Oleh :
Muthiah
NIM. 1111016200040
iv
ABSTRACT
Muthiah, NIM. 1111016200040. Analysis of Students’ Science Process Skills
Through Guided Inquiry Learning Model in Electrolit & Nonelectrolit
Liquid Material. Chemistry Program Study, Majoring Science Teaching.
Education Faculty, Syarif Hidayatullah Islamic State University of Jakarta.
The learning process that have been so focused on cognitive aspects, resulting in a
lack of effort in bring up and develop skill process of students in learning process.
This research was purpose to find out the quality of science process skills
achieved by student through guide inquiry learning model on electrolyte &
nonelectrolyte liquid material. The method applied was descriptive research. The
sample of this research was student of SMAN 6 Depok at X-5 science grade with
consisted of 37. Data was gathered from some instrument in use are observation
sheets, essay tests, student work papers and interviews. The result based on
accumulated data showed that inquiry learning model could bring up the 8 aspects
of Science Process Skills with various achievement. It can conclude that overall
every aspect of science process skills can be raised of 65,40%. Based on anilysis
of intervies, this is because learning formerly in class more often used consevative
learning that centered on teacher, so the science process skills of students not
trained well. The aspect of observation got the highest result (87,83%). The
hypothesized aspect (47,29%) and designing experiment aspect (52,02%)
achieved the lowest result. Based on the analysis of interview results, the lack of
reading interest of students, and not yet trained them to learn a subject matter
before study in the classroom, resulted in students' understanding is still empty
and make it difficult for them to make a good hypothesis with scientifically
literation. While the ability to design student experiments is low because learning
formerly in the class, the students were never given the opportunity to hone the
ability to design experiments, but always given a complete practice manual with
tools, materials, and stages before doing practice in lab.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, karunia, dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit &
Nonelektrolit.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh
Allah SWT dengan balasan yang baik. Oleh karena itu, apresiasi dan terima kasih
yang setinggi-tingginya ingin penulis ucapkan pada kesempatan kali ini. Secara
khusus, apresiasi dan terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Tonih Feronika, M.Pd., Dosen pembimbing I dan Ibu Luki Yunita,
M.Pd., Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Nanda Saridewi, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan
biologi A 2011 yang telah memberikan bimbingan selama masa
perkuliahan.
6. Bapak Adi Riyadi, M.Si., dan Bapak Buchori, M.Pd., selaku dosen validator
instrumen yang telah memberikan banyak arahan dalam membuat intrumen
yang valid an layak di gunakan.
vi
7. Seluruh dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi
pendidikan kimia, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan
di perguruan tinggi ini..
8. Bapak Abdul Fattah, S.Pd., kepala SMA Negeri 6 Depok dan Ibu Sri
Irlandarini, S.Sos., wakil bidang kurikulum SMA Negeri 6 Depok yang
telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat melakukan penelitian di
tempat tersebut.
9. Ibu Eny Purwaningsih, S.Pd., guru kimia di SMA Negeri 6 Depok yang
telah memberikan izin sepenuhnya untuk dapat melakukan penelitian di
kelas yang beliau ajar.
10. Seluruh guru dan staf SMA Negeri 6 Depok yang telah memberikan
dukungan, do’a dan semangat.
11. Siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 6 Depok yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini dan selalu memberikan semangat kepada
penulis.
12. Teman-teman observer yang telah membantu, mendukung, dan melancarkan
jalannya penelitian.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya.
Penulis
Muthiah
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
viii
2. Keterampilan Proses Sains ...................................................................21
3. Materi Larutan Elektrolit & Nonelektrolit ...........................................29
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................30
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................32
ix
h. Keterampilan Berkomunikasi.........................................................66
2. Keterampilan Proses Sains yang Hasilnya Rendah ..............................69
A. Kesimpulan ................................................................................................72
B. Saran...........................................................................................................72
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Secara Umum ...........17
Tabel 4.1 Data Hasil Lembar Observasi ...................................................47
Tabel 4.2 Data Hasil Penilaian LKS .........................................................49
Tabel 4.3 Data Penilaian Laporan Praktikum ...........................................50
Tabel 4.4 Data Hasil Tes Uraian ...............................................................50
Tabel 4.5 Kesimpulan Hasil Wawancara Siswa .......................................52
Tabel 4.6 Keterangan Distribusi Kualitas KPS Bertanya Siswa ...............58
Tabel 4.7 Keterangan Distribusi Kualitas Hipotesis Siswa ......................60
Tabel 4.8 Keterangan Distribusi Kualitas Merancang Percobaan Siswa ..62
Tabel 4.9 Keterangan Distribusi Kualitas Menalar Siswa ........................65
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor terpenting bagi
terwujudnya kesejahteraan dan kemajuan bagi sebuah negara. Sumber daya
alam tidak akan bisa dikelola dengan baik apabila sumber daya manusianya
belum mumpuni. Oleh karena itu peningkatan dan pengembangan sumber
daya manusia sudah selayaknya dijadikan perhatian khusus, dan satu-satunya
sarana yang paling tepat untuk ini adalah melalui peningkatan mutu
pendidikan. Tilaar (2000) mengatakan bahwa “ krisis yang di alami bangsa
Indonesia saat ini merupakan pula refleksi dari krisis pendidikan nasional”
(hlm. 1). Dilihat dari tingkat pendidikan Indonesia yang masih termasuk
sangat rendah, yaitu urutan ke-69 dari 76 negara di dunia berdasarkan
OECD’S report (BBC News, 2015) merupakan hal yang sangat
memprihatinkan. Sudah seharusnya kita bertanya dan menelaah apa yang
salah dengan pendidikan di Indonesia ini, dan bagaimana cara kita
mengatasinya.
Berbicara mengenai masalah pendidikan tentu tak bisa lepas dari
proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu
permasalahan dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran
(Suyanti, 2010, h. 41). Padahal, untuk mencapai taraf pendidikan yang
berkualitas maka proses pembelajarannya itu perlu ditekankan dalam
memenuhi seluruh tuntutan tujuan pembelajaran. Bagaimana proses
pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian
tujuan pendidikan (Tirtarahardja dan La Sulo, 2012, h.40).
Hasil observasi yang telah dilakukan pada beberapa sekolah di
wilayah Jawa Barat seperti: SMA Negeri 10 Tangsel, SMA Negeri 8 Tangsel,
dan SMA Negeri 6 Depok menyatakan bahwa, selama ini kegiatan belajar
mengajar masih berpusat pada guru. Metode yang paling sering digunakan
adalah ceramah, diskusi, dan penugasan berkelompok. Ada sebagian sekolah
1
2
dalam menemukan konsep kosep itu sendiri. Kedua hal ini saling bergantung,
jika ingin mendapatkan pemahaman dan penguasaan konsep yang baik dan
bermakna, maka penguasaan keterampilan proses dalam menemukan konsep
juga harus dikembangkan dan diasah. Pengembangan konsep ataupun
keterampilan proses berjalan saling beriringan satu sama lain (Harlen, 1992,
h. 23).
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan pendidikan adalah
menyiapkan siswa untuk menjadi manusia yang produktif, yaitu dapat terjun
langsung dalam dunia nyata dan bekerja. Dalam dunia kerja, seseorang akan
dituntut untuk menjadi profesional dengan menggunakan keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan, atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah
mereka pelajari dalam kehidupan nyata yang lebih konkret. Keterampilan-
keterampilan ini hanya dapat diasah dan dikembangkan pada pembelajaran
yang menekankan kepada proses. Tentunya hal ini perlu didukung oleh guru,
atau guru berperan dalam mengembangkan keterampilan proses (Rustaman,
2005, h.81). Oleh karena itu, sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran
bagi seorang guru menggunakan pendekatan yang menekankan kepada
proses, yang dapat melatih keterampilan-keterampilan proses siswa.
Pendidikan sains yang baik merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
suatu negara. Dengan pendidikan sains yang baik akan memberikan
kontribusi yang besar untuk memberikan kemajuan IPTEK bagi suatu negara
tersebut. Namun sayangnya, pendidikan sains di Indonesia masih tergolong
rendah. Akibat dari pembelajaran yang selama ini dilakukan hanya
menekankan pada produk dan mengabaikan proses dalam mendapatkan
pengetahuan sains itu sendiri. Proses pembelajaran sains yang hanya
menekankan pada konten atau produk yang dijejali kekepala siswa untuk
dihapalkan, menyebabkan pembelajaran menjadi kurang bermakna dan hanya
sebatas pada kulit luarnya saja, padahal karekteristik utama sains adalah
adanya kegiatan yang berlangsung secara khusus untuk dapat memahami
4
1) Inquiri terstruktur
Didalam Inkuiri terstruktur, guru menyediakan masalah untuk
diselidiki, bahan, dan juga prosedurnya, sedangkan siswa mencari
hubungan antar variabel dan membuat kesimpulan setelah mengumpulkan
dan mengolah data. Ini dianologikan seperti buku resep dalam memasak
yang memberikan informasi alat dan bahan yang dibutuhkan serta
langkah-langkahnya secara umum.
2) Inquiri Terbimbing
Pada inkuiri terbimbing, peran guru adalah memberikan masalah yang
akan diselidiki serta bahan dan materi, dan siswa menentukan sendiri
prosedur yang akan dilakukan untuk memecahkan masalahnya.
3) Inquiri Terbuka
Dalam inkuiri terbuka siswa memformulasikan sendiri masalah yang
akan diselidiki, guru hanya sebagai pendamping. Ini analog dengan
kegiatan saintis asli dimana seorang saintis biasanya dengan sifat kritis
yang mereka miliki suka memperhatikan alam sekitar dan mengamati
6
4) Siklus Pembelajaran
Murid dilibatkan dalam senuah aktivitas pembelajaran yang
mengajarkan konsep baru. Guru memberikan nama konsepnya, kemudian
siswa mengambil konsep tersebut untuk diaplikasikan pada konteks yang
berbeda (Alan Colburn, h. 42, 2010).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar mengajar saat ini khususnya pada materi kimia masih
cenderung mementingkan aspek kognitifnya saja dan terpacu pada
keberhasilan tes ujian. Sehingga tidak menenkankan pada keterampilan
proses siswa.
7
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah, maka ruang lingkup masalah hanya akan
dibatasi sebagai berikut :
1. Keterampilan Proses Sains Siswa yang diidentifikasi, meliputi
keterampilan mengobservasi, bertanya, berhipotesis, merancang
percobaan, melakukan percobaan, menalar, memprediksi, berkomunikasi.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inkuiri Terbimbing.
3. Konsep kimia yang digunakan adalah konsep Larutan Elektrolit &
Nonelektrolit pada materi kelas X semester 2.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat
dirumuskan masalah yanga akan diteliti yaitu “Bagaimanakah model
pembelajaran inquiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan
nonelektrolit dapat menimbulkan Keterampilan Proses Sains bagi siswa?”
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa untuk melatih melaksanakan proses pembelajaran yang
dilandaskan oleh pendekatan saintifik melalui model pembelajaran inkuiri
terbimbing, serta sekaligus mengasah dan mengembangkan keterampilan
proses sains.
2. Bagi guru sebagai bahan masukkan dan pertimbangan atau perangkat
tentang penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dalam
8
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Inkuiri
Pengertian inkuiri secara bahasa dijelaskan oleh Retno D. Suyanti (2010),
yaitu:
9
10
b. Tingkatan Inkuiri
Inkuiri merupakan model pembelajaran yang sebenarnya
merupakan cara ilmiah seorang ilmuwan dalam menemukan suatu konsep
dan pengetahuan. Langkah-langkah yang secara alami terbentuk demi
menemukan pengetahuan yang teruji secara ilmiah dan absah. Namun jika
diterapkan dalam bidang pendidikan sebagain suatu model pembelajaran
maka inkuiri memiliki tingkatan tertentu, tingkatan-tingkatan tersebut
yaitu:
Nuryani (2005) dalam bukunya menyebutkan Inkuiri sebagai
sebuah pendekatan. Menurutnya Pendekatan Inkuiri dapat dibedakan
menjadi:
1. Inkuiri terpimpin (guide inquiry) Pada inkuiri terpimpin guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan
awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Inkuiri terpimpin dapat
dilakukan pada awal suatu pelajaran untuk siswa yang belum terbiasa,
untuk kemudian dapat diikuti oleh open-ended inquiry atau inkuiri
terbuka.
2. Inkuiri bebas (open inquiry) Pada inkuiri terbuka guru bertindak
sebagai fasilitator, pertanyaan diajukan oleh siswa dan pemecahannya
pun dirancang oleh siswa. Hasil dari pemecahan mungkin mengarah
pada pertanyaan baru yang merupakan pengembangan dari masalah
sebelumnya (Nuryani, 2005, h. 94).
2) Inquiri Terbimbing
Pada inkuiri terbimbing, peran guru adalah memberikan masalah yang
akan diselidiki serta bahan dan materi, dan siswa menentukan sendiri
prosedur yang akan dilakukan untuk memecahkan masalahnya.
3) Inquiri Terbuka
Dalam inkuiri terbuka siswa memformulasikan sendiri masalah yang
akan diselidiki, guru hanya sebagai pendamping. Ini analog dengan
kegiatan saintis asli dimana seorang saintis biasanya dengan sifat kritis
yang mereka miliki suka memperhatikan alam sekitar dan mengamati
fenomena yang mereka temukan sebagai sumber masalah yang akan
diselidiki.
4) Siklus Pembelajaran
Murid dilibatkan dalam senuah aktivitas pembelajaran yang
mengajarkan konsep baru. Guru memberikan nama konsepnya, kemudian
siswa mengambil konsep tersebut untuk diaplikasikan pada konteks yang
berbeda (Alan Colburn, h. 42, 2010).
1. Orientasi
Langkah orientasi merupakan langkah membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah (Suyanti, 2009, h. 46). Langkah awal dalam
pembelajaran inkuiri yang berbasis saintifik, adalah ketika siswa
menemukan gejala fenomena alam yang merupakan suatu permasalahan
yang akan dipelajarinya. Di dalam kelas pembelajaran guru harus
menyajikan permasalahan yang relevan dengan mata pelajaran yang akan
dipelajari, yang dapat menarik minat siswa sehingga siswa fokus dalam
mengamati, menemukan, dan mengidentifikasi suatu permasalahan
tersebut.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-tekidan menantang untuk berpikir
(Suyanti, 2009, h. 47). Pertanyaan ini diajukan setelah tahapan orientasi
siswa pada kontek permasalahan yang telah disajikan guru. Pertanyaan
yang dibuat oleh siswa harus sesuai dan tidak menyimpang dari konteks
dan konsep yang akan dipelajari.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau
permasalahan yang dapat diuji dengan data (Trianto, 2009, h. 169).
Hipotesis tidak dapat dibuat sembarangan dengan dugaan dan pendapat
pribadi saja. Dalam membuat hipotesis yang baik siswa harus
menggunakan literasi sains dan bersandar pada teori ilmiah, Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya (Suyanti, 2009, h.
47). Untuk menguji kebenarannya yang diperlukan siswa adalah mencari
cara untuk mengumpulkan fakta-fakta dan bukti yang dibutuhkan
.
14
4. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Suyanti, 2009, h. 47).
Siswa harus mencari cara dalam menemukan fakta-fakta dan bukti untuk
dikumpulkan. Hal ini menuntut siswa agar dapat merancang percobaan
dengan tepat, lalu melakukan percobaannya dengan benar. Sehingga siswa
mendapatkan data yang diperlukannya. Proses pengumpulan data
membutuhkan motivasi yang kuat dalam belajar, ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya (Suyanti, 2009, h. 47).
5. Menguji Hipotesis
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah
dirumuskannya dengan menganalisis data yang diperoleh (Trianto, 2009,
169). Dalam tahap ini kemampuan berpikir rasional yang baik benar-benar
dibutuhkan, siswa harus menemukan pola dari data yang didapatkan, dan
menganalisisnya dengan cermat. Hasil analisis yang didapatkan harus
diungkapkan dengan sebenar-benarnya baik sesuai ataupun tidak dengan
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.Artinya, kebenaran jawaban bukan
hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan
dan dapat dipertanggung jawabkan (Suyanti, 2009, h. 47).
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis (Suyanti, 2009, h. 48).
Analisis data yang akurat akan menghasilkan kesimpulan yang tepat.
Dalam mendreskripsikan rumusan kesimpulan, harus menggunakan bahasa
yang lugas, singkat, dan padat.
1. Tahap Eksplorasi
Pada tahapan ini siswa menggali informasi yang bisa berupa video,
teks atau wacana, audio, atau yang lainnya yang diberikan oleh guru.
Informasi yang diberikan kepada siswa harus mengandung sebuah teka-
teki atau permasalahan yang akan mengarahkan siswa untuk membuat
sebuah pertanyaan. Oleh karena itu, guru harus dapat berhati-hati dalam
membimbing siswa melalui informasi yang diberikan untuk membuat
suatu pertanyaan yang diharapkan dapat mengarahkan siswa untuk masuk
kepada materi pembelajaran yang akan dipelajari.
3. Tahap Aplikasi
Pada tahapan akhir, guru membimbing siswa untuk melatih siswa
menggunakan atau memanfaatkan pengetahuan yang telah dibangun untuk
memecahkan masalah dalam suatu konteks yang mirip dan terkait dengan
materi yang baru saja mereka dapatkan. Pada tingkatan yang lebih tinggi
siswa diharapkan memiliki kemampuan dalam menggunakan pengetahuan
baru mereka pada suatu konteks yang lebih kompleks, dimana siswa harus
memadukannya dengan pengetahuan lainnya untuk dapat menemukan
suatu cara baru dan berbeda ketika memecahkan masalah tersebut yang
akan mereka temukan dalam kehidupan di dunia nyata.
