Anda di halaman 1dari 17

ARSITEKTUR BAROQUE

Baroque merupakan istilah untuk


mengkategorikan perkembangan
peradabanmanusia (termasuk seni) dalam
sebuah era yang terjadi di Eropa. Sekitar
tahun 1600-1750,gerakan ini terjadi.
Baroque mempunyai arti mutiara
pelengkap yang bentuknya tidak teratur
atau tidak simetris. corak seni baroque
mengandung unsur tekanan yang kuat,
kekuatanemosi, dan sesuatu yang
elegan.Ciri visual yang melekat pada corak
seni Baroque adalah kontras cahaya (gelap-terang) yang dominan dan
menghasilkan kesan dramatis pada lukisan. Baroque jugamemiliki beberapa
karakteristik diantaranya naves yang zaman sebelumnya panjang dansempit
digantikan oleh bentuk yang lebih lebar dan sirkular, penggunaan cahaya
secaradramatis, kaya akan ornamen, langit-langit yang dipenuhi fresco (wall
painting) dalam skalabesar, facade eksternal yang memiliki karakter proyeksi
terpusat yang dramatis, interior seringkali tidak lebih dari tempat bagi lukisan dan
patung ukiran.

Arsitektur Baroque, yang muncul pertama kali di Roma, adalah gaya


bangunan padagereja, istana dan bangunan umum (yang dirancang dalam skala
besar). Pada hal tertentu,arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan
dari arsitektur Renaissans.Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster,
entablature dan komponen-komponenklasik lainnya. Yang berbeda pada arsitektur
Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalammenggabungkan komponen-
komponen tersebut, dimana saat Renaisans kebebasan initidak dapat diterima (ada
aturan-aturan baku).
Ciri – ciri arsitektur bangunan Baroque :

 Dinding bergelombang merupakan fitur yang menakjubkandari gereja-


gereja Baroque. Order raksasa, biasanyasetinggi dua lantai, dan dinding
raksasa mendominasieksterior.
 Tebing layar-nya bisa berbentuk lengkung kurva, ataupunlengkung yang
mengarah ke atas bertemu padapuncaknya.
 Jendela-jendela besar berbentuk persegi panjang, dan jendela yang lebih
kecil, yang mempunyai lebih banyak ornament, berbentuklingkaran,
setengah lingkaran, atau oval (bulat telur).
 Bentuk oval juga diterapkan pada bingkai pahatan dinding (frame wall
carving).Denah lantai dasar biasanya juga oval, yang merupakan bentuk
geometris paling‘bergerak’ (fluid) dan yang menciptakan rasa pergerakan
(movement). Bentuk ovaldigunakan di seluruh bangunan.
A. Arsitektur gereja Baroque

Saat memasuki gereja baroque kesan teater menjadi lebih kuat.


Paraperancang gereja Baroque menginginkan orang yang datang untuk beribadah
untukmerasakan bahwa mereka juga ikut dalam acara (terbawa suasana), agar
mereka dapat mendengar dan melihat si pendeta dengan baik. Karena itu
kebanyakan gereja Baroque tidakmempunyai kolom-kolom yang membagi gang
samping (aisle) dan lorong tengah(nave), namun digantikan dengan kapel-kapel di
bagian samping sepanjang dinding.Pada interior, seperti pada eksterior, dinding
bergelombang memberikan citarasa pergerakan. Altar kaya dengan dekorasi dan
baldachin di atasnya. Baldachinadalah semacam kanopi, umumnya berbentuk
kubah, yang disangga oleh empatkolom yang juga kaya dengan dekorasi ukiran.
Balkon, bagian tak terpisahkan dariteater, juga dapat ditemukan di gereja-gereja
Baroque. Beberapa di antaranya dihiasidekorasi ukiran-ukiran logam.Paduan
usaha dari para arsitek, pelukis dan pemahat membuahkan hasilyang menawan.
Langit-langit didekorasi dengan lukisan. Dekorasi dindingmenggunakan stucco,
dimana bahan ini adalah bahan yang fleksibel, sehinggamembantu menciptakan
garis-garis lengkung sebagai karakteristik Baroque.Gereja-gereja Baroque
mendapatkan cahaya dari sedikit sumber, umumnyadari kubah, baik kubah pusat
ataupun kubah-kubah kecil di sekelilingnya. Efek daripencahayaan, yang didapat
dari jumlah cahaya yang tepat menyinari tempat yangtepat, merupakan bagian
yang penting dari arsitektur gereja Baroque.

