Anda di halaman 1dari 9

http://carrepairsindy.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-pengendalian.

html

2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN

Pengendalian merupakan suatu proses memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan proses mengkoreksi setiap
penyimpangan yang sangat berarti.
Dasar dari pengendalian tersebut dapat dilihat pada fungsi pengawasan. Fungsi tersebut
diperlukan untuk menjamin terlaksananya berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi, yang sesuai dengan perencanaan.

Dengan memahami pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen akan memberikan
suatu kejelasan bahwa pengawasan diperlukan terutama untuk menjawab pertanyaan apakah
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan dalam organisasi sudah sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Dan apabila terdapat penyimpangan perlulah selanjutnya diadakan perbaikan atau
Corrective, dan keseluruhannya ini akan menjadi umpan balik bagi perencanaan selanjutnya.

William G. Ouchi mengemukakan

Ada 3 Tipe Pendekatan Perancangan Pengendalian yaitu :

1. Pengendalian Pasar
Pendekatan pengendalian yang menekankan penggunaan mekanisme pasar ekternal untuk
mendapatkan standard yang digunakan dalam sistem pengendalian.

2. Pengendalian Birokratis

sebuah pendekatan terhadap rancangan sistem pengendalian yang menekankan wewenang


organisasi dan mengandalkan peraturan-peraturan administrasi, prosedur, kebijakan, pembakuan
kegiatan, dan mekanisme administratif lain untuk menjamin agar karyawan menampilkan perilaku
yang sesuai dan memenuhi pedoman-pedoman kerja.

3. Pengendalian Klan (kelompok)

suatu pendekatan terhadap perancangan sistem-sistem pengendalian dimana perilaku-perilaku


karyawan diatur dengan nilai-nilai bersama, norma-norma dan tradisi serta upacara/seremonial
organisasi tersebut.

2.2 Jenis-jenis pengendalian

https://www.google.com/search?q=jenis-jenis+pengendalian&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b

1. Pengendalian Pendahuluan (preliminary control)


Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan dimulai, maka sumber daya
manusia, bahan modal yang diperlukan sudah dianggarkan. Beberapa teknik pengendalian
yang biasa digunakan dalam pengendalian pendahuluan meliputi: pemilihan dan penetapan
karyawan, penarikan staf, pemeriksaan material, penganggaran modal, dan penganggaran
keuangan.
2. Pengendalian Bersama (concurret control)
Sementara pengertian pendahuluan memastikan ketersediaan sumber daya manusia,
modal, dan bahan pngendalian bersama memantau operasi yang berjalan untuk
memastikan bahwa berbagai tujuan tengah direalisasikan.

3. Pengendalian Umpan Balik (feedback contol)


Metode pengendalian yang dipakai dalam bisnis meliputi:

q Analisa laporan keungan (finacial statement analysis)

q Analisa biaya standar (standard cost anlysis), Pengendalian kualitas(quality control), dan

q Evaluasi kinerja karyawan (employee perfomnce evaluation).

Jika pengendalian dilihat dari objeknya, maka dapat dibagi menjadi dua bagian :

J Pengendalian administrasi

J Pengendalian operatif

4. Proses Pengendalian
Secara umum pengendalian terdiri dari tiga langkah :

1) Mengukur kinerja yang sebenarnya.

2) Membandingkan kinerja sebenarnya dengan standar.

3) Mengambil tindakan manajerial untuk memperbaiki penyimpangan atau standar yang tidak
memadai.

5. Pengukuran Kinerja (measure the performance)


Pengukuran kinerja yaitu pembandingan antara standar dengan pelaksanaan. Terdapat dua
persoalan penting yang menyangkut pengukuran prestasi :
a) Bagaimana kita mengukur kinerja itu,
b) Apa saja yang kita ukur.
6. Membandingkan Prestasi Dengan Standar (compare the performance math the
standard)
Langkah ini dimasukan untuk membandingkan hasil-hasil yang telah diukur dengan target
atau standar yang telah ditetapkan sebelumya. Untuk itu, perencanaan dalam menetapkan
target harus betul-betul memperhatikan kondisi internal dan eksternal dari organisasi.

7. Mengambil Tindakan Korektif (take corrective action)


Para manajer dapat memilih diantara tiga tindakan yang memungkinkan :
a) Tidak melakukan apa – apa.
b) Mengoreksi kinerja yang sesungguhnya itu, dan
c) Manajer dapat merevisi standar.

jenis-Jenis Pengendalian
Jenis-jenis pengendalian menurut Malayu S.P. Hasibuan adalah sebagai berikut:

1) Pengendalian Karyawan (Personnel Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan karyawan.
Misalnya apakah karyawan bekerja sesuai dengan rencana, perintah, tata kerja, disiplin, absensi,
dan sebagainya.

2) Pengendalian Keuangan (Financial Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan, tentang pemasukan dan
pengeluaran, biaya-biaya perusahaan termasuk pengendalian anggaran.

3) Pengendalian Produksi (Production Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang dihasilkan,
apakah sesuai dengan standar atau rencananya.

4) Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada penggunaan waktu, artinya apakah waktu untuk mengerjakan
suatu pekerjaan sesuai atau tidak dengan rencana.

5) Pengendalian Teknis (Technical Control)

Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik yang berhubungan dengan tindakan
dan teknis pelaksanaan.

6) Pengendalian Kebijaksanaan (Policy Control)

Pengandalian ini ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan-kebijaksanaan


organisasi telah dilaksanakan sesuai yang telah digariskan.

7) Pengendalian Penjualan (Sales Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang dihasilkan terjual
sesuai dengan target yang ditetapkan.