17
Secara garis besar tahapan inkuiri terbimbing dan inkuiri secara umum
hampir sama, hanya saja peranan guru dalam inkuiri terbimbing lebih
ditekankan sebagai pemandu dan fasilitator siswa dalam menemukan
pengetahuan dan mengkonstruks pemahaman mereka mengenai subjek
yang dipelajari. Selain itu tema atau permasalahan yang akan diuji coba
diberikan oleh guru sesuai dengan subjek yang harus siswa pelajari. Pada
akhir pelajaran guru juga diharuskan membuat tugas kepada siswa
mengenai subjek yang telah dipelajari sebagai tahapan aplikasi dimana
siswa diuji untuk meggunakan pengetahuan yang baru mereka dapatkan
kedalam suatu permasalahan terkait. Hal ini juga dapat digunakan guru
sebagai evaluasi hasil pembelajaran siswa pada ranah kognitif.
b) Kekurangan
Disamping keunggulan-keunggulan tersebut, Inkuiri juga
memiliki kelemahan sebagai berikut :
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa terutama dalam
kelas besar
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar
21
1. Melakukan observasi
Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar
dalam memperoleh suatu ilmu (Toharudin, 2011, h. 36). Seorang murid
harus benar-benar mengamati menggunakan seluruh indera yang
diperlukan dan terfokus pikirannya terhadap apa yang diamati, untuk
dapat memahami dengan baik suatu materi yang sedang disampaikan
oleh guru. Seorang bayi juga selalu mengamati apa yang dilakukan oleh
orang-orang disekitarnya untuk kemudian menirukannya.
23
2. Bertanya
Seorang siswa yang kritis, biasanya akan mengajukan
pertanyaan yangdibenaknya mengenai gejala atau perihal yang telah
diamatinya. Keingintahuan yang besar tersebut, selanjutnya akan
mendorongnya untuk mencari tahu mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Jika seorang anak hanya berhenti dalam tahap mengamati, maka tidak
akan ada motor penggerak yang membuatnya melakukan penggalian
informasi baik secara studi literatur dan atau melakukan percobaan
secara langsung.
Seperti yang dinyatakan oleh Zulfiani dkk (2009) bahwa
“keterampilan bertanya merupakan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Setiap
berhadapan suatu masalah semestinya mengajukan pertanyaan apakah
ini? mengapa begitu? dan bagaimana hal itu bisa terjadi dan bagaimana
pemecahannya?” (hlm. 55). Berdasarkan kutipan tersebut dapat
dinyatakan bahwa keterampilan mengajukan pertanyaan yang baik
dapat membantu siswa dalam mengidentifikasi permasalahan, untuk
selanjutnya mengarahkan siswa dalam merancang percobaan yang tepat
dan memecahkan masalah.
3. Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Bila prediksi, inferensi
dan interpretasi berdasarkan pada data atau pola data dan
kecenderungan dengan metode induktif, maka hipotesis didasarkan
25
6. Mengkomunikasikan
(1994, hlm. 54)agar berfungsi dengan baik serta tidak mudah rusak,
banyak sekali peralatan yang terbuat dari kaca dan mudah pecah,
sehingga diperlukan kehati-hatian lebih saat menggunakannya.
Selain alat dan bahan yang berupa benda mati, terdapat juga
objek penelitian yang berupa makhluk hidup yang biasanya ada dalam
penelitian cabang ilmu biologi ataupun kedokteran. Ada etika tersendiri
bagi mereka dalam memperlakukan objek yang berupa makhluk hidup
(1994, hlm. 54).. Mereka harus memperlakukan objeknya dengan baik
dan tidak semena-mena, juga meminimalkan rasa sakit sekecil mungkin
jika ada perlakuan pembedahan pada objek yang masih hidup.
3. Materi Kelarutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih
zat zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan
yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Larutan bisa
berwujud gas (seperti udara), padat (seperti alloy/paduan logam),
atau cair (misalnya air laut) (Chang, 2005, h. 90).
Menurut petrucci (1985), larutan di golongkan menjadi tiga, yaitu:
golongan elektrolit kuat, bukan elektrolit, dan elektrolit lemah (hlm. 75).
Perbedaan sifat penghantar arus listrik pada larutan ini disebabkan oleh zat
terlarutnya. Zat terlarut yang menyusun larutan dapat berupa senyawa ion
30
dan senyawa kovalen, senyawa kovalen terbagi lagi menjadi dua yatitu
kovalen polar dan kovalen nonpolar. Senyawa ion, akan mengalami
disosiasiyaitu penguraian senyawa menjadi kation dan anion (Chang,
2005, h. 91) di dalam larutan. Sedangkan senyawa kovalen polar akan
mengalami ionisasi menjadi ion-ionnya dalam larutan. Ion-ion tersebut
sebagian bersifat negatif (anion) dan sebagian bersifat positif (kation) yang
memiliki perbedaan kelektronegatifan. Karena terdapat perbedaan
kelektronegatifan tersebut maka terjadilah arus perpindahan elektron yang
membuatlarutan tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Sedangkan
pada larutan yang zat terlarutnya adalah senyawa kovalen nonpolar, karena
bukan ion dan juga tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan maka
senyawa tersebut tidak mengalami disosiasi maupun ionisasi sehingga
larutan ini tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Derajat disosiasi dari molekul-molekul terlarut menjadi ion-ionnya
di lambangkan dengan a, yaitu derajat disosiasi (Petrucci, 1985, h. 76)
Derajat ionisasi memiliki rentan nilai antara 0 sampai dengan 1 atau 0 >a>
1. Zat elektrolit yang mempunyai a besar (mendekati 1) disebut elektrolit
kuat, sedangkan zat elektrolit yang mempuyai akecil (mendekati 0) disebut
lemah (Putri, Annisa. A., 2011, H. 127).
C. Kerangka Berpikir
Sains adalah inkuiri itu sendiri. Karena itu, pembelajaran sains harus
bertumpu pada pembelajaran berbasis inkuiri, namun bukan berarti
pendekatan, model, dan metode pembelajaran lainnya tidaklah
penting.Pembelajaran sains berbasis inkuiri memberi peluang kepada peserta
didik untuk terus mengembangkan potensi diri secara optimal, baik dari aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Melalui inkuiri, konsep-konsep sains
ditemukan sendiri oleh peserta didik. Hal ini akan menempatkan proses
pembelajaran (sains sebagai proses) menduduki posisi yang sama pentingnya
dengan hasil pembelajaran (sains sebagai produk). Melalui inkuiri, peserta
didik juga dilatih untuk mengembangkan berbagai keterampilan proses sains
yang sangat dibutuhkan bagi siswa dalam kehidupan nyata.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya inkuiri sebagai model
pembelajaran memiliki sintaks, sedangkan keterampilan proses sains
memiliki indikator khusus. Maka dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana
model pembelajaran inkuiri dalam sintaksnya dapat memunculkan
tercapainya indikator-indikator yang ada dalam keterampilan proses sains.
Oleh karena materi dibatasi oleh cakupan bab tentang Larutan elektrolit dan
Nonelektrolit kelas X yang tidak memiliki konsep mengenai perhitungan,
maka peneliti tidak memasukan keterampilan proses menghitung.
Keterampilan menentukan desain (membuat judul dan tujuan percobaan) dan
merancang desain (menentukan alat dan bahan serta langkah percobaan),
peneliti sederhanakan dan satukan menjadi merancang percobaan, maka dari
ke-10 aspek KPS oleh Harlen, dalam penelitian ini hanya akan dipakai 8
aspek seperti yang tertera pada gambar alur diagram kerangka berpikir di
gambar 2.1
33
Observasi
Eksplorasi
Bertanya
Merumuskan
Hipotesis
Merancang
Percobaan
Pembentukan
konsep Melakukan
Percobaan
Menalar (menemukan
pola dan hubungan)
Mengkomunikasikan
Aplikasi
Memprediksi
34
35
C. Alur Penelitian
Terdapat 6 (enam) tahapan yang dilalui oleh peneliti dalam menyusun
penelitian ini yaitu :
1. Tahap pertama ialah mencari ide dan permasalahan, serta kemudian
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya melalui literasi serta
penelitian yang relevan. Menggali teori dasar yang cukup kuat melalui
literasi untuk menjadi acuan mengenai setiap variabel baik yang terikat
maupun yang bebas untuk kemudian ditarik suatu benang merah agar
dapat menghubungkan antar variabel dalam membangun kerangka
berpikirnya.
2. Tahap kedua adalah mengumpulkan informasi yang dibutuhkan tentang
wacana permasalahan dengan studi literasi untuk kemudian membuat
design penelitian.
3. Tahap ketiga membuat instrumen penelitian dan memvalidasi instrumen
yang telah dibuat baik dari segi rasional, isi, dan konstruksi oleh staf ahli.
Bila terdapat hal-hal yang tercatat perlu diperbaiki oleh validator maka
peneliti harus menelaah ulang dan memperbaiki rancangan instrumen
hingga sesuai dengan standar kelayakan instrumen bagi validatornya.
4. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data, yang dilakukan pada saat
proses pelaksanaan penelitian dengan waktu dan tempat yang telah
ditentukan sebelumnya. Oleh karena terdapat delapan keterampilan
proses yang perlu diteliti oleh peneliti dari diri siswa, maka peneliti
berusaha agar proses pengumpulan data dilakukan secara maksimal agar
semua keterampilan dapat teramati dan dimunculkan, maka proses
pengumpulan data itu dilakukan dalam beberapa bentuk yaitu
pengamatan dalam proses praktikum langsung pada siswa, pengamatan
tak langsung oleh media LKS, tes, dan laporan praktikum, yang
dikumpulkan selama proses kegiatan belajar-mengajar berlangsung
terkait materi yang diambil oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan
wawancara mendalam mengenai kesulitan siswa, dan tanggapan siswa
tentang proses pembelajaran. Selain itu, dalam melakukan observasi
36
Tahap 1
Adanya Membuat rumusan
Merumuskan Masalah permasalahan masalah
Tahap 2
Membuat Instrumen
Revisi
Validasi instrumen penelitian
Penelitian
Tahap 5
Mengolah data secara numerik
Mengolah Data
Wawancara
Tahap 6
Pengambilan kesimpulan
Membuat Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
38
E. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar (Sugiono, 2012, h. 203). Oleh karena yang
diukur disini adalah keterampilan proses, maka lembar observasi sangat
diperlukan untuk mengukur beberapa indikator dalam KPS yang tidak
dapat diukur dengan tes. Observasi yang dilakukan disini adalah jenis
observasi terstruktur, artinya observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang aka diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Observasi diakukan secara langsung dan tak langsung, observasi
langsung digunakan untuk mengamati aspek KPS melakukan percobaan,
di mana aspek KPS tersebut memang harus teramati secara langsung di
tempat. Serta observasi tak langsung yang menggunakan media LKS, tes
uraian, dan laporan praktikum untuk mengamati aspek KPS yang bersifat
kognitif dan sulit untuk diamati secara langsung terutama pada kelas yang
39
secara langsung terutama pada kelas yang cukup besar. Aspek KPS
mengamati, bertanya, berhipotesis dan merancang percobaan
menggunakan media LKS. Media Tes uraian digunakan dalam
mengamati aspek KPS menalar, dan memprediksi. Sedangkan media
laporan praktikum, dan presentasi siswa digunakan dalam
mengamati aspek KPS berkomunikasi. Seperti yang telah
disampaikan Nuryani bahwa menyusun dan menyampaikan laporan
secara sistematis dan jelas, serta menjelaskan hasil percobaan
termasuk dalam keterampilan berkomunikasi (Nuryani, 2009, h.
80).
2. Data Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan tanya jawab secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta
tujuan yang ditentukan (Sudijono, 1996, h. 82). Wawancara yang diberikan
dalam bentuk pertanyaan terbuka untuk menggali lebih dalam mengenai
kesulitan mereka pada beberapa aspek keterampilan proses sains yang
hasilnya rendah. Selain itu peneliti juga menggali pendapat dan pengetahuan
mereka mengenai proses pembelajaran melalui inkuiri yang telah dipelajari
dan keterampilan proses sains itu sendiri. Hasil wawancara dipindahkan dari
lisan menjadi tulisan, dan di transkipsi untuk dianalisis. Dalam melakukan
wawancara peneliti hanya mengambil perwakilan satu orang siswa masing-
masing dari kelompok tinggi, sedang, dan rendah.
2. Data Wawancara
Tujuan wawancara ini dilaksanakan adalah menemukan penyebab
kesulitan siswa pada aspek KPS siswa yang nilainya rendah, dan
tanggapan sisa atas proses pembelajaran yang telah dilkakukan. Maka
wawancara dilakukan setelah dilaksanakan setelah proses pembelajaran
dan dianalisis. Hasil wawancara secara lisan dipindahkan dalam bentuk
tertulis, untuk kemudian ditranskipsi dan dianalisis. Dalam penelitian ini
siswa yang diwawancara diambil dengan perwakilan dari kelompok tinggi,
sedang, dan rendah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
46
47
a. Observasi langsung
Yaitu observasi yang dilakuakan secara langsung tehadap objek
yang diselidiki (Arifin, Zaenal, 2011, h. 231). Observasi langsung
digunakan untuk mengamati aspek KPS melakukan percobaan, dan
mengkomunikasikan (saat presentasi) di mana aspek KPS tersebut
berupa tingkah laku, yang memang akan lebih efektif jika di amati
secara langsung.
Hasilnya ditampilkan dalam Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Data Hasil Lembar Observasi
No. Presentase
Aspek Pencapaian Presentase Rata-rata
Aspek Penilaian
KPS (%) (%)
2. 62,16
Mengkom- Berpresentasi di
-
unikasikan depan kelas
bersifat kognitif dan sulit untuk diamati secara langsung terutama pada
kelas yang cukup besar. Aspek KPS mengamati, bertanya, berhipotesis
dan merancang percobaan menggunakan media LKS. Media Tes uraian
digunakan dalam mengamati aspek KPS menalar, dan memprediksi.
Sedangkan media Laporan praktikum digunakan dalam mengamati
aspek KPS berkomunikasi. Berikut data hasil pengamatannya setiap
media yang digunakan :
PROYEKTOR
MEJA
GURU
B. Pembahasan
Berdasarkan seluruh akumulasi data dari lembar observasi dan
dokumen-dokumen dalam catatan lapangan (tes uraian, lembar kerja siswa,
laporan praktikum, hasil presentasi) maka dapat dijabarkan hasil tiap-tiap aspek
keterampilan proses sains sebagai berikut :
a) Keterampilan Bertanya
Pada keterampilan bertanya instrumen yang digunakan adalah
Lembar Kerja siswa yang memiliki kolom khusus untuk diisi siswa dengan
pertnyaan yang mereka buat berdasarkan pengamatan video. Berdasarkan
56
Pertanyaan :
1) Seberapa kuatkah tegangan yang dapat membuat orang meninggal?
2) Apa penyebab orang tersebut terjatuh dan tidak sadarkan diri?
b. Keterampilan Berhipotesis
Keterampilan berhipotesis ini menggunakan instrumen lembar kerja
siswa, berdasarkan hasil perhitungan persentase yang didapatkan adalah 47%
dan termasuk katagori kurang. Secara sederhana keterampilan berhipotesis
berfungsi untuk mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan atas satu kejadian, serta menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan
cara pemecahan masalah (Nuryani, 2010, h. 87). Hipotesis yang dibuat harus
berdasarkan landasan ilmiah atau teori yang telah diketahui, siswa juga
diperbolehkan untuk berliterasi dalam mencari jawaban sementara. Berikut ini
contoh beberapa hipotesis yang telah siswa buat :
59
Hipotesis yang telah dibuat siswa pada gambar tersebut menunjukkan seberapa
baik keteampillan para siswa dalam membuat hipotesis.
Pada gambar diatas siswa membuat hipotesis sebagai berikut :
1) Aliran listrik mengalir melalui kabel yang tercelup ke dalam air (buruk)
2) Sengatan listrik menyerambat ke air banjir yang membuat orang-orang dapat
tersengat listrik (cukup)
3) Karena air merupakan konduktor yang baik, apabila kabel terkelupas lalu
terkena air maka orang bisa tersengat ( baik)
4) Adanya listrik yang dapat mengalir karena air mendapat campuran lain yang
berupa elektrolit ( baik)
Hipotesis yang diharapkan dibuat oleh siswa adalah “bahwa air banjir
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik, karena air banjir mendapat
bantuan dari zat-zat lain yang berupa ion-ion dari tanah yang membuat air
banjir menjadi larutan elektrolit kuat. Sedangkan air murni (air hujan) sendiri
sesungguhnya memiliki sifat elektrolit (konduktor) tetapi lemah”. Beberapa
60
yang harus di isi siswa dalam merencanakan percobaan mulai dari membuat
judul, tujuan, alat & bahan, sampai tahapan pecobaan.
Berdasarkan pengamatan pada LKS yang telah mereka isi terlihat
bahwa sebagian siswa hanya dapat mencapai tahapan membuat judul dan
tujuan praktikum. Meskipun ada juga siswa yang berhasil sampai pada
mencapai tahap membuat tahapan percobaan. Selain itu harus diperiksa
apakah judul, tujuan, alat & bahan, serta tahapan yang mereka buat sudah
tepat dan sesuai dengan konteks penyelidikan yang akan dilakukan. Berikut
salah satu rencana percobaan yang telah siswa buat dalamLKS:
keselamatan dan ketertiban. Sebagian besar siswa dapat bekerja sama dengan
baik untuk merangkai alat uji sesuai gambar yang di berikan pada lembar
kerja siswa, tanpa memerlukan waktu yang terlalu lama.
Merangkai alat uji : Setelah mengambil semua alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam melaksanakan praktikum. Siswa harus merangkai alat uji
sesuai dengan gambar yang diberikan pada Lembar Kerja Siswa dan
memastikan apakah alat uji dapat bekerja dengan baik. Baterai, lampu uji, dan
elektrode dihubungkan dengan kabel penghubung dan capit buaya, bila
susunannya benar maka saat kedua elektrode disentuhkan lampu harusnya
dapat menyala. Para siswa bekerja sama dan berdiskusi saat merangkai alat
uji, dan setiap kelompok berhasil melakukannya dalam waktu yang relatif
cukup cepat.
64
e. Keterampilan Menalar
Menurut Harlen (1992, h. 53), finding pattern and relation berarti
“mengumpulkan berbagai potongan informasi secara terpisah untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan, menyadari adanya suatu kecenderungan
atau pola tertentu dalam informasi yang mereka dapatkan, dan memeriksa
kebenaran suatu hipotesis yang dibuat melalui fakta-fakta empiris yang
didapatkan setelah melakukan penyelidikan”.
Berdasarkan pernyataan diatas untuk mengukur keterampilan
menalar siswa dilihat dari kemampuannya dalam mengasosiasi hasil
percobaan dengan teori yang telah mereka pelajari, kemudian menemukan
65
f. Keterampilan Memprediksi
Berdasarkan teori keterampilan memprediksi merupakan
keterampilan meramal tentang sesuatu atau fenomena yang akan terjadi
berdasarkan gejala yang ada (Toharudin, 2011, h.37). Keterampilan ini tentu
sangat penting untuk diasah siswa karena sangat berguna dalam penerapannya
dalam kehidupan mereka. Peneliti mencoba menguji keterampilan
memprediksi siswa melalui sebuah tes uraian. Di dalam tes uraian tersebut
siswa diberikan sebuah kondisi baru yang mirip dengan pengalaman yang
telah mereka dapatkan saat percobaan. Yaitu berupa tabel data pengamatan
atau berupa gambar hasil uji beberapa larutan yang tidak diketahui, untuk
diprediksi jenis larutannya berdasarkan sifat daya hantar listriknya. Siswa
diharapkan dapat memprediksi dengan baik melalui pola-pola yang telah
66
g. Keterampilan Berkomunikasi
Bentuk komunikasi ini bisa dalam bentuk lisan, tulisan grafik, tabel,
diagram atau gambar (Zulfiani dkk, 2009, h. 54). Maka, untuk dapat
menganalisis keterampilan mengkomunikasikan yang dimiliki oleh siswa,
peneliti memberikan tugas untuk membuat laporan praktikum dan membuat
slide microsoft power point untuk dipresentasikan di depan kelas.
Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil percobaan
kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi..Laporan praktikum
ditulis di kertas fortofolio atau A4 dengan menulis tangan. Dengan susunan
sebagai berikut : cover, judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prossedur
praktikum, data pengamatan, pembahasan, kesimpulan, dan terakhir daftar
pustaka. Kelengkapan komponennya, kerapihan, kecakapan membuat tabel
pengamatan, serta kejelasan pembahasan yang jadi tolak ukur terhadap
penilaian laporan praktikum. Hasil yang sukup baik ditunjukkan oleh siswa
meskipun belum dapat dikatakan memuaskan. Bedasarkan data perhitungan
keterampilan mengkomunikasikan hanya mencapai 66%.
Dari hasil wawancara siswa-siswa kelas X IPA di SMAN 6 Depok ini
tenyata belum terbiasa membuat laporan praktikum sebelumnya, karena
kegiatan praktikum saat pembelajaran juga jarang dilakukan.Sehingga mereka
belum benar-benar terlatih dalam mengembangkan keterampilan membuat
laporan praktikum
67
tanpa di dasari oleh teori dan literasi tentang konsep yang dipelajari. Hal ini
mengakibatkan hipotesis yang mereka buat tidak tepat, atau kurang kuat
ketika gagasannya sudah tepat. Karena mereka belum memahami konsep
dengan baik.
Pada aspek KPS merancang percobaan berdasarkan jawaban dari
wawancara siswa, mereka umumnya menjawab bahwa “bingung karena
terbiasa di beri prosedur atau tahapan percobaan sebelum di adakannya
praktikum”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa
keterampilan merancang percobaan siswa tidak terbiasa di latih dan di asah
pada proses kegiatan praktikum di sekolah, karena mereka telah terbiasa
langsung di beri rancangan percobaan sebelum praktikum baik judul, tujuan,
alat & bahan, serta tahapan percobaan. Sehingga hasil keterampilan
merancang siswa yang di munculkan nilainya masih rendah, karena memang
belum terlatih.
Selain itu, pada aspek KPS menalar tidak ada siswa yang mencapai
poin tertinggi (empat poin) yaitu “Siswa mampu menemukan bahwa terdapat
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik yang lemah dan yang kuat yang
ikatannya adalah ikatan ion dan kovalen polar, dan ada yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik yang memiliki ikatan kovalen non polar. Hal ini
karena ikatan ion dapat mengalami disosiasi dan ikatan kovalen nonpolar
mengalami ionisasi menjadi ion-ionnya, sehingga terjadi perpindahan arus
elektron yang menjadi penyebab adanya arus listrik.Sedangkan ikatan kovalen
nonpolar tidak mengalami ionisasi sehingga tak memiliki kemampuan
menghantarkan arus listrik”.Sebagian besar siswa hanya mampu sampai pada
poin ke tiga di mana siswa hanya dapat menalar sampai ” Siswa mampu
menemukan bahwa terdapat larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
yang lemah dan yang kuat yang ikatannya adalah ikatan ion dan kovalen
polar, dan ada yang tidak dapat menghantarkan arus listrik yang memiliki
ikatan kovalen non polar”. Siswa sudah memahami bahwa adanya ion-ion
71
B. Saran
Berdasarkan penelinitian yang telah di lakukan, maka peneliti dapat
menyarankan sebagai berikut:
Bagi guru atau tenaga pendidik:
2. Model pembelajaran yang menekankan proses seperti model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing di sarankan lebih sering di terapkan dalam
mengembangkan Keterampilan Proses Sains siswa.
3. Penggunaan media seperti LKS, dan tes uraian yang di buat dan
dikembangkan dengaan baik, untuk mengukur aspek KPS siswa, di
72
73
Bagi peneliti :
1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran inkuiri terbimbing, diperlukan
waktu khusus pada kegiatan praktikum yang lebih panjang agar proses
pembelajaran lebih maksimal.
2. Menghadirkan para observer yang kompeten dan sesuai dengan jumlah
kelompok belajar sangat diperlukan, agar kegiatan pengamatan dan
pengukuran keterampilan proses siswa lebih mudah dilakukan dengan
hasil yang maksimal, terutama untuk kelas yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar : Konsep Konsep Inti. Jakarta: Erlangga,
Darmodjo, Hendro & R.E Kaligis, Jenny. (1992). Pendidikan IPA. Jakarta :
ProyekPembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
74
75
Hale, Dane & Mullen, Linda Greef. (2005). Designing Process-Oriented Guided-
Inquiry Activities. Marketing Education Review, 1(1). Departement of
Chemistry, Stony Brook University
Koksal, Ela Ayse. (2008). The Acquisition of Scence Process Skills Through
Guided (Teacher-Directed) Inquiry. Publish master’s thesis, Middle East
Technical University. Turkey
Kuhltlau, CC. (2010). Guide Inquiry: School Libraries in the 21st Century. School
Libraries Wordlwide, 16(1). The State of New Jersey: USA
Petrucci, R.H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan terapan Modern Edisi Keempat
Jilid II. Erlangga: Jakarta
Putri, Anissa A. dan Tim.. 2011. 100% Suka Kimia. Semudah Membalikkan
Telapak Tangan. Jakarta: Mata Elang Media
Wijaya Febriani. (2014). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas
XI IPA Pada Pembelajaran Biologi . Skripsi terpubikasi, FKIP
Universitas Sriwajaya. Sulawesi Selatan.
Lampiran 1
A. Kompetensi Inti :
2.1 Menunjukkan perilaku (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung
jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam
78
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
C. Tujuan Pembelajaran:
Setelah melaksanakan proses pembelajaran, siswa mampu:
1. Melalui diskusi siswa mampu merancang percobaan mengenai sifat-
sifat larutan elektrolit dan elektrolit
2. Melalui percobaan siswa mampu melakukan percobaan mengenai sifat
larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan
3. Melalui diskusi siswa mampu menyimpulkan sifat-sifat larutan
elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan data percobaan
79
D. Materi Pembelajaran
Sifat-sifat Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Para peneliti sifat listrik dari bahan sejak dulu kala mengetahui bahwa
kemampuan menghantar arus listrik tidak terbatas pada logam. Beberapa
cairan dan larutan cairan juga mengahantar aliran listrik. Cairan air murni
adalah penghantar aliran listrik yang buruk. Penambahan zat terlarut tertentu
ke dalam air menyebabkan larutan berair tersebut mengakibatkan larutan
menjadi penghantar listrik yang baik. Tetapi, ada pula zat terlarut yang tidak
menamabh daya hantar listrik dari air dan ada pula yang menyebabkan daya
hantar yang lemah. Ketiga golongan tersebut berturut-turut dimasukkan dalam
larutan adalah
1. Elektrolit kuat,
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
karena memiliki ion-ion yang bergerak bebas. Apabila diuji dengan alat uji
elektrolit maka larutan elektrolit dapat menimbulkan gelembung-
gelembung dan juga menyalakan lampu
Contoh larutan elektrolit :
Larutan garam dapur (NaCl)
Larutan H2SO4
2. Nonelektrolit
80
ALOKASI
KEGIATAN AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
WAKTU
5 menit
Guru mengajak siswa membaca Siswa membaca
lafadz hamdalah untuk
“Alhamdulilah” dan kemudian
mengakhiri pembelajaran
menjawab salam dari guru
mengucapkan salam pentup
2 menit
82
ALOKASI
KEGIATAN AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
WAKTU
ALOKASI
KEGIATAN AKTIVITAS GURU AKTIVITAS SISWA
WAKTU
Menalar mengenai konsep ikatan kimia
Guru mengingatkan kembali yang telah dipelajari
mengenai konsep ikatan kimia sebelumnya dan
yang telah dipelajari sebelumnya mengaitkannya dengan sifat 15 menit
dan mengaitkannya dengan sifat mengahantarkan arus listrik
mengahantarkan arus listrik pada larutan dengan media
pada larutan dengan media LKS LKS
G. Media Pembelajaran
Alat-alat praktikum, LKS, Papan tulis & spidol
H. Sumber Belajar
1. Buku Penuntun Belajar Kimia (Harris, Nicholas. Atlas Lautan. Jakarta:
Erlangga. 2007.)
2. Website (http://www.chem-is-try.org/kategori/materi_kimia/kimia-sma-
ma/minyak-bumi-kimia-sma-ma/)
I. Penilaian
1 Memperhatikan Guru
2 Mengeluarkan pendapat
3 Inisiatif saat praktikum
4 Mampu bekerja sam dengan baik
Keterangan:
ASPEK YANG
NO. RUBRIK
DINILAI
1. Memperhatikan Guru 3: memperhatikan dengan seksama
2: memperhatikan kadang-kadang
1: mengerjakan yang lain seperti mengobrol
atau yang lainnya sepanjang guru
menjelaskan
2. Bersikap kritis 3: mengacungkan tangan untuk
mengeluarkan pendapatnya, dan
memberikan pendapat yang benar
2: mengacungkan tangan untuk
mengeluarkan pendapat tetapi kurang
tepat
1: tidak mau berpendapat kalau tidak diminta
3. Inisiatif saat 3: inisiatif diri untuk bekerja tanpa diminta
praktikum 2: hanya akan bekerja kalau diminta
1: mengelak saat diminta membantu
4. Mampu bekerja sama 3: bersikap akur dan terbuka
dengan baik 2: mau bekerja sama tapi terkadang masih
egois
1: bersikap egois dan tidak bisa bekerja sama
Skor maksimum = 12
3. Aspek Psikomotor
a. Jenis / Teknik Penilaian : Penilaian Kinerja
b. Instrumen Penilaian :
Penilaian
No. Aspek yang dinilai
Ya Tidak
87
Kriteria penilaian:
Rentang nilai :
A: 81-100 Sangat Baik
B : 61-80 Baik
C : 41-60 Cukup
D: ≤ 40 Kurang
Lampiran 2
Nama :
Kelas :
Kelompok :
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
A. Wacana
Setelah kamu mengamati video yang diberikan gurumu, buatlah satu pertanyaan berkaitan
dengan apa yang kalian amati di video tersebut, diskusikan terlebih dahulu dengan temanmu
lalu tuliskan pertanyaan kalian dalam kolom dibawah ini!
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Berdasarkan pertanyaan yang telah kamu buat tersebut coba diskusikan bersama temanmu
untuk mencari jawaban sementaranya (hipotesis). Tuliskan hipotesismu dibawah ini!
Hipotesis :
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
C. Merancang Percobaan
Untuk dapat mengetahui bagaimana kebenaran hipotesis yang telah kamu buat kamu perlu
mengujinya bukan? Cari dan pikirkan cara untuk menguji hipotesismu dengan melakukan
suatu percobaan sederhana, lakukan diskusi dengan teman sekelompokmu dan kalian boleh
menggunakan literasi baik dari buku teks yang dimiliki ataupun dengan mencarinya di
internet. Beri judul serta tujuan dari percobaan yang akan kau lakukan! Alat dan bahan apa
saja yang akan dibutuhkan buatlah daftarnya! Kemudian urutkan langkah-langkah yang akan
dilakukan!
Tulislah daftar alat dan bahan yang akan dibutuhkan dalam percobaan yang kamu
rencanakan!
Judul percobaan :
Tujuan percobaan :
90
Alat Bahan
Langkah-langkah percobaan
Setelah menentukan alat dan bahan apa yang akan digunakan, kamu tentu harus membuat
perencanaan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk percobaan tersebut agar berhasil.
Rumuskan langkah-langkahnya dengan jelas dan spesifik pada kolom di bawah ini!
91
Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui bagaimana suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik
Bahan Alat
a. Larutan H2SO4 Kabel penghubung beserta capit buaya 3
buah
f. Larutan Alkohol
Perhatikan gambar rangkaian berikut, rancang alat dan bahan dengan menggunakan setiap
larutan yang tersedia seperti gambar.
Keterangan :
1. Baterai
2. Kabel penghubung
4. Elektroda positif
5. Elektroda negatif
6. Larutan uji
Langkah-langkah
2) Periksalah apakah alat penguji elektrolit dapat bekerja dengan baik atau tidak jika
kedua elektroda dihubungkan, lampu dapat menyala.
3) Masukkan 2 buah katoda ke dalam gelas beker yang berisi NaCl, hingga
setengahnya. Perhatikan jangan sampai bersentuhan antara kedua elektroda.
92
6) Ulangi kegiatan 3 - 5 pada larutan uji yang lainnya secara bergiliran sampai semua
larutan teruji.
Setelah berhasil merancang percobaan seperti diatas amati apa yang terjadi. Jika kamu belum
berhasil, perhatikan dimana letak kesalahan dan perbedaan rancangan yang kamu lakukan
dan yang terdapat dengan gambar dan teruslah berusaha. Kamu dapat melakukannya juga
bukan? Hal apa yang dapat kamu amati dari percobaan tersebut? Catat setiap reaksi yang
terjadi dan masukkan kedalam tabel hasil pengamatan berikut:
Setelah melakukan percobaan kalian dapat melihat bahwa tidak semua larutan yang diuji
coba dapat menghasilkan nyala lampu ataupun menimbulkan gelembung. Nyala lampu dan
gelembung yang dihasilkanpun berbeda bukan ? Sebelum mengetahui bagaimana hal tersebut
dapat terjadi jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
Masih ingatkah kamu mengenai jenis-jenis ikatan kimia yang kamu pelajari disemester I
dahulu? Coba kelompokkan larutan-larutan yang telah kamu gunakan saat uji coba kedalam
jenis ikatannya.
Hasil Percobaan
Jenis Ikatan Larutan
Gelembung Nyala Lampu
Apakah ada kencenderungan yang dapat kalian temukan pada hasil pengamatan dalam
larutan-larutan yang memiliki jenis ikatan yang sama? Mengapa hal tersebut dapat terjadi cari
tahu dan jelaskan dalam kolom dibawah ini!
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Akan tetapi apakah semua larutan yang dapat menyalakan lampu menghasilkan terang yang
sama? Mengapa juga gelembung yang dihasilkan tidak sama banyak meskipun sama-sama
menghasilkan gelembung? Cari tahu dengan berdiskusi melalui literasi buku teks dan internet
dan jelaskan jawabannya!
