pengertian di atas adalah : perceraian merupakan perpisahan resmi suami dan

istri selagi keduanya masih hidup yang dilakukan oleh pengadilan (sah secara

hukum).

2. Dampak perceraian

Ketika orangtua bercerai, maka remaja akan mengalami dampak-

dampak tertentu. Dampak perceraian itu menjadi tekanan emosi bagi remaja,

sehingga hal ini menghasilkan sumber kecemasan baginya. Secara hukum,

dampak-dampak perceraian dapat dijelaskan berdasarkan Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHP) (Prawirohamidjojo, 1986).

Dampak-dampak perceraian itu adalah :

1. Terhadap istri dan kekayaan. Istri mendapatkan kembali statusnya

sebagai wanita yang tidak kawin. Kebersamaan dalam harta perkawinan

menjadi terhenti dan merupakan saat untuk pemisahan dan

pembagiannya.

Pada KUHP, terdapat 2 pasal yang menjelaskan lebih jauh lagi tentang

akibat perceraian terhadap istri dan kekayaan, yaitu :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

a. Pasal 223 KUHP

Terhadap pihak yang dikenai putusan perceraian, maka pihak itu

kehilangan semua keuntungan yang disanggupkan pihak yang lain dalam

masa perkawinan.

Pasal ini memiliki arti bahwa segala hal yang telah dijanjikan oleh

salah satu pihak terhadap pihak lain, maka setelah terjadi perceraian maka

perjanjian itu dihapus walaupun janji itu belum terpenuhi.

b. Pasal 225 KUHP

Perkawinan yang diputuskan terhadap sebuah pihak sesuai dengan

permintaan cerainya, namun ia tidak mempunyai penghasilan untuk hidup,

maka pengadilan akan memberikan nafkah kehidupannya dari barang-

barang pihak yang lain sejumlah tertentu.

Pasal ini memiliki arti bahwa kepada pihak yang menang dalam

perkara perceraian itu, maka ada kemungkinan mendapatkan nafkah dari

pihak yang kalah bilamana ia tidak mempunyai penghasilan yang cukup.

2. Terhadap anak-anak yang belum dewasa.

Pada KUHP, terdapat 1 pasal yang menjelaskan lebih jauh lagi tentang

akibat perceraian terhadap anak-anak yang belum dewasa, yaitu :

a. Pasal 229 ayat 1

Sesudah putusan perceraian dinyatakan, maka setelah mendengarkan

pendapat dan pikiran orangtua dan keluarga anak-anak yang belum

dewasa, maka pengadilan memutuskan terhadap tiap-tiap anak itu siapa

diantara orangtuanya akan melakukan perwalian atas anak-anak itu dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

mengingat apakah mereka masih mempunyai kekuasaan orangtua (kalau

sudah dihentikan atau dicabut, maka tidak dapat menjadi wali). Keputusan

untuk menjadi wali terletak pada wewenang hakim, hanya saja dalam hal

ini harus diperhatikan kepentingan anak.

Dari berbagai dampak perceraian tersebut, timbullah tekanan emosi

dalam diri remaja itu sehingga hal inilah yang akan menjadi sumber

kecemasannya. Sumber kecemasan tersebut adalah (Mc Gregor, 2004) :

1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari

salah satu orangtua. Setelah terjadi perceraian, biasanya remaja akan

tinggal dengan salah satu orangtuanya. Hal ini mungkin saja tidak

sesuai dengan keinginannya, sehingga remaja menjadi cemas karena

sebenarnya ia tidak ingin berpisah dengan orangtuanya itu.

2. Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru. Ketika

terjadi perceraian, maka salah satu orangtua sangat mungkin untuk

menikah lagi karena status orangtua menjadi lajang kembali. Ketika hal

ini terjadi, maka akan timbul kecemasan di dalam dirinya karena ia

harus beradaptasi dengan calon orangtua baru yang belum tentu sesuai

dengan keinginannya

3. Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah terjalin dengan

saudara. Setelah perceraian, maka keputusan tentang perwalian yang

ditentukan oleh pengadilan akan berlaku. Hal ini berarti remaja harus

tinggal dengan salah satu wali yang telah ditunjuk dan jika ia memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

saudara kandung, maka ia dapat terpisah dengan saudaranya sesuai

dengan keputusan pengadilan.

4. Kekurangan dukungan finansial. Sebelum bercerai, orangtua masih

mampu membiayai semua keperluan anaknya. Setelah bercerai, salah

satu orangtua yang tinggal dengan anaknya itu harus mengemban lebih

banyak tanggung jawab lagi selain mencari nafkah, misalnya mengasuh

anaknya itu. Kondisi ini akan menimbulkan kekhawatiran dalam diri

serta mendorongnya untuk mengurangi beban finansial orangtuanya

dengan jalan mencari pekerjaan. Hal itu juga akan mendorongnya untuk

merasa lebih banyak bertanggung jawab dalam urusan orang dewasa.

5. Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru. Ketika terjadi

perceraian, maka lingkungan menuntut agar remaja dapat lebih cepat

mandiri, misalnya agar dengan segera remaja dapat mengambil

keputusan-keputusan penting dalam hidupnya. Ketika remaja

mengetahui bahwa orangtuanya bercerai, maka hal tersebut juga akan

mempengaruhi proses pengambilan keputusannya. Selain dalam kondisi

tertekan karena perceraian orangtuanya, lingkungan juga menuntut agar

remaja menjadi lebih matang karena lingkungan menganggap bahwa

remaja telah sedikit banyak mengetahui dan merasakan hubungan

keluarga, terutama dalam menghadapi keluarga yang tidak harmonis.

Lingkungan juga akan menuntut remaja agar dapat segera mengambil

keputusan, terutama pada hal-hal yang penting, misalnya pilihan yang

berkaitan dengan pilihan hidup serta serta adanya keharusan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

menjalankan tugas dan kewajiban yang baru ; sehingga hal itu akan

menimbulkan kecemasan di dalam dirinya karena lingkungan

menuntutnya untuk segera mandiri.

6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.

Ketika terjadi perceraian, remaja akan membandingkan keadaan

keluarganya dengan keluarga lain yang tidak mengalami perceraian. Ia

melakukan hal ini karena ia merasa ada suatu hal yang berbeda dengan

keluarga lainnya. Ketika kawan dekatnya, tetangga maupun orang lain

mengetahui peristiwa perceraian orangtuanya, maka hal itu akan

menimbulkan kecemasan dalam dirinya karena ia merasa malu dan

takut dianggap sebagai keluarga yang tidak harmonis. Remaja akan

menjadi lebih mudah menerima pandangan-pandangan dari lingkungan

sekitarnya karena emosinya berada dalam kondisi yang tidak stabil dan

tingkah lakunya menjadi serba salah. Pandangan-pandangan bahwa

keluarga yang bercerai itu adalah suatu hal yang negatif akan membuat

remaja itu menjadi cemas.

3. Reaksi remaja terhadap perceraian Orang tua

Mc Dowell (2002) menggambarkan kondisi emosi remaja ketika

menghadapi peristiwa perceraian orangtuanya, yaitu :

a. Remaja tidak dapat mempercayai bahwa telah terjadi perceraian di

keluarganya dan tidak ingin membicarakan hal tersebut kepada orang lain.

Bentuk penyangkalan lainnya adalah dengan berangan-angan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

orangtuanya tidak pernah pergi atau terus membicarakan hal di luar

perceraian untuk menutupi keresahan dirinya.

b. Remaja merasa malu dan dipermalukan karena perpisahan orangtuanya.

Mereka tidak ingin memberitahu sahabat-sahabat dekatnya mengenai

peristiwa yang sedang terjadi di dalam keluarganya. Remaja melakukan

hal itu karena dengan adanya perpisahan tersebut, maka secara tidak

langsung ia sedang membuktikan kepada teman-temannya bahwa ada

sesuatu yang tidak beres di dalam keluarganya.

c. Remaja merasa bersalah karena merasa bertanggung jawab terhadap

perceraian orangtuanya yang disebabkan oleh ke-tidaktaatannya terhadap

orangtua. Remaja mulai bertanya-tanya apakah ia telah menjadi faktor

penyebab terjadinya perceraian orangtuanya. Ia merasa bertanggung jawab

atas perceraian orangtuanya karena ia merasa bahwa ia telah memberontak

terhadap orangtuanya serta tidak mampu menyenangkan hati orangtuanya.

Dari asumsi-asumsi itulah, maka remaja merasa berkewajiban untuk

mempersatukan kembali kedua orangtuanya.

d. Remaja merasa marah dan jengkel karena muncul perasaan diabaikan oleh

orangtua yang bercerai. Perasaan jengkel dan marah itu juga muncul

karena sebenarnya ia tidak suka berpisah dengan salah satu orangtuanya.

Perasaan diabaikan dapat memicu amarah si remaja. Kejengkelan yang

muncul di dalam diri remaja juga sangat ditentukan oleh perasaannya

sendiri karena ia merasa ada perbedaan dengan teman-teman yang

keluarganya masih utuh.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

e. Remaja merasa khawatir dan takut dalam menghadapi masalah perceraian

orangtuanya tersebut. Ketakutan ini berasal dari pikiran tentang masa

depannya, misalnya mengenai studi dan tempat tinggalnya.

f. Remaja merasa lega karena orangtuanya bercerai. Kelegaan ini muncul

karena adanya pemikiran bahwa lebih baik orangtua berpisah daripada

terus-menerus bertengkar. Secara tidak langsung, kelegaan itu juga

menjadi cara remaja untuk ”membalas dendam” kepada orangtuanya.

g. Remaja merasa tidak dikasihi, tidak berharga dan ditolak karena remaja

beranggapan bahwa orangtuanya tidak memecahkan masalah mereka.

Dengan peristiwa perceraian orangtuanya, ia berpikir bahwa mereka sudah

tidak lagi mengasihi dan menghargainya.

h. Remaja merasa sedih, bingung dan tertekan. Pada saat-saat seperti ini,

remaja mengalami perasaan yang hampir sama dengan kesedihan yang

dirasakan oleh orang yang ditinggal mati oleh teman atau orang yang

dikasihinya. Remaja menjadi sedih dan bingung, sehingga ia merasa

malas, tidak bersemangat dan kurang termotivasi untuk melakukan segala

sesuatu.

i. Remaja merasa tidak berdaya dan putus asa. Perceraian orangtua akan

membuat remaja menjadi frustrasi karena ia tidak dapat melakukan apa

pun untuk mencegahnya. Remaja tidak dapat memutar mundur waktu dan

mencegah orangtuanya yang akan bercerai. Ia tidak dapat mengubah

keputusan serta memperbaiki hubungan orangtuanya. Kenyataan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

kepedihan akibat situasi itu akan membuat remaja merasa tidak berdaya

dan putus asa.

j. Remaja merasa dikhianati oleh orangtuanya dan muncul perasaan

kesepian. Remaja merasa bahwa orangtuanya telah mengkhianatinya

karena mereka telah meninggalkannya sehingga hal ini mengakibatkan

munculnya perasaan kesepian di dalam diri remaja itu. Remaja juga

merasa bahwa tidak seorang pun yg memahami apa yang sedang

dialaminya dan mengerti perasaannya. Pada saat seperti inilah, remaja

menjadi sangat kesepian.

Berbagai dampak terhadap kondisi emosi remaja ketika menghadapi

peristiwa perceraian orangtuanya itu akan menghasilkan proses kesedihan

yang berlanjut setelah terjadinya perceraian. Proses ini memiliki 5 tahap, yaitu

(Mc Dowell, 2002) :

a. Penyangkalan.

Pada tahap penyangkalan ini, remaja tidak ingin mempercayai bahwa masalah

perceraian sedang melanda kedua orangtuanya. Remaja akan menunjukkan

reaksi menarik diri dan tidak ingin membicarakan masalah perceraian itu

kepada siapa pun juga.

b. Marah.

Remaja telah kehilangan sebagian rasa aman di dalam dirinya, sehingga secara

tidak sadar ia menjadi marah dan emosinya mudah meledak-ledak. Remaja

menjadi marah dan melampiaskan kemarahannya itu terhadap salah satu

orangtuanya. Pada saat seperti ini, kondisi emosi remaja menjadi sangat labil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Di satu sisi ia berusaha mencari kesalahan orang tuanya namun di sisi lain ia

juga marah kepada dirinya sendiri karena merasa bersalah.

c. Tawar-menawar.

Pada tahap ini remaja mulai tawar-menawar dengan keadaannya. Perilaku

yang muncul pada tahap ini adalah menjadi sangat religius dan mulai mencari

jalan keluar dengan cara-cara yang religius pula, misalnya dengan berdoa.

Remaja mulai mencoba melakukan ”negosiasi” terhadap Tuhan. Tawar-

menawar ini diikuti dengan janjinya terhadap Tuhan jika orangtuanya bersatu

kembali, maka ia akan mengubah perilakunya yang buruk.

d. Depresi.

Depresi muncul ketika remaja menjadi sadar bahwa perceraian itu benar-benar

akan terjadi. Pada saat-saat seperti ini, remaja menjadi sangat sedih dan putus

asa atas perasaan kehilangan yang menimpa dirinya. Ketakutan, kecemasan

dan rasa tidak aman akan menyertai kondisi depresi ini ketika ia menjalani

hidup tanpa kehadiran salah satu orangtuanya. Kesepian merupakan sisi lain

dari depresi.

e. Penerimaan

Seiring dengan berjalannya waktu dan remaja telah melalui beberapa tahap

kesedihan, maka ia akan mampu menerima kenyataan dan mulai dapat

menghadapi kesedihan dan mengelolanya secara konstruktif. Sebagian emosi

dan pikiran yang dialami remaja pada saat-saat seperti itu merupakan hal yang

baru baginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

C. Mekanisme Pertahanan Diri

1. Definisi Mekanisme Pertahanan Diri

Anna Freud (Hall-Lindzey, 1993) menjelaskan bahwa di bawah

tekanan yang berlebihan, Ego terkadang harus menempuh cara tertentu untuk

menghilangkan tekanan. Cara itu disebut Mekanisme Pertahanan Ego.

Mekanisme Pertahanan yang pokok adalah : represi, proyeksi, reaksi formasi,

fiksasi dan regresi. Semua mekanisme pertahanan memiliki dua ciri umum,

yaitu mereka menyangkal, memalsukan, atau mendistorsi kenyataan dan

mereka bekerja secara tidak sadar sehingga individu tidak tahu apa yang

sedang terjadi.

Mekanisme pertahanan diri dapat dibedakan berdasarkan tingkat

kematangannya, yaitu mature atau matang dan immature atau tidak matang.

Mekanisme pertahanan yang mature adalah : altruism, anticipation,

asceticism, humor, sublimation dan suppression. Mekanisme yang

dimaksudkan oleh Anna Freud adalah Mekanisme pertahanan yang immature.

(Kaplan, 1994). Untuk selanjutnya, Mekanisme pertahanan yang akan

diuraikan pada penelitian ini adalah mekanisme pertahanan yang immature.

Penggunaan mekanisme pertahanan merupakan hal yang mutlak bagi

individu karena tujuan dari mekanisme pertahanan adalah melindungi Ego

serta mengurangi kecemasan. Menggunakan Mekanisme Pertahanan Diri

untuk menyesuaikan diri dari tekanan hidup yang tidak dapat dielakkan tidak

selalu merupakan hal yang sehat. Bergantung secara ekstensif pada

Mekanisme Pertahanan Diri dapat menjadikan Mekanisme Pertahanan Diri itu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

menetap pada sifat pribadi individu, sehingga akan membuat individu menjadi

semakin sulit untuk mengatasi permasalahan ; baik kecil maupun besar dengan

cara efektif. Anna Freud menjadi sangat diyakinkan bahwa banyak dari

simtom dan tanda dari gangguan emosi (termasuk kecemasan, depresi dan

perilaku yang berindikasi psikosis) berasal dari kepercayaan yang tidak pada

tempatnya terhadap penggunaan Mekanisme defensif tersebut (Wilson, 1996).

Mekanisme Pertahanan Ego menjadi tidak sehat bila individu terus-menerus

mengulang Mekanisme itu sehingga akan terbentuk pribadi yang neurotik.

2. Terbentuknya Mekanisme Pertahanan Diri

Sigmund Freud menjelaskan bahwa Ego beroperasi berdasarkan

prinsip kenyataan (reality principle). Pengertian itu memiliki arti Ego - lah

yang berperan menggabungkan proses mental dengan dunia nyata. Ego

menggunakan fungsi mental yang bersifat sekunder atau lebih tinggi karena

Ego berfungsi mengatur pemuasan dorongan id. Dorongan id memiliki sifat

atau karakteristik tertentu, yaitu langsung mencari pemuasan, menunda

kepuasan dan mengganti obyek pemuasan atau substitusi obyek (Hall &

Lindzey, 1993).

Ego seringkali terancam oleh dorongan id, karena kebutuhan id

mungkin tidak tersedia dalam kenyataan, misalnya : anak menangis karena

lapar, namun tidak ada air susu ; atau kalaupun kebutuhan itu ada namun tidak

cocok dengan kenyataan, misalnya ada dorongan seksual tapi belum

mempunyai suami atau istri. Oleh karenanya, jika ada dorongan id, maka Ego
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

mengalami kecemasan. Untuk mengurangi kecemasan inilah, maka Ego

menggunakan Mekanisme Pertahanan Diri ( Prihanto, 1993 ).

Tokoh lain yang merupakan pengembang teori Mekanisme Pertahanan

Diri adalah Henry A. Murray. Pandangan-pandangan yang sangat

mempengaruhi Murray berasal dari teori psikoanalitik, meskipun dalam

banyak hal berbeda secara mencolok dengan pandangan Freudian ortodoks.

Sumbangan pemikiran Murray yang paling khas adalah pembahasannya

tentang perjuangan, pencarian, keinginan, hasrat dan kemauan manusia. Hal

yang paling penting untuk memahami individu adalah mengenai keterarahan

kegiatannya, baik mental, verbal atau fisik (Hall & Lindzey, 1993).

Perhatian Murray pada keterarahan telah membawanya pada sistem

konstruk-konstruk motivasi yang dilukiskan dengan kompleks dan teliti. Ada

motivasi tertentu yang mendasari setiap perilaku individu walaupun ia

menyadari atau tidak. Motivasi merupakan kekuatan dinamis, pemberi energi

serta pengarah perilaku manusia dan motivasi selalu berkaitan dengan

kebutuhan.

a. Motivation Principle

Prinsip ini dibahas dalam dinamika Tension Reduction. Menurut

Murray, hakekat eksistensi manusia adalah memperoleh kesenangan

(pleasure) dan menghindari kesakitan (pain). Teorinya bersifat

neurofisiologis, artinya kepribadian manusia dipahami dari akar fisiologisnya.

Ia menolak pendapat bahwa manusia tidak memiliki ketegangan, namun ia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

sangat yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk mencapai

equilibrium atau keseimbangan keadaan tubuh. Adanya kebutuhan

menimbulkan kekuatan yang ada di wilayah otak sebagai bagian yang

berperan dalam mengorganisasikan tindakan dan mengarahkan tindakan itu ke

suatu arah tertentu. Murray mengulas konsep reduksi tegangan ini sebagai

berikut (Prihanto,1993) :

1) Kebutuhan (Need)

Murray mengemukakan 5 kriteria identifikasi kebutuhan, yaitu :

− Merupakan respon terhadap suatu obyek atau sekelompok obyek yang

berfungsi sebagai stimulus.

− Menyebabkan munculnya perilaku.

− Adanya konsekuensi atau hasil akhir dari perilaku itu.

− Adanya suatu respon emosional tertentu dalam perilaku itu.

− Adanya tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah seluruh

respon dilakukan.

2) Press

Adalah faktor-faktor eksternal pada kehidupan individu berupa situasi,

obyek atau orang. Jika need berasal dari dalam individu, maka press

berasal dari luar diri individu. Setiap press memiliki potensi tertentu.

Potensi press adalah sesuatu yang dapat dilakukan / berpengaruh kepada

individu atau untuk individu. Potensi adalah kekuatan yang dapat

berpengaruh pada kesejahteraan atau keadaan individu dengan cara yang

berlainan. Murray membedakan 2 aspek press, yaitu :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

− Alpha press, yaitu karakteristik yang nyata dan obyektif dari press.

− Beta press, yaitu interpretasi pribadi yang bersifat subyektif yang

dilakukan individu terhadap obyek tersebut, sehingga interpretasi ini

akan mempengaruhi dirinya dalam menanggapi press itu. Dengan kata

lain, beta press menunjukkan bagaimana individu mempersepsi

(perceived) dan mengalami (experience).

3) Thema

Murray menggunakan konsep ini untuk menghubungkan antara need dan

press. Thema merupakan interaksi antara need dan press yang

mengakibatkan suatu perilaku tertentu. Dengan kata lain, thema

menunjukkan adanya totalitas sekuensi (urut-urutan) dari press ke need,

misalnya suatu press menuntun ke need tertentu. Meskipun demikian, ada

pola yang teratur dalam thema seseorang yang disebut unity thema. Unity

thema ini menjadi inti psikologis dari kepribadian individu yang

menunjukkan keunikannya.

b. Abstract Principle

Murray menekankan prinsip ini untuk memahami kepribadian.

Meskipun sangat mungkin untuk mengamati tampilan hakikat organiknya,

kepribadian tetap merupakan konsep yang abstrak. Untuk menjelaskan sesuatu

yang abstrak, ia memakai konsep yang sudah ada ; terutama teori Sigmund

Freud. Murray sangat terpengaruh oleh Freud, terutama pada 2 hal, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

lapisan tidak sadar, pra – sadar dan sadar serta struktur id-ego-superego pada

kepribadian manusia.

Meskipun demikian, Murray memberikan pengembangan lebih lanjut

untuk konsep-konsep Freud. Murray mengatakan bahwa id sebagai faktor

pendorong (sumber energi) perilaku manusia mempunyai sifat positif dan

negatif, sehingga tidak sepenuhnya negatif seperti dorongan-dorongan primitif

yang tidak dapat diterima masyarakat. Ia mengatakan besarnya id setiap orang

berbeda. Orang yang lebih besar id nya akan lebih kuat energinya untuk

mencapai sesuatu. Bagaimana id menyesuaikan dengan lingkungan, sebagian

ditentukan oleh besarnya id yang dimiliki untuk memotivasi diri dan

bagaimana ia mengontrol id tersebut. Semakin besar id, semakin kuat

usahanya untuk mencapai apa yang diinginkan dan memilih saluran yang

dapat membantunya untuk mencapai apa yang diinginkannya itu.

Murray mengartikan ego lebih dari sekedar mengontrol impuls id. Ego

adalah aspek rasional dari kepribadian, dalam arti ego mengorganisasi

(mengatur dan mengontrol), menguji realitas dan mencari kesempatan-

kesempatan untuk mengekspresikan dorongan id dengan cara yang diterima

diri dan disetujui oleh lingkungannya (Prihanto, 1993).

Superego tidak hanya berasal dari orangtua atau sosok otoritas dalam

kehidupan seorang anak. Superego juga berasal dari tokoh mitologis atau dari

tokoh lain dalam buku. Penambahan konsep yang diutarakan oleh Murray

adalah konsepnya mengenai ego – ideal yang mencerminkan cita-cita di masa

depan untuk menggiring individu ke arah masa depan yang terbaik baginya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Jadi superego tidak hanya berfungsi menekan dan menyesuaikan diri, tetapi

menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang untuk diri sendiri yang harus

diperjuangkan.

Kebutuhan manusia berasal dari kesadarannya namun sebagian besar

berasal dari ketidaksadarannya. Upaya pemenuhan kebutuhan akan

membentuk suatu kepribadian karena adanya bantuan atau hambatan dari

lingkungan. Ada beberapa kebutuhan yang diloloskan dan ada pula kebutuhan

yang dihambat oleh press (Prihanto, 1993).

Kebutuhan yang dihambat oleh press akan menimbulkan tegangan dan

individu akan terus berusaha menurunkan tegangan dengan memenuhi

kebutuhan untuk mencapai tujuan. Tegangan yang mucul akibat terhambatnya

kebutuhan oleh press akan menimbulkan kecemasan, sehingga untuk

mengatasi kecemasan itulah maka mekanisme pertahanan diri terbentuk

(Prihanto, 1993).

5. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri

Berikut ini adalah bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri

menurut Bellak (1997) :

a. Denial

Adalah tindakan menyangkal atau mengingkari hal yang menyakitkan

atau tidak menyenangkan dari kenyataan yang terjadi.

b. Proyeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Adalah suatu kecenderungan untuk membela diri sendiri (menyadari

kesalahan diri sendiri namun diekspresikan kepada orang lain).

c. Represi

Adalah melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk diingat

sampai pada taraf tidak sadar (unconscious)

d. Formasi Reaksi

Adalah upaya penggantian di dalam kesadaran perasaan yang

menyebabkan kecemasan dengan sesuatu yang sebaliknya.

e. Undoing

Adalah satu langkah baru yang diambil setelah melakukan formasi

reaksi. Hal positif yang dilakukan secara nyata atau dalam imajinasi

merupakan lawan dari sesuatu yang nyata atau di dalam imajinasi, telah

dilakukan sebelumnya.

f. Isolasi

Pada mekanisme ini, individu tidak melupakan kejadian atau peristiwa

traumanya namun ia kehilangan jejak hubungan dan arti emosional,

terutama mengandung ide yang sebenarnya berkaitan dengan

pengalaman emosional itu.

g. Regresi

Adalah kembali pada tahap perkembangan, keadaan, tempat atau posisi

sebelumnya. Mekanisme ini biasa terjadi pada anak-anak daripada orang

dewasa, dengan memunculkan kebiasaan yang infantil.

h. Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Adalah memindahkan sumber kecemasan yang disebabkan karena situasi

atau orang tertentu atau sesuatu kepada hal yang lain. Pemindahan dapat

berupa afeksi yang dipindahkan kepada obyek.

D. Mekanisme Pertahanan Diri Remaja Ketika Menghadapi Masalah


Perceraian Orangtua

Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidak-

seimbangan, sehingga remaja mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Remaja

sering diombang-ambingkan oleh munculnya beberapa hal, yaitu : kekecewaan

dan penderitaan, meningkatnya konflik, pertentangan dan krisis penyesuaian,

impian dan khayalan, masalah percintaan serta keterasingan dari kehidupan

dewasa serta dari norma kebudayaan. Bandura (Gunarsa, 2004) menyebutkan

bahwa masa remaja menjadi suatu masa pertentangan atau ”pemberontakan”

karena terlalu menitik beratkan kebebasan karena ketidak patuhan dan hal ini

tampak seperti pada tren pakaian (mode) yang selalu berubah dan model rambut

serta pakaian yang aneh. Pada masa remaja ini, mereka cenderung sadar akan

keberadaan dirinya, idealistis, dan suka memberontak. Mereka sedang berada

dalam proses pembentukan identitas diri dan sedang belajar untuk menentukan

pilihan-pilihan pribadinya. Pada masa pembentukan identitas diri ini, remaja

sangat membutuhkan dukungan sosial, terutama dari unit sosial yang terkecil dan

terdekat dengannya yaitu keluarga. Remaja sangat memerlukan kondisi keluarga

yang harmonis untuk membantu menyelesaikan tugas perkembangannya. Tidak

selamanya remaja mendapatkan dukungan dari keluarganya, khususnya bagi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

mereka yang memiliki kondisi keluarga yang tidak harmonis, misalnya orangtua

yang bercerai.

Pada beberapa dekade terakhir, tingkat perceraian keluarga telah

meningkat tajam, khususnya pada negara bekembang dan industri. Sejauh ini,

tingkat perceraian yang tertinggi dalam negara industri adalah Amerika Serikat.

Sampai saat ini, kira-kira setengah dari perkawinan di Amerika berada di ambang

perceraian. Di Eropa, 2 dari 5 perkawinan yang ada di Inggris, Denmark dan

Swedia juga akan berakhir perceraian, di Jepang setiap 5 perkawinan pasti ada 1

perceraian (The Economist, 1992). Menurut Singarimbun dan Parmore (Asian &

Pacific Population Forum, 1992), di Indonesia angka perceraian dan perkawinan

kembali lebih tinggi daripada Asia. Menurut catatan Kantor Departemen Agama

(KANDEPAG) Daerah Istimewa Yogyakarta, di Yogyakarta angka perceraian

menempati kedudukan tertinggi diantara kabupaten lainnya, yaitu sebesar 6,46 %

(Harian Seputar Indonesia, 2006). Fenomena yang terjadi ini tentu sangat

berpengaruh pada kondisi psikis orangtua dan anak mereka, baik anak yang

sedang pada masa pertumbuhan serta remaja yang berada pada masa transisi ke

arah usia dewasa.

Ketika orangtua remaja bercerai, maka hal ini akan mengakibatkan tekanan

emosi dalam diri remaja itu. Tekanan emosi tersebut kemudian akan memberikan

dampak negatif terhadap perkembangan emosi dalam dirinya sehingga ia menjadi

cemas. Sumber kecemasan ini berasal dari beberapa hal, yaitu kehilangan kasih

sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan

untuk menerima situasi dan keluarga yang baru, kehilangan suatu kondisi saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

mencintai yang sudah terjalin dengan saudara, kekurangan dukungan finansial,

harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru dan pandangan bahwa keluarga

yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.

Kecemasan yang dialami remaja yang berasal dari sumber-sumber

kecemasan itu akan mendorong remaja untuk mencari jalan keluar dengan cara

membuat Mekanisme Pertahanan Diri, misalnya remaja melupakan

kekecewaannya dengan cara menekan kekecewaan itu sampai ke alam bawah

sadarnya, sehingga ia tidak menyadari hal-hal yang menyakitkan tersebut dan

remaja memindahkan rasa kecewanya karena orang tua bercerai kepada orang

lain. Mekanisme pertahanan diri dapat dibagi berdasarkan tingkat kematangannya,

yaitu mature dan immature (Kaplan, 1994). Mekanisme pertahanan yang mature

adalah: altruism, anticipation, asceticism, humor, sublimation dan suppression.

Mekanisme pertahanan yang akan diuraikan pada penelitian ini adalah mekanisme

pertahanan yang immature, artinya mekanisme pertahanan yang tidak tergolong

mature yang telah disebutkan diatas, antara lain: denial, proyeksi, represi, formasi

reaksi, undoing, isolasi, regresi dan displacement (Bellak, 1997).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Dinamika Penggunaan Mekanisme Pertahanan Diri dan Sumber Kecemasan


yang dialami remaja ketika menghadapi Masalah Perceraian Orang Tua

Remaja dengan Dampak perceraian secara hukum :


orang tua bercerai 1. Suami dan istri menjadi lajang.
2. Hak Perwalian atas anak

Muncul kecemasan terhadap :


1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat
dibutuhkan dari salah satu orang tua.
2. Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru.
3. Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah
terjalin dengan saudara.
4. Kekurangan dukungan finansial.
5. Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru.
6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal
yang negatif.

MPD

Mature : Immature :
1. Altruism 1. Denial

2. Anticipation 2. Proyeksi
3. Represi
3. Asceticism
4. F. Reaksi
4. Humor
5. Undoing
5. Sublimation
6. Isolasi
6. Suppression
7. Regresi
8. Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Asumsi Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

dengan desain studi kasus. Artinya, penelitian ini menggambarkan atau

menjelaskan suatu fenomena yang terjadi di masa sekarang. Penelitian kualitatif

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip

wawancara dan catatan lapangan. Pendekatan kualitatif mencoba menerjemahkan

pandangan dasar interpretatif dan fenomenologis yang tujuannya lebih

menekankan pada upaya untuk memahami kehidupan sosial (makna dan

pemahaman). Asumsi-asumsi penelitian kualitatif antara lain (Creswell,1994) :

1. Lebih menekankan pada proses daripada hasil atau produk.

2. Tertarik tentang ‘meaning’ (makna), yaitu bagaimana orang memberikan

pemaknaan atas kehidupannya, pengalaman-pengalamannya dan atas struktur-

struktur dunianya.

3. Peneliti adalah instrumen penting dalam pengumpulan dan analisis data. Data

dikumpulkan melalui peneliti sebagai instrumen dan bukan melalui inventori,

kuesioner atau mesin.

4. Melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik menemui orang atau institusi

di lokasi tertentu dan latar belakang tertentu, untuk mengobservasi atau

mencatat perilaku dalam situasi alamiah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

5. Penelitian kualitatif adalah deskriptif dimana peneliti tertarik pada proses,

makna dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau gambar.

