Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
i
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 1 - 2015
Daftar Isi
A.2 Pentingnya Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Perusahaan Efek Di Pasar Modal Indonesia ................. 1
B. Risiko Yang Dapat Dihindarkan Dengan Adanya Prinsip Mengenal Nasabah ............................ 1
B.1 Risiko Reputasi................................................................................................................. 1
G. Penanggung Jawab Penyedia Jasa Keuangan dalam Penerapan PMN di Pasar Modal............... 6
G.1 Jabatan/Pejabat yang menjadi Penangung Jawab ................................................................... 6
H. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penanggung Jawab Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Penyedia Jasa Keuangan di Pasar Modal ................................................................ 6
H.1 Tugas .............................................................................................................................. 6
H.2 Tanggung Jawab............................................................................................................... 6
i
Modul Hukum dan Etka WPPE
J. Penggunaan dan Penyalahgunaan PMN di Pasar Modal ........................................................ 12
K. Bagaimanakah Norma PMN membantu Stakeholder di Pasar Modal? .................................... 12
L. Siapa yang menjadi kontak Nasabah atau Calon Nasabah di Perusahaan Efek untuk PMN? ... 12
M. Sumber Daya dan Pelatihan ................................................................................................ 12
N. Implentasi Daftar Terduga Teroris ...................................................................................... 12
O. Organisasi Teroris .............................................................................................................. 13
ii
Modul Hukum dan Etka WPPE
PRINSIP MENGENAL NASABAH (PMN) OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI
SEKTOR PASAR MODAL INDONESIA
Prinisip Mengenal Nasabah (“PMN”) (atau dikenal dengan istilah “Know Your Customer / KYC”) merupakan
prinsip-prinsip yang diterapkan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar modal untuk mengetahui dan
memahami nasabah mereka agar dapat melayani mereka lebih baik serta memantau transaksi keuangan
mereka dalam rangka mengelola risiko perusahaan secara hati-hati. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar
Modal dalam hal ini adalah Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,
Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi, serta Bank Umum yang menjalankan fungsi Kustodian.
Tujuan lain dari kebijakan PMN disini adalah memperoleh visibilitas ke sumber-sumber keuangan
nasabah dengan melihat profil nasabah. Tujuan dasarnya adalah untuk memperoleh pemahaman
tentang risiko nasabah untuk bisnis di Pasar Modal. Terkadang, dapat dimungkingkan bahwa dalam
berivestasi di Pasar Modal, nasabah memanfaatkan Perusahaan Efek untuk memfasilitasi pencucian
uang atau pendanaan terorisme.
A.2 Pentingnya Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Perusahaan Efek Di Pasar Modal Indonesia
1. Berperan dalam memverifikasi identitas klien. Identifikasi dan verifikasi identitas nasabah
dilakukan dengan menggunakan sumber data, informasi, dan dokumen pendukung yang
independen dan handal.
2. Berperan dalam memastikan informasi terkait sifat pekerjaan / bisnis nasbahserta tujuan
investasi.
3. Berperan dalam mendeteksi aktivitas penipuan, aktivitas yang tidak biasa atau mencurigakan,
mengurangi berbagai jenis risiko di Pasar Modal. serta melindungi Perusahaan Efek dari
tindakan memfasilitasi atau mendorong pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme yang
dapat merusak integritas sistem keuangan.
4. Berperan dalam mengidentifikasi seluruh risiko yang mungkin ditimbulkan dari setiap nasabah
dan/atau kelompok nasabah terhadap aset serta kewajiban perusahaan.
