ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN HIPERTENSI HEART DISEASE
DI RUANG JANTUNG RSUD ULIN BANJARMASIN
Oleh:
Sari, S.Kep
NIM. 1830913320021
NIM : 1830913320021
Mengetahui,
Kurang terpaparnya
Stress lingkungan informasi
Kelemahan
Vaskular: arteroklerosis, Nyeri akut
hiperplasia, trombosis,
aneurisma, emboli
Suplai darah ke Intoleransi aktivitas
kolesterol, vaskulitis
otak menurun
Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Asuhan Keperawatan HHD
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama (pada umumnya nyeri)
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
Penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload, Nyeri akut (sakit kepala) b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
NOC :
NOC : Comfort level.
Cardiac pump effectiveness. Pain control.
Circulation status. Pain level.
Vital sign status.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam, masalah nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, masalah pasien teratasi dengan kriteria hasil :
penurunan curah jantung pasien teratasi dengan kriteria hasil : 1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
1) Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
respirasi). mencari bantuan).
2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan. 2) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
3) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites. manajemen nyeri.
4) Tidak ada penurunan kesadaran. 3) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
5) AGD dalam batas normal. nyeri).
6) Tidak ada distensi vena leher. 4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
7) Warna kulit normal. 5) Tanda vital dalam rentang normal.
6) Tidak mengalami gangguan tidur.
NIC : NIC :
Cardiac Care Pain Management
1) Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi). 1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
2) Catat adanya distrimia jantung. karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
3) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output. 2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
4) Monitor status cardiovaskuler. 3) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
5) Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung. dukungan.
6) Monitor balance cairan. 4) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
7) Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia. ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
8) Atur periode latihan dan istirahat. 5) Kurangi faktor presipitasi nyeri.
6) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
Vital Sign Monitoring 7) Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi,
1) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR. distraksi, kompres hangat/ dingin.
2) Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk atau berdiri. 8) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
3) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan. 9) Tingkatkan istirahat.
4) Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktivitas. 10) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
5) Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung. nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
11) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali.
Analgetic Management
NOC :
Circulation status.
Tissue Prefusion : cerebral
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, tidak ada tanda-tanda munculnya ketidakefektifan perfusi jaringan itak, dengan
kriteria hasil :
1) Mendemostrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.
2) Tidak ada ortostatikhipertensi.
3) Komunikasi jelas.
4) Menunjukkan konsentrasi dan orientasi.
5) Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK.
NIC :
Cerebral perfusion promotion
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul.
2) Monitor adanya paratese.
3) Intruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi.
4) Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
5) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.
6) Monitoring kemampuan BAB.
7) Kolaborasi pemberian analgetik.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Price S. A., Wilson L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Reksoprodjo S. 2000. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara, Jakarta.
Smeltzer S. C., Bare G. B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2015. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Edisi kesepuluh.
Jakarta : EGC
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC), Edisi keenam. Indonesia : Elsevier Inc. Mocomedia
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi keenam. Indonesia : Elsevier Inc.
Mocomedia.