94
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
1) Tugas! Buatlah Laporan Praktikum atas Percobaan Larutan Elektrolit dan nonlektrolit
yang telah kalian lakukan diatas dengan susunan sebagai berikut:
1. Cover
2. Tujuan percobaan
3. Landasan teori
5. Prosedur percobaan
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
2) Buatlah slide presentasi mengenai praktikum yang telah kalian lakukan untuk pertemuan
selanjutnya
Lampiran 3
95
No Indikator Aspek-aspek Skala Penilaian Jenis Media
KPS penilaian Observasi
3) Menyusun Menyusun dugaan 0. Siswa tidak menyusun hipotesis Tidak Lembar
Hipotesis sementara mengenai 1. Siswa menyusun hipotesis tapi tidak nyambung dengan pertanyaan yang telah Langsung Kerja Siswa
pertanyaan yang dibuat dan bahasa yang kurang baik
diajukan berdasarkan 2. Siswa menyusun hipotesis tapi tidak nyambung dengan pertanyaan yang dibuat
wacana tapi bahasanya baik
3. Siswa dapat menyusun hipotesis berdasarkan yang dibuat dengan tepat tapi
dengan bahasa yang kurang baik
4. Siswa dapat menyusun hipotesis berdasarkan pertanyaan yang dibuat dengan
tepat dan bahasa yang baik
4) Merancang Menentukan judul, 0. Siswa tidak dapat merancang percobaan sama sekali Tidak Lembar
Percobaan tujuan,alat & bahan 1. Siswa hanya dapat membuat judul dengan benar tetapi tidak dapat membuat Langsung Kerja Siswa
yang digunakan, serta tujuan, menentukan alat & bahan yang digunakan,serta tahapan percobaan
tahapan percobaan 2. Siswa hanya dapat membuat judul dan tujuan tetapi tidak dapat menentukan alat
dengan tepat & bahan, dan tahapannya dengan tepat
3. Siswa sudah dapat membuat judul, tujuan, dan menentukan alat & bahan, tetapi
tidak dapat membuaat tahapannya dengan tepat
4. Siswa dapat menentukan semua judul, tujuan, alat & bahan, dan tahapannya
dengan tepat
5) Melakukan a. Merangkai 0. Siswa tidak terlibat (pasif) dalam kegiatan praktikum sehingga tidak melakukan Langsung -
percobaan rangkaian uji coba kegiatan
larutan elektrolit 1. Siswa merangkai alat uji tetapi salah dan menyerah
dengan 2. Siswa mampu merangkai alat uji setelah beberapa kali salah dan meminta
menggunakan alat bantuan atau bertanya peneliti atau observer
yang disediakan 3. Siswa mampu merangkai alat uji setelah hanya satu atau dua kali kesalahan
dengan mandiri
4. Siswa mampu merangkai alat uji dengan tepat dan cepat secara mandiri
96
No Indikator Aspek-aspek Skala Penilaian Jenis Media
KPS penilaian Observasi
b. Membersihkan alat 0. Siswa tidak mau membersihkan alat dan bahan bahkan walau diperintahkan Langsung -
dan bahan setelah 1. Siswa hanya mau membersihkan alat atau mengembalikan bahan saja ke tempat
praktik semula hanya setelah diperintahkan dengan asal sehingga tidak rapih dan bersih
2. Siswa mau membersihkan alat sekaligus mengembalikan bahan ketempat semula
hanya setelah diperintah dengan asal sehingga kurang rapih dan bersih
3. Siswa dengan kemauan sendiri membersihkan alat dengan bersih tapi tidak
mengembalikan bahan yang digunakan ketempat semula, atau sebaliknya
4. Siswa dengan kemauan sendiri membersihkan alat dengan bersih dan
mengembalikan bahan dengan rapih yang digunakan ketempat semula
c. Memakai atribut 0. Tidak memakai jas laboratorium, tidak menggunakan peralatan praktikum Langsung -
lengkap praktikum (masker, sarung tangan, kacamata praktikum), tidak berperilaku tidak tertib
demi keselamatan 1. Melakukan satu hal saja dari memakai jas laboratorium,peralatan praktikum
dan bersikap tertib (masker, sarung tangan, kacamata praktikum), bersikap tertib
2. Memakai jas laboratorium, tidak menggunakan peralatan praktikum (masker,
sarung tangan, kacamata praktikum), dan bersikapkurang tertib
3. Memakai jas laboratorium, menggunakanperalatan praktikum yang kurang
lengkap (masker, sarung tangan, kacamata praktikum),dan bersikap tertib
4. Memakai jas laboratorium, menggunakan semua peralatan praktikum lengkap
(masker, sarung tangan, kacamata praktikum),dan bersikap tertib
6) Menalar Menemukan pola dari 0. Siswa tidak mampu menemukan hubungan atau menalar sama sekali Tidak Tes Uraian
(menemukan data menemukan 1. Siswa hanya mampu menemukan bahwa ada larutan yang dapat menghantarkan Langsung
pola dan penyebab dari arus listrik dan ada yang tidak tanpa tahu penyebabnya
hubungan) kemampuan larutan 2. Siswa hanya mampu memukan bahwa ada larutan yag tidak dapat
elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dan ada yang dapat menghantarkan tetapi ada yang
menghantarkan arus kuat dan lemah
listrik 3. Siswa mampu menemukan bahwa terdapat larutan yang dapat menghantarkan
97
No Indikator Aspek-aspek Skala Penilaian Jenis Media
KPS penilaian Observasi
arus listrik yang lemah dan yang kuat yang ikatannya adalah ikatan ion dan
kovalen polar, dan ada yang tidak dapat menghantarkan arus listrik yang
memiliki ikatan kovalen non polar
4. Siswa mampu menemukan bahwa terdapat larutan yang dapat menghantarkan
arus listrik yang lemah dan yang kuat yang ikatannya adalah ikatan ion dan
kovalen polar, dan ada yang tidak dapat menghantarkan arus listrik yang
memiliki ikatan kovalen non polar. Hal ini karena ikatan ion dapat mengalami
disosiasi dan ikatan kovalen nonpolar mengalami ionisasi menjadi ion-ionnya,
sehingga terjadi perpindahan arus elektron yang menjadi penyebab adanya arus
listrik.Sedangkan ikatan kovalen nonpolar tidak mengalami ionisasi sehingga tak
memiliki kemampuan menghantarkan arus listrik.
7) Mengkomuni- Membuat laporan 0. Siswa tidak membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya) sama Tidak Laporan
kasikan praktikum (beserta sekali Langsung Praktikum
tabel pengamatan) 1. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya ) tapi tidak
sistematis, tidak jelas, dan tidak lengkap
2. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya) secara
sistematis tetapi tidak jelas dan tidak lengkap
3. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya) secara
sistematis dan jelas tetapi tidak lengkap
4. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya) secara
sistematis, jelas, dan lengkap
Membuat dan 0. Siswa tidak membuat bahan presentasi dan juga tidak maju untuk presentasi Langsung -
mempresentasi hasil 1. Siswa menyajikan materi yang kurang lengkap, tampilan slide kurang bagus, dan
percobaan kurang lugas dan percaya diri saat membawakan presentasi
2. Siswa dapat menyajikan materi dengan baik, tetapi tampilan slide kurang bagus,
dan kurang lugas dan percaya diri saat membawakan presentasi
3. Siswa dapat menyajikan materi dengan baik, tampilan slide yang baik, tetapi
98
No Indikator Aspek-aspek Skala Penilaian Jenis Media
KPS penilaian Observasi
kurang lugas dan percaya diri saat membawakan presentasi
4. Siswa dapat menyajikan materi dengan baik, tampilan slide yang baik, serta
membawakan presentasi dengan lugas dan percaya diri
8) Memprediksi Memprediksi apakah 1. Siswa tidak mampu memprediksi sama sekali Tidak Tes Uraian
suatu larutan tertentu 2. Siswa memprediksi hanya sedikit yang benar dan tak memberi penjelasan Langsung
kedalam golongan 3. Siswa mampu memprediksi sebagian besar benar dan tak memberi penjelasan
larutan nonelektrolit 4. Siswa mampu memprediksi sebagian besar benar dan memberi penjelasan yang
ataupun nonelektrolit baik
berdasarkan daya 5. Siswa mampu memprediksi semua soal dan memberi penjelasan dengan baik
hantaran listriknya atau
sebaliknya
99
Lampiran 4
Lembar Observasi
Nama Kelompok :
100
3) Menyusun Menyusun dugaan 0. Siswa tidak menyusun hipotesis
Hipotesis sementara mengenai 1. Siswa menyusun hipotesis tapi tidak nyambung dengan pertanyaan yang
pertanyaan yang telah dibuat dan bahasa yang kurang baik
diajukan 2. Siswa menyusun hipotesis tapi tidak nyambung dengan pertanyaan yang
berdasarkan wacana dibuat tapi bahasanya baik
3. Siswa dapat menyusun hipotesis berdasarkan yang dibuat dengan tepat
tapi dengan bahasa yang kurang baik
4. Siswa dapat menyusun hipotesis berdasarkan peranyaan yang dibuat
dengan tepat dan bahasa yang baik
4) Merancang Menentukan judul, 0. Siswa tidak dapat merancang percobaan sama sekali -
Percobaan tujuan,alat & bahan 1. Siswa hanya dapat membuat judul dengan benar tetapi tidak dapat
yang digunakan, membuat tujuan, menentukan alat & bahan yang digunakan,serta
serta tahapan tahapan percobaan
percobaan dengan 2. Siswa hanya dapat membuat judul dan tujuan tetapi tidak dapat
tepat menentukan alat & bahan, dan tahapannya dengan tepat
3. Siswa sudah dapat membuat judul, tujuan, dan menentukan alat &
bahan, tetapi tidak dapat membuaat tahapannya dengan tepat
4. Siswa dapat menentukan semua judul, tujuan, alat & bahan, dan
tahapannya dengan tepat
5) Menggunakan a. Merangkai 0. Siswa tidak terlibat (pasif) dalam kegiatan praktikum sehingga tidak
Alat & Bahan rangkaian uji melakukan kegiatan
coba larutan 1. Siswa merangkai alat uji tetapi salah dan menyerah
elektrolit dengan 2. Siswa mampu merangkai alat uji setelah beberapa kali salah dan
menggunakan meminta bantuan atau bertanya peneliti atau observer
alat yang 3. Siswa mampu merangkai alat uji setelah hanya satu atau dua kali
disediakan kesalahan dengan mandiri
0. Siswa mampu merangkai alat uji dengan tepat dan cepat secara mandiri
b. Membersihkan 0. Siswa tidak mau membersihkan alat dan bahan bahkan walau
alat dan bahan diperintahkan
setelah praktik 1. Siswa hanya mau membersihkan alat atau mengembalikan bahan saja ke
tempat semula hanya setelah diperintahkan dengan asal sehingga tidak
101
rapih dan bersih
2. Siswa mau membersihkan alat sekaligus mengembalikan bahan
ketempat semula hanya setelah diperintah dengan asal sehingga kurang
rapih dan bersih
3. Siswa dengan kemauan sendiri membersihkan alat dengan bersih tapi
tidak mengembalikan bahan yang digunakan ketempat semula, atau
sebaliknya
4. Siswa dengan kemauan sendiri membersihkan alat dengan bersih dan
mengembalikan bahan dengan rapih yang digunakan ketempat semula
c. Memakai atribut 0. Tidak memakai jas laboratorium, tidak menggunakan peralatan
lengkap praktikum (masker, sarung tangan, kacamata praktikum), tidak
praktikum demi berperilaku tidak tertib
keselamatan dan 1. Melakukan satu hal saja dari memakai jas laboratorium,peralatan
bersikap tertib praktikum (masker, sarung tangan, kacamata praktikum), atau bersikap
tertib
2. Memakai jas laboratorium, tidak menggunakan peralatan praktikum
(masker, sarung tangan, kacamata praktikum), dan bersikap kurang
tertib
3. Memakai jas laboratorium, menggunakanperalatan praktikum yang
kurang lengkap (masker, sarung tangan, kacamata praktikum), dan
bersikap tertib
4. Memakai jas laboratorium, menggunakan semua peralatan praktikum
lengkap (masker, sarung tangan, kacamata praktikum),dan bersikap
tertib
102
6) Menalar Menemukan pola 0. Siswa tidak mampu menemukan hubungan atau menalar sama sekali
(menemukan dari data 1. Siswa hanya mampu menemukan bahwa ada larutan yang dapat
pola dan menemukan menghantarkan arus listrik dan ada yang tidak tanpa tahu penyebabnya
hubungan) penyebab dari 2. Siswa hanya mampu memukan bahwa ada larutan yag tidak dapat
kemampuan larutan menghantarkan arus listrik dan ada yang dapat menghantarkan tetapi
elektrolit dapat ada yang kuat dan lemah
menghantarkan arus 3. Siswa mampu menemukan bahwa terdapat larutan yang dapat
listrik menghantarkan arus listrik yang lemah dan yang kuat yang ikatannya
adalah ikatan ion dan kovalen polar, dan ada yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik yang memiliki ikatan kovalen non polar
4. Siswa mampu menemukan bahwa terdapat larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik yang lemah dan yang kuat yang ikatannya
adalah ikatan ion dan kovalen polar, dan ada yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik yang memiliki ikatan kovalen non polar. Hal
ini karena ikatan ion dapat mengalami disosiasi dan ikatan kovalen
nonpolar mengalami ionisasi menjadi ion-ionnya, dimana ion-ion ini
dapat bergerak bebas dalam air dan menjadi penyebab kemampuannya
dalam menghantarkan arus listrik. Sedangkan ikatan kovalen nonpolar
tidak mengalami ionisasi sehingga tak memiliki kemampuan
menghantarkan arus listrik.
7) Mengkomuni- a. Membuat 0. Siswa tidak membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya)
kasikan laporan sama sekali
praktikum 1. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya ) tapi
(beserta tabel tidak sistematis, tidak jelas, dan tidak lengkap
pengamatan) 2. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya)
secara sistematis tetapi tidak jelas dan tidak lengkap
3. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya)
secara sistematis dan jelas tetapi tidak lengkap
4. Siswa membuat laporan praktikum (beserta tabel pengamatannya)
secara sistematis, jelas, dan lengkap
103
b. Membuat dan 0. Siswa tidak membuat bahan presentasi dan juga tidak maju untuk
mempresentasi presentasi
hasil percobaan 1. Siswa menyajikan materi yang kurang lengkap, tampilan slide kurang
bagus, dan kurang lugas dan percaya diri saat membawakan presentasi
2. Siswa dapat menyajikan materi dengan baik, tetapi tampilan slide kurang
bagus, dan kurang lugas dan percaya diri saat membawakan presentasi
3. Siswa dapat menyajikan materi dengan baik, tampilan slide yang baik,
tetapi kurang lugas dan percaya diri saat membawakan presentasi
4. Siswa dapat menyajikan materi dengan baik, tampilan slide yang baik,
serta membawakan presentasi dengan lugas dan percaya diri
8) Memprediksi Memprediksi apakah 1. Siswa tidak mampu memprediksi sama sekali
suatu larutan 2. Siswa memprediksi hanya sedikit yang benar dan tak memberi penjelasan
tertentu kedalam 3. Siswa mampu memprediksi setengahnya benar dan tak memberi
golongan larutan penjelasan atau memberi penjelasan tapi kurang baik
nonelektrolit 4. Siswa mampu memprediksi sebagian besar benar dan memberi
ataupun penjelasan yang kurang lengkap
nonelektrolit 5. Siswa mampu memprediksi semua soal dan memberi penjelasan dengan
berdasarkan daya baik
hantaran listriknya
atau sebaliknya
Mengetahui, Observer
Depok, November 2016
( )
104
Lampiran 5
105
No. Nama Aspek Keterampilan Proses Sains
Mengamati Bertanya Berhipotesis Merancang Melakukan percobaan Rata- Menalar Mengkomuni- Rata- Mempre-
rata kasikan rata diksi
22 Shopie 4 3 2 2 3 3 1 2,3 3 3 3 3 3
23 Khairani 4 3 2 2 3 3 1 2,7 3 3 3 2,5 3
24 Rosita 4 2 2 2 3 4 1 2,3 2 3 3 2,5 3
25 Fikri A (ungu) 4 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2,5 3
26 Jofan 4 2 1 2 4 4 1 2,3 3 3 3 3 3
27 Dinda 4 2 3 2 4 3 1 2,3 2 3 3 3 3
28 Faras 4 3 4 2 4 4 1 2,3 3 2 3 2,5 3
29 Haura 4 4 2 2 4 4 1 2,7 3 2 3 2,5 2
30 Dicky 4 3 1 2 4 3 1 2,3 3 3 3 3 3
31 Ilham Dwi 4 2 4 2 4 4 2 2,7 3 2 3 2,5 4
(hijau)
32 M Randy 4 2 2 2 4 3 2 2,3 3 3 3 3 3
33 Oscar 4 2 1 1 4 3 1 1,7 2 3 3 3 3
34 Rizma 4 4 2 2 4 4 1 3 3 3 3 3 4
35 Puti 4 2 2 2 4 3 1 2 3 2 3 2,5 3
36 Pipih 4 4 2 2 4 4 2 3 3 2 3 2,5 3
37 Nafisa (merah) 4 2 2 2 4 4 2 2,7 3 3 3 3 3
Jumlah 130 93 70 77 123 131 43 99 94 98 92 95 116
Persentasi 87,837% 62,837% 47,297% 52,027% 83,108% 88,513% 29,054% 66,891% 63,513% 66,216 62,162 64,184 78,378%
% % %
106
Lampiran 6
Instrumen Soal
107
No. Indikator Soal Kunci Jawaban Skor Aspek KPS
Maksimum
nonelektrolit? elektroda (5 poin).
Larutan elektrolit lemah adalah
larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik
dengan buruk maka saat diuji
akan menghasilkan nyala lampu
yang redup atau bahkan mati
dengan sedikit
gelembungelektroda (5 poin).
Larutan nonelektrolit
adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik maka
pada saat diuji lampu tidak akan
nyala dan tidak ada gelembung
(5 poin).
3. Menjelaskan Apa yang menyebabkan suatu senyawa Karena suatu zat terlarut yang 10 poin Menalar
penyebab dapat menghantarkan arus listrik, mengalami disosiasi atau ionisasi
kemampuan jelaskan! menjadi ion-ion yang bermuatan
dan menyebabkan terjadinya
larutan elektrolit
perpindahan arus elektron dan
dapat berperan dalam membuat suatu
menghantarkan larutan dapat menghantarkan
arus listrik arus listrik
(3.8.2)
4. Memprediksikan Perhatikan gambar dibawah ini! 1 = elektrolit kuat (4 poin) 20 poin Menalar
suatu larutan 2 = elektrolit kuat (4 poin)
tertentu ke dalam 3 = nonelektrolit (4 poin)
4 = elektrolit lemah (4 poin)
larutan elektrolit
5 = elektrolit lemah (4 poin)
108
No. Indikator Soal Kunci Jawaban Skor Aspek KPS
Maksimum
& nonelektrolit
berdasarkan daya
hantar listriknya
atau sebaliknya
(3.8.3)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑖𝑛
Penilaian :𝑃𝑜𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100 =
109
110
Lampiran 7
Soal-soal
5. Air laut merupakan larutan elektrolit kuat yang berasal dari alam.
Menurutmu apa penyebabnya? Jelaskan!
111
Lampiran 8
Pedoman wawancara
Judul Penelitian : Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi
Larutan Elektrolit & Nonelektrolit
Lampiran 9
Lampiran 10
DOKUMENTASI PENELITIAN
Siswa menentukan alat dan bahan yang Siswa mengukur volume larutan pada
akan digunakan gelas kimia
Siswa merangkai alat uji bersama Siswa mengamati reaksi yang terjadi
117
Lampiran 11
119
120
121
122
Lampiran 12
123
124
Lampiran 13
125
Lampiran 14
126
Lampiran 15
127
128
129
130
131
132
133