ID Analisis Biaya Manfaat Program Pembangun PDF
ID Analisis Biaya Manfaat Program Pembangun PDF
e-mail : 1)ladiez_asti@yahoo.co.id
ABSTRACT
Food Estate Development Program is an investment project on food cropsubsector in the form of business
activities with large-scale cultivation (> 25 ha), especially rice commodities. The present study aims to
analyze economic feasibility of Food Estate Development Program. The methode used to answer the research
was NPV, IRR, BCR, Pay Back Period and sensitivity analysis. The results show that the NPV is positive
amounted 153.761,83 billions rupiah, IRR of 63%, BCR of 1,25, Pay Back Period of 8 years and the
sensitivity analysis of sensitive to changes in prices of inputs and outputs. From the above considerations
investment criteria, indicates that program is economically feasible.
Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate… Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara
80 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90
yang dimiliki Kalimantan Barat cukup besar, Berdasarkan rumusan masalah di atas,
saat ini mencapai 1,298 juta ha berupa lahan maka pertanyaan pada penelitian ini adalah
sawah sebesar 546.594 ha dan lahan kering bagaimana kelayakan ekonomi Program
sebesar 751,96 ribu ha. Lahan sawah baru Pembangunan Food Estate di Kalimantan
digunakan sekitar 245 ribu ha sedangkan Barat. Adapun tujuan penelitian ini adalah
lahan kering sekitar 180 ribu ha, artinya menganalisis kelayakan ekonomi Program
terdapat sekitar 873 ribu ha lahan pertanian Pembangunan Food Estate di Kalimatan Barat.
yang masih belum digunakan sehingga
Kalimantan Barat sangat berpotensi sebagai
wilayah pengembangan investasi Program METODE PENELITIAN
Pembangunan Food Estate. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Suatu program tertentu dapat efektif, Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi
efisien dan mencukupi apabila biaya dan Kalimantan Barat khususnya pada lokasi
manfaat terdistribusi secara merata (Hicks pelaksanaan Food Estate yaitu meliputi
dalam Bellinger 2007). Besarnya kecilnya Kecamatan Matan Hilir Selatan, Matan Hilir
manfaat yang diperoleh dari sejumlah biaya Utara, dan Muara Pawan di Kabupaten
yang dikeluarkan akan menjadi suatu per- Ketapang dan waktu penelitian dilakukan
timbangan dalam membentuk pertumbuhan pada bulan Juni - Juli 2015.
ekonomi suatu daerah sehingga menjadi
penentuan strategi kebijakan dan rekomenda-
JENIS DAN SUMBER DATA
si bagi keberlanjutan program pembangunan
ini dimasa yang akan datang karena Data yang digunakan dalam penelitian
menyangkut harapan dan tujuan yang ingin ini merupakan data primer berupa informasi
dicapai melalui Program Pembangunan Food yang berkaitan dengan produksi, operasional
Estate. Sebagai pilot project di Provinsi dan investasi serta data lain-lain yang
Kalimantan Barat, informasi mengenai biaya menggambarkan biaya dan manfaat ekonomi
dan manfaat serta dampak perekonomian bagi petani dan masyarakat yang diperoleh
daerah dari keberadaan program pem- dari responden. Data sekunder meliputi Tabel
bangunan food estate daerah masih terbatas. Input Output Provinsi Kalimantan Barat
Pada dasarnya pemerintah daerah telah Tahun 2012 klasifikasi 27 sektor, PDRB,
melakukan analisis biaya manfaat terhadap tenaga kerja, dokumen-dokumen Food Estate
Program Pembangunan Food Estate di Kalimantan Barat dan data pendukung
Kalimantan Barat, namun analisis yang di- lainnya. Data diperoleh dari Dinas Tanaman
lakukan menggunakan pendekatan finansial. Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat,
Analisis finansial menggambarkan bahwa Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
program menguntungkan bagi individu atau Kabupaten Ketapang, BPS Provinsi Kali-
kelompok tertentu yang berpengaruh besar mantan Barat, BPS Kabupaten Ketapang, serta
terhadap kepemilikan modal sehingga belum instansi terkait lainnya. Pengumpulan data
menggambarkan keuntungan bagi masya- terhadap key person menggunakan metode
rakat banyak khususnya petani (Gittinger wawancara mendalam, sedangkan terhadap
1986). Maka sangat penting dilakukan analisis petani pemilik lahan dan masyarakat
biaya manfaat dengan pendekatan analisa dilakukan wawancara dengan instrumen
ekonomi pada Program Food Estate karena kuisioner.
pada analisis ini mempertimbangkan per-
ekonomian masyarakat sebagai dampak ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT
keberadaan Program Food Estate yang meng-
Analisis biaya manfaat dilakukan untuk
gambarkan kelayakan ekonomi dimana
mengetahui kelayakan ekonomi dari ke-
manfaat bagi orang banyak menjadi tujuan
beradaan program food estate. Kriteria utama
utama dalam analisis ini.
Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90 81
∑
1
BCR BCR > 1
∑
1
.
yang digunakan (Tabel 2) adalah Net Present PBP > 5 tahun, artinya Program food Estate
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan tidak layak dilaksanakan
Net Benefit Cost Ratio (Net BCR). Jika nilai NPV PBP < 5 tahun, artinya Program food Estate
layak dilaksanakan
> 0, Net BCR > 1, dan IRR >i, maka proyek food
estate dianggap layak. Kemudian sebagai
pertimbangan lebih lanjut dinilai berdasarkan ANALISIS SENSITIVITAS
nilai Pay Back Period dan dilakukan analisis Analisis sensitivitas dilakukan untuk
sensitivitas untuk melihat kepekaan proyek melihat kelayakan proyek bila terjadi
terhadap perubahan-perubahan harga output perubahan pada penerimaan dan biaya.
dan input. Menurut Bahasoan (2005) variabel-variabel
yang berubah ditentukkan batasnya sehingga
PAY BACK PERIOD diketahui toleransi perubahan setiap variabel
yang masih menghasilkan keputusan
Pada penelitian ini, umur ekonomis
kelayakan pada proyek jika diketahui proyek
Program Food Estate direncanakan selama 20
itu layak, hal ini penting didasarkan pada
tahun dan lama pinjaman 5 tahun dengan
proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak
asumsi arus kas per tahun jumlahnya
ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi
berbeda. Maka rumus yang digunakan adalah
di masa yang akan datang. Maka pada
sebagai berikut (Ibrahim 2003) :
penelitian ini diasumsikan variabel-variabel
yang berubah adalah harga output (beras),
PBP = 1
biaya bibit dan upah tenaga kerja.
Dimana:
N = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas
masih belum bisa menutup investasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
mula-mula ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
a = Jumlah investasi mula-mula PROGRAM FOOD ESTATE
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke
Deskripsi Proyek
n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke Program Pembangunan Food Estate
(n+1) adalah proyek investasi pada sub sektor
tanaman pangan dalam bentuk kegiatan
Kriteria :
Proyek akan dilaksanakan apabila masa usaha budi daya tanaman skala luas (> 25 Ha)
pengembalian investasi lebih cepat dari lama yaitu komoditi padi yang dilakukan dengan
pinjaman. konsep industri yang berbasis ilmu
Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate… Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara
82 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90
pengetahuan, modal, serta organisasi dan petani terlibat sebagai pemilik lahan dan
manajemen modern. Pembangunan proyek terlibat sebagai tenaga kerja.
investasi ini dimulai dengan pembukaan
lahan dan pencetakan sawah serta Identifikasi Manfaat dan Biaya
pembangunan infrastruktur pertanian berupa
Manfaat proyek pada penelitian ini
jaringan irigasi dan jalan usaha tani (JUT).
terdiri dari manfaat berwujud (tangibel benefit)
Investasi pembangunan ini dilakukan
dan manfaat tak bewujud (intangible benefit).
secara bertahap yang dimulai dengan
Manfaat berwujud merupakan manfaat nyata
pembukaan dan pencetakan lahan sawah
yang secara langsung mempengaruhi
seluas 4.482,39 Ha, pembangunan jaringan
profitabilitas perusahaan dan mengakibatkan
irigasi sepanjang 991,79 km, pembangunan
biaya secara langsung, sedangkan manfaat tak
jalan usaha tani sepanjang 3,78 km,
berwujud merupakan manfaat yang tidak
pembangunan gudang penyimpanan serta
timbul secara langsung yang dan sulit diukur
pembangunan kantor yang mulai dilakukan
secara moneter (Murphy dan Simon 2002).
pada tahun 2011.
Manfaat berwujud pada penelitian ini berupa
Kegiatan penanaman dimulai pada
hasil produksi (beras) yang merupakan
tahun 2012 dengan luas penanaman 1.407,59
manfaat langsung dari Program Food Estate,
Ha pada tahun pertama kemudian meningkat
sedangkan manfaat tak berwujud berupa
menjadi 1.586,86 Ha pada tahun kedua hingga
peningkatan kesempatan kerja, peningkatan
mencapai seluas 4.482,39 Ha pada tahun
aktivitas UPJA, peningkatan pendapatan
ketiga dan tahun ke empat dengan indeks pe-
petani dan pedagang lokal sekitar proyek.
nanaman 3 kali musim tanam dalam setahun.
