Anda di halaman 1dari 33

ABSTRAK

Temmasonge Radi Pakki


14802089
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Income yang dimoderasi oleh LOS ( Length Of Stay ) di RS. Paru Dr. H.
A. Rotinsulu Bandung.
Hasil Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
manajemen khususnya manajemen rumah sakit dalam pencapaian income. Bagi rumah sakit
pemerintah maupun swasta, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang
berguna tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Income yang dimoderasi oleh LOS (
Length Of Stay ) di rumah sakit.
Penelitian dilakukan pada RS. Paru Dr. H. A. Rotinsulu di Kota Bandung. Metode
penelitiannya menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian kuantitatif.
Sedangkan tipe penelitiannya berupa Descriptive Research dan Verificative Explanation
Research dengan time horizon datanya berupa insidental random sampling yang
mencerminkan gambaran dari suatu keadaan pada suatu objek tertentu yang dianggap
representatif dijadikan sebagai responden . Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan
metode statistika analisis jalur (path analysis).
Hasil pengujian penelitian ditemukan adanya Ada pengaruh kualitas pelayanan
terhadap income pasien di Rumah Sakit Paru DR. H. A. Rotinsulu yaitu menunjukan adanya
pengaruh positif yang signifikan, Ada pengaruh yang signifikan LOS ( Length Of Stay )
terhadap income di Rumah Sakit Paru DR. H. A. Rotinsulu yaitu menunjukan adanya
pengaruh positif.
Kata kunci : Kualitas Pelayanan, LOS ( Length Of Stay ), dan Income

ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence about the Influence of Service Quality
Of Income moderated by the LOS (Length Of Stay) in RS. Lung Dr. H. A. Rotinsulu Bandung.
Results are expected to contribute in the development of management science
particularly the management of the hospital in the achievement of income. For government
and private hospitals, the expected results of this study can provide useful information on the
Influence of Service Quality Of Income moderated by the LOS (Length Of Stay) in the
hospital.
The study was conducted at the hospital. Lung Dr. H. A. Rotinsulu in Bandung. The
research method used survey method with quantitative research approach. While the type of
research in the form Descriptive Research and Explanation Research Verificative with a time
horizon of data in the form of incidental random sampling that reflects a picture of a
situation at a particular object that is considered representative serve as respondents. To test
the hypothesis of the study used statistical methods of path analysis (path analysis).
The test results of the research found their There is the influence of service quality to
patients in the hospital income Lung DR. H. A. Rotinsulu which showed a significant positive
effect, There is a significant influence LOS (Length Of Stay) against income at the Hospital
Lung DR. H. A. Rotinsulu that show the positive influence.

Keywords: Quality of Service, LOS (Length Of Stay), and Income

1
PENDAHULUAN dengan menyelenggarakan beberapa bentuk
Dalam upaya mencapai derajat jaminan sosial di bidang kesehatan antara
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, lain diselenggarakan oleh PT Askes dan PT
sebagaimana tujuan pembangunan Jamsostek. Asuransi Kesehatan (Askes)
kesehatan, maka Pemerintah Indonesia yang diselenggarakan berdasarkan Peraturan
menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional Pemerinta Nomor 69 Tahun 1991 yang
bagi seluruh rakyat Indonseia. Melalui bersifat wajib bagi PNS/Penerima
penerapan Jaminan Kesehatan Nasional Pensiun/Perintis Kemerdekaan/Veteran dan
diharapkan tidak ada lagi masyarakat anggota keluarganya. Untuk prajurit Tentara
Indonesia , khususnya masyarakat miskin Nasional Indonesia (TNI), anggota
yang tidak berobat ke fasilitas pelayanan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan
kesehatan di kala sakit karena tidak ada PNS Kementerian Pertahanan/TNI/Polri
biaya. beserta keluarganya telah dilaksanakan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) program Asuransi Sosial Angkatan
adalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Bersenjata Indonesia (ASABRI) sesuai
Nasional (SJSN) yang dilaksanakan secara dengan Peraturan Pemerintah Nomor 67
bertahap oleh Badan Penyelenggara Tahun 1991 yang merupakan perubahan atas
Jaminan Sosial (BPJS) menuju ke Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun
Universal Health Coverage. 1971. Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Penyelenggaraan JKN yang dimulai sejak (Jamsostek) dilaksanakan berdasarkan
tanggal 1 Januari 2014 membawa reformasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
dari segi pembiayaan kesehatan (helath tentang Jamsostek yang mencakup program
care financing), sistem pelayanan kesehatan jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan
(health care delivery system) dan segi kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan
pembayaran (health care reimbursement). jaminan kematian bagi tenaga kerja. Untuk
Untuk mewujudkan komitmen global dan masyarakat miskin dan tidak mampu,
konstitusi diatas, pemerintah bertanggung pemerintah memberikan jaminan melalui
jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan skema Jaminan Kesehatan Masyarakat
masyarakat melalui Jaminan Kesehatan (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).Usaha kearah itu Daerah (Jamkesda).
sesungguhnya telah dirintis pemerintah

2
Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional ekonominya. Pada masa itu kebanyakan
secara umum yaitu mempermudah rumah sakit mendapat subsidi dari
masyarakat untuk mengakses pelayanan pemerintah maupun dari badan misi sosial
kesehatan dan mendapatkan pelayanan keagamaan baik dari dalam negeri maupun
kesehatan yang bermutu. Perubahan bantuan dari luar negeri. Fungsi sosial
pembiayaan menuju ke Universal Coverage berarti bahwa sebuah rumah sakit harus
merupakan hal yang baik, namun melayani pasien atas dasar kebutuhan
mempunyai dampak dan risiko sampingan. mediknya dan tidak berdasarkan
Ketidakmerataan ketersediaan fasilitas, kemampuan pasien untuk membayar.
tenaga kesehatan dan kondisi geografis Fungsi ekonomi berarti rumah sakit
menimbulkan masalah baru berupa harus memikirkan keuntungan dengan
ketidakadilan antara kelompok masyarakat. melaksanakan manajemennya, termasuk
Berdasarkan Keputusan Menteri manajemen keuangan dan pembiayaannya
Kesehatan Republik Indonesia Nomor mengikuti kaidah-kaidah ekonomi dengan
983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit memperhitungkan biaya yang realistik dan
merupakan suatu unit yang mempunyai rasional. Dalam perkembangannya rumah
organisasi teratur, tempat pencegahan dan sakit di samping menjalankan fungsi sosial
penyembuhan penyakit, peningkatan dan juga menjalankan fungsi ekonomis
pemulihan kesehatan penderita yang sekaligus. Dengan demikian untuk
dilakukan secara multidisiplin oleh berbagai mempertahankan operasional rumah sakit,
kelompok profesional terdidik dan terlatih maka rumah sakit harus mencari
yang menggunakan prasarana dan sarana keseimbangan antara fungsi sosial dan
fisik. Rumah sakit yang memberikan fungsi ekonomi (Gani, 2002).
pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, Dalam realisasinya, bagaimanapun juga
spesialistik, dan subspesialistik disebut rumah sakit adalah sarana yang
rumah sakit umum. menghasilkan pelayanan jasa, baik rumah
Disisi lain dengan perubahan cara sakit pemerintah maupun non pemerintah
pembiayaan harus diikuti dengan perubahan (swasta). Pelayanan jasa rumah sakit
pemikiran dan perilaku para klinisi yaitu berkaitan erat dengan mutu sebagai acuan
dari cara pembayaran fee for service dari penilaian pasien akan pelayanan yang
menjadi pembayaran paket (INA CBGs). diberikan rumah sakit sebagai penyedia jasa.
Pada mulanya rumah sakit di Indonesia Mutu pelayanan rumah sakit dapat
umumnya didirikan dengan tujuan sosial dilihat dari segi aspek-aspek sebagai berikut
tanpa terlalu mempertimbangkan segi : aspek klinis (pelayanan dokter, perawat