B. Analisa Perbandingan

Apabila dibandingkan dengan aliran sebelumnya (Renaissance) yang lebih


tenang,simetri dengan penggunaan hiasan sederhana serta penerapan azas
perspektif, maka aliranBarock ini cenderung lebih dinamis sifatnya.

 Denah bagian sudut didelesaikan dengan bentuk lengkung atau melingkar.


 Pilar-pilar dibentuk berpilin / memutar.
 Ornamen membentuk 3 dimensi sehingga mencuat keluar.
 Banyak terdapat hiasan pahatan untuk menunjang eksterior dan interior.
 Pengunaan warna-warna cerah.

C. Seni, Teknologi dan Arsitektur

Barock lahir dari Renissance dan Manneris. Bentuk dasar yang ada,
mendorongpada suatu keselarasan yang baru, merupakan perpaduan antara
beberapa aliran,mengakibatkan elemen strukturnya menjadi tersembunyi serta
fungsinya menghilang dibalikkeriangan.Batas-batas antara seni menjadi kabur,
arsitektur menjadi seni pahat, sedangkanseni pahat menjadi arsitektur. Adapun
seni lukis mampu memberikan sumbangan bagiseluruh nilai-nilai persfektif yang
begitu kaya sehingga tidak hanya berlaku sebagai dekorasiinterior 2 dimensi saja.
D. Bangunan – bangunan periode Baroque

Beberapa negara di dunia menganut seni Baroque untuk arsitektur


bangunannyaseperti Perancis, Spanyol, Jerman dan Inggris.

Contohnya :

1. Istana Versailles, Perancis.

Istana Versailles
merupakanbangunan istana
terbesar dalam sejarah
seniArsitektur French
Baroque. Di areal seluas 18
km persegi di barat daya
Paris,kompleks istana ini
berdiri megah dengan luas
250 meter persegi. Istana ini
dibangunoleh Louis XIV
untuk mengenang ayahnya Raja Louis XIII.

2. St. Peter’s Vatican Rome

St. Peter’s Vatican Rome, merupakan Gereja


terbesar di dunia. Bergaya arsitektur Baroque,
dibangun pada 1506 sampai 1626 dan
dapatmenampung hingga 60.000orang di
dalamnya.
- Kesimpulan

Penggunaan warna untuk finishing arsitektur era barok. :

Arsitektur barok menggunakan warna-warna terang.

Pencitraan yang muncul dari bangunan :

Kesan yang ditampilkan arsitektur barok mulia, agung, dan kebesaran


seorang raja.

Unsur dekoratif pada arsitektur era barok :

Unsur dekoratif arsitektur barok melimpah dan kaya akan motif .


ARSITEKTUR RAKOKO

Karya Rokoko Basilika di Ottobeuren (Bavaria): ruang arsitektural mengalir bersama


kehangatan kehidupan

Rokoko adalah gaya abad 18 yang berkembang ketika seniman Barok


meninggalkan gaya simetris dan mulai menambahkan bunga, tanaman dan
permainan lainnya. Ruang-ruang rokoko dirancang sebagai karya seni total
dengan perabotan elegan bermotif bunga dan tanaman, patung-patung kecil,
cermin penuh ornamen, dan permadani melengkapi arsitektur, relief, dan cat
dinding penuh warna. Gaya ini banyak digantikan oleh gaya Neoklasik. Tahun
1835 pada Dictionary of the French Academy menuliskan kata Rococo "biasanya
meliputi jenis ornamen, gaya dan desain yang berhubungan dengan pemerintahan
Louis XV dan awal dari Louis XVI". Termasuk di dalamnya, segala jenis karya
seni yang dibuat pada pertengahan abad 18 di Prancis.

