NIM : 1708531017
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Klasifikasi:
Kindom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Deskripsi:
Jenis daun Euphorbia milii adalah jenis daun tunggal, dimana tiap daun
Euphorbia milii hanya memiliki satu pulvinus. Euphorbia mili imemiliki daun
yang bertepi rata, berbentuk memanjang, dengan bentuk daun melancip di ujung
dan semakin mengecil seiring menuju pangkal daun. Euphorbia milii memiliki
permukaan daun yang halus, dengan bentuk tulang daun menyirip yang menonjol.
Warna daun Euphorbia milii berwarna hijau. Susunan daun Euphorbia milii
merupakan susunan daun yang saling berhadapan pada batang
Manfaat dari tumbuhan ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan obat-
obatan, seperti obat bisul, luka bakar, hepatitis (Heyne, 1988)
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentiales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
Deskripsi:
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Ruellia
Deskripsi:
Ruellia tuberosa L. yang merupakan tanaman asli Hindia barat ini kini
telah menyebar ke berbagai Negara . Hal ini dapat dibuktikan bahwa Ruellia
tuberosa L. telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional di berbagai Negara,
misalnya di Srilangka, sebagai obat sakit perut, Suriname , sebagai obat cacing,
obat nyeri sendi dan otot, obat pembersih darah, obat batuk rejan. Grenada,
sebagai obat demam, masuk angin, dan hipertensi, Republik Dominika, sebagai
obat kuat bagi pria, Indonesia, sebagai obat diabetes, kencing batu, dan obat luka /
borok, obat rematik (Cintari Lely, 2009)
Daun yang digiling menjadi pasta dan digunakan untuk mengobati luka segar,
gatal, gigitan serangga, penyakit kelamin, luka, tumor dan keluhan rematik.
Secara umum, manfaat Ruellia tuberosa L. adalah sebagai anti-diabetes,
antipiretik, analgesik, anti hipertensi, anti inflamasi, antioksidan.
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Platycerium
Deskripsi:
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Deskripsi:
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota
bunga sepatu terdiri dari 5 lembar atau lebih merupakan hibrida. Hibitus tanaman
ini perdu, tahunan, tegak, tinggi ± 3 m. Batang berbentuk bulat, berkayu, keras,
diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor. Tangkai putik
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentk oval yang bertaburan
serbuk sari. Biji terdapat didalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Pada
umumnya tinggi tanaman sekitar 2-5 meter.daun berbetuk bulat telur yang lebar
atau bulat telur sempit dengan ujung daun yang meruncing. Bungan berbentuk
terompet, dengan diameter bunga sekitar 5 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar
dari dasar bunga (Tjitrosoepomo,G, 1994)
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : xanthorrhoeaceae
Genus : Aloe
Deskripsi:
lidah buaya ciri-cirinya biasa hidup di tempat yang memiliki suhu panas
atau baiasa di tanam di dalam pot ataupun di pekarang rumah untuk dijadikan
tanaman hias. daunnya agak runcing berupa taji, tidak tipis, getas, pinggirnya
bergerigi/ berduri kecil, permukaannya berbintik-bintik, panjangnya mencapai 15-
36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya mencapai 60-90 cm,
bunga berwarna kuning kemerahan ( jingga ), banyak di afrika sisi utara, hindia
barat. berbatang pendek. batangnya tak terlihat di karenakan tertutup oleh daun-
daun yang rapat dan beberapa terbenam dlm tanah. melewati batang ini dapat
nampak tunas-tunas yang setelah itu jadikan anakan.
aloe vera yang bertangkai panjang juga nampak dari batang melewati
celah-celah atau ketiak daun. batang aloe vera juga bisa disetek utk perbanyakan
tanaman. peremajaan tanaman ini dikerjakan memangkas habis daun dan
batangnya, lantas dari sisa tunggul batang ini dapat nampak tunas-tunas baru atau
anakan. berupa pita dengan helaian yang memanjang. daunnya berdaging tidak
tipis, tak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen ( banyak
memiliki kandungan air ) dan banyak memiliki kandungan getah atau lendir ( gel )
sbg bahan baku obat. tanaman lidah buaya tahan pada kekeringan di karenakan
didalam daun banyak tersimpan cadangan air yang bisa digunakan pada saat
kekurangan air. wujud daunnya mirip pedang dengan ujungnya meruncing,
permukaan daunnya dilapisi oleh lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. panjang
daun bisa meraih 50 – 75 cm, dengan berat 0, 5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di
sekitar batang bersaf-saf.
2.7. Dendrobium sp
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Deskripsi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Anthurium
Deskripsi:
Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa
dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di
batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan. Daya tarik utama
dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun
umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol.
Anthurium yang sehat biasanya mempunyai jumlah akar yang banyak, berwana
putih dan menyebar kesegala arah. Batang anthurium tidak kelihatan karena
tertutup oleh media tanam. Setelah tanaman dewasa batang ini akan membesar
menjadi bonggol. Daun anthurium pada umumnya tebal dan kaku, bentuknya
bervariasi seperti bentuk hati, meanjang, dan lancip. Anthurium mempunyai
berumah satu artinya di dalam satu bunga terdapat satu sel kelamin. Bunga terdiri
tangkai, mahkota, dan tongkol. Semua bagian bunga menjadi satu mem bentuk
seperti ekor.
Buah berbentuk bulat dan menempel pada tongkol, buah yang muda
berwarna hijau dan buah yang telah masak berwarna merah. Biji yang telah masak
akan jatuh dari tongkolnya, biji inilah yang baik untuk disemai. Bibit yang berasal
dari biji mempunyai sifat yang berbeda dari induknya (Bety, Yayuk Aneka. 2010)
2.9. Aglaonema sp.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Aglaonema
Deskripsi:
Klasifikasi:
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Famili : Gekkonidae
Genus : Cosymbotus
Deskripsi:
Cecak rumah yang berukuran sedang. Panjang total hingga 135 mm,
sekitar separuhnya adalah ekor. Ciri yang khas adalah adanya jumbai kulit sempit
di sepanjang sisi tubuh, di tepi belakang tangan dan kaki, serta di sisi ekor; yang
membedakannya dari jenis-jenis cecak yang lain. Jumbai di ekor berupa tonjolan
lunak serupa duri berderet-deret hingga ke ujung. Jari-jari dengan pelebaran kulit
serupa selaput yang tampak jelas.
Cecak tembok menyebar luas, mulai dari Nepal dan Bhutan, India utara
(Darjeeling, Sikkim), India timur, termasuk Andaman dan Nikobar, Sri Lanka,
lewat Myanmar, Vietnam Thailand, Semenanjung Malaya sampai ke Sumatra,
Borneo dan Jawa, ke timur sampai Filipina, dan Tiongkok. Di introduksi ke
Florida, Amerika Serikat.
Deskripsi:
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit
yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis
encephalitis. Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci), dalam
morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum yaitu kepala, dada, dan
perut. Telur lonjong seperti peluru. Larva sifon panjang dan bulunya lebih dari
satu pasang, fase dewasa abdomen bagian ujung tumpul, warna cokelat muda
tanpa tanda khas, Sayap sisik sempit panjang dengan ujung runcing. Perilaku
mengisap darah pada malam hari, habitat air jernih dan air keruh.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk para pembaca kedepannya agar
sumber yang dijadikan referensi dalam pembuatan makalah ini nantinya lebih
banyak lagi sehingga dapat menjadikan makalah yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., dkk. 2010. Biologi Jilid 3. Edisi 8. Terjemahan D.T Wulandari.
Jakarta: Erlangga.