3
dan terkait teknis medis), aspek efisiensi dan peningkatan. Untuk propinsi Nusa Tenggara
efektifitas pelayanan, keselamatan pasien, Timur sendiri rata –rata angka pemanfaatan
dan kepuasan pasien. Beberapa indikator tempat tidur (BOR) cenderung fluktuatif,
untuk mengetahui mutu efisiensi rumah dimana angka BOR pada tahun 2004 adalah
sakit antara lain : pemanfaatan tempat tidur, 58,10 %, angka BOR tahun 2005 adalah
pemanfaatan tenaga, pemanfaatan 89,60 %, dan BOR pada tahun 2006 adalah
penunjang medik, dan keuangan. Indikator 57,30 %. Selain itu, rata-rata lama hari
pemanfaatan tempat tidur sendiri yang perawatan (LOS) untuk wilayah Nusa
mudah kita lihat dan kita ketahui adalah Tenggara Timur mengalami sedikit
melalui angka BOR/ Bed Occupancy Rate, peningkatan, dimana rata-rata LOS pada
BTO/ Bed Turn Over, ALOS/ Average tahun 2004 adalah 3,90 hari, rata-rata LOS
Length Of Stay, TOI/ Turn Over Interval pada tahun 2005 adalah 4 hari, dan rata-rata
(Sabarguna, 2004). LOS pada tahun 2006 adalah 4,30 hari
Selama periode tahun 2004-2006, (Depkes RI, 2006-2008). Adapun data LOS
rumah sakit Indonesia mengalami pada bulan Oktober sampai dengan
peningkatan dalam hal rata-rata Desember 2015 di RS Paru Dr. H.A.
pemanfaatan tempat tidur (BOR). Pada Rotinsulu.
tahun 2004 rata-rata nilai BOR nasional
adalah sebesar 55,6%, tahun 2005 rata-rata Salah satu organisasi yang
BOR nasional sebesar 56,2%, dan BOR memberikan pelayanan kesehatan adalah
nasional tahun 2006 sebesar 57%. Selain itu, rumah sakit, WHO (1997) memberikan
untuk rata-rata lama hari perawatan (LOS) batasan tentang rumah sakit yaitu bagian
nasional secara umum cenderung yang menyeluruh/integral dari organisasi
fluktuatif. Rata-rata nilai LOS nasional sosial dan medis. Rumah sakit berfungsi
pada tahun 2004 adalah 4,4 hari, rata-rata memberikan pelayanan kesehatan secara
LOS nasional tahun 2005 adalah 5,1 hari, komperhensif yang meliputi pelayanan
dan pada tahun 2006 rata-rata LOS nasional promotif, preventif, kuratif maupun
adalah 4 hari (Depkes RI, 2008). rehabilitatif, dimana pelayanannya
Angka pemanfaatan tempat tidur (BOR) mencakup pasien, keluarga maupun
dan lama hari perawatan (LOS) di setiap lingkungan sekitar. Rumah sakit juga
propinsi mengalami perbedaan antara satu merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
dengan yang lain. Selain itu, dari tahun ke kesehatan serta untuk penelitian bio-sosial.
tahun angka-angka tersebut mengalami Dalam pelaksanaan kegiatannya rumah sakit
perubahan, baik penurunan maupun didukung oleh sumber daya manusia, baik

4
tenaga medis seperti dokter, perawat, mengakibatkan penurunan tingkat keputusan
radiologi, laboratorium maupun tenaga non- pelanggan/pasien terhadap kinerja perawat.
medis seperti bagian administrasi, Penurunan tingkat kepuasan
keuangan, rumah tangga, umum dan pelanggan/pasien akan berbanding lurus
personil lainnya. dengan penurunan tingkat pendapatan
Perawat sebagai salahsatu tenaga rumah sakit, untuk itu seluruh personel di
kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh rumah sakit harus mampu menjaga
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepuasan pelanggan guna menjaga citra baik
kesehatan. Tenaga perawat memiliki rumah sakit sehingga income rumah sakit
kontribusi yang sangat besar dalam akan stabil bahkan bertambah.
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Kinerja perawat sebagai ujung
yang diberikan kepada pasien. Dalam tombak pelayanan kesehatan merupakan
pengelolaan sumber daya tersebut suatu masalah yang sangat penting untuk dikaji
organisasi pasti menemui banyak kendala, dalam rangka mempertahankan dan
salah satunya hal yang perlu diperhatikan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
adalah rendahnya tingkat kinerja tenaga Kinerja perawat yang baik merupakan
kesehatan. Hal ini didukung oleh penelitian jembatan dalam menjawab jaminan kualitas
Djuariah Chanafi (2005) yang menemukan pelayanan kesehatan yang di berikan
bahwa waktu kerja produktif perawat terhadap pasien baik yang sakit maupun
sebesar 89,2% pada rumah sakit swasta sehat.
profit. Selain itu menurut Umar Hamalik Namun tak jarang ditemukan keluhan
(2013) rumah sakit menghadapi 2 tekanan berkaitan dengan kualitas pelayanan
yaitu tekanan atau tuntutan masyarakat kesehatan yang muaranya berasal dari
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kinerja petugas kesehatan termasuk perawat.
yang bermutu dengan harga yang Untuk itu perlu kiranya rumah sakit
terjangkau. Kedua yaitu sulitnya memfokuskan masalah kualitas pelayanan
mendapatkan tenaga kesehatan yang terhadap kinerja perawat, Hadi Mulyono
berkualitas untuk memberikan pelayanan (2012).
kesehatan yang bermutu. Untuk itu seorang Kualitas memiliki hubungan yang
pimpinan rumah sakit haruslah mampu erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas
memotivasi personel rumah sakit khususnya memberikan suatu dorongan kepada
perawat untuk menjaga semangat kerja yang pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan
dapat menurun akibat kegitan atau pekerjaan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka
yang rutin dan monoton sehingga dapat panjang, ikatan seperti ini memungkinkan

5
perusahaan untuk memahami dengan pelanggan dan berupaya untuk memahami
seksama harapan pelanggan serta kebutuhan keinginan pelanggan. Tingkat kepedulian
mereka. Dengan demikian, perusahaan dan perhatian perusahaan pada
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di pelanggannya secara individual akan sangat
mana perusahaan memaksimumkan didambakan oleh pelanggan. Kepedulian
pengalaman pelanggan yang menyenangkan terhadap masalah yang dihadapi pelanggan,
dan meminimumkan pengalaman pelanggan mendengarkan serta berkomunikasi secara
yang kurang menyenangkan (Atmawati dan individual, kesemuanya itu akan
Wahyuddin, 2007). Bukti fisik merupakan menunjukkan sejauh mana tingkat
seberapa baik penampilan dan kemampuan pelayanan yang diberikan (Assegaff, 2009).
sarana dan prasarana fisik harus dapat Grafik 1.2. di atas memperlihatkan
diandalkan. Penampilan fisik pelayanan, kenaikan yang signifikan pada bulan
kayawan, dan komunikasi akan memberikan Oktober terhadap pendapatan sebesar
warna dalam pelayanan pelanggan. Tingkat 138.256.553, bulan November meningkat
kelengkapan peralatan atau teknologi yang menjadi sebesar 234.198.769 ( 16.9 %)dan
digunakan akan berpengaruh pada pada bulan desember meningkat menjadi
pelayanan pelanggan. 251.607.501 atau (10.7 %). Hal ini
Keandalan merupakan suatu menunjukan keterkaitan antara LOS yang
kemampuan dalam memenuhi janji (tepat semakin menurun terhadap pendapatan
waktu, konsisten, kecepatan dalam (income) meningkat. Dan secara bermakna
pelayanan). Pemenuhan janji dalam menunjukan adanya peningkatan kualitas
pelayanan akan terkait dan mencerminkan pelayanan semakin baik di RS Paru Dr. H.
kredibilitas perusahaan dalam pelayanan. A. Rotinsulu Bandung. Dalam era JKN ini,
Daya tanggap merupakan suatu dalam manajemen pendapatan belum
kebijakan untuk membantu dan memberikan optimal karena masih belum optimalnya
pelayanan yang cepat kepada pelanggan. fungsi monitoring dan evaluasi terutama
Jaminan merupakan pengetahuan dalam pengeluaran dan pendapatan harian di
dan keramahan karyawan serta kemampuan rawat inap.
melaksanakan tugas secara spontan yang Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dapat menjamin kerja yang baik, sehingga dilakukan penelitian dengan judul
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan “Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
pelanggan. Income yang dimoderasi oleh LOS
Empati adalah memberikan jaminan (Length Of Stay) di RS. Paru Dr. H. A.
yang bersifat individual atau pribadi kepada Rotinsulu Bandung”.

6
Rumusan Masalah 3. Mengetahui gambaran LOS di RS
Dari pemaparan latar belakang Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung
di atas, penyusun mempunyai rumusan 4. Mengetahui pengaruh Kualitas
masalah sebagai berikut: Pelayanan terhadap Income yang
1. Bagaimana gambaran mengenai dimoderasi oleh LOS di RS Paru Dr.
Kualitas Pelayanan di RS Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung
H.A. Rotinsulu Bandung? 5. Mengetahui pengaruh Kualitas
2. Bagaimana gambaran mengenai Pelayanan terhadap LOS di RS Paru
Income di RS Paru Dr. H.A. Dr. H.A. Rotinsulu Bandung
Rotinsulu Bandung? 6. Mengetahui pengaruh LOS terhadap
3. Bagaimana gambaran LOS di RS Income di RS Paru Dr. H.A.
Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung? Rotinsulu Bandung
Berapa besar pengaruh Kualitas Manfaat Penelitian
Pelayanan terhadap Income yang 1. Bagi penulis, penelitian ini

dimoderasi oleh LOS di RS Paru Dr. diharapkan dapat menambah

H.A. Rotinsulu Bandung? wawasan serta aplikasi ilmu di

4. Berapa besar pengaruh Kualitas bidang manajemen rumah sakit,

Pelayanan terhadap LOS di RS Paru khususnya mengenai proses

Dr. H.A. Rotinsulu Bandung? pelaksanaan kegiatan program

5. Berapa besar pengaruh LOS Jaminan Kesehatan Nasional di RS

terhadap Income di RS Paru Dr. Paru Dr. HA. Rotinsulu Bandung.


2. Bagi rumah sakit, penelitian ini
H.A. Rotinsulu Bandung?
diharapkan dapat menjadi bahan
Tujuan Penelitian
masukkan, perbandingan dan
Mengetahui gambaran
pertimbangan bagi pihak
pelaksanaan Jaminan Kesehatan
manajemen rumah sakit sebagai
Nasional di rawat inap RS Paru Dr.
ajang evaluasi dan kontrol kegiatan
HA. Rotinsulu Bandung diantaranya :
operasional yang ada, disamping
1. Mengetahui gambaran mengenai
analisis dari pelaksanaan sistem
Kualitas Pelayanan di RS Paru Dr.
yang telah ditentukan.
H.A. Rotinsulu Bandung 3. Bagi pengembangan disiplin ilmu
2. Mengetahui gambaran mengenai terkait, penelitian ini diharapkan
Income di RS Paru Dr. H.A. sebagai tambahan pengetahuan yang
Rotinsulu Bandung bermanfaat bagi pengembangan
disiplin ilmu terkait, baik sebagai

7
referensi untuk penelitian di masa beda, tetapi pada prinsipmya mempunyai
yang akan datang maupun sebagai maksud dan tujuan yang sama. Untuk lebih
perbandingan. jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian
KAJIAN PUSTAKA
Organisasi merupakan wadah/tempat manajemen, diantaranya adalah sebagai
berkumpulnya sekumpulan orang yang berikut :
memiliki pemikiran untuk mencapai tujuan Menurut M. Porter (1998 : 2)
yang sama. Organisasi bisa berjalan dengan mengatakan bahwa : “Manajemen adalah
baik tentunya tidak terlepas dari peran, ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
fungsi manajemen sebagai penggerak dari sumber daya secara efektif dan efisien
organisasi. Berikut penulis paparkan untuk mencapai satu tujuan.” Sementara itu
mengenai manajemen. menurut Manulang (2002 : 15) definisi
MANAJEMEN manajemen adalah :
Manajemen banyak dikatakan
“Manajemen mengandung 3 (tiga)
sebagai ilmu dan seni mengatur proses
pengertian yaitu pertama
pemanfaatan sumber daya manusia dan
manajemen sebagai proses, kedua
sumber-sumber lainnya secara efektif dan
manajemen sebagai kolektivitas
efisien untuk mencapai suatu tujuan
orang-orang yang melakukan
tertentu.
aktivitas manajemen, dan yang
Peranan manajemen sangat besar
ketiga adalah manajemen sebagai
terhadap keberhasilan suatu usaha
ilmu.”
perusahaan, dewasa ini manajemen tumbuh
berkembang menjadi salah satu ilmu yang Stonner J.A.F yang dialih bahasakan
penting dan mutlak dibutuhkan oleh setiap Alexander Sindoro (2006 : 8) definisi
perusahaan. Semakin besar perusahaan, manajemen adalah :
akan semakin besar pula jumlah tenaga “Manajemen adalah proses
kerja yang dibutuhkan akibatnya peranan perencanaan, pengorganisasian,
manajemen akan bertambah besar pula. kepemimpinan, dan pengendalian
Manajemen adalah suatu keistimewaan upaya anggota organisasi dan
dalam dalam menangani masalah waktu dan penggunaan semua sumber daya
hubungan manusia ketika hal tersebut organisasi untuk mencapai tujuan
muncul dalam organisasi atau perusahaan. yang telah ditetapkan.”
Banyak sekali para ahli Manajemen hanya merupakan alat
mengemukakan pendapat yang berbeda- untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

8
Manajemen yang baik akan memudahkan membantu terwujudnya tujuan secara
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan efektif.
dan masyarakat. Dengan manajemen, daya 3. Motivating (memotivasi)
guna dan hasil guna unsur-unsur Motivating atau Pemotivasian
manajemen akan dapat ditingkatkan. kegiatan merupakan salah satu fungsi
Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri manajemen berupa pemberian inspirasi,
dari: man, money, methode, machines, semangat dan dorongan kepada bawahan,
materials, dan market. agar bawahan melakukan kegiatan secara
Fungsi Manajemen sukarela sesuai apa yang diinginkan oleh
Adapun fungsi-fungsi manajemen atasan.
Menurut Sondang P Siagian dalam Malayu 4. Controlling (mengendalikan)
Hasibuan (2005:11) yang diterapkan dalam Controlling atau pengawasan, sering
bidang sumber daya manusia adalah sebagai juga disebut pengendalian adalah salah satu
berikut: fungsi manajemen yang berupa
1. Planning (perencanaan) mengadakanpenilaian, bila perlu
Perencanaan Berarti penentuan mengadakan koreksi sehingga apa yang
program personalia, diantaranya meliputi dilakukan bawahan dapat diarahkan kejalan
perencanaan kebutuhan, pengadaan, yang benar dengan maksud dengan tujuan
pengembangan dan pemeliharaan sumber yang telah digariskan semula.
daya manusia yang akan membantu 5. Evaluating (mengevaluasi)
terciptanya sasaran yang telah disusun oleh Evaluating adalah proses
perusahaan. Program kepegawaian yang pengawasanDan pengendalian performa
baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan untuk memastikan bahwa
perusahaan, karyawan dan masyarakat. jalannya perusahaan sesuai dengan rencana
2. Organizing (mengorganisasikan) yang telah ditetapkan. Seorang manajer
Pengorganisasian Ini adalah kegiatan dituntut untuk menemukan masalah yang
untuk mengorganisasisemua karyawan ada dalam operasional perusahaan kemudian
dengan menetapkan pembagian kerja, memecahkannya sebelum masalah itu
hubungan kerja, delegasi wewenang, menjadi semakin besar.
integrasi dan koordinasi dalam bagan
organisasi (organization chart). Organisasi KUALITAS PELAYANAN
Menurut Institute of Medicine (IOM), Flynn,
Hanya merupakan alat untuk mencapai
E., 2004 ada enam dimensi kualitas
tujuan. Dengan organisasi yang baik, akan
pelayanan yaitu keselamatan pasien (safety),

9
efisiensi (efficient), efektif (effective), tepat klinis. Jadi, pengertian Efektif disini
waktu (timeliness), berorientasi pada pasien identik dengan standar yang telah
(patient centered), dan Keadilan (equity). ditentukan atau standar terkini.
1. Safety
Standar yang dianggap paling benar
Keselamatan pasien adalah
dan terkini adalah hasil
bagian dari mutu. Diantara sasaran
penelitianyang bersifat RCT
mutu, keselamatan merupakan
(palling baik).
sasaran yang paling dirasakan oleh
3. Efisiensi
pasien. Pelayanan yang bermutu Menurut Dr. Peter, F.
sudah pasti tidak mencedrai pasien. Drucker, efisien diartikan
Layanan bermutu sudah pasti aman. mengerjakan pekerjaan dengan
Institute of Medicine keselamatan benar (doing things right). Sistem
pasien didefinisikan sebagai layanan pelayanan kesehatan dituntut untuk
yang tidak mencedrai atau lebih efisien. Pelayanan yang efisien
merugikan pasien (safety is defined berarti menghindari segala
as freedom from accidental pemborosan dalam menyediakan
injury).Dengan demikian, layanan alat, mengurangi masa rawat inap,
yang mengandung unsur kesalahan serta mengurangi pemeriksaan
namun tidak sampai merugikan diagnostik dan terapi yang tidak
pasien (mencederai fisik, finansial), perlu. Misalnya, tidak semua pasien
namun implementasinya dalam demam berdarah harus dirawat,
rangka mencapai keselamatan harus diseleksi kasus-kasus yang
pasien tidaklah sesederhana memang memerlukan rawat inap
definisinya. berdasarkan penilaian kriteria klinis.
2. Efektif
Beberapa contoh pernyataan
Menurut Dr. Peter, F.
efisiensi adalah efisiensi dalam
Drucker, efektif dapat diartikan
penggunaan sumber daya yang ada,
mengerjakan pekerjaan yang benar
efisiensi dalam lama masa rawat
(doing the right things). Secara
inap, menurunkan pemakaian
teknis, definisi efektif, lebih mudah
antibiotik pada penyakit ISPA.
dipahami bila dikaitkan dengan
penerapan klinis, yaitu efektivitas
klinis. Uji klinis randomisasi
4. Timeliness
(randomized controlled trial, RCT) Menurut IOM, timeliness
adalah kunci penelitian efektivitas adalah salah satu ukuran kepuasan

