Anda di halaman 1dari 98

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP

PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PADANG


PARIAMAN (Studi RSUD Padang Pariaman)

SKRIPSI

Oleh
RUDI NOFRI. M
No. BP. 1110003829020

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS EKASAKTI
PADANG
2015
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP


PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PADANG PARIAMAN (Studi RSUD Padang Pariaman)

Oleh
RUDI NOFRI. M
No. BP. 1110003829020

Jurusan Ilmu Pemerintahan


Program Studi Strata Satu (S1)

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tarma, MSi Drs. M. Takdir, MSi


ABSTRAK

Rudi Nofri. M, Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Rumah


Sakit Umum Daerah Padang Pariaman (Studi RSUD Padang
Pariaman)

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No :


KEP/25M.PAN/2/2004 Tanggal: 24 Pebruari 2004) tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah
mengintruksikan pemerintah daerah atau instansi untuk menilai seberapa besar
kepuasan dari masyarakat terhadap layanan yang diberikan. RSUD Padang
Pariaman sebagai instansi pemerintah dalam pelayanan publik untuk kesehatan
masyarakat perlu melakukan kajian terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Setelah ditetapkan judul penelitian seperti di atas, maka dapat ditetapkan
berbagai persoalan yang akan diteliti yaitu : mengetahui nilai IKM terhadap
pelayanan RSUD Padang Pariaman, kendala-kendala dalam meningkatkan nilai
IKM serta mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala
meningkatkan nilai IKM tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah, dan
penelitian tidak membuat perlakuan, dalam mengumpulkan data bersifat emic,
yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti.
Dari hasil penelitian didapatkan Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) pada 14 indikator di RSUD Padang Pariaman pada umumnya berada pada
kategori baik, namun ada 4 buah indikator dimana unit layanan di RSUD Padang
Pariaman mempunyai nilai IKM dengan kategori nilai IKM kurang baik, sehingga
perlu perbaikan di setiap unit layanan tersebut. Kendala utama dalam
meningkatkan Indeks Kepuasan Masyrakat (IKM) di RSUD adalah terbatasnya
jumlah anggaran. Strategi yang dilakukan RSUD Padang Pariaman untuk
mengatasi kendala dalam meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
adalah meningkatkan komunikasi lintas sektor di dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Padang Pariaman dan DPRD untuk meningkatkan jumlah anggaran
dan berupaya untuk melakukan perubahan status rumah sakit dari rumah sakit
milik pemerintah dengan sumber anggaran dari pemerintah daerah menjadi PPK-
BLUD, sehingga RSUD Padang Pariaman dapat mengupayakan dan mengelola
keuangan sendiri.

Kata kunci : Rumah Sakit, Indeks Kepuasan Masyarakat

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “

Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Rumah Sakit Umum

Daerah Padang Pariaman (Studi RSUD Padang Pariaman)”.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Andi Mustari.Pide, SH selaku rektor Universitas

Ekasakti Padang

2. Bapak Sumartono, S.Sos, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Ekasakti Padang.

3. Bapak Drs.Tarma, M.Si, selaku Pembimbing I atas segala nasehat serta

motivasi pada penulis.

4. Bapak Drs. Muhammad Takdir, M.Si selaku pembimbing II atas segala

nasehat serta motivasi pada penulis

5. Seluruh dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik khususnya dan dosen di

Universitas Ekasakti Padang Khususnya yang telah memberi begitu

banyak pengetahuan yang tiada ternilai dan terukur harganya.

6. Seluruh pegawai Sekretariat Fisipol Universitas Ekasakti Padang yang

telah membantu dalam kelanacaran penulisan skripsi ini.

7. Ibu Direktur dan Staff RSUD Padang Pariaman Pariaman yang telah

membatu dalam proses pengambilan data awal dan penelitian.

ii
8. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan di Program Studi Strata I jurusan

Ilmu Pemerintahan.

9. Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan

kelemahan, hal ini bukanlah kesengajaan melainkan keterbatasan ilmu dan

kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Padang, April 2015

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ....................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


1.1. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 8
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................. 9
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 11
2.1. Teori Kepuasan ................................................................... 11
2.2. Indeks Kepuasan Masyarakat .............................................. 22
2.3. Pelayanan Rumah Sakit ...................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 33
3.1. Metode Yang Digunakan .................................................... 33
3.2. Populasi dan Sampel ........................................................... 33
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 34
3.4. Sumber Data ........................................................................ 36
3.5. Analisis Data ....................................................................... 36
3.6. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 40
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................... 40
4.2. Pembahasan ......................................................................... 45
4.2.1 Karakteristik Responden .......................................... 45
4.2.2 Indeks Kepuasan Masyarakat Per Unit Layanan ...... 46
4.2.3 Indeks Kepuasan Masyarakat Per Unsur Layanan .... 47

iv
4.2.4 Kendala-kendala Yang Dihadapi Untuk
Meningkatkan IKM .................................................. 64
4.2.5 Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan IKM 67
BAB V PENUTUP .................................................................................. 77
5.1. Kesimpulan ......................................................................... 77
5.2. Saran ................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jenis dan Jadwal Layanan di RSUD Padang Pariaman ............. 41

Tabel 4.2 Jenis Tenaga Kepegawaian di RSUD Padang Pariaman .......... 42

Tabel 4.3 Jenis Tenaga dan Pendidikan di RSUD Padang Pariaman ....... 43

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Jenis Kelamin ............................................................................ 45

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan ................................................................................ 45

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan .................................................................................. 46

Tabel 4.7 Indeks Kepuasan Masyarakat Masing-Masing Unit Layanan


di RSUD Padang Pariaman Tahun 2015 ................................... 46

vi
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Grafik 1 Nilai IKM Berdasarkan Prosedur Layanan di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................. 47

Grafik 2 Nilai IKM Berdasarkan Persyaratan Layanan di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 48

Grafik 3 Nilai IKM Berdasarkan Kejelasan Petugas di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 49

Grafik 4 Nilai IKM Berdasarkan Kedisiplinan Petugas di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 51

Grafik 5 Nilai IKM Berdasarkan Tanggung Jawab Petugas di Setiap


Unit Layanan RSUD Padang Pariaman .................................... 52

Grafik 6 Nilai IKM Berdasarkan Kemampuan Petugas di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 53

Grafik 7 Nilai IKM Berdasarkan Kecepatan Layanan di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 55

Grafik 8 Nilai IKM Berdasarkan Keadilan Pelayanan di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 56

Grafik 9 Nilai IKM Berdasarkan Kesopanan dan Keramahan Petugas


di Setiap Unit Layanan RSUD Padang Pariaman...................... 57

Grafik 10 Nilai IKM Berdasarkan Kewajaran Biaya Layanan di Setiap


Unit Layanan RSUD Padang Pariaman .................................... 59

Grafik 11 Nilai IKM Berdasarkan Kepastian Biaya Layanan di Setiap


Unit Layanan RSUD Padang Pariaman .................................... 60

Grafik 12 Nilai IKM Berdasarkan Kepastian Jadwal Layanan di Setiap


Unit Layanan RSUD Padang Pariaman .................................... 61

Grafik 13 Nilai IKM Berdasarkan Kenyamanan Lingkungan di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................. 62

Grafik 14 Nilai IKM Berdasarkan Kemanan Lingkungan di Setiap Unit


Layanan RSUD Padang Pariaman ............................................ 63

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Permohonan Menjadi Responden

Lampiran II Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran III Kuesioner

Lampiran IV Surat Izin Penelitian

Lampiran IV Analisis Data

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Desentralisasi sistem kelola pemerintahan di Indonesia memberikan

perubahan dalam sistem pengelolaan wewenang dan kewajiban pemerintah

daerah di Indonesia. Walaupun baru berjalan beberapa tahun tapi telah terlihat

begitu dinamisnya perubahan-perubahan dalam tata kelola pemerintahan di

Indonesia sesuai dengan kondisi yang dihadapi.1

Perlu juga rasional dalam melihat perubahan ini bahwa reformasi

kebijakan tersebut penuh dengan konsekuensi-konsekuensi yang menimbulkan

beberapa persoalan dalam implementasinya. Tapi itu merupakan sebuah

proses yang perlu dijalani oleh Indonesia dalam mewujudkan iklim demokrasi

yang lebih dinamis.2

Munculnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah yang merupakan revisi terhadap UU sebelumnya, merupakan sebuah

bentuk perubahan yang menuju pada perbaikan terhadap sistem desentralisasi.

Bila dilihat dari inti konsep desentralisasi maka desentralisasi tata kelola

pemerintahan menuju pada tiga konsep yaitu efisiensi, eksternalitas dan

akuntabilitas. Untuk mencapai konsep akuntabilitas maka dilengkapi dengan

Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

1
Lidenthal. 2004. Tantangan Perlindungan Sosial untuk Semua: Pilihan Kebijakan untuk
Indonesia. Jakarta. Working Paper bersama UNSFIR-ILO Hal. 12
2
Bappenas, BPS dan UNDP. 2009. Laporan Pembangunan Manusia Indonesia (LPMI) 2008.
Jakarta. Bappenas Press Hal 20-28
1
2

Pusat dan Daerah. Di mana sebelumnya dengan prinsip one-size fits all yang

tersentralisasi menemukan kegagalan dari tiga komponen tersebut.3

Implementasi dari tiga konsep; efisiensi, eksternalitas dan akuntabilitas

membutuhkan perangkat pengaturan dalam memanfaatkan sumber daya yang

ada secara baik untuk meningkatkan kinerja daerah dalam penyelenggaraan

pembangunan dan pelayanan publik.4 Untuk pelayanan publik menjadi sebuah

persoalan yang harus segera diatasi oleh pemerintah. Begitu kuatnya

cengkraman desentralisasi yang selama ini dilakukan dalam pelayanan publik

di Indonesia sebelum otonomi daerah menjadi kendala untuk melakukan

percepatan reformasi terhadap pelayanan masyarakat. Beberapa studi masih

melihat hal tersebut terutama persoalan efektivitas dari pelayanan dan

kontribusi lebih terhadap masyarakat yang belum berjalan sesuai dengan

keinginan masyarakat.

Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah, dewasa ini masih banyak

dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang

diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai

keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat

menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah 5

Pendayagunaan aparatur negara pada dasarnya adalah pembinaan,

penertiban, dan penyempurnaan aparatur negara baik dari aspek kelembagaan,

sumber daya manusia aparatur, tatalaksana, dan pengawasan. Percepatan

3
Saputra, Wiko. 2007. Studi Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap
Pelayanan Kesehatan di Propinsi Sumatera Barat (Skripsi). Padang. Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Andalas. hal. 3
4
Bappenas. 2009. Buku Panduan Penyelenggaraan Pembangunan Nasional di Indonesia Tahun
2008. Jakarta. Bappenas Press. Hal. 5
5
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003
3

pendayagunaan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi dengan

sasaran mengubah pola piker (mindset), budaya kerja (culture-set), dan sistem

manajemen pemerintahan, sehingga peningkatan kualitas pelayanan publik

lebih cepat tercapai. Upaya tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan dan

berkesinambungan yang berujung pada pelayanan publik yang prima.

Sistem pelayanan publik menjadi faktor penting dalam menciptakan

kualitas pelayanan publik. Sistem ini menunjuk seberapa besar sistem mampu

memberikan keberpihakan bagi terciptanya kualitas pelayanan di institusi

pemerintahan. Pelayanan yang pro kepada publik dan mampu mengikis

budaya paternalisme (pelayanan yang pro kepada pimpinan atau birokrat

pimpinan birokrasi), yaitu menunjuk bahwa sistem yang terbangun harus

menjadi pionir dalam mendudukkan warga negara sebagai publik yang harus

mendapatkan hak dilayani secara lebih baik oleh aparat pemerintah. Pelayanan

publik membutuhkan kepercayaan publik sebagai legitimasinya, sedangkan

kepercayaan publik sendiri sangat dipengaruhi oleh standar kepuasan. Setiap

layanan publik harus memenuhi harapan publik, dan inilah yang dimaksud

pelayanan publik yang berkualitas. Pelayanan publik yang berkualitas

berusaha mengurangi gap antara harapan dengan yang terjadi pada praktek di

lapangan. Harapan pelanggan menjadi latar belakang penilaian kualitas.

