Anda di halaman 1dari 23

all about greenly

Selasa, 08 Mei 2012

Contoh Verbatim Konseling Individual RET (Rational Emotif Therapy)

SATUAN KEGIATAN

LAYANAN KONSELING

A. Judul / Spesifikasi Layanan :Ingin bunuh diri karena merasa bersalah atas kematian pacar.

B. Bidang Bimbingan : Pribadi

C. Jenis Layanan : Konseling Individu

D. Fungsi Layanan : Pengentasan

E. Tujuan Layanan :

a. Mencari sebab mengapa individu sering menyalahkan dirinya sendiri.

b. Menumbuhkan kesadaran diri pada individu terkait seringnya menyalahkan dirinya sendiri.

c. Membantu individu mengentaskan permasalahan yang dihadapi.

d. Membentuk perilaku individu menjadi lebih positif.

F. Hasil yang ingin dicapai :

1. Klien dapat memahami keadaan diri secara baik.

2. Klien dapat berpikir secara rasional.

3. Klien dapat menemukan jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya.

G. Sasaran Layanan : Hawinda, Siswa SMA Kelas XI

H. Tempat Penyelenggara Layanan : Ruang BK

I. Pelaksanaan : 30 April 2012


J. Waktu : 3 x 40 Menit

K. Pendekatan : Konseling RET (Rational-Emotive Therapy)

L. Teknik : homework, social-modelling,

simulation - imitation

M. Uraian Kegiatan Pemberian Layanan :

1. Pendahuluan

a. Menyambut kehadiran klien

b. Menciptakan hubungan yang baik dengan klien

2. Inti

a. (Assesment)

ü Menggali informasi tentang keadaan klien dan mendorong klien untuk menguraikan permasalahan
yang klien alami.

b. (Antecedent Event/ Activity)

ü Merumuskan kejadian yang sebenarnya terjadi dan dialami klien sehingga klien memiliki irrational
belief.

c. (Belief)

ü Merumuskan yang menjadi irrational belief klien atas kejadian yang sebenarnya terjadi. Sehingga
konselor dapat memahami keyakinan klien atas peristiwa yang dialami klien.

d. (Consequence)

ü Merumuskan hasil yang dibentuk dari irrational belief klien. Dalam permasalahan ini consquence atas
Antecedent Event adalah keputusan klien untuk ikut mati seperti pacarnya.

e. (Disputing)

ü Konselor melakukan proses konseling dengan men dispuite atau melawan irrational belief klien
dengan rational belief klien. Dispuite dilakukan dengan memberikan treatment berupa Teknik
Homework, Social-Modelling, dan Simulation- Imitation pada klien.

f. (Effect/Expectation)
ü Hasil yang didapatkan berupa keberhasilan dapat diubahnya irrational belief menjadi rational belief
sehingga perilaku yang lebih positif.

3. Penutup

a. Mengulangi pernyataan klien tentang jalan keluar yang telah ditetapkan.

b. Klien berinisiatif mengakhiri kegiatan konseling.

N. Pihak yang diikutsertakan : Klien, Guru BK

O. Alat yang digunakan : Bolpoin, Kertas, Recorder

P. Rencana Penilaian :

a. LAISEG :

1) Mengamati klien selama mengikuti proses konseling.

2) Partisipasi klien selama mengikuti layanan konseling yang diberikan.

b. LAIJAPEN :

Mengamati kesungguhan klien untuk merubah perilakunya.

c. LAIJAPAN :

Perkembangan siswa setelah layanan konseling individual ini diberikan (satu bulan - satu semester).