Kata Rokoko berasal dari kombinasai kata Prancis rocaille, yang artinya
batu, dan coquilles, yang artinya kerang, karena keterikatan dengan benda-benda
asal motif dekorasinya. Istilah Rokoko juga bisa diartikan sebagai kombinasi kata
"barocco" (bentuk teratur dari mutiara, kemungkinan berasal dari kata "baroque")
dan kata Prancis "rocaille" (bentuk populer dari ornamen taman dan interior
menggunakan kerang dan kerikil hias), dan juga bisa dipakai untuk menjelaskan
gaya yang halus dan indah yang menjadi mode di Eropa selama abad ke-18.
Karena gaya Rokoko suka dan fokus pada seni dekoratif, beberapa kritikus
menggunakan istilah ini untuk merendahkan secara tidak langsung bahwa gaya itu
sembrono atau sekadar modis saja. Ketika istilah ini mulai digunakan di Inggris
pada sekitar tahun 1836, ini menjadi ucapan sehari-hari yang artinya "ketinggalan
zaman". Faktanya, gaya ini menerima kritik keras, dan bagi sebagian orang sebagi
sesuatu yang dangkal dan berselera rendah, dan sejak pertengahan abad 19, istilah
ini diterima oleh para ahli sejarah seni. Meskipun demikian masih ada debat
masalah pengaruh sejarah dari seni ini secara umum, Rokoko kini dikenal luas
sebagai periode besar dalam perkembangan seni Eropa.

Sepasang kekasih dari porselen Nymphenburg, sekitar 1760, dibuat oleh Franz Anton
Bustelli

a. Perkembangan sejarah

Rokoko berkembang awal dari seni dekoratif rancangan interior. Suksesi


Louis XIV membawa perubahan pada lingkungan seniman dan gaya umum
kesenian. Pada akhir masa pemerintahan panjang raja, rancangan bernuansa Barok
memberikan elemen-elemen yang lebih ringan degan banyak lengkung dan pola-
pola alami. Elemen-elemen ini terlihat jelas pada rancangan arsitektural Nicolas
Pineau. Selama masa Régence, gaya kehidupan istana berpindah dari Istana
Versailles dan perubahan artistik ini menjadi mapan, pertama di lingkungan istana
dan kemudian ke seluruh kehidupan tingkat tinggi Prancis. Kenikmatan dan
suasana menyenangkan rancangan Rokoko seiring dengan ekses pemerintahan
Louis XV.

Tahun 1730-an menampilkan perkembangan puncak dari Rokoko di


Prancis. Gaya ini menyebar di antara rancangan arsitektur dan perabotan sampai
ke lukisan dan patung, diperlihatkan pada karya-karya Antoine Watteau dan
François Boucher. Rokoko masih memelihara citarasa Barok untuk bentuk-bentuk
yang kompleks dan motif yang rumit, namun dari titi ini, mulai menggabungkan
variasi karakteristik, termasuk gaya rancagan Oriental dan komposisi asimetris.

Gaya Rokoko menyebar bersama seniman-seniman Prancis dan publikasi


karya-karyanya. Kemudian segera diterima sebagian Katolik di Jerman, Bohemia,
dan Austria, dimana ia menyatu dengan tradisi kehidupan Barok Jerman. Rokoko
Jerman dipergunakan dengan antusias untuk gereja-gereja dan istana-istana,
umumnya di daerah selatan, sementara Rokoko Frederisian berkembang di
Kerajaan Prusia. Arsitek-arsitek sering menambahkan ornamen interior mereka
dengan awan-awan dari semen halus putih. Di Italia, gaya Barok akhir dari
Borromini dan Guarini memberikan sentuhan Rokoko di Turin, Venesia, Naples
dan Sisilia, sementara seni-seni di Toscana dan Roma tetap setia dengan gaya
Barok.

François Boucher, Le Déjeuner, (1739, Louvre), menunjukkan interior rocaille dari


keluarga borjuis Prancis pada abad 18. Patung-patung porselen dan vas memberi sentuhan
tambahan chinoiserie.
Di Britania Raya, Rokoko selalu dianggap sebagai "citarasa Prancis" dan
tidak pernah diadopsi sebagai gaya arsitektural, meskipun pengaruhnya sangat
kuat terasa pada produksi perak, porselen, dan sutra, dan Thomas Chippendale
mengubah rancangan perabotan Inggris melalui adaptasi dan penghalusan gaya
Rokoko. William Hogarth juga membantu mengembangkan dasar teoretis
keindahan Rokoko. Meski tidak secara khusus memberi penekanan pada
perubahan gaya itu, ia berpendapat pada Analysis of Beauty (Analisis Keindahan)
(1753) bahwa garis-garis bergelombang dan lengkungan S yang terkandung di
gaya Rokoko adalah dasar dari rahmat dan keindahan alam (tidak seperti garis
lurus atau lingkaran pada Klasisisme). Perkembangan Rokoko di Britania Raya
dianggap terkait dengan Kebangkitan Gotik dengan keterkaitan pada arsitektur
Gotik di awal abad ke-18.