Dalam konteks kepuasan pelanggan, harapan merupakan perkiraan atau

keyakinan pelanggan tentang apa yang harus di terima. Mengingat kegiatan

jasa adalah suatu kegiatan yang tak tampak namun dapat dirasakan dalam
4

bentuk kepuasan yang di terima oleh customer maka aspek pelayanan menjadi

kata kunci bagi keberhasilan produk jasa yang ditawarkan.6

Selanjutnya dikemukakan oleh Dwiyanto menyebutkan bahwa salah satu

cara yang dapat digunakan untuk mencari data mengenai kualitas layanan

adalah dengan mengukur tingkat kepuasan mereka terhadap kualitas layanan

organisasinya.7

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63

Tahun 2003 yang merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri PAN

No. 81 Tahun 1993 mendefenisikan pelayanan umum sebagai segala bentuk

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat dan di Daerah

dan lingkungan BUMN atau BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan. Pelayanan publik yang

prima merupakan tanda dari kesadaran baru dari pemerintah atas tanggung

jawab utama dalam mengelola pemerintahan dan memenuhi segala kebutuhan

masyarakat.8

Jadi, pelayanan publik yang berkualitas dengan demikian sangat

memungkinkan untuk diukur. Pemerintah di era reformasi pelayanan publik

telah berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan

mengeluarkan instrumen pengukuran kepuasan publik atau dalam istilah baku

dalam pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit

pelayanan instansi pemerintah yang tertera dalam Keputusan Menteri

6
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Perbandingan Administrasi Publik. Edisi Pertama. Yogjakarta:
Gaya Media. Hal. 6-9
7
Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta. Grasindo Hal.26
8
Saleh, Muwafik, Akh. 2010. Public Service Communication. Malang. UMM Press. Hal 12
5

Pendayagunaan Aparatur Negara No : KEP/25M.PAN/2/2004 Tanggal: 24

Pebruari 2004) tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah mengintruksikan pemerintah

daerah atau instansi untuk menilai seberapa besar kepuasan dari masyarakat

terhadap layanan yang diberikan. 9

Pemerintah Daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya

memberdayakan segala unsur dan fasilitas. Rumah sakit sebagai salah satu

layanan kesehatan madya merupakan salah satu fasilitas yang disediakan

pemerintah daerah untuk melayani kebutuhan masyarakatnya, Rumah sakit

merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam

bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna. Jangkauan dan

kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada kapasitas

dan kualitas tenaga sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mencapai

tujuan organisasi.

Rumah sakit merupakan organisasi dengan kompleksitas yang sangat

tinggi. Sering kali rumah sakit diistilahkan sebagai organisasi yang padat

modal, padat sumber daya manusia, padat teknologi, padat ilmu pengetahuan

dan padat regulasi. Kondisi yang demikian membuat rumah sakit

membutuhkan sistem manajemen dan pelayanan yang baik untuk bisa

berkembang menjadi institusi yang memiliki daya saing dan kepekaan

terhadap kebutuhan pasien sebagai konsumen terbesar di rumah sakit.

9
Indiahono, Dwiyanto. Op.Cit. Hal. 6-9
6

Buruknya manajemen dan pelayanan jasa kesehatan yang diberikan

rumah sakit kepada pasien sudah sejak lama disadari mengakibatkan banyak

kerugian baik bagi rumah sakit maupun bagi pasien. Survey membuktikan

bahwa tidak setiap konsumen yang kecewa dengan pelayanan perusahaan

dengan senang hati menyampaikan keluhannya. Artinya, meski pasien tidak

menyampaikan keluhannya bukan berarti secara otomatis dianggap puas

dengan pelayanan di rumah sakit. Temuan yang didapatkan TARP (Technical

Assistance Research Program) di Washington, D.C. mendapati kenyataan

bahwa 96% konsumen yang tidak puas justru secara diam-diam beralih ke jasa

pesaing.10 Itu artinya, diamnya pasien merupakan sinyal buruk bagi rumah

sakit. Karena 4% yang menyampaikan keluhan biasanya adalah mereka yang

benar-benar setia atau membutuhkan jasa rumah sakit. Indikasi ini bermakna,

setiap satu pasien yang tidak puas pada dasarnya mewakili 25 pasien lain yang

kecewa. Bila setiap hari ada 100 pasien yang mengeluh, berarti terdapat 2.500

pasien yang kecewa.11

Konsumen yang kecewa tidak hanya meninggalkan perusahaan, tetapi

juga menceritakan keburukan pelayanan yang diterima pada orang lain.

Menurut penelitian, mereka yang kecewa akan bercerita paling sedikit kepada

15 orang lainnya12. Dengan asumsi 100 pasien yang kecewa, dalam satu bulan

sinyal buruk itu akan menyebar ke 37.500 orang lainnya. Hal ini akan

membuat citra buruk melekat dalam jasa pelayanan rumah sakit. Berdasarkan

10
Lupiyoadi, R., & Hamdani, A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa (Edisi 2). Jakarta: Salemba
Empat. Hal.30
11
Salimah, S. 2009. Training Need Analysis (Tna) Di Rumah Sakit. Dikutip tanggal15 Maret 2012,
dari http://indosdm.com/training-need-analysis-tna-di-rumah-sakit
12
Lupiyoadi, R., & Hamdani, A. (2006). Op.Cit. 32
7

hal tersebut, maka sangat diperlukan adanya upaya peningkatan kesadaran

akan pentingnya membangun sistem manajemen pelayanan dan kualitas

pelayanan rumah sakit yang berfokus pada kepuasan pasien.

Menurut Kotler kepuasan pasien adalah perasaan senang dan kecewa

pasien sebagai hasil perbandingan antara prestasi yang dirasakan dengan

harapan. Pasien akan puas apabila layanan yang didapatkannya sekurang-

kurangnya sama atau melampaui harapan pasien. Sedangkan ketidakpuasan

akan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan pasien13

Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman, adalah rumah sakit

umum daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman yang

termasuk dalam RS Type C dan menjadi pusat rujukan Kabupaten Padang

Pariaman. RSUD Padang Pariman yang mulai beroperasi menjadi RS dimulai

bulan Juni 2010. Semenjak pengoperasian hingga sekarang RSUD Padang

Pariaman terus menambah berbagai gedung yang diperuntukan untuk

meningkatkan layanannya.

Rumah sakit ini memiliki fasilitas rawat jalan poliklinik yang terdiri dari

: poli anak, penyakit dalam, bedah, kebidanan, mata, orthopedi, kulit dan

kelamin, paru, dan gigi, selain itu juga ditunjang dengan OK Central, rontgen,

laboratorium klinik dan konsultasi gizi dan psikologi. Untuk rawat inap

dengan kapasitas 75 tempat tidur terdiri dari ruang kelas III. Pada rawat inap

terdiri dari bangsal kebidanan dan anak, bangsal penyakit dalam dan bangsal

bedah, diaman bada bangsal tersebut terdapat jumlah perawat dan bidan

13
Wanti, D. G. 201). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di
Poli Klinik RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2011. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Mercubaktijaya, Jurusan Ilmu Keperawatan, Padang: Tidak diterbitkan
8

adalah sebanyak 12 orang di bangsal kebidanan dan anak dan 15 orang pada

bangsal penyakit dalam dan bedah. Rata-rata pendidikan perawat adalah D3

keperawatan. Dan hanya sebagian kecil dengan tingkat pendidikan Sarjana

Keperawatan dan Ners.

Untuk mengetahui pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk

mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit

dengan menggunakan indikator-indikator seperti BOR, BOTO, ALOS dan

TOI yang bersumber dari sensus harian rawat inap. Tahun 2013 pencapaian

BOR (Bed Occupancy Rate) atau prosentase pemakaian tempat tidur pada

satuan waktu tertentu adalah : 34,40%, BTO (Bed Turn Over) atau frekuensi

pemakaian tempat tidur pada satu periode : 18,97, ALOS (Average Length Of

Stay) atau rata-rata lama rawat seorang pasien adalah 6,61, dan TOI (Turn

Over Interval) atau rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari

telah diisi ke saat terisi berikutnya : 12,66. Penderita yang dirawat inap 420

dengan hari rawatan 7.66914.

RSUD Padang Pariaman sebagai instansi pemerintah dalam pelayanan

publik untuk kesehatan masyarakat perlu melakukan kajian terhadap Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM). Dengan IKM akan terlihat seberapa efektif

pelayanan yang diberikan oleh RSUD Padang Pariaman terhadap masyarakat.

Hasil dari IKM akan memperlihatkan dimensi dari persoalan pelayanan

sehingga implementasi IKM menjadi agenda kedepan bagi RSUD Padang

Pariaman dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pelayanan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat

14
Rekam Medis RSUD Padang Pariaman, Oktober 2014
9

permasalahan ini untuk mengakat permasalahan ini sebagai judul proposal

penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran ini dirumuskan permasalahan penelitian yang

merupakan fokus kajian studi ini adalah :

1. Bagaimana Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Padang

Pariaman ?

2. Kendala-kendala apa yang ditemui dalam meningkatkan Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Padang Pariaman ?

3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala

untuk meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di

RSUD Padang Pariaman ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah uraian

diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain adalah untuk:

1. Mengidentifikasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD

Padang Pariaman.

2. Mengidentifikasi kendala-kendala dalam meningkatkan Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Padang Pariaman.

3. Menganalisis upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

kendala-kendala untuk meningkatkan Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) di RSUD Padang Pariaman.


10

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Penelitian ini secara praktis, diharapkan dapat memberikan telaah

terhadap indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan RSUD

Padang Pariaman, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk

memperbaiki layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

1.4.2 Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan telaah

terhadap fenomena indeks kepuasan masyarakat dan pelayanan rumah

sakit sehingga menjadi masukan bagi peneliti lain yang ingin

mengadakan penelitian yang berhubungan dengan indeks kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan pemerintah khususnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kepuasan

2.1.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau sering

disebut juga dengan total customer satisfaction menurut Barkley

merupakan fokus dari proses Costumer-Driven Project

Management (CPDM), bahkan dinyatakan pula bahwa kepuasan

pelanggan adalah kualitas. Begitu juga defenisi singkat tentang

kualitas yang dinyatakan oleh Juran bahwa kualitas adalah

kepuasan pelanggan. 15

Menurut Kotler bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi

dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. 16

Kata kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasda latin

“satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facio” melakukan dan

membuat. Berikut ini defenisi kepuasan konsumen dari beberapa

pakar ekonomi, yaitu :

15
Juran, J.M. 1995. Kepemimpinan Mutu. Jakarta : Pustaka Binawan Presindo. Hal.3
16
Tjiptono, F. 2002. Manajemen Jasa. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Andi. Hal.146
11
12

Menurut Supranto menyatakan bahwa kepuasan adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil)

yang dirasakan dengan harapannya.17

Menurut Tse dan Wilson mendefenisikan bahwa kepuasan/

ketidakpuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap

evaluasi ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara harapan awal

sebelum pembelian (atau norma kinerja/ lainnya) dan kinerja aktual

produk yang dipersepsikan setelah pemakaian atau konsumsi

produk bersangkutan.18

Dari defenisi – defenisi tersebut dapat dilihat kesamaan

bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan atau

penilaian emosional dari pelanggan atas penggunaan produk

barang atau jasa ketika harapan dan kebutuhan terpenuhi. Dengan

kata lain, jika konsumen merasa apa yang diperoleh lebih rendah

dari yang diharapkan maka konsumen tersebut tidak puas. Jika apa

yang diperoleh konsumen melebihi apa yang diharapkan maka

konsumen akan puas, sedangkan ketika apa yang diperoleh sama

dengan apa yang diharapkan maka konsumen dalam keadaan netral

atau merasa tidak puas dan puas.

Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau

perusahan tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai

faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam

17
Supranto, J. 2011 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan UntukMenaikkan Pangsa Pasar,
Cetakan Keempat. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hal.233
18
Tjiptono. Op.Cit. hal.349
13

mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk antara lain

meliputi:19

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari

produk inti (core product) yang dibeli, misalnya

kecepatan, konsumen bahan bakar,jumlah penumpang

yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam

mengemudi, dan sebagainya.

2. Ciri ciri keistimewaan tambah (features) yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan

mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to

specifications) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan

operasi memenuhi standar –standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

5. Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama

produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini

mencakup umur teknis maupun umur ekonomis

penggunaan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi,

kenyaman, mudah diperbaikiserta penanganan keluhan

yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak hanya

sebatas sebelum penjualan, tetapi juga selama proses

19
Tjiptono. Op.Cit. hal.225
14

penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga

purna jual, yang mencakup pelayanan reparasi dan

ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera,

misalnya bentuk fisik yang menarik, model/ desain,

warna, dan sebagainnya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu

citra dan reputasi produk serta tanggung jawab

perusahaan terhadapnya.

2.1.2 Konsep Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana

kebutuhan, keinginan, dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi

yang mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan

yang berlanjut. Faktor yang paling penting untuk menciptakan

kepuasan konsumen adalah kinerja dan kualitas dari layanan yang

di berikan oleh organisasi.

Produk jasa berkualitas mempunyai peranan penting untuk

membentuk kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas produk dan

jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan

semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka

dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha atau organisasi

pemberi layanan tersebut.

Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja

yang dirasakan dengan harapan. Dengan demikian, harapan


15

pelanggan melatarbelakangi mengapa dua orgnisasi pada jenis

bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya.

Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan

merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang

akan diterimanya. Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke

waktu berkembang seiring dengan semakin bertambahnya

pengalaman pelanggan.

Badan usaha atau instansi dapat mengetahui kepuasan dari

para konsumennya melalui umpan balik yang diberikan oleh

konsumen kepada organisasi pemberi layanan tersebut sehingga

dapat menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan

implementasi serta peningkatan kepuasan pelanggan. Dari sini

dapat diketahui pada saat pelanggan komplain. Hal ini merupakan

peluang bagi badan usaha untuk dapat mengetahui kinerja dari

organisasi pemberi layanan.

Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan

harapan pelanggan. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan

harapan pelanggan adalah :

a. Kebutuhan dan keinginan, yaitu berkaitan dengan hal hal

yang dirasakan oleh pelanggan saat pelanggan sedang

mencoba melakukan transaksi dengan perusahaan. Jika

pada saat itu kebutuhan dan keinginan terhadap kualitas

produk yang di tawarkan sangat besar. Maka harapan-

harapan pelanggan yang berkaitan dengan kualitas produk


16

dan layanan perusahaan akan tinggi pula, begitu juga

sebaliknya.

b. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi

produk dan layanan, baik dari perusahaan maupun

pesaing-pesaingnya.

c. Pengalaman teman-teman, cerita teman mengenai

pelanggan tentang kualitas produk dan layanan

perusahaan yang akan didapat oleh pelanggan.

d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi

yang timbul dari image periklanan dan pemasaran yang

akan dilakukan oleh perusahaan.

Tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan sangat

berkaitan erat dengan standar kualitas barang/ jasa yang mereka

nikmati. Sifat kepuasan bersifat subjektif, namun dapat di ukur

melalui indeks kepuasan pelanggan masyarakat. Kepuasan

pelanggan dibangun atas dasar beberapa prinsip yang digunakan

untuk menilai suatu organisasi dalam memberikan pelayanan :

tengibles (bukti nyata), realibility (terpercaya, tahan uji),

responsiveness (respon, cepat tanggap), assurance (kepastian), dan

empathy (empati).

Kepuasan pelanggan juga sangat dipengaruhi oleh tingkat

pelayanan. Menurut Moenir agar layanan dapat memuaskan orang

atau sekelompok orang yang dilayani dapat memuaskan orang atau


17

sekelompok orang yang dilayani, ada empat persyaratan pokok,

yaitu :20

a. Tingkah laku yang sopan

b. Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan

apa yang seharusnya diterima oleh orang yang

bersangkutan

c. Waktu penyampaian yang tepat

d. Keramahtamahan

Ada 5 prinsip utama yang harus dijalankan agar costumer

menjadi sangat puas (delight customer) atau setidak nya terpenuhi

ekspektasinya.21

a. Memahami customer. Customer adalah manusia yang

harus dikelola keinginannya. Memahami customer

merupakan langkah pertama yang terpenting. Apabila

anda berhasil memahami kebutuhannya maka langkah

selanjutnya akan merasa mudah dan membuat anda

senang.

b. Membuat customer mengerti semua layanan perusahaan

anda. Customer yang sudah datang ke perusahaan anda

dipastikan telah memiliki kepercayaan dengan produk/

layanan yang disediakan. Atau setidaknya mereka telah

mendengar berita positif tentang perusahaan anda.

Buatlah mereka mengetahui secara lengkap dan jelas

20
Moenir, HAS.1998. Manajemen Pelayanan Publik, Jakarta : Bina Aksara. Hal.197
21
Saleh. Op.Cit.Hal.24
18

mengenai semua produk/ layanan yang perusahaan anda

miliki. Jangan biarkan mereka pulang dengan informasi

yang tidak lengkap atau bahkan salah persepsi.

c. Menciptakan kesan positif. Kesan positif yang terekam di

benak customer anda akan selalu diingat. Hal sederhana

yang bisa dilakukan misalnya adalah dengan memberikan

senyum/ salam yang ramah, menjaga kebersihan, mau

mendengar dan membantu mereka dengan tulus, serta

cepat tanggap.

d. Senantiasa menggunakan kata positif. Kata-kata positif

senantiasa dianggap customer sebagai kesan yang positif

juga. Sebaiknya jangan pernah menggunakan kata-kata

negatif karena akan memberikan citra negatif untuk

perusahaan anda. Jangan pernah menyalahkan mereka

apalagi membuat marah. Hormati mereka sebagai

pelanggan anda sehingga mereka merasa aman dan

diperhatikan.

e. Mempertahankan yang sudah baik dan terus melakukan

perbaikan. Apabila selama ini customer anda sudah

merasa puas dengan produk/ layanan yang ada maka

perusahaan anda wajib mempertahankan. Buatlah sesuatu

yang sudah baik menjadi standard baku dan ciptakan

perbaikan terus menerus agar semakin menjadi baik.


19

2.1.3 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Ada empat metode yang banyak dipergunakan dalam

mengukur kepuasan pelanggan antara lain :22

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada

pelanggan wajib memberikan kesempatan seluas-luasnya

bagi para pelanggan nya untuk menyampaikan saran,

kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa

digunakan bias berupa kotak saran, kartu komentar,

saluran telepon khusus bebas pulsa,website dan lain – lain.

2. Ghost shopping

Ghost Shoping merupakan salah satu metode untuk

memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan

dengan mempekerjaakan beberapa orang ghost shopper

untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa

perusahaan dan pesaing.

3. Lost Customer Analysis

Perusahaan sepantasnya menghubungi para

pelanggan yang telah berhenti membeli atau beralih

pemasok agar dapat memahami hal ini terjadi dan supaya

dapat mengambil kebijakan perbaikan atau

penyempurnaan selanjutnya.

22
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8,
Penerbit Erlangga
20

4. Survey Kepuasan Pelanggan

Umumnya sebagian besar penelitian mengenai

kepuasan pelanggan menggunakan survey baik via pos,

telepon, e-mail, maupun wawancara langsung.

Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan untuk

menentukan tingkat kepuasan yaitu23 :

a. Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi

mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka

gunakan berkualitas.

b. Kualitas Pelayanan

Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan

merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan

yang baik atau yang sesuai dengan yang

diharapkan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan

keyakinan bahwa orang lain akan kagum padanya

bila menggunakan produk dengan merek tertentu

yang cenderung mempunyai tingakt kepuasan

yang lebih tinggi.

23
Lupiyoadi, Op.Cit. Hal : 158
21

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama

tetapi menetapkan harga yang relative murah akan

memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya

tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk

mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung

puas terhadap produk atau jasa itu.

2.1.4 Manfaat Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan telah menjelma menjadi kewajiban bagi

setiap organisasi bisnis, peneliti pemasaran, eksekutif bisnis, bahkan

politisi. Selain itu, kepuasan pelanggan berpotensi memberikan

sejumlah manfaat spesifik, antara lain :

1. Berdampak positif pada loyalitas pelanggan

2. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan,

terutama melalui pembelian ulang, cross-selling, dan up-

selling

3. Menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan,

terutama biaya-biaya komunikasi pemasaran, penjualan,

dam layanan pelanggan.

4. Menekan volatilitas dan risiko berkenaan dengan prediksi

aliran kas masa depan.


22

5. Meningkatkan toleransi harga, terutama kesediaan

pelanggan untuk membayar harga premium dan pelanggan

cenderung tidak mudah tergoda untuk beralih.

6. Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product-line

extensions, brand extensions, dan new add-on services

yang ditawarkan perusahaan.

7. Meningkatkan bargaining power relatif perusahaan

terhadap jaringan pemasok, mitra bisnis, dan saluran

distribusi.

2.2 Indeks Kepuasan Masyarakat

2.2.1 Defenisi Indeks Kepuasan Masyarakat

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah, Indeks Kepuasaan Masyarakat adalah data dan

informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari

hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat

masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur

penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara

harapan dan kebutuhannya.

2.2.2 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan

dalam Keputusan Men.PAN Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003,

yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan,


23

valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk

dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai

berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi

kesederhanaan alur pelayanan;

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan

administratif yang diperlukan untuk mendapatkan

pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan

kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama,

jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan

petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap

konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan

wewenang dan tanggung jawab petugas dalam

penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian

dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam

memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat;
24

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit

penyelenggara pelayanan;

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan

pelayanan dengan tidak membedakan golongan/ status

masyarakat yang dilayani;

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan

perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara sopan dan ramah serta saling

menghargai dan menghormati;

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan

masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh

unit pelayanan;

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya

yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu

pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan;

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan

prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur

sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan;

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat

keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan


25

ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat

merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan

pelayanan.

Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat

diperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-

masing unsur dalam penyelenggaraan pelayanan

publik;

b. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang

telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara

periodik;

c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu

diambil dan upaya yang perlu dilakukan;

d. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara

menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan

publik pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah;

e. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara

pelayanan pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah

dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan;

f. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang

kinerja unit pelayanan.


26

2.3 Pelayanan Rumah Sakit

2.3.1 Defenisi Rumah Sakit

Menurut SK Menteri Kesehatan RI No.983 Menkes/SK/ XI/1992

Menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang

memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan

subspesialistik 24

2.3.2 Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan keterangan pasal I Kepmenkes 983/1992, rumah

sakit mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pelayanan medis.

b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non

medis.

c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan perawatan.

d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.

e. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.

f. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

2.3.3. Klasifikasi Rumah Sakit Umum

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

maka rumah sakit di Indonesia dibagi atas :

a. Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum

yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang spesialistik

dan subspesialistik yang luas.

24
Aditama, Yoga, Tjandra. 2006. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Jakarta :
UI-Pres. Hal. 3
27

b. Rumah Sakit Urnum kelas B adalah rurnah sakit urnum

yang melaksanakan pelayanan kesehatan spesialistik yang

luas.

c. Rumah Sakit Umum kelas C adalah rurnah sakil umum

yang melaksanakan pelayanan kesehatan spesialistik paling

sedikit empat spesialis dasar yaitu Penyakit Dalam,

Penyakit Bedah. Penyakit Kebidanan/Kandungan dan

Kesehatan Anak.

2.3.4. Jenis Layanan Rumah Sakit

Layanan di rumah sakit dimulai dari penerimaan pasien. Pasien

dapat datang sendiri dengan atau tanpa rujukan dan luar kemudian

diterima oleh bagian penerimaan pasien. Bagian penerimaan pasien

meneruskan ke ruang perawatan untuk seterusnya secara terperinci dan

spesifik diperiksa untuk rnenegakkan diagnosa. Mulai pasien diterima

sampai pasien dinyatakan boleh pulang maka pasien mendapat

pelayanan-pelayanan sebagai berikut:

1) Pelayanan Administrasi

Bagian penerimaan merupakan wajah dan suatu unit

rawat inap dan sebagai pusat info pelayanan serta merupakan

tempat dimana kesan pertama tentang pelayanan rawat inap

didapat oleh pasien. Untuk itu diperlukan petugas-petugas

yang menggunakan prosedur kerja dengan baik, ramah,

sopan, simpatik dan terampil.


28

2) Pelayanan Dokter

Dalam Peraturan Menkes RI No.262/Menkes/Per/VIl

1979 tentang standarisasi ketenagaan rumah sakit pernerintah

menyatakan bahwa yang dirnaksud dengan tenaga medis

adalah seorang lulusan fakultas kedokteran atau kedokteran

gigi dan pasca sarjananya yang memberikan pelayanan medis

dan pelayanan penunjang medis.

3) Pelayanan Perawat

Tenaga perawat adalah orang yang lebih erat

hubungannya dengan pasien bila dibanding dengan petugas

kesehatan lainnya di rumab sakit karena perawat berada 24

jam sehari di samping pasien. Dengan demikian kualitas

perawat sangat menentukan mutu pelayanan perawatan

pasien di rumab sakit. Pasien mengharapkan perawat mahir

dalam profesinya, serius dalam pekerjaannya, penuh

perhatian dan menerima mereka sebagaimana adanya dan

tidak membeda-bedakan pasien.

4) Pelayanan Penunjang Medis

Untuk dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan

SK/Menkes RI No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang

Pedoman Rumah Sakit Umum, maka rumah sakit umum

harus menjalankan beberapa fungsi satu diantaranya adalah

fungsi menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan

non medik.
29

Ruang lingkup pelayanan penunjang medik ini berupa

pelayanan farmasi, pelayanan makanan, fasilitas radiologi.

laboratorium, patologi klinik. patologi anatomik, ruang

bedah, perneliharaan sarana rumah sakit, pemulsaraan

jenazah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut maka bidang

penunjang medik mempunyai fungsi :

a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga paramedik dan

non medik, alat dan atau bahan untuk fasilitas pelayanan

penunjang medik.

b. Melakukan penyusunan penyediaan fasilitas pelayanan

penunjang medik.

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pasien.

d. Melakukan pemantauan. pengawasan dan penilaian

penggunaan fasilitas serta kegiatan pelayanan penunjang

medik.

e. Melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

5) Pelayanan Obat

a. Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai

di Rumah Sakit, Instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit

bertanggungjawab menyediakan semua obat dan bahan

habis pakai untuk pelayanan kesehatan masyarakat

miskin yang diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan


30

obat dilakukan dengan mengacu kepada Formularium

obat pelayanan kesehatan program ini.

b. Apabila terjadi kekurangan atau ketiadaan obat

sebagaimana butir a diatas maka Rumah Sakit

berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui koordinasi

dengan pihak-pihak terkait.

c. Pemberian obat untuk pasien RJTP dan RJTL diberikan

selama 3 (tiga) hari kecuali untuk penyakit-penyakit

kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 (tiga) hari

sesuai dengan kebutuhan medis.

d. Apabila terjadi peresepan obat diluar ketentuan

sebagaimana butir a diatas maka pihak RS bertanggung

jawab menanggung selisih harga tersebut Pemberian obat

di RS menerapkan prinsip one day dose dispensing

e. Instalasi Farmasi/Apotik Rumah Sakit dapat mengganti

obat sebagaimana butir a diatas dengan obat-obatan yang

jenis dan harganya sepadan dengan sepengetahuan dokter

penulis resep.

6) Lingkungan Perawatan

Lingkungan perawatan merupakan daerah pasien

tinggal atau menghabiskan waktunya dalam menjalani

perawatan. Sedapat mungkin kepuasan pasien terhadap

lingkungan perawatannya hams diperhatikan oleh pihak rumah

sakit, karena pemeliharaan lingkungan yang bersih, aman.


31

nyaman dan menyenangkan secara estetika adalah suatu aspek

penting dalam memberikan perawatan kesehatan berkualitas.

Kenyamanan Iingkungan fisik akan berpengaruh pada

kepuasan pasien. Ruangan yang bersih, rapi, dan nyaman

harus terus dipelihara. Dilihat dari segi kebutuhan pasien

maka ruangan ini haruslah dapat memberikan kenyamanan

dan keamanan bagi pasien, masuknya udara yang sejuk,

suasana yang tenang, pekarangan yang baik, tata ruangan yang

teratur dalam kamar, keadaan tempat tidur, selimut dan seprai

yang bersih, ruang kamar mandi/WC yang bersih dan

penyediaan air yang cukup

7) Pelayanan Makanan dan Gizi

Menu makanan harus di bawah pengawasan ahli gizi.

Makanan yang dihidangkan harus dalam jumlah perkiraan

kebutuhan, enak dipandang dan dapat dicerna dengan baik,

mempunyai kualitas yang baik, bersih, bebas dan kontaminasi

serta Waktu yang tepat dan teratur.

8) Pelayanan Rawat Inap

Salah satu jenis pela anan peralatan yang diselenggarakan

di rumah sakit. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

khususnya bidang perawatan, diorganisir melalui pelayanan

rawat jalan dan rawat inap. Rawat jalan adalah kegiatan pasien

berkunjung ke rumah sakit untuk memperoleh pelayanan

kesehatan pada waktu dan jam tertentu. Sedangkan rawat inap


32

adalah salah satu perawatan dimana pasien dirawat untuk

jangka waktu tertentu.

Menurut keputusan Menteri Kesehatan No.5

60/Menkes/SK/VI/2003, pelayanan rawat inap adalah

pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan dan

rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan kesehatan lainnya

dengan menginap di rumah sakit.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode

penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada tempat yang alamiah,

dan penelitian tidak membuat perlakuan, dalam mengumpulkan data

bersifat empiric, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan

pandangan peneliti.25

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, analisis data yang dilakukan

tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada) melainkan berupa

deskripsi atas gejala-gejala yang diamati, yang tidak selalu harus

berbentuk angka-angka atau koefisien antar variabel.26

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subyek yang

mempunyai cirri-ciri atau karakteristik tertentu.27 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang mendapat layanan

kesehatan di RSUD Padang Pariaman.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

hingga di anggap dapat mewakili. 28

Berdasarkan Kep. MENPAN No. 25/2004 yang dimaksud dengan

responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat pencacahan

25
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 45
26
Wirartha, I. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Hal. 75
27
Azwar, Saifuddin, 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 54
28
Sastroasmoro. Op.Cit Hal. 57
33
34

sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima

pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan. Peneliti menggunakan

metode accidental sampling pada penarikan sampel yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kemudahan, yaitu sampel dapat terpilih

karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat.

Jumlah responden menurut Kep. MENPAN No. 25/ 2004 tentang

Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah dipilih secara acak yang ditentukan sesuai dengan

cakupan wilayah masing-masing unit pelayanan. Untuk mengetahui

akurasi hasil penyusunan indeks, responden terpilih di tetapkan minimal

150 orang dengan dasar (jumlah unsur” + 1) x 10 = jumlah responden (14

+ 1) x 10 = 150 responden.

Sedangkan untuk mengetahui kendala dan upaya dalam

meningkatkan indeks kepuasan masyarakat di RSUD Padang Pariaman

maka diambil responden dengan menggunakan teknik purposive sampling

atau pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan

sampel yang diperlukan, dimana sampel adalah orang-orang tertentu yang

sesuai dengan persyaratan (sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria dan

mencerminkan populasinya). Dari penelitian ini maka dipilih sampel dari

pihak manajemen RSUD Padang Pariaman yang terdiri dari Direktur dan

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Padang Pariaman.


35

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini ialah melalui:

3.3.1 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan

data. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan

kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat

mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin

kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang

telah ada.29

Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka dapat memengaruhi

kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan.

3.3.2 Studi Lapangan

Studi lapangan (field research) adalah pengumpulan data secara

langsung ke lapangan. Pada penelitian ini studi lapangan yang dilakukan

adalah sebagai berikut :30

a. Observasi

Observasi merupakan langkah kedua dalam melakukan

pengumpulan data setelah penulis melakukan studi pustaka.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan tentang keadaan yang ada di lapangan.

Dengan melakukan observasi, penulis menjadi lebih memahami

tentang subyek dan obyek yang sedang diteliti.

29
Sugiyono. 2008. Op.Cit. Hal 83
30
Ibid. Hal. 70-85
36

b. Wawancara

Wawancara merupakan langkah yang diambil selanjutnya

setelah observasi dilakukan. Wawancara atau interview merupakan

teknik pengumpulan data dengan cara bertatap muka secara langsung

antara pewawancara dengan informan. Wawancara dilakukan jika

data yang diperoleh melalui observasi kurang mendalam.

c. Angket / Kuesioner

Teknik angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengajukan daftar pernyataan yang telah diberikan alternatif

jawaban untuk dijawab dan diisi oleh responden.

3.4 Sumber Data

Penelitian menggunakan sumber data berikut yaitu :

b. Data Primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh

perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan

untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interviu

dan observasi.

c. Data sekunder merupakan data yang diperoleh/ dikumpulkan dan

disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai

instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi

arsip-arsip resmi 31.

31
Situmorang. Op.Cit. Hal 67
37

3.5 Analisis Data

Nilai IKM dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang”

masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan indeks kepuasan

masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji yaitu diantaranya adalah

prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan,

kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan

petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan,

kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya

pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, kenyamanan lingkungan, serta keamanan

pelayanan. Setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus

sebagai berikut :

𝐽𝐵 1
BNRT = 𝐽𝑈 = 4 = 0,071

BNRT adalah bobot nilai rata-rata tertimbang, JB adalah jumlah bobot

dan JU adalah jumlah unsur.

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan

nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:

Total dari Nilai Persepsi Per Unsur


IKM = x Nilai penimbang
Total unsur yang terisi
38

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25

– 100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar

25, dengan rumus sebagai berikut :

IKM Unit Pelayanan x 25

Mengingat unit pelayanan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda,

maka setiap unit pelayanan dimungkinkan untuk:

(1) Menambah unsur yang dianggap relevan.

(2) Memberikan bobot yang berbeda terhadap 14 unsur yang dominan

dalam unit pelayanan, dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur

tetap.

Tabel 1
Nilai Persepsi, Interval Ikm, Interval Konversi IKM, Mutu
Pelayanan dan kinerja Unit Pelayanan
Nilai Nilai Nilai Mutu Kinerja
Persepsi Interval Interval Pelayanan Unit
IKM Konversi Pelayanan
IKM
1 1,00–1,75 25-43,75 D Tidak Baik
2 1,76-2,50 43,76-62,50 C Kurang Baik
3 2,51-3,25 65,51-81,25 B Baik
4 3,26-4,00 81,26-100 A Sangat Baik
Sumber : Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
25/2004
3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUD Padang Pariaman karena rumah sakit ini

adalah satu-satunya unit layanan kesehatan madya dan merupakan rumah

sakit rujukan utama di Padang Pariaman. Pertimbangan lain penulis

menjadikan rumah sakit ini sebagai lokasi penelitian karena RSUD Padang
39

Pariaman belum melaporkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai di

amanatkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

25/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat

Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, dimana dalam keputusan tersebut

tertuang adanya kewajiban instansi pemerintah untuk melaporkan indeks

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang mereka lakukan.

Penelitian ini dilakukan semenjak dilakukannya pengambilan data dan

survey awal sebagai data sekunder penelitian hingga dilakukannya

pengambilan data primer dengan menggunakan kuesioner kepada responden.

Penelitian ini dimulai dari Bulan Juli hingga Desember 2014.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSUD Padang Pariaman adalah Rumah Sakit tipe C, dan merupakan

Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan

merupakan rumah sakit rujukan utama di Kabupaten Padang Pariaman.

RSUD Padang Pariaman secara geografis dikelilingi Kabupaten Tanah

Datar, Kabupaten Agam, Kota Pariaman dan Kota Padang.

Lokasi pendirian rumah sakit ini pada lokasi yang sangat strategis

yaitu di Lintas Sumatera yaitu persisnya Jalan Raya Padang – Bukitinggi

KM.42 Korong Kampung Bonai Kenagarian Parit Malintang Kecamatan

Enam Lingkung. Rumah Sakit ini didirikan di atas Tanah seluas 3.420m2

yang merupakan tanah milik masyarakat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Padang Pariaman, yang dimaksudkan untuk membangun fasilitas untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Darah (PAD) melalui retribusi dan sekaligus

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Padang Pariaman.

RSUD Padang Pariaman memiliki kapasitas 75 tempat tidur, yang

terdiri dari kelas perawatan klas 3 yang terdiri dari bangsal bedah dan

penyakit dalam serta bangsal kebidanan dan anak, dimana ke empat layanan

rawat inap tersebut terintegrasi menjadi dua bagian ruang rawat yang

dipimpin oleh 2 orang kepala ruangan. Untuk rawat inap sendiri didukung

oleh 34 orang perawat pelaksana yang dibagi menjadi 3 ( tiga ) shift jaga,

40
41

yaitu jaga pagi bekerja antara pukul 08.00 s/d 14.00, jaga sore antara pukul

14.00 s/d 20.00, sedangkan jaga malam antara pukul 20.00 s/d 08.00

Rawat jalan RSUD Padang Pariaman terdiri dari layanan IGD,

Poliklinik dan Penunjang Medik yang terdiri atas : poli umum, poli gigi, poli

anak, poli kebidanan, poli bedah, poli penyakit dalam, poli paru, poli mata,

poli orthopedic dan poli penyakit kulit dan kelamin, serta didukung oleh

layanan radiologi, laboratorium klinik dan bedah sentral.

Tabel 4.1
Jenis dan Jadwal Layanan di RSUD Padang Pariaman
No Jenis Layanan Jadwal Layanan
1. IGD Tiap hari, 24 Jam
2. Instalasi Bedah Sentral (OK) Tiap hari, 24 Jam
3. Laboratorium Patologi Klinik Tiap hari, 24 Jam
4. Radiologi (Rontgen) Tiap hari, 24 Jam
5. Poliklinik (Rawat Jalan)
a. Poli Umum Senin s/d Sabtu
b. Poli Gigi Senin s/d Sabtu
c. Poli Penyakit Dalam Senin s/d Sabtu
d. Poli Bedah Senis s/d Kamis
e. Poli Obstetri dan Gynekologi Senin s/d Sabtu
(Kebidanan)
f. Poli Anak Senin s/d Sabtu
g. Poli Orthopedi Selasa dan kamis
h. Poli Mata Senin dan Rabu
6. Rawat Inap Bedah Tiap hari, 24 Jam
7. Rawat Inap Penyakit Dalam Tiap hari, 24 Jam
8. Rawat Inap Kebidanan dan Anak Tiap hari, 24 Jam
Jumlah
Sumber : PKRS RSUD Padang Pariaman, 2015

Untuk memenuhi layanan RSUD Padang Pariaman didukung oleh

tenaga dokter, dokter spesialis, perawat. bidan, pranata labor, penata anestesi,

penata radiologi, tenaga elektromedis, apoteker, asisten apoteker, penata

rekam medic, ahli gizi, dan didukung oleh tenaga struktural dari berbagai
42

disiplin ilmu dan berbagai tingkat dan status kepegawaian. Tenaga

kepegawaian dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut :

Tabel. 4.2
Jenis Tenaga Kepegawaian di RSUD Padang Pariaman

No Jenis Tenaga Pendidikan Jumlah


1. Tenaga Fungsional
a. Dokter Pendidikan Dokter Umum 7
b. Dokter Gigi Pendidikan Dokter Gigi 4
c. Dokter Spesialis
- Penyakit Dalam Pendidikan Dokter Spesialis Peny. dalam 2
- Obgyn Pendidikan Dokter Spesialis Obgyn 2
- Bedah Pendidikan Dokter Spesialis Bedah 2
- Anak Pendidikan Dokter Spesialis Anak 1
- Anestesi Pendidikan Dokter Spesialis Anestsi 1
- Patologi Klinik Pendidikan Dokter Spesialis Patologi 2
Klinik
- Mata Pendidikan Dokter Spesialis Mata 1
d. Perawat
- Ners S1 Kep, Program Profesi Ners 23
- Ahli Madya D-III Keperawatan 52
Keperawatan
e. Perawat Gigi D-III Keperawatan Gigi 4
f. Bidan D-III Kebidanan 36
g. Pranata Labor D-III Analis Kesehatan 8
h. Penata Rontgen D-III Radiologi 4
i. Ahli Gizi
- Nutrisionis D-III Gizi 3
- Dietation S-1 Gizi 1
j. Elektromedis D-III Elektromedis 3
k. Apoteker S1 Farmasi, Program Profesi Apoteker 2
l. Asisten Apoteker D-III Farmasi 2
m. Rekam Medik D-III Rekam Medik 7
n. Fisioterapis D-III Fisioterapi 3
o. Refraksi Optisien D-III Refaraksi Optisi 1
p. Tenaga Kesling S1 Teknik Lingkungan 1
q. Tenaga IPSRS STM Elektro 2
Jumlah 142
Sumber : Bagian Kepegawaian, 2015
43

Tabel 4.3
Jenis Tenaga Berdasarkan Pendidikan di RSUD Padang Pariaman

No Jenis Tenaga Pendidikan Jumlah


1. Tenaga Struktural
a. Direktur Pendidikan Dokter Umum 1
b. Subag Umum
- KTU S2 Manajemen 1
- Kasi Kepegawaian S1 Ekonomi 1
- Staff S1 Kesmas (4), S1 Kep (1), D-III Kep (1) 6
c. Subag Keuangan
- Kasubag Keuangan S2 Manajemen 1
- Kasi Pengelola S2 Manajemen 1
Keuangan
- Kasi Pembukuan dan S1 Ekonomi 1
Pelaporan
- Bendahara Gaji S1 Keperawatan 1
- Bendahara D-III Teknik Komputer 1
Pengeluaran
- Staff S1 Kesmas 1
d. Bidang Pelayanan
- Kabid Pelayanan Pendidikan Dokter Umum 1
- Kasi Pelayanan Medik Pendidikan Dokter Umum 1
- Kasi Keperawatan S1 Keperawatan 1
- Staff D-III Keperawatan 1
e. Bidang Penunjang
- Kabid Penunjang S2 Kesmas 1
- Kasi penunjang medis S2 Manajemen RS 1
- Kasi sarana dan D-III Keperawatan 1
prasarana
- Staff D-III Keperawatan 1
f. Subag Perencanaan
Evaluasi dan Pelaporan S2 Manajemen 1
g. Sopir Ambulance SMA 6
h. Pramusaji SMA 4
i. Security SMA 1
j. Laundry SMA 1
Jumlah 37
Jumlah Total 179
Sumber : Bagian Kepegawaian RSUD Padang Pariaman Tahun 2015
44

Berdasarkan tabel di atas jelas terlihat bahwa jumlah tenaga kesehatan

untuk rumah sakit tipe C telah memenuhi standar. Diamana telah memenuhi 4

layanan dasar yaitu spesilistik penyakit dalam, anak, kebidanan dan anak. Dan

ratab bidang spesilistik hampir tiap hari memenuhi layanan kesehatan untuk

masyarakat. Namun untuk jumlah tenaga perawat jumlah tenaga sangatlah kurang,

dimana RSUD Padang Pariaman hanya mempunyai tenaga perawat 28 orang

dengan status kepegawaian sebagai PNS. Tenaga keperawatan lainnya hanya

berstatus sukarela. Jumlah tenaga tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan

pegawai untuk rawat jalan ataupun rawat inap, dimana status tenaga kontrak bagi

RS sakit tidak dapat mewakili aspek legalitas, aspek kewenangan, aspek tanggung

jawab dan tanggung gugat.

Status yang disandang sebagai RS yang baru dibangun, yang mulai

mendapat izin beroperasi Juli 2010 untuk memenuhi tenaga pegawai dengan

mengandalkan penerimaan tenaga PNS namun untuk memenuhi tenaga secara

keseluruhan baru bisa dilakukan hingga beberapa tahap, namun kebutuhan ini

sulit dicapai karena telah 3 periode Pemerintah Daerah Kabupaten Padang

Pariaman tidak melakukan penerimaan untuk tenaga kesehatan. Sedangkan

pengangkatan tenaga kontrak maupun honorer pemerintah daerah tidak

mempunyai dana untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut.

Tabel. 4.3
Tenaga Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah
1. PNS 126
2. Honorer 28
3. Sukarela 25
Jumlah 179
Sumber : Bagian Kepegawaian RSUD Padang Pariaman, 2015
45

4.2 Pembahasan

4.2.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang datang untuk

berobat di RSUD Padang Pariaman, baik masyarakat yang berobat di rawat

jalan maupun masyarakat yang menjadi pasien rawat inap. Pasien yang

dijadikan sampel berjumlah 150 orang yang diambil secara accidental

sampling, dimana sampel dapat terpilih karena berada pada waktu, situasi, dan

tempat yang tepat.antara lain meliputi jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan

pekerjaan. Berikut ini data responden yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin f %
1. Laki-laki 94 62.7
2. Perempuan 56 44.1
Jumlah 150*) 100
Sumber : Data Primer, 2015
*) Jumlah responden disesuaikan dengan KEPMENPAN No. 25 Tahun 2004

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan F %
1. SD 13 8.7
2. SMP 37 24.7
3. SMA 84 56
4. D-III 6 4
5. S1 6 6
6. S2 1 0.7
Jumlah 150*) 100
Sumber : Data Primer, 2015
*) Jumlah responden disesuaikan dengan KEPMENPAN No. 25 Tahun 2004
46

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan f %
1. PNS/TNI/Polri 9 6
2. Pegawai Swasta 10 6.7
3. Wiraswasta 79 52.7
4. Pelajar/Mahasiswa 6 4
5. Lainnya 46 30.7
Jumlah 150*) 100
Sumber : Data Primer, 2015
*) Jumlah responden disesuaikan dengan KEPMENPAN No. 25 Tahun 2004

4.2.2. Indeks Kepuasan Masyarakat Per Unit Layanan


Berdasarkan hasil pengolahan data IKM unit pelayanan
kesehatan di RSUD Padang Pariaman tahun 2015 yang mengacu kepada
Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004, maka indeks kepuasan masyarakat
di setiap unit layanan RSUD Padang Pariaman adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Indeks Kepuasan Masyarakat Masing-Masing Unit Layanan
Di RSUD Padang Pariaman Tahun 2015
NO Unit Layanan IKM
1 IGD 76.18
2 Instalasi Bedah Sentral (OK) 74.04
3 Laboratorium Patologi Klinik 75.96
4 Radiologi (Rontgen) 74.92
5 Poli Umum 75.40
6 Poli Gigi 77.33
7 Poli Penyakit Dalam 78.31
8 Poli Bedah 76.05
9 Poli Kebidanan 77.43
10 Poli Anak 76.83
11 Poli Orthopedi 72.95
12 Poli Mata 79.19
13 Poli Penyakit Kulit Kelamin 75.57
14 Rawat Inap Bedah 78.14
15 Rawat Inap Penyakit Dalam 75.38
16 Rawat Inap Kebidanan dan Anak 74.23
17 Rekam Medik 73.28
18 Apotik 76.47
19 RSUD Padang Pariaman 75.88
Sumber : Hasil Analisis Data, 2015
47

Adapun gambaran nilai IKM di masing-masing unit pelayanan berdasarkan

masing-masing indikator dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 1
Nilai IKM Berdasarkan Prosedur Layanan di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Prosedur pelayanan menggambarkan kemudahan tahapan pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur

pelayanan. Dari grafik 1 di atas diketahui bahwa rata-rata nilai IKM

Prosedur Pelayanan di RSUD Padang Pariaman yaitu 3.02. Nilai IKM

tertinggi yaitu di Poli Mata (3.37) dan nilai terendah yaitu di Rontgen (2.06)

Data tersebut menggambarkan bahwa pelaksanaan prosedur pelayanan

kesehatan di RSUD Padang Pariaman sudah dirasa mudah, sederhana dan

tidak berbelit belit. Hal ini secara keseluruhan dapat dibuktikan bahwa di
48

Puskesmas tersebut di tempat-tempat strategis seperti di Ruang tunggu pasien

dipajang alur pelayanan pasien. Akan tetapi dilihat dari perbedaan antara

nilai tertinggi dan nilai terendah yang cukup berbeda jauh, maka perlu upaya

untuk lebih mengefektifkan alur pelayanan kesehatan di RSUD Padang

Pariaman.

Grafik 2
Nilai IKM Berdasarkan Persyaratan Layanan di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Persyaratan pelayanan menggambarkan persyaratan teknis dan

administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan

jenis pelayanannya. Dari grafik 2 di atas diketahui bahwa nilai IKM

berdasarkan persyaratan pelayanan di RSUD Padang Pariaman adalah 3.03

dengan nilai IKM tertinggi yaitu poli gigi (OK) (3.30) dan nilai terendah
49

yaitu di apotik (2.76). Di RSUD Padang Pariaman setiap pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada masyarakat mempunyai syarat teknis dan administratif

yang sudah jelas. Khusus persyaratan yang menyangkut retribusi sudah diatur

dengan Peraturan Daerah (Perda). Nilai 3.07 untuk persyaratan pelayanan

menyimpulkan bahwa persyaratan pelayanan kesehatan di RSUD Padang

Pariaman sudah dirasa mudah oleh masyarakat, akan tetapi perlu informasi

yang lebih jelas oleh petugas kepada masyarakat terutama di apotik

mengingat adanya kesenjangan yang cukup jauh dengan unit lainnya.

Mengingat telah diberlakukannya BPJS untuk menebus obat di apotik

memang sedikit sulit karena harus ada fotocopy lembar surat keterangan

dirawat serta fotokopi kartu BPJS.

Grafik 3
Nilai IKM Berdasarkan Kejelasan Petugas di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD

2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015


50

Kejelasan Petugas Pelayanan menggambarkan keberadaan dan

kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta

kewenangan dan tanggung jawabnya). Dari grafik 3 di atas diketahui bahwa

nilai IKM berdasarkan kejelasan petugas pelayanan di RSUD Padang

Pariaman adalah 3.14 dengan nilai IKM tertinggi yaitu di Rawat Inap Bedah

(3.45) dan nilai terendah yaitu di Rawat Inap Kebidanan dan Anak (3.00).

Nilai tersebut menggambarkan bahwa kejelasan petugas pelayanan kesehatan

di RSUD Padang Pariaman dikategorikan baik walaupun ada beberapa unit

layanan berada pada garis rendah. Di RSUD Padang Pariaman, masing-

masing unit layanan sudah memiliki prosedur tetap dalam hal kejelasan

petugas pelayanan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kewajiban bagi petugas

pelayanan untuk memakai seragam putih-putih dan memakai papan nama

serta lambang pemerintahan. Bahkan di RSUD Padang Pariaman pakaian

dinas tersebut sudah mengatur kepada warna jilbab bagi petugas perempuan.

Di masing-masing ruang pelayanan juga sudah dipasang papan informasi

yang menunjukkan jenis ruang pelayanan beserta petugas yang bertanggung

jawab.
51

Grafik 4
Nilai IKM Berdasarkan Kedisiplinan Petugas di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Kedisiplinan Petugas Pelayanan menggambarkan kesungguhan

petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu

kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Dari grafik 4 di atas diketahui bahwa

nilai IKM berdasarkan kedisiplinan petugas pelayanan di RSUD Padang

Pariaman adalah 2.97 dengan nilai IKM tertinggi yaitu di Radiologi (3.22)

dan nilai terendah yaitu di Instalasi Bedah Sentral (OK) (2.49). Secara umum

nilai ini termasuk kategori baik, akan tetapi perlu perhatian terhadap unit

layanan dengan nilai kedisiplinan terendah yaitu Instalasi Bedah Sentral

(OK) karena walaupun berada pada kategori baik akan tetapi sudah di garis

rendah.
52

Grafik 5
Nilai IKM Berdasarkan Tanggung Jawab Petugas di Setiap Unit
Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5

Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Tanggung jawab petugas Pelayanan menggambarkan kejelasan

wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan

penyelesaian pelayanan. Dari grafik 5 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata

IKM berdasarkan tanggung jawab petugas pelayanan di RSUD Padang

Pariaman adalah 3.11 dengan nilai IKM tertinggi yaitu di Poli Otrhopedi

(3.45) dan nilai terendah yaitu di Rawat Inap Kebidanan dan anak (2.69).

Kejelasan kewenangan dan tanggung jawab petugas tentunya diukur dengan

jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan di Rumah

Sakit. Di RSUD Padang Pariaman pemenuhan jumlah dan jenis tenaga


53

pelayanan kesehatan merupakan salah satu program prioritas dalam

meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat. Lebih dari itu, RSUD

Padang Pariaman juga berupaya meningkatkan jenjang pendidikan petugas

yang memberikan pelayanan dengan mengirim peserta tugas belajar baik

untuk D3, D4, S1, S2 maupun program dokter spesialis.

Grafik 6
Nilai IKM Berdasarkan Kemampuan Petugas di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit dan Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3

Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Kemampuan petugas pelayanan menggambarkan tingkat keahlian dan

ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan

pelayanan kepada masyarakat. Dari grafik 6 di atas diketahui bahwa nilai

rata-rata IKM berdasarkan kemampuan petugas pelayanan di RSUD Paadang

Pariaman adalah 3.06 dengan nilai IKM tertinggi yaitu di Radiologi/rontgen


54

dan Apotik (3.23) dan nilai terendah yaitu di Rawat Inap Kebidanan (2.88).

Kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sangat

berhubungan dengan beban tanggung jawab seorang petugas. Untuk itu

dalam rangka meningkatkan kapsitas dan kemampuan petugas kesehatan,

Dinas Kesehatan terus berupaya mengikutsertakan tenaga kesehatan untuk

mengikuti pelatihan yang sesuai dengan kompetensinya termasuk dorongan

untuk mengikuti seminar dalam rangka peningkatan wawasan petugas

kesehatan. Upaya tersebut sampai saat ini telah dirasakan oleh masyarakat

luas sehingga kemapuan petugas tersebut telah mendapat pengakuan yang

dibuktikan dengan nilai IKM untuk indikator kemampuan petugas

memperoleh nilai 3.05 dengan kata lain indikator ini dapat dikategorikan

baik.
55

Grafik 7
Nilai IKM Berdasarkan Kecepatan Layanan di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Mata
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Kecepatan pelayanan menggambarkan target waktu pelayanan dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara

pelayanan. Dari grafik 7 di atas diketahui bahwa nilai rata-rata IKM

berdasarkan kemampuan petugas pelayanan di RSUD Padang Pariaman

adalah 2.91. Meskipun pada indikator ini kecepatan pelayanan sudah

dikategorikan baik, akan tetapi jika dibandingkan dengan indikator yang lain,

nilai rata-rata kecepatan pelayanan merupakan nilai paling rendah. Banyak

faktor yang mempengaruhi kecepatan pelayanan, diantaranya yaitu

kemampuan petugas, sarana dan prasarana pendukung, kenyamanan dalam

melakukan pelayanan dan lain-lain. RSUD Padang Pariaman telah berupaya


56

untuk mencarikan solusi dari permasalahan yang ditemui. Akan tetapi,

keterbatasan dana yang ada selalu menjadi faktor utama dalam mengatasi

masalah peningkatan jumlah sarana / prasarana di unit layanan yang pada

akhirnya berpengaruh dalam penyelesaian pekerjaan pelayanan kepada

masyarakat.

Grafik 8
Nilai IKM Berdasarkan Keadilan Pelayanan di Setiap Unit Layanan
RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Keadilan pelayanan menggambarkan pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani. Dari grafik 8

di atas diketahui bahwa nilai rata-rata IKM berdasarkan keadilan pelayanan

pelayanan di Lingkungan Dinkes Agam adalah 3.04 dengan nilai IKM

tertinggi yaitu di Poli Mata (3.33) dan nilai terendah yaitu di Instalasi Bedah
57

Sentral (2.73). Dari 18 unit pelayanan, hanya 5 unit layanan dengan nilai

IKM dibawah 3. Hal ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan tidak membedakan golongan / status masyarakat.

Penyebab terjadinya perbedaan layanan diantaranya adalah perbedaan

status sosial dan status ekonomi. Jika dilihat karakteristik responden yang

dilayani di Unit Layanan sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,

sangat sedikit peluang untuk terjadinya ketidakadilan pelayanan karena pada

umumnya masyarakat yang dilayani tidak terlalu heterogen dan memakai

pola tariff sesuai perda.

Grafik 9
Nilai IKM Berdasarkan Kesopanan dan Keramahan Petugas di Setiap
Unit Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015


58

Kesopanan dan keramahan menggambarkan sikap dan perilaku

petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan

ramah serta saling menghargai dan menghormati. Dari grafik 9 terlihat bahwa

nilai rata-rata IKM kesopanan dan keramahan petugas pelayanan di RSUD

Padang Pariaman adalah 3.14. Unit Layanan dengan nilai IKM terendah

adalah Rekam Medik dan Loket (3.03) namun masih memunyai nilai diatas

3.

Kesopanan dan keramahan petugas sangat berkaitan erat dengan

penilaian subyektif pasien. Keahlian, kecepatan pelayanan serta prosedur

pelayanan akan tidak bermakna apabila petugas sudah dianggap tidak sopan /

tidak ramah oleh masyarakat. Untuk itu perlu upaya pemecahan masalah

secara bersama-sama terutama puskesmas dengan nilai terendah seperti

Rekam Medik dan Loket.


59

Grafik 10
Nilai IKM Berdasarkan Kewajaran Biaya Layanan di Setiap Unit
Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Kewajaran biaya pelayanan menggambarkan keterjangkauan

masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

Grafik 10 menunjukkan bahwa nilai rata-rata IKM kewajaran biaya

pelayanan di RSUD Padang Pariaman adalah 3.12. Unit layanan dengan nilai

tertinggi adalah Rekam Medik dan loket dengan nilai 3.45. Hal ini

menunjukkan bahwa biaya pelayanan kesehatan di RSUD Padang Pariaman

masih dapat dijangkau oleh masyarakat.


60

Grafik 11
Nilai IKM Berdasarkan Kepastian Biaya Layanan di Setiap Unit
Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Penyakit Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Kepastian biaya pelayanan menggambarkan kesesuaian antara biaya

yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. Di RSUD Padang

Pariaman berdasarkan grafik 11 terlihat nilai rata-rata IKM kepastian biaya

pelayanan adalah 3.07. Unit Layanan dengan nilai IKM tertinggi yaitu

Radiologi/rontgen (3.34) dengan kisaran yang tidak berbeda secara signifikan

yang berarti biaya layanan adalah pasti karena disesuaikan dengan perda

Padang Pariaman.
61

Grafik 12
Nilai IKM Berdasarkan Kepastian Jadwal Layanan di Setiap Unit
Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Kepastian jadwal pelayanan menggambarkan pelaksanaan waktu

pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Di RSUD Padang

Pariaman, nilai rata-rata IKM kepastian jadwal pelayanan berdasarkan grafik

12 adalah 3.06. Adapun unit layanan dengan nilai IKM terendah yaitu

radiologi 2.57. Nilai IKM ini masih dikategorikan baik walaupun ada

beberapa unit yang perlu mendapat perhatian dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat seperti radiologi dan ruang operasi. Rendahnya keastian

jadwal ini pada periode terdahulu alata yang digunakan kedua unit dalam

keadaan rusak dalam jangka waktu yang lama sehingga kepastian jadwal jadi

terganggu.
62

Grafik 13
Nilai IKM Berdasarkan Kenyamanan Lingkungan di Setiap Unit
Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


Apotik
Rekam Medik
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber: Hasil Analisis Data, 2015

Kenyamanan lingkungan menggambarkan kondisi sarana dan

prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat

memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan. Nilai rata-rata IKM di

RSUD Padang Pariaman adalah 3.04. Rawat Inap Kebidanan dan Rawat Inap

Bedah merupakan unit layanan dengan nilai IKM terendah yaitu 2.46 dan

2.57. RSUD Padang Pariaman setiap tahunnya terus berupaya melengkapi

sarana kesehatan di setiap unit layanan guna memberi rasa nyaman kepada

pasien. Begitu juga dengan aspek kebersihan lingkungannya.


63

Grafik 14
Nilai IKM Berdasarkan Kenyamanan Lingkungan di Setiap Unit
Layanan RSUD Padang Pariaman

RSUD Padang Pariaman


apotik
Rekam Medik / Loket
Rawat Inap Kebidanan dan Anak
Rawat Inap Penyakit Dalam
Rawat Inap Bedah
Poli Kulit Kelamin
Poli Mata
Poli Orthopedi
Poli Anak
Poli Kebidanan
Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli Gigi
Poli Umum
Radiologi (Rontgen)
Laboratorium Patologi Klinik
Instalasi Bedah Sentral (OK)
IGD
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Sumber : Hasil Analisis, 2015

Keamanan pelayanan menggambarkan terjaminnya tingkat keamanan

lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,

sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Nilai rata-rata

IKM keamanan pelayanan di RSUD Padang Pariaman 3.02. Adapun 2 unit

layanan dengan nilai keamanan pelayanan tertinggi adalah Instalasi Bedah

Sentral (kamar operasi) dan poli bedah (3.32 dan 3.17).


64

4.2.3. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Untuk Meningkat IKM

Dalam melayani masyarakat bagi organisasi pemerintah yang berada di

sentra unit layanan kesehatan masyarakat bagi RSUD Padang Pariaman

kepuasan pasien yang datang berobat adalah prioritas utama. Karena kepuasan

pasien dan keluarga adalah indikator keberhasilan bagi RSUD dalam melayani

masyarakat sebagai layanan kesehatan lanjutan di Kabupaten Padang Pariaman.

Kendala utama yang dihadapi oleh RSUD dalam meningkatkan Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah terbatas anggaran yang di dapatkan dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman. Setiap tahun anggaran pihak

RSUD telah merinci anggaran sedemikian rupa dengan prinsip manajemen

keuangan namun pada penetetapan anggaran, sejumlah anggaran tidak disetujui

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kab. Padang Pariaman, sedangkan

anggaran yang tidak disetujui sering terjadi pada unsur-unsur vital pada

pelayanan RSUD Padang Pariaman, misalnya biaya pemeliharaan dan perbaikan

alat-alat kesehatan sering kena pangkas oleh anggota karena jumlah nominal

yang besar, namun akibatnya akan menggangu pada proses layanan di RSUD

Padang Pariaman. Kejadian ini terjadi pada biaya pemeliharaan dan perbaikan

alat kesehatan di Unit Radiologi karena keterbatasan biaya dan mahalnya biaya

perbaikan maka lebih dari 3 bulan unit ini tidak dioperasikan, sehingga untuk

melakukan rontgen saja pasien harus dirujuk.32

Keterbatasan anggaran yang diperoleh oleh RSUD Padang pariaman akan

mengganggu proses pelayanan di Rumah Sakit. Beberapa hal yang dapat terjadi

karena keterbatasan anggaran, sebagai berikut :

32
Kutipan Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan RSUD Padang Pariaman, Januari
2015
65

a. Kurangnya kualitas dan kuantitas fasilitas di RSUD Padang

Pariaman.

Kualitas dan kuantitas fasilitas sarana dan prasarana akan

mengganggu proses layanan di RSUD Padang Pariaman di setiap

lini. Untuk rawat inap bedah dan penyakit dalam di RSUD Padang

Pariaman hanya menyediakan ruang rawat kelas III saja, yang

terdiri atas rawat inap pria dan wanita. Dengan kapasitas 8 buah

tempat tidur untuk masing-masing ruangan, sedangkan rawat inap

kebidanan digabung dengan rawt inap bedah dengan masing-

masing 8 buah tempat tidur. Dengan minimnya fasilitas rawat inap

mengakibatkan daya serap pasien menjadi lebih sedikit dan

kebanyakan pasien dirujuk dengan salah satu alas an yaitu tempat

penuh.

Jika sumbangsih RSUD Padang Pariaman terhadap PAD

Kabupaten Padang jauh lebih besar, dimana untuk tahun 2014

RSUD menyumbang dana untuk PAD sebesar 4,5 Milyar. Jika

anggaran yang diberikan tiap tahun digandakan maka fasilitas

rawat inap akan mempunyai daya tamping yang lebih besar dan

akan menghasilkan PAD yang lebih besar pula.