8) Pengendalian Inventaris (Inventory Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada semuanya
atau ada yang hilang.

9) Pengendalian Pemeliharaan (Maintenance Control)

Pengendalian ini ditujukan untuk mengetahui, apakah semua inventaris perusahaan dan kantor
dipelihara dengan baik atau tidak, dan jika ada yang rusak apa kerusakannya, apa masih dapat
diperbaiki atau tidak.
Macam-Macam Pengendalian

Pengendalian ini dikenal atas beberapa macam, yaitu :

1. Internal control (pengendalian intern)

Pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya. Cakupan dari pengendalian
ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja , kedisiplinan
karyawan, dan lain-lainya. Audit control, adalah pemeriksaan atau penilaian atas masalah-masalah
yang berkaitan dengan pembukuan perusahaan. Jadi pengawasan atas masalah khusus, yaitu
tentang kebenaran pembukuan suatu perusahaan.

2. External control (pengendalian ekstren)

Pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian ekstren ini dapat dilakukan secara
formal atau informal, misalnya pemeriksaan pembukuan oleh kantor akuntan dan penilaian yang
dilakukan oleh masyarakat.

3. Formal control (pengendalian resmi)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau penjabat resmi dan dapat dilakukan secara intern
maupun ekstern. Misalnya: pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
terhadap BUMN dan lain-lainya. Dewan Komisaris terhadap PT bersangkutan.

4. Informal control (pengendalian konsumen)

Penilaian yan dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung maupun tidak langsung.
Misalnya melalui media massa cetak atau elektronik, dan lain-lainya.

Jenis Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:

1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)

2. Pengendalian deteksi (detective controls)

3. Pengendalian koreksi (corrective controls)

4. Pengendalian pengarahan (directive controls)

5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)


Rincian kelima jenis pengendalian di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)

Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya

suatu kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil

yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian

pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel

melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi: kejujuran, personel yang


kompeten, pemisahan fungsi, reviu

pengawas dan pengendalian ganda.

Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada

mengobati” demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian

pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada pengendalian

pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem,

pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin

terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian,

pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya

kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian

lain untuk melengkapinya.

2. Pengendalian deteksi (detective controls)

Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk

mendeteksi suatu kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas

pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas buku organisasi
merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas.

Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian

pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan:

Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas

pengendalian pencegahan.

Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan

melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani

dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi.

Pengendalian deteksi meliputi reviu dan pembandingan seperti:

catatan kinerja dengan pengecekan independen atas kinerja,

rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan

fisik persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.

3. Pengendalian koreksi (corrective controls)

Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang

teridentifikasi oleh pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar

supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Masalah

atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh

auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor,

maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk

pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.

4. Pengendalian pengarahan (directive controls)

Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada

saat kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan


dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku.

Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan

langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor

terhadap aktivitas pekerja.

5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)

Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat

pengendalian karena terabaikannya suatu aktivitas pengendalian.

Pengawasan langsung pemilik usaha terhadap kegiatan pegawainya

pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi merupakan

contoh pengendalian kompensatif.

2.3 PENTINGNYA PENGENDALIAN

Pengendalian merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki
arti suatu proses mengendalikan, mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengendalian
dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan
yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para karyawan.
Proses controlling sendiri terbagi dalam 3 proses yaitu :
a. Penetapan standar
Menetapkan kriteria pengukuran yang akan digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil
standar seperti standar fisik,standar moneter, standar waktu, dan lain-lain

b. Pengukuran kinerja
Mengecek apakah kinerja yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ada.

c. Pengambilan tindakan korektif


Alternatif tindakan yang diambil jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan standar yang ada.

Setelah mengetahui proses-proses yang terjadi pada controlling kita bisa mengetahui pentingnya
proses pengendalian dalam manajemen organisasi, yaitu :

1. Membantu mencapai tujuan dari organisasi


Proses pengendalian adalah proses mengawasi dan mengawasi hasil implementasi dari
suatu rencana organisasi. Dengan adanya controlling dapat membantu menemukan
kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dan selanjutnya dapat diatasi dengan mengambil
tindakan korektif sehingga membantu mencapai tujuan dari organisasi.
2. Menilai standar akurasi
Seorang manajer harus membandingan kinerja yang dilakukan oleh karyawannya. Apakah
kinerja karyawannya sudah sesuai dengan standar yang berlaku sehingga manajer bisa
mengetahui kualitas kinerja dari karyawannya
3. Mengefisiensi penggunaan sumber daya
Sumber daya yang ada seperti SDM dan physical resources dapat di kelola dengan baik dan
efisien dikarenakan proses controlling memastikan karyawan berkerja sesuai standar yang
ada.
4. Meningkatkan motivasi karyawan
Proses controlling membuat karyawan yang berkerja di suatu perusahaan berkerja secara
maksimal dikarenakan mereka tahu bahwa kinerja mereka akan dinilai apakah pekerjaan
mereka sudah sesuai dengan standar, sudah memuaskan atau tidak yang dimana penilaian
tersebut berefek pada karir mereka.
5. Menjamin tidak adanya kecurangan
Proses controlling akan memastikan semua aktifitas kecurangan-kecurangan tidak terjadi
seperti mencuri,korupsi, menunda-nunda pekerjaan, berperilaku yang buruk, dan lain-lain.
6. Menyelaraskan koordinasi antar departemen
Proses controlling akan memastikan koordinasi antar semua departemen organisasi selaras
karena koordinasi sangat diperlukan agar tercapai tujuan organisasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai