JUDUL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menempati peringkat kelima di dunia untuk masalah
angka nasional yakni 38,9%, padahal tahun 2007 lalu hanya 29,1%. Berarti
44,3%, Maros 42,3%, Tanah Toraja 41,9%, Toraja Utara 40,3%, Enrekang
keduanya. Oleh karena itu itu untuk menyusun langkah nyata dalam
B. Rumusan Masalah
Apa saja factor determina kejadian stunting
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi factor yang berhubungan dengan kejadian stunting
2. Tujuan umum
a. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian stunting
b. Untuk mengetahui hubungan imunisasi dengan kejadian stunting
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian
stunting
d. Untuk mengetahui hubungan social ekonomi dengan kejadian
stunting
e. Untuk mengidentifikasi faktor determinan penyebab terjadinya
stunting
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Pengertian Stunting
a. Berat Lahir
memadai dan ibu yang kurang gizi, dan sekitar setengah dari kegagalan
pertumbuhan anak terjadi dari konsepsi sampai 2 tahun dan dari tahun
(Trahns and McKean, 2004). Kualitas dan kuantitas MP-ASI yang baik
mengandung sumber zat gizi makro dan mikro yang berperan dalam
pada sekitar usia enam bulan, sebagai transisi makanan anak yang
badan orang tua dan jenis kelamin. Tinggi badan ayah dan ibu yang
e. Status Ekonomi
hidup keluarga makin tinggi daya beli hidup maka amat banyak
makanan yang dikomsumsi dan semakin baik pula kualitas makanan
anjlok.
Stunting atau pendek adalah salah satu masalah gizi yang ada di
memiliki prestasi akademik yang rendah, dan bila dewasa peluang dalam
rendah dan akhirnya tidak mampu mmenuhi kebutuhan hidup dengan baik.
sangat panjang (bersifat kronis) kekurangan protein dan zat gizi makro.
langsung yaitu asupan zat gizi dan penyakit infeksi yang diderita dan factor
Factor Ibu
- Pengetahuan
rendah Konsekuensi
Politik dan - Persepsi gizi jangka pendek
negative
ekonomi
- Gizi buruk - Kesehatan
masa hamil - Perkemban
- Kemiskinan
- Ibu pendek Pola
- Ketahanan - Kehamilan gan
pangan Asuh
masa remaja kognitif,
rendah motorik,
Pelayanan dan bahasa
Kesehatan - Ekonomi
biaya
- Askes
ASI dan kesehatan
pelayanan
makanan
- Fasilitas
pelayanan - ASI dan ASI
- Kebijakan eksklusif
- Pelayanan tidak
posyandu memadai Stunting
- MP ASI tidak (pendek)
Pendidikan memadai
jumlah
- Akses maupun
- Pendidikan kualitasnya
rendah - Sumber air
minum Konsekuensi
- Kualitas
tercemar jangka panjang
pendidikan
rendah - Imunisasi
tidak lengkap - Kesehatan
Social dan reproduksi
budaya rendah
- Perkembanga
- Norma dan Lingkungan n performa
budaya Rumah kurang
- Status - Prestasi
- Sanitasi
perempuan Penyakit akademik
- Rumah buruk
rendah
Air, sanitasi dan - Kepadatan Infeksi
keluarga - Kapisitas
lingkungan kerja kurang
tinggi
- Pendidikan - Produktifitas
Ketersediaan pengasuhan kerja rendah
Pangan rendah
Status Gizi
Imunisasi
KEJADIAN
STUNTING
Sosial Ekonomi
Pengetahuan Ibu
- Berat Lahir
- Pemberian ASI-MP ASI
- Penyakit Infeksi
- Tinggi Badan Orang
Tua
Ket :
: Variabel Independent
: Variabel Depenedent
: Variabel Perancu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metode mix method yaitu suatu langkah
penelitian dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan sekaligus yaitu
kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah penelitian sehingga akan diperoleh
data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif. Pendekatan ini
melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan
kualitatif dan kuantitatif dipadukan dalam satu penelitian. Penelitian ini lebih
kompleks dari sekedar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data
tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan secara kolektif sehingga
kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada hanya
penelitian kauntitatif maupun kualitatif (Sugiyono, 2013).
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Pangkep Prov. Suleawesi
Selatan.
2. Waktu penelitian
C. Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sedangkan
sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013).
1. Populasi dan sampel untuk kuantitatif
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian kuantitatif yaitu
menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan
anggota sampel yang tidak memberikan kesempatan bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2016).
Adapun teknik non probability sampling yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu purposive sampling yang merupakan suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang
dikehendaki oleh peneliti (Nursalam,2013). Cara penetapan sampel
yaitu dengan menggunakan kriteria eksklusi dan inklusi.
2. Populasi dan sampel untuk kualitatif
Istilah populasi dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sumber data
pada situasi sosial (social situation) tertentu (Djam’an Satori, 2007).
Situasi sosial terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors)
dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial
tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahu
“apa yang terjadi” didalamnya (Sugiyono, 2011).
Istilah sampel dalam penelitian kualitatif diganti dengan sebutan
partisipan atau informan. Sampel dalam penelitian kualitatif adalah
pilihan penelitian meliputi aspek apa, dari peristiwa apa, dan siapa yang
dijadikan fokus pada suatu saat dan situasi tertentu, karena itu dilakukan
secara terus menerus sepanjang penelitian. Umumnya mengambil
sampel lebih kecil dan lebih mengarah ke penelitian proses daripada
produk dan biasanya membatasi pada satu kasus. Jumlah sampel pada
penelitian ini relatif kecil hingga mencapai saturasi data (Moleang, 2010).
D. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif yaitu dengan
menggunakan data primer (data langsung dari responden) dan data
sekunder (data dari instansi tempat meneliti) sedangkan untuk penelitian
kualittatif yaitu dilakukan melalui wawancara langsung secara mendalam
(indept-interview). Metode wawancara mendalam adalah metode
pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan subyek
penelitian tentang permasalahan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti oleh penulis (Moleang, 2010). Jenis wawancara yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara
semiterstruktur adalah wawancara yang dilakukan secara bebas yaitu
menentukan permasalahan secara lebih terbuka dimana pihak yang
diwawancarai akan diminta pendapat dan ide-idenya serta dalam
wawancara ini pendengar secara teliti akan mencatat apa yang
dikemukakan oleh narasumber (Sugiyono,2013).
E. Teknik analisa data
Analisis data yang digunakan pada kuantitatif adalah analisis univariat
yaitu untuk menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif
dengan menghitung distribusi frekuensi (Sugiyono, 2013) untuk mengetahui
karakteristik responden dan presentasi stunting, status gizi, social ekonomi,
pengetahuan ibu dan lingkungan sedangkan analisis bivariat yaitu analisis
yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat yang menggunakan uji statistic chi-square dan odd ratio
dengan menghubungkan variabel terikat (kejadian stunting) dengan variabel
bebas (status gizi, imunisasi, pengetahuan ibu dan lingkungan) serta
menggunakan tehnik komputerisasi dengan tingkat signifikan (sig) 0,05
(Nasir, 2014).
Analisis data pada penelitian kualitatif yaitu menggunakan pendekatan
Colaizzi (1978) dikutip dalam Streubert & Carpenter (2011) yaitu terdiri dari
beberapa tahapan :
1. Setelah melakukan wawancara kepada informan, peneliti menyimak
3. Merumuskan makna.
tema.
kejadian stunting