Dimulainya masa akhir Rokoko datang pada awal tahun 1760-an ketika
tokoh seperti Voltaire dan Jacques-François Blondel mulai menyuarakan kritik
terhadap pendangkalan dan degenerasi seni. Blondel mencela dengan menyebut
"kekonyolan dalam campur aduk antara kerang-kerangan, naga-naga, buluh-
buluh, pohon-pohon kelapa dan tanaman-tanaman" di interior kontemporer.

Sejak 1785, Rokoko telah habis masanya di Prancis, digantikan oleh tatanan
dan keseriusan seniman-seniman Neoklasik seperti Jacques Louis David. Di
Jerman, akhir abad ke-18 Rokoko ditertawakan sebagai Zopf und Perücke
("rambut kepang dan rambut palsu"), dan fase ini kadang disebut sebagai Zopfstil.
Rokoko tetap populer di beberapa provinsi dan di Italia, sampai fase kedua
neoklasisisme, "Gaya kekaisaran", tiba dengan pemerintahan Napoleon dan
Rokoko tersingkirkan.

Terdapat pembaruan ketertarikan pada gaya Rokoko antara tahun 1820 dan
1870. Inggris termasuk yang mengawali kebangkitan "gaya Louis XIV" sebagai
sebutan salah pada awalnya, serta membayar harga-harga yang melambung tinggi
terhadap barang-barang bekas mewah Rokoko yang bisa diperoleh di Paris.
Namun seniman yang menonjol seperti Delacroix dan pelanggannya seperti
Eugénie de Montijo juga membangkitkan kembali nilai-nilai agung dan
menyenangkan dari seni dan rancangan Rokoko.

b. Rokoko pada gaya artistik berbeda

1. Objek perabotan dan dekorasi

Cermin Rokoko dan pekerjaan plesteran di Schloss Ludwigsburg menampilkan karakter


serta cara penggabungan material dan bentuk yang anti-arsitektural.

Tema-tema rancangan ringan dan rumit dari Rokoko muncul sangat baik
dan dalam skala yang lebih intim dibanding arsitektur Barok dan patung-
patungnya yang terkesan memaksa. Tidak mengherankan jika karya seni Rokoko
Prancis kemudian mengisi rumah-rumah. Produk logam, patung-patung porselen
dan khususnya perabotan berkembang dan diminati dalam golongan orang kaya
Prancis untuk menghiasi rumah-rumah mereka dalam gaya yang baru.

Gaya Rokoko menyenangkan karena asimetris, sebuah citarasa baru untuk


gaya Eropa. Praktik ini menjadikan elemen-elemen dibuat tak seimbang untuk
memberi efek yang disebut contraste. Selama periode Rokoko, perabotan menjadi
ringan baik secara fisik maupun visual. Ide mengenai perabotan berubah menjadi
simbol status dan mengambil peran kenyamanan dan fleksibilitas. Perabotan
menjadi mudah dipindahkan untuk pertemuan misalnya, dan bentuk-bentuk
khusus bermunculan seperti kursi sofa (fauteuil), kursi berbantal (voyeuse chair),
dan kursi jenis bergère. Perubahan rancangan kursi-kursi ini bervariasi dari model
bantalan lengan terpisah, perpanjangan bantalan belakang (dikenal juga dengan
istilah hammerhead) dan model bantal lepasan.
Perabotan juga berdiri sendiri, dimana sebelumnya menyatu ke dinding,
untuk mengesankan atmosfer ringan dan fleksibilitas dari tiap jenis perabot. Kayu
mahogani banyak digunakan untuk membuat konstruksi perabotan karena
kekuatannya, mengakibatkan hilangnya bagian penguat seperti yang terlihat pada
banyak jenis kursi pada masa itu. Juga penggunaan cermin yang digantung di atas
perabotan dinding menjadi makin populer seiring dengan perkembangan kaca
berlapis untuk cermin.