1
Modul Hukum dan Etka WPPE
Dengan menerapkan kebijakan PMN yang benar, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan
timbulnya risiko hukum dimasa yang akan datang, baik untuk dirinya sendiri ataupun pegawainya
3
Modul Hukum dan Etka WPPE
1) verifikasi terhadap informasi dan dokumen calon Nasabah dan pengendali calon Nasabah
sebagaimana dimaksud pada huruf c tidak hanya berdasarkan informasi dan dokumen yang
diberikan oleh calon Nasabah tersebut, namun didasarkan pada kebenaran informasi dan
dokumen, kebenaran sumber informasi dan dokumen, dan jenis informasi dan dokumen
yang terkait; dan
2) verifikasi hubungan bisnis yang dilakukan oleh calon Nasabah dimaksud dengan Pihak ketiga.
g. Dalam hal calon Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf c butir 4) merupakan Penyedia Jasa
Keuangan lain di bidang Pasar Modal di dalam negeri, maka Penyedia Jasa Keuangan di bidang
Pasar Modal cukup menerima pernyataan tertulis bahwa Penyedia Jasa Keuangan lain di bidang
Pasar Modal di dalam negeri tersebut telah memperoleh serta melakukan verifikasi dan identifikasi
atas dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada huruf c dan bersedia memberikan
informasi dan salinan dokumen pendukung Nasabah jika dibutuhkan oleh Penyedia Jasa Keuangan
di bidang Pasar Modal.
h. Dalam hal calon Nasabah sebagaimana dimaksud pada huruf c butir 4) merupakan Penyedia Jasa
Keuangan lain di bidang Pasar Modal di luar negeri yang menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah
yang sekurang-kurangnya setara dengan Peraturan ini, maka Penyedia Jasa Keuangan di bidang
Pasar Modal cukup menerima pernyataan tertulis bahwa Penyedia Jasa Keuangan lain di bidang
Pasar Modal di luar negeri tersebut telah memperoleh dokumen pendukung Pihak lain dan telah
melakukan verifikasi dan identifikasi atas dokumen dimaksud dan bersedia memberikan informasi
dan salinan dokumen pendukung Nasabah jika dibutuhkan oleh Penyedia Jasa Keuangan di bidang
Pasar Modal. Jika Prinsip Mengenal Nasabah di negara Penyedia Jasa Keuangan lain di bidang
Pasar Modal luar negeri tersebut tidak setara dengan peraturan ini, maka Penyedia Jasa Keuangan
di bidang Pasar Modal wajib menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah berdasarkan peraturan ini.
i. Persetujuan pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dapat diberikan setelah meyakini
kebenaran identitas dan kelengkapan dokumen calon Nasabah serta mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat memungkinkan Nasabah melakukan kegiatan pencucian uang dan/atau
Pendanaan Kegiatan Terorisme, antara lain catatan, dokumen, daftar, informasi mengenai
pelanggaran dan/atau kejahatan.
j. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal dilarang untuk membuka atau memelihara
rekening Efek anonim atau rekening Efek yang menggunakan nama fiktif.
k. Pembukaan rekening Efek atau hubungan usaha dengan calon Nasabah yang dianggap dan/atau
diklasifikasikan mempunyai risiko tinggi sebagaimana dimaksud pada huruf e wajib terlebih
dahulu memperoleh persetujuan dari anggota direksi atau manajemen senior Penyedia Jasa
Keuangan di bidang.
4
Modul Hukum dan Etka WPPE
6. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib menatausahakan hasil pemantauan dan
evaluasi rekening Efek dan transaksi Nasabah, baik yang dilaporkan maupun yang tidak dilaporkan
kepada PPATK.
7. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib melakukan pengkinian data Nasabah dalam
hal terdapat perubahan terhadap dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam penjelasan
Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Nasabah.
8. Penyedia Jasa Keuangan di bidang Pasar Modal wajib menatausahakan dokumen-dokumen
sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Penerimaan, Identifikasi, dan Verifikasi Nasabah dan
pada huruf f dan huruf g dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak Nasabah
menutup rekening Efeknya.
C.4 Pelaporan
Manajemen risiko yang baik harus dapat memastikan bahwa perusahan mampu mengidentifikasi,
menginvestigasi serta mengelola risiko yang ditimbulan oleh kegiatan pencucian uang ataupun
kegiatan kriminal lainnya.