Umur proyek ekonomis adalah 20 tahun yaitu
1. Hasil Produksi
tahun 2011 sampai 2029 yang ditentukan
Hasil produksi pada penelitian ini me-
berdasarkan kemampuan infrastruktur.
rupakan jumlah beras yang dihasilkan proyek
Lokasi Proyek Food Estate terletak di
dikali dengan harga beras per kg. Jumlah
Kabupaten Ketapang yang meliputi Ke-
beras yang dihasilkan merupakan jumlah
camatan Matan Hilir Selatan, Matan Hilir
produksi selama tiga tahun yaitu dari tahun
Utara, Delta Pawan dan Muara Pawan dengan
kesatu hingga tahun ketiga. Pola penanaman
alasan potensi lahan pertanian sangat mema-
padi pada program ini menggunakan intensi-
dai. Proyek pembangunan ini dilaksanakan
tas penanaman 300 persen dengan penge-
dengan tujuan dalam rangka menciptakan
lolaan sistem pertanian tanaman terpadu.
ketahanan pangan dengan melibatkan petani
Teknis budidaya tanaman berdasarkan
dan masyarakat lokal secara langsung
rentang waktu tanam yang tepat terhadap
sehingga menciptakan kesempatan kerja bagi
pertumbuhan tanaman padi dimana cara
petani dan masyarakat lokal. Sistem kerja
pengolahan tanah, penggunaan varietas
samanya melibatkan kerjasama antara
unggul, dosis pemupukan berdasarkan
pemerintah, BUMN dan petani dimana,
rekomendasi yang telah ditentukan dan
BUMN berperan sebagai investor dan
mengkondisikan lahan untuk mencapai
mengelola kegiatan ini sepenuhnya,
produktivitas yang optimal serta meng-
pemerintah berperan dalam memfasilitasi
gunakan mekanisasi penuh.
pembebasan lahan dan mendukung pem-
bangunan sebagian infrastruktur sedangkan
Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90 83
Tabel 4. Peningkatan Kesempatan Kerja Sebelum dan Sesudah Program Food Estate (Milyar
Rupiah)
Periode Sebelum proyek Sesudah Proyek Nilai Peningkatan
Tahun 1 4.823,63 6.890,91 2.067,27
Tahun 2 4.278,71 6.112,44 1.833,73
Tahun 3 12.640,37 18.057,67 5.417,30
Perhitungan hasil produksi pada pada proyek food estate. Keberadaan proyek
Program Food Estate dari tahun kesatu hingga merupakan salah solusi dalam penyediaan
tahun ketiga secara rinci ditampilkan pada tenaga kerja bagi masyarakat lokal khususnya
Tabel 3. bagi masyarakat yang selama ini hanya
berprofesi sebagai petani. Hal ini terlihat dari
2. Peningkatan Kesempatan Kerja jawaban respoden yang menyatakan bahwa
Kesempatan kerja pada penelitian ini sebelum adanya proyek hanya bekerja
dinilai dari curahan waktu bekerja petani separuh waktu yaitu kurang dari 8 jam dalam
yang dihitung dalam satuan Hari Orang Kerja sehari.
(HOK). Menurut Bahasoan (2010) kesempatan
kerja dapat dilihat dari seberapa besar 3. Peningkatan aktivitas UPJA
penggunaan tenaga kerja yang diserap oleh Manfaat peningkatan aktivitas UPJA
proyek dengan pendekatan curahan waktu yang ditampilkan pada Tabel 5, dianalisis
kerja untuk masing-masing tenaga kerja. berdasarkan intensitas pelayanan UPJA.
Manfaat dari peningkatan kesempatan kerja UPJA adalah suatu lembaga ekonomi
dinilai berdasarkan selisih curahan waktu perdesaan yang bergerak di bidang pelayanan
bekerja petani sebelum adanya proyek food jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan
estate dan sesudah adanya proyek food estate alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan
yang dihitung berdasarkan upah yang keuntungan usaha baik di dalam maupun di
diterima per HOK. luar kelompok tani/gapoktan.
