Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, Vol 4.No.

1 Juni 2018
Avaiable online at www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi
p-ISSN : 2442-6032
e-ISSN : 2598-9979

Pengaruh Karakteristik Pasien Dengan Terjadinya Adverse Drug Reaction


(ADR) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap Di Rsud Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
Nazhipah Isnani, Muliyani
Program Studi D-III Farmasi Politeknik Unggulan Kalimantan

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan menunjukkan bahwa karakteristik pasien dengan
gejala metabolik yang timbul pada diri seseorang jenis kelamin perempuan paling banyak menderita
yang disebabkan oleh adanya peningkatan DM tipe II sebanyak 18 orang ( 90%) sedangkan
glukosa darah akibat rusaknya sekresi insulin atau usia ≥55 tahun paling banyak menderita DM tipe
resistensi terhadap insulin atau keduanya. Di II sebanyak 11 orang (55%). Berdasarkan analisis
Indonesia, jumlah penyandang DM semakin tahun karakteristik pasien terhadap terjadinya ADR
juga semakin menunjukkan peningkatan yang terdapat perbedaan nilai yang signifikan pada
sangat tinggi. Pada tahun 2000, jumlah penderita jenis kelamin yaitu sebesar 0,008. Hal ini berarti
DM di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa dan bahwa jenis kelamin mempengaruhi terjadinya
diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa ADR.
pada tahun 2030 nanti. Penelitian ini bertujuan
untuk untuk mengetahui obat antidiabetes Kata kunci : Diabetes Melitus, Antidiabetes Oral,
diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat inap di Farmakovigilans, ADR
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan
untuk mengetahui karakteristik pasien yang Penulis korespondensi :
mempengaruhi kejadian ADR pada pasien rawat Nazhipah Isnani
inap yang menggunakan obat antidiabetes Program Studi D-III Farmasi Politeknik Unggulan
diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. H. Moch. Kalimantan
Ansari Saleh Banjarmasin. Hasil penelitian E-mail : nazhipah03@yahoo.com

PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) merupakan diperkirakan meningkat 4,4% di tahun
kumpulan gejala metabolik yang timbul 2030 dengan jumlah penderita yang
pada diri seseorang yang disebabkan oleh meningkat dari 171 juta jiwa pada tahun
adanya peningkatan glukosa darah akibat 2000 dan diperkirakan mencapai angka
rusaknya sekresi insulin atau resistensi 366 juta jiwa di tahun 2003 (Chek, 2004).
terhadap insulin atau keduanya (Scarano Di Asia Tenggara, prevalensi DM dari
et al., 2006). Prevalensi kejadian DM di tahun 2000-2030 diperkirakan meningkat
dunia pada seluruh kelompok usia sampai 161% dengan rincian 22,3 juta jiwa
sebanyak 2,8% pada tahun 2000 dan pada tahun 2000 dan diperkirakan 58,1
2