E. Apa yang akan terjadi jika Nasabah atau Calon Nasabah tidak mau memberikan
informasi/ dokumen yang diperlukan dalam PMN?
1. Perusahaan Efek berhak menolak untuk membuka rekening Calon Nasabah.
2. Perusahaan Efek berhak menghentikan hubungan bisnisnya dengan Nasabah.
5
Modul Hukum dan Etka WPPE
G. Penanggung Jawab Penyedia Jasa Keuangan dalam Penerapan PMN di Pasar
Modal
G.1 Jabatan/Pejabat yang menjadi Penangung Jawab
1. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib membentuk unit kerja khusus atau
menugaskan pejabat sebagai penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
2. Direktur utama Penyedia Jasa Keuangan tidak dapat menjadi penanggung jawab penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah.
3. Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal merupakan Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau
Manajer Investasi dalam satu badan usaha, Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal
dapat hanya memiliki satu penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
4. Dalam hal Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal merupakan Bank Kustodian,
penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dapat ditugaskan kepada penanggung
jawab Bank Kustodian atau dirangkap oleh penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah pada Bank Umum.
H.1Tugas
Penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah mempunyai tugas paling kurang sebagai
berikut:
1. Menyusun dan memelihara pedoman penerapan Prinsip Mengenal Nasabah;
2. Memastikan bahwa prosedur identifikasi, verifikasi, dan pemantauan Nasabah masih memadai;
3. Memastikan bahwa formulir yang berkaitan dengan Nasabah telah mengakomodasi data yang
diperlukan dalam pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah;
4. Memantau rekening Efek dan pelaksanaan transaksi Nasabah;
5. Melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan dan analisis transaksi Nasabah untuk
memastikan ada atau tidak adanya Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau transaksi
keuangan yang dilakukan secara tunai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme;
6. Melakukan administrasi dokumen hasil pemantauan dan evaluasi;
7. Memantau pengkinian data dan profil Nasabah;
8. Melakukan pengawasan terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah terhadap unit-unit kerja
terkait;
9. Menerima dan melakukan analisis atas laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau
transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai yang dilaporkan oleh unit-unit kerja yang
ditugaskan; dan
10. Menyusun laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan/atau transaksi keuangan secara tunai
sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait dengan Pencucian Uang dan/atau
Pendanaan Terorisme yang wajib dilaporkan kepada PPATK.
6
Modul Hukum dan Etka WPPE
2. Memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan tentang penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah bagi pejabat dan/atau pegawai Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal; dan
3. Menjaga kerahasiaan informasi terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
H.3 Wewenang
Penanggung jawab penerapan Prinsip Mengenal Nasabah mempunyaiwewenang paling kurang
sebagai berikut:
1. Memperoleh akses terhadap informasi yang dibutuhkan yang ada di seluruh unit organisasi
Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal;
2. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah oleh
unit-unit kerja terkait;
3. Mengusulkan pejabat dan/atau pegawai unit kerja terkait untuk membantu pelaksanaan Prinsip
Mengenal Nasabah; dan
4. Melaporkan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris,
atau Pihak terafiliasi dengan Direksi atau Dewan Komisaris, secara langsung kepada PPATK.
I.1 Identifikasi
1. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib meminta data dan informasi kepada calon
Nasabah.