Q. Tindak lanjut : Apabila di perlukan, dapat dilakukan konseling pada pertemuan selanjutnya.

Surakarta, April 2012

Guru BK

Niken Rithmayanti

NIM K3109055
VERBATIM KONSELING INDIVIDU

(RET-dengan Teknik Homework, Social-Modelling,dan Simulation - Imitation)

Deskripsi masalah

Hawinda adalah siswa SMA kelas XI. Hawinda ini bisa disebut siswa yang berprestasi di sekolah. Di
rumah, Hawinda merupakan anak yang baik, periang dan penurut kepada orang tuanya. Tetapi setelah
kematian pacarnya yang tertabrak kendaraan, perilakunya menjadi berubah. Dia sering terlihat murung,
sering menyendiri, terkadang menangis tanpa sebab, sering melamun. Sehingga perilakunya tersebut
berdampak pada hidupnya dirumah dan disekolah. Dan Hawinda mempunyai niat untuk bunuh diri saja
untuk menebus kesalahannya.

Nilai – nilai Hawinda disekolah mulai menunjukkan penurunan, daya tangkap ketika pelajaran kurang,
kurang tanggap, kurang bersosialisasi baik dengan teman- temannya. Sedangkan dampak ketika di rumah
ialah orangtuanya resah dengan Hawinda yang sering melamun, malas belajar, tidak ceria lagi. tuanya.

Verbatim Konseling

Subyek Dialog

Keterampilan Komunikasi

Konseli

: Assalamu’alaikum …selamat siang

Salam

Konselor
Walaikum salam….Selamat siang, Oh iya.. silahkan duduk.. (tersenyum lalu menunjukkan dan
mempersilahkan konseli ke tempat duduk sambil bersalaman dengan konseli)

Opening / Good Raport

Attending

Konselor

: Alhamdulilah bisa ketemu hari ini ya Hawinda. Bagaimana kabarmu hari ini, Hawinda ?

Good raport

Konseli

: Alhamdulillah baik,bu.

Konselor

: Ngomong – ngomong ini belum jam istirahat kok bisa ke ruang konseling?

Good Raport

Konseli

: Sebenarnya pelajaran Ekonomi yang diampu Bu Sinta bu. Tapi Bu Sinta berhalangan hadir, kata guru
piket beliau ada urusan keluarga.

Konselor

: Apakah ada tugas yang diberikan dari guru piket tadi ?

Good Report

Konseli

: A da bu, tapi sudah saya kerjakan kok, terus langsung kesini deh bu. Mumpung ada waktu juga.

Konselor

: Oh baik kalau begitu, takutnya kalau Hawinda belum mengerjakan tugas.

Good Raport
Konseli

: Hehe, tidak kok bu. Oiya Bu, saya ingin cerita banyak ini bu (nampak murung )

Konselor

:Iya, seperti yang sudah kita sepakati di telepon kemarin malam kalau kita akan bertemu. Pasti ada
beberapa hal yang ingin diceritakan. Coba kemukakan apa yang Hawinda rasakan

Lead

Konseli

Iya bu, tapi saya bingung harus cerita darimana. Kira – kira ini nanti berapa ya bu waktunya? Kita bisa
ketemu lain hari kan bu?

Konselor

Nanti pelan – pelan saja ceritanya, tidak usah terburu – buru ya, waktu kita sesuaikan dengan jam
kosongnya ini saja, masih ada 40 menit ya. Kalau nanti dirasa masih perlu, kita bisa bertemu kembali di
hari lain, bisa hubungi ibu dulu untuk janjian begitu ya.

Structuring

(time limit)

Konseli

: Baik bu, nanti kalau sudah bel pelajaran selanjunya, diakhiri dulu ya bu pertemuan ini. Ibu ga akan
cerita dengan siapa – siapa kan bu? Saya takut nanti kejadian yang saya alami ini diketahui teman –
teman dan guru, nanti saya malu.

Konselor

: Tenang saja Hawinda, ibu tidak akan menceritakan masalah ini kepada siapa- siapa. Karena ada kode
etik mengikat. Silahkan Hawinda cerita saja dengan terbuka, santai, dan percaya kepada ibu. Dengan
begitu kita sama – sama bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.