juta jiwa di tahun 2030 (Hossain, 2007). Di masalah lainnya terkait dengan
Indonesia, jumlah penyandang DM penggunaan obat (BPOM RI, 2012) .
semakin tahun juga semakin Beberapa publikasi menunjukkan
menunjukkan peningkatan yang sangat bahwa pengobatan antidiabetes dapat
tinggi. Pada tahun 2000, jumlah penderita menyebabkan terjadinya ADR. Salah
DM di Indonesia sebanyak 8,4 juta jiwa satunya, menurut Saravan et al (2011)
dan diperkirakan akan mencapai angka penelitian tentang ADR yang timbul
21,3 juta jiwa pada tahun 2030 nanti. Hal akibat penggunaan antidiabetik oral
tersebut mengakibatkan Indonesia berada disebutkan bahwa dari 35 sampel, 27
di peringkat keempat jumlah penderita (77,14%) ADR dialami oleh laki-laki,
DM terbanyak di dunia setelah India, sedangkan 8 (22,86%) ADR dialami oleh
China dan Amerika Serikat (Chek, 2004; perempuan. Pola resep dianalisis, diamati
For, 2008). bahwa pasien 46,7% diresepkan dengan
Penyakit diabetes tidak dapat derivat sulvonilurea, 36% dengan derivat
disembuhkan secara total namun bisa biguanid, 9,3% dengan thiazolidin dan 8%
dikendalikan dengan 2 cara, yaitu secara menggunakan kombinasi sulfonilurea dan
farmakologis dan non farmakologis. biguanid. Beberapa ADR yang timbul
Terapi farmakologi yang dapat digunakan setelah pemakaian antidiabetik oral
adalah terapi obat hipoglikemia yang diantaranya hipoglikemik, mual, muntah,
dapat digunakan secara tunggal maupun diare, kepeningan, reaksi alergi pada
kombinasi (Ayuningtyas, 2010). Intervensi kulit, Edema, iritasi gastritis, berkeringat,
farmakologis (penggunaan obat) DM sakit kepala, lemas, distensi perut dan
dapat menyebabkan terjadinya ADR susah tidur.
(Adverse Drug Reaction) (Fitriyani and Melihat realitas bahwa pengobatan
Supadmi, 2012). Salah satu usaha untuk antidiabetes menimbulkan beberapa
mengurangi kejadian yang tidak kejadian ADR. Maka perlu dilakukan
diinginkan adalah dengan studi penelitian untuk melakukan evaluasi
farmakovigilans, untuk menerapkan dengan menggali data awal tentang
farmakovigilans yang merupakan kejadian ADR yang disebabkan oleh
kegiatan tentang pendeteksian, penilaian, terapi obat antidiabetes di RSUD Dr. H.
pemahaman, dan pencegahan ADR atau Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Rumah
sakit tersebut merupakan rujukan

Isnani dan Mulyani/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(1);2018 : 1-6


3

pengobatan antidiabetes masyarakat di glukosa darah (GDP/2JPP), dan pasien


provinsi Kalimantan Selatan. menderita diabetes melitus minimal 6
Tujuan dari penelitian ini adalah bulan. Sedangkan untuk kriteria
untuk mengetahui obat antidiabetes eksklusinya adalah pasien yang hanya
diabetes melitus tipe 2 pada pasien rawat mendapat obat antidiabetes insulin
inap di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh maupun kombinasi oral dan insuln dan
Banjarmasin dan untuk mengetahui tidak memiliki data laboratorium.
karakteristik pasien yang mempengaruhi Jenis data dalam penelitian ini
kejadian ADR pada pasien rawat inap adalah data sekunder yang diambil dari
yang menggunakan obat antidiabetes catatan rekam medik untuk melihat data
diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. H. karakteristik pasien dan obat-obat yang
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. digunakan sehingga menimbulkan
terjadinya ADR. Teknik pengumpulan
METODOLOGI PENELITIAN
data yang digunakan adalah
Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan kuisoner naranjo dan
penelitian studi kasus (case control). formulir pengambilan data.
Penelitian ini bersifat non eksperimental HASIL DAN PEMBAHASAN
karena tidak memberikan intervensi Pada penelitian ini terdapat 20
kepada pasien. Pengambilan data pasien subyek penelitian yang mendapat
dilakukan secara retrospektif karena data pengobatan antidiabetes pada DM tipe
yang digunakan pada penelitian ini II dan memenuhi kriteria inklusi. Dari
diambil dengan melakukan penelusuran 20 subyek penelitian ini, diperoleh data
dokumen terdahulu, yaitu pada lembar penelitian melalui rekam medis
rekam medik pasien rawat inap periode masing-masing pasien. Data penelitian
2015. Kriteria inklusi pada penelitian ini tersebut ditulis di masing-masing
adalah pasien dewasa berusia antara 18-65 kuisoner pasien yang berisi tentang
tahun dan pasien geriatri, pasien dengan identitas pasien, pengobatan dan juga
diabetes melitus (ICD 10. E 11) yang form algoritma naranjo.
berobat di Rawat Inap RSUD Anshari Berdasarkan tabel I pada penelitian
Saleh selama periode 2015, mendapat obat ini jenis kelamin baik monoterapi
anti diabetik oral tanpa kombinasi, maupun kombinasi didominasi oleh
memiliki data laboratorium terutama data jenis kelamin perempuan, untuk