10
pelanggan yaitu pelayanan tepat keadilan distributif, yakni perlakuan
waktu. Salah satu wujud nyata yang sama bagi kasus-kasus yang
peningkatan mutu dilakukan melalui sama. Memperlakukan satu kelas
pelayanan yang tepat waktu just-in- pasien secara berbeda-beda dengan
time (baik bagi internal maupun alasan perbedaan umur, letak tempat
eksternal). Pelayanan yang sangat tinggal, pendapatan, agama, dan
lama, bertele-tele antrean yang sebagainya tidak bisa diterima.
panjang bukan hanya memberikan
PENDAPATAN
efek ketidakpuasan bagi para
Definisi pendapatan menurut Ikatan
pasien, melainkan juga memberikan
Akuntan Indonesia dalam bukunya Standar
efek buruk bagi keselamatan pasien.
Akuntansi Keuangan (2004:23,2) bahwa
Contoh pelayanan yang tidak
pendapatan adalah Arus masuk bruto dari
memperhatikan aspek ketepatan
manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas
waktu adalah, penanganan pasien
normal perusahaan selama satu periode, bila
gawat darurat kurang dari 15 menit,
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
waktu tunggu operasi efektif kurang
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
dari 24 jam, waktu tunggu
peranan modal. Pendapatan adalah uang
pelayanan radiologi, laboratorium,
yang diterima atau yang akan diterima
dan farmasi menjadi lebih cepat.
5. Patient Centeredness dalam suatu periode anggaran sebagai
Menurut IOM adalah
bayaran atas jasa yang diserahkan. (Jurnal,
pelayanan yang berfokus pada
Manfaat Penerapan Sistem Pengendalian
pasien bukan konsep yang baru,
Manajemen Dalam Meningkatkan Kinerja
namun nila-nilai ini telah diabaikan
Instalasi Rawat Inap, Maria Mirna Triyane,
oleh dokter-dokter. Kecenderungan
Universitas Widyatama, 2015).
yang terjadi saat ini berorientasi Pendapatan
Pendapatan yang dimaksud disini
pada teknologi (technology
adalah Akumulasi selisih pemakaian biaya
centered), berpusat pada dokter
antara biaya klaim BPJS Kesehatan sistem
(doctor centered), berpusat pada
INA-CBGS dengan Real Cost (biaya
rumah sakit (hospital centered), dan
sebenarnya) yang dipakai setiap pasien.
berpusat kepada penyakit (disease
Selisih setiap pasien tersebut jika
centered).
6. Equity diakumulasikan dan dikelola dengan baik
Menurut IOM, John Rawls
akan menghasilkan Income/pendapatan
1971 menekankan pentingnya
yang signifikan untuk Rumah Sakit.

11
Pendapatan adalah arus kekayaaan penduduk suatu daerah dalam jangka waktu
dalam bentuk tunai, piutang atau aktiva lain tertentu. Didalam ekonomi makro,
yang masuk ke dalam perusahaan sebagai pendapatan dibagi atas beberapa pendapatan
akibat penjualan jasa ( Aliminsyah dalam diantaranya pendapatan relatif, pendapatan
buku Istilah Akuntasi) Pendapatan pribadi, pendapatan nasional, dan
merupakan salah satu indikator yang bisa pendapatan disposibel.
dipakai mengukur tingkat kemakmuran
Kerangka Pemikiran

LOS (Length Of
Stay)
0.529

Kualitas Pelayanan Pendapatan/Income

Safety 0.408
Efektif Jurnal, Tintin Martini Salman, 2014
Efisiensi
Timeliness
Patient Conterdress
Hipotesis
Equity Penelitian
1. (Institute of Medicine) Terdapat pengaruh antara
Kualitas Pelayanan terhadap Income RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu Bandung
2. Terdapat pengaruh antara
Kualitas Pelayanan melalui LOS (Length of Stay) terhadap Income RS Paru Dr. H. A.
Rotinsulu Bandung.

METODOLOGI PENELITIAN membuktikan adanya hubungan antara


Tipe Penelitian kualitas pelayanan terhadap income melalui
Penulis menggunakan metode Length of stay” dimana Length of Stay
penelitian berdasarkan analisis deskriptif dan sebagai variabel Y (moderat/intervening),
verifikatif. Penelitian “deskriptif adalah Kualitas Pelayanan sebagai variabel X dan
penelitian yang dilakukan untuk menganalisa Income sebagai Z.
data dengan cara mendeskripdikan atau Unit Observasi dan Lokasi
Penulis melakukan penelitian ini di
menggambarkan data yang telah terkumpul
Rumah Sakit Paru DR. H. A. Rotinsulu
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
Bandung, objek penelitian atau responden
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
adalah pasien Rumah Sakit Paru DR. H. A.
umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2008 :
Rotinsulu tersebut dimana dalam penelitian
206). Penelitian “verifikatif digunakan untuk

12
ini penulis akan menganalisis dari hasil pendapatan pribadi, pendapatan nasional,
kuesioner kualitas pelayanan. dan pendapatan disposibel.
Penulis melakukan penelitian di Populasi dan Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
Ruang Kelas III RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu
pasien Rumah Sakit Paru DR. H. A.
Bandung pada Bulan Oktober 2015
Variabel Penelitian Rotinsulu Bandung. Teknik penarikan
Definisi Variabel dan Pengukurannya
sampel yang digunakan adalah sampling
LOS yaitu jumlah hari pasien rawat
insidental yaitu teknik penentuan sampel
inap tinggal di rumah sakit, ALOS (Average
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien
secara kebetulan/incidental bertemu dengan
dirawat) dalam penghitungan statistik
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
pelayanan rawat inap di rumah sakit (RS)
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
dikenal dua istilah yang masih sering rancu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono
dalam cara pencatatan, penghitungan, dan
2008:122). Yang menjadi unit analisis dalam
penggunaannya. Dua istilah tersebut adalah
penelitian ini adalah pasien rawat jalan dan
Lama Dirawat (LD) dan Hari Perawatan
rawat inap di Rumah Sakit Paru DR. H. A.
(HP). Masing-masing istilah ini memiliki
Rotinsulu Bandung.
karakteristik cara pencatatan, penghitungan, Mengingat bahwa jumlah pasien adalah tidak
dan penggunaan yang berbeda. bisa dihitung karena tidak bisa diprediksi
Definisi Kualitas Pelayanan berpusat artinya tak hingga maka dari itu penulis
pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan menggunakan metode iterasi dalam
pelanggan serta ketepatan penyampaian penarikan sampel. Jadi, jumlah responden
untuk mengimbangi harapan pelanggan. yang saya teliti di Rumah Sakit Paru
Menurut Wyckof (dalam Wisnalmawati, DR.H.A. Rotinsulu Bandung adalah
2005:155) kualitas jasa adalah tingkat sebanyak 120 responden karena
,keunggulan yang diharapkan dan dikhawatirkan terjadi kerusakan/cacat dalam
pengendalian atas tingkat keunggulan untuk kuesioner pasien rawat inap.
memenuhi keinginan pelanggan
Pendapatan merupakan salah satu Teknik Pengumpulan Data
indikator yang bisa dipakai mengukur tingkat Prosedur Pengumpulan Data
kemakmuran penduduk suatu daerah dalam Sugiono berpendapat bahwa : “
jangka waktu tertentu. Didalam ekonomi populasi adalah wilayah generalisasi yang
makro, pendapatan dibagi atas beberapa terdiri dari objek atau subjek yang akan
pendapatan diantaranya pendapatan relatif, menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk

13
dipelajari dan kemudian ditarik seluruh proses pengumpulan data sejak
kesimpulannya. (Buchari Alma, 2009 : 54 ). konsep disiapkan sampai kepada data siap
Sampling Insidental adalah tekik penentuan untuk dianalisis, (Moh nazir, 2003:13).
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa Validitas (keabsahan) adalah Instrumen
saja yang secara kebetulan/insidental tersebut dapat digunakan untuk mengukur
bertemu dengan peneliti dapat digunakan apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
sebagai sampel, bila dipandang orang yang 2008:172). Sementara (Sugiyono,
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber 2008:172), “Menyatakan bahwa hasil
data (Sugiyono, 2011:67). penelitian yang valid bila terdapat kesamaan
Terdapat dua hal utama yang antara data yang terkumpul dengan data yang
berpengaruhi kualitas data hasil penelitian, sesungguhnya terjadi pada objek yang di
yaitu kualitas instrument penelitian dan teliti.
kualitas pengumpulan data. Kualitas Uji Simultan (Uji F)
instrumen penelitian berkenaan dengan Pada tabel anova yang dihasilkan
validitas dan reliabilitas instrumen, output SPSS akan diperoleh nilai F dan
sedangkan kualitas pengumpulan data seterusnya disebut F hitung. Pengujian
dengan ketepatan cara-cara yang digunakan dengan uji F yaitu dengan membandingkan
untuk mengumpulkan data. antara F hitung > F tabel maka Ho ditolak
Uji Validitas dan Reliabilitas artinya ada pengaruh yang signifikan dari
Kuesioner sebagai instrumen variabel independen (X) secara simultan
pengumpulan data yang merupakan terhadap variabel dependen (Y). Keputusan
penjabaran dari indikator variabel sebelum sebaliknya jika Fhitung < Ftabel
digunakan untuk mengumpulkan data di Uji Parsial (Uji T)
lapangan dahulu perlu di uji validitas dan Pada tabel anova yang dihasilkan
reliabilitasnya. output SPSS akan diperoleh nilai T dan
Dari hasil validitas dan reliabilitas, seterusnya disebut T hitung. Pengujian
maka dapat diketahui apakah instrumen dengan uji T yaitu dengan membandingkan
tersebut layak atau tidak digunakan. Jika antara T hitung > T tabel maka Ho ditolak
validitas dan reliabilitas tidak diketahui, artinya ada pengaruh yang signifikan dari
maka akibatnya menjadi fatal dalam variabel independen (X) secara simultan
memberikan kesimpulan atau dalam terhadap variabel dependen (Y). Keputusan
membrian alasan terhadap hubungan- sebaliknya jika T hitung < T tabel
hububngan antar variable. Bahkan secra luas, Uji Asumsi Klasik
validitas dan reliabilitas mencakup mutu Uji Multikolinearitas

14
Uji Multikolinearitas bertujuan berarti terdapat masalah, sedangkan model
untuk menguji apakah dalam model regresi regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
ditemukan adanya korelasi antar variable korelasi antar variable independent.
bebas (independent). Jika terdapat korelasi
Tabel 4.8
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .780 1.356 .575 .566
X1 .529 .061 .621 8.668 .000 .986 1.015
X2 .109 .084 .093 1.294 .198 .986 1.015
a. Dependent Variable:
Y
Sumber : Lampiran 5 disimpulkan bahwa tidak ada
Dari tabel coefficiens di atas dapat multikolinearitas antar variable-variabel
terlihat bahwa pada nilai tolerance bebas.
menunjukan semua variable bebas memiliki Uji Heteroskedastisitas
nilai tolerance diatas angka 0,1. Selain itu Adapun hasil pengujian Heteroskedastisitas
nilai variance Inflation Factor (VIF) pada ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
semua variable bebas memiliki nilai dibawah
angka 10. Dengan demikian dapat

15
Gambar 2 Scatterplot
Grafik tersebut menunjukan bahwa ini dapat disimpulkan bahwa pada model
data atau titik-titik menyebar secara acak regresi dalam penelitian ini tidak terjadi
baik diatas maupun dibawah angka nol dan heteroskedastisitas, sehingga model regresi
tidak membentuk suatu pola yang tertentu layak dipakai untuk memprediksi income
yang jelas. Hal ini berarti dapat disimpulkan sebagai variable terkait berdasarkan variable
bahwa pada model regresi dalam penelitian bebasnya yaitu Kualitas Pelayanan.

16
Uji Normalitas

Adapun hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam grafik dibawah
ini :

Histogram

Gambar 4
Normal P-P-Plot of Regresion Standarized Residual
Dengan melihat grafik histogram Uji Autokorelasi
dan grafik normal plot tersebut, maka dapat Pengujian Autokorelasi bertujuan
disimpulkan bahwa grafik histogram untuk menguji apakah dalam suatu model
memberikan pola distribusi yang mendekatiu regresi lenier ada korelasi antara kesalahan
normal karena tidak ada penyimpangan yang pengganggu pada periode t dengan kesalahan
mencolok dari kurva. Sedangkan pada grafik pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
normal plot terlihat titik-titik menyebar korelasi, maka dinamakan ada masalah
mengikuti (berada disekitar) galis diagonal. autokorelasi. Sedangkan model regresi yang
Kedua grafik ini menunjukan bahwa model baik tidak terjadi korelasi antara kesalahan
regresi layak dipakai karena memenuhi pengganggu pada periode t dengan kesalahan
asumsi normalitas. pada periode t-1 (sebelumnya). Kriterianya
adalah sebagai berikut

17
Tabel 4.9
Kriteria Autokorelasi

Nilai DW Kesimpulan
1,57 < DW < 2,35 Tidak ada korelasi
DW < 1,57 Ada autokorelasi positif
DW > 2,43 Ada autokorelasi negatif
1,65 < 2,088 < 1,57 Tidak dapat disimpulkan
2,35 < 2,088 < 2,43 Tidak dapat disimpulkan
Sumber : Data Olahan

Dari hasil pengujian autokorelasi berdasarkan kriteria tidak terkadi


yang dilihat dari table Model Summary autokorelasikarena nilai DW berada diantara
terlihat nilai DW sebesar 2,088, maka nilau du dan 1 – du yaitu 1,57 < 2,088 < 2,35

Uji Hipotesis
Tabel 4.10
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .639 .408 .398 1.77979 2.088
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 5

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai R² summary tersebut dapat diketahui bahwa
adalah 0.408 sehingga dapat dikatakan nilai R (koefisien berganda) adalah sebesar
bahwa total pengaruh variabel kualitas 0.639. hal ini menunjukan adanya keeratan
pelayanan terhadap income adalah sebesar hubungan antara variable independen dengan
40,8 %. Dengan nilai koefisien determinasi variable dependen, dimana terdapat pengaruh
total tersebut dapat disimpulkan bahwa positif antara kualitas pelayanan terhadap
variabel kualitas pelayanan terhadap income, income.
selain itu dapat diketahui bahwa terdapat Berdasarkan uji hipotesis pengaruh
variabel lain yang mempengaruhi income antara kualitas pelayanan terhadap income
yaitu sebesar 59.2%. Selain itu arti table

18
secara simultan dapat dilihat dari table
dibawah ini :

Tabel 4.11
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 255.530 2 127.765 40.334 .000a
Residual 370.617 117 3.168
Total 626.147 119
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel anova tersebut dapat penelitian ini digunakan α = 0,05. Sehingga
diketahui bahwa F hitung adalah 40.334 dapat diketahui bahwa nilai sig < α. Hal ini
sedangkan nilai Ftabel dengan melihat table menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
distribusi F (F-snedecor) untuk α = 0,05, signifikan dari kualitas pelayanan terhadap
yaitu df 1 = 2 dan df 2 = 117, sehingga income di RS DR. H. A. Rotinsulu Bandung.
didapat F table sebesar 3,09. Kemudian jika Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
dibandingkan antara Fhitung dan Ftabel, Income secara parsial (individu)
maka Fhitung = 40.334 > Ftabel = 3,09. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
Selain itu dapat dilihat pula bahwa nilai Income secara parsial (individu) dapat dilihat
signifikan yang deperoleh dari penelitian ini dari table coefficient sebagai berikut:
adalah sebesar 0,000. Dimana dalam

Tabel 4.12

19
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .780 1.356 .575 .566
X1 .529 .061 .621 8.668 .000 .986 1.015
X2 .109 .084 .093 1.294 .198 .986 1.015
a. Dependent Variable:
Y
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan table cosfficient diatas para pasien . Selain itu para pasien juga tidak
dapat dibuat persamaan regresi berganda terlalu melihat perubahan kemajuan dari
sebagai berikut: peralatan dan penambahan SDM/tenaga
Y = β0 + β1 X1 + є medis sebagai tolok ukur untuk berobat ke
Y = 0.780 + 0.529 X1 + є suatu rumah sakit.
Berdasarkan persamaan regresi diatas Analisis data dalam penelitian ini
dapat terlihat bahwa nilai regresi (β) untuk menggunakan metode analisisi regresi yang
semua variable bertanda positif terhadap Y. merupakan studi ketergantungan variable
Hal ini menunjukan bahwa variable dependen (terikat) dengan satu atau beberapa
independen yaitu kualitas pelayanan variable independen (bebas), yang bertujuan
memberikan pengaruh positif terhadap untuk mengestimasi/memprediksi rata-rata
Income. Untuk menguji taraf signifikan 5 % nilai variable dependen berdasarkan nilai
dan dk = n-2 = 118, maka diperoleh t table = variable independen yang diketahui. Selain
1,658. itu juga mengetahui pengaruh variable
Sehingga jika dibandingkan dengan t independen terhadap variable dependen baik
hitung setiap variable independen, maka secara simultan maupun secara parsial.
diperoleh kesimpulan bahwa kualitas Dimana analisis data ini dilakukan dengan
pelayanan mempunyai pengaruh signifikan menggunakan bantuan software SPSS for
terhadap income karena nilai t hitung lebih windows & versi 16.0
kecil dari t table. Hal ini dimungkinkan Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
karena para pasien belum berfikir mengenai Income secara simultan (bersama-sama)
apa yang dapat RS Paru Rotinsulu berikan Pengaruh kualitas pelyanan terhadap
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan income secara simultan (bersama-sama)

20
dapat ditunjukan oleh nilai R² (R square) pelyanan terhadap income dapat dilihat dari
atau koefisien determinasi. Adapun hasil table berikut:
penelitian mengenai pengaruh kualitas
Tabel 4.13
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .639a .408 .398 1.77979 2.088
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 5

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai R² Berdasarkan uji hipotesis pengaruh
adalah 0.408 sehingga dapat dikatakan antara kualitas pelyanan terhadap income
bahwa total pengaruh variabel kualitas secara simultan dapat dilihat dari table
pelyanan terhadap income adalah sebesar dibawah ini :
40,8 %. Dengan nilai koefisien determinasi
total tersebut dapat disimpulkan bahwa
kualitas pelyanan berpengaruh terhadap
income, selain itu dapat diketahui bahwa
terdapat variabel lain yaitu LOS yang
mempengaruhi income yaitu sebesar 59.2%.
Selain itu arti table summary tersebut dapat
diketahui bahwa nilai R (koefisien berganda)
adalah sebesar 0.639. hal ini menunjukan
adanya keeratan hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen,
dimana terdapat pengaruh positif antara
kualitas pelyanan terhadap income.
Tabel 4.14

21
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 255.530 2 127.765 40.334 .000a
Residual 370.617 117 3.168
Total 626.147 119
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel anova tersebut dapat penelitian ini digunakan α = 0,05. Sehingga
diketahui bahwa F hitung adalah 40.334 dapat diketahui bahwa nilai sig < α. Hal ini
sedangkan nilai Ftabel dengan melihat table menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
distribusi F (F-snedecor) untuk α = 0,05, signifikan kualitas pelyanan terhadap income
yaitu df 1 = 2 dan df 2 = 117, sehingga di RS DR. H. A. Rotinsulu Bandung.
didapat F table sebesar 3,09. Kemudian jika Kualitas Pelyanan Terhadap Income
dibandingkan antara Fhitung dan Ftabel, Pasien secara parsial (individu)
maka Fhitung = 40.334 > Ftabel = 3,09. Pengaruh kualitas pelyanan terhadap
Selain itu dapat dilihat pula bahwa nilai income pasien secara parsial (individu) dapat
signifikan yang deperoleh dari penelitian ini dilihat dari table coefficient sebagai berikut:
adalah sebesar 0,000. Dimana dalam
Tabel 4.15
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .780 1.356 .575 .566
X1 .529 .061 .621 8.668 .000 .986 1.015
X2 .109 .084 .093 1.294 .198 .986 1.015
a. Dependent Variable:
Y
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan table cosfficient diatas Y = β0 + β1 X1 + є
dapat dibuat persamaan regresi berganda Y = 0.780 + 0.529 X1 + є
sebagai berikut:

22
Berdasarkan persamaan regresi diatas diberikan. Selain itu para pasien juga tidak
dapat terlihat bahwa nilai regresi (β) untuk terlalu melihat perubahan kemajuan dari
semua variable bertanda positif terhadap Y. peralatan dan penambahan SDM/tenaga
Hal ini menunjukan bahwa variable medis sebagai tolok ukur untuk berobat ke
independen yaitu kualitas pelayanan suatu rumah sakit.
memberikan pengaruh positif terhadap Variabel Kualitas Pelayanan
income. Untuk menguji taraf signifikan 5 % Berdasarkan persamaan regresi linear
dan dk = n-2 = 118, maka diperoleh t table = berganda diatas dapat diketahui bahwa nilai
1,658. koefisien regresi β1 = 0.529 artinya setiap
Sehingga jika dibandingkan dengan t kenaikan sebesar satu satuan pada kualitas
hitung setiap variable independen, maka pelyanan akan menyebabkan kenaikan
diperoleh kesimpulan kualitas pelayanan sebesar 0.529 satuan income dengan arah
mempunya pengaruh signifikan terhadap perubahan positif (searah). Sedangkan jika
income karena nilai t hitung lebih kecil dari t dilihat dari uji hipotesis dengan
table. Hal ini dimungkinkan karena para menggunakan uji t, didapat bahwa nilai t
pasien belum berfikir mengenai apa yang hitung = 8.668 (lihat table 4.26) lebih besar
dapat RS Paru Rotinsulu berikan untuk dari nilai t table = 1,658, hal ini berarti
memenuhi kebutuhan dan harapan para variable kualitas pelayanan berpengaruh
pasien dalam kualitas pelayanan yang signifikan terhadap income.

Tabel.
Rekapitulasi Laporan Kegiatan Pelayanan
Instalasi Rawat Inap & Rawat Intensif
Periode Januari - Juli Tahun 2016

PENELITIAN TAHAP I PENELITIAN TAHAP II


NO URAIAN
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI
1 Tempat tidur tersedia 102 102 102 122 122 122 122
2 Jumlah pasien masuk 299 314 340 335 376 308 285
3 Jumlah pasien dirawat 332 381 402 402 438 384 327
4 Jumlah pasien keluar 265 319 335 340 362 342 271
a Keluar hidup 241 298 303 317 324 319 249
- Atas perintah dokter 230 285 292 303 316 316 244
- Atas permintaan sendiri 9 9 9 10 4 3 4
- Dirujuk 2 4 2 1 2 0 0
- Pindah 0 0 0 1 2 0 1
- Melarikan diri 0 0 0 0 0 0 0
b Keluar meninggal 24 20 32 23 38 23 22
- < 48 jam 2 5 1 2 7 6 5

23
- > 48 jam 22 15 31 18 29 16 17
5 Diagnosa pasien keluar 265 319 335 329 350 335 271
- Tb. Paru 43 70 71 62 66 77 72
- Paru non Tb 222 249 264 278 296 265 199
6 Jenis Pembayaran 265 319 335 329 350 335 265
- Bayar Sendiri 48 45 53 55 49 48 46
- LOS 257 337 287 288 300 220 200
- BPJS Non PBI Askes 32 21 9 19 11 18 8
- LOS 167 99 32 91 35 104 21
- BPJS PBI 59 71 77 66 92 63 59
- LOS 449 556 518 475 605 338 264
- BPJS Non PBI 124 177 196 200 209 213 158
- LOS 782 1040 1265 1132 1052 995 761
- Lain - Lain 2 4 0 0 0 0 0
- LOS 8 11 0 0 0 0 0
7 Jumlah hari perawatan 2016 1900 2125 1927 2046 1473 1390
8 Jumlah LOS 1663 2043 2102 1986 1992 1657 1246
9 BOR 64 64 67 53 54 40 36,75
10 BTO 3 3 3 3 3 3 3
11 TOI 4 3 3 5 5 6 9
12 GDR 91 63 96 68 105 67 81
13 NDR 83 47 93 53 80 47 63
14 Av. LOS 6 6 6 6 6 5 5
Rata-rata pasien dirawat
15 65 66 69 64 66 49 45
perhari

Dari data diatas penulis melakukan pelayanan. Av. LOS bulan April yaitu 6 hari,
penelitian dengan penerapan dan Av. LOS bulan Mei yaitu 6 hari, Av. LOS
pengawasan kualitas pelayanan petugas bulan Juni yaitu 5 hari, Av. LOS bulan Juli
kepada pasien di rawat inap. Penelitian tahap yaitu 5 hari. Pada bulan Juni – Juli
I yaitu pada bulan januari sampai dengan mengalami penurunan LOS (semakin kecil
Maret, Av. LOS (rata-rata LOS) bulan LOS maka semakin baik kualitas pelayanan)
januari yaitu 6 hari, Av. LOS bulan Februari Adanya pengaruh positif dan
yaitu 6 hari, dan Av. LOS bulan Maret yaitu signifikan dari variable kualitas pelayanan
6 hari. Penelitian tahap II yaitu pada bulan berpengaruh signifikan terhadap income,
April sampai dengan Juli, penulis melakukan dengan kata lain adanya hubungan erat/kuat
motitoring dan evaluasi berupa pertemuan antara kualitas pelayanan terhadap income.
dan diskusi dalam optimalisasi kualitas

24
Income
Tabel
Rekap INA CBG'S BPJS Bulan Januari 2016
Rawat Inap

TARIF KLAIM SELISIH


TARIF RS (Real
BULAN dari BPJS (INA
Cost) KURANG LEBIH
CBG’S)

NOMINAL BPJS JANUARI 2016 RAWAT INAP


1.597.593.792 1.595.939.000 (362.752.914) 361.098.122

SELISISH KURANG
(1.654.792)