Structuring

(role limit)

Konseli
: Baik bu, dengan begini saya jadi tenang akan cerita dengan ibu.

Konselor

: Baik kalau begitu, coba ceritakan apa yang dirasakan Hawinda saat ini.

Lead

Konseli

: Bagaimana ya bu,saya bingung untuk mengatakannya.

Konselor

: Tidak usah bingung ya Hawinda, saya akan mendengarkan semua yang diceritakan Hawinda, semoga
satu persatu masalah bisa dipecahkan dan tidak ada hambatan. Bagaimana?

Acceptance

Konseli

: Iya bu, begini ceritanya, pacar saya meninggal 6 bulan yang lalu. Saya merasa sedih sekali bu. Pacar saya
meninggal saat mau menjemput saya ke sekolah bu. Dan kejadiannya terjadi di depan mata saya. Saya
merasa menyesal, kenapa dia harus jemput saya. Saya harusnya tidak manja. Padahal biasanya saya naik
angkot ga papa. Saya sedih sekali bu, betapa bodohnya saya saat itu.

A (Activity)

Konselor

: Ya..ya..ya.. Saya memahami perasaan Hawinda.

Empathy

Konseli

: Padahal saya sangat sayang kepada dia bu. Malah saya sendiri yang mencelakakan dia

Konselor

: Ehmm ya ya (mengangguk-angguk)

Acceptance
Konselor

:Coba ceritakan kronologi peristiwa kecelakaan itu Hawinda

Exploring

Konseli

: Saat itu paginya saya pengen banget dijemput sama pacar saya. Akhirnya saya sms pacar saya yang
sudah kuliah untuk menjemput sekolah. Kebetulan dia sedang tidak ada jadwal kuliah. Diapun mau bu.
Pas bel pulang sekolah, saya langsung keluar dan menunggu di dekat gapura sekolah. Baru 5 menit di
situ, terdengar suara keras banget motor yang nabrak. Saya liat ada motor Ninja merah sudah terguling
dan ada bis. Pertamanya saya tidak terlalu peduli, tapi setelah saya liat helmnya, saya terperangah. Itu
pacar saya. Saya saat itu langsung berlari menghampiri pacar saya dan kaget banyak sekali darah dari
kepalanya. Saat itu saya tidak peduli sekitar saya ada banyak orang yang melihat. Tak lama, ambulans
datang dan membawa pacar saya. Saya diajak pulang teman saya dan sesampai rumah, di beri kabar
bahwa pacar meninggal. Langsung saya menangis histeris dan pingsan. Tak percaya ini cepat sekali
terjadi. Kenapa saya minta dijemput saat itu. (menangis).

Activity

Konselor

: Miris sekali ya kejadiannya. Saya bisa merasakan apa yang Hawinda rasakan saat itu.

Empathy

Konselor

: Berarti dengan kata lain Hawinda merasa ini semua adalah kesalahan Hawinda karena sudah minta
dijemput oleh pacarnya?

Clarification

Konseli

: Iya bu,saya merasa ini semua adalah kesalahan saya. Saya berpikir juga harus mati untuk menebus
kesalahan ini bu.

Konselor

: Coba dipikir dua, tiga kali lagi apakah berpikir seperti itu sudah sesuai?

Rejection

Konseli
: Entahlah bu.

Konselor

: Bagaimana dengan orang tua Hawinda dan orang tua pacar Hawinda?

Lead

Konseli

: Ibu bapak saya selalu menguatkan saya bu, walaupun sampai sekarang saya pun belum bisa memaafkan
diri saya sendiri.

Kalau bapak ibu pacar, mereka berusaha tegar dan menerima hal ini sebagai ujian. Mereka tidak
membenci saya bu, saya bersyukur. Bahkan mereka seperti menganggap saya anak sendiri. Sehingga
kalau pulang sekolah, kadang saya mampir kesana dan berdoa bersama mendoakan almarhum.