6. Proses penelitian kualitatif adalah induktif dimana peneliti membangun

abstraksi, konsep, dan teori-teori dari detail-detail.

Definisi studi kasus adalah fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks

yang terbatasi (bounded context), meski batas-batas antara fenomena dan konteks

tidak sepenuhnya jelas (Poerwandari, 2005). Studi kasus dapat dibedakan menjadi

beberapa tipe yaitu : studi kasus intrinsik, instrumental dan kolektif. Studi kasus

yang disajikan dalam penelitian ini adalah studi kasus instrumental, yaitu

penelitian pada suatu kasus unik tertentu yang dilakukan untuk memahami isu

dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan dan memperhalus teori.

Beberapa tipe unit yang dapat diteliti dalam bentuk studi kasus adalah individu-

individu, karakteristik atau atribut dari individu, aksi dan interaksi, peninggalan

atau artefak perilaku, setting, serta peristiwa tertentu. Dengan menggunakan studi

kasus, maka akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman yang

utuh dan terintegrasi mengenai hubungan antara berbagai fakta dan dimensi dari

kasus khusus tersebut.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah mekanisme pertahanan diri. Dalam penelitian

ini, sumber kecemasan menjadi konteks dan batasan dalam memperoleh data

Mekanisme pertahanan diri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

1. Mekanisme Pertahanan Diri.

Mekanisme pertahanan diri adalah cara tertentu yang ditempuh oleh

ego untuk menghilangkan tekanan ketika ego berada di bawah tekanan

yang berlebihan (Hall & Lindzey, 1993). Jenis Mekanisme Pertahanan

Diri adalah Denial, Proyeksi, Represi, Formasi reaksi, Undoing, Isolasi,

Regresi, Displacement (Bellak, 1997). Mekanisme Pertahanan Diri dapat

diketahui melalui respon jawaban subyek dalam wawancara yang sesuai

dengan batasan pengertian Mekanisme Pertahanan Diri serta melalui

cerita yang diceritakan subyek dalam TAT.

2. Sumber Kecemasan

Sumber kecemasan adalah tekanan emosi yang di sebabkan dari

dampak-dampak perceraian. Hal-hal yang menjadi sumber kecemasan

bagi remaja yang disebabkan karena dampak perceraian adalah :

a. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah

satu orangtua.

b. Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru.

c. Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah terjalin dengan

saudara.

d. Kekurangan dukungan finansial.

e. Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru.

f. Pandangan-pandangan bahwa keluarga yang bercerai itu adalah suatu hal

yang negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

C. Batasan Variabel Penelitian

Menurut Anna Freud (Hall-Lindzey, 1993), Mekanisme Pertahanan Ego adalah

cara tertentu yang ditempuh oleh Ego untuk menghilangkan tekanan ketika Ego

mengalami tekanan yang berlebihan. Jenis-jenis Mekanisme itu adalah (Bellak,

1997) :

Denial

Adalah tindakan menyangkal atau mengingkari hal yang menyakitkan

atau tidak menyenangkan dari kenyataan yang terjadi.

2. Proyeksi
Adalah suatu kecenderungan untuk membela diri sendiri (menyadari

kesalahan diri sendiri namun diekspresikan kepada orang lain).

3. Represi

Adalah melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk diingat

sampai pada taraf tidak sadar (unconscious)

4. Formasi Reaksi

Adalah upaya penggantian di dalam kesadaran perasaan yang

menyebabkan kecemasan dengan sesuatu yang sebaliknya.

5. Undoing

Adalah satu langkah baru yang diambil setelah melakukan formasi

reaksi. Hal positif yang dilakukan secara nyata atau dalam imajinasi

merupakan lawan dari sesuatu yang nyata atau di dalam imajinasi, telah

dilakukan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

6. Isolasi

Pada mekanisme ini, individu tidak melupakan kejadian atau peristiwa

traumanya namun ia kehilangan jejak hubungan dan arti emosional,

terutama mengandung ide yang sebenarnya berkaitan dengan

pengalaman emosional itu.

7. Regresi

Adalah kembali pada tahap perkembangan, keadaan, tempat atau posisi

sebelumnya. Mekanisme ini biasa terjadi pada anak-anak daripada orang

dewasa, dengan memunculkan kebiasaan yang infantil.

8. Displacement

Adalah memindahkan sumber kecemasan yang disebabkan karena situasi

atau orang tertentu atau sesuatu kepada hal yang lain. Pemindahan dapat

berupa afeksi yang dipindahkan kepada obyek.

Dalam penelitian ini, cara untuk mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri adalah

melalui proses wawancara kemudian diperkuat dengan hasil interpretasi TAT.

D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian di dapatkan dari teman peneliti dan juga melalui salah satu

Sekolah Menengah Umum di Yogyakarta. Kriteria yang dipakai dalam memilih

subyek adalah sesuai dengan batasan usia remaja dan tujuan penelitian. Subyek di

dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria berikut :

1. Remaja yang orangtuanya bercerai.

2. Remaja yang berusia 12-21 tahun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

E. Metode Pengumpulan Data

Metode untuk mengumpulkan data Sumber Kecemasan dan Mekanisme

Pertahanan Diri adalah dengan menggunakan teknik wawancara dan TAT.

1. Sumber Kecemasan

Untuk mengetahui Sumber Kecemasan melalui metode wawancara, maka

akan ditanyakan kepada subyek mengenai hal-hal yang ditakutkan atau

dikhawatirkan terkait dengan masalah perceraian orangtua subyek. Wawancara

adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu (Poerwandari, 2005). Wawancara kualitatif dilakukan jika peneliti

bermaksud untuk memperoleh tentang makna subyektif yang dipahami oleh

individu berkaitan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan

eksplorasi terhadap isu tersebut. Selain dari wawancara, sumber kecemasan juga

dapat diperoleh dari TAT. Dari TAT, sumber kecemasan dapat diketemukan

melalui cerita yang mengandung kecemasan, terkait dengan masalah keluarga.

2. Mekanisme Pertahanan Diri

Untuk mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri, dilakukan wawancara

dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah

perceraian sehingga dapat diperoleh Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan

oleh remaja tersebut. Respon yang merupakan Mekanisme Pertahanan Diri dapat

terungkap melalui wawancara yang dilakukan untuk menggali kecemasan subyek

terhadap peristiwa perceraian orangtuanya. Respon Mekanisme Pertahanan Diri


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

ini juga diperkuat dengan hasil dari TAT yang merupakan salah satu tes proyektif.

TAT merupakan alat yang sangat berguna untuk menyelidiki dinamika

interpersonal seseorang dengan keluarganya serta hubungan individu itu dengan

orang lain. Selain itu, TAT juga merupakan alat yang terbaik untuk membuka dan

melihat kecemasan dasar, ketakutan, perasaan tidak aman dan mekanisme

pertahanan diri serta perilaku coping yang digunakan individu berkaitan dengan

rasa takut, kecemasan, dan rasa tidak amannya itu (Bellak, 1997).

Teknik proyektif juga memiliki ciri lain yaitu pendekatan global terhadap

penafsiran kepribadian. Perhatian difokuskan pada gambaran komposit dari

keseluruhan kepribadian dan bukannya menggunakan pendekatan yang mengukur

ciri-ciri secara terpisah. Teknik proyektif dipandang sebagai teknik yang sangat

efektif dalam menyingkapkan aspek tertutup, laten, atau tidak sadar dari

kepribadian.

Semakin tidak terstruktur suatu tes, maka semakin sensitif tes itu

terhadap materi yang terselubung. Ini muncul dari asumsi bahwa semakin tidak

terstruktur atau ambigu suatu stimuli, maka semakin kecil kemungkinannya untuk

membangkitkan reaksi defensif pada pihak respoden (Anastasi, 1997)

Dengan demikian, beberapa kelebihan menggunakan TAT sebagai tes

proyektif adalah :

1. Subyek tidak mengetahui tujuan sebenarnya dari pemberian tes TAT,

sehingga ia tidak melakukan mekanisme pertahanan diri.

2. TAT dapat mengungkap motif dalam pengalaman dan perilaku, yaitu dari

cerita fantasi yang diceritakan subyek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

3. TAT dapat membuka bidang yang luas bagi hubungan seseorang dengan

lingkungannya, sehingga akan ada banyak hal yang dapat diungkap dari

kepribadian subyek.

Dalam TAT, terdapat dua kata kunci yaitu thema (tema) dan apperception

(appersepsi). Tema merupakan dinamika antara need dan press, sedangkan

Appersepsi adalah interpertasi yang bermakna atau mempunyai nilai individual

yang khas, sehingga apa yang ditangkap sudah merupakan sesuatu yang bermakna

individual (meaningfulness). Kebutuhan-kebutuhan individu sangatlah

mempengaruhi Appersepsi, sehingga Appersepsi ini bersifat subyektif. (Prihanto,

1993).

Bellak memandang gambar-gambar dalam TAT sebagai serangkaian situasi sosial

di mana terjadi interaksi interpersonal. Oleh karena itu, dalam setiap kartu

(gambar) perlu dilihat bagaimana Hero melihat dan melakukan reaksi terhadap

orang-orang disekitarnya. Berdasarkan respon-respon tersebut lalu dicari reaksi

Hero yang mencerminkan bentuk pertahanan-pertahanannya (defense).

Pertahanan ini merupakan upaya menanggapi atau mengkompromikan kebutuhan-

kebutuhannya ketika berinteraksi dengan orang lain (Bellak, 1997)

Perilaku tampak (overt) seringkali tidak menunjukkan dorongan-dorongan atau

kebutuhan-kebutuhan yang ada, maka identifikasi struktur defensif (pertahanan)

adalah hal yang penting karena struktur defensif itu seringkali lebih erat

berhubungan dengan perilaku nyata. Struktur defensif juga akan membentuk

struktur karakter individu. Selain bentuk-bentuk pertahanan yang sudah banyak

dikenal dalam teori psikoanalisis, perlu juga mengetahui tentang kemungkinan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

adanya mekanisme pertahanan dalam aspek keseluruhan moral dari cerita kartu

TAT, misalnya pertahanan obsesif untuk menghadapi gambar yang tidak

menyenangkan sehingga ia membuat 4 atau 5 tema yang pendek-pendek dan

deskriptif, serta berbeda-beda tetapi mirip. Dalam keadaan stres, fungsi proyektif-

defensif akan semakin meningkat dan ketajaman kognitif akan menjadi semakin

kuat karena subyek mementingkan ketepatan cerita dengan beberapa

kemungkinan yang bisa terjadi (Bellak, 1997).

Untuk mengetahui Mekanisme Pertahanan Diri melalui TAT, maka dapat

diperoleh dari tema cerita TAT yang diceritakan subyek dan juga melalui tema

diagnostik yang mengandung kecemasan (konflik).

Pemilihan kartu berdasarkan pada usia dan jenis kelamin dan disesuaikan

dengan masalah yang dihadapi subyek (Bellak, 1997). Untuk melakukan

pemilihan kartu pada subyek yang memiliki masalah khusus, maka terlebih

dahulu perlu dipahami kesan klinis tester terhadap subyek sehingga mendapatkan

hasil yang maksimal dalam memperoleh data tentang konflik yang dialami

subyek. Karena masalah yang dihadapi subyek adalah masalah perceraian

orangtua, maka kartu-kartu yang diberikan adalah kartu yang berkaitan dengan

hubungan keluarga, hubungan pria dan wanita serta kartu yang mengungkap

perasaan depresi dan harapan-harapan subyek tentang masalah perceraian orang

tua. Subyek diberi 6 kartu, yaitu kartu 1, 2, 4, 6 BM dan 7 BM (bagi subyek pria)

dan 14. Khusus bagi subyek wanita, kartu 6 BM dan 7 BM diganti dengan 6 GF

dan 7 GF.

a. Kartu 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Bergambar seorang anak kecil sedang merenungi sebuah biola yang

tergeletak di atas meja di depannya. Stimulus laten pada kartu ini adalah

relasi subyek dengan sosok orang tuanya, apakah orang tua dilihat sebagai

tokoh yang agresif, dominan, penuh pengertian, overprotective dan

sebagainya ; konflik psikis masa remaja ; kedekatan dengan salah satu

orangtua; kebutuhan berprestasi ; berkaitan dengan body/self image ;

berkaitan dengan preokupasi obsesif.

b. Kartu 2

Bergambar pemandangan desa, di latar depan adalah seorang perempuan

muda yang membawa buku di tangannya, di latar belakang adalah seorang

pria yang sedang bekerja di ladang dan seorang perempuan yang lebih tua

berdiri mengawasi. Stimulus laten pada kartu ini adalah : mengungkapkan

pandangan subyek tentang kehamilan; nilai otonomi dari suatu keluarga

yang bersifat konservatif, yaitu ayah yang memegang kekuasaan dan ibu

harus mengalah ; mengungkapkan tendensi obsesif kompulsif ; berkaitan

dengan peran pria dan wanita ; mengungkap warna relasi subyek dengan

significant person-nya, jika subyek menggambarkan peranan-peranan

figur yang tampak.

c. Kartu 4

Bergambar seorang perempuan bergayut pada bahu seorang laki-laki yang

wajah dan tubuhnya justru menimbulkan kesan akan meninggalkan si

perempuan. Stimulus laten kartu ini adalah mengungkap pandangan

subyek tentang hubungan pria dan wanita yaitu kesetiaan, sikap pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

terhadap peran wanita dan sebaliknya ; berkaitan dengan gambar di latar

belakang, yaitu problem seksual atau cinta segitiga.

d. Kartu 6 BM (bagi subyek pria)

Bergambar seorang wanita tua yang bertubuh pendek. Ia sedang

membelakangi seorang pria muda, yang sedang menunduk dengan

ekspresi muka bingung. Stimulus laten pada kartu ini adalah

merefleksikan hubungan ibu dengan anak laki-lakinya (terutama untuk

subyek pria) ; sikap terhadap istri ; sikap terhadap wanita lain dan tema

oedipal.

e. Kartu 7 BM (bagi subyek pria)

Bergambar seorang laki-laki tua yang sudah berubah warna rambutnya

(beruban) sedang melihat seorang anak laki-laki muda yang sedang

menatap kosong. Stimulus laten pada kartu ini adalah merefleksikan

hubungan pria muda dengan ayahnya, sehingga dapat mengungkapkan

sikap subyek terhadap otoritas ayah.

f. Kartu 6 GF (bagi subyek wanita)

Bergambar seorang perempuan muda duduk di ujung sofa dan menengok

ke belakang melalui bahunya dan melihat seorang laki-laki tua yang

sedang mengisap pipa di mulutnya. Sosok pria ini tampak menegur sosok

wanita. Stimulus laten pada kartu ini adalah merefleksikan hubungan

wanita dengan ayahnya, juga dapat menunjukkan Electra Complex.

g. Kartu 7 GF (bagi subyek wanita)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Bergambar seorang wanita tua sedang duduk di kursi di samping seorang

gadis, berbicara atau membaca untuk gadis kecil itu. Gadis yang sedang

memegang sebuah benda di tangannya itu, memalingkan mukanya.

Stimulus laten pada kartu ini adalah merefleksikan hubungan antara ibu

dengan anak perempuannya. Gambar ini dapat menjaring sikap-sikap

positif maupun negatif terhadap ibu dan juga akan mengungkapkan

harapan anak wanita terhadap ibu yang diinginkannya.

h. Kartu 14

Bergambar siluet (bayangan hitam) seseorang laki-laki (atau perempuan)

menatap keluar jendela yang terang. Bagian lainnya dari gambar berwarna

hitam pekat. Stimulus laten pada kartu ini adalah mengungkap khayalan

subyek untuk memenuhi keinginan (wish fulfillment); memunculkan minat

perenungan dan estetik (keindahan) serta perasaan depresi.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan

pedoman umum dan semi terstruktur. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa

dalam proses wawancara dengan pedoman umum, peneliti dilengkapi dengan

pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan aspek-aspek

sumber kecemasan yang akan ditanyakan tanpa bentuk pertanyaan eksplisit.

Pedoman umum ini akan digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek

sumber kecemasan yang harus dibahas, sekaligus sebagai daftar pengecek apakah

aspek sumber kecemasan itu telah dibahas atau ditanyakan. Wawancara semi

terstruktur adalah wawancara dengan mengutarakan pertanyaan-pertanyaan yang

berkembang sesuai dengan situasi tanpa suatu struktur yang kaku, artinya butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

pertanyaan wawancara akan dikembangkan sesuai dengan kondisi subyek

(fleksibel).

Pedoman wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Aspek Deskripsi Topik Pertanyaan yang

Dapat Diajukan
Sumber Kecemasan :

1. Kehilangan kasih Dampak perceraian yang 1. Bagaimana perasaan

sayang dan dukungan dicemaskan oleh subyek. subyek ketika

yang sangat Respon subyek terhadap mengetahui bahwa

dibutuhkan dari salah peristiwa perceraian orangtuanya bercerai.

satu orangtua. orangtuanya. 2. Apa yang menjadi

kekhawatiran subyek
Bagaimana hubungan subyek
setelah orangtuanya
dengan orangtua setelah
bercerai
mereka bercerai.

3. Saat ini, bagaimanakah

hubungan subyek dengan

salah satu orangtua yang

bercerai.

1. Apakah setelah

2. Keharusan untuk Respon subyek terhadap bercerai, salah satu

menerima situasi dan peristiwa pernikahan kembali orangtua subyek akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

keluarga yang baru. orangtuanya menikah lagi dan apakah

yang menjadi
Hubungan subyek dengan
kekhawatirannya.
orangtua yang akan menikah

lagi 2. Bagaimana hubungan

dengan salah satu

orangtua ketika ia akan

menikah lagi

3. Apa yang menjadi

harapan subyek ketika

orangtuanya akan

menikah lagi

1. Apa yang menjadi

kekhawatiran subyek

setelah ia berpisah
3. Kehilangan suatu Respon subyek ketika ia harus
dengan salah satu
kondisi saling berpisah dengan saudaranya.
saudaranya.
mencintai yang Hubungan subyek dengan
2. Saat ini, bagaimanakah
sudah terjalin dengan saudaranya sesudah terjadi
hubungan subyek dengan
saudara. perceraian
saudaranya

3. Apa yang menjadi

harapan subyek setelah ia

berpisah dengan salah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

satu saudaranya

1. Setelah terjadi

perceraian, apakah ada

kemungkinan subyek

harus mencari uang


4. Kekurangan Respon subyek dalam
sendiri.
dukungan finansial. memenuhi kecukupan finansial
2.. Apa yang menjadi
setelah orangtua bercerai.
kekhawatiran subyek

ketika ia tidak mendapat

uang dalam mencukupi

kebutuhannya.

3. Apa yang menjadi

harapan subyek dalam

hal kecukupan finansial.

1. Apa yang menjadi

kekhawatiran subyek

ketika orangtua sering

menuntut mengambil

keputusan penting dalam

hidupnya.
Respon subyek ketika
5. Harus
lingkungan, termasuk 2. Bagaimana respon
menjalankan tugas
orangtuanya menuntut untuk subyek terhadap hal itu.
dan kewajiban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

baru. lebih cepat mandiri, misalnya 1. Apa yang menjadi

adanya tuntutan untuk kekhawatiran subyek

mengambil keputusan penting ketika orang lain

dalam hidupnya. memberi komentar

negatif terhadap

perceraian orangtuanya.
6. Pandangan- Respon subyek ketika

pandangan bahwa menghadapi respon dari

keluarga yang lingkungan sosial

bercerai itu adalah

suatu hal yang

negatif.

F. Analisis Data

Untuk menganalisis hasil wawancara, maka dilakukan analisis terhadap

transkrip wawancara tersebut. Dari hasil analisis akhirnya akan dapat

diperoleh deskripsi tentang berbagai macam sumber kecemasan yang dialami

remaja dan mekanisme pertahanan diri yang digunakannya.

Untuk menganalisis hasil TAT, maka analisis dilakukan berdasarkan prosedur

baku dalam menginterpretasikan cerita yang diceritakan oleh subyek. Untuk

memperkecil subyektivitas dalam analisis TAT, maka digunakan metode


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

interrater oleh ahli yang berkompeten di bidangnya, dalam hal ini adalah

Psikolog.

Langkah-langkah analisis data.

1. Analisis transkrip wawancara.

Adapun langkah-langkah analisis transkrip wawancara adalah sebagai

berikut:

a. Organisasi data

Dalam organisasi data, data yang telah diperoleh akan diorganisasi

secara rapi dan sistematis. Organisasi data yang rapi dan sistematis

akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas yang baik

dan memudahkan dalam melakukan penelusuran data.

Data yang akan diorganisasikan dalam penelitian meliputi :

1) Data mentah berupa kaset rekaman.

2) Data yang sudah ditandai dengan kode-kode.

3) Pengkategorian dari pengkodean yang dilakukan.

b. Pengkodean

Pengkodean dilakukan untuk mengorganisasi dan membuat

sistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat

memunculkan gambaran tentang sumber-sumber kecemasan yang

dialami remaja serta penggunaan mekanisme pertahanan diri. Adapun

langkah-langkah koding dalam penelitian ini adalah :

1) Menyusun transkrip verbatim hasil wawancara dan dengan

memberi dua ruang kosong di sebelah kanan transkrip verbatim.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Kedua ruang kosong tersebut akan dipergunakan untuk

memberikan kode-kode atau catatan tertentu atas transkrip.

2) Peneliti melakukan penomoran secara kontinyu pada baris

transkrip.

3) Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode

tertentu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pencarian data

ketika hendak dibutuhkan kembali. Dalam penelitian ini, kode

yang digunakan adalah W subyek. Baris ke… Contoh: W.S1.12-15

(wawancara dengan subyek pertama, baris 12-15) (Poerwandari,

2005).

Selain pemberian kode pada masing-masing berkas verbatim wawancara,

pengkodean juga dilakukan dalam menganalisa hasil wawancara. Kode-kode

diberikan pada masing-masing tema yang muncul berkaitan dengan sumber

kecemasan yang dialami remaja dan Mekanisme pertahanan diri yang

digunakannya. Adapun kode-kode yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Sumber Kecemasan (SK)

SK 1: Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat


dibutuhkan dari salah satu orangtua.
SK 2 : Keharusan untuk menerima situasi dan keluarga yang baru
SK 3 : Kehilangan suatu kondisi saling mencintai yang sudah
terjalin dengan saudara.
SK 4 : Kekurangan dukungan finansial
SK 5 : Harus menjalankan tugas dan kewajiban yang baru.
SK 6 : Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal
yang negatif.
b. Mekanisme pertahanan diri (MPD)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

MPD 1 : Denial
MPD 2 : Proyeksi
MPD 3 : Represi
MPD 4 : Formasi Reaksi
MPD 5 : Undoing
MPD 6 : Isolasi
MPD 7 : Regresi
MPD 8 : Displacement

Jawaban yang mengandung Mekanisme Pertahanan Diri yang didapatkan dari

proses wawancara adalah :

1. Denial

Subyek melakukan denial jika dalam wawancara terdapat ketidakcocokan

jawaban pada latar belakang keluarga dengan wawancara mendalam.

(significant others).

2. Proyeksi

Subyek melakukan proyeksi jika subyek mengatakan bahwa orang lain yang

melakukan kesalahan. Subyek menceritakan kesalahan orang lain atau

menyalahkan orang lain.

3. Represi

Subyek melakukan represi jika subyek mengatakan ketakutannya pada

peneliti namun tidak berani untuk mengungkapkan pada orang lain.

4. Formasi Reaksi

Subyek melakukan formasi reaksi jika subyek bercerita mengenai rasa tidak

sukanya terhadap orang lain, padahal sebenarnya subyek menyukai orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika subyek mengungkapkan bahwa dirinya

menyukai orang lain namun kenyataannya orang tersebut sangat dibencinya.

5. Undoing.

Subyek melakukan undoing jika ketika subyek merasa bersalah, subyek

mengatakan bahwa ia meminta maaf, berusaha memperbaiki kesalahan

sesegera mungkin dan berusaha menghapus kesalahannya dengan perilaku

lain. Dalam undoing, terjadi proses pengulangan dan pembatalan perilaku.

6. Isolasi.

Subyek melakukan isolasi jika subyek mengatakan bahwa ketika mengalami

situasi yang tidak menyenangkan subyek menyendiri, diam, menjauhi dan

menghindari interaksi dengan orang lain.

7. Regresi

Subyek melakukan regresi jika subyek mengatakan bahwa dirinya berperilaku

seperti kanak-kanak ketika menghadapi kecemasan, misalnya menangis

meraung-raung.

8. Displacement

Subyek melakukan displacement jika subyek mengatakan bahwa setelah

mengalami situasi yang tidak menyenangkan dan ingin mengungkapkan

kekecewaannya, subyek melampiaskan pada orang lain.

2. Analisis respon TAT.

Langkah-langkah analisis cerita TAT (Thematic Apperception Test) adalah

sebagai berikut : Menentukan tema utama untuk mengidentifikasi intisari

cerita (dapat memiliki lebih dari satu tema pokok). Karena pemula sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

keliru di dalam menemukan tema utama secara akurat, maka Bellak memecah

upaya untuk mencari tema utama melalui lima tingkatan, yaitu : (1) tingkat

deskriptif, (2) tingkat interpretatif, (3) tingkat diagnostik, (4) tingkat simbolik,

(5) tingkat elaboratif. Karena tingkat yang keempat dan kelima tidak mungkin

dipelajari tanpa pemahaman yang mendalam tentang makna simbolik dari

obyek-obyek menurut pandangan psikoanalisis, maka hanya diambil tiga

tingkat analisis tema, yaitu : deskriptif, interpretatif dan diagnostik (Prihanto,

1993).

a. Tema Deskriptif

Pada dasarnya, tema deskriptif hanya dimaksudkan untuk meringkas cerita

dengan membuang spesifikasi kejadian dan beberapa kata yang tidak

relevan, sehingga alur cerita akan menjadi jelas. Beberapa pedoman dalam

membuat tema deskriptif :

1). Dalam membuat tema deskriptif, sebisa mungkin menggunakan kata-

kata subyek yang dipakai di dalam cerita.

2). Alur cerita secara konsisten dibuat dari “kaca mata” tokoh utama

(Hero) karena subyek dianggap menghayati dan memproyeksikan

dirinya melalui tokoh utama. Jika tokoh utama berubah-ubah, maka

kebutuhan, press, konflik dan kecemasan serta mekanisme pertahanan

yang tidak digunakan oleh tokoh utama (namun digunakan oleh sosok

lain, tokoh sekunder, tokoh tersier dsb) akan masuk ke dalam analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

3). Alur cerita dibuat runtut secara kronologis, dari awal cerita (apa yang

terjadi sebelumnya), apa yang sedang terjadi didalam gambar

sekarang, dan bagaimana hasil akhirnya.

4). Informasi yang relevan untuk dimasukkan ke dalam tema deskriptif

adalah informasi tentang perilaku Hero yang mengandung kebutuhan,

press, kecemasan, konflik, mekanisme pertahanan yang digunakan,

struktur-struktur yang berperan (id, ego dan superego) serta karakter

tokoh-tokoh lain di dalam cerita.

b. Tema Interpretatif

Pada tingkat ini, hal-hal yang sudah dirumuskan di dalam tingkat

deskriptif akan dicoba digeneralisasikan atau dibawa ke konsep yang lebih

umum. Untuk memudahkan generalisasi, maka digunakan awalan (jika

seseorang….., bila seseorang……).

c. Tema Diagnostik

Tema diagnostik berisi tentang pernyataan-pernyataan definitif yang

mudah diterjemahkan ke dalam interpretasi klinis dengan cara menemukan

makna dari tema interpretatif berdasarkan realitas subyektif atas diri

subyek yang dinamikanya dapat dilihat dalam catatan klinis. Penemuan

makna itu dimaksudkan untuk melihat gambar diri tokoh utama, tokoh lain

yang berperan penting dalam cerita (significant others), kebutuhan tokoh

utama, press dari faktor-faktor lingkungan seperti situasi, obyek dan orang

lain yang dilihat dari sudut pandang tokoh. Catatan klinis adalah catatan

yang berisi aspek dalam tema utama yang dikaitkan dengan latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

subyek. Catatan klinis ini berguna untuk mengetahui hubungan antara

masalah yang berarti bagi subyek (significant conflict) dengan sejarah

hidupnya (life history).

Respon TAT yang menunjukkan adanya mekanisme pertahanan diri dapat

diketahui dari tema cerita yang diceritakan oleh subyek, yaitu :

1. Denial

Untuk mengetahui mekanisme ini di dalam tema cerita TAT, hero tidak dapat

menerima keadaan keluarganya yang bercerai.

Di dalam tema wawancara TAT, maka remaja mengatakan bahwa ia tidak

dapat menerima kenyataan bahwa kedua orangtuanya sudah berpisah serta

tidak ingin membicarakan hal tersebut kepada orang lain.

2. Proyeksi

Dalam tema cerita TAT, hero merasa kecewa terhadap kedua orangtuanya dan

diikuti dengan respon menyalahkan orangtua atau figur lain yang lebih tua

darinya karena telah meninggalkannya.

Dalam tema wawancara TAT, remaja menyatakan bahwa kedua orangtuanya

membencinya, namun kenyataannya adalah ia sendiri yang kecewa dan

membenci orangtuanya akibat perpisahan kedua orangtuanya.

3. Represi

Dalam tema cerita TAT, hero menolak kenyataan berpisah dengan

orangtuanya namun ia tidak menyadari hal tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Dalam tema wawancara TAT, remaja menyatakan bahwa ia merasa bersalah

dan jengkel karena merasa diabaikan oleh orangtuanya. Perasaan itu muncul

karena sebenarnya ia tidak suka berpisah dengan salah satu orangtuanya.

4. Formasi Reaksi

Dalam tema cerita TAT, remaja merespon kartu yang menunjukkan hubungan

pria dan wanita dengan penuh kekecewaan dan kebencian, sehingga terjadi

proses proyeksi terlebih dahulu. Dalam tema wawancara TAT, remaja

mengatakan bahwa ia mengasihi orangtuanya dan tidak membencinya

walaupun ia merasa sangat kecewa terhadap perceraian orangtuanya itu dan

hal ini dilakukannya agar ia tidak terlihat membenci orangtuanya sehingga

dirinya tidak dipandang negatif oleh orang lain. Dari kedua proses yang

menghasilkan perbedaan hasil tersebut, yaitu antara respon TAT dimana hero

menunjukkan kebenciannya, namun kenyataanya subyek mengasihi

orangtuanya atau sebaliknya, maka dapat dikatakan bahwa terjadi mekanisme

formasi reaksi.

5. Undoing

Dalam tema cerita TAT, terjadi pembatalan cerita yang diceritakan oleh

subyek ; bahwa pada mulanya ia dapat menerima kondisi kedua orangtuanya

namun kemudian ia menggantinya dengan perasaan membenci atau tidak

dapat menerima keadaannya kemudian menerima keadaannya kembali.

Dalam tema wawancara TAT, remaja mengatakan bahwa ia lebih mengasihi

orangtuanya walaupun ia merasa sangat kecewa terhadap perceraian

orangtuanya itu. Setelah itu ia kembali mengasihi orangtuanya tersebut karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

ia merasa bahwa kecewa merupakan hal yang tidak baik untuk dilakukan,

sehingga terjadi proses pengulangan.

6. Isolasi

Pada tema cerita TAT, hero diceritakan secara langsung, tanpa suatu alur

pembuka yang logis dan tidak ada hubungan dengan cerita yang sedang

diceritakan oleh remaja itu namun cerita tersebut sangat menarik. Dalam tema

wawancara TAT, remaja mengatakan bahwa ketika menghadapi sumber

kecemasan, subyek menyendiri, diam, menjauhi dan menghindari interaksi

dengan orang lain.

7. Regresi

Pada tema cerita TAT, hero mengulang kembali kebiasaan infantile atau

pengalaman masa kanak-kanaknya ketika menghadapi kecemasan.

Pada tema wawancara TAT, remaja mengungkapkan perasaan-perasaannya

disertai dengan kebiasaan infantile-nya, misalnya menjadi manja atau

menangis.

8. Displacement

Remaja memindahkan rasa kecewanya karena orang tua bercerai kepada orang

lain. Pada tema cerita TAT, hero melakukan hal yang sama, misalnya

melakukan agresi terhadap orang lain karena ia telah menjadi tempat

pelimpahan kemarahan dan kekecewaan dari figur yang lebih tua darinya.