NOMINAL BPJS FEBRUARI 2016 RAWAT INAP


1.940.041.505 1.957.525.500 (486.292.845) 503.776.840

SELISIH LEBIH
17.483.995

NOMINAL BPJS MARET 2016 RAWAT INAP


2.125.105.998 2.121.957.900 (516.742.410) 513.594.312

SELISISH KURANG
(3.148.098)

NOMINAL BPJS APRIL 2016 RAWAT INAP


2.430.126.323 2.544.482.500 (546.439.446) 660.795.623

SELISIH LEBIH
114.356.177

NOMINAL BPJS MEI 2016 RAWAT INAP


2.370.132.261 2.888.811.900 (420.641.837) 939.321.476

SELISIH LEBIH
518.679.639

Data diatas menunjukan hasil rekapan BPJS (INA CBG’S) yang dibayarkan sebesar
income pelayanan pasien rawat inap bulan 1.595.939.000, Pada bulan Februari selisih
Januari – Mei 2016 di RS Paru Dr. H. A. lebih sebesar 17.483.995 perhitungan dari
Rotinsulu (RSPR). Pada bulan Januari selisih Tarif RSPR (Real Cost) sebesar
kurang sebesar 1.654.792 perhitungan dari 1.940.041.505 sedangkan Tarif Klaim dari
Tarif RSPR (Real Cost) sebesar BPJS (INA CBG’S) yang dibayarkan sebesar
1.597.593.792 sedangkan Tarif Klaim dari 1.957.525.500, Pada bulan Maret selisih

25
kurang sebesar 3.148.098 perhitungan dari Evaluasi serta diskusi melalui Morning
Tarif Rspr (Real Cost) sebesar 2.125.105.998 Report kepada petugas agar memberikan
sedangkan Tarif Klaim dari BPJS (INA konsistensi peningkatan kulaitas pelayanan
CBG’S) yang dibayarkan sebesar lebih baik, LOS lebih dioptimalkan, dan
2.121.957.900, Pada bulan April selisih lebih akhirnya dapat menghasilkan income yang
signifikan sebesar 114.356.177 perhitungan signifikan dalam perolehan sehingga dari
dari Tarif RSPR (Real Cost) sebesar bulan April smpai dengan mei mengalami
2.430.126.323 sedangkan Tarif Klaim dari kenaikan signifikan yaitu 454% dari Rp.
BPJS (INA CBG’S) yang dibayarkan sebesar 114.356.177 - 518.679.639.
2.544.482.500, Pada bulan Mei selisih lebih
signifikan sebesar 454% sebesar 518.679.639 Dari pembahasan diatas dapat
perhitungan dari Tarif RSPR (Real Cost) diketahui bahwa seluruh variable kualitas
sebesar 2.370.132.261 sedangkan Tarif pelayanan berpengaruh positif terhadap
Klaim dari BPJS (INA CBG’S) yang income yang dimoderasi oleh LOS. Adapun
dibayarkan sebesar 2.888.811.900. gambar model regresinya adalah sebagai
Selama Penelitian tahap I dan II, berikut
penulis memberikan Monitoring dan

0,529

0,408

Gambar 5
Model Regresi Linear Berganda
Sumber : Data Olahan
Variabel LOS
KODE
URUTAN DIAGNOSA JANUARI JUMLAH
ICD
1 A 15.0 TB PARU PERADANGAN 265
DAN INFEKSI

26
PERNAFASAN
BERAT
2 Z 51.1 Session Cemoterapy KEMOTERAPI 192
Small Cell Carcinoma
3 C 34.9 TUMOR PARU 155
Lung
COPD (Chronic PENYAKIT PARU
4 J 44.9 Obstructive Pulmonary OBSTRUKTIF 119
Disease) KRONIS RINGAN
PLEURAL EFUSI
J 90 / J Pleural Effusion Dan
5 DAN 101
93.9 Pneumothorax
PNEUMOTORAK
SIMPLE
CAP (Community PNEUMONIA &
6 J 18.9 95
Acquired Pneumonia) WHOOPING COUGH
BERAT
PROSEDUR SISTEM
Carcinoma PERNAFASAN
7 C 34.9 47
Bronchogenic KOMPLEKS
RINGAN
PENYAKIT PARU
8 J 84.1 Fibrotic Lung INTERSTITIAL 24
RINGAN
GEJALA, TANDA
DAN DIAGNOSIS
9 J 94.8 Hydropneumothoraks SISTEM 20
PERNAFASAN
LAIN-LAIN (BERAT)
10 J 46 Asthma Attack ASMA 17

27
Dari data diatas menunjukan bahwa Acquired Pneumonia) SEBANYAK 95
penulis memperoleh data 10 penyakit kasus, diagnosa urutan ketujuh yaitu
terbesar di RS. Paru Dr. H. A. Rotinsulu. Carcinoma Bronchogenic sebanyak 47 kasus,
Urutan pertama yaitu diagnosa TB Paru diagnosa urutan kedelapan yaitu Fibrotic
sebanyak 265 kasus, diagnosa urutan kedua Lung sebanyak 24 kasus, diagnosa urutan
yaitu Session Cemoterapy sebanyak 192 kesembilan yaitu Hydropneumothoraks
kasus, diagnosa urutan ketiga yaitu Small sebanyak 20 kasus, diagnosa urutan
Cell Carcinoma Lung sebanyak 155 kasus, kesepuluh yaitu Asthma Attack sebanyak 17
diagnosa urutan keempat yaitu kasus. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa
COPD/PPOK sebanyak 119 kasus, diagnosa data yang diperoleh dari Instalasi Rekam
urutan kelima yaitu Pleural Effusion Dan Medik dengan kriteria diagnosa utama
Pneumothorax sebanyak 101 kasus, diagnosa pasien.
urutan keenam yaitu CAP (Community

Hasil dari rumusan masalah

28
Kualitas Pelayanan terhadap Income
PENELITIAN TAHAP I PENELITIAN TAHAP II
NO URAIAN
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI
1 Tempat tidur tersedia 102 102 102 122 122 122 122
2 Jumlah pasien masuk 299 314 340 335 376 308 285
3 Jumlah pasien dirawat 332 381 402 402 438 384 327
4 Jumlah pasien keluar 265 319 335 340 362 342 271
- LOS 257 337 287 288 300 220 200
- BPJS Non PBI Askes 32 21 9 19 11 18 8
- LOS 167 99 32 91 35 104 21
- BPJS PBI 59 71 77 66 92 63 59
- LOS 449 556 518 475 605 338 264
- BPJS Non PBI 124 177 196 200 209 213 158
- LOS 782 1040 1265 1132 1052 995 761
- Lain - Lain 2 4 0 0 0 0 0
- LOS 8 11 0 0 0 0 0
7 Jumlah hari perawatan 2016 1900 2125 1927 2046 1473 1390
8 Jumlah LOS 1663 2043 2102 1986 1992 1657 1246
14 Av. LOS 6 6 6 6 6 5 5
Rata-rata pasien dirawat
15 65 66 69 64 66 49 45
perhari

Kualitas pelayanan dapat di peroleh Av. LOS bulan Mei yaitu 6 hari, Av. LOS
dari data tahap I dan tahap II sebagai acuan bulan Juni yaitu 5 hari, Av. LOS bulan Juli
yaitu jumlah pasien yang berobat, jumlah yaitu 5 hari. Pada bulan Juni – Juli
pasien rata-rata dirawat tahap I bulan Jan- mengalami penurunan LOS Semakin besar
Mar yaitu 371 pasien , sedangkan jumlah perawat. Kualitas pelayanan semakin baik
pasien rata-rata dirawat tahap II bulan April- ditunjukan oleh LOS yang semakin kecil,
Juli yaitu 387 pasien, hal ini berdampak Semakin banyak pasien dirawat maka
terhadap income. Penelitian tahap I yaitu semakin besar pula peluang income yang
pada bulan januari sampai dengan Maret, didapat.
Av. LOS (rata-rata LOS) bulan januari yaitu Kualitas Pelayanan terhadap LOS
6 hari, Av. LOS bulan Februari yaitu 6 hari, Penulis melakukan penelitian dengan
dan Av. LOS bulan Maret yaitu 6 hari. penerapan dan pengawasan kualitas
Penelitian tahap II yaitu pada bulan April pelayanan petugas kepada pasien di rawat
sampai dengan Juli, penulis melakukan inap. Penelitian tahap I yaitu pada bulan
motitoring dan evaluasi berupa pertemuan januari sampai dengan Maret, Av. LOS (rata-
dan diskusi dalam optimalisasi kualitas rata LOS) bulan januari yaitu 6 hari, Av. LOS
pelayanan. Av. LOS bulan April yaitu 6 hari, bulan Februari yaitu 6 hari, dan Av. LOS