Isnani dan Mulyani/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(1);2018 : 1-6


4

monoterapi sebanyak 11 orang orang. Perbandingan dengan


(91,67%) sedangkan untuk kombinasi penelitian serupa (Triplitt et al., 2005)
terapi sebanyak 7 orang (87,5%) menunjukkan di Amerika Serikat,
sehingga secara keseluruhan jenis insidensi DM tipe 2 lebih umum
kelamin perempuan mendominasi terjadi pada perempuan dibandingkan
dalam penelitian ini sebanyak 18 laki-laki.

Tabel I. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin.


Karakteristik Monoterapi Kombinasi Jumlah
Pasien

N=12 % N=8 % N=20 %

Jenis Kelamin Laki-laki 1 7.69% 1 14.29% 2 10%

Perempuan 11 91.67% 7 87.5% 18 90%

Pada tabel II rata-rata usia pasien al., 2011; and Schectman et al., 2002)
DM tipe 2 yang menjadi subyek penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian ini
tergolong usia lanjut baik itu monoterapi rata-rata usia pasien yang dilibatkan lebih
maupun kombinasi terapi. Untuk tua, dimana pada penelitian – penelitian
monoterapi sebanyak 6 orang (60%) tersebut rata-rata usia pasien DM tipe 2
sedangkan untuk kombinasi terapi yang menjadi subyek hanya berkisar
sebanyak 5 orang (50%). Sehingga secara antara 50 sampai 55 tahun. Menurut
keseluruhan usia pasien ≥55 tahun Cantrill dan Wood (2003) insidensi
mendominasi penelitian ini sebanyak 11 diabetes melitus tipe 2 meningkat seiring
orang. Perbandingan dengan penelitian – dengan bertambahnya usia dan
penelitian lain yang serupa (Jamous et al., meningkatnya kejadian obesitas.
2011; Shams dan Barakat, 2010; Wabe et

Tabel II. Karakteristik pasien berdasarkan usia.

Karakteristik Monoterapi Kombinasi Jumlah


Pasien

N=10 % N=10 % N=20 %


Usia <55 tahun 4 40% 5 50% 9 45%
≥55 tahun 6 60% 5 50% 11 55%

Isnani dan Mulyani/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(1);2018 : 1-6


5

Penilaian farmakovigilans (reaksi cara pengelompokkan pasien berdasarkan


obat yang tidak diinginkan) berdasarkan karakteristik jenis kelamin, usia dan jenis
karakteristik pasien dilakukan dengan pengobatan seperti pada tabel III.

Tabel III. Hasil uji analisis karakteristik pasien terhadap ADR dengan chi square
Karakteristik ADR P
Pasien

Ragu-ragu Cukup Mungkin Sangat


mungkin

Jenis Kelamin 0,008*


Laki-laki 1 1
Perempuan 13 5
Usia
<55 tahun 6 3 0,522
≥55 tahun 8 1 2
Jenis Pengobatan

