OPKLIN
KELOMPOK 5
RUPIANUS LEBANG
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Halaman1dari9
I. Rancangan Formula
1. Salep mata memberikan keuntungan dimana waktu kontaknya lebih lama dan
bioavaibilitasnya dan letal obat lebih besar meski dengan onset yang lebih lambat dan
waktu untuk mencapai absorbsi lebih lama (RPS18th : 1585).
2. Salep mata memberikan arti lain dimana obat dapat mempertahankan kontak dengan
mata dan jaringan disekelilingnya tanpa tercuci oleh cairan air mata SDF : 368
3. Keuntungan utama suatu salep mata daripada larutan untuk mata adalah penambahan
waktu hubungan atau kontak antara obat dengan mata. Pengkajian telah menunjukkan
bahwa waktu kontak antara obat dengan mata, 2–4 kali lebih besar apabila dipakai
salep dibandingkan jika dipakai larutan garam (Ansel Indonesia : 563)
A. Klorbutanol
1. Chlorobutanol terutama digunakan dalam dosis tetes mata atau parenteral bentuk sebagai
pengawet antimikroba pada konsentrasi sampai dengan 0,5% w / v; lihat Bagian 10. Hal ini
umumnya digunakan sebagai agen antibakteri untuk solusi epinefrin, ekstrak solusi
posterior hipofisis, dan persiapan mata ditujukan untuk pengobatan miosis (HOPE : 166).
2. HVHVHJ
3. HDBHBHB
Halaman2dari9
B. Alfa tocoferol
1. Alpha tokoferol terutama diakui sebagai sumber vitamin E, dan bahan yang tersedia secara
komersial dan spesifikasi mencerminkan tujuan ini. Sementara alpha tocopherol juga
menunjukkan antioksidan properti, beta, delta, dan tokoferol gamma dianggap menjadi
lebih efektif sebagai antioksidan. (Hope : 31)
2. Vgvhvyh
3. Hvhvhv
C. Parafin Cair
1. Cgcgcg
2. Cgcg
3. Gghvh
D. Vaselin kuning
1. Petrolatum terutama digunakan dalam formulasi farmasi topikal sebagai emolien-dasar
salep; itu buruk diserap oleh kulit. Petrolatum JUGA digunakan dalam krim dan formulasi
transdermal dan sebagai bahan dalam formulasi pelumas untuk gula obat bersama-sama
dengan minyak mineral. (HOPE : 482)
2. Fdev
3. verv
E. Lanolin anhidrat
1. Hvsdhvchjsd
2. Cdhsvchsvd
Hvdshjcvsj
III.4 Dasar pemilihan bahan kemas
Toksisitas : Tetrasiklin dalam dosis tinggi dapat bersifat toksik pada ginjal
Farmakokinetika : Memiliki waktu paruh 9,5 jam. 68% diabsorpsi di lambung dan
Halaman3dari9
usus halus. Konsentrasi puncak plasma dicapai sekitar 2-4 jam.
Memiliki oral bioavailabilitas 60-80%. Sebagian besar
dimetabolisme di hati
pKa dan pH : pKa 8,3 ; 10,2 (50% larutan DMF) dan pH 3-7
larutan
Titik lebur : 172,5OC
Polimorfisme : -
Informasi : -
tambahan
IV.3. Uraian stabilitas
Stabilitas : Suhu : Tidak tahan pemanasan
Cahaya : Akan berwarna gelap jika terpapar cahaya matahari
pH : 3-4
Air :-
Lainnya : Stabil di udara
Inkompatibiltas : Gugus fungsi : -
Ion logam : Ion Kalsium, magnesium, aluminium, dan
besi
Senyawa tertentu: Cephalotin
Saran : Wadah terturup rapat tidak tembus cahaya
penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. α-tokoferol (EXCIPIENT : 31)
Nama resmi : α-tokoferolum RB:
R1 CH3
Nama lain : Vitamin E, Alpha
R2
tocoferol CH3
Halaman4dari9
Kelarutan : Dalam air :Praktis tidak larut dalam air
Dalam pelarut lain :larut dlam etanol (95%) P, dan dapat
bercampur dengan eter P, dan dengan aseton P, dengan
,minyak nabati, dengan kloroform P
pKa dan pH : pH 5 – 6,5
larutan
Titik lebur : 168o – 172oC
Informasi lain : pH : Suasana asam tidak mempengaruhi stabilitas (RPS :
1698). Tidak stabil pada pH alkalis
suhu : Suhu tinggi tidak mempengaruhi stabilitas
Cahaya : Terdekomposisi oleh cahaya (RPS : 1698). Terjadi
perubahan wujud menjadi derivat benzoquinone
Udara : peka terhadap foto-oksigenasi akibat adanya
penambahan oksigen pada gugus fenol menjadi
hydroperoxycyclohexadienon
2. Pengawet
Nama resmi :
Nama lain :
Kelas fungsional :
Konsentrasi :
RM :
BM :
Pemerian :
Kelarutan :
pKa dan pH :
larutan
Titik lebur :
Informasi lain :
Stabilitas :
Inkompatibilitas :
Penanganan :
Toksisitas :
Saran :
penyimpanan
3. Parafin Liquidum (EXCIPIENT : 445)
Nama resmi : Paraffinum Liquidum RB:
Halaman5dari9
Nama lain : Parafin cair
Kelas fungsional : Basis
Konsentrasi : 10%
RM : -
BM : -
Pemerian : Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : cairan
pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : Titik didih <360oC
Informasi lain : -
Stabilitas : Teroksidasi oleh panas dan cahaya
Inkompatibilitas : Bahan pengoksidasi kuat
Penanganan : Perhatikan tindakan pencegahan sesuai dengan keadaan dan
kuantitasbahan ditangani. Hindari menghirup uap dan
memakai pelindungpakaian untuk mencegah kontak kulit.
minyak mineral mudah terbakar-
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup rapat
penyimpanan
Halaman6dari9
tidak sedap
Inkompatibilitas : Bahan inert yag memiliki bebrapa sifat incomp
Penanganan : Perhatikan tindakan pencegahan yang normal sesuai dengan
keadaan dankuantitas bahan ditangani. Untuk tempat kerja
yang direkomendasikanbatas paparanLihatMinyak mineral
dan parafin.
Toksisitas : Bila memenuhi standar kualitas, aman digunakan untuk
memformulasi.
Saran : Dalam wadah tertutup baik
Penyimpanan
5 Lanolin Anhidrat
Nama resmi : Adeps lanae RB :
Nama lain : Lanolin
Kelas fungsional : Basis
Konsentrasi : 10 %
RM : -
BM : -
Pemerian : Warna : tidak berwarna
Rasa : tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : cairan jernih
Kelarutan : Dalam air : praktis tidak larut dalam air
Dalam pelarut lain : agak sukar larut dalam etanol, mudah
larut dalam kloroform dan eter
pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : -
Stabilitas : Dapat mengalami autooksidasi selama peyimpanan
Inkompatibilitas :
Penanganan : -
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya, ditempat
penyimpanan sejuk dan kering
Halaman7dari9
Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)
No. Kriteria Spesifikasi
1. Homogenitas
2. pH
3. Ukuran partikel
4. Viskositas
VI.3. Rancangan Proses Sterilisasi
Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)
No. Nama Metode Strilisasi Referensi
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
VII.3 Leaflet
VII.4 Label
Perhitugan Bahan
X Referensi
Halaman8dari9
Halaman9dari9