2. Data dan informasi calon Nasabah adalah sebagai berikut:
Data Calon Nasabah Perseorangan Data Calon Nasabah Non Perserorangan
a) Data sesuai dengan dokumen identitas, a) Nama;
yaitu: b) Nomor izin atau nomor izin usaha dari
(a). Nama; instansi berwenang;
(b). Nomor identitas; c) Bidang usaha/kegiatan;
(c). Alamat; d) Alamat kedudukan;
(d). Tempat dan tanggal lahir; e) Nomor telepon;
(e). Jenis kelamin; dan f) Tempat dan tanggal pendirian;
(f). Kewarganegaraan; g) Identitas Pemilik Manfaat (Beneficial
b) Alamat tempat tinggal terkini (jika Owner) (jika ada);
berbeda dengan dokumen identitas); h) Sumber dana;
c) Nomor telepon; i) Maksud dan tujuan investasi; dan
d) Status perkawinan; j) Nama bank dan nomor rekening.
e) Pekerjaan;
f) Alamat dan nomor telepon tempat
kerja (jika ada);
g) Rata-rata penghasilan per tahun;
h) Sumber dana;
i) Maksud dan tujuan investasi;
j) Identitas Pemilik Manfaat (Beneficial
Owner) (jika ada); dan
k) Nama bank dan nomor rekening.
3. Data dan Informasi diatas paling sedikit dilampirkan spesimen tanda tangan dan dokumen
pendukung yang harus diberikan kepada Penyedia Jasa Keuangan sebagai dokumen pendukung,
diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) Untuk Orang-Perserorangan
a) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), bagi Warga Negara Indonesia;
b) Fotokopi Paspor, bagi Warga Negara Asing.
(2) Untuk Non Perseorangan
1). Badan Usaha
a) Fotokopi anggaran dasar perusahaan;
b) Fotokopi izin usaha dari instansi yang berwenang;
c) Spesimen tanda tangan penerima kuasa;
d) Surat kuasa dari pejabat yang berwenang kepada penerima kuasa, guna bertindak
untuk dan atas nama calon Nasabah atau Nasabah dalam berinvestasi di Pasar Modal,
termasuk memberikan instruksi sehubungan dengan rekening Efek calon Nasabah;
e) Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
f) Laporan keuangan atau deskripsi kegiatan usaha;
7
Modul Hukum dan Etka WPPE
g)
Fotokopi surat keterangan domisili;
h)
Struktur manajemen atau kepengurusan;
i)
Struktur kepemilikan atau struktur pendiri;
j)
Fotokopi dokumen identitas pengurus/ Direksi yang berwenang mewakili calon
Nasabah; dan
k) Dokumen mengenai pengendali akhir.
2). Yayasan
a) Fotokopi izin bidang kegiatan yayasan;
b) Deskripsi kegiatan yayasan;
c) Struktur dan nama pengurus yayasan; dan
d) Fotokopi dokumen identitas anggota pengurus yang berwenang mewakili yayasan
untuk melakukan hubungan usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar
Modal.
3). Badan Hukum lainnya
a) Fotokopi bukti pendaftaran pada pihak yang berwenang;
b) Nama penyelenggara; dan
c) Fotokopi dokumen identitas pihak yang berwenang mewakili badan hukum dalam
melakukan hubungan usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal.
4). Untuk Kelompok Terorganisasi, Asosiasi, dan Perkumpulan lainnya yang bukan Badan
Hukum
a) Fotokopi bukti pendaftaran pada pihak yang berwenang;
b) Nama penyelenggara;
c) Fotokopi akta pendirian dan/atau anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(AD/ART); dan
d) Fotokopi dokumen identitas pihak yang berwenang mewakili kelompok terorganisasi,
asosiasi, dan perkumpulan yang bukan badan hukum dalam melakukan hubungan
usaha dengan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal.
I.2 Verifikasi
Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib mengelompokkan calon Nasabah atau Nasabah
berdasarkan tingkat risiko terjadinya Pencucian Uang atau Pendanaan Terorisme, terdiri dari 3 (tiga)
klasifikasi risiko, yaitu risiko rendah, menengah, dan tinggi. Tingkat risiko nasabah tidak
mempengaruhi data, informasi, dan dokumen pendukung sebagaimana diminta pada proses
identifikasi. Akan tetapi, mempengaruhi proses verifikasi dan pemantauan yang dilakukan terhadap
nasabah.