Rancangan meja oleh Juste-Aurèle Meissonnier, Paris sekitar tahun 1730

Pada rancangan penuh Rokoko, seperti Table d'appartement (sekitar 1730)


oleh perancang Jerman J. A. Meissonnier (lihat gambar), yang bekerja di Paris,
segala pengaruh bentuk masif hilang: bahkan permukaan marmer pun dibentuk.
Celemek, kaki-kaki, penopang semuanya dirancang menyatu kedalam bentukan
lengkung-c dan "rocaille" (bentuk susunan bebatuan). Simpul (noeud) penopang
diperlihatkan asimetris secara menyolok ("contraste") dan itulah inovasi Rokoko.

Umumnya gaya ini dikagumi dan ditampilkan dalam skala "minor" dan
sebagai seni dekoratif saja, para pengkritik menyatakan bahwa kecenderungan
dimulai dari menyamarkan bentuk tradisional yang diakui. Struktur yang dihiasi
gaya ini tidak sesuai untuk proyek skala besar dan dikeluarkan dari gaya
arsitektural sepenuhnya.
Gaya Rokoko pada kayu lapis dirancang oleh Joseph Anton Feuchtmayer 1750. Sekarang
di gereja paroki St Martin, Seefeld (kota Uhldingen-Mühlhofen)

Dinasti orang-orang Paris ébénistes, beberapa di antaranya kelahiran


Jerman, mengembangkan gaya permukaan lengkung dalam tiga dimensi (bombé),
yang sesuai dengan penggunaan di kayu lapis bervernis (veneer atau marqueterie)
atau disebut juga vernis martin suatu pemberian vernis hitam (japanning) yang
sesuai jika ditambahi warna emas-perunggu ("ormolu"). Di antaraseniman ini
yang terkemuka adalah: Antoine Gaudreau, Charles Cressent, Jean-Pierre Latz,
Jean-François Oeben, Bernard II van Risamburgh.

Dekorasi Rokoko abstrak dan asimetris: plesteran langit-langit di Neues Schloss,


Tettnang

Perancang Prancis seperti François de Cuvilliés, Nicholas Pineau dan


Bartolomeo Rastrelli mempopulerkan gaya Paris keluar Prancis secara
perseorangan seperti ke Munich dan Saint Petersburg, sementara perancang
Jerman Juste-Aurèle Meissonier justru berkarya di Paris. Roh yang mempengaruhi
pengembangan Rokoko Parisian adalah sekelompok kecil dari pedagang
permadani (marchands-merciers), pelopor penghias ruang modern yang dipimpin
oleh Simon-Philippe Poirier.

Gaya mebel Prancis tetap agak berbeda, yang mana ornamennya


kebanyakan dari kayu, atau selain gaya ukiran kayu, sedikit terkesan tidak kokoh
dan lebih mengarah naturalistik serta sedikit lebih berani dalam mencampur
elemen alam dan bentuk buatan dari segala jenis (contohnya motif tanaman,
representasi stalaktitis, fantastis, topeng, penerapan berbagai profesi, lencana,
pengecatan, batu adi).

Gaya Rokoko Inggris lebih teratur. Rancangan mebel Thomas Chippendale


mempertahankan lengkung dan rasa, namun berhenti pada imajinasi Prancis yang
tinggi. Contoh pembuat gaya Rokoko Inggris yang paling berhasil mungkin
Thomas Johnson seorang pemahat berbakat dan perancang mebel yang bekerja di
London pada pertengahan abad ke-18.

Kata 'Rokoko' berasal dari kata Prancis "rocaille", sebuah kata yang
digunakan untuk mendeskripsikan karya bebatuan dan kerang dari gua-gua
Versailles. Banyak pahatan mebel berasal dari abad ke-18, bingkai cermin dari
bebatuan, kerang dan komposisi air menetes, kebanyakan diasosiasikan dengan
patung-patung China dan pagoda.

2. Rancangan taman

Istana Catherine di Tsarskoye Selo adalah salah satu bangunan Rokoko di daerah paling
utara
Istana Queluz National di Portugal adalah bangunan Rokoko terakhir yang dibangun di
Eropa.