Anggaran yang terbatas maka anggran untuk pembelian alat

kesehatan yang tidak sedikit akan terbatas pula, sehingga alat

kesehatan yang mampu dibeli hanya dengan kualitas standar. Alat

dengan kualitas seadaanya beresiko untuk sering rusak sehingga

padaa alat kesehatan tersebut rusak akan mengganggu pelayanan


66

sebagai contoh karena keterbatasan anggaran RSUD hanya

mempubyai 1 set alat rontgen sehingga pada saat alat rusak dan

anggaran pemeliharaan dan perbaikan yang terbatas sehingga

pelayanan untuk rontgen terpaksa dihentikan hingga 3 bulan

lamanya. Hal yang sama juga terjadi pada mesin anestesi, pada saat

alat tersebut rusak terpaksa kegiatan operasi besar dengan teknik

anestesi umum tidak dapat dilakukan, sedangkan operasi dengan

kategori besar mempunyai tarif jika dibandingkan dengan jenis

pelayanan lainnya.33

b. Kurangnya jumlah tenaga di RSUD Padang Pariaman

Keterbatasan anggaran juga berdampak pada jumlah tenaga,

dimana jumlah tenaga untuk masing-masing unit layanan (kecuali

poli klinik) harus cukup untuk melaksanakan tugas 3 shift sehingga

pelayanan dapat diberikan 24 jam tanpa terputus. Untuk anggaran

tahun 2014 RSUD hanya mampu mengontrak pegawai 28 orang

yang terdiri dari elektromedis, penata anestesi, rekam medic,

security, sopir ambulance, pranata labor, pramusaji dan laundry.

Dari sekian banyak yang tidak satu pun tenaga keperawatan.

Tenaga keperawatan di suatu rumah sakit menjadi ujung tombak

dalam pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi tenaga keperawatan

rumah sakit menggunakan jasa sukarela tanpa ikatan kerja yang

jelas sehingga aspek legalitas atas segala tindakan keperawatan

masih diragukan karena tenga perawat tersebut tidak menanggung

33
Kutipan Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan RSUD Padang Pariaman, Januari
2015
67

segala bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat dari setiap

tindakan keperawatan yang dilakukan. Untuk menghindari hal

tersebut maka setiap tenaga keperawatan dengan status PNS wajib

melakukan lembur tiap minggunya. Dana lembur untuk pegawai

yang besar akan menyerap anggran dana untuk kegitan lainnnya.

Untuk tahun 2014 untuk memenuhi pembayaran jasa lembur

pegawai diambil dari pemeliharaan dan perbaikan sarana dan

sarana, sehingga pada saat alat kesehatan yang rusak seperti alat

rontgen dan mesin anestesi terpaksa harus menunggu anggaran

pada perubahan anggaran yang menunggu jangka waktu yang

lama.

4.2.4. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala-Kendala Untuk


Meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di RSUD Padang
Pariaman

Upaya yang dilakukan RSUD Padang Pariaman untuk mengatasi

kendala dalam meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah

meningkatkan komunikasi lintas sektor di dilingkungan Pemerintah

Kabupaten Padang Pariaman dengan melakukan pendekatan intensif untuk

meningkatkan jumlah anggaran untuk RSUD Padang Pariaman dimana

RSUD Padang Pariaman berada pada fase pembangunan dan

pengembangan fasilitas. Komunikasi I intesifkan dengan melakukan lobby-

lobby dengan sejumlah anggota DPRD pada saat penetapan APBD pada

awal tahun anggaran. Namun usaha ini kurang berhasil dimana setiap

tahunnya ada saja anggran yang di pangkas dan dianggap tidak wajar.
68

Selain itu direktur aktif untuk meningkatkan fasilitas dengan

memanfaat sumbangan dan bantuan dari Kementrian Kesehatan RI. Tahun

2014 RSUD Padang Memeperoleh sejumlah alat kesehatan yang dapat

menunjang layanan RSUD berupa 2 set mesin anestesi, instrument –

instrument analis kesehatan seperti EKG, USG tensimeter dan lain-lain.

Selain itu set instrument yang diperuntukkan kegiatan operasi di kamar

operasi.34

Upaya yang tengah digiatkan oleh RSUD Padang Pariaman saat ini

adalah upaya untuk melakukan perubahan status rumah sakit dari rumah

sakit milik pemerintah dengan sumber anggaran dari pemerintah daerah

menjadi PPK-BLUD, sehingga RSUD Padang Pariaman dapat

mengupayakan dan mengelola keuangan sendiri.

Sebagaimana dimaklumi salah satu agenda reformasi di bidang

keuangan negara adalah dari penganggaran tradisional menjadi

penganggaran berbasis kinerja. Dengan berbasis kinerja ini, arah

penggunaan dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input tetapi pada

output. Pendekatan penganggaran berbasis kinerja sangat diperlukan bagi

satuan kerja pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kepada publik

dengan cara mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government)

yang telah diatur dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara.35

Selanjutnya dengan pasal 68 dan pasal 69, UU No.1/2004 tentang

Perbendaharaan Negara, instasi pemerintah yang tugas pokok dan

34
Kutipan Hasil Wawancara dengan Direktur RSUD Padang Pariaman, Januari 2015
35
Aristia.2008. Analisis kinerja keuangan Blu Rsup Fatmawati Dan perlakuan perpajakannya.
Fakultas Ekonomi:Universitas Indonesia. Hal. 25
69

fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola

pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,

efisiensi dan efektivitas. Sebagai tindak lanjut atas peraturan di atas,

Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang menjadi dasar dalam

penerapan pengelolaan keuangan bagi Badan Layanan Umum Daerah

(BLUD).

Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang ingin

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan – Badan Layanan Umum Daerah

(PPK-BLUD) harus memenuhi persyaratan subtantif, teknis dan

administratif.

Persyaratan substantif: SKPD yang menyelenggarakan layanan umum

berupa:36

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat;

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan

perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi

dan/atau pelayanan kepada masyarakat.

36
Hendrawan,Ronny. 2011. Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum. Fakultas Ekonomi
:Universitas Diponogoro. Hal. 22
70

Persyaratan teknis:

a. Kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola

dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi

Sekretaris Daerah untuk SKPD atau kepala SKPD untuk Unit

Kerja;

b. Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja yang sehat.

Persyaratan administratif apabila SKPD atau Unit Kerja membuat

dan menyampaikan dokumen yang meliputi:

a. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja

pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;

b. Pola tata kelola;

c. Rencana strategis bisnis;

d. Standar pelayanan minimal;

e. Laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan

keuangan; dan

f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit

secara independen.

Sesuai dengan syarat-syarat BLUD bahwa yang dimaksud dengan

persyaratan substantif, persyaratan teknis dan persyaratan admnistratif

adalah berkaitan dengan standar layanan, penentuan tarif layanan,

pengelolaan keuangan,tata kelola semuanya harus berbasis kinerja. Hal-hal

yang harus dipersiapkan bagi rumah sakit untuk menjadi BLU dalam aspek

teknis keuangan adalah:


71

a. Penentuan tarif harus berdasar unit cost dan mutu layanan.

Dengan demikian rumah sakit pemerintah harus mampu

melakukan penelusuran (cost tracing) terhadap penentuan

segala macam tarif yang ditetapkan dalam layanan. Selama ini

aspek penentuan tarif masih berbasis aggaran ataupun subsidi

pemerintah sehingga masih terdapat suatu cost culture yang

tidak mendukung untuk peningkatan kinerja atau mutu layanan.

Penyusunan tarif rumah sakit seharusnya berbasis pada unit

cost, pasar (kesanggupan konsumen untuk membayar dan

strategi yang diipilih. Tarif tersebut diharapkan dapat menutup

semua biaya, diluar subsidi yang diharapkan. Yang perlu

diperhatikan adalah usulan tarif jangan berbasis pada presentase

tertentu namun berdasar pada kajian yang dapat

dipertanggungjawabkan. Secara umum tahapan penentuan tarif

harus melalui mekanisme usulan dari setiap divisi dalam rumah

sakit dan aspek pasar dan dilanjutkan kepada pemilik. Pemilik

rumah sakit pemerintah adalah pemerintah daerah dan DPRD.

b. Penyusunan anggaran harus berbasis akuntansi biaya bukan

hanya berbasis subsidi dari pemerintah. Dengan demikian

penyusunan anggaran harus didasari dari indikator input,

indikator proses dan indikator output.

c. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK 45 yang

disusun oleh organsisasi profesi akuntan dan siap diaudit oleh

Kantor Akuntan Independen bukan diaudit dari pemerintah.


72

d. Sistem remunerasi yang berbasis indikator dan bersifat evidance

based. Dalam penyusunan sistem remunerasi rumah sakit perlu

memiliki dasar pemikiran bahwatingkatan pemberian

remunerasi didasari pada tingkatan, yaitu tingkatan satu

adalah basic salary yang merupakan alat jaminan safety bagi

karyawan. Basic salary tidak dipengaruhi oleh pendapatan

rumah sakit. Tingkatan dua adalah incentives yaitu sebagai alat

pemberian motivasi bagi karyawan. Pemberian incentives ini

sangat dipengaruhi oleh pendapatan rumah sakit. Tingkatan

yang ketiga adalah bonus sebagai alat pemberian reward kepada

karyawan.Pemberian bonus ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

keuntungan rumah sakit. Implementasi aspek teknis keuangan

bagi rumah sakit ini akan menjadi nilai plus dalam upayanya

untuk peningkatan kualitas jasa layanan dan praktik tata kelola

yang transparan. Perhitungan dan penelusuran terhadap unit

cost memerlukan persyaratan sebagai berikut:

1) Menuntut adanya dukungan dari para stakeholder,

2) Memiliki keinginan yang kuat dari rumah sakit untuk

berbenah, tanpa meninggalkan misi layanan sosial tetapi

harus tetap mengunggulkan rumah sakit sebagai

alat bargaining position,

3) Kesanggupan untuk mewujudkan desakan akuntabilitas dari

publik kepada rumah sakit, khususnya mengenai pola

penentuan tariff,
73

4) Dukungan dari seluruh tim ahli, baik ahli medis, komite

medis, sistem informasi rumah sakit, akuntansi dan costing.

Dengan implementasi perubahan kelembagaan menjadi badan

layanan umum, dalam aspek teknis keuangan diharapkan rumah sakit

akan memberi kepastian mutu dan kepastian biaya menuju pada

pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Pendapatan dan belanja BLU tetap merupakan bagian APBD

dengan aset yang tidak dipisahkan. Namun lembaga ini tidak

mengutamakan mencari keuntungan semata, lebih memprioritaskan

pelayanan masyarakat. Selain itu, peran pemerintah daerah dalam

pembiayaan juga tetap.

BLU di sini beroperasi sebagai unit kerja pemerintah

daerah bertujuan memberikan layanan umum yang pengelolaannya

berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk

bersangkutan. Sesuai dengan asas yang diamanatkan, BLU mengelola

penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang

sehat.

Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/

BLUD menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan

oleh menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai

dengan kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan,

pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk

mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah

(RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala


74

daerah dengan peraturan kepala daerah. Standar pelayanan minimal

tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :

(a) Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan

pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLU/

BLUD;

(b) Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;

(c) Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung

tingkat pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat

pemanfaatannya;

(d) Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang

sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas

dan fungsi BLU/ BLUD; dan

(e) Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan

pelayanan yang telah ditetapkan.

Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/ BLUD

dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/

jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/ jasa layanan yang

diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar

perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.

Tarif layanan diusulkan oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/

menteri kesehatan/ kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan

kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/ kepala daerah dengan

peraturan menteri keuangan/ peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang


75

diusulkan dan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

a) Kontinuitas dan pengembangan layanan;

b) Daya beli masyarakat;

c) Asas keadilan dan kepatutan; dan

d) Kompetisi yang sehat.

Pembiayaan Rumah Sakit BLU

Rumah sakit BLU memperoleh dana APBN untuk biaya operasional

dan belanja modal. Biaya operasional biasanya digunakan untuk biaya gaji

pegawai dan biaya pemeliharaan aktiva tetap. Sedangkan belanja modal

adalah pengeluaran untuk pembelian tanah dan pembangunan gedung, yang

dikapitalisasi di Neraca dan dicatat sebagai penambahan Aktiva Tetap.

Pada saat pembuatan RBA, BLU mengajukan rencana bisnis dan anggaran

ke departemen induk untuk mendapat persetujuan. Departemen induk akan

memasukkan anggaran yang diminta dalam Rencana Kerja dan Anggaran

(selanjutnya disebut RKA) departemen yang bersangkutan. RBA BLU

dikonsolidasikan dengan RKA dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari RKA Kementerian/Lembaga. Pendapatan dan Belanja

BLU dalam RKA tahunan dikonsolidasikan dalam RKA

Kementerian/Lembaga.

Surplus Anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran

berikutnya, kecuali atas perintah KDH, disetorkan sebagian atau seluruhnya

ke Kas Umum Daerah, dengan mempertimbangakan posisi Likuiditas BLU.

Defisit Anggaran BLU dapat diajukan pembiayaan dalam tahun anggaran


76

berikutnya kepada PPKD. PPKD dapat mengajukan anggaran untuk

menutupi difisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBD tahun anggaran

berikutnya.