1. Kelompok risiko rendah
1) Kriteria:
(a) Berdasarkan profil:
(1) Merupakan penerima Efek dalam rangka Employee Stock Ownership Program
(ESOP) dan/atau Management Stock Ownership Program (MSOP) dari Emiten
atau Perusahaan Publik;
(2) Berupa Emiten atau Perusahaan Publik;
(3) Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah;
(4) Berupa Lembaga Negara atau Instansi Pemerintah; atau
(5) Berupa lembaga internasional dimana Pemerintah atau yang mewakili menjadi
anggota.
(b) Pihak yang melakukan pemesanan Efek di pasar perdana paling banyak senilai
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau
(c) Jumlah transaksi tidak mencapai kriteria tingkat risiko menengah.
2) Verifikasi yang dilakukan:
(a) Meneliti kebenaran data dan informasi yang disampaikan calon Nasabah atau
Nasabah berdasarkan dokumen pendukung; dan
(b) Memastikan data dan informasi tersebut adalah data terkini.
8
Modul Hukum dan Etka WPPE
(1) Melakukan penyetoran dana lebih dari Rp10.000.000 dalam 1 hari;
(2) Memiliki dana dan/atau Efek dengan total lebih dari Rp50.000.000 pada akhir
bulan; atau
(3) Memiliki akumulasi transaksi Efek lebih dari Rp100.000.000 dalam jangka waktu
1 bulan.
9
Modul Hukum dan Etka WPPE
e) Melakukan pertemuan langsung (face to face) sebelum melakukan hubungan usaha
dan membandingkan data dan informasi calon Nasabah atau Nasabah dengan
dokumen asli;
f) Melakukan wawancara dengan calon Nasabah untuk meneliti dan meyakini
keabsahan dan kebenaran dokumen, dalam hal terdapat keraguan atas informasi
dan/atau dokumen pendukung yang diterima; dan
g) Melakukan CDD secara berkala paling kurang berupa analisis terhadap informasi
mengenai Nasabah, sumber dana, tujuan investasi, dan hubungan bisnis dengan
pihak terkait.
2. Pengkinian
(1) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib melakukan upaya pengkinian data,
informasi, dan/atau dokumen pendukung, dalam hal terdapat perubahan yang diketahui
dari pemantauan Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal terhadap Nasabah atau
informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pemantauan secara berkala terkait profil Nasabah untuk kepentingan pengkinian data
dilaksanakan paling kurang 1 (satu) kali dalam jangka waktu:
(a) 3 tahun untuk nasabah risiko rendah;
(b) 1 tahun untuk nasabah risiko menengah; dan/atau
(c) 6 bulan untuk nasabah risiko tinggi.
(3) Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib mendokumentasikan upaya pengkinian
data
10
Modul Hukum dan Etka WPPE
I.4 Pelaporan
1. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib menyampaikan laporan Transaksi
Keuangan Mencurigakan, laporan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai, dan/atau
laporan lain kepada PPATK sebagaimana diatur dalam ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian
Uang dan/atau Pendanaan Terorisme.
2. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib memberikan data, informasi, dan/atau
dokumen yang dikelolanya apabila diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain
yang berwenang sebagaimana diatur oleh undang-undang.
11
Modul Hukum dan Etka WPPE
3. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib menyimpan catatan dan dokumen mengenai
seluruh proses identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal wajib memberikan data, informasi, dan/atau
dokumen yang dikelolanya apabila diminta oleh Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain
yang berwenang sebagaimana diatur oleh undang-undang.
L. Siapa yang menjadi kontak Nasabah atau Calon Nasabah di Perusahaan Efek untuk
PMN?
Kontak Nasabah atau Calon Nasabah untuk pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah di Perusahaan Efek
adalahRelationship Manager atau petugas yang membuka account Nasabah atau Calon Nasabah dan siapa
saja yang bertugas untuk menghubungi Nasabah atau Calon Nasabah untuk transaksi di Pasar Modal.
