Penetapan Prioritas Pengukuran Mutu Pelayanan
Penetapan Prioritas Pengukuran Mutu Pelayanan
Nomor :
TENTANG
PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU PELAYANAN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA
TAHUN 2019
4431;
Medis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Ditetapkan di Karubaga
Pada Tanggal ………………..
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARUBAGA
Metodologi Concurent
pengumpulan data
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Frekuensi analisis Bulanan
data
Metodologi analisis Membandingkan dengan standar
data
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Metodologi Retrospektive
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Metodologi Retrospektive
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Standar pencapaian ≤ 5%
Definisi Operasional Pengisian identitas pada gelang pasien adalah petugas memasang
dan menulis identitas pada gelang pasien terdiri dari nama lengkap,
tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis.
Tujuan
Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Dasar Pemikiran Identifikasi pasien secara tepat dan benar sangat penting dilakukan
untuk mencegah kesalahan (error) yang langsung berdampak
kepada keselamatan pasien. Kesalahan identifikasi pasien membuka
peluang kesalahan tindakan atau kesalahan pemberian obat.
Numerator Jumlah pasien dengan gelang yang berisi empat identitas (nama
(pembilang) lengkap, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis)
Denominator
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
(penyebut)
Formula Jumlah pasien dengan gelang identitas (nama
lengkap, Tanggal lahir, alamat dan nomor rekam
medis)
x 100%
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
Frekuensi Mingguan
pengumpulan data
Kriteria :
a. Inklusi Semua pasien terpasang kateter vena line perifer.
b. Eksklusi Pasien dengan pemasangan kateter ven aline perifer
dari luar rumah sakit
Numerator Jumlah kejadian Plebitis dalam 1 bulan
(pembilang)
Denominator Jumlah lama hari pemasangan kateter ven aline perifer
(penyebut) dalam 1 bulan
Metodologi Concurrent
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Metodologi Retrospektive
pengumpulan data
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Definisi Operasional Infeksi pasca operasi adalah infeksi yang terjadi pada
daerah insisi operasi dalam waktu 30 hari tanpa
implant dan 1 tahun dengan implant pasca bedah.
Kriteria :
a. PUS keluar dari luka Operasi / drain yang
dipasang di atas fascia.
b. Biakan positif dari cairan yang keluar dari luka
atau jarin gan yang diambil secara aseptik.
c. Sengaja dibuka oleh doikter karena terdapat tanda
peradangan kecuali hasil biakan negatif ( paling
sedikit terdapat 1 dari tanda infeksi berikut ini :
Nyeri, Bengkak lokal, Kemerahan dan hangat
lokal).
d. Dokter yang menangani menyatakan terjadi
infeksi.
Kriteria :
a. Inklusi Pasien infeksi daerah operasi dengan tindakan operasi
di RSUD Karubaga.
b. Eksklusi Pasien prosedur sirkumsisi : stict abses
Dimensi mutu 1. Efektifitas
2. Keamanan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Standar pencapaian ≤ 2%
Formula
Metodologi pengumpulan
data
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Definisi Operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp,OG, dokter
umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang
kompeten
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Keselamatan
Efisiensi
Numerator (pembilang) Jumlah persalinan dengan seksio cesaria citoyang ditangani lebih
dari 30 menit dari sejak diputuskan oleh DPJP
x 100%
Control chart
Standar pencapaian ≤ 20 %
Keselamatan
Efisiensi
x 100%
Control chart
Standar pencapaian ≤ 20 %
Penanggung jawab Tim PONEK, Kepala Ruang Bersalin, Kepala Ruang UTD
External
9. Indikator Angka Kematian Ibu
Definisi Operasional kematian ibu adalah kemtian ibu hamil, melahirkan, dan nifas
baik karena penyebab langsung maupun tidak langsung.
Jumlah kelahiran hidup adalah jumlah kelahiran dimana bayi
lahir hidup.
Numerator (pembilang)
Denominator (penyebut)
x 100.000
Standar pencapaian
External
Indikator Angka Kematian Bay
Definisi Operasional
Tujuan
Numerator (pembilang)
Denominator (penyebut)
Formula
Metodologi pengumpulan
data
Cakupan datanya
Standar pencapaian
External
19. Indikator Angka Kejadian tidak dilakukannya inisiasi
menyusui dini
Definisi Operasional
Tujuan
Numerator (pembilang)
Denominator (penyebut)
Formula
Metodologi
pengumpulan data
Cakupan datanya
Standar pencapaian
External
20. Indikator Ketersediaan tim penanggulanagan bencana
Definisi Operasional Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah
sakit dengan tujuan untuk penanggulangan akibat bencana yang
mungkin terjadi sewaktu - waktu
Tujuan Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan
penanggulangan bencana
Dimensi mutu 1. Keselamatan
2. Efektifitas
Dasar Pemikiran Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/menkes/sk/ii/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah
sakit
Numerator (pembilang) Jumlah Tim penanggulangan bencana yang ada di rumah sakit
Denominator (penyebut)
Formula
Metodologi pengumpulan
data
Cakupan datanya
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
Publikasi data o Internal
o External
21. Indikator Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat
BLS/PPGD/GELS/ALS
Definisi Operasional Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah
memiliki sertifikat pelatihanBLS/PPGD/GELS/ALS
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam
bidang ke gawat daruratan
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Cakupan datanya
Definisi Operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumah
sakit sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang akan
diberikan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu
segera memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat
Dimensi mutu 1. Akses
2. Keselamatan
Dasar Pemikiran Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/menkes/sk/ii/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah
sakit
Numerator (pembilang) Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka
Cakupan datanya
Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan
pelayanan selama 24 jam penuh
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Rumah
Sakit
Dimensi mutu Keterjangkauan
Cakupan datanya
Definisi Operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24
jam sejak pasien datang
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat
Dimensi mutu 1. Efektifitas
2. Keselamatan
Dasar Pemikiran Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/menkes/sk/ii/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah
sakit
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam sejak pasien
datang
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat
Cakupan datanya
Definisi Operasional Pemberi pelayanan intensif adalah dokter Sp.An dan dokter
spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani, perawat D3 dengan
sertifikat perawat mahir ICU/setara
Tujuan Tersedianya pelayanan intensif tenaga yang kompeten
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang sesuai dengan kasus
yang ditangani, perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir
ICU/setara yang melayani pelayanan perawatan intensif
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang melayani perawatan
intensif
Cakupan datanya
Standar pencapaian - Dokter Sp. Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus
yang ditangani
- 100% perawat minimal D3 dengan sertifikat perawat mahir
ICU / setara D4
Penanggung jawab Komite medic/mutu
Publikasi data o Internal
o Eksternal
26. Indikator Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam
Definisi Operasional Pasien kembali keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan
kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus
yang sama < 72 jam dalam 1 bulan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan
Cakupan datanya
Standar pencapaian ≤ 3%
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei
(dalam prosen)
Denominator (penyebut) Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Cakupan datanya
Standar pencapaian ≥ 80 %
Definisi Operasional Pelaksanaan asesmen pra sedasi dan pra anastesi adalah penilaian
terhadap pasien yang akan dianastesi tentang rencana anastesi
sebelum pasien dilakukan tindakan anastesi, yang ditulis dalam
rekam medis
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral
terhadap keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Formula Jumlah pasien yang dilakukan asesmen sedasi dan pra anastesi
sebelum tindakan anastesi yang tercatat direkam medis
X 100%
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan anastesi
Metodologi pengumpulan Sensus harian
data
Definisi Operasional Pelaksanaan Asesmen Pra Bedah adalah dilakukannya asesmen pra
bedah oleh DPJP sebelum dilakukan tindakan bedah yang tercatat
direkam medis
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral
terhadap keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Formula Jumlah pasien yang dilakukannya asesmen pra bedah oleh DPJP
sebelum dilakukan tindakan bedah yang tercatat direkam medis
X 100%
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan bedah
Metodologi pengumpulan Sensus harian
data
Cakupan datanya
Definisi Operasional Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang
terjadi akibat transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi
akibat transfusi, hemolisi akibat golongan darah tidak sesuai, atau
gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian transfusi darah
Tujuan Tergambarnya manajemen risiko pada UTD
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah kejadian reaksi transfusi dalam 1 bulan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi dalam satu bulan
Cakupan datanya
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang
Standar pencapaian 0%
Dasar Pemikiran Permenkes 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya oleh dokter spesialis
patologi klinik dalam satu bulan.