Keuntungan BLUD Bagi Rumah Sakit adalah :

a. Tata kelola keuangan RS lebih baik dan transparan karena

menggunakan pelaporan standar akutansi keuangan yang memberi

informasi tentang laporan aktivitas, laporan posisi keuangan, laporan

arus kas dan catatan laporan keuangan.

b. RS masih mendapat subsidi dari pemerintah seperti biaya gaji pegawai,

biaya operasional, dan biaya investasi atau modal.

c. Pendapatan RS dapat digunakan langsung tidak disetor ke kantor kas

Negara, hanya dilaporkan saja ke Departemen Keuangan.

d. RS dapat mengembangkan pelayanannya karena tersedianya dana untuk

kegiatan operasional RS.

e. Membantu RS meningkatkan kualitas SDM nya dengan perekrutan

yang sesuai kebutuhan dan kompetensi.

f. Adanya insentif dan honor yang bisa diberikan kepada karyawan oleh

pimpinan RS.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat penulis tarik kesimpulan sebagai

berikut :

5.1.1. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada 14 indikator

di RSUD Padang Pariaman pada umumnya berada pada

kategori baik, namun ada 4 buah indikator dimana unit

layanan di RSUD Padang Pariaman mempunyai nilai IKM

dengan kategori nilai IKM kurang baik, sehingga perlu

perbaikan di setiap unit layanan tersebut. Unit layanan

dengan nilai IKM kurang baik adalah :

a. Unit layanan rawat inap anak dan kebidanan untuk

indikator kenyamanan lingkungan dan keamanan

lingkungan.

b. Unit layanan poli orthopedi dan radiologi (rontgen)

untuk indikator prosedur layanan.

c. Unit layanan instalasi bedah sentral (kamar operasi) untuk

indikator kedisiplinan petugas.

5.1.2. Kendala utama dalam meningkatkan Indeks Kepuasan

Masyrakat (IKM) di RSUD adala terbatasnya jumlah

anggaran sehingga berdampak pada :

77
78

a. Kurangnya kualitas dan kuantitas fasilitas di RSUD

Padang Pariaman

b. Kurangnya jumlah tenaga di RSUD Padang Pariaman

5.1.3. Strategi yang dilakukan RSUD Padang Pariaman untuk

mengatasi kendala dalam meningkatkan Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) adalah :

a. Meningkatkan komunikasi lintas sektor di dilingkungan

Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dengan

melakukan pendekatan intensif untuk meningkatkan

jumlah anggaran untuk RSUD Padang Pariaman dimana

RSUD Padang Pariaman berada pada fase pembangunan

dan pengembangan fasilitas.

b. Berupaya untuk melakukan perubahan status rumah sakit

dari rumah sakit milik pemerintah dengan sumber

anggaran dari pemerintah daerah menjadi PPK-BLUD,

sehingga RSUD Padang Pariaman dapat mengupayakan

dan mengelola keuangan sendiri.

5.2. Saran

Dari penelitian yang dilakukan di Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu

ini maka dapat penulis sarankan hal-hal berikut :

a. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan DPRD

Kabupaten Padang Pariaman

Agar dapat meningkatkan jumlah anggaran untuk RSUD

Padang Pariaman sehingga RSUD Padang meningkatkan kualitas


79

dan kuantitas layanan kesehatan pada masyarakat Padang Pariaman

khususnya dan masyarakat Sumatera Barat umumnya .

b. Pada RSUD Padang Pariaman

Setelah diketahuinya nilai Indek Kepuasan Masyarakat

(IKM) ini maka disarankan pada RSUD Padang Pariaman untuk

dapat meningkatkan nilai IKM tersebut disetiap unit layanan

umumnya dan pada unit layanan dengan nilai IKM kategori kurang

baik khususnya

c. Pada Peneliti Selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait dengan Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) secara lebih mendalam lagi sehingga

mampu mendapatkan manfaat yang lebih berguna lagi untuk untuk

memperbaiki kualitas layanan publik dikemudian hari.


DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Yoga, Tjandra. 2006. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi


Kedua. Jakarta : UI-Pres.

Aristia.2008. Analisis Kinerja Keuangan BLU RSUP Fatmawati Dan Perlakuan Perpajakannya.
Fakultas Ekonomi:Universitas Indonesia

Azwar, Saifuddin, 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bappenas, BPS dan UNDP. 2009. Laporan Pembangunan Manusia Indonesia


(LPMI) 2008. Jakarta. Bappenas Press

Bappenas. 2009. Buku Panduan Penyelenggaraan Pembangunan Nasional di


Indonesia Tahun 2008. Jakarta. Bappenas Press

Hendrawan, Ronny.2011. Analisis Penerapan PSAK No. 45 tentang Pelaporan


Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Berstatus Badan
Layanan Umum.Fakultas Ekonomi:Universitas Diponegoro.

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Perbandingan Administrasi Publik. Edisi Pertama.


Yogjakarta: Gaya Media.

Juran, J.M. 1995. Kepemimpinan Mutu. Jakarta : Pustaka Binawan Presindo.

Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2,


edisi ke-8, Penerbit Erlangga

Lidenthal. 2004. Tantangan Perlindungan Sosial untuk Semua: Pilihan Kebijakan


untuk Indonesia. Jakarta. Working Paper bersama UNSFIR-ILO

Lupiyoadi, R., & Hamdani, A. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa (Edisi 2).
Jakarta: Salemba Empat.

Moenir, HAS.1998. Manajemen Pelayanan Publik, Jakarta : Bina Aksara

Saleh, Muwafik, Akh. 2010. Public Service Communication. Malang. UMM


Press.

Salimah, S. (2009, April 22). TRAINING NEED ANALYSIS (TNA) DI RUMAH


SAKIT. Dikutip tanggal15 Maret 2012, dari
http://indosdm.com/training-need-analysis-tna-di-rumah-sakit
Saputra, Wiko. 2007. Studi Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Pelayanan Kesehatan di Propinsi Sumatera Barat (Skripsi).
Padang. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Edisi III. Jakarta: Sagung Seto.

Situmorang, Syafrizal Helmi, dkk. 2010. Analisis Data: Untuk Riset Manajemen
dan Bisnis. Medan: Usu Press.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Supranto, J. 2011 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan


Pangsa Pasar, Cetakan Keempat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Tangkilisan, Hesel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta. Grasindo

Tjiptono, F. 2002. Manajemen Jasa. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wanti, D. G. (2011). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat


Kepuasan Pasien di Poli Klinik RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2011. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mercubaktijaya,
Jurusan Ilmu Keperawatan, Padang: Tidak diterbitkan

Wirartha, I. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi


Offset.

Rekam Medis RSUD Padang Pariaman, Oktober 2014

Peraturan Perundang undangan :

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Kewenangan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 355/Menkes/Per/V/2006

tentang Pedoman Pelembagaan Organisasi Unit Pelaksana Teknis;

10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera No. 25/2004 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit

Pelayanan Instansi Pemerintah

11. SK Menteri Kesehatan RI No.983 Menkes/SK/ XI/1992 tentang Rumah

Sakit
Lampiran I

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Bpk/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di –
Tempat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ekasakti Padang :
Nama : Rudi Nofri. M
No. BP : 1110003829020
Akan mengadakan penelitian dengan judul : “Indeks Kepuasan
Masyarakat Terhadap Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Padang
Pariaman (STUDI RSUD PADANG PARIAMAN)”. Untuk itu saya mohon
kesedian Bpk/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dalam penelitian yang akan
dilakukan ini.
Penelitian ini semata-mata hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak akan menimbulkan kerugian bagi responden. Kerahasiaan informasi
yang diberikan akan dijaga dan hanya untuk kepentingan penelitian.
Saya sangat menghargai kesediaan Bpk/Ibu/Sdr/i untuk meluangkan waktu
untuk mengisi kuesioner ini dan menanda tangani lembaran persetujuan. Atas
kesediaaan dan kerjasama Bpk/Ibu/Sdr/i saya ucapkan terima kasih

Padang, Januari 2014


Peneliti

RUDI NOFRI. M
Lampiran II

INFORMED CONCENT
(Format Persetujuan Menjadi Responden)

Saya bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ___________________________________
Jenis Kelamin : ___________________________________
Pendidikan : ___________________________________
Pekerjaan : ___________________________________
Alamat : ___________________________________

Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan dari peneliti, maka saya bersedia
dijadikan responden penelitian untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan dan berhak mengundurkan diri bila terdapat sesuatu hal yang merugikan
saya.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesuangguhnya dan tanpa ada unsur
paksaan dari pihak manapun.

Parit Malintang,.................................2013
Responden

(................................................................)
Lampiran III
KUESIONER

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP


PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PADANG PARIAMAN TAHUN 2015

PERHATIAN
1. Tujuan survei ini adalah ungguk memperoleh gambaran secara obyektif
mengenai kepuasan masyarakat terhadapa layanan publik
2. Nilai yang diberikan oleh masyarakat sebagai nilai yang dapat
dipertanggungjawabkan
3. Hasil survei ini akan digunakan untuk bahan penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terhadap layanan publik di RSUD Padang Pariaman yang
dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah
4. Keterangan nilai yang diberikan bersifat terbuka dan tidak dirahasiakan
5. Survei ini tidak ada hubungan dengan pajak dan politik.

A. DATA RESPONDEN
Nomor Responden : ……………….(diisi oleh peneliti)
Umur : ……..Tahun
Jenis Kelamin*) : Laki-Laki / Perempuan
Pendidikan*) : SD/SMP/SMA/Diploma/S1/S2
Pekerjaan **) : 1. PNS/TNI/POLRI
2. Pegawai Swasta
3. Wiraswasta
4. Pelajar/Mahasiswa
5. Lainnya
*) Coret yang tidak perlu
**) Pilih salah satu
B. DATA INSTANSI DAN UNIT LAYANAN
(diisi oleh peneliti)
Nama Instansi : …………………………………
Unit Layanan : …………………………………

C. INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT


SKOR
(diisi
No. PERTANYAAN
oleh
peneliti)
1. Bagaimana pemahaman saudara tentang kemudahan prosedur
pelayanan unit ini
a. Tidak Mudah
b. Kurang Mudah
c. Mudah
d. Sangat Mudah
2. Bagaimana menurut anda kesesuaian persyaratanp elayanan
dengan jenis pelayanan unit ini
a. Tidak Sesuai
b. Kurang Sesuai
c. Sesuai
d. Sangat Sesuai
3. Bagaimana kejelasan dan kepastian petugas pada unit
pelayanan ini
a. Tidak Jelas
b. Kurang Jelas
c. Jelas
d. Sangat Jelas
4. Bagaimana menurut anda tentang kedisiplinan petugas pada
unit layanan ini
a. Tidak disiplin
b. Kurang disiplin
c. Disiplin
d. Sangat disiplin
5. Bagaimana menurut anda tentang tanggung jawab petugas
pada unit layanan ini
a. Tidak bertanggung jawab
b. Kurang bertanggung jawab
c. Bertanggung jawab
d. Sangat bertanggung jawab
SKOR
(diisi
No. PERTANYAAN
oleh
peneliti)
6. Bagaimana menurut anda tentang kemampuan petugas pada
unit layanan ini
a. Tidak mampu
b. Kurang mampu
c. Mampu
d. Sangat mampu
7. Bagaimana menurut anda tentang kecepatan layanan pada unit
layanan ini
a. Tidak cepat
b. Kurang cepat
c. Cepat
d. Sangat cepat
8. Bagaimana Menurut Anda Tentang Keadilan Untuk
Mendapatkan Layanan Pada Unit Layanan Ini
a. Tidak Adil
b. Kurang Adil
c. Adil
d. Sangat adil
9. Bagaimana menurut anda tentang kesopanan dan keramahan
petugas pada unit layanan ini
a. Tidak sopan dan ramah
b. Kurang sopan dan ramah
c. Sopan dan ramah
d. Sangat sopan dan ramah
10. Bagaimana menurut anda tentang kewajaran biaya pada unit
layanan ini
a. Tidak wajar
b. Kurang wajar
c. Wajar
d. Sangat wajar
11. Bagaimana menurut anda tentang kesuaian biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan pada unit
layanan ini
a. Tidak sesuai
b. Kurang sesuai
c. Sesuai
d. Sangat sesuai
12. Bagaimana menurut anda tentang ketepatan pelaksanaan
terhadap jadwal/waktu pelayanan pada unit layanan ini
a. Tidak tepat
b. Kurang tepat
c. Tetap
d. Sangat tetap
SKOR
(diisi
No. PERTANYAAN
oleh
peneliti)
13. Bagaimana menurut anda tentang kenyamanan lingkungan
pada unit layanan ini
a. Tidak nyaman
b. Kurang nyaman
c. Nyaman
d. Sangat nyaman
14. Bagaimana menurut anda tentang keamanan lingkungan pada
unit layanan ini
a. Tidak aman
b. Kurang aman
c. Aman
d. Sangat aman

Anda mungkin juga menyukai