3. Arsitektur
Arsitektur Rokoko, adalah terkesan ringan, lebih anggun, juga merupakan
versi rumit dari arsitektur Barok, yang lebih berornamen dan berkesan kokoh
sederhana. Meski gayanya mirip, namun ada beberapa perbedaan jelas antara
arsitektur Rokoko dan Barok, salah satunya adalah masalah simetri, karena
Rokoko menekankan pada bentuk-bentuk asimetri, sementara Barok sebaliknya.
Gaya-gaya ini meski sama-sama penuh dekorasi, juga berbeda temanya; Barok
sekilas lebih serius, menempatkan pengaruh agama, dan sering merupakan
karakter dari tema-tema Kristen (kenyataannya, Barok dimulai di Roma sebagai
respon atas Reformasi Protestan); arsitektur Rokoko yang berasal dari abad ke-18,
lebih sekuler, mengadaptasi Barok dengan karakter yang lebih riang dan tema-
tema yang tidak serius. Elemen-elemen lain dalam gaya arsitektur Rokoko
temasuk banyaknya lengkung dan dekorasi, juga penggunaan warna-warna pucat.

Terdapat banyak contoh bangunan bergaya Rokoko juga para arsiteknya. Di


antarayang terkenal termasuk Istana Catherine, di Rusia, Istana Negara Queluz di
Portugal, Istana Augustusburg dan Falkenlust di Brühl, Rumah Cina di Potsdam,
Istana Charlottenburg tiga terakhir di Jerman, juga elemen-elemen dari Château de
Versailles di Prancis. Para arsitek yang dikenal hasil karyanya menggunakan gaya
ini termasuk Francesco Bartolomeo Rastrelli, seorang arsitek Italia yang bekerja
di Rusia[14] dan dikenal karena karya-karyanya yang royal dan mewah, Philip de
Lange, yang bekerja di arsitektur Rokoko Denmark dan Belanda, atau Matthäus
Daniel Pöppelmann, yang bekerja pada masa akhir gaya Barok dan mempunyai
peran pada rekonstruksi kota Dresden di Jerman.
Arsitektur Rokoko juga membawa perubahan besar pada pembangunan
gedung-gedung, memberi penekanan pada hal-hal bersifat pribadi dibanding
suasana publik terbuka yang agung dari arsitektur Barok, juga meningkatkan
struktur bangunan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

4. Desain interior

Interior Rokoko di Gatchina

Istana Solitude di Stuttgart dan Istana China di Oranienbaum, Rusia, gereja


Wies di Bavaria dan Sanssouci di Potsdam adalah beberapa contoh bagaimana
Rokoko masuk dalam arsitektur Eropa.

Di dalam konteks Kontinental dimana Rokoko sangat berpengaruh, bentuk-


bentuk sportif, fantastis dan pahatan lain diekspresikan dengan ornamen abstrak
seperti nyala api, dedaunan atau tekstur seperti kerang dalam sapuan asimetris dan
lengkungan-lengkungan patah; interior Rokoko yang intim menyembunyikan
bagian arsitektonis (ciri khas arsitektural) dari bingkai pintu/jendela (architrave),
dekorasi dinding dan hiasan batas dinding ke langit-langit (cornice) kedalam
bentukan yang indah, rapi, dan juga terkadang janggal, diekspresikan dengan
bahan yang mudah dibentuk seperti kayu yang dipahat dan paling banyak dengan
plesteran (seperti pada karya di Sekolah Wessobrunner). Dinding-dinding, langit-
langit, mebel, dan barang dari logam serta porselen menampilkan bentuk yang
menyatu. Warna Rokoko adalah ringan dan lebih pucat dibanding warna-warna
primer yang tegas dan cenderung gelap dalam citarasa Barok.

Dari sedikit yang sebelumnya anti-arsitektural berubah berkembang dengan


cepat menjadi sepenuhnya gaya Rokoko pada akhir 1720-an dan mulai
mempengaruhi interior dan seni dekorasi ke seluruh Eropa. Bentuk-bentuk yang
kaya dengan gaya Rokoko Jerman ada di Katolik Jerman Pekerjaan plesteran
Rokoko dari seniman pendatang dari Italia-Swiss seperti Bagutti dan Artari
ditampilkan di rumah-rumah karya James Gibbs, dan Franchini bersaudara yang
bekerja di Irlandia setara dengan segala yang berusaha masuk di Britania Raya.