Dalam tema wawancara TAT, remaja menyatakan perilaku yang muncul

berbentuk agresi yang ditujukan kepada salah satu orangtuanya atau terhadap

orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

F. Keabsahan Data Penelitian

Dalam penelitian ini, keabsahan data ditunjukkan melalui proses analisis

data mengenai mekanisme pertahanan diri yang dalam hal ini dilakukan dengan

teknik Triangulasi. Teknik triangulasi adalah menarik kembali rangkaian yang

masuk akal dari rancangan program untuk pengerjaan hasil sementara, untuk

memperoleh hasil akhir, mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari satu ukuran ;

dari lebih dari satu sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian ( Miles &

Huberman, 1992). Triangulasi juga diartikan sebagai teknik check dan recheck.

Menurut Denzin (Muhadjir, 1998), menyarankan empat modus triangulasi, yaitu

menggunakan sumber ganda, menggunakan metode ganda, menggunakan peneliti

ganda dan menggunakan teori yang berbeda-beda.

Teknik triangulasi yang akan digunakan oleh peneliti adalah dengan

menggunakan sumber ganda, yaitu wawancara dengan subyek utama dan subyek

pendukung, yaitu orang yang terdekat dengan subyek. Teknik Triangulasi pada

penelitian ini meliputi data wawancara dengan informasi latar belakang subyek

serta tes TAT dengan latar belakang keluarga, yang didapatkan melalui orang yang

terdekat dengan subyek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dimulai dengan adanya pernyataan kesediaan subyek A dan

B untuk menjadi subyek penelitian dengan cara mengisi surat pernyataan kesanggupan

subyek. Setelah subyek bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini, maka langkah

selanjutnya adalah penentuan waktu untuk bertemu dengan subyek. Penentuan waktu

untuk bertemu dengan subyek A disepakati pada tanggal 4 Oktober 2006. Penentuan

waktu untuk bertemu dengan subyek B disepakati pada tanggal 7 November 2006.

Setelah terjadi kesepakatan untuk bertemu masing-masing subyek, maka

langkah berikutnya adalah mendapatkan surat izin peminjaman alat tes TAT dan

manualnya serta peminjaman tape recorder untuk merekam proses tes TAT di

Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Perlengkapan

lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kaset kosong untuk merekam

wawancara.

Penelitian untuk subyek A dilakukan di kantor tempat bekerja dan di rumah.

Pengambilan data diadakan selama 2 hari, dimulai tanggal 5 Oktober 2006 pada pukul

09.00-11.30 WIB untuk sesi wawancara dan tanggal 6 Oktober 2006 pada pukul 08.00 –

10.15 WIB untuk tes TAT. Untuk subyek B, pengambilan data dilakukan di sekolah

selama 1 hari yaitu pada tanggal 9 November 2006 yang dimulai pada pukul 09.00 -11.00

WIB untuk sesi wawancara dan pukul 11.15 – 13.15 WIB untuk tes TAT.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

B. Hasil Penelitian

1. Subyek A

a. Identitas

Saat ini subyek A berusia 20 tahun, sudah tidak melanjutkan

pendidikannya serta tinggal di Yogyakarta. Jenis kelamin subyek A adalah

wanita.

b. Latar belakang keluarga subyek A

Latar belakang subyek A diperoleh dari penjelasan yang diberikan

oleh subyek dan kakak subyek. Keluarga subyek merupakan keluarga yang

“broken”. Ayah dan ibu subyek pisah rumah sejak subyek berusia 8 tahun

namun mereka bercerai resmi ketika subyek berumur 12 tahun. Subyek dan

kakaknya ikut ayahnya, jadi mereka berdua hanya dibesarkan oleh seorang

ayah. Menurut subyek, ibunya adalah seorang wanita yang

“workaholic” (pecinta kerja). Dia lebih mengutamakan perkerjaannya

daripada keluarganya. Selain itu, lbu subyek juga lebih mengejar impiannya

sendiri daripada keluarganya. Subyek termasuk anak yang tidak terlalu dekat

dengan ibunya, ia lebih cenderung dekat kepada neneknya sehingga subyek

juga tidak pernah menghabiskan waktu bersama ibunya.

Menurut pandangan subyek, bapaknya merupakan orang yang keras.

Baginya, Bapak memiliki watak yang keras, egonya tinggi dan tidak mau

kalah namun ia juga melihat bapaknya sebagai orang yang bertanggung

jawab. Pandangan itu muncul karena dari usia 8 tahun sampai 20 tahun

bapaknya itulah yang membesarkan subyek dan kakaknya dengan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Subyek juga mengatakan bahwa ia lebih dekat dengan bapak, karena subyek

merasa bapaknyalah yang membesarkan dirinya. Namun demikian, sampai

saat ini hubungan subyek dengan bapaknya tidak dekat (kurang harmonis).

Setelah perceraian orangtuanya terjadi, subyek bertemu dengan ibunya

hanya sekitar seminggu sampai dua minggu sekali. Sekarang pun waktu untuk

bertemu ibunya semakin jarang, setahun hanya 4 kali dan dalam 1 bulan

hanya sekali. Kejadian yang juga membuat ia menjadi “shock” dan patah

semangat adalah ibunya akan pindah ke Jakarta bersama ayah tirinya ( hasil

perkawinan ibu yang ketiga ) dan akan meneruskan untuk hidup di luar negeri

pada tahun ini. Menurut pandangan subyek setelah orangtuanya bercerai,

teman-temannya hanya sekedar orang yang lalu lalang dalam hidupnya.

Subyek tidak menganggap bahwa teman merupakan hal yang penting. Tetapi

sejak berusia 15 tahun, pandangan subyek terhadap teman-temannya berubah

drastis, ia sangat memandang teman-temannya itu sebagai kehidupannya. Jadi

menurutnya, kehidupan subyek sekarang ini terbentuk karena teman-

temannya.

Menurut pengakuan subyek, ia adalah tipe orang yang makin dilarang

justru semakin bandel, tapi ketika ia didukung dengan tujuan yang berbeda

dengan tujuannya, sering kali membuatnya patah semangat. Contohnya adalah

ketika ia memutuskan untuk masuk ke Fakultas Matematika UNY dan ingin

jadi guru, bapaknya protes dan melarangnya. Dalam menghadapi kondisi itu,

subyek tetap bersikeras untuk melanjutkan keinginannya. Ketika ia bercerita

dengan ibunya, ia mendapatkan dukungan tapi dukungan itu berlawanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

dengan keinginannya karena ibunya berpikir ia kuliah supaya kebutuhan

finansialnya dapat tercukupi, namun bagi subyek tujuan kuliah adalah supaya

ia bisa memberikan waktu luang jika ia sudah berkeluarga kelak. Ketika

tujuannya berbeda dengan ibunya itulah maka subyek menjadi tidak

bersemangat lagi. Sampai saat ini pun ia masih mudah patah semangat jika

melakukan sesuatu yang diinginkannya.

Menurut subyek, orang yang paling berarti baginya adalah pacarnya.

Ia berpikir demikian karena pacarnyalah yang mengajarkan dirinya untuk

berubah, untuk lebih dewasa dan untuk mau membuka diri.

c. Sumber Kecemasan

Dari hasil wawancara, sumber kecemasan yang dialami subyek adalah

kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu

orangtua. Ketika orangtua subyek bercerai, ia merasa sedih, marah dan putus

asa.

“ya gimana ya ?, Dulu aku sempet sedih, aku juga sempet marah dan saat itu aku
bener- bener desperate” (W.S1.4-7)

“Yang aku khawatirkan ya bagaimana aku hidup selanjutnya, bagaimana aku


harus…. ya menjalani hidupku, dan juga bagaimana aku bisa menjalani hidupku
tanpa kasih sayang yang utuh dari orangtua” (W.S1.47-53)

Setelah subyek berpisah dengan ibunya, ia mengalami kecemasan

karena sebenarnya ia tidak ingin kehilangan ibunya.

“Yang aku khawatirkan yang pasti kehilangan kasih sayang dari


ibu” (W.S1.186-188)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

“ya aku merasa kecewa aja mungkin, aku merasa terluka” (W.S1.103-104)

“Yang aku khawatirkan yang pasti kehilangan kasih sayang dari


ibu” (W.S1.186-188)

Sumber kecemasan yang juga dihadapi subyek adalah kekurangan

dukungan finansial. Ia sering tidak mendapatkan uang dalam mencukupi

kebutuhannya karena ia harus mencari uang sendiri. Hal ini terjadi karena

bapaknya sudah tidak memberinya nafkah untuk hidup sehingga mau tidak

mau ia harus memenuhi kebutuhan sendiri.

“Yang aku khawatirkan tidak dapat uang ya,” (W.S1.263-264)

“gimana aku harus melanjutkan hidup, gimana aku harus membiayai sekolah
ka, sekolah kakaku terutama (W.S1.265-268)

Sumber Kecemasan yang lainnya yang dialami subyek adalah

keharusan untuk menjalankan tugas dan kewajiban baru. Saat ini, subyek

tinggal dengan kakak dan bapaknya dan seringkali pada saat-saat tertentu,

bapaknya menuntutnya untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya

sehingga hal itu menjadi sumber kecemasannya.

“ Yang pasti yang aku khawatirkan aku nggak bisa memenuhi harapan
mereka” (W.S1.316-318)

Sumber kecemasan berikutnya yang juga dialami subyek adalah ia

takut terlihat jelek dihadapan orang lain karena orangtuanya telah bercerai.

Ia merasakan adanya kekhawatiran tertentu karena adanya pandangan

negatif dari orang lain.

“Yang aku khawatirkan ya aku jadi terlihat jelek didepan orang


lain” (W.S1.352-354).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Dari beberapa sumber kecemasan yang dialami subyek A diatas, maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek mengalami sumber kecemasan

karena kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari

salah satu orangtua (SK1), kekurangan dukungan finansial (SK 4), harus

menjalankan tugas dan kewajiban baru (SK 5) dan pandangan bahwa keluarga

yang bercerai adalah suatu hal yang negatif (SK 6).

d. Mekanisme Pertahanan Diri

Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subyek A melakukan

mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi sumber-sumber kecemasan

diatas.

Subyek melakukan denial :

“nggak jujur sama orang lain, apalagi sama orangtuaku, lebih-lebih aku nggak
terbuka sama mereka” (W.S1.24-27)

“aku memang sudah memutuskan hubungan sama mereka” (W.S1.126-128)

“yang pasti saya berharap semuanya bisa bahagia” (W.S1.154-155)

“aku berharap kasih sayang orangtuaku ke aku dan Mas Hendra itu tetep, ke
kakakku itu tetep” (W.S1.238-241)

“aku tidak harus mendengarkan komentar pahit orang” (W.S1.381-382)

Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek :

“ Akhirnya mereka akan menjalani hidup dengan bahagia bersama, susah dan

senang ditanggung bersama. Karena mereka sudah sampai pada tahap saling

memiliki” ( Kartu 10 ).

Selain melakukan denial, subyek juga melakukan proyeksi :

“aku juga bener-bener marah marah sama bapak sama ibuku karena aku merasa
aku sudah dibuang sama mereka, aku sudah dicampakkan” (W.S1.9-13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

“istilahnya dicampakkan oleh ibu” (W.S1.105-106)

“bisa juga justru aku ngomongin jeleknya orangtuaku sebelum mereka


ngomong” (W.S1.360-363)

“melampiaskan kemarahanku pada orangtua dengan menjelek-jelekkan


mereka” (W.S1.374-376)

Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek :

“ kenapa semua ini harus terjadi sama aku ?” dan mungkin yang dilakukan
sesudahnya dia mungkin bisa pergi mendamprat suaminya “ ( Kartu 3 GF)

“ dia semakin lama akan semakin lapuk pudar dimakan waktu kemudian dia
akan hancur berkeping-keping” ( Kartu 12 BG)

“ dia merasa sungkan kepada bapak dan ibunya, karena dia tahu bapak dan
ibunya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing” ( Kartu 7 GF)

Selain melakukan proyeksi, subyek juga melakukan represi :

“Aku sempet menyalahkan diriku sendiri” (W.S1.7-8)

“iya, menyimpan semua perasaanku, semua perasaan marah, semua perasaan


sedih, semuanya aku simpen sendiri” (W.S1.32-35)

“karena aku tahu semakin aku berharap semakin aku kecewa” (W.S1.62-64)

“tertekan juga di rumah” (W.S1.146-148)

“yang kulakukan ya menutupnya, menutup harapan itu dalam-dalam dengan


cara semakin menutup hubungan dengan ibu” (W.S1.203-206)

“aku takut gagal” (W.S1.325)

Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek :

“ seorang wanita yang disapa seorang bapak-bapak tua. Bapak-bapak tua ini
hanya sekedar bertanya sesuatu, sekedar alamat atau rumah” ( Kartu 6 GF)

“Kemudian yang dia bisa lakukan hanyalah bercerita dengan pengasuhnya, jadi
pada akhirnya ia tetap berusaha akhirnya dia berusaha menerima kenyataan
seperti itu”( Kartu 7 GF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

“ Jadi akhirnya dia kemudian jatuh cinta pada pemuda yang


menyelamatkannya yang diharapkan, yang dia inginkan hanyalah seorang yang
mencintai dia” ( Kartu 17 GF)

Selain melakukan represi, subyek juga melakukan isolasi :

“ya aku sudah bener-bener menutup diri dari ibu, istilahnya urusanku ya
urusanku, urusan ibu ya urusan ibu” (W.S1.98-101)

Selain itu, subyek juga melakukan displacement :

“aku yang juga nggak peduli sama kehidupan ibu” (W.S1.84-86)

Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek :

“ Ini wanita yang menangis sambil di balik pintu. Awalnya dimulai dari melihat
suaminya berselingkuh” ( Kartu 3 GF)

“ Seorang wanita yang sedang merayu seorang pria. Mungkin cenderung dia
merayu seorang pria yang sudah beristri kali ya” ( Kartu 4 )

“ Wanita ini bukan benar-benar tertarik tapi hanya ingin merayu saja, jadi
istrinya emang itu kehidupannya atau bisa dibilang wanita yang suka merebut
suami orang” ( Kartu 4 )

“ Dia merasa trus apa gunanya aku sudah memperoleh ini kalo ternyata aku
tidak memiliki siapa-siapa ? ” ( Kartu 5 )

“ Dia menjelaskan apa yang ditanyakan oleh pria itu. Akhirnya mereka
berpisah “ ( Kartu 6 GF )

“ Karena sebagai buktinya semua yang dia miliki dirampas dari dia. Dirampas
dari dia semuanya. Kemudian yang bisa dilakukan hanyalah merenung,
termenung dan mungkin sampe akhirnya dia hanya menyesali hidupnya”.
( Kartu 8 GF )

Selain melakukan displacement, subyek juga melakukan Fantasi :

“ya, seperti keluarga pada umumnya ya mungkin, seperti ada bapak, ada ibu,
trus hubungan di dalam keluarga enak, ya aku pikir aku akan bahagia kalo aku
punya sebuah keluarga yang utuh” (W.S1.169-175)

“Yang menjadi harapan sih ya, bisa seperti anak cewek yang lain, jadi bisa apa
ya, bisa sekolah sampai lulus kuliah, bisa pake pakaian yang seperti anak-anak
sekarang yang pake, trus bisa punya handphone seperti yang dipake anak-anak
yang lain, bener-bener bisa seperti anak-anak yang lainlah”. (W.S1. 297-306)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Hal ini juga diperkuat dengan hasil TAT, yaitu melalui respon subyek :

“seolah-olah benar-benar merasa terlindungi dari seluruh dunia ini. Yang sang
suami rasakan di hati juga merasakan dia memperoleh segala sesuatu yang ada
di dunia ini dan benar-benar inilah impianku” ( Kartu 10 )

Dari beberapa mekanisme pertahanan diri yang dilakukan subyek

diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek melakukan :

denial, proyeksi, represi ,isolasi, displacement dan fantasi.

2. Subyek B

a. Identitas Subyek

Subyek berusia 16 tahun dan pendidikan saat ini adalah pelajar SMU.

Subyek tinggal di kota Yogyakarta. Jenis kelamin subyek adalah pria.

b. Latar belakang keluarga Subyek B

Saat ini subyek duduk di kelas 1 SMU. Ia merupakan anak tunggal. Sejak

kecil kehidupan subyek sering diwarnai dengan peristiwa-peristiwa pertengkaran

antara ibu dan ayahnya. Selain itu, ia sering ditinggal pergi sendirian (orang

tuanya sering ke luar kota) sehingga ia harus tinggal dengan neneknya. Penyebab

utama ia sering ditinggal pergi oleh ibunya itu adalah karena ibunya sering

bertengkar dengan ayahnya. Sampai akhirnya peristiwa itu sampai pada

puncaknya yaitu mereka bercerai. Kejadian perceraian itu baru saja terjadi, yaitu

ketika subyek duduk di kelas 3 SMP akhir, menjelang masuk SMU ( usia 16

tahun ). Sebelum orangtuanya bercerai, subyek sudah terlibat dengan obat-obatan

terlarang dan ikut dalam komunitas Punkers. Kegiatan itu dihentikannya karena ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

harus mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dalam rangka menyelesaikan

studinya di bangku SMP.

Setelah orangtua subyek bercerai (pada waktu subyek berusia 16 tahun),

subyek mengatakan ada penurunan yang drastis dalam prestasi studinya. Sampai

saat ini, ayahnya tetap tinggal dengan nenek subyek di Yogya tetapi ibunya

pindah ke Pekalongan. Subyek juga sering merasa kesepian karena ayahnya

sering pergi ke luar kota (untuk mencari uang dengan menjadi driver). Menurut

subyek, ibunya adalah orang yang keras, tapi di sisi lain juga ada belas kasihan

terhadap orang lain (mudah tidak tega dengan orang lain). Ayahnya juga orang

yang keras. Menurut pengakuan subyek, ayahnya itu sering memarahinya sejak ia

masih kecil dan subyek merasa tertekan dengan keadaan ini. Jika ayahnya marah-

marah, maka yang menjadi sasarannya adalah barang-barang di rumah. Ayahnya

sering merusak benda elektronik dan sepeda motor di rumahnya. Jika ada masalah

dengan ayahnya, ibu subyek cenderung diam tapi langsung ceplas-ceplos ke

anaknya dan subyek sering menjadi sasaran kemarahannya. Selain itu, jika

ayahnya jengkel dengan orang lain, maka yang menjadi sasaran kemarahannya

adalah orang rumah. Subyek lebih dekat dengan nenek dan ayahnya.

Pandangan subyek terhadap teman adalah mereka bisa menjadi teman

berbagi (sharing) yang baik. Yang paling berarti bagi subyek adalah masa depan

dan orangtuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Peristiwa-peristiwa yang sifatnya mengesankan bagi subyek adalah ketika

ada cewek yang suka dengan subyek (tetapi subyek sudah punya cewek), tiba-tiba

cewek itu ‘nembak’. Ketika ceweknya itu menyatakan rasa sukanya terhadap

subyek, ia menerimanya namun ia memutus hubungannya dengan cewek yang

sebelumnya sehingga timbul permasalahan baru yaitu pacarnya itu tidak mau

diputus. Selain peristiwa itu, subyek juga merasa senang ketika dia bisa banyak

mencurahkan isi hatinya kepada teman-teman terdekatnya karena dengan

demikian ia merasa ada yang menyayangi dia.

c. Sumber Kecemasan

Dari hasil wawancara, sumber kecemasan yang dialami subyek adalah:

Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah

satu orangtua (SK 1) , ketika orangtuanya bercerai, subyek merasa cemas

karena sebenarnya ia ingin menyalahkan kedua orangtuanya karena mereka

bercerai.

“Pengin ikut bapak pa ibu ?, ibuku bilang gitu. Kalo ikut ibu ya sini…ikutan.
Tapi kalo ikut bapak ya udah, diturut aja dulu”. ( W.S2.270-273)

“Ya selain itu ya karepku ya babe yang berubah pikiran, berubah sikap.kan aku
kan disuruh sekolah, fokusku pinter, tapi disamping itu nggak ada yang
dicontohin”. (W.S2.319-323)

“tapi kalo dah gini-gini, langsung nancep, ha rasanya sakit”. ( W.S2.140-144 )

Sumber Kecemasan yang berikutnya adalah keharusan untuk

menerima situasi dan keluarga yang baru (SK 2), sebenarnya ada keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

dari bapaknya untuk menikah lagi, namun hal ini tidak dapat diterima oleh

subyek.

“Ya..kalo itu kayaknya bapak lah…tapi kalo aku nggak suka punya ibu tiri”
(W.S2.202-204)

Sumber kecemasan lainnya yang juga dialami oleh subyek adalah

pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif (SK

6). Setelah perceraian orangtuanya, tetangga subyek banyak yang memandang

negatif diri dan kondisi keluarganya. Tetangganya itu sering memberikan

fitnah terhadap kondisi keluarga subyek, sehingga hal itu membuatnya

menjadi cemas.

“wah itu mas, respon lingkungan tetangga. Nah itu sering fitnah
ibuku” (W.S2.384-386)

“Belum nyata. Belum nyata tapi udah ceplas-ceplos Ceplas-ceplos sudah


nggosip sana sini. Iya ee.. dasar…nah itu, sakitnya aku
itu…” (W.S2.406-409)

Dari beberapa sumber kecemasan yang dialami subyek diatas, maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek mengalami sumber kecemasan

karena kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari

salah satu orangtua (SK1), keharusan untuk menerima situasi dan keluarga

baru (SK 2) dan pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal

yang negatif (SK 6).

d. Mekanisme Pertahanan Diri

i. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Dari hasil wawancara, terlihat bahwa subyek melakukan

mekanisme pertahanan diri ketika menghadapi sumber-sumber kecemasan

diatas. Subyek melakukan proyeksi :

“Cuma orangtua itu nganu..bicara, nyuruh thok” (W.S2.325-327)

Hal ini juga ditunjukkan melalui respon subyek dalam TAT :

“Ada seorang anak baru duduk di meja ini baru mempelajari, memikir gimana
ini caranya. Langsung kebingungan” ( Kartu 1 )

“Kayaknya laki-laki ini egois, egonya besar, ingin menang sendiri, ingin
menguasai perempuan” ( Kartu 6 BM )

“Laki-laki itu mencari yang lebih dari perempuan itu”. ( Kartu 6 BM )

“Setelah menyesal, akhirnya sama pacarnya yang baru ini”. ( Kartu 6 BM )

“Aku kan ingin cari yang lebih dari dia, kata si laki-laki itu” ( Kartu 7 BM )

“Nggak mau….cewek ini ditinggalin, nggak mau dikhianatin sama laki-laki


itu”. ( Kartu 8 GF )

“Mungkin bodoh, nggak bisa, istilahe “aku kok biyen sifatku kayak gini, ngak
bisa merubah sifat” ( Kartu 14 )

“Mungkin aku kalo sama cewekku yang pertama mungkin aku bisa lebih
bahagia, karena ada pihak ketiga yang menggangu” ( Kartu 14 )

“Ceweknya masih belum bangun, masih belum sadar, langsung laki-laki itu
ninggal pergi ceweknya itu, sendirian di situ , ini bangun langsung
pergi” ( Kartu 13 MF )

Selain melakukan proyeksi, subyek juga melakukan represi :

“Ya rasanya yo…memang sih mas, hancur”. (W.S2.47-48)

“Ya seperti mas tadi bilang, putus asa,” (W.S2.56)

“Tapi kalo aku nggak suka punya ibu tiri” (W.S2. 203-204 )

“tekanan, tekanan batin dalem”. ( W.S2.281 )

“Sakitnya itu, bapak nyuruh aku itu, sementara bapak belum pernah nyontoin
yang benar, ” (W.S2. 340-342 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

“Malah dibantah itu kan aku sakit. Kan aku berpesan itu kan aku sayang sama
bapak”. (W.S2.346-348 )

“Yo waktu itu ya bingung lah, nggak bisa mikir”. ( W.S2.361- 362 )

“Cuman bisa sabar, sabar dan sabar. Nggak bisa, bulan puasa kan nggak bisa
marah”. ( W.S2.449-451 )

“Kesepian sekali. Nggak ada kasih sayang lagi dari ibu”. ( W.S2.593-594 )

“mesthi nangis mas aku. Nggak tahan”. (W.S2. 646-647 )

“Tapi pas sepi nyenyet, pasti aku langsung nggak tahan, kepengen nangis”.
(W.S2. 650-652)

Selain melakukan represi, subyek juga melakukan displacement :

“Ya udah, aku luapkan ke tembok, aku apa…tembok tak pukulin gitu, dah
plong”. (W.S2.622-624 )

“Ya terus Bebeng, gitu mas, Kali adem. Ya kesana sendiri, teriak sak keras-
kerasnya” (W.S2.627-629)

“Kalo aku yo ke tempat pacar “ (W.S2.642)

Hal ini juga ditunjukkan melalui respon subyek dalam TAT :

“perempuan satu sedang berpikir, melamun. Yang dilamunkan perempuan itu,


mikirkan anaknya yang sudah tidak bersamanya lagi” ( Kartu 2 )

“Dia akhirnya frustrasi terus melamun sendiri, terus semacam kayak orang stress.
Ada hal-hal yang bikin dia malu, bikin dia sakit hati, ada konflik dengan
pacarnya”. ( Kartu 3 BM )

“akhirnya perempuan ini milih diam cenderung di kamar. Udah nggak kuat
menahan pacarnya selingkuh, ini ketahuan pacarnya selingkuh” ( Kartu 3 BM )

“sambil memegang kepalanya ini mikir aku juga bisa cari laki-laki lain daripada
aku kayak gini”. ( Kartu 3 GF )

“laki-lakinya yang mulai duluan, yang membuat perempuan itu sedih”.


( Kartu 4 )

“ini selingkuhannya. Terus laki-lakinya ini memburu kesenangannya sendiri”


( Kartu 4 )

“Langsung ngetahui laki-laki dan perempuannya lagi senang-senang”. ( Kartu 5 )


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

“Terus ini melihat sambil sedih lah, sedih langsung tutup pintu langsung lari.
Sedih, broken heart, patah hati, semacam dikecewain lah sama laki-laki itu”.
( Kartu 5 )

“akhirnya milih jalan sendiri, cari cowok lain yang lebih dia cowoknya itu”.
( Kartu 5 )

“Terus langsung bersedih sekali, yang ceweknya” ( Kartu 6 BM )

“Akhirnya dia nemuin, tapi kehidupannya nggak…..masih agak bimbang,


akhirnya masih sayang sama ceweknya yang dulu, tapi di sisi lain dah punya
cewek sendiri”. ( Kartu 7 BM )

“Ceweknya, diibaratkanlah si cewek yang dikhianatin itu. Habis manis sepah


dibuang”. ( Kartu 12 BG )

“Si cewek ini tetep menunggu laki-laki itu untuk ngajak baikan lagi sama
ceweknya, tapi si laki-laki itu gengsi” ( Kartu 12 BG )

“Laki-laki itu bimbang mau ke mana, nggak tau arahnya” ( Kartu 14 )

“Terus ceweknya yang merasa dikhianati itu dah nunggu, nunggu terus, tapi
nggak ada jawabannya untuk ngajak balikan lagi” ( Kartu 14 )

“Disamping itu kok pikiranku juga ada merasa menguasai. Ingin memiliki
keduanya, tapi malah hilang semua, nggak jadi”. ( Kartu 14)

“Orang laki-lakinya kan selingkuh” ( Kartu 14 )

“Dah punya cowok belum, tapi yang laki-laki ini genit, mosok udah tua cari
yang daun muda”. ( Kartu 6 GF )

“Yang perempuan itu masih tanya-tanya, masih berpikir masak aku sama
orangtua mau” ( Kartu 6 GF )

“Semacam hubungan intimlah sama laki-laki itu. Kayak ditiduri”


( Kartu 13 MF )

“Cewek itu nggak kuat, nggak kuat menahan aib, langsung semaput”
( Katu 18 GF )

“Ditinggal pergi, sementara cewek ini ditinggal sendiri” ( Kartu 18 GF )

Selain melakukan displacement, subyek juga melakukan

rasionalisasi. Mekanisme ini hanya didapatkan dari hasil wawancara.

“kowe is pa ngatur aku, isa pa nguripi aku ?, pengen dadi ibuku…..kaya ibuku
kae ? ra mungkin, ibuku super sabar….” ( W.S2.227-230)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

“Ya emang gitu mas. Yooo…di satu sisi sakit tapi ada senangnya”.
( W.S2.337-338 )

“Mosok aku di…kon pinter ya ra isa mas ?. iya tho mas ? “ (W.S2.369-371)

“Nggak mencukupi aku. Nggak makani aku”. (W.S2.419-420)

“Orang, oleh tetangga-tetangga lain ?, ya malu tapi ngapa malu ? iya tho ?,
orang itu keluargaku sendiri, masak tetangga disuruh nganu”.
(W.S2.426-429)

“mbangane nggosip nggosip keluargaku, mending delok sikek ngilo kono


keluargamu wis beres pa durung !” (W.S2.431-434)

“Nggak, cuman aku diamin, suatu saat nanti karma kan, hukum karma kan
berlaku, fitnah – penyebar aib orang tu lebih besar…-“ (W.S2.455-459)

“Kalo sekarang, yang… orang yang aku nggak sukai, yang tetanggaku itu aku
diamin”. (W.S2.463-465 )

“Ya…lewat ya nggak luruhan, luweh, ra urusan. Wong kono ra makani aku kok
senengane ngurusi… “(W.S2.467-470 )

Selain melakukan rasionalisasi, subyek juga melakukan fantasi :

“Kalo harapan aku ki, besok sewaktu waktu aku dewasa, udah sukses, udah
mandiri, udah punya apa-apa aku mau nyatukan orangtuaku lagi…”.
(W.S2.110-114)

“Harapan jangka pendek ya…ibuku ya aku berdoa semoga nggak ada apa-apa
disana, sama ayahku juga, semoga bisa disatukan kembali”. (W.S2.118-121)

Subyek juga melakukan denial, hal ini ditunjukkan melalui respon subyek

dalam TAT :

“perempuan itu masih nggondeli, nyuruh untuk mutusin pacarnya” ( Kartu 4 )

Dari beberapa mekanisme pertahanan diri yang dilakukan subyek

diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah subyek melakukan :

denial, proyeksi, represi, displacement, rasionalisasi dan fantasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tabel

Rangkuman Hasil Penelitian

Subyek A Subyek B
Sumber Kecemasan Kehilangan kasih sayang Kehilangan kasih sayang

dan dukungan yang sangat dan dukungan yang sangat

dibutuhkan dari salah satu dibutuhkan dari salah satu

orangtua (SK1), kekurangan orangtua (SK1), keharusan

dukungan finansial (SK 4), untuk menerima situasi dan

harus menjalankan tugas keluarga baru (SK 2) dan

dan kewajiban baru (SK 5) pandangan bahwa keluarga

dan pandangan bahwa yang bercerai adalah suatu

keluarga yang bercerai hal yang negatif (SK 6).

adalah suatu hal yang

negatif (SK 6).

M ekanisme Pertahanan Dari wawancara : denial, Dari wawancara : proyeksi,


Diri
proyeksi, represi, isolasi, represi, displacement,

displacement dan fantasi. rasionalisasi dan fantasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Dari TAT : denial, Dari TAT : denial, proyeksi,

proyeksi, represi, fantasi, displacement.

displacement.

C. Pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Kedua subyek melakukan beberapa mekanisme pertahanan diri, yaitu denial,

proyeksi, represi, displacement, fantasi. Dari beberapa mekanisme tersebut, ada beberapa

kesamaan, yaitu keduanya melakukan denial, proyeksi, represi, displacement dan

fantasi. Penyebab kedua subyek melakukan beberapa Mekanisme yang sama adalah

mereka mengalami beberapa sumber kecemasan yang sama. Mc Dowell (2002)

menyatakan bahwa perceraian orangtua akan menggerogoti pondasi awal kehidupan

seorang remaja karena dasar rasa aman yang sangat dibutuhkan remaja menjadi hilang.

Perasaan yang muncul pada saat remaja mengetahui bahwa orangtuanya telah bercerai

adalah merasa marah, malu, bersalah, pahit, takut, bingung, tertekan dan kesepian.