Konselor

: Ibu bapak selalu menguatkan Hawinda ya dan orang tua pacar tidak membenci Hawinda.

Restatement

Konselor

: Nah, mari kita pikirkan bersama-sama Hawinda. Keluarga selalu menguatkan Hawinda. Tetapi Hawinda
ingin menebus kesalahan dengan ikut mati. Menurut Hawinda itu cara yang paling tepat?

Belief

Konseli

: Gimana ya bu, saya selalu dikejar – kejar perasaan bersalah, betapa saya jahat kepada pacar saya ini.
Terkadang memang terlintas pikiran seperti itu bu.

Konselor

: Jadi menurut Hawinda, karena kematian pacar,Hawinda selalu merasa bersalah dan berpikir ingin ikut
mati saja tanpa menghiraukan keluargamu dan keluarga pacar yang menyayangimu . Hal itu merupakan
keputusan yang tepat. Begitu?

Paraphrasing
Konseli

: Iya bu,saya rasa itu cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini. Untuk apa saya hidup kalau pacar
saya tidak ada. Hidup terasa hampa bu.

Konselor

: Baiklah Hawinda coba tenangkan pikiran terlebih dahulu. Dengan ikut mati apakah masalah itu dirasa
sudah selesai ? Apa dengan kematian Hawinda, orang tua juga tenang, begitu ? Bukannnya dengan ikut
mati dengan bunuh diri, berarti Hawinda menambah permasalahan karena orang tua harus kehilangan
anak secantik Hawinda?

Confrontation

Konseli

: Iya sih,bu sepertinya saya malah menambah masalah dengan bunuh diri,tetapi saya tidak tahu dengan
cara apa lagi agar bisa menyelesaikan masalah.

Konselor

: Nah, berarti Hawinda sekarang merasa bahwa ikut mati bukanlah solusi dari permasalahan ini bukan?

Belief

Konseli

: Ya,bu saya mengerti itu. Tapi saya masih belum bisa memaafkan diri saya atas meninggalnya pacar saya,
saya masih merasa bersalah karena itu bu. Merasa akar masalah yang terjadi adalah karena saya.

Konselor

: Hawinda, kalau orang tua pacarmu saja bisa tegar dan menerima kenyataan bahwa anaknya sudah
meninggal, mengapa dirimu tidak bisa sekuat mereka? Padahal kalian sama- sama menyayangi dia.

Confrontation

Konseli

: Iya sih bu. Mungkin saya yang berpikir terlalu pendek.


Konselor

: Hawinda sekarang ini belum pernah membicarakan masalah ini kepada orang tua? Atau sekedar curhat
tentang perasaan Hawinda kepada orang tua?

Lead

Konseli

: Tidak,bu saya bingung bagaimana cara untuk memulai membicarakan hal ini, saya takut orang tua saya
berpikir saya mulai tidak fokus sekolah. Sekarang saya malah merasa pusing dan lemas bu.

Konselor

; Kamu sekarang pusing dan lemas ? kamu butuh istirahat Hawinda ?

Lead

Konseli

: Sepertinya iya bu, bagaimana kalau dilanjutkan besok saja ?

Konselor

: Ya sudah tidak apa-apa, bagaimana kalau Hawinda Ibu beri tugas untuk menuliskan kebaikan orang tua
Hawinda dan orang tua pacar Hawinda? Kerjakan di rumah ya.

Teknik Homework

Konseli

: Oh baiklah bu , saya akan mengerjakan dengan tenang dirumah.

Konselor

: Baik, sekarang coba Hawinda simpulkan apa yang didapatkan pada pertemuan kita hari ini?

Termination

Konseli
: Saya merasa saya ini sangat bersalah telah menyebabkan pacar saya mati. Saya sangat terganggu dan
sedih. Namun saya tidak tahu bagaimana agar masalah ini cepat selesai dan hidup saya menjadi tenang.
Dan saya diberi tugas oleh Ibu untuk menuliskan kebaikan orang tua saya dan orang tua pacar saya.