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan
Definisi Operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu
mulai pasien di foto sampai dengan menerima hasil yang sudah
diekspertisi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Cakupan datanya
Standar pencapaian ≤ 3%
Definisi Operasional Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak
dapat dibaca.
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen
Cakupan datanya
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
Cakupan datanya
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu
mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat
racikan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Cakupan datanya
Definisi Operasional Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah
sakit
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Definisi Operasional Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak
dimakan oleh pasien (sesuai dengan pedoman asuhan gizi rumah
sakit)
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Standar pencapaian 0%
Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan rawat jalan
oleh tenaga spesialis jam buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja
kecuali jum’at
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja
di rumah sakit
Dimensi mutu Akses
Cakupan datanya
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien
mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di
setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Dimensi mutu Akses
Cakupan datanya
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik
yang dilaksanakan di rumah sakit. Ketersediaan pelayanan rawat
jalan untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi dari
rumah sakit tersebut
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang minimal
harus ada di rumah sakit
Dimensi mutu Akses
Formula
Metodologi pengumpulan
data
Cakupan datanya
Standar pencapaian Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah
Definisi Operasional Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di rumah sakit
yang dilayani oleh dokter spesialis (untuk rumah sakit pendidikan
dapat dilayani oleh dokter PPDS sesuai dengan special privilege
yang diberikan)
Tujuan Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten
Cakupan datanya
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis
TB dalam 3 minggu
Denominator (penyebut) Jumlah penegakan diagnosis TB dalam 3 bulan
Cakupan datanya
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 129 tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Numerator (pembilang) Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan
Cakupan datanya
54. Indikator Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi
DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah
pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan
tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up
pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan
obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn
tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang
diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan
nasional
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasein tuberkulosis
dengan strategi DOTS
Dimensi mutu 1. Akses
2. Efisiensi
Dasar Pemikiran Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
129/menkes/sk/ii/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah
sakit
Numerator (pembilang) Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani
dengan strategi DOTS
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di
rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang di program rehabilitasi medik dalam 3
bulan
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Cakupan datanya
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Numerator
(pembilang)
Denominator
(penyebut)
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Dasar Diagnosis :
Adanya bukti secara radiologis adalah jika ditemukan > 2
foto serial : infiltrat baru atau progres yang menetap;
konsolidasi; kavitasi; pneumatoceles pada bayi berumur < 1
tahun
Kriteria :
a. Inklusi Pasien yang menggunakan ventilator > 48 jam.
b. Eksklusi Pasien dengan riwayat Pneumonia sebelumnya.
Definisi Operasional Pelaksanaan Surgical Safety Check List adalah dilakukannya sign
in, time out, sign out pada pasien yang dilakukan tindakan operasi
dengan anastesi, yang tercatat direkam medis
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral
terhadap keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Formula Jumlah pasien yang dilakukannya sign in, time out, sign out pada
pasien yang dilakukan tindakan operasi dengan anastesi
X 100%
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan bedah
Metodologi pengumpulan Sensus harian
data
Definisi Operasional Pemantauan Diskrepansi Diagnosis Pre dan Post Operasi adalah
pemantauan terjadinya perbedaan yang signifikan antara diagnosis
pra dan post anastesi yang bukan karena tingkat keparahan atau
perkembangan patofisiologisnya
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral
terhadap keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan pasien
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KARUBAGA