Peresmian beberapa ruangan di Versailles, membuka tabir kemegahan di


beberapa bangunan Paris (khususnya Hôtel Soubise). Di Jerman, seniman-
seniman Prancis dan Jerman (Cuvilliés, Neumann, Knobelsdorff, dll.)
mempengaruhi perlengkapan penting dari wisma Amalienburg dekat Munich, dan
istana-istana Würzburg, Potsdam, Charlottenburg, Brühl, Bruchsal, Solitude
(Stuttgart), dan Schönbrunn. Di Britania Raya, satu rangkaian lukisan Hogarth
menampilkan kisah moral melodramatis berjudul Marriage à la Mode, dibuat
tahun 1745, memperlihatkan suasana ruang-ruang di sebuah rumah di London
yang penuh gaya, yang mana hanya gaya rokoko di seluruh hiasan plester langit-
langit.

Arsitektur Palladian adalah sesuatu yang terkontrol (simetris, bentuk


sederhana seperti bangunan Yunani kuno). Namun di rak atas perapian (mantel)
Kentian, pot-pot dan hiasan lain diletakkan dan dibuat dengan kesan
menyinggung arsitektur ini, dan jam dinding Rokoko adalah sebuah
penggambaran campur-aduknya ranting dedaunan dalam gayanya.

Secara umum, Rokoko adalah gaya interior, karena kaum kaya dan
aristokrat yang kembali ke Paris dari Versailles. Paris sudah terbangun sehingga
daripada menambah perubahan besar pada arsitektur bangunan, mereka biasanya
merenovasi interior dari bangunan yang sudah ada dengan gaya Rokoko.

5. Lukisan

Antoine Watteau, Ziarah di pulau Cythera (1717, Louvre) menangkap kesan


sembarangan yang memancing penikmat dari lukisan gaya Rokoko.
Meski awalnya Rokoko adalah seni dekorasi murni, gayanya juga muncul
dengan jelas pada lukisan. Para pelukis menggunakan citarasa pewarnaan dan
bentuk-bentuk lengkung, memenuhi kanvas mereka dengan malaikat dan mitos
cinta. Potret juga populer di pelukis-pelukis Rokoko. Beberapa karya
memperlihatkan keusilan atau kenakalan perilaku dari subjek lukisan,
memperlihatkan kecenderungan sejarah yang berubah dari orientasi gereja Barok.
Lukisan lanskap biasanya dengan suasana pedesaan dan menggambarkan suasana
tamasya yang santai dari pasangan aristokrat

Jean-Antoine Watteau (1684–1721) adalah pelukis Rokoko pertama yang


diperhitungkan. Ia memberikan pengaruh yang besar pada pelukis-pelukis
berikutnya termasuk François Boucher (1703–1770) dan Jean-Honoré Fragonard
(1732–1806), dua tokoh pelukis di periode berikutnya. Juga sentuhan Thomas
Gainsborough (1727–1788) dan kejeliannya menampilkan spirit Rokoko. Gaya
lukisan Élisabeth-Louise Vigée-Le Brun's (1755–1842) juga memperlihatkan
sentuhan pengaruh Rokoko, khususnya di lukisan potret Marie Antoinette. Pelukis
Rokoko lainnya termasuk: Jean François de Troy (1679–1752), Jean-Baptiste van
Loo (1685–1745), kedua anaknya Louis-Michel van Loo (1707–1771) dan
Charles-Amédée-Philippe van Loo (1719–1795), adik termudanya Charles-André
van Loo (1705–1765), dan Nicolas Lancret (1690–1743). Sementara Jean-
Baptiste-Siméon Chardin (1699–1779) dan Jean-Baptiste Greuze (1725–1805)
keduanya, adalah pelukis-pelukis Prancis penting di era Rokoko yang dianggap
sebagai Anti-Rokoko.

Selama era Rokoko, seni lukis potret adalah hal penting dalam lukisan di
semua negara, namun khususnya di Britania Raya, dimana para pemimpin seperti
William Hogarth (1697–1764), dalam gaya realis biasa, dan Francis Hayman
(1708–1776), Angelica Kauffman (1741–1807) yang di Swiss, Thomas
Gainsborough dan Joshua Reynolds (1723–1792), dalam gaya yang lebih
menyanjung oleh Antony Van Dyck (1599–1641). Sementara di Prancis selama
era Rokoko Jean-Baptiste Greuze adalah seorang pelukis favorit dari Denis
Diderot (1713–1785),[15] dan Maurice Quentin de La Tour (1704–1788), juga
Élisabeth Vigée-Lebrun adalah pencapai tertinggi pelukis potret dan pelukis
sejarah.

Anda mungkin juga menyukai