Pada kedua subyek, terdapat manifestasi nyata dalam melakukan Mekanisme

Pertahanan diri. Setelah terjadi perceraian, subyek A sering berputar-putar keliling kota

dengan naik sepeda sendiri. Ia bersepeda sampai ke tempat yang jauh dari rumahnya dan

setelah sampai di rumah, ia langsung tidur. Hal itu dilakukan subyek hampir setiap hari

selama satu bulan penuh. Selain itu, subyek juga pindah ke Semarang dan hidup dengan

pakdhenya. Ia juga menutup diri dan sulit bergaul dengan indikator munculnya perilaku

mencari teman dengan uangnya, artinya subyek berteman bukan atas dasar persahabatan

namun berdasarkan materi. Setelah terjadi perceraian, subyek juga marah sekali kepada

ibunya dan mengirim surat yang isinya apakah ia lebih baik memanggil ibunya dengan

sebutan tante. Pada subyek B, ia terlibat dalam narkoba, rokok dan mabuk-mabukan. Ia

juga sangat nakal dan menjadi trouble maker di sekolahnya. Selain itu, subyek juga suka

sekali mempermainkan cewek dengan cara selalu berganti-ganti pacar. Setiap kali

berpacaran, subyek juga suka menyakiti pacarnya, baik secara verbal maupun non verbal

(fisik), misalnya dengan cara menendang dan memukul badan maupun tangan pacarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

itu. Dalam bidang akademis, subyek B mengalami penurunan prestasi yang sangat

drastis. Sebelum terjadi peristiwa perceraian orangtuanya, nilai-nilai akademisnya

terbilang baik karena selalu mendapatkan peringkat 10 besar ; namun setelah terjadi

perceraian, prestasinya terus menurun sampai akhinrnya tidak naik kelas dan pindah ke

sekolah lain. Saat ini pun ketika subyek sudah pindah sekolah, prestasinya juga tidak

cukup baik karena sulit berkonsentrasi.

Walaupun kedua subyek melakukan berbagai Mekanisme yang sama, namun ada

beberapa keunikan yang ditemukan dari masing-masing subyek, yaitu :

1. Subyek A

Subyek A melakukan denial, proyeksi, represi, isolasi, displacement dan

fantasi. Beberapa mekanisme pertahanan tersebut terkait dengan sumber kecemasan

yang dialaminya, yaitu kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat

dibutuhkan dari salah satu orangtua. Ia mengalami sumber kecemasan ini karena

ibunya telah meninggalkannya sejak terjadi peristiwa perceraian orangtuanya.

Menghadapi situasi ini, kemudian ia tidak jujur dan tidak terbuka kepada orang

tuanya. Selain itu mekanisme pertahanan lain yang dilakukan oleh subyek A adalah

proyeksi. Ia menyalahkan kedua orang tuanya karena ia merasa sudah dibuang dan

dicampakkan. Ia merasa ketika ia masih kecil orang tuanya sangat peduli dengan

hidupnya, namun setelah perceraian mereka, ia merasa tidak dipedulikan lagi. Ia

beranggapan bahwa perceraian itu telah membuktikan bahwa kedua orang tuanya

sudah tidak peduli lagi kepada dirinya. Proyeksi ini juga terkait dengan sumber

kecemasan yang lainnya, yaitu adanya pandangan bahwa keluarga yang bercerai

adalah suatu hal yang negatif . Subyek A kuatir jika ia terlihat jelek di hadapan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

lain karena perceraian orangtuanya. Ketika orang lain memberikan komentar yang

kurang baik, terlebih dahulu subyek A menjelek-jelekkan kedua orangtuanya karena

perceraian mereka. Dengan demikian, ia dapat melampiaskan kemarahannya terhadap

orang tuanya dengan cara menjelek-jelekkan mereka. Ia merasa tidak harus

mendengarkan komentar pahit orang. Ia melakukan hal itu agar orang lain tidak jadi

menjelek-jelekkannya. . Hal ini tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan kakak

subyek. Kakaknya berkata, “ya cuek-cuek aja, responnya”.

Mekanisme pertahanan diri berikutnya yang dilakukan oleh subyek A adalah

represi . Subyek A merasa sedih, marah dan putus asa. Ia menyalahkan dirinya

sendiri dan memendam semua masalahnya. Ia menyimpan semua perasaan marah

dan sedihnya di dalam dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan keterangan yang

diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Yang jelas, kalo dari yang aku liat, dia sedih.

Sedih terus, ya ada unsur kecewa juga sih”. Mekanisme represi juga terkait dengan

kecemasannya karena kehilangan kasih sayang dari ibunya. Ia merasa kehilangan ibu

dan ingin mendapatkan keluarga yang baik. Setelah peceraian orangtuanya, subyek A

akhirnya tinggal bersama ayahnya dan kadang-kadang melakukan komunikasi dengan

ibunya melalui handphone, telepon atau mengunjungi di tempat suami baru ibunya.

Setelah kehilangan ibunya, subyek menutup harapannya dalam-dalam untuk

mendapatkan kasih sayang dari ibunya itu. Hal ini sesuai dengan keterangan yang

diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “dia pengen keluarga barunya itu bisa bahagia

gitu”. Mekanisme represi juga terkait dengan keharusannya untuk menjalankan tugas

dan kewajiban baru. Ia sering dituntut oleh bapaknya untuk mengambil keputusan-

keputusan penting dalam hidupnya, misalnya tuntutan agar dirinya mampu menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

seperti yang diharapkan oleh bapaknya, misalnya masuk ke fakultas yang tidak sesuai

dengan kemampuan dan harapannya sendiri. Selain itu, ia juga merasa tidak mampu

jika harus menggantikan seluruh pekerjaan rumah tangga yang telah dilakukan ibunya

sebelum terjadi peristiwa perceraian. Subyek merasa takut gagal jika ia tidak mampu

memenuhi harapan kedua orangtuanya itu. . Hal ini sesuai dengan keterangan yang

diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Ada perasaan takut disalahkan, jadi ya yang
dilakukan adikku itu ya tetep ini, tetep ada kekhawatiran kalo disuruh bikin keputusan penting gitu.

Takut kalo keputusan-keputusannya itu nantinya bakal disesalin sama orang-orang yang sudah punya

harapan besar ke dia gitu lho”.

Subyek juga menutup diri sendiri dari lingkungan dan tidak bergaul dengan

orang lain. Subyek menutup komunikasinya dengan orang lain dan tidak terbuka

terhadap orang tuanya. Ia tidak mengungkapkan apa yang menjadi kekecewaan dan

semua perasaannya kepada orang tuanya itu. Subyek juga tidak peduli terhadap

kehidupan ibunya, yang tadinya ia sangat peduli dan punya hubungan yang dekat

dengan ibunya; setelah bercerai subyek tidak lagi memiliki hubungan yang baik

dengannya. Ini terjadi beberapa saat setelah perceraian terjadi. Subyek juga sempat

menulis surat kepada ibunya bahwa perceraian itu tidak boleh dan dia sangat

membenci ibunya karena dianggap sebagai orang yang munafik. Hal ini sesuai

dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Kalo jaga jarak,

kayaknya iya. Nggak semua hal dia ceritakan sama ibu”. Kakaknya juga berkata, “Kurang bisa
nyaman dengan dua-duanya. Tinggal sama ibu pun dia juga males, agak gak nyaman”.

Mekanisme pertahanan diri lain yang dilakukan oleh subyek A adalah fantasi .

Subyek juga memiliki angan-angan untuk memiliki sebuah keluarga yang utuh dan

harmonis. Ia berpikir jika ia memiliki keluarga yang harmonis, maka hidupnya pasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

akan sangat bahagia. Namun itu semua tidak dapat tercapai karena sekarang orang

tuanya telah berpisah dan ibunya telah menikah lagi dengan pria lain. . Hal ini sesuai

dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Yang aku tau
bahwa ya ini, istilahnya gimana ya…setelah bercerai, dia tu pengennya ya..kalo dulu pertama tak amati

jelas banget dia pengen semuanya bisa balik ke normal gitu lho, cuman kan ga mungkin”.

Fantasi juga muncul karena subyek A kekurangan dukungan finansial

sehingga ia harus mencari uang sendiri untuk mempertahankan hidup karena

bapaknya sudah tidak memberinya uang. Selain untuk bertahan hidup, ia juga

dibebani dengan keharusan untuk ikut membiayai studi kakaknya. . Hal ini sesuai

dengan keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “maka dari itu,
kami berdua pun harus mencari uang waktu itu untuk tambahan. Makanya ya itu ya he e bener” ; dan

“nambah murid. Sedapat mungkin bisa nambah pengahasilan itu tadi. Cari tambahan atau gimana……

seandainya dia gak dapat, setahuku ya dicukup-cukupin ya”. Subyek juga sangat berharap dan

menginginkan bahwa dirinya bisa menjadi seperti gadis lainnya, yaitu bisa lulus

kuliah, bisa memakai pakaian seperti teman-temannya, bisa memiliki handphone dan

benar-benar seperti kehidupan anak-anak yang lainnya. . Hal ini sesuai dengan

keterangan yang diberikan kakak subyek. Kakaknya berkata, “Pengen tampil kayak
penampilan cewek-cewek jaman sekarang gitu. Dia punya baju yang banyak, punya baju yang bagus-

bagus, punya hp yang keliatan…ya…layak dipandanglah kayak gitu”. Walaupun memiliki

harapan yang tinggi, namun realitasnya tidak memungkinkan karena subyek belum

memiliki pendapatan yang cukup. Studinya pun terhenti karena masalah ekonomi dan

adanya perbedaan pendapat yang sangat tajam dengan orang tuanya mengenai jurusan

yang harus dipilihnya.

2. Subyek B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Subyek B melakukan represi, fantasi dan displacement, rasionalisasi dan

proyeksi. Mekanisme pertahanan represi terkait dengan sumber kecemasan yang

dialaminya, yaitu kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari

salah satu orangtua. Ia mengalami kecemasan ini karena ia telah ditinggalkan oleh

ibunya sejak terjadi peristiwa perceraian orangtuanya. Subyek B merasa bahwa hidup

dan masa depannya terhambat karena perceraian orangtuanya. Ia sangat terpukul dan

merasa tidak mampu menghadapi kenyataan itu. Subyek merasa “hancur” karena

sejak kecil ia telah memiliki angan-angan yang tinggi untuk masa depannya. Ia

merasa terhambat dan seolah-olah terperosok ke dalam “lubang” dalam, yang ternyata

hambatan itu justru berasal dari orangtuanya sendiri. Hal ini sesuai dengan keterangan

yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “ keliatannya ya itu….keliatannya belum


bisa menerima. Inginnya orangtua bersatu tapi keliatan agak stres loh, mungkin pikirannya…apa

sedikit terus agak marah”. Subyek B juga merasa cemas karena adanya keharusan untuk

menerima situasi dan keluarga baru. Subyek B harus menghadapi kenyataan bahwa

bapaknya ingin menikah lagi dengan wanita lain. Ia merasa tidak senang jika harus

memiliki ibu tiri. Hal ini tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek subyek

karena sebenarnya kedua orangtua subyek tidak berencana menikah lagi dengan

orang lain. Neneknya berkata, “Tidak ada yang mau menikah lagi”. Mekanisme represi

juga terkait dengan adanya pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal

yang negatif . Subyek B merasa bahwa tetangga-tetangganya sering menggosipkan

dan memberi komentar negatif terhadap peristiwa perceraian orangtuanya. Ketika

tetangga subyek B memberi komentar negatif, ia tidak dapat berbuat banyak karena

perceraian itu terjadi pada waktu bulan puasa, sehingga ia hanya mendiamkan semua

komentar itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Subyek B juga melakukan fantasi. Fantasi ini terkait dengan harapannya bahwa

suatu saat nanti ia dapat menyatukan keluarganya seperti sediakala. Sejak perceraian

orang tuanya, ibunya berada di Pekalongan dan bapaknya masih di Yogya. Subyek

juga khawatir terhadap kedua orangtuanya karena ibunya sudah pergi ke luar kota dan

bapaknya juga sering pergi bekerja di luar kota. Hal ini sesuai dengan keterangan

yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “kemungkinan yaa kayak gitu karena
orangtuanya gak bisa mendampingi, kan bapaknya jarang pulang. Khawatir sama ibunya, kasihan

ibunya sampai pergi. Dia juga khawatir sama bapaknya”. Ia berharap pada suatu saat nanti jika

telah dewasa dan berhasil, ia mau menyatukan orang tuanya lagi. Hal ini sesuai

dengan keterangan yang diberikan nenek subyek. Neneknya berkata, “Harapannya ya


keliatannya mau mempersatukan lagi, tapi ya entah terserah orangtuanya”.

Mekanisme lain yang juga dilakukan oleh subyek B adalah displacement. Ketika

ia merasa jengkel karena peristiwa perceraian orangtuanya, ia sering meluapkan

kejengkelannya itu dengan memukul tembok serta pergi ke Kali Bebeng dan berteriak

sekeras-kerasnya. Selain itu ia juga pergi ke tempat pacarnya untuk menghilangkan

kejengkelannya itu.

Mekanisme lain yang juga dilakukan oleh subyek B adalah rasionalisasi dan

proyeksi. Mekanisme pertahanan diri itu terkait dengan keraguan sekaligus sikapnya

yang menolak apakah calon ibu tirinya mampu menggantikan posisi dan sifat-sifat

seperti yang dimiliki ibu kandungnya. Rasionalisasi dan proyeksi juga terkait dengan

adanya keharusannya untuk menjalankan tugas dan kewajiban baru. Selain karena

pilihan itu, subyek B juga sering dituntut oleh bapaknya agar memfokuskan diri pada

studinya namun subyek merasa bahwa dia tidak diberi contoh dari orangtuanya ;

justru malah memberikan hal yang kurang baik melalui peristiwa perceraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

orangtuanya. Menghadapi hal ini, subyek menyalahkan bapaknya karena tuntuntan

sekaligus ketidak konsistenan perkataan bapaknya itu. Ketika subyek mencoba

memberikan penjelasan kepada bapaknya, ia malah dianggap seperti anak kecil yang

tidak tahu apa-apa dan tidak usah ikut campur dalam urusan orang tuanya.

Rasionalisasi juga terkait dengan komentar negatif yang diberikan tetangganya. Di

sisi lain sebenarnya ia juga membalas komentar tetangganya itu dengan cara

mengajukan alasan-alasan yang masuk akal agar mereka tidak lagi berkomentar

negatif, misalnya memakai alasan bahwa hukum karma akan berlaku bagi mereka

dan bahwa mereka tidak memberi nafkah kepadanya sehingga ia merasa berhak untuk

mendiamkan tetangganya itu. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan nenek

subyek. Neneknya berkata, “iya, he e kuatir digosipin sama tetangganya. Galang cuma bilang,
“ah nggak usah ngurusi orang lain, wis ben”

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap mekanisme pertahanan diri remaja

ketika menghadapi masalah perceraian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kedua subyek penelitian yang menghadapi masalah perceraian orang tua melakukan

beberapa Mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan

oleh subyek A adalah represi , displacement, denial, proyeksi, isolasi dan fantasi.

Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh subyek B adalah represi,

displacement, denial, proyeksi, rasionalisasi dan fantasi.

2. Beberapa sumber kecemasan yang dihadapi oleh remaja yang menghadapi masalah

perceraian orang tua adalah kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat

dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan untuk menerima situasi dan keluarga

baru, kekurangan dukungan finansial, harus menjalankan tugas dan kewajiban baru

serta padangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.

B. Kelemahan penelitian

Pada subyek A, kejadian perceraian orangtuanya telah berlangsung agak lama,

yaitu ketika subyek berusia 12 tahun, sehingga hal ini juga mempengaruhi

intensitas sumber kecemasannya. Sumber kecemasan subyek A sudah tidak terlalu

dominan dalam dirinya.

C. Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

1. Untuk mengatasi sumber kecemasan yang dihadapi, sebaiknya subyek berorientasi

pada tugas (task oriented) atau melakukan Mekanisme pertahanan yang mature

sehingga mampu menghasilkan solusi yang lebih efektif dan permanen. Jika subyek

selalu menggunakan Mekanisme pertahanan diri yang immature, maka akan

menyebabkannya menjadi individu yang tidak bertumbuh secara psikologis. Bagi

keluarga yang saat ini hidup bersama subyek, diharapkan dapat tetap memberikan

dukungan yang dibutuhkan oleh subyek.

2. Bagi keluarga dan masyarakat pada umumnya, sebaiknya mempertahankan

keharmonisan keluarga karena perceraian dapat menimbulkan reaksi psikologis yang

tidak sehat terhadap perkembangan psikis remaja.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya, penelitian mengenai mekanisme pertahanan diri pada

kasus perceraian merupakan penelitian yang masih jarang dilakukan di Indonesia,

oleh karena itu peneliti memberi saran agar peneliti lain melakukan penelitian yang

serupa dengan usia perceraian yang berbeda atau penelitian lain yang terkait dengan

tema perceraian.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne & Urbina S (1997). Tes Psikologi : Jilid 2. Jakarta : Prenhallindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Anwar, Saifuddin (2002) Tes Prestasi (Ed. ke-2). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bellak, Leopold & Abrams D.M (1997) The TAT, The CAT and the SAT In Clinical Use
(6th Ed.), Boston : Allyn & Bacon.
Cole, Kelly (2004). Mendampingi anak menghadapi perceraian orangtua. Jakarta : PT
Prestasi Pustakaraya.
Compas, E Bruce ; Gotlib H. Ian & Kaplan (1994). Synopsis of Psychiatry “Behavioral
Science Clinical Psychiatry”(7th Ed.). New York : Mc Graw-Hill Companies. Inc.
Corey, Gerald (1999) Teori & Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT Refika
Aditama.
Creswell, John W. Qualitative Inquiry and Research Design (1994). California : Sage
Publication
Criner, L.M (1991) “A childhood for every child : An Interview with Wade Horn”. The
World & I.
Gunarsa, Singgih D (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja (cetakan ke-11),
Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Hadi, Sutrisno (2004). Metodologi Research 2. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Hall, Calvin S, Lindzey, Gardner (1993). Teori – teori Psikodinamik (klinis), Editor : A.
Supratiknya. Yogyakarta : Kanisius.
Hall, Calvin S, Lindzey, Gardner (1993). Teori-teori organismik- fenomenologis, Editor :
A. Supratiknya. Yogyakarta : Kanisius.
Huberman, Michael (1992). Analisis data kualitatif : Buku sumber tentang metode-
metode baru. Jakarta : UI Press.
MacGregor, Cynthia (2004). The Divorce Helpbook for Teens, USA. Impact Publisher,
Inc.
Mantra, Bagoes (2004). Filsafat Penelitian – Metode penelitian sosial. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Mc Dowell, Josh & Stewart Ed (2002). Sahabatku bergumul dengan perceraian
orangtua (2nd Ed.). Yogyakarta : Gloria Graffa.
Muhadjir, Noeng (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif : telaahan positivistik
rasionalistik dan phenomenologik. Penerbit Rake Sarasin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Murray, Henry Alexander (1998). Thematic Apperception Test. Alih bahasa : A.Tanti
Arini, Editor : A. Supratiknya, Pusat Penerbitan & Pengembangan Sumber Belajar
Fak.Psikologi USD.
Palmore, J.A & Singarimbun, M (1992). “The Conflicting Effects of Delayed Marriage
& Declining Divorce Rates on Cumulative Fertility in Indonesia”. Asian & Pacific
Population Forum, Vol.6 no 1.
Patton, Quinn Michael (2002). “Qualitative Research & Evaluation Methods” (3th. Ed).
California : Sage Publication, Inc.
Poerwandari, Kristi E (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Depok : LPSP3 - Fakultas Psikologi UI.
Prawirohamidjojo, Soetojo (1986). Hukum Orang dan Keluarga. Bandung : Penerbit
ALUMNI
Prihanto, Sutyas (1993). Thematic Apperception Test (TAT). Fakultas Psikologi UBAYA.
Rini, Martina S (2002). Perceraian & Kesiapan Mental Anak (on-line). 24 Februari 2006,
dari http // www. e – psikologi.com.
Santrock, John W (2003). Adolescence : Perkembangan Remaja. Alih bahasa : Shinto B.
Adelar, Shierly Saragih. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Steinberg, Laurence (2002). Adolescence, New York : Mc Graw – Hill.
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa (1989). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Wilson, Terence G, Nathan. E Peter, O’Leary. Daniel K, Clark, Anna Lee (1996).
Abnormal Psychology : Integrating Perspectives. Boston : Allyn & Bacon.
Webster, Noah (1983). Webster’s New Twentieth Century Dictionary of The English
Language. New York : Prentice Hall Press.

Analisis TAT subyek A (1, 2, 3 GF, 4, 5, 6GF, 7GF, 8GF ,10, 14, 18GF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Dari 12 kartu yang disajikan, terdapat 7 kartu yang menunjukkan cerita yang

berkaitan dengan tujuan penelitian, yaitu : 2, 3 GF, 4, 5, 7 GF, 8 GF dan 10

Kartu 1
Menurut saya, ini seorang anak yang sedang berpikir untuk belajar bermain biola.
(terus ?) Tapi mungkin dia… apa ya…. Sepertinya dia ingin bermain biola tapi
sepertinya dia menunjukkan ketidak sanggupan. Jadi, saat ini dia sedang
termenung berpikir bahwa dia ingin tapi dia tidak bisa. Jadi dia merasa menyesal,
merasa bersedih, merasa tidak mampu dan yang hanya bisa dia lakukan hanyalah
memandangi biola itu dengan penuh impian dengan…maksudnya dengan rasa
apa ya…ada hasrat tapi seperti sedihhhh banget gitu… sepertinya lho. Ya
mungkin eeee…. kesudahannya hanyalah yang bisa dilakukan ya dia hanya
mungkin menyerah, menyerah.. dan juga melupakan niatnya bermain biola.

Tema utama : Seorang anak yang sedang berpikir untuk belajar bermain biola.
Hero : Seorang anak laki-laki berusia 9 – 10 tahun
Sumber cerita : Imajinasi

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Seorang anak yang sedang Jika anak ingin bermain Konsep diri yang rendah
berpikir untuk belajar biola tapi merasa tidak Keinginan besar namun
bermain biola, dia mampu tidak tercapai
menunjukkan ketidak
sanggupan

Yang hanya bisa dia Jika anak memandang biola Mudah putus asa
lakukan hanyalah dengan harapan yang besar
memandangi biola itu
dengan penuh impian, ada
hasrat tapi sedih banget.

Yang bisa dilakukan Jika anak tidak mampu Pasif


mungkin menyerah dan berbuat apa-apa dan Perasaan tidak mampu
melupakan niatnya bermain melupakan keinginan main
biola biola

Catatan Klinis : Subyek kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan keluarganya

sering menuntut dirinya. Jika subyek gagal melakukan sesuatu, keluarga tidak ada yang

mendukung. Respon dari subyek ketika menghadapi situasi itu adalah ia merasa terluka,

merasa sangsi akan cinta yang diberikan oleh orangtuanya. Selain itu, di dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

subyek juga terbentuk sifat untuk selalu sempurna, terutama di depan kedua orangtuanya.

Subyek mengatakan jika ia merasa tidak sempurna berarti ia tidak berguna.

Kartu 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Ini gambar seorang wanita yang dia berada di abad-abad kuno ya… masa-masa
lampau ya…dan dia seorang wanita yang sepertinya ingin untuk belajar di saat
wanita lain mungkin lebih cenderung membantu suaminya di ladang. Namun
sepertinya ia mendapati keterbatasan ya… karena mungkin jamannya saat itu
tidak diizinkan mungkin ya….tapi entah kenapa kok sepertinya ya.. dia hanya
bisa berusaha, jadi hanya bisa apa ya…perasaan yang dia rasakan ya dia hanya
ingin bisa melakukan apa yang bisa dilakukan. (dia nglakuin apa ?). Saat ini ya
dia hanya memandang apa ya ?, kalo yang disini dia hanya bisa memandang ke
arah lain ya…dengan pandangan kosong, enggak ya ? (ya nggak tau) kok
sepertinya begitu…dia hanya bisa memeluk bukunya dan memandang ke arah
yang lain. (apa yang dia rasakan ?) mungkin perasaan antara campur aduk kali
ya.. (campur aduk tu gimana ?) campur aduk… di satu sisi dia ingin seperti
wanita yang lain di satu sisi dia juga ingin meraih cita-citanya. Tapi mungkin dia
tetep akan….kalo kesudahannya ia mungkin tetep akan berusaha untuk meraih
cita-citanya. Karena sepertinya tetap itulah yang jadi utama buat dia.
(akhirnya ?) ya dia akan tetap meraih cita-citanya, dia tetep akan belajar, dia
tetep akan berusaha (bisa nggak ?) sepertinya bisa.

Tema utama : Seorang wanita yang ingin belajar


Hero : Gadis berusia 18 tahun
Sumber cerita : Buku

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Seorang wanita yang Jika wanita lebih Keinginan untuk mandiri
sepertinya ingin untuk mengutamakan prestasi dam berkembang
belajar di saat wanita lain pribadi dibanding pekerjaan Tidak mau terikat dengan
mungkin lebih cenderung dalam rumah tangga kewajiban
membantu suaminya di
ladang

Namun sepertinya ia Jika wanita memiliki Lingkungan menghambat


mendapati keterbatasan keinginan namun keinginan
karena mungkin jamannya mendapatkan hambatan
saat itu tidak diizinkan, tapi
sepertinya dia hanya bisa
berusaha, jadi perasaan
yang dia rasakan dia hanya
ingin bisa melakukan apa
yang bisa dilakukan.

Di satu sisi dia ingin seperti Jika bimbang karena harus Konflik antara keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

wanita yang lain di satu sisi menentukan pilihan dan harapan lingkungan
dia juga ingin meraih cita-
citanya.

Tapi kalo kesudahannya ia Jika tetap memprioritaskan Ingin mewujudkan


tetep akan berusaha untuk keinginannya keinginan
meraih cita-citanya. Karena
sepertinya tetap itulah yang
jadi utama buat dia.

Catatan Klinis : Subyek dipaksa untuk mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan

keinginanya oleh ayahnya sehingga pada pertengahan semester kuliahnya itu terhenti

karena terdapat perbedaan pendapat dengan kedua orangtuanya. Respon subyek adalah

kecewa dan menyalahkan diri sendiri mengapa ia tidak mampu. Ia merasa gagal. Ia lebih

cenderung untuk menanyakan apakah dirinya tidak dapat diterima apa adanya oleh

orangtuanya. Subyek tidak mampu mewujudkan keinginannya karena merasa patah

semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Kartu 3 GF
Ini wanita yang menangis sambil di balik pintu….sambil menutup pintu.
Kemungkinan awalnya adalah dimulai dari dia mungkin eee.. melihat suaminya
berselingkuh atau mungkin…ya sepertinya dia melihat suaminya berselingkuh.
Jadi dia hanya bisa…di balik pintu itu ada suaminya yang berselingkuh dengan
wanita lain. Jadi hanya bisa menutup pintu itu sambil dia menangis. Perasaannya
yang pasti sangat sedih dan terluka. Yang dia pikirkan mungkin..”kenapa semua
ini harus terjadi sama aku ?” dan mungkin yang dilakukan sesudahnya ya dia
mungkin bisa pergi mendamprat suaminya..sepertinya lho…dia akan
mendamprat, setelah perasaannya tenang dia mungkin akan mendamprat
suaminya atau wanita yang jadi selingkuhan suaminya itu. (lalu akhirnya jadi
nggak dia mendamprat ?) sepertinya iya..(jadi, akhirnya si wanita ini gimana ?)
mungkin wanita ini setelah…tangisannya mereda dia mungkin justru akan
berbalik marah dia akan membuka pintu itu lagi dan dia menghadapi suaminya
dan wanita itu.(akhirnya setelah dihadapi ?) setelah dihadapi yaa…yang pasti dia
tetep terluka. (akhirnya selesainya gimana ?) endingnya mungkin ya…itu dia
mendamprat suaminya dan wanita yang selingkuh bersama suaminya itu.

Tema utama : Wanita yang menangis karena suaminya selingkuh


Hero : Wanita berusia 34 - 35 tahun
Sumber cerita : Masa lalu subyek dan teman-teman cewek subyek yang curhat
tentang cowoknya yang selingkuh

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ini wanita yang menangis Kesedihan seorang wanita Persepsi terhadap pasangan
sambil di balik pintu. karena suaminya selingkuh yang tidak setia
Awalnya dimulai dari Displacement
melihat suaminya
berselingkuh

Perasaannya yang pasti Jika perasaan sangat sedih Merasa dikhianati


sangat sedih dan terluka. dan terluka

..”kenapa semua ini harus Jika wanita tidak bisa Kemarahan


terjadi sama aku ?” dan menerima realitas suami Kekecewaan
mungkin yang dilakukan selingkuh Proyeksi
sesudahnya dia mungkin
bisa pergi mendamprat
suaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Catatan klinis : Ayah subyek berselingkuh dengan teman ibu subyek sendiri ketika ibu

subyek mengajak temannya itu untuk menginap di rumahnya. Perselingkuhan ini terjadi

ketika ibu subyek sedang tidak berada di rumah. Namun, akhirnya ibunya itu membalas

dendam dengan cara berselingkuh dengan pria lain. Respon subyek adalah marah sekali

terhadap teman ibunya, sampai dengan anak teman ibunya pun subyek tidak mau

berteman (sebelumnya subyek telah saling mengenal dengan anak teman ibunya). Dari

peristiwa ini kemudian muncullah konsep bahwa subyek tidak bisa lagi mempercayai

siapapun. Ia juga merasa dikhianati oleh teman ibunya itu, sehingga ia menjadi kecewa,

sedih dan marah. Akhirnya ia mendiamkan anak teman ibunya itu serta juga mendiamkan

ayahnya.

Kartu 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Eeee..ini gambar seorang wanita yang sedang merayu seorang pria. Mungkin
cenderung dia merayu seorang pria yang sudah beristri kali ya…tapi sang pria itu
tetap berusaha untuk tetap menjaga komitmenya dengan istrinya. Atau mungkin
kalo dia belum beristri pasti pasangannya lah. belum punya pacar. Sepertinya
wanita ini bukan benar-benar tertarik tapi hanya ingin merayu aja, jadi istrinya ya
emang itu kehidupannya atau bisa dibilang wanita yang…dia suka merebut suami
orang atau bisa juga seorang wanita pelacur, wanita murahan. Wanita yaa seperti
itu. Terus sepertinya akhirnya ia tidak bisa merayu pria itu.(mengapa kok nggak
bisa ?) karena sepertinya pria itu tetap menjaga komitmen dengan istrinya.
Karena di sini terlihat juga penolakan dari pria itu.

Tema utama : Seorang wanita yang sedang merayu seorang pria yang sudah
beristri.
Hero : Pria 30-an awal, wanita 20-an akhir
Sumber cerita : Film

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
seorang wanita yang Jika ada wanita ingin Displacement terhadap
sedang merayu seorang menjalin hubungan cinta sesama wanita
pria. Mungkin cenderung dengan pria beristri
dia merayu seorang pria
yang sudah beristri kali

tapi pria tetap berusaha Jika pria tetap berada pada Ingin agar pasangan tetap
untuk tetap menjaga norma yang berlaku setia
komitmenya dengan
istrinya.

Wanita ini bukan benar- Jika wanita hanya memiliki Persepsi terhadap wanita
benar tertarik tapi hanya keinginan untuk menggoda yang dapat merayu laki-laki
ingin merayu aja, jadi Harapan agar laki-laki tidak
istrinya emang itu tergoda
kehidupannya atau bisa Displacement
dibilang wanita yang suka
merebut suami orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Catatan Klinis : Hancurnya rumah tangga yang dibina orangtua subyek disebabkan

karena hadirnya pihak ketiga. Pihak ketiga ini baru saja selingkuh dengan suaminya yang

juga merupakan teman ibu subyek; yang akhirnya juga berselingkuh dengan ayah subyek.

Menghadapi realitas ini, kemudian ibu subyek membalas berselingkuh dengan pria lain.

Respon subyek adalah kecewa dengan ibunya, mengapa ia membalas berselingkuh

dengan pria yang lain. Ia tidak bisa dekat dengan pria itu karena subyek menganggap ia

adalah pengganggu dan orang yang merebut ibunya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Kartu 5
Ini gambar seorang wanita yang ketika dia pulang ke rumah dan tidak
menemukan siapa-siapa di rumahnya. Dia memiliki segalanya di rumahnya.
Maksudnya dia punya rumah yang bagus, dia punya perabotan yang lengkap tapi
tidak ada seorangpun di rumahnya. Yang dia temukan, dia merasa kesepian. Dia
merasa trus apa gunanya aku sudah memperoleh ini kalo ternyata aku tidak
memiliki siapa-siapa ?. Yang dirasakan sangaaaaat sedih. Akhirnya dia
menemukan rumah yang kosong kemudian yang bisa dia lakukan ialah menangis.
Pada akhirnya, mungkin ketika salah seorang dari anggota keluarganya pulang,
dia akan memeluknya dan dia akan mengatakan betapa kesepiannya dia. (setelah
itu?) setelah itu ya kembali kepada tergantung pada anggota keluarganya, tapi
sepertinya ketika seseorang sudah mengatakan itu mungkin anaknya pun akan
lebih melowongkan waktu untuk di rumah. (anaknya itu artinya ?) anggota
keluarganya itu. Barangkali juga dia sendiri yang selama ini merasa sudah terlalu
sibuk dan jarang ada di rumah, kemudian dia belajar meluangkan waktu untuk
anggota keluarganya (si ibu ?) si ibu ini. (akhirnya ibu ini gimana ?) akhirnya ibu
ini mungkin bisa berkumpul dengan keluarganya.

Tema utama : Wanita yang kesepian


Hero : Wanita berusia 46 tahun dan seorang anak sebagai anggota keluarga
Sumber cerita : Perasaan dan pengalaman subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Seorang wanita yang ketika Jika merasa kesepian Perasaan kesepian
pulang ke rumah dan tidak walaupun memiliki banyak Menginginkan hubungan
menemukan siapa-siapa di materi yang dekat (intim)
rumahnya. Dia memiliki
segalanya di rumahnya.
Punya rumah yang bagus,
dia punya perabotan yang
lengkap tapi tidak ada
seorangpun di rumahnya.
Yang dia temukan, dia
merasa kesepian

Dia merasa trus apa Jika wanita merasa tak Merasa tidak memiliki
gunanya aku sudah seorang pun dapat Kecemasan terhadap
memperoleh ini kalo dimilikinya kesendirian
ternyata aku tidak memiliki Displacement
siapa-siapa ?.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Pada akhirnya, ketika salah Jika ingin diperhatikan Mencari hubungan yang
seorang dari anggota dekat (intim)
keluarganya pulang, dia Memiliki kebutuhan afeksi
akan memeluknya dan dia
akan mengatakan betapa
kesepiannya dia.

ketika seseorang sudah Jika membutuhkan Memiliki harapan yang


mengatakan itu mungkin perlindungan besar karena tidak pernah
anaknya pun akan lebih merasa dilindungi,
melowongkan waktu untuk membutuhkan kehadiran
di rumah. orang lain

Barangkali dia sendiri yang Jika menyadari bahwa Rasa bersalah


selama ini merasa sudah hubungan keluarga adalah
terlalu sibuk dan jarang ada hal yang penting
di rumah, kemudian dia
belajar meluangkan waktu
untuk anggota keluarganya.

Catatan Klinis : Subyek memiliki keinginan untuk memiliki teman cerita di rumahnya,

namun tidak ada seorang pun yang ditemuinya untuk mencurahkan isi hatinya itu.

Respon subyek adalah mencari kasih sayang di luar rumah, sehingga ia menjadi jarang di

rumah karena kegiatannya dihabiskannya untuk berusaha akrab dengan teman-temannya,

membentuk komunitas baru dan berusaha mencari perhatian dari mereka. Namun

demikian, ia tetap merasa kesepian karena tidak mendapatkan kasih dari orangtua dan

kakaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Kartu 6 GF
Ini gambar seorang wanita yang disapa seorang bapak-bapak tua. Bapak-bapak
tua ini sepertinya hanya sekedar bertanya sesuatu mungkin sekedar alamat atau
rumah. Nah, tapi sepertinya wanita ini mengenal bapak-bapak tua itu. Entah
sepertinya ia temen ayahnya atau temen siapanya. Sepertinya wanita ini cuman
sekedar kaget aja kok bisa mereka bertemu di situ. (kok bisa ?) ya mungkin ay..,
pria itu orang yang tidak pernah muncul di kehidupan wanita itu, jadi maksudnya
dia hanya pernah melihat tapi pria itu tinggal di tempat yang lain, agak jauh gitu
lo dan entah kenapa kok tiba-tiba ia bisa muncul di tempat wanita itu. Jadi
sepertinya wanita itu terkejut. (setelah terkejut gimana ?) ya mungkin dia
menjelaskan apa yang ditanyakan oleh pria itu. (akhirnya ?) akhirnya ya mereka
berpisah ….hehehe….

Tema utama : Wanita yang disapa seorang bapak-bapak tua


Hero : Pria 50 awal, wanita 25-26
Sumber cerita : Imajinasi

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
seorang wanita yang disapa Jika wanita disapa bapak- Menginginkan hubungan
seorang bapak-bapak tua. bapak tua, bapak tua hanya akrab
Bapak-bapak tua ini hanya sekedar ingin tahu Tidak mampu menjalin
sekedar bertanya sesuatu, hubungan yang dekat
sekedar alamat atau rumah. Represi

Wanita ini sekedar kaget Jika wanita kaget, pria itu Tidak ingin menjalin
kok bisa mereka bertemu di orang yang tidak pernah hubungan dengan pria
situ. Pria itu orang yang muncul di kehidupan wanita Kecewa dengan pria
tidak pernah muncul di itu.
kehidupan wanita itu

Dia menjelaskan apa yang Jika dia menjawab apa yang Ingin mendapatkan
ditanyakan oleh pria itu. ditanyakan pria, akhirnya bimbingan dari pria
akhirnya mereka berpisah mereka berpisah. Displacement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Catatan Klinis : Subyek teringat dengan pamannya yang datang kepadanya dan

menawarkan untuk tinggal bersamanya dan subyek sangat membutuhkan kasih sayang

seorang bapak dan ia berharap untuk mendapatkan kasih sayang itu dari pamannya.

Respon subyek adalah ia berharap walaupun bukan keluarga kandung, ia ingin

mendapatkan kasih sayang ayah dan ibu dari paman dan bibinya. Namun, subyek merasa

tidak mendapatkannya karena mereka sibuk bekerja. Ia merasa tidak ada orang yang

benar-benar mendengarkannya di saat ia butuh didengarkan, sehingga ia kesepian dan

akhirnya ia kembali lagi ke Jogja (paman dan bibinya tinggal di Semarang).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Kartu 7 GF
Ini gambar seorang anak bersama pengasuhnya. Tapi anak ini merasa kesepian
karena walaupun dia memiliki pengasuh dan memiliki mainan, dia tidak bersama
ibunda atau ayahndanya sendiri. Jadi dia merasa kesepian, dia merasa dia ingin
orangtuanya yang menemani dia. Terus kemudian yang dia bisa lakukan
hanyalah bercerita dengan pengasuhnya, jadi pada akhirnya ia tetap berusaha apa
ya…akhirnya dia berusaha menerima kenyataan seperti itu dan tetap saja dia
hanya bersama pengasuhnya. (setelah itu akhirnya gimana ?) ya pada akhirnya
ya… dia tidak mampu melakukan apa-apa karena dia ingin mengutarakan itu
kepada ayah dan ibunya tapi dia tidak bisa. (kenapa kok nggak bisa ?) ya
mungkin dia merasa sungkan kepada bapak dan ibunya, karena dia tahu bapak
dan ibunya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. (akhirnya setelah
itu ?) dia memilih ya…untuk berusaha menerima kenyataan seperti ini (cat :
dengan nada bicara yang kuat ) ya harus seperti ini ya sudah seperti ini.

Tema utama : Anak yang kesepian


Hero : Gadis berusia 13-14 tahun , pengasuhnya 30-an awal
Sumber cerita : Masa lalu subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Tapi anak ini merasa Jika merasa kesepian karena Perasaan kesepian
kesepian karena walaupun tidak bersama orang tuanya
dia memiliki pengasuh dan
memiliki mainan, dia tidak
bersama ibunda atau
ayahndanya sendiri.

Kemudian yang dia bisa Jika anak tidak menemukan Represi


lakukan hanyalah bercerita solusi, berusaha menerima
dengan pengasuhnya, jadi kenyataan
pada akhirnya ia tetap
berusaha akhirnya dia
berusaha menerima
kenyataan seperti itu

pada akhirnya dia tidak Jika anak merasa tidak Ketidak berdayaan
mampu melakukan apa-apa berdaya
karena dia ingin
mengutarakan itu kepada
ayah dan ibunya tapi dia
tidak bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

dia merasa sungkan kepada Jika merasa tidak dapat Mengalah, menjaga
bapak dan ibunya, karena mengungkapkan perasaan suasana, tidak mau konflik
dia tahu bapak dan ibunya Proyeksi
sama-sama sibuk dengan
pekerjaan masing-masing.

Catatan Klinis : Sewaktu subyek masih kecil (usia SD-SMP, sekitar 13 tahun ) ia sering

merasa kesepian di rumahnya karena orangtuanya bercerai. Respon subyek adalah ia

merasa sendirian di dunia ini sehingga terbentuklah konsep di dalam dirinya supaya ia

harus bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Perasaan yang dirasakan kesepian, dan

ia bertanya dimanakah orang yang mencintainya ?. Kemudian ia mencari kesibukan

berupa menulis, bermain boneka dan pergi bersepeda ke tempat yang jauh. Namun

demikian, ia tidak merasa puas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Kartu 8 GF
Ini gambar seorang wanita yang lelah. Lelah menjalani kehidupan ini. Sepertinya
hidupnya berat. Mungkin suaminya bercerai dari dia, anak-anaknya diasuh
suaminya, jadi dia merasa kesepian dan lelah. Seolah-olah dia sudah mencoba
melakukan segala sesuatu tapi gagal. (terus ?) nah..yang dia lakukan yang dia
bisa lakukan hanyalah menyesali kehidupannya, istilahnya bertanya “kenapa aku
ada di dunia ini ?, kenapa semua yang aku lakukan gagal. Kenapa….terus
apa……terus dia berusaha mencari apa yang harus aku lakukan, apa tujuan
hidupku ?, aku ingin melakukan apa ?, karena sebagai buktinya semua yang dia
miliki tidak ada yang…dirampas dari dia gitu lho. Dirampas dari dia semuanya.
Kemudian yang bisa dilakukan ya hanyalah merenung, termenung dan mungkin
sampe akhirnya dia hanya menyesali hidupnya. Sampe akhirnya tidak ada sesuatu
respon yang bisa dia lakukan. Hanyalah menyesali kehidupannya.(lalu setelah itu
kelanjutannya gimana ?). seandainya sudah sampai pada titik klimaksnya,
barangkali ada kemungkinan dia bunuh diri…hehehehe.(tapi ada kemungkinan
nggak dia ingin bunuh diri ?), sepertinya ada …hehehehe…..

Tema utama : Wanita yang lelah menjalani kehidupan


Hero : Wanita berusia 35-36 tahun
Sumber cerita : Subyek teringat dengan sosok ibunya

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ini gambar seorang wanita Jika wanita putus asa dan Persepsi tentang kehidupan
yang lelah. Lelah menjalani ditinggalkan keluarga yang berat
kehidupan ini. Sepertinya Kesendirian seorang istri
hidupnya berat, suaminya
bercerai dari dia, anak-
anaknya diasuh suaminya,
jadi dia merasa kesepian
dan lelah.

karena sebagai buktinya Jika merasa kehilangan Perasaan kehilangan dan


semua yang dia miliki karena orang lain putus asa
dirampas dari dia. Dirampas mengambil dengan paksa Displacement
dari dia semuanya. apa yang dimiliki sehingga
Kemudian yang bisa putus asa
dilakukan hanyalah
merenung, termenung dan
mungkin sampe akhirnya
dia hanya menyesali
hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Akhirnya tidak ada sesuatu Jika merasa tidak berdaya, Mengharapkan ibu
respon yang bisa dia depresi menyesal
lakukan.
Hanya menyesali
kehidupannya. seandainya
sudah sampai pada titik
klimaksnya, barangkali ada
kemungkinan dia bunuh
diri.

Catatan Klinis : Subyek teringat bahwa ibunya pernah merasa lelah, sendirian. Respon

subyek adalah ia bertanya-tanya mengapa ibunya melakukan hal itu. Dengan terpaksa ia

juga mengijinkan ibunya untuk menikah lagi. Ia berpikir apakah tidak cukup

keberadaannya untuk menghibur ibunya. Ia merasa tidak berguna untuk ibunya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Kartu 10
Ini gambar suami istri yang saling mencintai. Sepertinya sang istri benar-benar
merasa nyaman berada di pelukan sang suami. Seolah-olah benar-benar merasa
terlindungi dari seluruh dunia ini. Yaa…yang dia rasakan yaitu…merasa
terlindungi dari seluruh dunia ini dan yang sang suami rasakan di hati juga
merasakan dia memperoleh segala sesuatu yang ada di dunia ini dan benar-
benar..istilahnya inilah impianku. Ya pada akhirnya mereka akan menjalani
hidup dengan bahagia bersama eeee…susah dan senang ditanggung bersama.
Karena mereka sudah sampai pada tahap saling memiliki. (akhirnya ? ) akhirnya
itu, mereka hidup bersama dan bahagia.

Tema utama : Suami-istri yang saling mencintai


Hero : Pria berusia 63-64, wanita 50 tahun
Sumber cerita : Imajinasi

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ini gambar suami istri yang Jika istri ingin Harapan tentang hubungan
saling mencintai. Sepertinya mendapatkan perasaan suami istri
sang istri benar-benar dicintai
merasa nyaman berada di
pelukan sang suami.

Seolah-olah benar-benar Jika merasa merasa aman Kebutuhan afeksi / intimasi


merasa terlindungi dari dan dimiliki Fantasi
seluruh dunia ini. yang sang
suami rasakan di hati juga
merasakan dia memperoleh
segala sesuatu yang ada di
dunia ini dan benar-benar
inilah impianku.

akhirnya mereka akan Jika menjalani hidup Harapan mendapat


menjalani hidup dengan dengan bahagia kebahagiaan
bahagia bersama, susah dan Kebutuhan afeksi
senang ditanggung bersama. Denial
Karena mereka sudah
sampai pada tahap saling
memiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Catatan Klinis : Subyek memiliki kerinduan hati untuk melihat orang yang bisa saling

melindungi, saling memiliki. Ia juga memiliki impian bahwa orangtuanya dapat seperti

yang ia ceritakan dan juga suatu saat ia ingin memiliki keluarga yang seperti yang

diceritakannya itu. Respon subyek adalah senang melihat orang yang dekat dan rukun

karena selama ini subyek belum pernah melihat orang seperti itu di sekelilingnya.

Perasaan yang muncul adalah sedih karena ia tidak bisa seperti itu. Yang ia lakukan

kemudian berpikir bagaimana kelak ia dengan suaminya bisa seperti itu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kartu 14
Ini gambar seseorang membuka jendela di pagi hari. Tapi di pagi harinya
mungkin masih sekitar subuh-subuh gitu ya.. jadi suasananya masih gelap dan
sesaat orang itu baru saja bangun dan yang dilakukan pertama kali adalah
membuka jendela. Mungkin dengan melihat matahari pagi dia merasakan adanya
harapan adanya ucapan syukur bahwa Tuhan masih memberinya hidup hari ini,
adanya ucapan syukur bahwa dunia hari ini masih berputar, dan saya eh….dan
orang itu masih diberi kesempatan untuk menjalankan hidupnya hari ini. Dan
pada akhirnya ya dia akan menjalani hari itu dengan sungguh-sungguh, dia akan
menjalani hari itu dengan usaha yang keras dan dia akan melakukan apa yang
terbaik yang bisa dia lakukan hari ini. Jadi ketika akhirnya ia mengakhiri hari itu,
ia akan mengakhirinya dengan penuh ucapan syukur bahwa dia sudah diizinkan
menjalani hari itu. (apa yang dia rasakan ?) yang dia rasakan mungkin harapan.
(harapan apa ?) harapan akan hari ini lebih baik dari hari sebelumnya. (jadi dia
gimana kok sampai punya pikiran seperti itu ?) dia mungkin merasa hidupnya
selama ini, dia merasa Tuhan itu ada tapi dia merasa hidupnya selama ini cukup
berat sehingga dia berharap setiap hari dia bisa menjalani hari yang lebih baik
dari hari yang sebelumnya. (kenapa kok dia merasa berat ?) ya mungkin ada
masalah di keluarganya, ada masalah dengan pergaulannya, dia merasa..disini
kan belum ada pasangannya, jadi dia merasa dia belum menemukan seseorang
yang memahami dia apa adanya, maka dia merasa setiap hari itu berat. Dia
berharap ketika dia menjalani hari ini dia akan menemukan orang itu, teman dari
hatinya. (akhirnya gimana ?) akhirnya ya…di akhir hari itu dia belum
menemukannya, makanya setiap pagi dia tetep berjuang seperti itu. Tapi
mungkin di suatu hari nanti dia akan menemukannya dan itulah yang akan
menjadi tujuan hidupnya.

Tema utama : Seorang yang berharap menemukan teman hatinya


Hero : Seseorang
Sumber cerita : Perasaan subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Dengan melihat matahari Jika seseorang senang Rasa syukur terhadap apa
pagi dia merasakan adanya karena masih diberi yang dimiliki
harapan adanya ucapan kesempatan untuk hidup
syukur bahwa Tuhan masih
memberinya hidup hari ini,
adanya ucapan syukur
bahwa dunia hari ini masih
berputar, dan orang itu
masih diberi kesempatan
untuk menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

hidupnya hari ini.

Dan akhirnya dia menjalani Jika berusaha keras untuk Keiginan untuk berusaha
hari itu dengan sungguh- mengisi kehidupannya
sungguh, dengan usaha
yang keras dan akan
melakukan apa yang terbaik
yang bisa dia lakukan hari
ini.

Harapan hari ini lebih baik Jika berharap kehidupan Memiliki harapan besar
dari hari sebelumnya. dia yang lebih baik karena akan kehidupan
merasa hidupnya selama ini, merasa kecewa dengan
dia merasa Tuhan itu ada Tuhan
tapi dia merasa hidupnya
selama ini cukup berat

Ada masalah di Jika mengalami masalah Ada permasalahan dalam


keluarganya, dengan mengenai hubungan hidup
pergaulannya, jadi dia keluarga dan sosial karena
merasa dia belum merasa tidak dimengerti
menemukan seseorang yang
memahami dia apa adanya

Di akhir hari itu dia belum Jika belum bertemu, dia Selalu bersikap optimis
menemukannya, makanya terus berusaha
setiap pagi dia tetep
berjuang seperti itu.

Tapi di suatu hari nanti dia Jika tujuan utamanya adalah Kebutuhan untuk
akan menemukannya dan berharap dapat bertemu dimengerti dan dipahami
itulah yang akan menjadi dengan orang yang
tujuan hidupnya. memahaminya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Catatan Klinis : Subyek memiliki harapan agar setiap hari ia dapat menemukan sesuatu

yang baik daripada hari sebelumnya. Perasaan yang muncul adalah karena ia merasa telah

gagal dalam segala hal, terutama kondisi keluarga dan studinya. Dari peristiwa itu ia

ingin agar besok suatu saat ia bisa lebih baik sehingga terlalu banyak keinginan yang

muncul dalam benaknya, akhirnya ia sendiri kebingungan harus berbuat apa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Kartu 18 GF
Ini gambar seorang wanita yang me…sepertinya jatuh dari tangga. Dia jatuh dari
tangga kemudian saudaranya menemukan dia sedang terluka. Saudaranya itu
memapahnya, menggendongnya dan membantunya berdiri. Di sini terlihat
perasaan sedih dari saudaranya yang mungkin kenapa?, gitu dan sepertinya
terlihat bahwa eee…dia jatuh ya karena benar-benar murni kecelakaan aja,
kecelakaan mungkin nggak sengaja jatuh. Pada akhirnya ya wanita ini membantu
cewek..membantu orang ini untuk kembali ke tempat tidur, mungkin
dipanggilkan dokter dan dokter akan membantunya untuk sembuh. (akhirnya
sembuh nggak ?) akhirnya sembuh.

Tema utama : Wanita yang jatuh dari tangga dan saudaranya yang sedih
Hero : Wanita yang di atas berusia 42 dan yang di bawah, 60 tahun
Sumber cerita : Imajinasi

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Gambar seorang wanita Jika wanita jatuh, ia Membutuhkan bantuan dari
yang jatuh dari tangga. Dia membutuhkan pertolongan orang lain, merasa tidak
jatuh dari tangga kemudian orang lain berdaya dan tidak mampu
saudaranya menemukan dia
sedang terluka. Saudaranya
itu memapahnya,
menggendongnya dan
membantunya berdiri.

Di sini terlihat perasaan Jika terlihat perasaan sedih Merasa tidak berharga
sedih dari saudaranya yang saudaranya karena jatuh Membutuhkan perhatian
mungkin kenapa?, gitu dan kecelakaan dari orang lain
sepertinya terlihat bahwa
dia jatuh karena benar-
benar murni kecelakaan,
nggak sengaja jatuh.

Catatan Klinis : Subyek merindukan kasih persaudaraan karena subyek tidak merasakan

sepenuhnya dari kakak kandungnya, namun ketika ikut pamannya subyek pernah

merasakan kasih yang diiginkannya itu dari sepupunya dan juga bisa merasakan dari

kakaknya. Respon yang dilakukan subyek adalah bertanya mengapa ia tidak bisa dekat

dengan kakaknya dan hal ini berlangsung terus sampai SMU kelas 3. Ia sendiri baru bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

dekat pada awal kuliah karena bantuan pacarnya. Dengan kata lain, ia tidak bisa dekat

dengan kakaknya itu selama 6 tahun. Hal ini juga disebabkan karena ia merasa kaku

dalam hubungan kakaknya, artinya saling menjauhi satu sama lain. Sebenarnya subyek

ingin dekat dengan kakaknya tapi ia tidak tahu bagaimana memulainya karena berposisi

sebagai adik. Perasaan yang dirasakan subyek adalah kesepian, mengapa kakaknya tidak

dekat dengannya. Akhirnya ia mengikuti cara bergaul kakaknya dengan terpaksa

walaupun banyak pertentangan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Kartu tambahan : 3 BM, 12 BG, 15 & 17 GF

Kartu yang sesuai dengan tujuan penelitian adalah 12 BG, 15 & 17 GF

Kartu 3 BM
Ini gambar seorang wanita yang sedang menangis. Dia menangis dan terduduk di
ruang rumah sakit. Mungkin penyebab utamanya adalah orang yang dia cintai
baru saja meninggal. Dan dia merasa bener-bener frustrasi dan tanpa harapan
karena dia nggak tau lagi siapa yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Nah, tapi
pada akhirnya mungkin dia akan bisa berdiri kembali ketika dia sudah
menemukan orang yang bisa menggantikan orang itu. (akhirnya bisa ketemu
nggak ?) dia akan berjuang mencarinya. Dan sepertinya bisa, karena hidup ini
kan terus berputar dan kita selalu berjumpa dengan banyak orang tapi sepertinya
dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dia bisa melupakan pria yang meninggal
itu. (apa yang dia rasakan ?) kehilangan harapan.(lalu apa lagi ?) terluka,
merasa ditinggalkan dan seolah-olah Tuhan itu kejam dan tidak adil padanya.
(kenapa kok dia bisa merasa seperti itu ?) ya karena orang satu-satunya yang dia
rasa mengerti dia diambil dari padanya. (siapa yang ngambil ?) Tuhan. Kan
meninggal. (akhirnya tadi gimana ?) akhirnya dia berjuang menemukan….dan
akhirnya dia menemukan seseorang pria yang bisa menggantikan orang yang
dicintainya itu.

Tema utama : Wanita yang frustrasi dan tanpa harapan


Hero : Seorang wanita usia 23 tahun
Sumber cerita : Pengalaman sendiri

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Gambar seorang wanita Jika wanita sedih karena Perasaan kecewa karena
yang sedang menangis. Dia kehilangan orang yang kehilangan
menangis dan terduduk di dicintai Berharap mendapat kasih
ruang rumah sakit. sayang
penyebab utamanya adalah
orang yang dia cintai baru
saja meninggal.

Dia merasa bener-bener Jika hidup terasa kosong Merasa tidak berdaya
frustrasi dan tanpa harapan karena kehilangan sandaran Membutuhkan pertolongan
karena dia nggak tau lagi hidup
siapa yang bisa menjadi
tempatnya bersandar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Dibutuhkan waktu Jika tidak dapat melupakan Tergantung pada figur pria
bertahun-tahun untuk bisa orang itu sehingga menjadi Tidak mampu menerima
melupakan pria yang kecewa dan tanpa harapan kenyataan bahwa telah
meninggal itu. kehilangan kehilangan
harapan. terluka, merasa
ditinggalkan

Karena orang satu-satunya Jika terpaksa kehilangan Tidak ingin kehilangan


yang dia rasa mengerti dia orang yang memahaminya, orang yang mencintainya
diambil dari padanya. dia dia terus berusaha Ingin selalu dipahami
berjuang menemukan menemukan

Akhirnya dia menemukan Jika menemukan pengganti Harapan untuk mencintai


seseorang pria yang bisa
menggantikan orang yang
dicintainya itu.

Catatan Klinis : Subyek pernah ditinggal meninggal oleh pacarnya yang sebelumnya, ia

merasa bahwa pacarnya adalah orang satu-satunya yang ia percayai untuk mencurahkan

isi hatinya. Ia merasa lebih mudah terbuka dengan pacarnya itu daripada dengan

keluarganya. Respon subyek adalah menyalahkan Tuhan. Mengapa Tuhan harus

mengambil satu-satunya yang dimilikinya. Ia merasa di manakah kebaikan Tuhan, karena

sudah memisahkan kedua orangtuanya, membuat jarak dengan kedua orangtuanya dan

mengambil mantan pacarnya. Setelah itu, ia berusaha membuktikan kebaikan Tuhan dan

akhirnya setelah 2 tahun ia menyimpulkan bahwa Tuhan itu baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Kartu 12 BG
Ini sebuah sampan di tepi danau. Dan ada pohon yang rindang menutupi sampan
itu. Di sini menggambarkan suatu kondisi yang sebenar…sepi ya. Tidak ada
seorang manusia pun ditemukan di sini. Jadi seolah-olah bener-bener sepi, jadi
ini adalah suatu tempat yang terlupakan. Dan kalo boleh dihayati perasaan
sampan itu lo hehehehe…. Dia pasti merasa aku hanyalah makhluk yang
dilupakan dan ditinggalkan. Kemudian dia semakin lama akan semakin lapuk
pudar dimakan waktu kemudian dia akan hancur berkeping-keping. Ya pada
akhirnya dia akan hancur. Tidak ada seorang pun yang merawatnya. Atau pun
menggunakannya. (apa yang dirasakan sampannya tadi ?) dia merasa kesepian
dan terlupakan karena tak seorang pun lagi yang datang kepadanya. Mungkin
memang tempat itu sudah terlupakan, jadi kalo mau dihayati juga pepohonan-
pepohonan di sana pun akan merasakan hal yang sama. Sudah terlupakan. (dia
dilupakan oleh siapa to ?) mungkin oleh manusia yang membuatnya (cat :
dengan penekanan nada suara) barangkali dekat situ tu ada villa, terus ada orang
yang membuatnya kemudian pemiliknya semakin lama semakin jarang
mengunjungi villa itu, sudah merasa terlalu asyik sibuk terus melanjutkan
kegiatan di kota. (akhirnya tadi gimana ?) sampan itu hancur.

Tema utama : Sampan yang kesepian


Hero : Sebuah sampan
Sumber cerita : Imajinasi

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Sebuah sampan di tepi Jika merasa kesepian, Perasaan kesepian
danau. Ada pohon yang ditinggalkan dan dilupakan Kecemasan kesendirian
rindang menutupi sampan keberadaannya
itu. Di sini menggambarkan
suatu kondisi yang sepi.
Tidak ada seorang manusia
pun ditemukan di sini. Jadi
seolah-olah bener-bener
sepi, jadi ini adalah suatu
tempat yang terlupakan.

Dia semakin lama akan Jika merasa ingin Kecemasan terhadap hidup
semakin lapuk pudar mengakhiri hidup, tidak yang hancur
dimakan waktu kemudian berguna dan perasaan Proyeksi
dia akan hancur berkeping- depresi
keping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

dia merasa kesepian dan Jika merasa ditinggalkan Merasa ditinggalkan


terlupakan karena tak dan keberadaannya tidak
seorang pun lagi yang diinginkan
datang kepadanya. Mungkin
memang tempat itu sudah
terlupakan, jadi kalo mau
dihayati juga pepohonan-
pepohonan di sana pun akan
merasakan hal yang sama.
Sudah terlupakan.

barangkali dekat situ tu ada Jika merasa dicampakkan Perasaan ingin


villa, terus ada orang yang dan dilupakan diperhatikan
membuatnya kemudian
pemiliknya semakin lama
semakin jarang
mengunjungi villa itu,
sudah merasa terlalu asyik
sibuk terus melanjutkan
kegiatan di kota

Catatan Klinis : Subyek merasa terlupakan, ketika kecil ia disayang oleh orangtuanya

kemudian ketika dewasa ia merasa terlupakan, ia merasa bahwa ia dibiarkan mengarungi

kehidupannya sendirian. Respon subyek adalah marah dan sakit hati kepada orangtuanya.

Pada waktu kecil ia merasa sangat diperhatikan oleh orangtuanya, namun ketika dewasa

ia sering mendapat tuntutan dari orangtuanya itu. Ia berpikir bahwa orangtuanya tidak

adil. Kemudian ia harus membuktikan bahwa dirinya bisa dan lebih mandiri. Dengan

pembuktian itu ia merasa bahwa ia bisa menjatuhkan persepsi ayahnya terhadap dirinya

bahwa ia bukan anak manja. Di luar dugaan hal itu justru membuat jarak antara subyek

dengan ayahnya sampai saat ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Kartu 15
Ini adalah gambar seorang pria di tengah-tengah batu nisan di tengah-tengah
kuburan. Mungkin dia sedang memandang nisan istrinya. Pria ini sudah cukup
tua. Sudah cukup berumur. Mungkin selama ini dia menjalani kehidupan itu
dengan istrinya. Kemudian istrinya sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu meninggal.
Jadi dia menjalani hidup ini sendirian. Nah dia hanya…nah dia lalu datang
mengunjungi makam istrinya setiap hari. Dan setiap hari yang dilakukannya
hanyalah bercakap-cakap dengan istrinya di makam itu. Dan pada waktu itu dia
merasa dia bercakap-cakap dengan istrinya. Istrinya masih hidup di bayangannya.
Hingga akhir hayatnya….jadi pada akhirnya suatu saat dia akan mati, dia
meninggal juga menyusul istrinya tapi dari selang istrinya meninggal sampai dia
meninggal setiap hari dia menjalaninya dengan memandang makam istrinya. Dari
pagi hingga petang. (apa yang dirasakan oleh si pria itu ?) merasa kesepian,
merasa dia menjalani hidup ini sendirian. Karena istrinya sudah meninggal, dia
nggak punya lagi orang bercakap-cakap sementara anak-anaknya sudah besar-
besar dan sudah menjalani hidup sendiri-sendiri dan tidak satu pun yang perduli
padanya.(akhirnya ?) akhirnya ketika dia sudah tua dan sakit-sakit, lebih tua lagi
dan sakit-sakitan, dia hanya bisa bersandar pada anaknya dan anaknya hanya
bisa..dan anaknya memandang dia sebagai pengganggu. Jadi dia dianggap
sebagai pengganggu, sebagai penumpang yaa..orang yang tidak diharapkan ada
di rumah gitu lo. Padahal dia sakit-sakitan, dia nggak bisa melakukan apa pun, ya
akhirnya dia meninggal menyusul istrinya.

Tema utama : Pria yang mengunjungi makam istrinya


Hero : Pria yang sudah cukup berumur (di atas 70 tahun)
Sumber cerita : Kenyataan bahwa orang yang sudah tua sering dilupakan

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Seorang pria di tengah- Jika merasa kehilangan dan Merasa kehilangan
tengah batu nisan di tengah- ditinggalkan pasangan
tengah kuburan, sedang
memandang nisan istrinya.
istrinya sekitar 3 atau 4
tahun yang lalu meninggal.
Jadi dia menjalani hidup ini
sendirian.