Monoterapi 8 1 4 0,493
Kombinasi 6 1

Keterangan : *signifikansi

Berdasarkan tabel diatas setelah hasil yang signifikan pada jenis


dianalisis diperoleh hasil bahwa jenis kelamin yaitu sebesar 0,008.
kelamin berpengaruh terhadap ADR.
Sedangkan usia dan jenis pengobatan
tidak mempengaruhi ADR. Jenis kelamin DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh terhadap ADR disebabkan Ayuningtyas, M.F., 2010, Evaluasi Drug
oleh jenis kelamin menimbulkan Therapy Problems Obat
perbedaan pada farmakokinetik dan Hipoglikemia Kombinasi pada
farmakodinamik suatu obat yaitu efek Pasien Geriatri Diabetes Mellitus
yang dapat ditimbulkan dari suatu obat. Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan
Pada wanita, absorpsi, penghambatan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
protein/reseptor, distribusi, eliminasi dan Periode Januari-Juni 2009, Skripsi,
metabolisme dipengaruhi oleh hormon Universitas Sanata Dharma,
dan fungsi pskiologi (Mahajan et al, 2012). Yogyakarta.
KESIMPULAN Bouma, M., Dekker, J.H., Van Eijik,
1. Berdasarkan karakteristik pasien : J.T.H.M., Schellevis, F.G.,
a. Jenis kelamin perempuan Kriegsman, D.M.W., Heine, R.J.,
paling banyak menderita DM (1999), Metabolic control and
tipe II sebesar 18 orang (90)%. morbidity of type 2 diabetic
b. Usia ≥55 tahun paling banyak patients in a general practice
menderita DM tipe II sebesar 11 network, Familly Practice, 16:402-
orang (55)% 406.
2. Berdasarkan analisis karakteristik
pasien terhadap ADR didapatkan

Isnani dan Mulyani/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(1);2018 : 1-6


6

BPOM RI, 2012, Pedoman Monitoring Developing ADR’s, JK Science, 14


Efek Samping Obat (MESO) bagi (1).
Tenaga Kesehatan, Direktorat
Pengawasan Distribusi Produk Shams, M.E., Barakat, E.A., 2010,
Terapetik dan PKRT, Jakarta. Measuring the rate of therapeutic
adherence among outpatients
Cantrill, J.A., Wood, J., Diabetes Mellitus, with T2DM in Egypt, Saudi
in walker, R., 2003, Clinical Pharmaceutical Journal, Vol.18,
Pharmacy and Therapeutics, 3rd Issue 4, 225-232.
edition, Churcill Livingstone, UK.
Schetman, J.M., Nadkarni, M.M., Voss,
Chek, F.W. 2004. Global prevalance of J.D, 2002, The association
diabetes-estimates for the year between diabetes metabolic
2000 and projections for 2030. control and drug adherence in an
Diabetes Care, 27, 1047-1053. indigent population, Diabetes
Care; 25: 1015-21
Fitriyani dan Supadmi, W., 2012, Evaluasi
Adverse Drug Reaction Wabe, N.T., Angamo, M.T., Hussein, S,
Antidiabetes Berdasarkan 2011, Medication adherence in
Algoritma Naranjo Di Bangsal diabetes mellitus and self-
Rawat Inap Rs Pku management practices among
Muhammadiyah Yogyakarta type 2 diabetics in Ethiopia, North
Periode Desember 2011- Januari Am J Med Sci, 3:418-423.
2012, Jurnal Ilmiah Kefarmasian,
Vol. 2, No. 2, 2012 : 205 – 213. Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley,
W.L., 2005, Diabetes Melitus
For, W.C. 2008. The role of nutrition in dalam Dipiro, JT, Talbert RI, Yee,
diabetes management: From basic to GC, Matzke GR, Wells BG, dan
recent advances. Paper presented Posey LM, (Eds),
at the meeting of Persada Pharmacotherapy : A
Conference Plenary Lecture Pathophysiologic Approach, 6 Ed.,
th

Session. Malang. Aplleton & Lange, New York,


pp.1333-1364
Hossain. 2007. Global prevalence of
diabetes estimates for the year Saravan, K., Manna, P.K., Mohanta, G.P.,
2000 and projections for 2030. and Manavalan, R., 2011, A study of
NEJM. adverse drug reaction on drugs used
in the management of type 2 diabetic
Jamous, R.M., Sweileh, W.M., Abu-Taha, mellitus, Journal of Pharmacy Research,
A.S., 2011, Adherence and 4(10),3394-3395.
satisfaction with oral
hypogycemic medication: a pilot
study in Palestine, Int J Clin
Pharm; DOI 10.1007/s11096-011-
9561-7

Mahajan, S., Tandon, V.R., Kumar, S.,


2012, Women & Risk For

Isnani dan Mulyani/Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia 4(1);2018 : 1-6

Anda mungkin juga menyukai