Perusahaan wajib melaksanakan pelatihan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah kepada semua pegawai,
dengan cara:
1) Menyusun program pelatihan yang dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun;
2) Melaksanakan program pelatihan sesuai dengan jadwal program yang telah disusun; dan
3) Melaporkan pelaksanaan program pelatihan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada
tahun berikutnya setelah tahun pelaksanaan program pelatihan.
12
Modul Hukum dan Etka WPPE
Pemerintah membekukan dana sebesar Rp2,08 miliar atau tepatnya Rp2.083.684.874 yang bersumber
dari 26 rekening yang diduga milik teroris, karena dana itu diduga kuat berkaitan dengan tindak
terorisme. Itu merupakan Implementasi dari dikeluarkannya peraturan bersama mengenai pemblokiran
pendanaan terorisme," kata Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
Muhammad Yusuf dalam Refleksi Akhir Tahun 2015 di Kantor PPATK, Jakarta, Senin (28/12/2015).
Implementasi pemblokiran dana sebesar Rp2,08 miliar per Mei 2015, terjadi setelah pemerintah
melakukan terobosan dengan menerbitkan Peraturan Bersama mengenai Pencantuman Identitas Orang
dan Korporasi Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara Serta
Merta Atas Dana Milik Orang atau Korporasi yang Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan
Organisasi Teroris.
Berdasarkan Laporan Refleksi Akhir Tahun 2015 PPATK, Perba ini telah diundangkan Menteri Hukum
dan HAM serta ditandatangani seluruh pimpinan lembaga dan kementerian negara.
Perba ini muncul untuk melengkapi keterbatasan pelaksanaan dari Undang-Undang (UU) tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme. Dalam UU tersebut tidak ada
mekanisme soal pelaksanaan pembekuan dan ada yang tidak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dampak positif diterbitkannya peraturan bersama itu adalah keluarnya Indonesia dari daftar hitam
badan pengawas pencucian uang internasional, Financial Action Task Force (FATF).Sebelumnya,
Indonesia masuk daftar hitam negara-negara yang paling banyak melakukan praktik pencucian uang
menurut penilaian FATF.Indonesia masuk daftar hitam karena dinilai belum memenuhi rekomendasi
FATF terkait pembekuan serta merta atas aset dari orang dan entitas yang ditetapkan berdasarkan
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa Nomor 1267.
Hingga Juni 2015, berdasarkan penilaian FATF, Indonesia masih berada dalam zona negara yang
berisiko tinggi terhadap tindak pencucian uang dan terorisme. Pada Februari 2014 Indonesia terancam
dikenakan sanksi yang akan berdampak negatif terhadap reputasi Indonesia khususnya lembaga
keuangan Indonesia dalam berinteraksi dengan lembaga keuangan negara lain.
Untuk mengatasinya, Mahkamah Agung RI, Kementerian Luar Negeri, Kepala Kepolisian RI, Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Kepala PPATK sepakat untuk menyusun suatu Peraturan
Bersama tentang Pencantuman Identitas Orang dan Korporasi Dalam Daftar Terduga Teroris dan
Organisasi Teroris, dan Pemblokiran Secara Serta Merta Atas Dana Milik Orang atau Korporasi yang
Tercantum Dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris.
Peraturan tersebut telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 11
Februari 2015.
O. Organisasi Teroris
Sejak tahun 2000, telah terjadi peningkatan lima kali lipat dalam jumlah orang yang dibunuh oleh
terorisme. Meskipun ada sedikit penurunan dari tahun 2007 dan seterusnya, jumlahnya kembali
melonjak sejak dimulainya perang saudara di Suriah.
Jaringan teroris dapat menunggu selama bertahun-tahun sebelum melakukan serangan besar yang
membuat nama mereka tersebar. Banyak organisasi yang terlibat dalam dunia gelap ini, dan kelompok
yang paling berbahaya mungkin salah satu yang belum kita dengar.