Dan pada waktu itu dia Jika tidak dapat menerima Kebutuhan afeksi akan
merasa dia bercakap-cakap kehilangan kehadiran pasangan
dengan istrinya. Istrinya
masih hidup di
bayangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

merasa kesepian, merasa dia Jika kehilangan harapan dan Ingin kebahagiaan
menjalani hidup ini putus asa.
sendirian. Karena istrinya
sudah meninggal,

anak-anaknya sudah besar- Jika merasa tertolak Perasaan sendiri


besar dan sudah menjalani Merasa tidak diperhatikan
hidup sendiri-sendiri dan
tidak satu pun yang perduli
padanya.

dia hanya bisa bersandar Jika tidak mampu dan Butuh dukungan
pada anaknya dan anaknya mencari perlindungan Kebutuhan afeksi
hanya memandang dia
sebagai pengganggu.

Jadi dia dianggap sebagai Jika tidak diinginkan Ingin dihargai


pengganggu, sebagai keberadaannya
penumpang, orang yang
tidak diharapkan ada di
rumah

Padahal dia sakit-sakitan, Jika putus asa dan Memiliki harapan untuk
dia nggak bisa melakukan hidupnya berakhir hidup tapi belum terwujud
apa pun, akhirnya dia
meninggal menyusul
istrinya.

Catatan Klinis : Subyek teringat akan neneknya yang sudah tua dan sering dilupakan

keberadaannya. Respon subyek adalah sedih dan terluka mengapa seiring manusia

bertumbuh ia semakin dilupakan. Ia berusaha untuk tidak mengabaikan neneknya.

Sampai sekarang ia sendiri sering menemani neneknya itu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Kartu 17 GF
Ini adalah gambar seorang wanita berada di tepi jembatan dan di bawah jembatan
itu ada perahu yang hendak berjalan. Jadi mungkin kekasih wanita ini…o nggak
ding ini perahunya baru saja ditambatkan. Wanita ini sudah memandang eee….
ke tepi sungai dan mungkin berniat untuk bunuh diri. Sepertinya dia ingin
melempar dirinya untuk bunuh diri. Mungkin saja karena sepertinya dia habis
di…habis dicampakkan pacarnya. Sepertinya pacarnya berselingkuh dengan
wanita lain. Kemudian dia berpikir aku ingin bunuh diri saja, aku ingin
mengakhiri hidupku tapi ketika dia mencoba untuk bunuh diri barangkali satu
dari pemuda yang ada di bawahnya ini melihatnya lalu menolongnya kemudian
memberinya harapan dan memberinya kasih sayang seperti apa yang sudah
diharapkan, nah kemudian dia tidak jadi bunuh diri. Jadi akhirnya dia belajar apa
ya….dia kemudian jatuh cinta pada pemuda yang menyelamatkannya yang
diharapkan….yang dia inginkan hanyalah seorang yang mencintai dia, begitu.
(akhirnya ?) akhirnya dia mencintai pemuda yang menyelamatkannya. (nggak
jadi bunuh diri ?) nggak jadi.

Tema utama : Wanita yang ingin bunuh diri


Hero : Wanita berusia 17 tahun
Sumber cerita : Imajinasi dan perasaan sendiri

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ini adalah gambar seorang Jika depresi dan tidak Keputus asaan
wanita berada di tepi dihargai
jembatan
ke tepi sungai dan mungkin
berniat untuk bunuh diri.
Mungkin saja karena
sepertinya dia habis
dicampakkan pacarnya.

Sepertinya pacarnya Jika menjalin hubungan Lingkungan menyakiti


berselingkuh dengan wanita dengan orang lain dengan Putus asa
lain. Kemudian dia berpikir cara tidak resmi
aku ingin bunuh diri saja,
aku ingin mengakhiri
hidupku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

dia mencoba untuk bunuh Jika putus asa namun ingin Kebutuhan akan kehadiran
diri barangkali satu dari menjalin hubungan seseorang
pemuda yang ada di heteroseksual Mengharapkan adanya
bawahnya ini melihatnya dukungan orang lain
lalu menolongnya kemudian
memberinya harapan dan
memberinya kasih sayang
seperti apa yang sudah
diharapkan

Jadi akhirnya dia kemudian Jika ingin dicintai Tidak pernah merasa
jatuh cinta pada pemuda dimiliki sehingga timbul
yang menyelamatkannya kecemasan
yang diharapkan, yang dia Represi
inginkan hanyalah seorang
yang mencintai dia.

Catatan Klinis : Ketika subyek mengalami masa-masa sulit dalam menghadapi perceraian

orangtuanya, ia mendapatkan dukungan dari pacarnya sehingga ia mampu melewati masa

sulit tersebut. Respon subyek adalah berterimakasih kepada pacarnya dan memberikan

seluruh cintanya kepada pacarnya itu. Ia ingin memberikan seluruh waktunya bersama

dengan pacarnya sampai hari tuanya kelak. Namun demikian kebutuhannya akan seorang

figur ayah tetap belum terjawab.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Analisis TAT subyek B ( kartu 1, 2, 3 BM, 3 GF, 4, 5, 6 BM, 7 BM, 8 GF, 12 BG & 14 )

Kartu 1

Gambar apa mas ? (ya terserah kamu, bebas). Orang belajar apa ? ( ya terserah, apa
yang kamu liat di situ ). Ada seorang anak baru duduk di meja ini baru mempelajari,
memikir ah…gimana ini caranya gitu. Langsung kayaknya kebingungan, terus. Ini
gambar nggak jelas mas (ya apa menurut kamu kalo gitu ?.) Ya sedang berpikir dengan
cara logika, gini bisa gimana. Kesimpulannya…piye to iki, nggak jelas ? (nggak jelas
ya ?, dia sedang apa waktu itu ?). sedang berpikir.(berpikir apa) Berpikir gimana
caranya. (gimana caranya apa ? ), caranya ya..nyelesaiin tugasnya sendiri ini. (nyelesaiin
tugasnya sendiri ya ?, oke, lha terus setelah itu yang dia pikirkan apa ?). nemukan
sebabnya, terus langsung di…gambare apa to ini..(menurut kamu apa ?, bebas. Ini
menurut kamu gambar apa kira-kira ?). Apa ya ? Kayak semacam biola. Cari kuncinya
(terus ketemu durung ), belum, baru berpikir (berpikir untuk), untuk menemukan kunci-
kuncinya, gimana cara bermainnya. (terus akhire piye ?). ya akhirnya bisalah. (bisa untuk
apa namanya.. menemukan kuncinya itu ya ?), iya.
Tema utama :
Hero : Seorang anak usia 5 tahun-an
Sumber cerita : Pengalaman temen

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ada seorang anak baru Jika seorang anak sedang Keinginan untuk maju tapi
duduk di meja ini baru berusaha berpikir, tapi tidak tahu caranya
mempelajari, memikir kebingungan Proyeksi
gimana ini caranya.
Langsung kebingungan

Sedang berpikir dengan Jika sedang bernalar supaya Memiliki keinginan untuk
cara logika, bisa gimana. pekerjaan dapat selesai menyelesaikan tugas
Kesimpulannya sedang
berpikir. Berpikir gimana
caranya nyelesaiin tugasnya
sendiri.

Kayak semacam biola. Cari Jika anak berusaha untuk Keinginan yang besar untuk
kuncinya, baru terpikir mencoba bermain, akhirnya mencoba
untuk menemukan kunci- bisa
kuncinya, gimana cara
bermainnya, akhirnya bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan kebutuhan subyek untuk bersandar kepada
orangtuanya namun kebutuhannya itu tidak terpenuhi. Ia merasakan kekosongan hidup
karena mereka pergi meninggalkannya. Subyek sangat bingung dan kehilangan arah.
Menghadapi situasi seperti itu, akhirnya subyek menetapkan diri agar ia bisa mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Kartu 2

Ning gurun pasir ki mas. (piye gurun pasire ?). gurun pasir apa bukan ? (ya terserah
kamu ).Sebentar mas…opo yo ki yo ? Kayak semacam kehidupan lah. Semacam
kehidupan berpikir dan bekerja keras yang lebih.apa ini ? (apa itu tadi, tadi kamu
ngomong gurun pasir gitu kan ? ) kayaknya.(ya nggak papa) Masalahnya di sini ada
asapnya…uwit-witan..pohon-pohonan.(terus gimana ?,waktu itu di situ kamu lihat ada
beberapa tokoh gitu kan ?) Ada 3 tokoh, 1 laki-laki, 2 perempuan, sama 1 hewan, kuda.
Laki-laki itu sedang menarik kudanya untuk menuju ke rumah sana, sedangkan
perempuannya yang satu membawa buku, mau pergi ke istilahe kampus, belajar..pa
gimana…lha, yang perempuan satu tu sedang berpikir, melamun. (laki-lakinya gimana ?
apa yang dipikirkan ?). laki-lakinya itu yang dipikirkan…ya supaya hewannya itu manut
untuk diajak ke sana. (cewek ? ). Cewek ini semacam orang mau pergi ke kampus,
menuntut ilmu. Cewek satunya berdiri di pohon, sambil ngisis lah istilahnya. (Terus
cewek yang menuntut ilmu ? apa yang dia pikirkan ?), yang dia pikirkan kemajuan
jaman. (terus piye ?), terus ya…gitulah mas... kayak semacem itu…menuju ke depan,
kan ini dah kuno. (akhirnya gimana, si cewek itu ?) Akhirnya ya…menuju ke modern,
kan masih kuno.
Tema utama :
Hero : Perempuan yang membawa buku, usia 32 tahun
Sumber cerita : Temen

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
sedangkan perempuannya Jika perempuan membawa Kebutuhan berprestasi
yang satu membawa buku, buku, mau menuntut ilmu
mau pergi ke istilahe
kampus, belajar

perempuan satu sedang Jika perempuan yang satu Punya harapan besar tapi
berpikir, melamun. Yang sedang memikirkan merasa kehilangan
dilamunkan perempuan itu, anaknya yang tidak Displacement
mikirkan anaknya yang bersamanya lagi Pandangan tetang seorang
sudah tidak bersamanya lagi ibu yang terpisah dari
anaknya

yang dia pikirkan kemajuan Jika dia berpikiran ke depan Keinginan untuk maju
jaman., terus menuju ke
depan, ini dah kuno.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan kejadian ibu subyek yang meninggalkannya
untuk menempuh hidup baru ( membuka lembaran baru ). Ia sangat merasa kehilangan
orang yang paling disayang. Ibunya juga merasa sangat kehilangan walaupun akhirnya
hanya bisa berkomunikasi lewat telepon saja dan bertemu 1 bulan hanya 2 kali.
Menghadapi situasi ini subyek berjuang agar ia mampu menunjukkan bahwa ia dapat
hidup mandiri tanpa orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Kartu 3 BM

Wah ha ini ada orang yang kayaknya.. sedang mau mencoba bunuh diri lho mas.
Kayaknya ada gunting, pas sendiri, sedih terus coba bunuh diri tapi masih pikir-pikir. Dia
akhirnya frustrasi kayak gini terus melamun sendiri, terus yaa..semacam kayak orang
stress.(dia ingin bunuh diri sebabnya apa ?).ya mungkin ada hal-hal yang bikin dia malu,
apa bikin dia sakit hati, gitu ( hal-hal apa yang membuat dia malu ? ). Mungkin ada
konflik dari siapa…yang dia konflik (eee…siapa?, punya konflik dengan siapa dia ?) ,
pacarnyalah kayake (waktu dia ngadepin seperti itu, itu kahn, terus akhirnya gimana ?),
akhirnya perempuannya ini milih diam cenderung di kamar. Ya gitu…wah aku udah
nggak kuat menahan gini..gini..gini…(konfliknya apa waktu itu dengan pacarnya ? )
selingkuhlah (selingkuh ?). pacarnya selingkuh, ha ini ketahuan pacarnya selingkuh ini.
(si cewek ini slingkuh dengan orla ?) bukan, lakinya. Ceweknya ini ngetahui cowoknya
selingkuh dengan ….(akhirnya dia mau ?) akhirnya mau bunuh diri. (jadi nggak dia
bunuh diri ?) belum jadi, masih tidur.
Tema utama :
Hero : Cewek usia 15 – 16 tahun
Sumber cerita : PengalamanTemen

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ada orang yang sedang mau Jika merasa sedih dan ingin Keputusasaan
mencoba bunuh diri. Ada bunuh diri
gunting, pas sendiri, sedih
terus coba bunuh diri tapi
masih pikir-pikir.

Dia akhirnya frustrasi terus Jika seorang wanita Tidak mendapatkan


melamun sendiri, terus bingung karena masalah kepuasan dalam menjalin
semacam kayak orang hubungan dengan pacar hubungan dengan lawan
stress. Ada hal-hal yang jenis
bikin dia malu, bikin dia Displacement
sakit hati, ada konflik
dengan pacarnya.

akhirnya perempuan ini Jika sedih karena pacar Tidak mampu menerima
milih diam cenderung di melanggar norma sosial kenyataan karena dikhianati
kamar. Udah nggak kuat dan ingin mendapatkan
menahan pacarnya kasih sayang
selingkuh, ini ketahuan Displacement
pacarnya selingkuh

Belum jadi, masih tidur Jika belum jadi bunuh diri Menghindar dari masalah
dan masih tidur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan pengalaman ibunya yang malu karena sakit hati
yang sangat dalam karena mengetahui bahwa bapaknya telah berselingkuh. Menghadapi
situasi itu, subyek bersikap lebih baik lagi terhadap orangtuanya namun di sisi lain ia juga
menyalahkan bapaknya karena telah selingkuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

Kartu 3 GF

Ada wanita berdiri di depan pintu habis bangun tidur. Eh…o ini wanita itu tadi. Ya keluar
dari kamarnya, cari suasana baru, daripada pusing untuk di kamar itu suntuk. terus lalu
sambil memegang kepalanya ini mikir aku juga bisa cari laki-laki lain daripada aku kayak
gini. Terus ya..langsung keluar cari suasana baru.(terus gimana akhirnya ?) ya akhirnya
bisa….suasana baru. Ini (bisa menemukan laki-laki itu nggak ?) dalam proses mencari
kayaknya mas.
Tema utama :
Hero : Cewek berusia 15-16 tahun
Sumber cerita : Pengalaman temen

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ada wanita berdiri di depan Jika wanita ingin mencari Menyangkali kenyataan dan
pintu habis bangun tidur. suasana baru ingin perubahan
cari suasana baru, daripada
pusing untuk di kamar,
suntuk.

sambil memegang Jika menyesal dan ingin Kebutuhan afeksi dengan


kepalanya ini mikir aku laki-laki lain lawan jenis
juga bisa cari laki-laki lain Displacement
daripada aku kayak gini.

Cari suasana baru Jika merasa jenuh dengan Keinginan keluar dari
kondisi yang menekan masalah
karena telah dikecewakan
pria

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan ibu subyek yang sangat terluka dan ingin
menjalani hidup baru tanpa suaminya dengan cara pergi ke luar kota. Setelah itu ibu
subyek memberikan semangat kepada subyek sehingga subyek merasa kuat dalam
menghadapi peristiwa itu. Menghadapi situasi ini, subyek merasa tidak dapat berbuat
apa-apa namun merasa terbantu karena dukungan ibunya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Kartu 4

O ini berarti perempuannya tadi….O ini laki-lakinya. Bar senang-senang…..O nggak ini.
Ini laki-lakinya yang mulai duluan sama perempuan itu, yang membuat perempuan itu
tadi sedih. Ha ini selingkuhannya. (yang mana yang selingkuhannya?) ha ini.(yang itu he
e). Tapi ini nganu mas, cuma ngarang (memang ngarang) iya to ?. Terus laki-lakinya ini
memburu kesenangannya sendiri, sementara yang perempuannya itu merana kesakitan
karena diduakan oleh si pria. (apa yang dirasakan si perempuan ini ? ). Rasanya ya sakit
sekali hatinya, dah dalem. Terlanjur sayang, terus dikhianati. gitu (terus akhirnya setelah
itu laki-laki itu gimana ?) setelah itu laki-laki itu masih tetep menjalin hubungan dengan
ini tapi yang itunya ditinggalin. Ceweknya yang satunya. (Terus si perempuan itu gimana
?.) ya perempuan itu tetep masih nggondeli lah istilahe, nyuruh untuk mutusin pacarnya
gitu, kan ini kan ngaco mas.
Tema utama :
Hero : Pria usia 16 tahun, wanita 14 tahun
Sumber cerita : Pengalaman temen

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
laki-lakinya yang mulai Jika laki-laki yang mulai Menyalahkan laki-laki
duluan, yang membuat duluan membuat perempuan rasa bersalah
perempuan itu sedih. itu sedih Displacement

ini selingkuhannya. Terus Jika pria melanggar norma Tidak mendapatkan


laki-lakinya ini memburu sosial, tidak bertanggung kepuasan, melarikan diri
kesenangannya sendiri jawab, egois dari masalah
Laki-laki yang mencari
kesenangan
Displacement tentang laki-
laki

Sementara yang Jika perempuan merasa Pandangan tentang


perempuannya itu merana sakit hati karena perempuan yang disakiti
kesakitan karena diduakan dikihiananti pria
oleh si pria.

setelah itu laki-laki itu Jika laki-laki melanggar Tidak ingin terikat dengan
masih tetep menjalin norma dengan berselingkuh hubungan
hubungan dengan ini tapi dan meninggalkan Melarikan diri dari
yang itunya ditinggalin. pasangannya kenyataan
Ceweknya yang satunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Perempuan itu masih Jika perempuan ingin Harapan yang besar untuk
nggondeli, nyuruh untuk mempertahankan hubungan dicintai
mutusin pacarnya Denial

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan bapak subyek yang hanya memburu
kesenangannya sendiri dengan wanita lain. Akibat dari perbuatan itu adalah ibunya
meninggalkannya sendiri. Namun demikian, ibunya masih memiliki keinginan untuk
kembali lagi dengan suaminya namun sudah tidak mungkin lagi. Menghadapi situasi ini
subyek bersikap cuek dengan cara hanya memikirkan masa depannya saja karena ia
merasa tidak kekurangan dalam hal ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Kartu 5

Tiba-tiba ceweknya laki-laki itu mengetahui ya ini…buka rumah. Langsung ngetahui


itu..laki-laki sama perempuannya baru senang-senang. Terus ini melihat sambil sedih lah
(waktu dia sedih itu ? ) sedih langsung tutup pintu terus langsung lari (lari dari tempat
itu ?). iya. (dia ngrasain apa lagi selain sedih ? ) sedih, broken heart, patah hati, terus
semacam dikecewain lah sama laki-laki itu. (dikecewain oleh si laki-laki itu ya ?) iya.
(akhirnya gimana ?) akhirnya milih jalan sendiri, cari cowok lain yang lebih dia dari
cowoknya itu. (akhirnya mereka… si cewek ini akhirnya bisa nggak bersatu dengan si
cowok lain itu ?) Kemungkinan ya fifty-fifty lah mas, kemungkinan bisa, kemungkinan
nggak.
Tema utama :
Hero : Cewek usia 15-16 tahun
Sumber cerita : Pengalaman teman, pengalaman masa lalu subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Langsung ngetahui laki-laki Jika melihat pacar Kecewa terhadap hubungan
dan perempuannya lagi bersenang-senang dengan lawan jenis
senang-senang. wanita lain Displacement

Terus ini melihat sambil Jika perempuan merasa Ingin mendapat kasih
sedih lah, sedih langsung putus asa kemudian sayang tapi tidak dapat
tutup pintu langsung lari. melarikan diri dari masalah berbuat apa-apa, tidak mau
Sedih, broken heart, patah dan merasa patah hati, terikat dengan masalah dan
hati, semacam dikecewain dikecewakan kecewa terhadap hubungan
lah sama laki-laki itu. lawan jenis
Displacement

akhirnya milih jalan sendiri, Jika perempuan Kecewa dalam menjalin


cari cowok lain yang lebih meninggalkan pria dan hubungan dengan pria
dia cowoknya itu. mencari pria lain Displacement

Catatan Klinis : Cerita ini berkaitan dengan kejadian seorang wanita yang menyukai ayah
subyek, namun hal ini diketahui oleh ibunya. Ibu subyek kemudian melabrak wanita itu
karena dianggap sebagai pengganggu keharmonisan keluarganya. Subyek juga merasa
jengkel terhadap wanita itu namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ianga menganggap
wanita itu sebagai penghancur keluarganya. Disamping itu, ia juga merasa jengkel
terhadap bapaknya itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Kartu 6 BM

O….ya ini sedang berdebat sama cowoknya itu. (gimana ?) Sapa itu..gini..gini…sapa
kamu..masak aku di duain. Terus cowoknya ini nyadarin “iya aku sudah punya cewek,
mosok aku nduaian”. Terus langsung bersedih sekali, yang ceweknya. Kalo yang laki-laki
itu kan “ah apa urusannya ?”. urusannya sendiri-sendirilah, terus ceritanya ini belum
menikah lah…statusnya masih pacaran kayak gitu. Kayaknya laki-laki ini egois, egonya
besar, ingin menang sendiri, ingin menguasai perempuan tapi perempuannya itu juga
dikecewain. Laki-laki itu mencari yang lebih dari perempuan itu. (jadi yang dikecewain
yang ?) Yang dikecewain yang ceweknya. Yang ngecewain laki-lakinya.(ha terus yang
si cewek itu kan kecewa sama si laki-lakinya itu ? iya to, di sini kan ?, lalu si cewek itu
terus apa yang dilakukan berikutnya ?) Yang dilakukan ya udah mendingan putus
daripada masalahnya panjang. (dengan si laki-lakinya itu ya ?, terus laki-laki itu apa
yang dirasakan laki-laki itu setelah dia mengecewakan si cewek itu gitu kan?) Istilahe
yo menyesal lah, kemungkinan besar menyesal. Wong pertama kan kayak gini, terus
yang ini laki-lakinya menduain.(yang mulai pertama kali siapa?) Yang cowoknya. (yang
cowoknya ya ?, setelah itu cowoknya akhirnya ?, setelah menyesal ? ) Setelah menyesal,
akhirnya sama pacarnya yang baru ini.(berarti tetep meninggalkan si cewek ini, yang
perempuan ini ?), iya.
Tema utama :
Hero : Pria usia 16 tahun, cewek usia 15 tahun
Sumber cerita : Pengalaman teman dan subyek sendiri

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Ini sedang berdebat sama Jika cewek merasa Ingin kesetiaan sikap lawan
cowoknya itu. Sapa itu dikhianati cowoknya dan jenis
masak aku di duain. menanyakan tentang cowok
lain

Terus cowoknya ini Jika cowok sadar akan Memiliki perasaaan


nyadarin “iya aku sudah kesalahannya bersalah yang besar
punya cewek, mosok aku
nduaian”.

Terus langsung bersedih Jika cewek merasa sangat Kesedihan yang dialami
sekali, yang ceweknya sedih pacar
Displacement

Kalo yang laki-laki itu kan Jika cowok merasa tidak Ingin mendapatkan
“ah apa urusannya ?”. bersalah, egois kepuasan
urusannya sendiri-
sendirilah, terus ceritanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

ini belum menikah masih


pacaran kayak gitu.

Kayaknya laki-laki ini Jika cowok mendominasi Ingin dihormati dan


egois, egonya besar, ingin cewek menguasai dalam hubungan
menang sendiri, ingin lawan jenis
menguasai perempuan Proyeksi

Laki-laki itu mencari yang Jika cowok tidak merasa Ingin mendapatkan
lebih dari perempuan itu. puas terhadap cewek kepuasan dalam hubungan
lawan jenis.
Tidak mendapatkan yang
diinginkan
Proyeksi

Yang dilakukan mendingan Jika cewek meninggalkan Tidak ingin ditinggal,


putus daripada masalahnya cowok kemudian putus asa mencari rasa aman namun
panjang. Menyesal , tidak sesuai dengan
kemungkinan besar kenyataan
menyesal Ketergantungan tinggi

Setelah menyesal, akhirnya Jika cewek putus asa, dia Ingin diperhatikan
sama pacarnya yang baru bersama pacar barunya Kebutuhan afeksi dengan
ini. lawan jenis
Proyeksi

Catatan Klinis : Cerita ini berkaitan dengan kejadian ketika bapak dan ibunya yang
sedang bertengkar. Akhirnya ibunya yang mengalah dan pergi untuk membangun rumah
tangga yang baru ; namun hal itu belum tercapai. Menghadapi situasi ini, subyek tidak
mampu berbuat apa-apa karena tidak mampu menuntut dan menutupi aib keluarganya. Di
sisi lain, sebenarnya subyek masih menginginkan kasih sayang seorang ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Kartu 7 BM
Ini laki-laki semua ?. o..ini iya, iya. Ini laki-laki itu yang menduain itu, minta solusi sama
orangtua. Gimana ini aku sudah mutusin padahal hubungannya udah panjang, udah
berapa tahun gitu. Dah hampir tunangan. Ya terus dikasih solusinya sama yang tua ini.
Kok bisa kamu kok sampe kayak gitu. Padahal aku dah berjuang mati-matian tuh cewek
untuk ndapatin kamu, untuk tunangan sama kamu, kok bisa kamu khianati. Ya..aku kan
ingin cari yang lebih dari dia, kata si laki-laki itu. Ya nggak bisa, kakek itu. Berarti kamu
ingin menangnya sendiri, nggak mau dikalahin. Egoismu tinggi.(terus ?) Akhirnya
ya..terus di..apa jenenge ?, saling tukar pikiran lakinya masih tetep ngeyel, nggak mau .
(terus yang muda ini, dia tadi kan ngomong dia ingin cari yang lebih dari dia.
Sebenernya apa sih yang lebih, sebenarnya?) sebenarnya itu ya… secara fisik dan secara
batin, secara hati, iya. Mungkin secara fisik ya mungkin lebih cantik dari sana yang
sekarang daripada pacarnya yang dulu. Mungkin lebih baik hatinya daripada pacarnya.
(akhirnya dia nemuin nggak wanita yang diharapkan itu ?) Akhirnya dia nemuin, tapi
kehidupannya nggak..masih agak bimbang, akhirnya masih sayang sama ceweknya yang
dulu, tapi di sisi lain dah punya cewek sendiri. Masih kalo pas berduaan gitu, masih
teringat sama ceweknya itu, nggak bisa nglupain, intinya kalo mungkin nglepas dari
pikirannya, dari benaknya.(akhirnya gitu ya ?, akhir dari dua orang ini ya), iya.
Tema utama :
Hero : Pria tua usia 16 tahun, yang muda 16 tahun
Sumber cerita : Pengalaman subyek.

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Gimana ini aku sudah Jika pria merasa bingung Kebingungan dalam relasi
mutusin padahal dan tidak tahu apa yang dengan lawan jenis
hubungannya udah panjang, harus dilakukan
udah berapa tahun gitu. Dah
hampir tunangan.

Terus dikasih solusinya Jika pria berharap kepada Lingkungan yang


sama yang tua ini. Kok bisa orangtua menyalahkan
kamu kok sampe kayak Kebutuhan untuk
gitu. Padahal aku dah mendapatkan saran
berjuang mati-matian tuh
cewek untuk ndapatin
kamu, untuk tunangan sama
kamu, kok bisa kamu
khianati.

Aku kan ingin cari yang Jika pria tidak puas Proyeksi
lebih dari dia, kata si laki- terhadap ceweknya
laki itu

Nggak bisa, kakek itu. Jika pria dinasehati oleh Konflik antara keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Berarti kamu ingin orang lain yang lebih tua dengan harapan lingkungan
menangnya sendiri, nggak dan pria tetap berpegang
mau dikalahin. Egoismu pada pendiriannya
tinggi, akhirnya saling tukar
pikiran lakinya masih tetep
ngeyel, nggak mau

Akhirnya dia nemuin, tapi Jika pria itu sadar namun Sulit mendapat kepuasan
kehidupannya nggak… merasa bingung karena dalam hubungan lawan jenis
masih agak bimbang, harus memilih diantara 2 Sikap mendua
akhirnya masih sayang cewek Displacement
sama ceweknya yang dulu,
tapi di sisi lain dah punya
cewek sendiri
Tidak ingin dibebani
Kalo pas berduaan masih Jika pria ingin melepaskan dengan masalah hidup
teringat sama ceweknya itu, diri dari masalah namun Perasaan bersalah,
nggak bisa nglupain, intinya tidak bisa tertekan
kalo mungkin nglepas dari
pikirannya, dari benaknya

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan bapaknya yang ingin menang sendiri walaupun
akhirnya ia harus sendirian tanpa istrinya. Kemudian, bapaknya minta solusi kepada
orang yang lebih mengerti dan bijaksana, yaitu atasannya. Menghadapi situasi ini, subyek
menyalahkan bapaknya dengan cara menanyakan mengapa bapak tidak berpikir dan tidak
menyadari masalahnya dari dulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Kartu 8 GF

O ini malik enom mas..tadi nenek-nenek. Ya inilah pacar yang baru tadi, laki-laki itu.
Kan di satu..ya secara fisik, secara batin lebih melebihi ceweknya tapi ini…ini suka
sekali sama laki-laki itu. Nggak mau..cewek ini ditinggalin, nggak mau dikhianatin sama
laki-laki itu. Terus kayaknya berpikir banyak… (berpikir banyak, kira-kira apa
pikirannya waktu itu?) ya berpikir kayak gitu lah….mikir nggak mau diduain nggak mau
ditinggalin sama laki-laki itu. Kan ini sudah terlanjur sayang banget sama laki-laki itu.
Terus ini merenung memikirkan kalo sampe laki-laki itu ninggalin, entar ceweknya ini
mau jadi apa. (terus setelah itu si cewek ini ee..setelah berpikir demikian, apa yang
dilakukan ?) Yang dilakukan adalah tetep mencari jalan untuk terus nglanjutin
hubungannya sama laki-laki itu. (berhasil nggak?) Kemungkinan nggak berhasil lah.
Laki-laki itu masih sayang sama ceweknya itu.
Tema utama :
Hero : Cewek 14 tahun
Sumber cerita : Pengalaman teman, pengalaman subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Secara fisik, secara batin Jika cowok tidak puas Keinginan besar dan tidak
lebih melebihi ceweknya terhadap pasangan mudah terpenuhi
tapi ini suka sekali sama
laki-laki itu

Nggak mau..cewek ini Jika cewek tidak mau Merasa kecewa terhadap
ditinggalin, nggak mau dikhianati hubungan lawan jenis
dikhianatin sama laki-laki Ingin dicintai
itu. Proyeksi

Terus berpikir banyak, Jika cewek ingin dicintai Tidak mendapatkan


mikir nggak mau diduain, lagi oleh laki-laki hubungan yang intim
nggak mau ditinggalin sama Memiliki ketergantungan
laki-laki itu. Sudah terlanjur tinggi
sayang banget sama laki-
laki itu

Yang dilakukan adalah Jika cewek tidak putus asa Mencari rasa aman dan
tetep mencari jalan untuk dan terus berusaha dicintai ingin dimiliki
terus nglanjutin
hubungannya sama laki-laki
itu.

Kemungkinan nggak Jika cewek gagal Kecewa dan putus asa


berhasil. Laki-laki itu masih memperoleh cinta Keinginan besar untuk
sayang sama ceweknya itu. dicintai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan teman selingkuhan bapaknya. Ia senang kepada
bapaknya tapi bapaknya itu tidak suka karena hanya menganggap teman kerja.
Menghadapi situasi ini, subyek menjadi jengkel terhadap kedua orangtuanya namun tidak
dapat mencurahkan isi hatinya dan ia tidak pernah didengarkan karena dianggap belum
dewasa oleh orangtuanya.