29
bulan Maret yaitu 6 hari. Penelitian tahap II konsistensi peningkatan kulaitas pelayanan
yaitu pada bulan April sampai dengan Juli, lebih baik, LOS lebih dioptimalkan, dan
penulis melakukan motitoring dan evaluasi akhirnya dapat menghasilkan income yang
berupa pertemuan dan diskusi dalam signifikan dalam perolehan sehingga dari
optimalisasi kualitas pelayanan. Av. LOS bulan April sampai dengan mei mengalami
bulan April yaitu 6 hari, Av. LOS bulan Mei kenaikan signifikan yaitu 454% dari Rp.
yaitu 6 hari, Av. LOS bulan Juni yaitu 5 hari, 114.356.177 - 518.679.639.
Av. LOS bulan Juli yaitu 5 hari. Pada bulan KESIMPULAN
Juni – Juli mengalami penurunan LOS Berdasarkan rumusan masalah, hasil
(semakin kecil LOS maka semakin baik penelitian dan pembahasan pada bab
kualitas pelayanan) sebelumnya, maka penulis dapat
Adanya pengaruh positif dan signifikan dari menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
variable kualitas pelayanan berpengaruh 1. Kualitas pelayanan semakin baik
signifikan terhadap income, dengan kata lain ditunjukan oleh LOS yang semakin
adanya hubungan erat/kuat antara kualitas kecil, Semakin banyak pasien
pelayanan terhadap income. dirawat maka semakin besar pula
LOS terhadap Income peluang income yang didapat
Penelitian tahap I yaitu pada bulan 2. Adanya pengaruh positif dan
januari sampai dengan Maret, Av. LOS (rata- signifikan dari variable kualitas
rata LOS) bulan januari yaitu 6 hari, Av. LOS pelayanan berpengaruh signifikan
bulan Februari yaitu 6 hari, dan Av. LOS terhadap income, dengan kata lain
bulan Maret yaitu 6 hari. Penelitian tahap II adanya hubungan erat/kuat antara
yaitu pada bulan April sampai dengan Juli, kualitas pelayanan terhadap income
penulis melakukan motitoring dan evaluasi 3. Selama Penelitian tahap I dan II,
berupa pertemuan dan diskusi dalam penulis memberikan Monitoring dan
optimalisasi kualitas pelayanan. Av. LOS Evaluasi serta diskusi melalui
bulan April yaitu 6 hari, Av. LOS bulan Mei Morning Report kepada petugas agar
yaitu 6 hari, Av. LOS bulan Juni yaitu 5 hari, memberikan konsistensi peningkatan
Av. LOS bulan Juli yaitu 5 hari. Pada bulan kulaitas pelayanan lebih baik, LOS
Juni – Juli mengalami penurunan LOS. lebih dioptimalkan, dan akhirnya
Selama Penelitian tahap I dan II, dapat menghasilkan income yang
penulis memberikan Monitoring dan signifikan dalam perolehan sehingga
Evaluasi serta diskusi melalui Morning dari bulan April sampai dengan mei
Report kepada petugas agar memberikan mengalami kenaikan signifikan yaitu

30
454% dari Rp. 114.356.177 - paket INA CBGS dengan Real Cost
518.679.639. Pasien.
4. Ada pengaruh kualitas pelayanan d. MOU dengan PPK Tk. 1 dan 2 harus
terhadap income pasien di Rumah diperbanyak agar pasien yang berobat
Sakit Paru DR. H. A. Rotinsulu yaitu ke rumah sakit semakin banyak.
sebesar 0.529 atau 52,9%, yang 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
menunjukan adanya pengaruh positif Untuk peneliti yang tertarik dan akan
yang signifikan. melakukan penelitian dengan permasalahan
5. Ada pengaruh yang signifikan LOS yang sama yaitu income, maka penulis
terhadap income di Rumah Sakit Paru menyarankan agar variable independen
DR. H. A. Rotinsulu yaitu sebesar yang digunakan dapat diperluas tidak hanya
0.408 atau 40,8%, yang menunjukan sebatas kualitas pelayanan dan LOS karena
adanya pengaruh positif. berdasarkan hasil penelitian ditemukan
SARAN bahwa terdapat factor diluar kualitas
1. Bagi Rumah Sakit pelayanan dan LOS yang mempunyai
a. Konsistensi dalam pelayanan prima pengaruh cukup besar terhadap income
dan peran petugas kesehatan harus rumah sakit.
tetap di pertahankan agar
kepercayaan pasien semakin kuat
mengingat bahwa masih kurangnya
DAFTAR PUSTAKA
tenaga medis di RS Paru DR. H. A.
Rotinsulu secara simultan sehingga Sugiyono. Metode Penelitian
berdampak kepada income rumah Manajemen.Alfabeta Bandung, 2014
sakit. Mukti AG, Moertjahjo. Sistem Jaminan
b. Adanya pengaruh signifikan dari Kesehatan Konsep Terintegrasi, PT KHM
kualitas pelayanan terhadap income Jogjakarta, 2008
dapat dijadikan bahan pertimbangan Membangun Sistem Jaminan Sosial Yang
untuk meningkatkan dalam bauran Dapat Terlaksana, Efisiensi dan Adil.
sosialisasi sebagai peningkatan citra Kementerian Perencanaan Pembangunan
dan mutu rumah sakit. Nasional/ Badan Perencanaan
c. LOS agar lebih dimaksimalkan Pembangunan Nasional, Agustus 2004
karena akan berdampak kepada Artikel. Sistem Kesehatan di Indonesia:
besaran pendapatan dari selisih antara Upaya Memahami BPJS Melalui

31
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 2010/1011. NSW. Health South Eastern
Tentang Badan Peneyelenggara Jaminan Sydney.
Sosial (BPJS). Dikutip ; Peraturan Presiden Republik Indonesia
www.bppk.kemenkes.go.id/.../artikel.../1 Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
969...Agustua 7.2014 Kesehatan
Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Indonesia Nomor 69 Tahun 2013
Jaminan Kesehatan sosial Nasional, Tentang Standar Tarif Pertama Dan
Kemenkes Republik Indonesia, 2013 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
Depkes RI, Penggunaan Sistem Casemix Dalam Penyelenggaraan Program
untuk Tekan Biaya Kesehatan, Jakarta, Jaminan Kesehatan
2008 Keputusan Menteri
LOS (Length Kesehatan Republik
Of Stay)
Firmanada D. Pengenalan Sistem (Y)
Indonesia Nomor
Pembayaran Casemix RSUP Fatmawati, 328/Menkes/SK/VIII/2013 Tentang
Jakarta 2009 Kualitas Pelayanan (X) Formularium Nasional Pendapatan/Income (Z)
Sekretaris Jenderal Kementrian Surat Edaran Nomor
Kesehatan RI, Kebijakan Terkini HK/MENKES/31/1/2014 Tentang
Implementasi Jaminan Pelaksanaan Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Nasional, disampaikan pada Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan
pertemuan PERSI, Jakarta 6 November Tingkat Pertama Dan Fasilitas
2013 Kesehatan Tingkat lanjutan Dalam
Pemanfaatan Dana Jaminan Kesehatan penyelenggaraan Program Jaminan
Nasional, disampaikan pada evaluasi Kesehatan
program JKN, Banda Aceh, 19-21 Surat Edaran Nomor
Maret 2014 HK/MENKES/32/1/2014 Tentang
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Tubagus Edi Kusnadi. Kesiapan Dan Bagi Peserta BPJS Kesehatan Pada
strategi Rumah Sakit Dalam Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Menghadapi Jaminan Kesehatan Dan Fasiltas Kesehatan Tingkat
Nasional 2014. Disampaikan pada Lanjutan Dalam Penyelenggaraan
pertemuan PERSI, Cilegon, September Program Jaminan Kesehatan.
2013 Peraturan menteri Kesehatan Republik
Palmer G, Reid B. Research Report St. Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
George & Sutherland Hospitals Tentang Petunjuk Teknis Sistem

32
Indonesian Case Base Groups (INA- Systems Financing. Health Financing
CBGs) Policy.
Peraturan Mdenteri Kesehatan Republik Murti B. Dasar Dasar Asuransi Kesehatan.
Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Penerbit Kanisius. Jogjakarta
Tentang Pedoman Pelaksanaan Artikel Asuransi Kesehatan. Pengertian
Program Jaminan Kesehatan Asuransi Kesehatan (2012 Januari).
Nasional Dipetik ; http;//asuransi keluarga
Aditama, Tjandra Yoga. Manajemen cerdas. Wordpress.
Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua., UI- Com/2012/02/artikel asuransi
Press, Jakarta 2002 kesehatan-pngertian-asuransi kesehatan
WHO. Achieving universal health coverage. Berita Harian JKN. Kumpulan Berita JKN
Developing the health financing Terbaru Hari ini. Diakses dari
system.. Technical brief for policy- www.liputan6.com/tg/jkn. Oktober
maker. Number I.2005. Word Health 2014
Organization, Departemen of Health Institute of Medicine.ac.id

33

Anda mungkin juga menyukai