Berikut adalah 11 kelompok teror seperti dikutip dari The Star, Januari 2015:
2. Al-Qaeda
Al-Qaeda dibentuk pada tahun 1988 oleh Osama bin Laden, yang tewas pada 2011 dalam sebuah
operasi oleh US Navy Seals. Kelompok ini diburu setelah melakukan serangan 11 September 2001,
tetapi telah dikalahkan dalam satu tahun terakhir oleh ISIS. Sejak kematian Osama, jaringan ini
dipimpin oleh Ayman al-Zawahiri dari Mesir. Meskipun tampaknya telah kehilangan 'kilaunya' akhir-
akhir ini, banyak kelompok dalam daftar ini berafiliasi dengan Al-Qaeda.
13
Modul Hukum dan Etka WPPE
ISIS sendiri awalnya bagian dari jaringan, sebelum secara resmi dikeluarkan dari Al-Qaeda awal
tahun lalu karena terlalu brutal.
4. Taliban
Taliban Afghanistan didirikan pada tahun 1994 di bawah kepemimpinan Mullah Mohammed Omar,
yang adalah juga komandan dan pemimpin spiritual. Tujuan utama organisasi adalah untuk
membentuk negara Islam di Afghanistan. Kelompok ini memerintah Afghanistan pada 1996-2001
dan memberlakukan hukum syariah yang ketat.
Kelompok ini sempat digulingkan lewat aksi militer Amerika Serikat setelah serangan 11 September
2001. Karena AS menarik pasukannya dari Afghnistan, Taliban Afghanistan telah membuat kemajuan
di negara ini lagi.
5. Taliban Pakistan
Desember lalu, Taliban Pakistan, juga disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), menyerbu Army
Public School di utara-barat kota Peshawar Pakistan pada hari kerja, membantai 148 orang -
termasuk 132 anak-anak - dalam serangan teror paling mematikan di negara itu .
Kelompok ini juga berada di balik penembakan pemenang Nobel Perdamaian Malala Yousafzai.
Beroperasi dari zona suku semi-otonomi di utara-barat Pakistan dekat perbatasan Afghanistan.
Pemimpinnya saat ini adalah Maulana Fazlullah.
6. Al-Nusra Front
Al-Nusra Front atau Front Pembela Rakyat Suriah kadang-kadang dikenal sebagai al-Qaeda di Suriah.
Mengumumkan keberadaannya dengan video yang diposting secara online pada tahun 2012, dan
bertujuan untuk mengganti rezim Presiden Bashar al-Assad dengan negara Islam.
"Kami mujahidin Suriah, kembali dari berbagai bidang jihad untuk mengembalikan pemerintahan
Allah di bumi dan membalas Suriah yang telah melanggar kehormatan dan tumpah darah," kata
seorang pria bertopeng dalam video tersebut.
Kelompok ini aktif terlibat dalam mendukung pemberontak Suriah, dan menyerang target yang
berafiliasi dengan pemerintah Suriah serta ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh negara-negara
Barat, Arab Saudi, Turki dan Uni Emirat Arab.
7. Boko Haram
Boko Haram bertujuan untuk memaksakan 'bentuk yang keras, dari hukum Islan di Nigeria.
Namanya berarti "pendidikan Barat adalah dosa", dan kelompok melarang Muslim terlibat dalam
kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat Barat, termasuk suara dalam pemilihan,
mengenakan kemeja dan celana panjang atau menerima pendidikan sekuler.
Pada Januari 2015, mereka mulai melakukan pembantaian mematikan di Baga, sebuah kota di utara-
timur dari Nigeria. Sebanyak 2.000 orang tewas, menurut Amnesty International.
Tahun lalu, Boko Haram menculik ratusan mahasiswa, termasuk lebih dari 200 anak sekolah hilang
sampai sekarang. Kelompok ini dilaporkan telah menggunakan perempuan dan gadis-gadis muda
sebagai 'bom manusia' dalam serangan. Boko Haram menguasai sekitar 20.000 mil persegi wilayah
di utara-timur Nigeria, The Telegraph melaporkan pada bulan Januari.
JI telah berubah menjadi kelompok-kelompok sempalan seperti Jemaah Ansharut Tauhid (JAT).
Tahun lalu, otoritas keamanan Malaysia mengidentifikasi empat kelompok teror baru, dikenal dengan
14
Modul Hukum dan Etka WPPE
akronim mereka BKAW, BAJ, Dimzia dan ADI. Sebagian besar mereka telah berjanji setia kepada
ISIS.
9. Abu Sayyaf
Abu Sayyaf, sebuah geng kriminal yang beroperasi di Sulu, sering melakukan penculikan untuk uang
tebusan di sepanjang pantai Sabah dan perairan sekitarnya.
Didirikan pada tahun 1990-an dengan uang dari al-Qaeda, kelompok yang berbasis di pulau Basilan
dan Sulu, telah disalahkan atas serangan teror terburuk dalam sejarah Filipina, termasuk pemboman
dan penculikan massal orang Kristen dan orang asing.
Kelompok ini telah lama memiliki hubungan dengan al-Qaeda dan baru-baru ini berjanji setia kepada
ISIS.
10. Lashkar-e-Taiba
Kelompok militan Pakistan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang bertanggung jawab atas serangan Mumbai
2008 yang menewaskan 166 orang.
Sejak serangan itu, laskar ini telah menjadi organisasi yang lain, Jamaat-ud-Dawa (Jud) sebagai
organisasi yang terdepan. The Jud mengklaim sebagai organisasi untuk amal kemanusiaan, dan
terus beroperasi secara terbuka di Pakistan.
Bahan Diskusi:
Apakah Penyedia Jasa Keuangan cukup menggunakan informasi terkait PMN yang
disediakan oleh bank? Apakah pengaturannya sudah setara? Sejauh mana efektivitas
penerapan Prinsip Mengenal Nasabah di Pasar Modal berdasarkan risiko nasabah?
DAFTAR ISTILAH
Uji Tuntas Nasabah (Customer Due Diligence) yang selanjutnya disingkat CDD adalah:
Kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan di
Sektor Pasar Modal untuk memastikan transaksi sesuai dengan profil, karakteristik, dan/atau pola transaksi
Nasabah.
Orang yang Populer Secara Politis (Politically Exposed Person) yang selanjutnya disebut PEP adalah:
Orang yang memiliki atau pernah memiliki kewenangan publik, diantaranya adalah Penyelenggara Negara,
dan/atau orang yang tercatat atau pernah tercatat sebagai anggota partai politik yang memiliki pengaruh
terhadap kebijakan dan operasional partai politik, baik yang berkewarganegaraan Indonesia maupun yang
berkewarganegaraan asing.
Nasabah adalah:
15
Modul Hukum dan Etka WPPE
Pihak yang menggunakan jasa Penyedia Jasa Keuangan di Sektor Pasar Modal dalam rangka kegiatan
investasi diPasar Modal baik diikuti dengan atau tanpa melalui pembukaan rekening Efek.
Negara yang Berisiko Tinggi (High Risk Countries) adalah negara atau teritori yang potensial digunakan
sebagai:
a) Tempat terjadinya atau sarana Pencucian Uang;
b) Tempat dilakukannya tindak pidana asal (predicate offense); dan/atau
c) Tempat dilakukannya aktivitas Pendanaan Terorisme.
Daftar Peraturan
No Keterangan
POJK No. 22/POJK.04/2014 Prinsip Mengenal Nasabah Oleh Penyedia Jasa Keuangan di Sektor
Pasar Modal
16
Modul Hukum dan Etka WPPE