Kartu 12 BG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Ada perahu mas…Di pinggir sungai ini. Ya semacam perahu nggak terpakai, terbuang
sia-sia. Ha ini mas, ni ceweknya, diibaratkan lah si cewek yang dikhianatin itu. Habis
manis sepah dibuang ini. Na gitu. Dia kan dah menyendiri, ditinggal..ibarat lah ya mas…
lha terus dia tetep dibiarin aja sama laki-laki itu. Kan laki-laki itu ya… punya sifat
gengsi. Ah…ngapa…mosok aku sing ngejak balen, padahal laki-laki itu masih sayang
sama wanita itu, nggak bisa nglupain.(lha terus kan sampan itu sama dengan si cewek itu
kan ? terus akhirnya setelah digituin sama laki-laki tadi, si cewek ini gimana ?). Si
cewek ini tetep menunggu laki-laki itu untuk ngajak baikan lagi sama ceweknya, tapi si
laki-laki itu gengsi, wah aku isin ne, mosok yang mutusin aku, aku yang ngejak balikan
lagi. Kan nggak mungkin, jadi kan maunya yang laki-laki itu sama-sama ngucapin aku
balikan sama kamu. ( terus si laki-laki itu akhirnya gimana ?, setelah dia merasa gengsi,
apa yang dilakukan ?) Yang dilakukan ya tetep berubah pikiran, mbalik ke ceweknya
lagi, kan merasa kasihan, dah…istilahe jomblo lah….(akhirnya mereka bisa gimana
..ketemu lagi ?) untuk sementara waktu belum ketemu, tetapi kemungkinan besar kalo
laki-laki itu udah membuang gengsinya jauh-jauh lah mungkin bisa kembali lagi.
Tema utama :
Hero : (sampan) Cewek usia 16 tahun
Sumber cerita : Pengalaman teman, subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
semacam perahu nggak Jika merasa tidak berguna Merasa putus asa
terpakai, terbuang sia-sia Memiliki harapan yang
besar namun tidak tercapai

ceweknya, diibaratkan lah si Jika cewek merasa Kecewa terhadap hubungan


cewek yang dikhianatin itu. dimanfaatkan dengan lawan jenis
Habis manis sepah dibuang. Ingin dicintai apa adanya
Displacement

Dia kan dah menyendiri, Jika cewek merasa putus Memiliki harapan besar
ditinggal, terus dia tetep asa dan kesepian terhadap hubungan dengan
dibiarin aja sama laki-laki lawan jenis
itu. Tidak berdaya

Kan laki-laki itu punya sifat Jika laki-laki sombong tapi Ingin mendapatkan kasih
gengsi. Ah…ngapa…mosok masih ingin dicintai sayang
aku sing ngejak balen, Ingin mendapatkan
padahal laki-laki itu masih pengakuan
sayang sama wanita itu,
nggak bisa nglupain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Si cewek ini tetep Jika cewek tetep setia Ingin hubungan yang
menunggu laki-laki itu kepada laki-laki tapi laki- langgeng tapi tidak
untuk ngajak baikan lagi laki menjaga harga dirinya mendapatkan cinta yang
sama ceweknya, tapi si laki- tulus
laki itu gengsi, Displacement

Yang dilakukan ya tetep Jika laki-laki merasa iba Ingin diperhatikan


berubah pikiran, mbalik ke terhadap cewek
ceweknya lagi, kan merasa
kasihan

tetapi kemungkinan besar Jika laki-laki tidak sombong Memiliki harga diri yang
laki-laki itu udah maka dia bisa mendapatkan tinggi dan keinginan untuk
membuang gengsinya jauh- cintanya lagi dihormati orang lain
jauh lah. Mungkin bisa
kembali lagi.

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan bapak yang ditinggal oleh ibunya. Sebenarnya
bapaknya itu masih merasa sayang namun gengsi sehingga akhirnya ia tetap sendiri. Ia
teringat ibunya yang disakiti karena telah dikhianati oleh bapaknya itu. Menghadapi
situasi ini, ia merasa salut terhadap bapaknya karena masih bisa membiayainya dan
berusaha tetap tegar walaupun kedua orangtuanya sudah tidak bersatu lagi.

Kartu 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Akhirnya si laki-laki itu bimbang mau ke mana, nggak tau arahnya. Tiba-tiba ceweknya
yang suka sekali, yang cewek baru itu suka sekali, akhirnya ninggalin dia. Dia sendiri
sekarang. terus ceweknya yang merasa dikhianati itu dah nunggu, nunggu terus, tapi
nggak ada jawabannya untuk ngajak balikan lagi. Akhirnya sekarang laki-laki itu jomblo,
terus menyendiri, nggak punya cewek, ya.. itu. (apa yang dipikirkan waktu dia
menyendiri seperti ini ?). dipikirkan ya…mungkin bodoh, nggak bisa mungkin..istilahe
“aku kok biyen sifatku kayak gini, nggak bisa merubah sifat. Mungkin aku kalo sama
cewekku yang pertama mungkin aku bisa lebih bahagia, karena ada pihak ketiga yang
menggangu. Disamping itu kok pikiranku juga ada..merasa menguasai. Ingin memiliki
keduanya, tapi malah hilang semua, nggak jadi. Akhirnya si laki-laki itu sedih sendiri,
merenung nggak ada apa-apa. (dia merasakan apa ?). merasakan kehilangan semuanya,
akibat ulah laki-laki itu. (jadi yang membuat pertama sebenarnya, terjadi tadi itu,
sebenarnya wanita ketiga, pihak ketiga itu atau si laki-laki ini ?). yang menjadi
anunya..ya dua-duanya itu, laki-laki sama pihak ketiga. (yang mulai duluan siapa ?) laki-
lakinya. Orang laki-lakinya kan selingkuh. (sama si pihak ketiga itu ya ?) iya. (akhirnya
ee..itu gimana, akhir dari cerita ini ?) akhir dari cerita ini pihak ketiga ngajakin putus,
terus sementara yang cewek yang pertama nggak mau diajak baikan. Ya udah sendiri…
laki-laki ini. Meratapi nasibnya kenapa kok dulu dah disayangi dua orang tapi nyakiti hati
semua. (oke iya)
Tema utama :
Hero : Laki-laki 16 tahun
Sumber cerita : Pengalaman teman, masa lalu subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
laki-laki itu bimbang mau Jika laki-laki merasa Tidak memiliki tujuan
ke mana, nggak tau bingung terhadap hidupnya hidup
arahnya. sendiri Displacement

Tiba-tiba ceweknya yang Jika ceweknya yang suka Ditinggalkan


suka sekali, yang cewek sekali itu berkhianat
baru itu suka sekali,
akhirnya ninggalin dia. Dia
sendiri sekarang

Terus ceweknya yang Jika ceweknya tetep setia Pandangan tentang wanita
merasa dikhianati itu dah menunggu laki-laki Displacement
nunggu, nunggu terus, tapi
nggak ada jawabannya
untuk ngajak balikan lagi

Akhirnya sekarang laki-laki Jika laki-laki merasa stress Kebingungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

itu jomblo, terus


menyendiri, nggak punya
cewek

Mungkin bodoh, nggak Jika laki-laki menyesal Menutupi kelemahannya,


bisa, istilahe “aku kok biyen karena punya kelemahan gengsi
sifatku kayak gini, nggak Ingin mendapatkan
bisa merubah sifat pengakuan
Proyeksi

Mungkin aku kalo sama Jika laki-laki ingin bahagia Ingin mendapatkan
cewekku yang pertama namun menyalahkan orang kebebasan tapi tidak mau
mungkin aku bisa lebih lain disalahkan
bahagia, karena ada pihak Proyeksi
ketiga yang menggangu

Disamping itu kok Jika laki-laki bingung apa Bingung dan kehilangan
pikiranku juga ada merasa yang terjadi dan merasa arah dan harapan
menguasai. Ingin memiliki kehilangan Displacement
keduanya, tapi malah hilang
semua, nggak jadi

Orang laki-lakinya kan Jika laki-laki melanggar Tidak ingin dikekang


selingkuh norma sosial Memberontak pada otoritas
Ingin diperhatikan
Displacement

Akhir dari cerita ini pihak Jika kecewa dan menolak Tidak puas terhadap
ketiga ngajakin putus, terus hubungan heteroseksual hubungan lawan jenis
sementara yang cewek yang Ingin hubungan yang intim
pertama nggak mau diajak dan tulus
baikan

Ya udah sendiri….laki-laki Jika udah sendiri, meratapi Putus asa


ini. Meratapi nasibnya nasibnya
kenapa kok dulu dah
disayangi dua orang tapi
nyakiti hati semua

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan kejadian bapaknya yang menyesal karena telah
berbuat salah sehingga ia harus menanggung konsekuensi ditinggal ibunya. Menghadapi
hal ini, subyek menyalahkan bapaknya namun sekaligus menyesal mengapa keluarganya
berantakan. Ia juga merasa bingung dan putus asa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Kartu tambahan 6 GF, 13 MF dan 18 GF


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Kartu 6 GF
Karo bapakne pa udu mas ?.(ya embuh..) ki critane ki ana cewek lagi ya..sedang digodain
sama..ditanyain dah punya cowok belum, tapi si laki-laki ini genit, mosok udah tua cari
yang daun muda. Yang perempuan tu masih tanya-tanya, masih berpikir masak aku sama
orangtua mau, tetapi laki-laki itu ngeyel, banyak…. pinter ngomong terus ya akhirnya
akrab. Akrab,akrab semakin akrab terus langsung pendekatan, mulai pendekatan itu ya
kayak semacam persahabatan yang akrab gitu mas.(akhire?) Akhirnya ya masih dalam
proses pendekatan, iya.masih dalam proses pencarian..ya…(sama si cewek ini ?) iya. (si
cewek ini merasa gimana ?) cewek ini merasa nggak enak, orang lebih dari umurnya, iya
to ? (ning dheweke gelem ra sama si..ee lanange kuwi ?) Akhirnya ya…Cuma sebatas
temen.
Tema utama : Cewek sedang digoda
Hero : Cewek
Sumber cerita : Masa lalu subyek

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Critane ana cewek sedang Jika cewek sedang digodain Menjalin dengan hubungan
digodain lawan jenis hanya untuk
mencoba-coba

Dah punya cowok belum, Jika laki-laki genit, udah tua Tidak mempertimbangkan
tapi yang laki-laki ini genit, cari daun muda norma sosial dalam
mosok udah tua cari yang menjalin hubungan lawan
daun muda jenis, keinginan untuk
mencintai besar
Tidak mendapatkan cinta
yang tulus
Displacement

Yang perempuan tu masih Jika perempuan masih Perasaan gengsi dalam


tanya-tanya, masih berpikir berpikir dan menjalin huungan lawan
masak aku sama orangtua mempertimbangkan untuk jenis
mau, menjalin hubungan dengan Displacement
orangtua

tapi laki-laki itu ngeyel, Jika laki-laki memaksa, Dalam menjalin hubungan
banyak pinter ngomong pandai merayu lawan jenis suka
terus ya akhirnya akrab. memaksakan kehendak

Akrab,akrab semakin akrab Jika semakin akrab dan Ingin dimengerti dan
terus langsung pendekatan, ingin mendapatkan seorang dipahami karena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

mulai pendekatan itu kayak sahabat mendapatkan hubungan


semacam persahabatan yang yang dekat
akrab.

Akhirnya ya masih dalam Jika dalam proses Mengalami hambatan dalam


proses pendekatan, masih pendekatan, cewek merasa hubungan lawan jenis
dalam proses, cewek ini nggak enak karena lebih Perasaan rendah diri
merasa nggak enak, lebih dari umurnya terhadap lawan jenis
dari umurnya

Akhirnya ya… cuma Akhirnya cuma sebatas Keinginan yang besar tapi
sebatas temen temen tidak tercapai

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan ibu subyek yang didekati oleh orang lain namun
ibunya itu hanya menganggap ia hanya teman biasa. Hal ini terjadi setelah kedua
orangtuanya bercerai. Menghadapi situasi ini, subyek merasa kecewa terhadap kedua
orangtuanya namun ia tidak mampu mengungkapkan perasaannya itu karena mereka
sudah bercerai.

Kartu 13 MF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Waduh apa ki mas ?. o iki ceweke sing mau.(yo embuh…kowe silakan) Pas pada malam
harinya itu si cewek itu diajak minum sampe teler, nggak sadar. Sama laki-lakinya itu
dicekoi istilahe mas. Dicekoi sampe nggak sadar, terus langsung dibawa ke kamar. Terus
tau-tau kok bangun-bangun laki-laki itu sadar liat itu ceweknya itu, “lho kenapa ini ?”,
terus ceweknya masih belum bangun, masih belum sadar, langsung sama laki-laki itu…
laki-laki itu ninggal pergi ceweknya itu, sendirian di situ, kan ini bangun langsung..abis
itu pergi. (mereka ngapain, ee..setelah dicekoi itu terus si wedhoke terus gimana ?) Ya
semacam kayak…apa jenenge hubungan intimlah sama laki-laki itu.(gimana, gimana ?)
Kayak ditiduri lah (sama laki-laki itu ?)…iya. (akhirnya perempuan itu ngrasain apa ?)
Nggak ngerasain, kan masih teler, belum sadar. (ditinggal dalam keadaan teler gitu ?)
Iya.
Tema utama : Cewek dicekoki
Hero : Cewek
Sumber cerita : Pengalaman teman

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Pada malam harinya, si Jika cewek dibuat tidak Tidak mudah puas terhadap
cewek itu diajak minum sadar hubungan lawan jenis
sampe teler, nggak sadar.

Ceweknya masih belum Jika setelah dibuat tidak Memiliki harapan dan
bangun, masih belum sadar, sadar kemudian keinginan agar diterima apa
langsung laki-laki itu ditinggalkan, pria tidak adanya
ninggal pergi ceweknya itu, bertanggung jawab Merasa dimanipulasi oleh
sendirian di situ, ini bangun figur otoritas
langsung pergi. Proyeksi

Semacam hubungan Jika cewek melanggar Hidup dalam tekanan dan


intimlah sama laki-laki itu. norma sosial ingin bebas
Kayak ditiduri Tidak setia dalam hubungan
lawan jenis
Displacement

Catatan Klinis : Cerita ini berkaitan dengan hubungan seksual yang dilakukan oleh
temannya. Menghadapi hal ini, subyek tidak ingin mengalami hal itu.

Kartu 18 GF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Ini cewek semua mas ?. O iya ini ibunya ceweknya tadi, yang dicekoi itu tadi, cerita sama
ibunya gini..gini..gini… kok bisa e ?, kok bisa kamu dibujuk sama laki-laki itu kok mau
diajak minum padahal kan eman-eman masa depan kamu, langsung… masih diceramahi
sama ibunya. Terus cewek itu nggak kuat, nggak kuat menahan aib, langsung semaput.
(terus setelah itu gimana ?...ibu yang memegang itu ?) Masih tetep disayang-sayang,
disadarin tapi masih semaput lah…(perasaan ibu itu gimana ?) perasaan ibu ….hancur,
anak…ya istilahnya anak yang paling disayang dah di rusak sama orang dengan sekejap
saja. (akhirnya kesudahan cerita ini ?) Akhirnya ya…kayaknya laki-laki ini nggak bisa
menerima ceweknya apa adanya terus ya ditinggal pergi, sementara cewek ini ditinggal
sendiri.(yang ini cewek juga to ini, ini berarti ditinggal sendirian begitu aja ya ?) iya.

Tema utama : Cewek dicekoki


Hero : Cewek
Sumber cerita : Pengalaman teman

TEMA DESKRIPTIF TEMA TEMA DIAGNOSTIK


INTERPRETATIF
Cewek itu nggak kuat, Jika cewek tidak dapat Ingin diakui
nggak kuat menahan aib, menerima realitas, putus asa Kecewa pada diri sendiri
langsung semaput. Displacement

Masih tetep disayang- Jika ingin dicintai namun Ingin mendapatkan cinta
sayang, disadarin tapi masih masih merasa putus asa yang tulus
semaput, hancur Tidak pernah diterima apa
adanya

anak yang paling disayang Jika kecewa karena orang Mendapatkan hambatan
dah di rusak sama orang lain mengganggu dalam relasi
dengan sekejap saja. Ingin bebas dari tekanan

Laki-laki ini nggak bisa Jika laki-laki tidak bisa Ingin diterima apa adanya
menerima ceweknya apa menerima realitas Punya keinginan besar tapi
adanya tidak tercapai

Ditinggal pergi, sementara Jika mencampakkan orang Ingin diperhatikan


cewek ini ditinggal sendiri. lain, tidak bertanggung Tidak mau disalahkan
jawab Displacement

Catatan Klinis : Cerita berkaitan dengan temannya yang menyesal telah berhubungan
seksual. Menghadapi hal ini subyek merasa kasihan terhadap cewek itu dan tidak ingin
mengalami hal yang sama.

Traskrip wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Hasil wawancara terhadap subyek A

No Verbatim Kode Analisa


1 Oke, gimana sih perasaanmu
2 ketika mengetahui orang tuamu
3 bercerai?
4 ya gimana ya? Dulu sih aku SK 1 Kehilangan kasih
5 sempet sedih, aku juga sempet sayang dari
6 marah dan saat itu aku sempet orangtua
7 desperate, aku sempet MPD 3 Menjadikan diri
8 menyalahkan diriku sendiri, tapi sebagai obyek
9 selain itu juga aku juga bener- MPD 2 kesalahan
10 bener marah sapa bapak sama Menyalahkan
11 ibuku, karena aku merasa aku orangtua
12 sudah dibuang sama mereka,
13 aku sudah dicampakkan
14 Lalu setelah itu gimana? Apa
15 yang kamu lakukan setelah kamu
16 merasa sedih dan tertekan tadi
17 kan itu kan?
18 yang pasti aku menutup diriku,
19 menutup diriku sendiri dari
20 lingkungan, aku istilah jadi di...apa
21 istilahnya, nggak bergaul sama
22 orang lain, aku menutup
23 komunikasi dengan orang lain,
24 nggak jujur sama orang lain, MPD 1 Berbohong kepada
25 apalagi sama ortuku, lebih-lebih orang lain dan
26 aku nggak terbuka sama orang tua
27 mereka. Semua masalah
28 kupendam sendiri. Jadi cenderung
29 untuk, apa ya, menyimpan semua
30 masalah dan tidak ingin orang
31 lain mengetahui itu ya?
32 iya, menyimpan semua MPD 3 Menyatakan
33 perasaanku, semua perasaan ketakutannya
34 marah, semua perasaan sedih, kepada peneliti
35 semuanya aku simpen sendiri
36 Jadi yang dominan tadi apa kalo
37 bisa diulang?
38 mungkin yang dominan
39 menyalahkan diri sendiri dan
40 menyalahkan orang tua atas kasus
41 perceraian, sehingga dampaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

42 yang dominan ya mengisolasi diri


43 dari orang tua dan lingkungan
44 OK, OK, lalu sekarang, apa yang
45 kamu khawatirkan setelah orang
46 tuamu itu bercerai waktu itu?
47 Yang aku khawatirkan ya SK 1 Kehilangan kasih
48 bagaimana aku hidup sayang dari
49 selanjutnya, bagaimana, aku orangtua
50 harus menjalani hidupku, dan
51 juga bagaimana aku bisa
52 menjalani hidupku tanpa kasih
53 sayang yang utuh dari orang tua
54 Setelah itu gimana, apakah kamu
55 tidak melakukan sesuatu, atau
56 kamu lakukan apa setelah itu?
57 tetap menutup diri dari orang tua
58 Oh tetep, tetep nganu ya, tetep
59 men, me, membuat apa ya,
60 mengisolasi diri, menarik diri gitu
61 ya?
62 tetep menarik diri, karena aku MPD 3 Menyatakan
63 tahu semakin aku berharap ketakutannya
64 semakin aku kecewa kepada peneliti
65 Kenapa?
66 ya karena aku rasa harapanku
67 tidak bisa tercapa aja, jadi kalo aku
68 sudah tahu harapanku nggak
69 tercapai kenapa aku harus
70 berharap?
71 Oh gitu, OK-OK, OK, saat ini
72 gimana hubungan kamu dengan
73 salah satu orang tua yang
74 berpisah, siapa yang, yang apa,
75 berpisah? Berpisah dengan siapa?
76 misalnya aku berpisah sama ibu
77 yang pasti ibu pergi dari rumah,
78 hubunganku sih sempet renggang
79 sekali ya, mungkin cuman
80 sekeadar sms, sekedar telpon
81 sesekali, dan sama sekali nggak
82 ada komunikasi, di, diantara kami,
83 jadi ibuku juga nggak ngerti
84 bagaimana kehidupanku dan aku MPD 8 Memindahkan
85 yang juga nggak peduli sama kecemasan
86 kehidupan ibu
87 Jadi karena keputus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

88 komunikasinya sehingga kamu


89 merasa cuek-cuek aja gitu?
90 iya cuek-cuek aja
91 OK, lalu sebenarnya selain
92 hubungan, itu sudah ada masalah
93 teknis ya, hubungan teknis ya kalo
94 itu, nah kalo dengan sejujurnya,
95 dengan ininya sendiri, dengan
96 apa, emosi, perasaan-perasaanmu
97 sendiri gimana dengan ibu?
98 ya aku sudah bener-bener MPD 6 Menjauhi ibu
99 menutup diri dari ibu, istilahnya sebagai sumber
100 urusanku ya urusanku, urusan kecemasan
101 ibu ya urusan ibu
102 OK, OK, kenapa kok seperti itu?
103 ya aku merasa kecewa aja SK 1 Kehilangan kasih
104 mungkin, aku merasa terluka sayang ibu
105 dengan aku di, apa ya, istilahnya MPD 2 Menyalahkan ibu
106 dicampakkan oleh ibu
107 Gimana setelah, setelah itu kamu,
108 apa yang kamu lakukan
109 selanjutnya setelah kamu terputus
110 hubungan dengan ibu dan kamu
111 merasa cuek-cuek aja gitu?
112 ya berusaha menjalani hidup ini
113 apa adanya
114 Apa adanya gimana maksudnya?
115 ya, yang sudah terjadi biarlah
116 terjadi, tidak ada keinginan untuk
117 memperbaikinya....
118 OK, OK, jika harus milih, kamu
119 lebih seneng tinggal dengan
120 siapa?
121 nggak dengan dua-duanya
122 Kenapa?
123 yang pertama saat ini aku sudah
124 cukup, sudah kerja, sudah mandiri,
125 aku sudah bisa lepas dari mereka
126 berdua, yang kedua karena aku MPD 1 Berbohong, karena
127 memang sudah memutuskan saat ini masih
128 hubungan sama mereka, jadi tinggal serumah
129 istilahnya hubungan maksudnya dengan bapak
130 hubungan hati, kontak batinlah,
131 maksudnya aku sama sekali nggak
132 punya, nggak terbuka sama
133 mereka, sama sekali nggak jujur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

134 sama mereka, jadi untuk apa aku


135 ikut mereka berdua, salah satu dari
136 mereka berdua
137 Hmm, gitu ya, jadi alasannya itu
138 ya, OK, OK, lalu gimana, apakah
139 itu sudah tercapai keinginan itu?
140 saat ini saya masih ikut bapak.
141 lalu setelah itu, terpaksa dong
142 kalo gitu, gimana kalo itu dalam
143 keinginan yang seperti itu kamu,
144 kamu dalam kenyataannya seperti
145 ini, gimana tu?
146 ya makanya itu, saya juga SK 1 Kehilangan kasih
147 istilahnya tertekan juga di MPD 3 sayang orangtua
148 rumah, sering, makanya sering Menyatakan
149 keluar dari rumah dari pagi sampe ketakutannya pada
150 malem peneliti
151 OK, lalu setelah itu, apa yang jadi
152 harapan kamu setelah mereka
153 bercerai?
154 yang pasti saya berharap MPD 1 Tidak sesuai
155 semuanya bisa bahagia, saya dengan keyataan
156 berharap orang tua saya bahagia, karena saat ini
157 saya berharap ibu saya bahagia orangtua dan
158 dengan keluarga barunya, saya dirinya tidak
159 juga berharap bapak juga bisa bahagia karena
160 menerima keadaan yang saat ini bercerai
161 apa adanya, ya walaupun saya
162 sendiri berharap saya juga bahagia
163 tapi sudah tercapai belum
164 kebahagiaan itu?
165 belum
166 menurut kamu, kamu akan
167 berbahagia jika dalam kondisi
168 apa?
169 ya, seperti keluarga pada Fantasi Menyatakan
170 umumnya, ya mungkin, seperti keinginan yang
171 ada bapak, ada ibu, trus sudah tidak
172 hubungan di dalam keluarga mungkin terjadi
173 enak, ya aku pikir aku akan karena orangtuanya
174 bahagia kalo aku punya sebuah sudah bercerai
175 keluarga yang utuh
176 tapi sekarang kenyataannya
177 nggak, nggak, nggak bisa gitu ya?
178 kenyataannya ya keluargaku sudah
179 berpisah...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

180 ya, terus, sekarang apa yang kamu


181 khawatirkan jika salah satu orang
182 tuamu akan menikah lagi? Yang
183 akan menikah siapa?
184 sudah menikah, ibu.
185 OK, apa yang kamu khawatirkan ?
186 yang aku khawatirkan yang SK 2 Karena ibunya
187 pasti kehilangan kasih sayang sudah menikah
188 dari ibu, ya walaupun aku sendiri lagi, maka harus
189 sudah tidak ada hubungan apa-apa, menerima situasi
190 tapi kan aku masih berharap dan keluarga yang
191 seperti apa adanya keluarga yang baru
192 lain, dapat kasih sayang dan yang SK 2 Harus menerima
193 aku khawatirkan juga ya berarti kenyataan bahwa
194 impianku terlupakan dong... ibunya menikah
195 impian untuk, untuk, untuk ini ya, lagi
196 apa tadi, me, mendapat sebuah
197 kondisi keluarga yang baik itu ya?
198 iya, impian untuk mendapatkan
199 keluarga yang baik
200 terus apa yang kamu lakukan
201 ketika kamu kehilangan kan?
202 kehilangan ibu, gimana?
203 yang kulakukan ya menutupnya, MPD 3 Menyatakan
204 menutup harapan itu dalam- ketakutannya
205 dalam dengan cara semakin kepada peneliti
206 menutup hubungan dengan ibu,
207 jadi aku semakin jaga jarak dengan
208 ibu, semakin nggak pernah bikin
209 komunikasi apa-apa
210 sampe sekarang ya?
211 sampe sekarang
212 OK, sekarang bagaimana
213 hubungan kamu dengan salah satu
214 orang tua ketika ia akan menikah
215 lagi?
216 yang pasti ya itu tadi, jaga jarak,
217 aku semakin istilahnya mbentengi
218 diriku sendiri sama dia, semakin
219 menutup topengku setebal-
220 tebalnya
221 itu terjadi dengan sendirinya gitu
222 ya?
223 terjadi dengan sendirinya
224 apa yang menjadi harapanmu
225 ketika orang tuamu akan menikah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

226 lagi?
227 yang pasti aku ingin orang tuaku
228 bahagia ya, aku pengin, ya saat ini
229 yang menikah ibu, jadi aku ingin
230 ibu bahagia tapi aku juga ingin
231 bapakku, yang walaupun ditinggal
232 tapi juga bisa menerima keadaan
233 dan bahagia juga, tapi ya aku juga
234 pengin aku bahagia, tapi
235 seandainya pun, istilahnya kan aku
236 dulu, aku berharap orang tuaku
237 bisa menikah tapi karena tidak
238 mungkin, ya aku berharap kasih MPD 1 Tidak sesuai
239 sayang orang tuaku ke aku dan dengan kenyataan
240 Mas Hendra itu tetep, ke karena orangtuanya
241 kakakku itu tetep sudah tidak
242 jadi kalo gitu harapannya mungkin
243 sebenernya tercapai nggak itu? memberikan kasih
244 nggak sayangnya lagi
245 lalu apa yang kamu lakukan ketika
246 kamu merasaharapanmu tidak
247 tercapai itu?
248 menutup diri
249 lalu apa yang kamu khawatirkan
250 setelah kamu berpisah dengan
251 salah satu saudara? Berpisah
252 nggak?
253 nggak berpisah
254 oh ya, berarti ini bukan suatu
255 kecemasan, OK, lalu apa, apakah
256 setelah orang tuamu bercerai
257 kamu harus mencari uang sendiri?
258 iya, sekarang iya
259 nah, lalu yang kamu khawatirkan
260 apa? Ketika kamu tidak dapat
261 uang dalam mencukupi
262 kebutuhanmu itu?
263 yang aku khawatirkan tidak SK 4 Kekurangan
264 dapat uang ya, aku khawatir dukungan finansial
265 gimana aku harus melanjutkan SK 4 Kekurangan biaya
266 hidup, gimana aku harus untuk diri sendiri
267 membiayai sekolah kak, sekolah maupun kakaknya
268 kakakku terutama, dan yang SK 4 Karena kekurangan
269 pasti jelas aku khawatir dukungan finansial,
270 bagaimana aku bisa bersikap sehingga tidak
271 seperti orang lain dapat hidup layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

272 maksudnya bersikap seperti orang


273 lain tu?
274 maksudnya ya, aku kan kadang-
275 kadang juga pengin seperti anak-
276 anak cewek yang lain, punya
277 pakaian yang cukup, yang pantas,
278 yang gimana
279 jadi, kalo gitu kan, gimana, apa
280 yang kamu lakukan setelah itu?
281 mencari uang
282 se, sedapat mungkin?
283 sedapat mungkin dengan
284 menambah jam kerja
285 kalaupun seandainya nggak cukup
286 gimana?
287 ya tetep sema, semakin giat, jadi,
288 cari kerjaan lain, cari tambahan
289 yang lain
290 berusaha di cukup-cukupin gitu
291 kah?
292 dicukup-cukupin...
293 yak, yak, yak, yak, yak, trus apa
294 yang menjadi harapan kamu
295 dalam hal kecukupan financial
296 ini?
297 yang menjadi harapan sih ya, Fantasi Jauh dari kenyataan
298 bisa seperti anak-anak cewek karena subyek
299 yang lain, jadi bisa apa ya, bisa sudah putus kuliah
300 sekolah sampai lulus kuliah, bisa
301 pake pakaian yang seperti anak-
302 anak sekarang yang pake, trus
303 bisa punya handphone seperti
304 yang dipake anak-anak yang
305 lain, bener-bener bisa seperti
306 anak-anak yang lainlah
307 jadi, oh ya ngomong-ngomong
308 masalah kuliah kamu sendiri
309 nganu kok ya, terhenti ya?
310 masalah kuliah terhenti
311 OK, lalu, apa yang kamu
312 kuatirkan ketika orang tua sering
313 nuntut kamu untuk ngambil
314 keputusan penting dalam
315 hidupmu? Harus menjalankan
316 yang pasti yang aku SK 5 tugas dan
317 khawatirkan aku nggak bisa kewajiban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

318 memenuhi harapan mereka, aku baru


319 kan, aku nggak percaya diri sama
320 diriku sendiri, aku nggak percaya
321 kalo aku bisa jadi seperti yang
322 diharapkan mereka yang pasti, jadi
323 yang aku khawatirkan ya itu, aku
324 nggak bisa seperti yang mereka Menyatakan
325 harapkan, dan aku takut gagal MPD 3 ketakutan menjadi
326 tadi kamu pernah ngomong takut gagal kepada
327 gagal, kalo gitu gimana kamu peneliti
328 meresponi hal itu?
329 biasanya saya meresponnya
330 dengan justru menentang apa yang
331 mereka ini, mereka minta untuk
332 saya lakukan
333 contohnya?
334 contohnya, ya saya merasa nggak
335 mampu kalo saya harus bangun
336 pagi dan nyapu, disuruh bersih-
337 bersih rumah karena ada beberapa
338 hal gitu ya, contohnya ya ketika
339 saya diharuskan seperti itu ya saya
340 melakukannya ya sesuka hati saya
341 jadi sebenarnya ada semacam
342 perasaan ingin menentang gitu
343 ya?
344 iya, yang pasti ada perasaan ingin
345 memberontak, pertama, yang
346 kedua karena saya pada dasarnya
347 nggak percaya diri, jadi
348 lalu apa yang kamu khawatirkan
349 ketika orang lain memberi
350 komentar negatif terhadap
351 peristiwa perceraian orang tua? Pandangan bahwa
352 yang aku khawatirkan ya aku SK 6 keluarga yang
353 jadi terlihat jelek dihadapan bercerai adalah hal
354 orang lain, orang tuaku jadi yang negatif
355 terlihat jelek didepan orang lain
356 terus setelah itu yang kamu
357 lakukan apa?
358 mengalihkan pembicaraan dari hal
359 itu, terus jelasnya mengalihkan Menyatakan
360 pembicaraan, atau bisa juga MPD 2 kejelekan
361 justru aku ngomongin jeleknya orangtuanya karena
362 orang tuaku sebelum mereka perceraian mereka
363 ngomong maksudnya ngomongin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

364 jeleknya orang, gimana tuh?


365 jadi maksudnya sebelum anak-
366 anak itu nanyain gimana sih
367 keluargamu, aku sudah cerita
368 panjang lebar dulu kalo orang
369 tuaku bercerai “gini-gini lo, gini-
370 gini lo”
371 oh, mengapa kok gitu?
372 Ya setidaknya lebih apa ya? Aku
373 lebih ada satu satu juga Menyatakan
374 melampiaskan kemarahanku MPD 2 kemarahannya
375 pada orang tua dengan kepada
376 menjelek-jelekkan mereka, dan orangtuanya
377 disatu sisi kalo aku sudah seperti dengan cara
378 itu mereka justru tidak jadi menjelek-jelekkan
379 menjelek-jelekkannya mereka
380 oh Mengingkari
381 aku tidak harus mendengarkan MPD 1 kenyataan
382 komentar pahit orang

Hasil wawancara subyek B


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

NO VERBATIM KODE KETERANGAN


1 Gini, apa namanya ..tadi kan ada
2 sekilas info tentang keluarga ibu,
3 sebenarnya gimana sih sebenarnya
4 yang terjadi ?
5 Yang terjadi sama keluargaku ?
6 Yaaa..ceritane tu dimulai ya…yang SK 1 Kehilangan kasih sayang
7 bapak lah…tapi aku nggak bisa dan dukungan dari
8 nyalahin kedua orang tuaku.. orangtua
9 (dengan wajah yang tegang dan
10 emosi yang kaku )
11 Nggak papa, aku ndak ingin kamu
12 terus…nggak papa biarin aja, santai
13 aja, gimana…gimana ? aku nggak
14 ingin menjudgement kamu itu salah
15 lo…nggak lo,aku nggak pernah gitu
16 lo…tentu harus kamu tahu, oke ?
17 Ibu isin, bapak kan sering ngamuk di
18 kampung. Tiap bertengkar mesthi
19 ngamuk, terus ngrusaki barang-barang
20 terus nantangin orang kampung. Ha
21 yang ibu nggak suka itu, isin, malu
22 kan dah lama mosok bertengkar terus,
23 nggak pernah harmonis. Harmonis
24 cuman sebentar, paling ya berapa
25 bulan gitu….terus lagi….terus nggak
26 betah ibu langsung pergi to, pas itu.
27 Bertengkar yang kemarin, yang
28 terakhir itu langsung ibuku pergi.
29 Terus ayahku kan ngecap ibuku ra
30 bener gitu mas..mosok wong wedhok
31 nek di ngene ki mesthi lunga. Ha …
32 maksute ibuku ki wegahe nggawe
33 ngindari kuwi mas. Apa nek tangga-
34 tangga barang dha ngomong ngono
35 ki…iya….
36 Terus ?
37 Ya sekarang sendiri-sendiri.
38 Kalo gitu kamu usianya berapa waktu
39 sendiri-sendiri itu ?
40 Ya…baru kemarin kok, paling ya 16
41 ini.
42 Oke, .saya ingin tau gimana sih
43 perasaanmu ketika mengetahui
44 bahwa orang tuamu kan berarti
45 sudah nggak bersatu lagi ya ?, itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

46 gimana ?
47 Ya rasanya yo…memang sih mas, MPD 3 Menyatakan kesedihan
48 hancur. Kayak yo kan aku memang dan keputusasaannya
49 dari kecil tu dah mikir masa depanku kepada peneliti
50 kayak gini gitu lo mas. Ha terus kok
51 malah kehambat ada lubang di situ.
52 Lubang dalem yang harus aku lewati,
53 ha ternyata malah orangtuaku itu.
54 Gimana…apa yang kamu rasakan
55 waktu itu ?
56 Ya seperti mas tadi bilang, putus MPD 3 Menyatakan
57 asa, terus aku dinasehatin sama yaitu keputusasaannya kepada
58 angkatan 2004, apa gunanya frustrasi, peneliti
59 nggak ada gunanya. “mendingan
60 kowe saiki mikir dhewemu dhewe,
61 wis wong tuwamu ben wong tuwamu,
62 sik penting wong tuwamu ngurusi”,
63 gitu mas.langsung ..o ya udah, terus
64 aku yo tak logika mas. Aku kan udah
65 ya..wis pernah broken home, ya wis
66 nakal ngono mas, wis kenal bangsane
67 obat-obat
68 O udah pernah juga masuk ke situ
69 ya ?
70 Dah pernah mas.
71 Tapi sekarang masih ?
72 Eh ?, nggak.
73 Oh sudah nggak….oke, berarti kalo
74 gitu yang dominan kamu merasa
75 frustrasi, stres gitu tadi ya ?. (subyek
76 menganggukan kepala) he-e ya ?
77 terus aku juga coba-coba lagi, eh…
78 ndelalahe kok alhamdulilah wae mas,
79 ya bisa sedikit-sedikit, kan ada orang
80 yang buat curhat. Ya disamping kuwi
81 kan aku wis ora dolan kumpul wong
82 kaya ngono. Belajar tu…mending
83 daripada kumpul sama orang yang
84 nakal, mendingan sama pacarku mas.
85 Disamping pacarku kan bisa cari
86 solusi. Tur nganu…tukar pikiran…
87 iya.
88 Jadi kamu sebenarnya sudah keluar
89 dari lingkungan punkers tu sejak
90 kapan ? sebenarnya ?
91 Sejak….pas kelas 3 itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

92 3 SMP gitu ya ?
93 3 SMP, kan ujian. UAN. Aku mikir
94 mas, pas itu orang tuaku udah itu…..
95 Saya acungi jempol, kamu bisa
96 melewati ini, bagus. Karena saya liat,
97 banyak orang yang…anak-anak yang
98 seperti kamu itu yang terus mereka
99 melarikan diri dari masalah. Lah ini
100 kayak tadi aku ngomong, kena
101 kemana-kemana, iya to ?. itu menurut
102 saya ya, menurut pandangan saya,
103 kamu sudah membuat suatu
104 keputusan yang tepat dan jantan
105 dalam hidupmu, wuah ….bagus
106 itu,...terus aku nanya nomer dua, apa
107 yang kamu harapkan dari peristiwa
108 perceraian orang tuamu itu. Kamu
109 kan tau, apa harapan kamu ?
110 Kalo harapan aku ki, besok Fantasi Menyatakan keinginan
111 sewaktu waktu aku dewasa, udah yang sudah tidak
112 sukses, udah mandiri, udah punya mungkin terjadi karena
113 apa-apa aku mau nyatukan orangtuanya sudah
114 orangtuaku lagi…iya. bercerai
115 Harapan jangka panjang gitu ya ?,
116 kalo harapan jangka pendek seperti
117 ini ? bagaimana ?
118 Harapan jangka pendek, ibuku ya Fantasi Menyatakan keinginan
119 aku berdoa semoga nggak ada apa- yang sudah tidak
120 apa disana, sama ayahku juga, mungkin terjadi karena
121 semoga bisa disatukan kembali. orangtuanya sudah
122 Gitu ya ? bercerai
123 Iya.
124 Kalo ibu sekarang dimana ?
125 Ibu di Pekalongan.
126 Bapak di ....?
127 Di Jogja.
128 Jadi kamu tinggal sama simbah sama
129 bapak gitu ?
130 Iya.
131 Setelah orangtua bercerai kamu
132 tinggal dengan simbah….o iya sudah.
133 Apakah kamu pernah mengalami
134 pertentangan dengan orangtuamu ?
135 Wah sering
136 Siapa ?
137 Bapak. Jadi ya itu bapak kalo marah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

138 marahin langsung nancep di hati lo.


139 Tapi bapak ki belum pernah nanganin,
140 belum pernah mukul aku, tapi kalo SK 1 Kehilangan kasih sayang
141 dah gini-gini (sambil dari bapak dan merasa
142 memperagakan dengan tangannya cemas karena perlakuan
143 seperti mulut yang cerewet ), bapaknya itu
144 langsung nancep, ha rasanya sakit.
145 Saya bisa memahami itu. Saya juga
146 pernah mengalami hal yang sama.. …
147 terus terus setelah itu gimana ?
148 Setelah itu ya aku cari solusinya sama
149 temenku. “Mas piye mas, ngene ki
150 critane”. “o iya kuwi wis sabarke
151 wae”.
152 Berarti kan kamu sering mengalami
153 bertentangan dengan bapak tadi ya?,
154 eee…piye njukan, kamu sikapmu
155 terhadap bapak terus gimana ?
156 Kalo aku sayang sama bapakku,
157 bergitu pula bapakku juga sayang
158 banget, malahan, orang aku kan anak
159 tunggal. Yang di harapkan bapak ki
160 jadi orang yang pintar, jadi orang
161 yang sukses, jangan seperti babe,
162 babe orang yang kayak gini, kayak
163 gini ke depannya Galang ki jangan
164 seperti kayak babe, dah gitu. Yang
165 babe kan ndukung, ndukung aku
166 untuk berbuat baik terus buat besok
167 masa depan yang sukses.
168 Jadi walaupun di satu sisi kamu
169 merasa terluka gitu ya dengan
170 perkataan itu, kamu..di satu sisi kamu
171 merasa sayang juga gitu ya…kenapa
172 kok kamu..kamu punya keputusan
173 seperti itu ?
174 Karena keputusanku ya memang adil
175 lah….orang ibuku kemarin juga
176 ndukung aku, “wis jangan hiraukan
177 perkataan orang “, gitu, babeku juga
178 gitu, “saiki butuhe kowe sekolah,
179 rasah mikir wong tuwa, bapak karo
180 ibu mang jalane saka allah mang
181 semene, ra mungkin disatuke kembali,
182 lo nek umpama nek sesuk nek ana
183 rizki saka allah…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

184 Tapi kamu tetep punya keputusan hati


185 untuk sayang sama mereka gitu ya ?
186 Iya, tetep masih, walaupun kedua
187 orangtuaku keras sifatnya…
188 Sangat bagus..saya tadi….kamu
189 harus milih..jika kamu harus milih
190 kamu lebih seneng tinggal dengan ibu
191 atau bapak ?
192 Kalo memang sekarang ini, bapak.
193 Kalo suatu saat nanti ya inginku ya
194 dua..iya.kalo aku udah sukses besok
195 lah.
196 Kenapa kamu kok lebih cenderung
197 milih ke bapak ?
198 Karena bapak kan di Jogja, kan deket
199 orangtuaku, ya..
200 Apakah setelah bercerai, salah satu
201 orangtuamu akan menikah lagi ?
202 Ya..kalo itu kayaknya bapak lah… SK 2, MPD 3 Keharusan untuk
203 tapi kalo aku nggak suka punya ibu menerima situasi dan
204 tiri. keluarga baru
205 Gitu ya? Menyatakan
206 Tapi sudah terjadi pernikahan itu ketidaksukaannya
207 atau belum ? kepada peneliti
208 Belum.
209 Tapi ada rencana ke sana ?
210 Belum kalo bapak belum..
211 Kamu kok tadi ngomong kayaknya
212 ada bapak gitu gimana ?.
213 Nah orang bapak kan kepengen dadi
214 duwe ..layah maneh. Maksudnya kan
215 udah gitu mas ?
216 Tapi sekarang belum terjadi ya ?
217 Belum.
218 Masih..artinya kamu mengatisipasi
219 hal itu.
220 Iya.
221 Oke.
222 Kalo pun seandainya nih, kamu dapet
223 ibu tiri, piye sikapmu terhadap hal
224 itu, kan berarti bapakmu menikah
225 lagi.
226 Sikapku terhadap ibu tiri, aku
227 ya…”kowe isa pa ngatur aku, isa pa Rasionalisasi Menggunakan alasan
228 nguripi aku ?, pengen dadi ibuku… untuk menutupi
229 kaya ibuku kae ? ra mungkin, kecemasannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

230 ibuku super sabar…” menerima ibu tiri


231 Tapi sebenarnya itu belum menikah
232 ya sekarang ya ?
233 Belum.
234 Kira-kira mengapa kok kamu
235 bersikap seperti itu ?
236 Karena aku nggak mau ibuku
237 disakitin sama bapakku. Di sisi lain
238 bapakku juga nggak mau disakitin
239 ibuku gitu lo…
240 Oke…
241 Iya.
242 Kalo ibu sendiri…nggak…
243 Selamanya besok kalo aku sukses, ibu
244 mau ikut aku.
245 Bilang gitu ?
246 Iya.
247 Gak mungkin cari suami.
248 Eee…berarti sekarang tidak terjadi
249 ya pernikahan itu ya ? belom, tapi
250 kalo belom terjadi ini ya sudah
251 enggak saya terusin. Oke, setelah
252 kamu..bercerai, kamu anak tunggal
253 ya ?,
254 Anak tuggal.
255 Nggak ada, oke….
256 Nah, setelah terjadi perceraian,
257 apakah ada kemungkinan kamu harus
258 bekerja untuk mencukupi kebutuhan ?
259 Belum, kan aku masih sekolah.
260 Berarti nggak ada nganu ya…ya
261 nggak ada.
262 Pernah nggak merasa nggak cukup ?
263 Yah, kalo cukup itu ya alhamdulilah
264 tercukupi.
265 Apakah setelah berpisah ya,
266 orangtuamu sering menuntut kamu
267 untuk mengambil keputusan penting ?
268 Keputusan penting, sering.
269 Gimana misalnya ?
270 Pengin ikut bapak pa ibu ?, ibuku SK 5 Harus menjalankan
271 bilang gitu. Kalo ikut ibu ya sini… tugas dan kewajiban
272 ikutan. Tapi kalo ikut bapak ya yang baru.
273 udah, diturut aja dulu. Dipaksa untuk memilih
274 Terus apa yang kamu lakukan. dengan siapa subyek
275 Aku ya..untuk sementara waktu ini harus tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

276 ikut bapak.


277 Ikut bapak ya ?
278 Iya.
279 Jadinya, disitu merupakan..bagimu
280 merupakan tekanan nggak ?
281 Ha ?,tekanan, tekanan batin dalem. MPD 3 Menyatakan tekanan
282 He e ya ?, harus milih antara bapak batin yang dialaminya
283 dan ibu gitu ya ? kepada peneliti
284 Kalo yang lain, tugas, kewajiban
285 gitu ?
286 Kalo tugasku kalo babe sama ibu
287 pesen, tugasku fokus ke sekolah,
288 fokus ke nganu……
289 Studi ya ?
290 Iya, studi.
291 Kalo selain sekolah, ada nggak
292 tugas-tugas lain yang harus kamu
293 lakukan setelah mereka bercerai ?
294 Banyak mas. Ya kayak ya semakin SK 5 Harus menjalankan
295 tertekan itu. tugas dan kewajiban
296 Tugas apa misalnya, konkret. Gitu yang baru.
297 kah, o..kamu disuruh ini, disuruh
298 itu…misalnya, atau kamu menjadikan
299 peran ibu gitu kan, atau misalnya
300 pekerjaan-pekerjaan rumah tangga
301 gitu kan, apa misalnya atau yang lain
302 ?
303 O itu kalo pekerjaan rumah tangga
304 masih ada simbah.
305 Masih ada simbah ya..
306 Iya.
307 Jadi nggak ada suatu hal-hal yang
308 baru ya, justru yang merupakan
309 tekanan bagimu adalah kamu disuruh
310 untuk memilih gitu ya ?, memilih satu
311 pilihan hidup gitu ya ?
312 Iya.
313 Selain untuk memilih kamu tinggal
314 dengan siapa tadi apa lagi ?
315 Tinggal dengan bapak.
316 Lha iya, selain itu, selain tuntutan
317 kamu disuruh milih tentang tinggal
318 siapa ya to ?, apa lagi selain itu ?
319 Ya selain itu ya karepku ya babe SK 5 Harus menjalankan
320 yang berubah pikiran, berubah tugas dan kewajiban
321 sikap.kan aku kan disuruh sekolah, yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

322 fokusku pinter, tapi disamping itu


323 nggak ada dicontohin.
324 Nggak ada ?
325 Contoh, dari orangtua. Cuma MPD 2 Menyalahkan kedua
326 orangtua itu nganu....bicara, orangtuanya karena
327 nyuruh thok. hanya menyuruh saja
328 Gimana kamu melihat kondisi seperti tapi tidak diberi contoh
329 itu, di satu sisi kan kamu disuruh yang benar
330 thok, di satu sisi kamu melihat
331 orangtuamu itu “ha kok seperti ini
332 sih ?”, gitu kan ? berarti kan ada
333 satu…e bisa dikatakan….saya bisa
334 merasakan, di situ seolah-olah kamu
335 merasakan “wah iki piye, ra bener
336 nek ngono”, piye itu ?
337 Ya emang gitu mas. Yooo…di satu Rasionalisasi Menggunakan alasan
338 sisi sakit tapi ada senangnya. untuk menutupi rasa
339 Sakitnya gimana ? kecewanya terhadap
340 Sakitnya itu, bapak nyuruh aku itu, MPD 3 bapaknya
341 sementara bapak belum pernah Menyatakan
342 nyontoin yang benar, gitu. kekecewaannya kepada
343 Terus ? peneliti
344 Wangsulannya bapak “jangan
345 ngungkuri babe “, terus gini, gini.
346 Malah dibantah itu kan aku sakit. MPD 3 Menyatakan
347 Kan aku berpesan itu kan aku kekecewaannya kepada
348 sayang sama bapak. peneliti
349 Jadi seolah-olah kamu merasa “ wah
350 kamu tau apa sih, kamu masih kecil “
351 gitu ya ?.
352 Ha gitu mas. Nggak usah ikut campur
353 orangtua.
354 Terus setelah itu, gimana ?. di satu
355 sisi kamu kan merasa kebingungan
356 tadi kan, di satu sisi kamu merasa
357 sakit gitu, di satu sisi kamu merasa
358 tidak ada contoh gitu kan ?, eee…
359 terus piye ?, kamu..apa yang kamu
360 lakukan kalo gitu ?.
361 Yo waktu itu ya bingung lah, nggak MPD 3 Menyatakan
362 bisa mikir. kekecewaannya kepada
363 Nggak bisa mikir. peneliti
364 Iya. Pas sekolah itu nggak fokus.
365 Pelajaran itu ya udah fokus gini tho,
366 terus kok masih…
367 Pikirane masih disana terus gitu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

368 Iya. Wah iki piye carane, bapaku SK 5 Harus menjalankan


369 ra berubah pikiran. Mosok aku Rasionalisasi tugas dan kewajiban
370 di…kon pinter ya ra isa mas ?. iya yang baru
371 tho mas ? Menggunakan alasan
372 Ada penurunan prestasi nggak bahwa dirinya tidak bisa
373 setelah kejadian itu ?. pandai sebelum
374 Banyak mas. orangtuanya berubah
375 Banyak ya….
376 Banyak sekali. He ?
377 Apa misalnya ?
378 Ya kalo berubah pikiran, jadi
379 menurun drastis, jadi tingkah laku itu
380 berubah drastis..
381 Oke..Sekarang gini, gimana respon
382 lingkungan setelah orangtuamu
383 bercerai ?
384 wah itu mas, respon lingkungan SK 6 Pandangan bahwa
385 tetangga. Nah itu sering fitnah keluarga yang bercerai
386 ibuku,gini..gini..gini..iya. kan di RT adalah suatu hal yang
387 ku kan yang pergi dari itu ada dua. negatif
388 Pak petrus sama ibuku. Nah..
389 anggepannya itu tetangga, yang ibu-
390 ibu sama bapak-bapak kan lunga
391 bareng gitu lho mas. Padahal aku
392 dikabari ibuku langsung. “le aku ning
393 kene, ning Pekalongan melu nggone
394 mamah”, ikut ke …
395 nenek ?
396 kakaknya bapakku, terus ibu lunga
397 pertama langsung dha ngene
398 ( memperagakan tangannya seperti
399 mulut yang cerewet )
400 Ibu lunga pertama langsung ?
401 Di pekalongan.
402 Iya
403 Jadi bisa dikatakan tetanggamu itu
404 melihat bahwa fitnahnya itu
405 sebenarnya…..
406 Belum nyata. Belum nyata tapi SK 6 Pandangan bahwa
407 udah ceplas-ceplos. Ceplas-ceplos keluarga yang bercerai
408 sudah nggosip sana sini. Iya adalah suatu hal yang
409 dasar…nah itu, sakitnya aku itu… negatif
410 Gitu ya?
411 Sakit yang kedua.
412 Gimana, waktu itu setelah itu apa ?
413 apa yang kamu lakukan kalo gitu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

414 Cuek bebek.


415 Cuek bebek ….
416 Apa urusannya, orang tetangga
417 nggak,nggak ……
418 Nggak kenal ?
419 Nggak mencukupi aku. Nggak Rasionalisasi Menggunakan alasan
420 makani aku. bahwa tetangganya tidak
421 Oke, saya bisa menangkap. Nah mencukupinya untuk
422 gimana perasaanmu, kalo gitu udah menutupi kecemasannya
423 banyak yang tahu ya, bahwa
424 orangtuamu bercerai, gimana kalo
425 itu diketahui orang lain ?
426 Orang, oleh tetangga-tetangga Rasionalisasi Menggunakan alasan
427 lain ?, ya malu tapi ngapa malu ? bahwa tidak harus malu
428 iya tho ?, orang itu keluargaku terhadap tetangganya
429 sendiri, masak tetangga disuruh sendiri
430 nganu. Aku udah pernah kok mas,
431 “mbangane nggosip nggosip Rasionalisasi Menggunakan alasan
432 keluargaku, mending delok sikek agar tetangganya tidak
433 ngilo kono keluargamu wis beres pa menggosip supaya dapat
434 durung ! “, gitu mas. menutupi kecemasannya
435 Jadi biasanya yang kamu lakukan
436 begitu ya ?
437 Langsung tak ceploske gitu mas…
438 Langsung dibalik gitu…
439 Iya mas.
440 Oke, oke, oke. Oke, gimana sikapmu
441 jika orang lain memberikan komentar
442 yang kurang baik, misalnya komentar
443 negatif terhadap peristiwa perceraian
444 orangtuamu ?
445 Komentar yang…yaitu mas, mosok
446 yo difitnah “pagar makan tanaman”,
447 itu kan ya nggak benar itu mas. Itu
448 pas pada bulan puasa kemaren, ya aku
449 cuman bisa sabar, sabar dan sabar. MPD 3 Menyatakan agar hanya
450 Nggak bisa, bulan puasa kan nggak bisa sabar karena sedang
451 bisa marah. berpuasa
452 He e ya ?, jadi kamu, kamu pasif aja
453 nggak nglakuin apa-apa terhadap
454 mereka ?
455 Nggak, cuman aku diamin, suatu Rasionalisasi Menggunakan alasan
456 saat nanti karma kan, hukum hukum karma agar dapat
457 karma kan berlaku, fitnah – menutupi kecemasannya
458 penyebar aib orang tu lebih
459 besar…-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

460 Iya, iya…..kalo gitu sekarang saya


461 tanya,…sikapmu terhadap mereka
462 gimana ?.
463 Kalo sekarang, yang….. orang yang Rasionalisasi Menggunakan alasan
464 aku nggak sukai, yang tetanggaku orang yang tidak disukai
465 itu aku diamin. agar bisa menutupi
466 Didiemin gitu ya ?, gimana ? kecemasannya
467 Ya…lewat ya nggak luruhan, Rasionalisasi Menggunakan alasan
468 luweh, ra urusan. Wong kono ra bahwa tetangganya tidak
469 makani aku kok senengane menafkahinya agar bisa
470 ngurusi… menutupi kecemasannya
471 Betul, betul…gue banget gitu lho…..
472 oke, kamu, kamu ingin ada yang
473 kamu utarakan lagi nggak ?.
474 Utarakan ?....pesen kalo orangtuaku
475 yaitu nyuruh fokus ke depan, jangan
476 tengok belakang. Kan aku pikirannya
477 yaitu disamping fokus ke depan,
478 masih ada yang pikiran ke belakang.
479 Jadi, aku yang kemaren-kemaren
480 masih terpikir lagi kan, nggak fokus
481 ke sekolah, gitu lho mas.iya.
482 Jadi kamu sampe titik, eh sampe titik
483 sorry, sampe detik ini kamu masih
484 sering eee…flashback ke belakang,
485 terus …
486 Iya.
487 Apa aja yang kamu flashback, yang
488 kamu renungkan ?.
489 Yang aku temukan, bapak pas
490 ngamuk di depanku, apa-apa dipecahi.
491 HP 2 udah dibanting terus montor
492 diremuk terus diobong, terus motor 2
493 juga diremuk. Wah..iya, disamping
494 malu sama tetangga, aku juga sakit ;
495 orang itu barang-barangnya babe
496 sendiri to ?, mosok dirusak ?,
497 disamping itu babe yang gelo. Wah ha
498 kok ini gini, gini, gini, ndak ada…
499 pikirannya bapakku ki semacem ada
500 yang ngganggu.
501 Maksudnya ?
502 Ada yang ngganggu gitu…
503 Ngganggu tu gimana secara magic,
504 klenik gitu atau…
505 Iya, magic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

506 O gitu..
507 Aku kan tau, pas bapakku ngamuk
508 kok mukanya ki, raut mukanya
509 merah, merah sekali kayak api. Ya
510 terus bar abis ngamuk tu terus babe
511 tidur to, tak deloki, ya sambil mbaca-
512 mbaca ya…aku…wah itu ada macam
513 setan merah, kerasukan jadi babe tu…
514 Itu, itu waktu dia marah-marah
515 seperti itu apakah dia sadar ?
516 Aku kan dah aku dzikiri to mas,
517 disamping terus bapakku ya semoga
518 sadar, minta Yang Mahakuasa..
519 Nggak, maksudku dia dalam keadaan
520 sadar melakukan itu atau seolah-
521 olah, kowe bisa mbedain to, kayak
522 orang kesurupan tu lho ?. gimana,
523 gimana ?
524 Ya sehabis bangun dari tidur itu,
525 bapakku kan tanya, lho kok rusak
526 kabeh ki apa ki lho ?
527 O gitu ?
528 Babe mau berbuat apa ?
529 Itu..kayak gitu sampe-an ?
530 Iya. Semacem kayak gitu. Dari dulu
531 itu.
532 Sejak kapan kejadian kayak gitu tu ?
533 Pasti ada yang sirik sama keluargaku
534 gitu lho.
535 Ooo..gitu.
536 He e. sejak kecil gitu ya ?
537 Sejak bertengkar pertama sampe akhir
538 ini.
539 Berarti kalo gitu eee…itu merupakan,
540 bagimu ya ; itu dimarahin babe,
541 dimarahin gitu, itu merupakan hal
542 yang biasa, wajar, makanan sehari-
543 hari kalo gitu ?
544 Iya,iya, betul. Tapi pas aku ngetahui
545 terakhir itu. Lho kok mukanya, raut
546 mukanya merah kayak api. Ha sehabis
547 bangun tidur, kaget, itu.
548 Pernah nggak kamu me…bisa
549 dikatakan melacak, gitu ?.
550 nglacak ?. pernah mas. Aku tau siapa
551 yang maen-maen kayak gitu. Tapi aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

552 cuman diemin.


553 Nggak..nggak ada suatu tindakan
554 dari kamu sendiri ?
555 Nggak ada. Yang Mahakuasa aja.
556 Aku nggak berkuasa mbales.
557 Apa nggak kamu semakin sengsara
558 kayak gitu. Kan kalo kamu tau itu
559 penyebabnya kayak gitu dari situ,
560 kayak gitu,gitu kan ?
561 Kan…..ya nggak, dah prihatin. Aku
562 syukurin, nih cobaan dari allah.
563 Jadi, ternyata yang dominan setelah
564 orangtuamu bercerai itu paling….
565 yang paling, terpukul artinya kamu
566 merasa terpukul sekali itu adalah
567 dari kondisi mereka tidak bersatu
568 lagi gitu ya ?.
569 Iya, betul.
570 Eee….terpukulnya itu kira-kira
571 seberapa berat sih, gitu lo ?
572 Ya nggak bisa diukur mas…nggak
573 bisa diukur….Hampir dol.
574 Tapi kamu masih sadar..sekarang
575 ya ?, artinya apa yang paling berat
576 yang pernah kamu alami dari
577 kejadian seperti itu ?
578 Yang paling berat itu pas waktu
579 Lebaran. Biasanya kumpul sama
580 orangtua, sungkem, merasa sepi.
581 Lebaran kemaren…mbayangke
582 lebaran wingi, ra ono wong tuwa,
583 bapaku di Bali. Luar kota ke Bali, 10
584 hari, jadi di rumah kan nggak ada
585 orang. Terus ibuku pulang ke
586 Prambanan. Tempatnya ibunya,
587 eyangku. Ha..itu aku terus langsung
588 ke sana, nemenin ibuku terus, sampe
589 nginep sana terus. Dan itu udah
590 diijinin oleh bapaku, gitu.
591 Jadi di situ kamu merasa kesepian
592 gitu ya ?.
593 Kesepian sekali. Nggak ada kasih MPD 3 Menyatakan
594 sayang lagi dari ibu. Kan jauh, kesedihannya kepada
595 paling-paling ya juga libur mid peneliti
596 semeseter, baru bisa ke Pekalongan.
597 Kalo bapak kan kasih sayangnya kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

598 dah lebih. Dan mencukupi aku… gitu.


599 Kamu punya harapan apa, dari
600 kondisi…kamu merasa kesepian
601 seperti itu kan ?, jadi apa harapan-
602 harapan kamu saat ini ?
603 Harapan aku ya..tetap tabahkan diriku
604 dan jangan hiraukan perkataan orang
605 lain, menuju ke depan. Kalo bisa mas,
606 tapi aku masih noleh-noleh gitu mas.
607 Itu wajar, itu bisa saya pahami.
608 Oke..apa namanya, apa ada hal-hal
609 yang lain nggak, yang menurut kamu
610 sekiranya..penting yang bisa kamu
611 share-kan ?
612 Yang gimana mas ?
613 Hal-hal yang sekiranya kamu anggap
614 penting…..yang itu sangat
615 berpengaruh pada emosiku itu.
616 Ya, ada.
617 Apa ?
618 Ya seringkali aku mangkel tapi nggak
619 ada yang aku tuju.
620 Mangkel tapi nggak ada yang aku
621 tuju…?, terus, terus piye ?
622 Ya udah, aku luapkan ke tembok, MPD 8 Melampiaskan
623 aku apa…tembok tak pukulin gitu, kekecewaannya kepada
624 dah plong. tembok
625 O gitu ya ?, kamu berarti sering
626 mukulin-mukulin tembok gitu ?
627 Ya terus Bebeng, gitu mas, Kali MPD 8 Melampiaskan
628 adem. Ya kesana sendiri, teriak sak kekecewaannya dengan
629 keras-kerasnya. Pulang dah plong. cara berteriak
630 Gitu mas, solusinya ada yang kedua ;
631 disamping cerita sama orang, aku
632 punya cara tersendiri.
633 Kamu temuin itu sendiri ?
634 Temuin itu sendiri.
635 Itu dalam teknik psikologis bener lho
636 itu….
637 Iya mas ?
638 He e, bener, o gitu ya ; jadi kamu
639 sering…sering terus ke tempat lain ke
640 tempat yang paling kamu senengin di
641 mana ?
642 Kalo aku yo ke tempat pacar, kan MPD 8 Melampiaskan
643 dah ilang gitu tu, tapi yo di rumah, kekecewaannya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

644 anteng , nonton TV sendiri larut pacarnya


645 malam jam 1 gitu, perasaanku gini-
646 gini mesthi nangis mas aku. Nggak MPD 3 Menyatakan
647 tahan. Tapi kalo dah pagi, esuk dah kesedihannya yang
648 mendingan lah, dah ketemu tang- mendalam kepada
649 tangga, dan ketemu temen-temen gitu peneliti
650 ya udah fresh kembali. Tapi pas sepi MPD 3 Menyatakan
651 nyenyet, pasti aku langsung nggak kesedihannya yang
652 tahan, kepengen nangis. mendalam kepada
653 Iya, iya saya bisa mahami peneliti
654 perasaanmu, he e. jadi biasanya hanya
655 seperti itu ya yang dilakukan ya ?. ada
656 harapan-harapan sebenarnya…satu
657 harapan bahwa mereka suatu saat
658 mesthi kembali gitu ?
659 Iya, insyaallah, semoga saja lah.
660 Oke, thank you…..

Surat Pernyataan Kesediaan Subyek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Anda mungkin juga menyukai