Jumlah tenaga kerja yang butuhkan pada Intensitas pelayanan UPJA pada pene-
usahatani padi ini tergantung luas lahan yang litian ini dianggap sebagai salah satu manfaat
digarap dan intensitas tanam yang dilakukan. keberadaan proyek dalam hal peningkatan
Secara keseluruhan kegiatan usahatani padi aktivitas UPJA. Hal ini dikarenakan adanya
pada proyek ini menyerap tenaga kerja total peluang usaha pada desa yang dapat
sebesar 50 HOK per Ha per musim tanam dimaksimalkan melalui keberadaan proyek.
dengan upah yang berlaku pada daerah Intensitas pelayanan UPJA dirasakan meng-
penelitian yaitu Rp50.000 perhari untuk alami peningkatan dengan adanya proyek
tenaga kerja pria dan Rp45 000 per hari untuk karena adanya permintaan jasa UPJA dari
wanita dengan waktu bekerja selama 7- 8 jam proyek yang pada akhirnya memberikan
per hari. keuntungan pada UPJA.
Peningkatan kesempatan kerja dinilai Adanya peningkatan intensitas peng-
berdasarkan jawaban responden yaitu gunaan UPJA dapat mendorong peningkatan
masyarakat lokal yang terlibat langsung peran petani dalam menumbuhkan aktivitas
sebagai tenaga kerja dalam usahatani padi perekonomian perdesaan. Keterlibatan petani
Tabel 5. Peningkatan Aktivitas UPJA Sebelum dan Sesudah Program Food Estate (Milyar
Rupiah)
Periode Sebelum Proyek Sesudah Proyek Selisih
Tahun 1 1.074,91 1.653,71 578,79
Tahun 2 2.403,19 3.697,22 1.294,02
Tahun 3 4.027,84 6.196,68 2.168,83
Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate… Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara
84 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90
sebagai pengurus dan operator alsintan dalam dikarenakan sebagian besar lahan yang
organisasi UPJA merupakan salah satu digunakan proyek adalah lahan tidur, petani
sumber penghasilan bagi petani, sehingga pemilik. Keterbatasan biaya dan tenaga serta
peningkatan intensitas penggunaan UPJA waktu menyebabkan sebagian dari lahan
akan memberi dampak pada pendapatan pertanian milik petani tidak dimanfaatkan
sebagian petani. Selain itu, peningkatan secara maksimal sehingga tidak memberikan
intensitas penggunaan UPJA dapat mening- sumber pendapatan bagi petani sebelumnya.
katkan perputaran uang di dalam unit usaha Peningkatan hasil produksi merupakan
UPJA sehingga terjadi peningkatan pen- salah satu tujuan Program Food Estate yang
dapatan atau keuntungan dalam UPJA. disebabkan adanya perluasan lahan garapan
Peningkatan keuntungan tersebut digunakan sehingga akan mendorong peningkatan
pengurus untuk membiayai perawatan pendapatan bagi pemiliknya dalam hal ini
alsintan, biaya operator dan pengadaan adalah petani pemilik lahan. Menurut Goshal
alsintan yang baru, sehingga jumlah alsintan (2014), pada tingkat makro, produksi dapat
yang tersedia akan bertambah. Dengan ditingkatkan dengan baik hanya dengan per-
demikian akan mendorong produktivitas luasan areal dan peningkatan produktivitas,
usahatani dan usahatani menjadi lebih efisien sehingga akan mendorong peningkatan hasil.
yang diakibatkan ketersediaan alsintan. Hal Peningkatan pendapatan pedagang lokal
ini dipertegas oleh hasil penelitian Rachmat sesudah proyek terlihat dari jumlah orang
dalam Mayrowani (2012) yang menyatakan yang belanja dan jumlah pendapatan yang
bahwa keberadaan UPJA menghemat biaya diperoleh semakin meningkat. Berdasarkan
produksi sebesar 27 persen, sehingga usaha hasil wawancara, pertambahan jumlah
tani menjadi lebih efisien. permintaan berasal dari orang-orang yang
Jenis alsintan yang disediakan UPJA terlibat langsung dalam proyek baik tenaga
dalam Program Food Estate adalah hand traktor, kerja dari dalam mapun luar daerah. Adanya
tresher, mesin pengering dan mesin peng- proyek menyebabkan mobilitas orang masuk
giling dimana penggunaanya dengan sistem dan keluar proyek meningkat sehingga
sewa. mempengaruhi jumlah barang yang dibutuh-
kan juga semakin tinggi pada daerah sekitar
4. Peningkatan Pendapatan proyek. Adapun bentuk barang yang per-
Peningkatan pendapatan pada penelitian mintaannya meningkat adalah sembako,
ini meliputi pendapatan petani pemilik lahan makan ringan, minuman, rokok dan bensin.
