Sirosis Hepar Dwi
Sirosis Hepar Dwi
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Perlu di ingat bahwa tidak ada pemeriksaan uji biokimia hati yang dapat
menjadi pegangan dalam menegakkan diagnosis sirosis hati.
– Darah
Dengan Hb rendah, anemia normokrom normositer, hipokrom, mikrositer
atau hipokrom makrositer.Anemia bisa akibat hipersplenisme dengan
leukopenia dan trombositopenia.Kolesterol darah yang selalu rendah
mempunyai prognosis yang kurang baik.
– Kenaikan kadar enzim transaminase/SGOT,SGPT tidak merupakan
petunjuk tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati, kenaikan
kadarnya dalam serum timbul akibat kebococran dari sel yang mengalami
kerusakan. Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminase, ini
lebih sensitif tetapi kurang spesifik. Pemeriksaan labolatorium bilirubin,
tranaminase dan gamma GT tidak meningkat pada sirosis inaktif.
– Albumin. Kadar albumin yang merendah merupakan cerminan
kemampuan sel hati yang kurang. Penurunan kadar albumin dan
peningkatan kadar globulin merupakan tanda kurangnya daya tahan hati
dalam menghadapi stres seperti tindakan operasi.
– Pemeriksaan CHE (kolinesterase) penting dalam menilai kemampuan sel
hati. Bila terjadi kerusakan sel hati kadar CHE akan turun, pada perbaikan
terjadi kenaikan CHE menuju nilai normal yang bertahan dibawah nilai
normal mempunyai prognosis yang jelek.
– Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet dalam hal ensefalopatik, kadar Na kurang
dari 4 meq/l menunjukkan kemungkinan telah terjadi sindrome
hepatoremal.
– Pemanjangan masa protombin merupakan petunjuk adanya penurunan
fungsi badan. Pemberian vit K parenteral dapat memperbaiki masa
protombin.Pemeriksaan hemostatik pada pasien sirosis hati penting dalam
menilai kemungkinan perdarahan baik dari varises esofagus, gusi maupun
epistaksis.
– Peningkatan kadar gula darah pada sirosis hati fase lanjut disebabkan
kurangnya kemampuan sel hati membentuk glikogen. Kadar gula darah
yang tetap meninggi menunjukkan pronosis kurang baik
– Pemeriksaan marker serologi pertanda virus seperti HbsAg/HBsAb,
HbeAg/HbeAb, HBV DNA, HCV RNA, adalah penting dalam menentukan
etiologi sirosis hati.
– Pemeriksaan AFP (alfa feto protein) penting dalam menentukan apakah
telah terjadi transformasi kearah keganasan. Nilai AFP yang terus menaik
mempunyai nilai diagnostik untuk suatu hepatoma/kanker hati primer. Nilai
AFP > 500-1000 mempunyai nilai diagnostik suatu kanker hati primer.
b. Pemeriksaan Jasmani
– Hati.
Perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati
mengecil artinya proknosis kurang baik. Besar hati normal selebar telapak
tangannya sendiri (7-10 cm). Pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya
kenyal/firm, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit tekan pada
perabaan hati.
– Limpa
– Pembesaran limpa diukur dengan 2 cara :
1. schuffner. Hati membesar kemedial dan kebawah menuju umbilicus (S I
-IV) dan dari umbilicus ke SIAS kanan (SV – VIII)
2. Hacket, bila limpa membesar kearah bawah saja (H I – V).
– Perut dan ekstra abdomen. Pada perut di perhatikan vena kolateral dan
asites
– Manifestasi di luar perut.
Perhatikan adanya spider nevi pada tubuh bagian
atas,bahu,leher,dada,pinggang,caput medussae dan tubuh bagian bawah
perlu diperhatikan adanya eritema palmans, ginekomastia dan atrofi testis
pada pria. Bisa juga dijumpai hemoroid.
c. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
– Radiologi
Dengan garium swallow dapat dilihat adanya farises esofagus untuk
konfirmasi hipertensi portal.
– Esofaguskopi
Dengan esofaguskopi dapat dilihat farises esofagus sebagai komplikasi
sirosis hati atau hipertensi portal kelebihan endoskop ialah dapat melihat
langsung sumber perdarahan farises esofagus, tanda-tanda yang
mengarah akan kemungkinan terjadinya perdarahan.
– Ultrasonografi
Pada saat ini pemeriksaan USG sudah mulai di lakukan sebagai alat
pemeriksaan rutin pada penyakit hati. Diperlukan pengalaman seorang
sonografis karena banyak faktor subyektif.
– Sidikan hati
Radionukleid yang disuntikan secara intravena akan diambil oleh parenkim
hati,sel
Retikuloendotel dan limpa.Bisa dilihat besar dan bentuk hati ,limpa kelainan
tumor hati,kista filling defek.
– Tomografi dan komputerisasi
Walaupun mahal sagan berguna untuk mendiagnosis kelainan fokal,
seperti tumor atau kista hidatid.
–ERCP
Digunakan untuk menyingkirkan adanya obstruksi ekstrahepatik
– Angiografi
Pada beberapa kasus produksi ini sangan berguna untuk melihat keadaan
Sirkulasi.Portal sebelum operasi pintas dan mendeteksi tumor atau kusta
Pemeriksaan penunjang lainnya adalah pemeriksaan cairan asites dengan
melakukan pungsi asites.Bia dijumpai tanda tanda infeksi,sel tumor,
pendarahan dan eksudat. Dilakukan pemeriksaan mikroskopis,kultur cairan
dan pemeriksaan kadar protein amilase dan lipase.
http://www.academia.edu/8338578/Laporan_Pendahuluan_Sirosis_Hepatis_Lengkap