Konselor

: Baik Hawinda, silakan kembali ke kelas dan beristirahat ya

Termination

Konseli

: Iya bu, besok saya hubungi ibu dulu ya. Terimakasih ya bu. Saya kembali ke kelas dahulu. Assalamu
alaikum.

Konselor

: Sama- sama Hawinda. Walaikum salam.

Termination

Salam

PERTEMUAN KEDUA

Konseli

: Assalammualaikum , Bu.

Salam

Konselor

: Waalaikum salam, silahkan duduk Hawinda

Good Raport

Konseli

: Iya bu, terima kasih

Konselor
: Bagaimana kabarnya hari ini Hawinda? Coba bacakan apa saja yang sudah kamu kerjakan di rumah?

Good Raport

Lead

Konseli

: Alhamdulillah sudah agak mendingan bu rasanya.

Baik bu, kalau kebaikan orang tua saya.. segala galanya bu. Mereka itu orang tua terbaik saya bu. Mereka
tidak pernah marah, ramah sekali, selalu mendukung yang saya lakukan. Semua kebutuhan dipenuhi bu.

Kalau kebaikan orang tua almarhum pacar saya, mereka itu sayang kepada saya, welcome bu, bahkan
sudah seperti anaknya sendiri.

Dan saya menjadi sadar bahwa apa yang saya pikirkan dan niati itu ternyata salah dan malah merugikan
diri saya sendiri dan merugikan orang lain. Terutama orang tua saya bu. Malah nantinya saya yang akan
menambah masalah mereka.

Konselor

: Wah, senang sekali ibu mendengarnya. Hawinda sudah mulai bisa memahami keadaan.

Berarti kita dapat melanjutkan pembicaraan kita yang kemarin kalau begitu Hawinda?

Reinforcement

Lead

Konseli

: Iya bu saya sudah memikirkannya dirumah, sepertinya saya memang salah, selain itu di satu sisi yang
lain saya merasa kasihan kepada bapak ibu jika saya mati, pasti mereka sangat terpukul dan malu karena
anaknya bunuh diri.

Disputing

Konselor

: Nah itu bagus sekali pemikiran seperti itu Hawinda, ibu bangga kamu tidak hanya memikirkan dirimu
sendiri, tetapi juga memikirkan orang tua .

Reinforcement

Konseli
: Saya juga berpikir harus membicararakan masalah ini kepada orang tua saya. Tetapi saya masih bingung
bagaimana memulainya, bu ?

Konselor

: Oke …Ibu bantu ya kalau begitu untuk memulai percakapannya. Ibu beri contoh suatu simulasi,
bagaimana cara berbicara dengan baik kepada orang tua Hawinda, ibu sebagai ibu dari Hawinda,
Hawinda memperankan sebagai diri sendiri kemudian nanti dipraktekkan di rumah, bagaimana?

Teknik Simulation-Imitation

Konseli

: Baik bu, saya rasa demikian juga tidak apa-apa.

Konseli

(Simulator I )

: Bu, saya ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada ibu.

Konselor

(Simulator II- Ibu Hawinda)

: Iya, ada apa, nak? katakan saja.

Teknik Simulation- Imitation

Konseli

(Simulator I)

: Saya masih belum bisa menerima kenyataan kalau mas Adi harus meninggal dan itu karena saya bu.
Saya sangat merasa bersalah sehingga saya tidak bisa fokus sekolah dan selalu ingin melamun dan
menangis

Konselor

(Simulator II)
: Iya sayang, ibu tahu bagaimana perasaanmu, tetapi dunia mu tidak terhenti hanya karena kematian Adi.
Kalau kamu berusaha tegar dan merelakan Adi, Adi pasti tenang di alamnya.

Teknik Simulation- Imitation

Konseli

(Simulator I)

: Iya sih bu, tapi sungguh susah kalau di sekolah harus fokus ke pelajaran dan pikiran Hawinda ke arah
kematian Mas Adi terus bu. Seakan pengen mati saja bu.

Konselor

(Simulator II)

: Sayang, terus berdoa ya dan ikhlaskan kepergian Mas Adi, life must go on nak. Jangan berpikir pendek
seperti itu. Kalau anak ibu harus mati, kepada siapa ibu akan bercanda. Ibu dan bapak pasti akan sangat
sedih. Kamu tidak mau kan ibu bapak sedih?

Ibu saja tidak menyalahkan kamu kok nak, itu semua hanya perasaan mu saja yang terlalu sedih.

Teknik Simulation- Imitation

Konseli

(Simulator II)

: Ibu... maafin Hawinda yang berpikir buruk seperti ini ya bu. Hawinda akui kalau memang egois
memikirkan ini sendirian. Hawinda ingin membahagiakan ibu dan bapak dan bangga pada Hawinda.

Konselor

(Simulator II )

: Dan satu hal lagi. Terus mohon kepada Allah supaya diberi kenyamanan hidup ya. Allah tidak akan
memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya nak.

Teknik Simulation-Imitation

Konseli

(Simulator I)
: Iya bu, saya sadar, sekarang saya sering melamun, menangis dan tidak fokus ke pelajaran sekolah
mungkin karena kurang berdoa juga ya bu kepada Allah.

Konselor

(Simulator II)

: Nah itulah sebabnya mengapa ibu menyuruh kamu berdoa terus. Ibu melakukan itu hanya untuk
kebaikanmu saja, Nak.

Teknik Simulation-Imitation

Konseli

( Simulator I)

: Iya bu sekarang saya sadar saya memang salah. Maafkan saya ya bu, kalau jadi menyusahkan ibu.

Konselor

(Simulator II)

: Iya nak, ibu sudah memaafkan kamu kok. jadikan itu sebagai pembelajaran bagi hidupmu bahwa hidup
tak selamanya indah.

Teknik Simulation-Imitation

Konseli

: Iya bu saya berusaha menyenangkan ibu dan bapak. Dan tentunya saya akan terus mendoakan Mas Adi
tenang di akhirat.

Konselor

:Nah itulah contoh simulasi dari ibu, sekarang setelah praktek simulasi tadi, apa yang Hawinda rasakan,
dan hikmahnya apa?

Lead / Disputing

Konseli

:Wah saya mendapat hikmah bu, setelah praktek dengan ibu tadi, ternyata untuk menjalin komunikasi
yang baik dengan orang tua, saya harus berkomunikasi seperti yang diajarkan ibu tadi. Dan saya merasa
lebih enteng bu. Sudah mulai timbul keberanian untuk berbicara kepada orang tua. Dan saya yakin,
orang tua pasti bijaksana dalam menghadapi hal ini.

Konselor

: Wah bagus sekali hikmah yang kamu dapat Hawinda. Ibu senang sekali.

Reinforcement

Konselor

: Itulah orang tua ,Hawinda, semua orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia. Sekarang coba
bayangkan kalau Hawinda tidak mempunyai bapak dan ibu, kepada siapa Hawinda akan mendapat
perlindungan dan kasih sayang. Padahal di luar sana banyak yang yatim piatu Bukankah Hawinda
termasuk orang yang beruntung yang masih punya bapak dan ibu yang sayang kepada Hawinda?

Teknik Social -Modelling

Konseli

: Benar juga ya bu. saya mungkin hanya takut dan bingung bagaimana bicara dengan ibu dan bapak saja.
Dan saya harus bersyukur telah memiliki keduanya yang sebenarnya sayang kepada saya.

Disputing

Konselor

: Ibu senang sekali dan tidak menyangka bahwa Hawinda bisa berfikir sebijaksana itu. Tingkatkan ya.

Reinforcement

Konselor

:Melihat dari raut wajah Hawinda, sepertinya sudah lega ya dan sudah bersemangat kembali.

Reflection of Feeling

Konseli

: Ahh iya bu, senang rasanya.

Konselor

:Nah, tanpa komunikasi yang baik masalah yang dihadapi Hawinda tidak akan cepat terselesaikan dan
malah menjadi pikiran yang macam - macam.
Advice

Konseli

:Iya bu saya juga berpikir demikian sekarang.

Konselor

:Kalau begitu Hawinda mencoba melakukan seperti yang disimulasikan tadi dengan orang tua di
dirumah. Bagaimana ?

Teknik Homework

Konseli

:Iya bu saya akan coba mempraktekkan contoh yang tadi ibu berikan di rumah . Pertemuan ini bisa kita
lanjutkan besok tidak bu? Soalnya saya ada janji dengan teman sebentar lagi .

Konselor

: Ohh begitu, baiklah Hawinda, besok ketemu lagi dengan ibu ya. Dan laporkan kegiatan dari
pembicaraanmu dengan orang tuamu ya kepada ibu besok ya.

Termination

Konseli

: Baik bu, dengan senang hati. Kalau begitu permisi dulu bu. Terima kasih. Assalamu alaikum..

Konselor

:Ya sama-sama Hawinda, praktekkan simulasi yang ibu contohkan dirumah ya. Walaikum salam

Termination

Salam

PERTEMUAN KETIGA

Konseli

: Assalamualaikum, Bu.
Salam

Konselor

:Walaikum salam, Hawinda, bagaimana keadaannya hari ini?

Good raport

Konseli

:Saya alhamdulillah baik bu dan sudah merasa lebih baik.

Konselor

: alhmadulillah. Berarti Hawinda sudah mendapat jawaban kedua orang tua terhadap masalah yang
dihadapi Hawinda dengan cara mempraktekkan simulasi yang telah ibu ajarkan kemarin?

Lead

Konseli

: Iya, bu tadi malam saya berbicara panjang lebar dengan kedua orang tua saya tentang hal tersebut dan
mempraktekkan simulasi yang telah ibu ajarkan kemarin . Orang tua saya tidak memarahi saya dan
berempati kepada saya bu. Mereka sangat mengerti keadaan Hawinda. Bagaimanapun mereka pernah
merasakan masa muda ketika sangat mencintai pacarnya, tetapi fokus pada pendidikan tetaplah yang
menjadi nomer satu. Boleh mencintai seseorang, tetapi jangan sampai menjadi korban di dalamnya. Dan
yang paling menguatkan saya ketika ibu bilang kematian Mas adi karena takdir Allah, bukan karena saya.
Awalnya saya sangat takut ketika akan berbicara kepada orang tua. Tapi setelah mendengar suara ibu
yang lembut, jadi menentramkan saya dan menguatkan untuk berbicara pada orang tua.

Saya tidak membantah apa yang dikatakan oleh orang tua saya karena memang saya disini memang
bertindak dan mempunyai niat yang salah.

Ternyata orang tua tidak selalu berpikir kolot, dan saya beruntung orang tua sangat memahami perasaan
anak muda.

Konselor

: Wah, ibu senang sekali mendengarnya, berarti Hawinda sudah menyadari bahwa ikut mati bukan cara
yang tepat meyelesaikan masalah dan sudah menyadari pentingnya peranan orang tua untuk membantu
Hawinda, begitu?

Expectation/Lead
Konseli

:Ya bu saya sudah mengetahui dan menyadari bahwa orang tua selalu mendukung saya dan melindungi
saya. Tidak apa – apa kehilangan Mas Adi walaupun berat. Yang penting masih punya orang tua yang
selalu tulus memberi kasih sayang. Saya juga sadar bahwa bunuh diri bukan cara yang baik untuk
menyelesaikan masalah.

Effect

Konselor

: Dengan kata lain, tidak akan ada niatan untuk bunuh diri bukan?