dan pedagang yang berada disekitar proyek. Meskipun peningkatan jumlah permintaan
Peningkatan pendapatan petani pemilik tidak meningkat tajam, namun terjadi
dalam penelitian ini merupakan pendapatan pertambahan jumlah permintaan yang dapat
yang dihasilkan dari lahan yang digunakan memberikan keuntungan bagi pedagang
proyek dan merupakan manfaat yang sekitar proyek sehingga dapat dinilai sebagai
diperoleh ketika adanya proyek. Hal ini manfaat keberadaan proyek secara tidak
dikarenakan sebagian besar lahan yang langsung.
digunakan proyek adalah lahan tidur dimana Biaya pada Program Food Estate merupa-
sebelum adanya proyek lahan tersebut tidak kan total pengeluaran untuk membiayai
menghasilkan produk bagi petani. Hal
Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90 85
Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate… Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara
86 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90
Tabel 7. Cash Flow Program Food Estate Provinsi Kalimantan Barat Tahun ke 0 – Tahun ke 20
(Juta Rupiah)
Tahun Total Penerimaan Total Biaya Net Benefit
0 0 14. 184,26 (14.184,26)
1 12.771,09 49.394,83 (36.623,74)
2 59.234,78 27.310,90 31.923,88
3 157.995,64 117.461,98 40.533,67
4 157.995,64 117.461,97 40.533,67
5 157.995,64 117.461,97 40.533,67
6 157.995,64 117.461,97 40.533,67
7 157.995,64 117.461,97 40.533,67
8 157.995,64 117.461,97 40.533,67
9 157.995,64 117.461,97 40.533,67
10 157.995,64 117.461,97 40.533,67
11 157.995,64 117.461,97 40.533,67
12 157.995,64 117.461,97 40.533,67
13 157.995,64 117.461,97 40.533,67
14 157.995,64 117.461,97 40.533,67
15 157.995,64 117.461,97 40.533,67
16 157.995,64 117.461,97 40.533,67
17 157.995,64 117.461,97 40.533,67
18 157.995,64 117.461,97 40.533,67
19 157.995,64 117.461,97 40.533,67
20 157.995,64 117.461,97 40.533,67
dan Rp40.533,67 milyar pada tahun ketiga. merupakan barang ekspor yaitu pupuk urea
Sedangkan pada tahun berikutnya penerima- dan juga barang impor yaitu NPK. Sedangkan
an diasumsikan meningkat sebesar 15 persen harga bayangan untuk tenaga kerja lebih
setiap lima tahun dari total penerimaan rendah dari tingkat upah yang berlaku,
sebelumnya yang disebabkan kenaikan harga karena di negara berkembang masih terdapat
beras. banyak pengangguran, menyebabkan tingkat
Harga yang digunakan untuk menilai upah yang dibayarkan tidak mencerminkan
output atau hasil produksi beras dari tahun nilai yang sebenarnya (bukan nilai marjinal
kesatu sampai tahun ketiga berbeda setiap tenaga kerja) dan harus lebih rendah dari
tahunnya, hal ini dikarenakan harga yang tingkat upah pasarnya. Harga bayangan
digunakan adalah harga bayangan yang tenaga kerja yang ditetapkan untuk tenaga
(shadow prices), yaitu harga yang meng- kerja tidak terdidik seperti tenaga kerja yang
gambarkan nilai ekonomi yang sesungguh- berasal dari daerah penelitian ini merupakan
nya. Harga bayangan beras lebih tinggi pengangguran tak kentara. Penentuan upah
dibandingkan dengan harga pasar dikarena- tenaga kerja bayangan adalah sebesar 80
kan beras merupakan barang tradable sehing- persen dari harga yang berlaku. Sedangkan
ga menggunakan harga CIF (cost insurance untuk harga benih dan pestisida, harga pasar
freight) ditambah dengan biaya tataniaga yang dan harga bayangan sama.
terlebih dahulu dikonversikan ke dalam nilai Kelayakan ekonomi Program Food Estate
tukar rupiah. pada penelitian ini berdasarkan hasil
Demikian juga dengan harga input perhitungan dengan kriteria NPV, BCR, IRR
seperti pupuk dan tenaga kerja penentuan dan Pay Back Period serta analisis sensitivitas.
harganya menggunakan harga bayangan. Perhitungan kelayakan dilakukan dengan
Harga pupuk pada penelitian ini berbeda memperhatikan manfaat bersih yang dinilai
dengan harga sesungguhnya karena pupuk dalam nilai sekarang (Present Value). Present
Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90 87
Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate… Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara
88 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90
Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate…
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90 89
Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate… Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara
90 Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 4 No 2, Desember 2016); halaman 79-90
Asti, Dominicus Savio Priyarsono, dan Sahara Analisis Biaya Manfaat Program Pembangunan Food Estate…