Clarification

Konseli

: Iya benar bu.

Konselor

: Bagus sekali, berarti sekarang Hawinda sudah menyadari kesalahan Hawinda. Memang orang tua pasti
selalu mendukung anaknya. Dan bunuh diri merupakan cara yang salah dalam menyelesaikan masalah.
Jadi jangan pernah berniat bunuh diri lagi ya.

Advice

Konselor

: Nah, sekarang apa rencanamu supaya nilai – nilai tidak menurun terus, Hawinda?

Lead

Konseli

: Tadi malam saya sudah memikirkan hal itu bu, saya sudah bertekad akan fokus sekolah dan berusaha
mendapatkan prestasi, saya ingin membahagiakan orang tua saya bu. Saya akan buktikan kalau saya bisa.

Konselor

: Wah, ibu senang sekali mendengarnya Hawinda.

Reinforcement

Konseli
: Iya bu, terimakasih ya bu, selama ini telah membantu saya menyelesaikan masalah ini.

Konselor

: Sama-sama Hawinda, ini merupakan kewajiban saya dan saya ikut senang masalah Hawinda sudah
selesai. Sebenarnya ibu tidak melakukan apa –apa. Yang Hawinda alami sekarang memang karena usaha
Hawinda sendiri. Ibu pun senang Hawinda bisa berubah lebih baik seperti ini. Apa yang Hawinda rasakan
saat ini?

Role Limit

Lead

Konseli

: Saya merasa nyaman, enteng, bersemangat lagi bu.

Konselor

: Alhamdulilah kalau begitu. Ibu senang sekali Hawinda jadi kuat begini.

Reinforcement

Konselor

: Nah, sekarang coba Hawinda simpulkan pembicaraan kita dari hari pertama sampai sekarang.

Summary

Konseli

: Saya merasa saya ini sangat bersalah telah menyebabkan pacar saya mati. Saya sangat terganggu dan
sedih. Sebelumnya saya tidak tahu harus berbuat apa, setelah ibu menyuruh saya menulis kebaikan
orang tua saya dan orang tua Mas Adi dan melakukan simulasi yang harus saya lakukan dengan orang tua
saya dan beberapa hal, saya sadar bahwa mempunyai niat untuk ikut mati itu tidak benar. Kematian Mas
Adi sudah takdir dari Allah. Malah dengan berbicara dengan orang tua, akan memberi dukungan yang
kuat pada hidup saya. Saya akan terus mendoakan mas Adi yang sudah di akhirat. Saya tidak boleh
terpuruk, saya akan fokus pada sekolah saya, berusaha berprestasi dan must go on.
Konselor

: Benar sekali Hawinda, masalah yang Hawinda alami itu karena perasaan bersalah yang bersarang pada
diri Hawinda. Sekarang Hawinda dapat menerima keadaan dan ibu rasakan Hawinda lebih bersemangat

Summary

Reflection of Feeling

Konselor

:Semoga sukses ya Hawinda dan jangan lupakan pendidikanmu ya.

Advice

Konseli

: Insya Allah bu. Baiklah bu kalau begitu, saya pamit pulang dulu, terimakasih sekali lagi dengan
bantuannya,kalau ada apa-apa saya boleh kesini lagi kan bu?

Konselor

: Oiya tentu saja boleh kok Hawinda, ibu akan senang jika Hawinda sering cerita ke ibu.

Termination

Konseli

: Baik,terima kasih, Bu. Assalamu alaikum

Konselor

: Walaikum Salam (berjabat tangan)

Termination

nikengreenly di 01.34
2 komentar:

Mishellia Ayu Anggraini6 Oktober 2014 05.31

mengapa tidak ada tahap yang memberikan konseli pengajaran terlebih dulu tentang teori REBT ini?

Balas

Balasan

Indah Sriwarini23 Oktober 2018 14.34

konseli mau konseling atau kuliah?

Balas

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

nikengreenly

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai